Anda di halaman 1dari 14

TEORI LINGKARAN

SEJARAH
Mei Rosa Damayanti
A312 23 006
A. Logika Teori Lingkaran Sejarah

Pandangan teori ini mengenai proses sejarah berbeda dari teori lain

yang berasal dari evolusionisme. Teori ini mencerminkan pandangan

alternatif mengenai sejarah. Sejarah dilihat sebagai proses berulang,

bukan menurut garis lurus; potensinya adakalanya dapat melemah

dan kembali ke awal proses, bukan berkembang tanpa batas. Jadi

perubahan sosial historis tidak bergerak menurut garis lurus tetapi

melingkar.
B. Variasi-variasi Lingkaran Sejarah

1. Kesamaan antara keadaan sistem yang terulang


Dengan kata lain, proses dikatakan melingkar jika keadaan sistem berurutan,
setelah melalui jangka waktu tertentu,, terulang kembali persis seperti keadaan
sebelumnya (contoh, terbit dan tenggelamnya matahari). Atau proses
berbentuk spiral jika keadaan berurutan pada dasarnya serupa tetapi tidak
persis sama (misalnya, kepadatan di jalan raya di pagi hari, pertumbuhannya
dari tahun ke tahun). Spiral yang meningkat berarti perulangan di tingkat lebih
tinggi secara kuantitatif (kemajuan melingkari). Spiral yang menurun berarti
perulangan di tingkat lebih rendah secara kuantitatif (kemunduran melingkar)..
2. Jangka waktu yang memisahkan kejadian yang terulang

Lamanya proses melingkar bisa panjang atau pendek. Lamanya ini tak bisa

diukur menurut ukuran absolut tetapi berkaitan dengan proses yang

diperhatikan. Dalam biologi, lingkaran hidup kupu-kupu lebih pendek

ketimbang ikan paus. Dalam sosiologi lingkaran kehidupan keluarga sehari-

hari pendek dan lingkaran karier atau pekerjaan adalah panjang.


C. Tokoh-tokoh Linggkaran Sejarah

1. Aristoteles
Aristoteles mengatakan
“Sesuatu yang telah ada adalah sesuatu yang akan ada; sesuatu yang telah
dilakukan adalah sesuatu yang akan dilakukan; dan tak ada sesuatu yang
baru di dunia.”

2. Herodutus (abad ke-5 SM)


Dalam tulisan Herodutus ditemukan penjelasan rinci pertama tentang
lingkaran rezim politik: monarki-tirani-oligarchi-demokrasi-kekuasaan orang
banyak.

3. Polyhius (200-118 SM)


Dalam karya Polyhius terdapat pernyataan serupa dengan Herodutus…
“Semua unit politik berubah melalui lingkaran pertumbuhan yang tak dapat
ditawar-tawar yakni mencapai puncak lalu runtuh”
4. Ibnu Khaldun
Pemikiran Ibnu Khaldun terinspirasi dari kata-kata klise yaitu “…tak ada
sesuatu yang baru di dunia.” Ibnu khaldun melihat keteraturan lingkaran
peradaban menyerupai lingkaran kehidupan organisme (tumbuh-dewasa-
uzur). Begitu juga dengan umur suatu dinasti politik menurutnya sekitar 120
tahun atau tiga generasi.
Setidaknya ada tiga tahap dalam perubahan tersebut yang dapat dikaitkan
dengan lingkaran ikatan sosial:
1) kondisi kehidupan nomaden di padang pasir yang keras menimbulkan
solidaritas kelompok yang sangat kuat.
2) Munculnya kultur kehidupan menetap di lokasi tertentu dan
meningkatnya kemakmuran memperburuk ikatan kelompok dan
memperlemah solidaritaas.
3) Ini menyebabkan hancurnya ikatan sosial, membubarkan kelompok, lalu
diikuti oleh kristalisasi kelompok berdasarkan ikatan sosial baru.
5. Vico (abad pencerahan)

Vico-lah orang pertama yang menyatakan (dalam New Science, 1725) bahwa

kehidupan sosial dan sejarah dapat dikaji secara ilmiah dan keteraturannya dapat

ditemukan. Ini karena masyarakat dan sejarah pada dasarnya adalah produk

manusia. Vico tiba pada kesimpulan bahwa proses sejarah berbentuk spiral yang

menaik. Ini berarti perulangan yang terjadi tidak berulang secara pasti karena

perulangannya mengalami modifikasi ke tingkat yang lebih tinggi yang kemudian

akan memunculkan fenomena baru. Selain itu menurut Vico, mekanisme yang

menyebabkan berulangnya lingkaran sejarah adalah faktor psikologis.


6. Danilevsky (1822-1885 M)
Dalam bukunya Russia and Europe (1890), Danilevsky mengkritik para
sejarawan yang dianggapnya keliru karena menganggap peradaban Barat
(Germano-Romanic) inilah yang tertinggi dan membuat kronologi liniear dari
sejarah (kuno-menengah-modern) yang mencapai puncaknya di dunia Barat
modern. Menurutnya Sejarah terjelma dalam bentuk unit-unit luas berjenis
historio-culture atau peradaban yang berbeda-beda. Dan peradaban Barat
hanyalah salah satu di antara peradaban yang berkembang dalam sejarah.
Dalam kaitannya dengan pemikiran proses melingkar, Danilevsky
menganalisis bahwa ada tiga fase dalam perkembangan lingkaran dari setiap
peradaban besar.
1) Periode kemunculan dan kristalisasi. Periode ini adakalanya agak panjang
dan berakhir ketika peradaban mulai mengambil bentuk nyata.
2) Periode berkembang yakni ketika peradaban mengembangkan potnsi
kreatifnya (sekitar 400-600 tahun).
3) Periode menurunnya kreativitas yang membantu dan akhirnya
meruntuhkan peradaban, menandai berakhirnya lingkaran sejarah.
7. Oswald Spengler (1880-1936 M)
Sama halnya dengan Danilevsky, Spengler berpendapat bahwa tak ada kemajuan
liniear dalam sejarah. Filosof jerman ini berpandangan bahwa setiap peradaban
besar (ada 8 kultur tinggi) mengalami proses kelahiran, pertumbuhan dan
keruntuhan. Proses perputaran ini memakan waktu sekitar seribu tahun.
Pendapatnya ini berdasarkan pada perjalanan sejarah peradaban dan kebudayaan
monumental dari berbagai bangsa di dunia seperti Yunani, Romawi & Mesir
kuno, dan Ia yakin peradaban barat yang diwakili oleh Amerika dan Eropa pada
gilirannya akan runtuh juga. Seperti yang tertulis dalam bukunya The Decline of
The West (Pudarnya Barat).

8. Arnold Toynbee (1889-1975 M)


Teori terluas berdasarkan sejarah peradaban dan lingkaran hidupnya disajikan
Toynbee dalam bukunya The Study of History (1934-1961). Menurutnya, unit
studi sejarah yang tepat adalah peradaban. Toynbee memilih 21 peradaban
sebagai sasaran studinya. Menurutnya peradaban muncul karena dua faktor yang
berkaitan yaitu adanya minoritas kreatif yang selalu merespon tantangan dari
lingkungan dan kondisi lingkungan yang selalu menantang minoritas kreatif.
Sama seperti yang lainnya Toynbee juga menilai bahwa peradaban besar berada
dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.
9. Vilfredo Pareto (1848-1923 M) / Sirkulasi Elite
Pandangan mengenai teori siklus juga dijumpai pada karya Pareto, Sarjana
asal Italia yang menjadi insinyur, politisi, dan professor dalam bidang
ekonomi-politik. Dalam tulisannya mengenai sirkulasi kaum elite (the
circulation of elites), Pareto mengemukakan bahwa dalam tiap masyarakat
terdapat dua lapisan, lapisan bawah atau non-elite dan lapisan atas. Lapisan
atas (kaum aristokrat) terbagi lagi dalam dua kelas: elite yang berkuasa dan
elite yang tidak berkuasa. Menurut Pareto, aristokrasi hanya dapat bertahan
untuk jangka waktu tertentu saja dan akhirnya akan pudar dan digantikan
oleh aristokrasi baru yang berasal dari lapisan bawah. Aristokrasi yang
menempuh segala upaya untuk mempertahankan kekuasaan akhirnya akan
digulingkan melalui gerakan dengan disertai kekerasan atau revolusi.
Sebagaiamana halnya dengan Spengler, maka di sini Pareto pun mengacu
pada pengalaman kaum aristokrat di Yunani dan Romawi kuno dan
sebagainya.
10. Pitirim Sorokin (1889-1968 M) / Irama Perubahan Kultur

Sorokin dalam bukunya Social and Culture Dynamic (1937), menekankan


pada kultur. Ia berpendapat bahwa semua peradaban besar berkembang dalam
siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir; meliputi kebudayaan
ideational, yang ringkasnya didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap
supernatural; kebudayaan idealistis, di mana kepercayaan terhadap unsur
adikodrati dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam
menciptakan masyarakat ideal; dan kebudayaan sensate, di mana sensasi
merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup. Selanjutnya, Ia
beranggapan bahwa peradaban Barat modern telah rapuh dan tidak lama lagi
akan runtuh. Setelah runtuh akan timbul kebudayaan ideational baru.
D. Kritik Terhadap Teori Lingkaran Sejarah

Walaupun gagasan teori lingkaran sejarah ini menarik karena diperkuat oleh
data-data ilmiah yang akurat dan analisis yang terperinci dan komprehensif,
tetapi tampaknya masih ada beberapa kelemahan yang dapat diidentifikasi.
Yaitu :
• Sejauh mana tingkat validitas informasi yang didapat bisa tetap
dipertahankan, mengingat upaya untuk mengidentifikasi, menetapkan
waktu secara tepat, dan membandingkan ribuan gejala yang menunjukkan
perubahan dalam berbagai aspek sosial telah berlangsung ribuan tahun.
Siapa yang dapat menjamin bahwa semua peristiwa itu terekam dengan
baik dan tak ada sedikit catatan apapun yang hilang. Karena itu sebagian
Sosiolog memperkirakan sangat mungkin terjadi rekaan informasi, yang
menyebabkan datanya tidak valid lagi.
• Teori Siklus atau teori lingkaran sejarah juga tidak mampu menjelaskan

mengapa peradaban mengalami perkembangan dan perubahan, dan mengapa

beberapa masyarakat yang berbeda memberikan respons terhadap suatu

tantangan secara berbeda pula.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai