Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kaila Syafira Putri

NIM : 1403622035
Kelas : Pendidikan Sejarah (A)

UTS FILSAFAT SEJARAH

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Filsafat Sejarah beserta pandangan


masing-masing pendapat ilmuwan tersebut!

Jawaban:

Filsafat Sejarah merupakan cabang filsafat khusus sebagaimana Filsafat


Manusia, Filsafat Sosial, Filsafat Bahasa, Filsafat Seni, Filsafat Kebudayaan
dan yang lainnya. Filsafat sejarah terutama meneliti azas-azas paling
fundamental ataupun hakiki dalam proses historik sebagai keseluruhan dalam
keanekaan peristiwa.

Menurut para ahli:

Sartono Kartodirdjo

Menurut guru besar sejarah UGM, Sartono Kartodirdjo, filsafat sejarah adalah
salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan jawaban terhadap
pertanyaan mengenai makna suatu proses peristiwa sejarah. Manusia berbeda,
tidak puas dengan pengetahuan sejarah, dicarinya makna yang menguasai
kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta dan sampai
kepada asal dan tujuannya. Kekuatan apakah yang menggerakkan sejarah ke
arah tujuannya? Bagaimana berakhirnya suatu proses sejarah.

W.H. Wals

Menurut W.H. Wals dalam bukunya An Introduction to Philosophy of History


misalnya, mendefinisikan filsafat sejarah sebagai suatu kajian yang mendalam
mengenai sejarah, sehingga dapat diketahui segala yang berkaitan dengan
sejarah tersebut.

Zainab al-Khudairi
Filsafat Sejarah, yang dikemukakan oleh Zainab al-Khudairi, menyatakan
bahwa filsafat sejarah adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis
secara filosofis untuk mengetahui faktor-faktor essensial yang mengendalikan
perjalanan peristiwa-peristiwa historis itu, untuk kemudian mengikhtisarkan
hukum-hukum umum yang tetap, yang mengarahkan perkembangan berbagai
bangsa dan negara dalam berbagai masa dan generasi.

Murtadha Muthahari

Menurut Murtadha Muthahari, filsafat sejarah (tarikh falsafi), yaitu


pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa
masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang
menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang
menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudnya saja dan filsafat sejarah,
sebagaimana sejarah ilmiah, membahas yang umum, bukan yang khusus.

2. Jelaskan perbedaan antara Filsafat Sejarah Spekulatif (substantif) dan Filsafat


Sejarah Kritis (analitik)!

Jawaban:

Pendekatan dan Tujuan:

• Filsafat Sejarah Spekulatif lebih cenderung pada perenungan filsafati


mengenai sifat-sifat gerak sejarah secara menyeluruh. Ini melibatkan
penelitian tentang struktur-dalam yang mendasari proses sejarah secara
keseluruhan, termasuk pertimbangan metafisika dan pertanyaan tentang
tujuan akhir dari proses sejarah.

• Filsafat Sejarah Kritis, di sisi lain, lebih fokus pada analisis kritis
terhadap sumber, metode, prosedur, dan penjelasan sejarah yang
digunakan oleh para ahli sejarah. Ini melibatkan evaluasi terhadap
kebenaran sumber sejarah, objektivitas interpretasi, dan penyebab-sebab
dari peristiwa sejarah.

Metode Penafsiran:
• Filsafat Sejarah Spekulatif cenderung menggunakan pendekatan
spekulatif untuk menemukan pola, struktur, atau tema dalam sejarah,
sering kali dengan pandangan metafisis. Ini bisa melibatkan pemikiran
tentang motor penggerak sejarah dan tujuan akhir dari proses sejarah.

• Filsafat Sejarah Kritis menggunakan pendekatan analitis untuk


memeriksa secara kritis penjelasan sejarah yang ada, termasuk
penggunaan metode, penafsiran sumber, dan penjelasan penyebab atau
sebab-akibat dari peristiwa sejarah.

Kriteria Kebenaran:

• Filsafat Sejarah Spekulatif cenderung menghadapi tantangan dalam


memastikan kebenaran, karena sering kali berhubungan dengan konsep-
konsep metafisis yang sulit dipastikan secara empiris.

• Filsafat Sejarah Kritis lebih fokus pada validitas dan objektivitas


penjelasan sejarah yang ada, dengan menilai kebenaran sumber,
interpretasi, dan penjelasan penyebab sejarah berdasarkan bukti empiris
dan logika.

3. Jelaskan mengapa diantara para sejarawan dapat terjadi perbedaan dalam


menginterpretasikan suatu peristiwa? Jelaskan dari sudut perspektif Filsafat
Sejarah dan berikan contoh peristiwanya!

Jawaban:

Perbedaan perspektif dalam menginterpretasikan suatu peristiwa bisa


disebabkan dari dua hal, yang pertama adalah perbedaan ideologi, yang kedua
dari perspektif budaya. Hal itu sejalan menurut dengan Sidik & Sulistyana
(2021;20) dimana hermeneutika adalah konsep sebuah proses
penginterpretasikan lambang, teks atau benda, dimana hal ini bersinggungan
dengan sejarah. Menurut Dalimat (2012, dalam Sidik & Sulistyana, 2021:20)
setiap unsur yang dikaji dalam filsafat sejarah bertujuan untuk mengkritisi
setiap peristiwa yang ada baik dalam aspek internal maupun peristiwa eksternal
sejarah. Untuk itu, pastinya akan terdapat perbedaan interpretasi sebab
perbedaan ideologi. Misalnya Revolusi Oktober 1917 di Rusia, jika Karl Marx
menginterpretasikan revolusi, revolusi adalah upaya penyamarataan kelas
masyarakat, sebab Marx berorientasi pada ekonomi, disebabkan pada zaman
Marx hidup, sedang terjadi Perkembangan Industri sehingga berpusat pada
ekonomi. Jika dibadingkan dengan Theda Skocpol, menelisik lebih jauh
mengenai revolusi, Skocpol kecewa sebab Marxis menganggap revolusi sebagai
gerakan kelas yang dimotori oleh kaum proletar (Zulfan, 2021:2166) sebab
Skocpol menganggap bahwa politik adalah sebab revolusi, didominasi oleh
monarki absolut dan tatanan sosial yang berbasis agraris (Skockpol 1991: ix)
sehingga ada rasa rakyat untuk melawan. Dari kedua perbedaan ini, Marx
dengan ekonomi, dan Skocpol berdasarkan politik, karena perbedaan
kebudayaan, Marx di Jerman yang berbentuk Kerajaan sementara Skocpol di
Amerika Serikat yang negara Republik.

4. Jelaskan dua sumber pengetahuan antara apriori dan aposteriori. Jelaskan


masing-masing konsep tersebut dan berikan contoh logik sehari-hari atau suatu
peristiwa tertentu dalam sejarah!

Jawaban:

Apriori adalah konsep dimana pengetahuan didapat secara terpisah dari


pengamatan atau observasi, artinya harus memiliki dasar yang berupa
pemikiran, atau analisis. Sementara aposteriori adalah konsep dimana
pengetahuan didapat secara bersamaan dari pengamatan atau observasi, artinya
harus menggunakan data empiris. Intisari secara sumber dari kedua konsep itu
memiliki perbedaan, misalnya dalam apriori berupa konseptual dan juga
pemikiran, sedangkan aposteriori lebih kearah data yang empiris.

Contoh dalam sehari hari adalah ketika ibu ingin memasak, ibu akan
menggunakan air panas untuk merebus kentang, ibu biasanya tahu air sudah
mendidih sebab ada buih atau ada asap, sedangkan ayah tahu sudah mendidih
saat suhunya diukur sudah sampa 100 derajat celcius. Jika dalam contoh
peristiwa sejarah, misalnya dalam penjelasan Marx mengenai revolusi adalah
bentuk dari penyamarataan kelas sebab ingin melawan ketertindasan dari sisi
ekonomi, dan Skocpol berdasarkan ketertindasan negera yang menjalankan
konsep Monarki Absolut. Jika dilihat misalnya, Revolusi Prancis 1789,
Revolusi Oktober 1917 di Rusia, Revolusi November 1918 di Jerman, adalah
negara yang berbentuk monarki absolut, dan ekonomi hanyalah sedikit pemicu,
sebab ketiga negara ini adalah negara yang dipimpin oleh pemimpin yang ‘tidak
baik’.

5. Jelaskan Filsafat Sejarah menurut Hegel!

Jawaban:

Filsafat sejarah Hegel merupakan perwujudan atau pengejewantahan dari ide


universal menuju pada absolutisme dengan menjelaskan semua yang terjadi
sebagai proses.

Bagi Hegel, sejarah berlaku pada kelompok bukan dalam individu. Searah
berkaitan dengan jiwa manusia dan seluruh budayanya bukan dengan Ilmu dan
tekhnologi seperti yang di jelaskan oleh para pemikir pencerahan. Hegel
mengangap sejarah tidakah bergerak secara lurus terhadap kemajuan, namun ia
bergerak secara dialektis melalui jalan melingkar.

Dalam The Philosophy of History Hegel mengatakan bahwa Esensi dari ruh
adalah kebebasan, maka kebebasan adalah tujuan dari sejarah. Sejarah baginya
merupakan gerak kearah rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Hegel
kemudian merumuskan perkembangan historis ruh, yang terbagi dalam tiga
tahap: Pertama, Timur. Kedua, Yunani dan Romawi dan Ketiga, Jerman. Pada
fase pertama kita akan temui bahwa yang bebas hanyalah satu orang, seperti
yang kita lihat dalam monarki Cina dan Timur Tengah , lalu sejarah bergerak
pada masa Yunani Kuno dan Romawi dimana yang bebas menjadi beberapa
orang sebab masih ada pembedaan antara tuan dan budak maka bentuk yang
sempurna adalah Jerman dimana yang bebas adalah semuanya Pemikiran Hegel
mengarahkan kita pada pemahaman bahwa sejarah merupakan pergerakan
penuh tujuan atas cita-cita Tuhan untuk kemanusiaan. Hegel pun memahami
bahwa sejarah memang merupakan meja pembantaian dimana kesengsaraan,
kematian , ketidakadilan dan kejahatan menjadi bagian dari panggung dunia.
Namun Filsafat sejarah merupakan teodisi atau usaha untuk membenarkan
tuhan dan mensucikan tuhan data tuduhan bahwa tuhan membiarkan kejahatan
berkuasa di dunia. Dia menunjukkan anggapan yang salah tentang sejarah di
sebabkan karena merekan hanya melihat permukaanya saja, tetapi mereka tidak
melihat aspek Laten serta potensial dalam sejarah yaitu jiwa absolut dan esensi
jiwa yaitu kebebasan.

DAFTAR PUSTAKA

Prayogi, Arditya. 2021. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah dalam Kajian Sejarah.
Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah. ISSN: 2623-2065. Vol. 4
No. 1, Hal 4-9.

Sidik, H. & Sulistyana, I., P. (2021). Hermeneutika Sebuah Metode Interpretasi


Dalam Kajian Filsafat Sejarah. Jurnal Agastya, 11(1), 19-34.

Zulfan. (2021). Revolusi Sosial Theda Skocpol Suatu Kajian Metodelogi dan
Historiografi Sejarah. Serambi Akademica: Jurnal Pendidikan, Sains
dan Humaniora, 9(11), 2156-2176.

G.W.F. Hegel, Filsafat Sejarah, terj. Cuk Ababra Wijaya,(Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2001), 65).

Anda mungkin juga menyukai