Anda di halaman 1dari 7

KISI KISI FILSAFAT SEJARAH

1. MEMPELAJARI FILSAFAT SEJARAH MERUPAKAN KEUTAMAAN YANG


HARUS OLEH PARA CALON SEJARAHWAN AKADEMIK. HAL TERSEBUT
DILAKUKAN AGAR DAPAT MEMBERIKAN WAWASAN SEJARAH KEPADA
MASYARAKAT

BERUPA

DIPERTANGGUNG-JAWABKAN

KARYA

SEJARAH

SECARA

ILMIAH.

YANG
JIKA

MAMPU

PERNYATAAN

TERSEBUT ADALAH KEGUNAAN MEMPELAJARI FILSAFAT SEJARAH,


LALU SEBUTKAN DAN JELASKAN FUNGSI ESENSIAL/ esensial /snsial/
a perlu sekali; penting; harus ada DARI MEMPERLAJARI FILSAFAT
SEJARAH !
( BACA BAIK-BAIK PERINTAH SOAL KEGUNAAN BERBEDA DENGAN
FUNGSI )
A. untuk menyelidiki sebabsebab terakhir peristiwa sejarah agar

dapat diungkapkan hakekat dan makna yang terdalam tentang


peristiwa sejarah.
B. Untuk Memberikan jawaban atas pertanyaan kemanakah arah

sejarah serta menyelidiki semua sebab timbulnya perkembangan


segala sesuatu yang ada.
C. Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk

seseorang memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas.


D. Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis

kronologis serta arif dan bijaksana atau wisdom.


E. Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakekat serta

memberi makna dari pada sejarah menyusun suatu pandangan dunia


untuk filsafat sejarah serta pandangan berwawasan nasional untuk
filsafat sejarah nasional Indonesia.
2. FILSAFAT METERIALISME DAN FILSAFAT IDEALISME MEMBERIKAN
PENGERUH

YANG

CUKUP

BESAR

TERHADAP

PERKEMBANGAN

FILSAFAT SEJARAH DAN KARYA ( PENULISAN ) SEJARAH, BERIKAN


MASING-MASING DUA CONTOH TULISAN SEJARAH YANG PERNAH
DITULISKAN OLEH PAKAR SEJARAH YG MENGANDUNG DUA ALIRAN
FILSAFAT

TERSEBUT

DAN

URAIKAN

TERSEBUT DALAM DU PARAGRAF.

MASING-MASING

KARYA

( JAWABAN HARUS ADA 4 KARYA PENULISAN SEJARAH DIWAJIBKAN


MELALUI BUKU YANG DIBAWA SEBELUM UJIAN )

A. Menurut Plato, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat


rohani dan jiwa terletakdi antara gambaran asli(cita) dengan bayanga
dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan
cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini
memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea
sendiri

selalu

tetap

atau

tidak

mengalami

perubahan

serta

penggeseran, yang mengalami gerak tidakdikategorikan idea. Alasan


yang terpenting dari aliran ini ialah manusia menganggap roh atau
sukma

itu

lebih

berharga,

lebih

tinggi

nilainya

dari

materi bagi kehidupan manusia. Roh itu dianggap sebagai hakikat


yang sebenarnya,sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau
penjelmaannya saja.
B. Hegel
menerima penggolongan scheling yaitu idealisme subjektif dan juga
obyektif, tetapi ia mengemukakan filsafatnya tessis-anti tessis Dan
hegel juga mendirikan alur pemikirannya sendiri yang disebut idealis
me absolute sebagai sintesis tertinggi dibandingkan denggan idealisme
subyektif (tesis)dan idealisme obyektif (anti tesis).
C.

3. DALAM

PENULISAN

SEJARAH

SEORANG

SEJARAHWAN

HARUS

MENGGUNAKAN SUMBER, ( DOKUMEN, DATA, LISAN, ARTEFAK, DLL )


GUNA

MENJAGA

IDEPENDENSI

SEORANG

SEJARAHWAN

DAN

MEMBEDAKANNYA, DENGAN PAKAR RUMPUN ILMU LAINNYA. LALU


BAGAIMANA JIKA SEORANG SEJARAHWAN INGIN MENULIS SEJARAH
SATU KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMASUKI MODERN,
AKAN TETAPI BELUM ADA/BELUM BANYAK MENGHASILKAN SUMBERSUMBER SEJARAH BAGAIMANA SEORANG SEJARAHWAN MELEWATI
PERSOALAN TERSEBUT, AGAR KARYA SEJARAHNYA TERHINDAR DARI
STIGMA BERUPA MITOS, FOLKLORE, URBAN LEGEND DLL

( PENJABARAN JAWABAN DISERTAKAN JUGA DENGAN MENGGUNAKAN


CONTOH KONGKRIT MASYARAKAT YANG DIMAKSUD AGAR MAMPU
DITAFSIRKAN/DIBAYANGKAN KESULITAN TERSEBUT ).

No. 1 Filsafat Sejarah dan Sejarah Filsafat


Istilah Filsafat Sejarah
Bahan yang dibahas dalam buku ini kadang-kadang disebut filsafat sejarah,
kadang-kadang teori sejarah. Dinegara Belanda biasanya dipergunakan istilah
pertama, sedangkan di Inggris, Jerman, dan Francis dipakai padanan istilah
sejarah filsafat. Hanya di Jerman istilahtheoretische Geschichte atau theorie
der geschichtswissenschaft agak disukai juga.
Seyogyanya kita menyesuaikan diri pada logat ilmiah internasional, lalu
melepaskan pemakaian istilah teori sejarah atau sejarah teoretis, karena
pemakaian istilah ini dapat menimbulkan salah paham. Pada tahun 1931 pun
istilah teori sejarah sudah diperkenalkan oleh Kuypres Dosen Filsafat di
Universitas Utrecht, tetapi isltilah ini baru umum diketahui oleh karya ahli
sejarah di Universitas di Amsterdams yaitu oleh Prof. J.M Romein (18931962). Ia membedakan sejarah teoritis atau teori sejarah dari filsafat sejarah,
dengan menberi tempat pada teori sejarah antara filsafat sejarah dalam arti
yang asli dan pengkajian sejarah sendiri. oleh Romein sejarah diberi tugas
untuk menyajikan teori-teori dan konsep-konsep yang memungkinkan
seseorang ahli sejarah mengadakan integfrasi terhadap semua pandangan
fragmentaris mengenai masa silam yang mengembangkan oleh macam-macam
specialisasi didalam ilmu sejarah. Adapun tugas teori sejarah ialah menyusun
kembali kepingan-kepingan mengenai masa silam sehingga kita dapat
mengenal kembali wajahnya. Gambaran mengenai revolusi nasional misalnya,
dipotong-potong, didekati dari sudut meliter, politik, sosek, lalu dapat di
integrasikan dalam satu sintesa.
Tak seorangpun membantah kesahihan usaha Romein itu. Rupanya dalam
pengkajian ilmu sejarah masa kini analisa menang terhadap sintesa. Tetapi
dapat disangsikan apakah cita-cita Romein juga sungguh dapat dilaksanakan
andaikata teori sejarah seprti yang dibayangkan oleh Romein sungguh dapat
dilaksanakan, maka seharusnya bidang teori sejarah dapat ditentukan garis
perbatasannya. Dengan filsafat sejarah disatu pihak dan pengkajian sejarah
dilain pihak. Romein sendiri tidak berhasil menarik garis perbatasan tersebut.
Masalah-masalah yang menurut pendapat dia termasuk bidang teori sejarah
ternyata merupakan masalah filsafat sejarah atau masalah pengkajian sejarah.
Usaha-usaha di kemudian hari untuk memberi konsep pada teori sejarah tidak
berhasil juga, sehingga cukup alasan bagi dugaan, bahwa teori sejarah seperti
dibayagkan oleh Romein tidak mempunyai hak hidup karena tidak dapat
mandiri. Rupanya tak ada suatu cabang ilmu yang dapat dinamakan teori

sejarah atau sejarah teoritis. Maka dari itu, lebih baik kita melepaskan kedua
konsep tersebut dan hanya mempertahankan istilah filsafat sejarah.
( Ankersmit, 1987: 1-4).

Filsafat Sejarah
Kajian ilmu sejarah mengkaji masalah waktu dan peristiwa. Jadi filsafat
sejarah adalah ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan
segala peristiwa sejarah. Jelasnya, filsafat sejarah adalah salah satu bagian
filsafat yang ingin menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa, serta
ingin memberikan jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah.
Filsafat sejarah berusa mencari penjelasan serta berusaha masuk kedalam dan
pikiran cita-cita manusia sendiri dan memberikan keterangan tentang
bagaimana munculnya suatu Negara, bagaimana proses perkembangan
kebudayaannya samapai mencapai puncak kejayaannya dan akhirnya
mengalami kemunduran seperti perna dialami oleh Negara-negara atas pada
zaman yang lalu disertai peran pemimpin terkenal sebagai subjek pembuat
sejarah pada zamannya (Tamburaka, 1999: 130).
Menurut Prof. Sartono Kartodirdjo filsafat sejarah adalah salah satu bagian
filsafat yang berusaha memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai
makna suatu proses pristiwa sejarah. Manusia berbuda tidak puas dengan
pengetahuan sejarah, dicarinya makna yang menguasai kejadian-kejadian
sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta dan sampai kepada asal dan
tujuannya. Kekuatan apakah yang menggerakkan sejarah kearah tujuannya?
Bagaimana terakhirnya situ proses sejarah? (Sartono Kartodirdjo 1990: 79-79).
Sedangkan menurut Dr. Zaenab Al Kudari mengemukakan bahwa fisafat
sejarah merupakan suatu tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa histories
dengan tujuan untuk mengetahui fakta-fakta esensial yang mengendalikan
perjalanan peristiwa sejarah.
Kedudukan dan status filsafat sejarah merupakan cabang dari filsafat yang
berhubungan dengan sejarah sebagai ilmu ( yang mempunyai sistematika).
Dalam sistematika tersebut tidak ada yang namanya filsafat sejarah maka
lebih tepatnya sebagai anak cabang atau ranting dari ilmu sejarah.
Kalau diatas dijelaskan bahwa filsafat sejarah merupakan cabang dari filsafat
yang berhubungan dengan sejarah sebagai ilmu, tentunya jangan sampai
dilupakan dan perlu saya ingatkan kembali bahwa ilmu sejarah mempunyai
tiga konsep dasar sejarah diantaranya adalah:

a) Sejarah sebagai peristiwa, adalah peristiwa yang benar-benar terjadi pada


masa lampau.
b) Sejarah sebagai kisah atau cerita, adalah kisah atau cerita tentang
peristiwa sejarah. Dan
c) Sejarah sebagai ilmu adalah suatu disiplin ilmu atau cabang pengetahuan
yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan menegnai masa
lampau dalm kehidupan masyarakat.
Istilah ilmu merupakan pengetahuan disini antara lain: 1. didapat dengan
metode tertentu dan dihubungkan secara sistematis, 2. berisi generalisasigeneralisasi (kebenaran umum). 3. memungkinkan membuat prediksiprediksi/ramalan ilmiah dan dapat mengendalikan fenomena di depan dan 4.
objektif, dalam pengertian setiap peneliti harus menerima kebenaran itu bila
ditunjukkan bukti-bukti kepadanya apaun selera dan latar dirinya.
Sedangakan kedudukan atau status filsafat sejarah dijelaskan pula oleh The
Liang Bie filsafat sejarah sebagai anak cabang filsafat yaitu filsafat khusus
adalah suatu cabanng filsafat yang mengkaji bidang-bidang khusus. Misalnya
spesifik dari pengalaman / kegiatan hidup manusia. Filsafat khusus disini
terdiri dari : filsafat kebudayaan, filsafat seni, filsafat politik, filsafat
pendidikan dan filsafat sejarah.
Menurut S. Tulman , filsafat merupakan sebuah anak cabang atau anak ranting
dari sejarah ilmu. Filsafat ilmu yang dimaksud disini antara lain: ontology
( hakekat pengetahuan), Epistimologi ( cara memperoleh pengetahuan),
oksiologi ( manfaat ilmu pengetahuan ).
Manfaat Sejarah Filsafat dan Filsafat Sejarah
Manfaat mempelajari dapat mengetahui sejarah filsafat akan memperoleh nilai
tambah , yaitu sebagai berikut :
1. pemikiran dari setiap zaman berakar pada masa lampau, dengan demikian
pemikiran ini hanya dapat dipahami dengan suatu lampiran perkembangan
sejarah ( The Liang Bie, 1977:117).
2. dengan mempelajari sejarah filsafat, seorang seseorang akan lebih arif dan
bijaksana dalam memandang dunia yang selalu bertentangan ini karena dalam
memiliki Vision atau cara pandang yang lebih luas dan jauh kedepan.
3. karena setiap orang yang berfikir saecara sungguh sungguh tidak dapat
menghindarkan diri dari filsafat. Ia mampu berfikir secara reflektif sebagai
salah satu metode paling baik dalam belajar ilmu filsafat, dapat memilki
kemampuan secara intelektual, sistematis dan analisis serta menarik
kesimpulan secara kronologis
4. ahli filsafat memberikan pertimbangan untuk menjadi seorang sejarawan
yang ulung, tidak mutlak perlu memiliki pengetahuan filsafat sejarah. Karena

banyak sejarawan ulung tak pernah menekuni masalah-masalah filsafat


sejarah. Tetapi yang ditawarkan oleh seorang ahli filsafat bagi sejarawan adalah
dapat mempertajam kepekaan kritis seoran peneliti sejarah. Setiap orang
mungkin merasa kecewa dan bertanya lalu apa manfaatnya penelitian seperti
dilakukan oleh filsafat sejarah. Bila seorang filsuf sejarah tidak dapat
memberikan sumbangan pikiran yang membantu seorang ahli sejarah agar
dapat melangkah dari bahan sumber-sumber sejarah menuju sebuah monografi,
dan
5. dengan dilatarbelakangi filsafat sejarah seorang peneliti sejarah lebih
mampu mengadakan suatu penilaian pribadi menganai keadaan pengkajian
sejarah pada suatu saat tertentu. Bahkan sekedar pangetahuan mengenai filsafat
sejarah mutlak perlu,agar dapat mengapresiasi pengkajian sejarah masa kini
dengan memuaskan. Dalam pemgkajian sejarah terdapat banyak aliran yang
oleh pendukungnya masing-masing diiklankan dengan ramai, sehungga perlu
diadakan suatu pilihan. Disini pun pengetahuan mengenai filsafat sejarah ada
manfaatnya.setiap ahli sejarah yang dengan sungguh-sungguh menekuni
profesinya, mau tidak mau menganut beberapa pemdapat yang berakar pada
filsafat sejarah.
6. para peneliti sejarah sendiri, kalau hanya mengandalkan intuisinya,
kadang-kadang sampai pada kesimpulan-kesimpulan mengenai bidang
penelitianya yang sukar dapat di pertahankan
7. filsafat sejarah tidak mengajarkan bagaimana pengkajian sejarah harus
dilakukan. Akan tetapi, filsafat sejarah dapat menawarkan pengertian mengenai
untung ruginya berbagai pendekatan terhadap masa silam dan menjadikan kita
waspada terhadap pendapat-pendapat keliru mengenai tugas dan tujuan
pengkajian sejarah.

Tujuan filsafat sejarah


diatas telah dijelaskan bahwa filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat
yang ingin menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa serta ingin
memberikan jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah.
Walaupun batasan/ pengertian filsafat sejarah agak luas namun sudah menjadi
ciri manusia yang berfikir bahwa ia hendak menyusun pengetahuannya
sedemikian rupa, sehingga pengetahuan itu dapat tercakup oleh satu atau dua
asas pokok yang prinsip.
Demikian pula halnya disini, dalam usaha merumuskan tujuan filsafat sejarah.
Hal ini sangat penting karena dalam rangka studi untuk mendalami filsafat
sejarah perlu diketahui apa sebenarnya tujuan utamanya? Dibawah ini akan
diberikan gambaran secara detail, yaitu:
a. untuk menyelidiki sebabsebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat
diungkapkan hakekat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejarah.

b. Untuk Memberikan jawaban atas pertanyaan kemanakah arah sejarah


serta menyelidiki semua sebab timbulnya perkembangan segala sesuatu yang
ada.
c. Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk
seseorang memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas.
d. Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis
kronologis serta arif dan bijaksana atau wisdom.
e. Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakekat serta
menberi makna dari pada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk
filsafat sejarah serta pandangan berwawasan nasional untuk filsafat sejarah
nasional Indonesia

Ruang lingkup Sejarah Filsafat


Perkembangan ruang pemikiran filsafat mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan alam sekitar dan lingkungan. Ruang lingkup sejarah filsafat antara
lain:
1.

Sitem sistem filsafat

2. filsafat timur yang meliputi : filsafat India, filsafat Tiongkok ( Cina ),


filsafat islam dan filsafat Indonesia
3. filsafat barat yang meliputi filsafat: filsafat zaman yunani kuno, filsafat
skolastik dan zaman patriotic, filsafat zaman modern dan filsafat sekarang ini.
Disamping itu, akan diberikan penafsiran secara kritis hasil-hasil pemikiran
para filsuf terhadap persoalan-persoalan filsafat dari pada perkembangan
filsafat. Apalagi kita semua ketahui bahwa filsafat itu merupakan induk? Ibu
dari semua ilmu pemngetahuan sebelum ilmu-ilmu itu dimiliki dan
memisahkan diri dari filsafat untuk menjadi ilmu yang berdiri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai