Anda di halaman 1dari 5

S2PG (SMART SIMULATION OF PARLIAMENT GAME) SEBAGAI WUJUD

TRANSPARANSI PARLEMEN BERBASIS PLAYING CONTENT DALAM


MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI RANAH PARLEMEN
MODERN
Parlemen modern adalah warna baru di dunia percaturan politik di Indonesia.
Konsep parlemen yang muncul sebagai akibat dari arus globalisasi yang semakin
berkembang ini, mau tidak mau membuat Indonesia harus menjawab tantangan zaman.
Sebagai lembaga legislatif pemangku mandat rakyat, menjaga kepercayaan rakyat tentu
amatlah penting. DPR RI periode 2014-2019 mengembangkan konsep parlemen modern
sebagai strategi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada DPR. Konsep ini
bertujuan agar DPR dapat menjadi lembaga perwakilan yang modern serta dapat
berkinerja lebih baik melalui visi transparansi dan peningkatan partisipasi publik (Sanur,
2015: 306). Demi terlaksananya kedua visi tersebut, DPR RI membuat beberapa
regulasi yang mengatur agar aspirasi dari masyarakat dapat tersampaikan dan
ditindaklanjuti dengan semestinya. Peraturan tersebut ialah Peraturan DPR RI No. 1
Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang merujuk kepada amanat
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta
Pedoman Umum Pengelolaan Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Keputusan BURT Nomor: 08/BURT/DPR RI/I/2010-2011
tentang Penetapan Pedoman Umum Pengelolaan Aspirasi dan pengaduan Masyarakat
DPR RI (Sanur, 2015: 306). Hal ini menunjukkan bahwa DPR telah bersedia untuk
menjadi lembaga perwakilan yang lebih transparan terhadap masyarakat.
DPR memiliki tiga fungsi sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 20A ayat 1
UUD 1945, antara lain: (1) Fungsi legislasi, yaitu DPR mempunyai wewenang untuk
membuat undang-undang bersama-sama dengan Presiden, (2) Fungsi anggaran
(budget), yaitu kewenangan DPR untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang diajukan oleh pemerintah (Presiden), (3) Fungsi pengawasan
(kontrol), yaitu DPR mempunyai fungsi untuk menjalankan pengawasan terhadap
pemerintah dalam menjalankan pemerintahan (Sanur, 2015: 309). Namun, pada
praktiknya ternyata masih di bawah harapan masyarakat. Masyarakat memiliki tingkat
kepuasan yang masih rendah terhadap kinerja DPR dalam melaksanakan fungsinya.
Hasil survei Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) pada tahun 2013

1
yang dilakukan di 34 provinsi mengenai kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan
fungsi DPR menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak merasa tidak puas terhadap
kinerja DPR (Lestari dkk, 2015: 178-179).

Sumber: Lestari dkk (2015): 179


Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja DPR dalam menjalankan tugas dan
fungsinya tersebut berakibat pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
parlemen. Kinerja DPR dianggap masih belum memenuhi harapan masyarakat.
Menurunnya kepercayaan publik terhadap DPR kemudian berdampak langsung
terhadap munculnya beberapa ancaman. Pertama, pencitraan yang negatif oleh media
(Renstra DPR 2015-2019: 21). Seperti yang kita ketahui, media seringkali menyoroti
berita buruk mengenai DPR. Bahkan mereka cenderung membesar-besarkan berita
tersebut. Media justru kurang memperhatikan berita-berita mengenai prestasi DPR
sebagai lembaga pemerintahan. Secara tidak langsung hal ini mampu membawa
paradigma masyarakat ke arah yang negatif mengenai DPR yang akan berakibat pada
menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap DPR. Kedua, sinisme publik (Renstra
DPR 2015-2019: 21). Tidak terpenuhinya aspirasi masyarakat merupakan salah satu
pemicu munculnya sinisme publik. Kinerja DPR dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dianggap belum memenuhi harapan masyarakat. Hal ini kemudian membuat
pandangan masyarakat cenderung sinis terhadap langkah-langkah baru yang ditempuh
DPR yang sebenarnya dilakukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Ketiga, resistensi publik (Renstra DPR 2015-2019: 22). Tidak jarang pandangan sinisme
masyarakat terhadap DPR mendorong terjadinya resistensi publik. Bentuk resistensi
publik dapat berupa demonstrasi maupun kontroversi di media massa. Ketiga ancaman
yang saling berkaitan tersebut tentu tidak dapat dianggap sepele. Apabila dibiarkan,
ketiga ancaman tersebut akan berdampak negatif terhadap kelangsungan lembaga
parlemen di Indonesia. Oleh karena itu, DPR yang notabennya merupakan pengampu
amanat rakyat diharapkan dapat memberikan kinerja terbaiknya sehingga mendapatkan

2
kepercayaan penuh dari masyarakat. Sesuai dengan visi DPR RI yang menjadai acuan
dalam penyiapan Rencana Strategis 2015-2019, yaitu “Terwujudnya DPR RI sebagai
lembaga yang modern, berwibawa, dan kredibel”. Lembaga perwakilan yang modern
mempunyai makna bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya, DPR RI
menginginkan adanya transparansi yang didukung oleh teknologi informasi dan
pembukaan ruang partisipasi publik serta mempertangungjawabkan kinerjanya terhadap
rakyat. Lembaga perwakilan yang berwibawa mempunyai makna bahwa DPR RI
menginginkan perilaku yang berpengaruh positif terhadap semua pihak dan disegani,
baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan demikian, DPR RI diharapkan dapat
menjadi pusat pembelajaran dan pengetahuan serta menjadi center point demokrasi bagi
bangsa Indonesia. Lembaga perwakilan yang kredibel mempunyai makna bahwa dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga perwakilan rakyat, DPR RI
mengedepankan kualitas yang didukung dengan kapabilitas sehingga akan
menimbulkan kepercayaan dari masyarakat sebagai pihak yang direpresentasikan
(Renstra DPR RI 2015-2019: 24-24).
Parlemen modern merupakan sebuah strategi yang relevan yang dapat ditempuh
untuk mewujudkan visi tersebut terutama dalam hal meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap DPR. Keberadaan teknologi informasi yang semakin memadai
harus benar-benar dimanfaatkan secara cerdas demi kelangsungan pengimplementasian
parlemen modern. Menurut Hansard Society, penggunaan teknologi dan adanya kerja
sama dengan media memudahkan parlemen dalam memberikan akses informasi dan
mengedukasi publik (Sanur, 2015: 308). Untuk itu, dipelukan sebuah media yang dapat
menjangkau masyarakat sebagai akses informasi yang aktual, tepat, lengkap, dan
berasal dari sumbernya langsung
S2PG (Smart Simulation of Parliament Game) merupakan sebuah game yang
dirancang dengan konsep parlemen seperti di dunia nyata. Dalam game ini, seolah-olah
mayarakat menjalankan peran sebagai dewan parlemen yang menjalankan tugas dan
fungsi dengan semestinya. Konsepnya yang merupakan hasil adaptasi dari situasi nyata
diharapkan mampu memberikan gambaran konkret kepada masyarakat mengenai seluk
beluk dunia parlemen. Game ini terdiri atas 3 bagian yang berkaitan dengan fungsi
DPR-RI, yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Pemain dapat
memilih salah satu dari ketiganya untuk mulai bermain. Memasuki masing-masing

3
fungsi, pemain akan mulai melaksanakan perannya sebagai seoarang anggota dewan
sesuai dengan fungsi yang dijalankan. Melalui game ini masyarakat dapat mengetahui
apa yang dilakukan para wakilnya di DPR. Pemain akan melakukan simulasi bagaimana
anggota DPR memperjuangkan aspirasi rakyatnya. Pemain akan menghadapi berbagai
tantangan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di parlemen
sehingga masyarakat akan benar-benar dibawa ke dalam situasi parlemen yang
sebenarnya.
Game yang dibuat dengan mekanisme sederhana serta mudah dimainkan ini
secara tidak langsung dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi
mengenai kinerja DPR. Di samping itu, game ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai peran dan fungsi DPR RI serta mendapatkan
kemudahan dalam mengawasi DPR RI. Oleh karena itu, keberadaan game dengan
konsep simulasi parlemen ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat mengenai situasi di parlemen sehingga mampu meningkatkan kepercayaan
publik terhadap parlemen dan masyarakat akan lebih mendukung kebijakan yang
dihasilkan oleh parlemen karena keterlibatannya.
Game juga ini dilengkapi dengan rating dan kolom komentar yang berfungsi
sebagai wadah bagi masyarakat untuk menilai kinerja parlemen sekaligus menyalurkan
aspirasinya. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi parlemen untuk
meningkatkan kualitas kinerjanya sebagai wakil rakyat serta menampung sekaligus
menindaklanjuti aspirasi rakyat. Di samping itu, diharapkan masyarakat mendapat
tanggapan langsung dari DPR sehingga terjadi timbal balik atau komunikasi dua arah
antara masyarakat dengan parlemen. Dengan demikian, transparansi perlemen dapat
terwujud dan berdampak positif bagi kemajuan parlemen di Indonesia.
Realisasi parlemen modern merupakan sebuah jawaban dari Indonesia terhadap
tantangan zaman. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, parlemen tidak terlepas dari
perananan teknologi informasi untuk menjangkau masyarakat. Teknologi informasi
memiliki andil yang penting sebagai perantara bagi parlemen dan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi informasi secara cerdas dan tepat guna mampu meningkatkan
kepercayaan publik terhadap parlemen dalam peranannya sebagai wakil rakyat. Dengan
demikian, visi transparansi dan peningkatan partisipasi publik oleh parlemen dapat
terlaksana dengan baik.

4
DAFTAR PUSTAKA
SANUR, DEBORA. 2015. Urgensi Membangun Parlemen Modern. Pusat Pengkajian
Pengolahan Data dan Informasi, Jakarta. 20: 305-316
DPR RI. 2015. Rencana Strategis Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2015-
2019. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta: 1-83
LESTARI, R. S., RIZAL SYARIEF, M. JOKO AFFANDI. 2015. Rancang Bangun
Standar Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Jurnal
Manajemen dan Organisasi, Institut Pertanian Bogor. 6 (3): 177-191

Anda mungkin juga menyukai