Sejarah adalah mempelajari pengalaman masa lalu untuk dijadikan pelajaran untuk masa depan agar kita tidak
jatuh kedalam kesalahan yang sama pada masa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran. Dia dirawat, dilatih, dijaga, dan dididik oleh orang tua, keluarga dan
masyarakatnya menuju tingkat kematangan, sampai kemudian terbentuk potensi kemandirian
dalam mengelola kelangsungan hidupnya.
Karena manusia pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan, manusia semakin
menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Di dalam keonteks pendidikan,
manusia adalah makhluk yang selalu mencoba memerankan diri sebagai subjek dan objek.
Sebagai subjek, selalu berusaha mendidik dirinya (sebagai objek) untuk perbaikan
perilakunya.
Jelaslah bahwa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik
pendidikan yang berlangsung secara alami oleh orang tua atau masyarakat terlebih
pendidikan tersistem yang diselenggarakan oleh sekolah. Jadi kesimpulannya adalah manusia
memiliki beberapa potensi yang ada pada dirinya, yaitu potensi intelektual, rasa. karsa, karya
dan religi yang bisa dan akan ditumbuh dan kembangkan melalui proses pendidikan yang
baik dan terarah.
Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melalui
pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol
serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian
manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan
tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai hubungan manusia dengan pendidikan itu sendiri
Hampir semua orang dikenali pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak
menerima pendidikan dari orang tuanya, dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitupula di sekolah dan perguruan
tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh dosen dan para guru. Pendidikan adalah khas
milik dan alat manusia. Tidak ada mahluk lain yang membutuhkan pendidikan.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sestematik-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta mengindahkan sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas
tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Kajian
berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang
pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas
pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang
dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. Sehingga akan memberikan
perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek konseptual maupun
operasional tentang landasan dan asas pendidikan tersebut selalu diarahkan pula pada upaya
dan permasalahan penerapannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apa itu manusia dan pendidikan ?
2. Apa sajakah landasan ilmiah dan implikasinya ?
3. Apa itu arti dari keharusan akan pendidikan ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu manusia dan pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa sajakah landasan ilmiah dan implikasinya.
3. Untuk mengetahui apa itu keharusan akan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Antropologi Biologis/Fisik
Antropologi adalah studi tentang asal-usul, perkembangan, karakteristik jenis (spesies)
manusia atau studi tentang ras manusia. Antroplogi ilmiah mencakup: antropologi biologis,
antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistic. Antropologi biologi sering disebut
antropologi fisik, yaitu studi tentang fosil dan kehidupan manusia sebagai organism biologis.
(Beals, 1997: 1)
Karekteristik dari antropologi biologis bahwa manusia adalah Homo Sapiens yang
merupakan puncak evolusi organik dari makhluk hidup. Manusia memiliki cirri khas
diantaranya: berjalan tegak, mempunyai otak yang besar dan kompleks, hewan yang
tergeneralisasi atau dapat hidup dalam berbagai lingkungan, serta memiliki perode kehamilan
yang panjang dan anak lahir tak berdaya. Adapun kedudukannya dalam klasifikasi makhluk
hidup sebagai berikut:
a. Dunia: binatang
b. Phylum: chordota
c. Kelas: mamalia
d. Orde: primate
e. Famili: hominidae
f. Genus: homo
g. Spesies: sapiens
Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan yaitu berupa lahir dan berkembangnya
antropologi pendidikan. Sedangkan implikasi dalam praktek pendidikan bahwa konsep-
konsep antropologi biologi landasan pendidikan (landasan antropologis pendidikan) berupa:
a. Adanya keharusan dan kemungkinan pendidikan
b. Adanya keragaman praktek pendidikan, baik dalam sejarah manusia maupun dalam bentuk
praktek pendidikan dalam suatu zaman.
2. Antropologi Budaya
Batasan dalam antropolgi sosial budaya adalah mempergunakan teknik-teknik riset
historis, observasi, wawancara dalam studio rang yang hidup sekarang. Antropologi budaya
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Manusia adalah organisme sosiobudaya.
b. Komponen utama budaya yaitu adanya sebuah kelompok/masyarakat, sebuah lingkungan
dalam kelompok/masyarakat, sebuah budaya material, sebuah tradisi budaya dan kegiatan-
kegiatan serta perilaku manusia.
c. Karakteristik utama budaya yaitu tingkah laku kultural dipelajari, tingkah laku kultural
terorganisasi dalam pola-pola tingkah laku, pola-pola budaya diajarkan orang dan
berlangsung dari satu generasi ke generasi lainnya, budaya mempunyai aspek material dan
non material, budaya tersebar secara seragam oleh anggota masyarakat, tingkah laku kultural
menjadi sebuah cara hidup serta budaya terus menerus berubah.
Implikasi dalam praktek pendidikan bahwa konsep antropologi sosial budaya menjadi
landasan pendidikan (landasan antropologis pendidikan) berupa keharusan dan kemungkinan
pendidikan; keragaman kegiatan pendidikan berdasarkan sistem budaya, kesatuan budaya
regional dan kelompok subkultural. Sedangkan implikasi dalam pengembangan teori
pendidikan berupa lahir dan berkembanganya antropologi pendidikan yang dipelopori Frans
Boa dan Margareth Mead serta adanya kebutuhan antropologi filsafat anak.
3. Psikologi
Psikologi adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam
keseluruhan ruang hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita, dari masa kanak-kanak
sampai dewasa serta masa tua (Woordward & Marquis, 1955:3). Menurut pandangan
psikologis, karakteristik individu yang belajar yaitu: unik, banyak kesamaan daripada
perbedaannya, mempunyai berbagai diri, sebuah organism total, mempunyai kesiapan
bertindak, mempunyai tugas-tugas perkembangan, mempunyai berbagai kebutuhan,
mempunyai kecenderungan umum dalam bertingkah laku, mempunyai tujuan khusus dan
merupakan motivator dirinya sendiri.
Implikasi psikologi dalam parktek pendidikan berupa landasan psikologis pendidikan
yaitu konsep-konsep psikologis tentang individu yang menjadi dasar pelaksanaan proses
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, adanya pandangan bahwa pendidikan = individualisasi
atau proses pengembangan individu.
Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan yaitu lahir dan berkembangnya
psikologi pendidikan yang dipelopori oleh Thorndike. Serta lahir dan berkembangnya aliran
pembaharuan pendidika yang disebut developmentalisme oleh Pestalozzi, Herbart dan
Froebel.
4. Sosiologi
Sosiologi dalah studi tentang struktur sosial (Reading:1977:195). Sosiologi
mengemukakan tentang karakteristik masyarakat, bahwa manusia adalah animal sociale
(binatang yang hidup bermasyarakat). Reading menyatakan bahwa masyarakat adalah sebuah
kelompok dengan suatu budaya yang terorganisasi untuk memberikan kepuasan bagi
kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan semua orang, dalam arti sempit adalah
struktur sosial.
Ginsberg mengemukakan komponen-komponen masyarakat yaitu morfologi sosial,
control sosial, proses sosial dan patologi sosial. Sedangkan Broom dan Selznick
mengemukakan komponen masyakarakat terdiri dari organisasi sosial, budaya, sosialisasi,
kelompok-kelompok primer, stratifikasi sosial, asosiasi (perkumpulan), tingkah laku kolektif,
penduduk dan ekologi.
Implikasi dalam praktek pendidikan berupa landasan sosiologis pendidikan yaitu konsep-
konsep sosiologi tentang manusia menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan. Kemudian
masyarakat sebagai ekologi pendidikan dan terakhir, pendidikan = sosialisasi (proses menjadi
anggota masyarakat yang diharapkan).
Sedangkan implikasi dalam pengembangan teori pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Mendorong lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan yang dipelopori oleh Henry
Suzzalo
b. Mendorong lahir dan berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan
c. Mendorong lahir dan berkembangnya aliran sosiologisme pendidikan atau sociological
tendency in education yang lebih menekankan konsep pendidikan pada proses sosialisasi
daripada individualisasi.
5. Politika
Politika adalah studi tentang pemerintahan negara. Manusia hakikatnya sebagai animal
poiticon (Aristoteles) atau binatang yang hidup berpolitik. Bidang ilmu politik meliputi: teori
politik, lembaga-lembaga politik, partai-partai politik, kelompok-kelompok politik dan
pendapat umum serta hubungan internasional.
Implikasi politika dalam praktek pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Konsep politika sebagai landasan political pendidikan atau menjadi dasar
penyelenggaraan pengelolaan pendidikan makro nasional.
b. Terjalinnya kerja sama internasional dalam bidang pendidikan
c. Pendidikan = civilisasi (proses menjadi warga negara yang diharapkan)
d. Pendidikan kewarganegaraan mempunyai kedudukan dan peranan yang penting
e. Pendidikan politik.
Kesimpulan
Manusia merupakan subyek pendidikan, tetapi juga sekaligus menjadi objek
pendidikan itu sendiri. Pedagogik tanpa ilmu jiwa, sama dengan praktek tanpa teori.
Pendidikan tanpa mengerti manusia, berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk
apa, bagaimana, dan mengapa manusia dididik. Tanpa mengerti atas manusia, baik
sifat-sifat individualitasnya yang unik, maupun potensi-potensi yang justru akan
dibina, pendidikan akan salah arah. Bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan
akan merusak kodrat manusia. Apabila digunakan secara negative.