Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KLIPING

“SENI MUSIK DAERAH/TRADISIONAL”

OLEH:

NAMA : ANISYA RISMALA

KELAS : X TKJ 2

SMK NEGERI 2 KISARAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta ini,
diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki sifat turun-temurun secara
tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang turun
temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik ini sering
disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena musik
tradisional yang ada di Indonesia merupakan hasil karya cipta setiap suku bangsa (Batak,
Dayak, Mentawai, Papua, Riau, Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya) yang hidup di bumi ini.
Maka banyaknya jenis musik yang ada di tentukan oleh jumlah suku bangsa Indonesia yang
cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa yang hidup di Indonesia memiliki jenis musik
yang berbeda dengan musik yang berkembang pada suku-suku bangsa lainnya di Negeri ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik tradisional adalah merupakan kekayaan dan
cirri khas dari masyarakat suku dan daerah pemiliknya.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik
modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis musik yang
muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional
bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih bersifat
sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.  Hampir setiap daerah di wilayah
nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta peralatan yang
berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih sederhana dan kental
dengan unsur kedaerahannya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Jelaskan pengertian dan fungsi dari musik tradisional ?
b. Sebutkan Unsur dan elemen dalam musik tradisional?
c. Sebutkan karya-karya musik tradisional ?
d. Sebutkan keunikan dan karakteristik musik tradisional ?
e. sebutkan alat-alat musik tradisional ?
f. Bagaimana sejarah musik tradisional di nusantara?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar para pembaca makalah ini
bisa lebih mengerti Musik tradisional dan berharap banyak bisa menjaga kekayaan seni musik
tanah air.

1.4.Manfaat Penulisan
a. Agar bisa mengerti pengertian dan fungsi dari musik tradisional.
b. Supaya bisa mengerti Unsur dan elemen dalam musik tradisional.
c. Untuk mengetahui apa saja karya-karya musik tradisional.
d. Agar bisa mengetahui keunikan dan karakteristik musik tradisional.
e. Bisa mengenal alat-alat musik tradisional.
f. Bisa mengetahui bagaimana sejarah musik tradisional di nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi Musik Tradisional


a. Pengertian Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu berasal.
Contoh di Indonesia adalah musik gamelan. Musik tradisional disebut juga musik daerah,
yaitu merupakan jenis musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-
menurun.
b. Fungsi Musik Tradisional
1). Fungsi Individual
Melalui musik seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gejolak jiwa,
perasaan, atau kegalauan yang terpendam dalam dirinya. Melalui syair lagu yang diubahnya,
seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang ada dilingkungannya, serta
dapat pula mengungkapkan rasa cinta dan kekagumannya terhadap sesame manusia, alam,
dan sang pencipta. Jadi seni apapun termasuk seni musik yang dapat dipakai sebagai media
ekspresi yang dapat membaerikan kepuasan batin bagi pencipanya.
2).  Fungsi Sosial
Musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Hal itu dapat kita
saksikan dimana musik sering diperdengarkan pada sebuah upacara adat, upacara kenegaraan,
penyambutan tamu, pesta, dan lain-lain. Apakah yang akan terjadi apabila suatu pesta rakyat
tanpa musik? Tentunya pesta itu tidak akan meriah. Sebuah pertunjukan tari akan kacau
apabila secara tiba-tiba musik yang mengiringinya berhenti ditengah jalan. Hal yang sama
akan terjadi pada gereja tanpa lonceng atau litany, atau masjid tanpa bedug. Hal tersebut
tentunya akan kehilangan roh kekhidmatannya. Bagi masyarakat, kehadiran seni musik
memiliki bermacam-macam fungsi social, diantaranya sebagai berikut.
3). Media Rekreasi atau Hiburan
Sebuah pagelaran musik ternyata mampu menciptakan kondisi tertentu yang bersifat
penyegaran dan pembaruan kondisi yang telah ada. Dalam hal ini, musik memasuki psikologi
kegembiraan massa sehingga mampu menghilagkan perasaan jenuh dan bosan terkurung
dalam kerutinan kehidupan. Melalui syair dan iringan musik, kita dapat menikmati
keindahannya.
4). Media Komunikasi
Selain menggunakan bahasa verbal atau visual, jalinan komunikasi antaretnis, bahkan
antarnegara bisa dilakukan dengan seni musik. Saat ini terdapat fenomena baru dalam
mempertemukan karya pemusik tradisional dengan pemusik modern yang disebut dengan
kolaborasi. Melaliu bahasa musik, syair lagu serta alunan musik, pesan-pesan tertentu dapat
disampaikan dengan lebih indah.
5). Media Pendidikan
Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berbudi pekerti luhur. Secara
filosofis titik tekannya adalah obyek nilai dan moral pada diri anak tersebut. Seni dapat
dimanfaatkan untuk membimbing dan mendidik mental serta tingkah laku seseorng agar
berubah menjadi kondisi yang lebih baik, antara lain memperhalus perasaan, bersikap santun,
berprilaku lemah lembut, bermoral mulia, dan berbudi pekerti luhur.
6).  Media Pemujaan
Musik (vocal) memainkan peranan penting alam kegiatan beribadah atau kegiatan
keagamaan, seperti pemujaan kepada kepada sang Pencipta seperti yang dilakukan di Pura,
Gereja, atau Masjid. Dalam agama islam, lagu-lagu pujian banyak diiringi dengan pukulan
rebana, sedangkan di Gereja didiringi dengan piano, gitar atau alat msik lainnya.

2.2. Unsur-Unsur dan Elemen Musik Tradisional


a. Nada
Nada atau tangga nada dalam istilah jawanya disebut laras. Tangga nada/laras jawa
menggunakan tangga nada pentatonis (lima nada), yaitu laras pelog (ji, mi, pat, mo, tu,) dan
laras slendro (ji, ro, lu, mo, nem). Nada-nada pelog bernuansa sejuk, lembut. Sedangkan
nada-nada slendro bernuansa meriah dan riang.
b. Irama
Irama adalah ketukan yang teratur. Dalam gamelan jawa ada beberapa tingkatan irama,
seperti lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Sama halnya dengan irama musik modern,
ada pop, rock, slow rock, pop ballad, dan sebagainya.
c. Melodi
Melodi adalah rangkaian nada yang disusun sedemikian rupa sehingga enak didengar.
Contoh melodi sederhana: 1 3 1 3 4 5 5 . 7 1 7 1 7 5 . 0
d. Harmoni
Harmoni adalah elemen musik yang didasarkan atas penggabungan nada-nada menurut
aturan-aturan tertentu dalam hubungan secara vertikal. Bila harmoniya terdiri atas tiga nada
atau lebih, maka disebut akord. Misalkan akord C = do, mi, sol. Akord G= sol, si, re.
e. Dinamika
Dinamika merupakan keras-lembutnya lagu yang dinyanyikan. Sebuah lagu ada kalanya
dinyanyikan dengan lembut, ada pula yang dinyanyikan dengan keras, menyesuaikan dengan
isi lagu yang disampaikan penyanyi. Istilah jenis-jenis dinamika pada musik non tradisional:
1. Sangat Keras = Fortissimo (ff)
2. Keras = Forte (f)
3. Sedang = Mezzoforte (mf)
4. Lembut = Piano (p)
5. Lebih Lembut = Pianissimo (pp)
f. Tempo
Tempo diartikan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Dahulu, pada partitur lagu
tradisional daerah tidak dicantumkan tanda temponya. Namun setelah masuknya musik
mancanegara, ada beberapa istilah dalam tempo lagu seperti largo=lambat, moderato=sedang,
allegro=cepat, dan sebagainya.

2.3. Karya-Karya Musik Tradisional


Musik tradisional merupakan kekayaan budaya dan identitas setiap daerah dan bangsa
di belahan nusantara. Setiap daerah memiliki ciri khas musik tersendiri. Musik tradisional
juga dinamakan musik daerah.
Berdasarkan sifat dan keberasalannya, musik tradisional Nusantara dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Musik Rakyat
Musik Rakyat merupakan musik daerah yang lahir dan diolah oleh masyarakat pedesaan,
hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat, disukai dan tersebar sampai ke rakyat
jelata.Ciri utama musik rakyat yaitu memiliki bentuk dan teknik sederhana serta tidak dikenal
penciptanya (NN = no name). Tema musik rakyat banyak mengambil darikehidupan sehari-
hari masyarakat. Contoh musik rakyat misalnya musik untuk pernikahan, kematian,
berladang berlayar, dan sebagainya.
2. Musik Klasik
Musik tradisional klasik merupakan musik rakyat pilihan yang dikembangkan di pusat-
pusat pemerintahan masyarakat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan.Fungsi musik
klasik yaitu diterapkan pada upacara-upacara kerajaan. Musik ini telah tertata dengan aturan-
aturan yang baku seperti, pemakaian notasi, syair, penggayaan vokal (cengkok).
Instrumen musik di beberapa daerah :
1. Musik Daerah Jawa Tengah : Gamelan Jawa
2. Musik Daerah Bali : Gamelan Bali
Celempungan ; instrumennya berupa celempungan (bambu besar yang diberi dawai), kecapi,
rebab, gendang, gong.
Kliningan ; alat musik berupa gamelan dan seperangkat gendang.
Calung ; alat musik berupa seperangkat bambu yang dipukul.
Angklung ; alat musik dari bambu yang cara memainkannya dengan dikocok.
Tarling ; instrumennya bermula dari gamelan bambu dan kecapi, lalu meningkat menjadi
gamelan besi atau perunggu, gitar, dan suling. Nama tarling diambil dari singkatan gitar dan
suling.
3. Musik Daerah Jakarta
Gambang Kromong ; instrumennya terdiri dari biola, rebab, bonang, krecek, gendang,
gong,dan gambang.
Tanjidor ; instrumennya berupa terompet dan bas drum.
Siapa yang pernah tahu berapa jumlah pasti alat musik tradisional Indonesia. Sungguh
sebuah kekayaan intelektual milik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Namun dilain
pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat
musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industri musik modern alat musik
tradisional ini semakin terpinggirkan. Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas
Indonesia memiliki banyak ragam dari berbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari
alat musik tradisional Indonesia ‘dicuri’ oleh negara lain untuk kepentingan penambahan
budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia.

2.4. Alat-Alat Musik Tradisional


a. Rebana
Rebana merupakan alat music islami, terbuat dari papan kayu pilihan, dibulatkan dengan
pisau khusus dan dilobangi dengan mesin bubut dengan desain khusus pula. Pada sisi
sebelahnya dipasang kulit yang sudah dikeringkan dan disamak putih.
Eksistensi Rebana di desa Kaliwadas, kecamatan Bumiayu, Jawa tengah berawal dari
keuletan Bapak Madali ( alm ) dan Bapak Toip sebagai pembantu dalam membuat alat music
pengiring Sholawat ini pada tahun 1950-an. Saat itu pembuatan rebana boleh dibilang masih
sebagai pengisi waktu luang disela – sela kesibukan mereka bertani. Pembeli serta penikmat
suaranya yang khas pun masih terbatas orang – orang berusia tua dan di daerah terdekat saja.
Jenis rebana saat itu hanya ada 2 macam :
1) Rebana Syaraka dengan diameter 38 – 39 cm, tinggi 10 cm terbuat dari kayu mangga,
laban hingga sawo dan
2) Rebana Jawa Klasik yang terbuat dari kayu kelapa ( Glugu ) sebagai adaptasi alat music
yang konon dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.
Tahun 1970-an H. Sulaiman ( alm ) seorang pengusaha dari Tasikmalaya yang membuka
tokoh aksesoris dari kerang – kerang laut di jalan pasar ikan, Jakarta datang berkunjung.
Beliau sempat tertarik melihat ketekunan dan kerajinan Bapak Toip yang notabene ayah kami
dalam membuat rebana sehingga kemudian mengajaknya membuka usaha sendiri dan
memberinya modal yang kelak menjadi modal gratis
Kemudian dari tokoh dengan nama “Setia” inilah kemudian rebana dikenal luas. Puncak
kejayaannya terjadi pada tahun 1999 hingga sekarang.

b. Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal ( bernada ganda ) yang secara tradisional
berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di pulau Jawa bagian Barat. Alat music ini
dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh benturan
badan pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras ( nada ) alat music
angklung sebagai music tradisi Sunda kebanyakan adalah Salendro dan Pelok.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia
dari UNESCO sejak November 2010.

Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah
digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan
Modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relic pra – Hinduisme dalam kebudayaan
Nusantara.
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda ( abad
ke – 12 sampai abad ke – 16 ). Asal – usul terciptanya music bamboo, seperti angklung
berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari
padi ( pare ) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap
Nyai Sri Pohaci sebagai lambang dewi padi pemberi kehidupan ( hirup – hurip ). Masyarakat
Baduy, yang dianggap sebagai sisah – sisah masyarakat sunda asli, menerapkan angklung
sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman Padi. Permainan angklung gubrag di
Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau.
Kemunculannya berasal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat
dewi Sri turun kebumi agar tanaman Padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat music tersebut adalah bambu hitam
( awi wulung ) dan bambu putih ( awu temen ). Tiap nada ( laras ) dihasilkan dari bunyi
bambunya yang terbentuk bilah ( wilahan ) setiap ruas bamboo dari ukuran kecil hingga
besar.
Dikenal oleh masyarakat Sunda sejak masa Kerajaan Sunda diantaranya sebagai
pengunggah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat
rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, sebab itu pemerintah Hindia Belanda
sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat
popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak – anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu – lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan
pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang – batang bamboo yang dikemas sederhana
yang kemudian lahirlah struktur alat music bambu yang kita kenal sekarang bernama
angklung. Kemudian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan
angklung. Terutama pada penyajian angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian
ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak – arakan atau helaran, bahkan disebagian
tempat menjadi iring – iringan Rengkonh dan Dongdang serta Jampana ( usungan pangan )
dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke
Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke
Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan music bambu ini pun
sempat menyebar disana. Bahkan sejak 1966, Udjo Ngalagena_ tokoh angklung yang
mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras – laras pelog, salendro, dan
madenda_mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari
berbagai komunitas.
2.5. Sejarah Musik Tradisional di Nusantara
Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam
beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu
diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya
berasal dari alam sekitarnya.
2. Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu, musik
tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan
keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah
musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok
blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
3. Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga
memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari proses
itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.
4. Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam
perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik
dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka
pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan
musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang
merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagai
musik keroncong.
5. Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai jenis musik
barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan musik- musik negeri
India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan
antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan
musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai
musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis
musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama
alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik
modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis musik yang
muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional
bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih bersifat
sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.  Hampir setiap daerah di wilayah
nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta peralatan yang
berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih sedrhana dan kental dengan
unsur kedaerahannya.

3.2  Saran
Makalah ini hanya sebagian kecil pengetahuan mengenai seni musik nusantara.
Selebihnya, Anda bisa membaca buku mengenai musik nusantara yan lengkap atau
mengunjungi situs internet.
DAFTAR PUSTAKA

http://rizkyfirst.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-perkembangan-musik-tradisional.html
https://www.google.com/search?q=MAKALAH+SENI+MUSIK&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&client=firefox-
a&channel=np&source=hp#channel=np&q=perkembangan+musik+tradisional+dari+dulu+sa
mpai+sekarang
http://antonsetiawan93.blogspot.co.id/
http://setiawan941.blogspot.co.id/2014/09/makalah-musik-tradisional.html

Anda mungkin juga menyukai