Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga
saya dapat menyelesaikan  penyusunan makalah yang berjudul

ALAT MUSIK TRADISIONAL KALIMANTAN BARAT

Adapun Makalah ini berisikan tentang  pengertian seni budaya dan pengertian
alat musik tradisional serta jenis jenis alat music tradisional seluruh Indonesia
dan alat musik tradisional Kalimantan dan khususnya Kalimantan barat.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan mungkin
bentuknya sangat sederhana hal ini dikarnakan ilmu dan pengalaman yg saya
miliki sangat kurang,oleh karna itu kritik dan saran membangun dari guru dan
kawan kawan sekalian sangat diharapkan
DAFTAR ISI
Kata pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2.  Perumusan masalah  
3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian alat musik daerah


2. Jenis jenis alat musik daerah
3. Pengertian Seni Musik

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari
alat-alat yang menghasilkan bunyi-bunyian. Musik juga merupakan bahasa yang
universal yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa, mampu menyuarakan
isi hati para penciptanya dan mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam
belahan dunia. Misalnya tanpa kita sadari ketika kita mendengarkan musik yang
berbahasa asing yang tidak dapat kita mengerti, meski tanpa kita melihat artinya
kebanyakan dari kita tahu bahwa musik atau lagu tersebut mengandung makna
jatuh cinta, patah hati, duka dan sebagainya, termasuk juga musik instrumental,
walaupun tanpa kata, ada aura tersendiri di dalamnya.
Musik juga dapat dikelompokkan sesuai dengan kemiripannya satu sama
lain yang biasa disebut dengan genre musik. Secara umum musik juga dapat
dikelompokkan menurut kegunaannya, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah besar, yaitu, musik seni, musik populer dan musik tradisional.
Belakangan ini musik sudah menjadi kebutuhan dari masyarakat luas.
Musik juga dapat mempengaruhi seseorang, terbukti pada trend fashion, banyak
penikmat musik yang meniru gaya berpakaian dari musisi yang mereka
favoritkan. Sampai saat ini terdapat banyak musik yang ada di masyarakat dan
salah satunya adalah musik tradisional. Terdapat beberaapa genre musik dalam
musik tradisional yang dapat ditemui di Indonesia oleh karena sifat musiknya
yang hampir bisa diterima semua pemiliknya.
Pada hakikatnya musik adalah seni suara atau seni bunyi. Artinya, seni
musik merupakan suatu hasil karya seni sebagai ungkapan pikiran dan perasaan
seniman melalui media bunyi. Belajar musik  berarti mempelajari tentang bunyi
karena sumber utama musik adalah bunyi. Apa saja yang dipelajari tentang
musik akan berhubungan dengan bunyi, baik bunyi yang dihasilkan oleh suara
mulut manusia maupun yang dihasilkan oleh alat musik.
Banyak orang menganggap bahwa musik merupakan bagian dari
hidupnya karena memang kenyataannya musik merupakan bahasa yang
universal dan dimengerti oleh banyak orang di dunia. Dengan musik orang dapat
mengungkapkan kebahagiaan, kegembiraan, keriangan, dan juga keceriaan.
Begitu pula sebaliknya, musik  juga dapat membuat orang mengespresikan
kegelisahan, keraguan, keputusasaan, kemarahan, bahkan kesedihan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dalam
penulisan makalah ini akan membahas permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari musik Tradisional ?
2. Apa saja genre musik yang terdapat pada musik Tradisional ?
3. Bagaimana sejarah dari setiap genre musik yang terdapat pada musik
Tradisional di Indonesia?
4. Bagaimana sejarah dari setiap genre musik yang terdapat pada musik
Tradisional di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis
bertujuan melakukan suatu penelitian, pengkajian dan pembahasan tentang :
1.   Pengertian dari musik Tradisional.
2. Genre musik yang terdapat pada musik TRadisional.
3.   Sejarah dari setiap genre musik yang terdapat pada musik Tradisional di
Indonesia.
4. Sejarah dari setiap genre musik yang terdapat pada musik populer di
kalimantan.
BAB II
PEMBAHASAN

A Pengertian Musik Tradisional


Musik tradisional secara umum dimengerti sebagai seni budaya yang sejak lama
turun temurun telah hidup dan berkembang di daerah tertentu
(Tumbijo dalam tim Kemdikbud, 2017).
Musik ini tersebar hampir di seluruh pelosok negeri dan setiap daerahnya
memiliki ciri khas yang berbeda.

Dan sementara itu, Purnomo (2010) menyatakan bahwa seni musik tradisional
adalah musik yang lahir, tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah kepulauan
(Indonesia) dan merupakan kebiasaan turun-temurun yang masih di jalankan dan
di pelihara oleh masyarakatnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa musik tradisional adalah musik yang lahir
dan berkembang di daerah atau wilayah tertentu dan dilakukan serta dilestarikan
secara turun-temurun oleh masyarakatnya.

B. Ciri Ciri Musik Tradisional

Musik tradisional memiliki karakteristik khas, baik dari sehi melodi, aransemen
khas. Musik jenis ini tidak ditulis atau didokumentasikan dan diturunkan dengan
cara lisan. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah ciri ciri musik tradisional
menurut tim Kemdikbud (2017, hlm. 6).

I

de musik baik vocal maupun cara memainkan peralatannya ditularkan dan


diwarikan secara langsung tidak tertulis yang kemudian dihafalkan.
 Jika dengan vocal, syair lagunya harus berbahasa daerah.
 Alunan melodi dan iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahan.
 Menggunakan alat-alat musik khas daerah.

Dan selain 4 ciri diatas, berikut adalah beberapa ciri-ciri lain yang menandakan
suatu musik menjadi seni music tradisional diantaranya yaitu:

 Syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.


 Dipelajari secara lisan atau mulut ke mulut dari generasi lama ke
generasi penerusnya.
 Menggunakan instrumen atau alat musik khas daerah setempat.
 Cenderung dapat dipelajari secara lisan.
 Cenderung bersifat informal, meskipun beberapa seni musik tradisional
dianggap sakral dan digunakan untuk upacara adat maupun keagamaan.
 Pengolahannya berdasarkan cita rasa masyarakat dan pendukungnya
meliputi nilai kehidupan tradisi, pandangan hidup, pendekatan fasafah, rasa
etis dan
 estetis, serta ungkapan budaya lingkungan yang diterima sebagai tradisi
pewarisan
 yang dilimpahkan ke generasi selanjutnya.
 Tidak memiliki notasi, artinya seniman musik tradisional langsung
belajar dengan cara mendengarkan dan mempraktikannya tanpa melihat
catatan atau not balok.
 Merupakan budaya turun-temurun dari masyarakat dan bahkan memiliki
sistem pewarisan (seperti upacara adat atau syarat adat tertentu) yang
dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generas

C. Fungsi Musik Tradisional

Nah bagi masyarakat Indonesia secara umum ada enam fungsi musik tradisional
yaitu:

 Sarana upacara adat (ritual).


 Pengiring tarian.
 Sarana hiburan.
 Sarana komunikasi.
 Sarana pengungkapan diri.
 Sarana ekonomi.

Selain itu menurut Meriam dalam (Sarapang, 2013, hlm. 22) terdapat beberapa
fungsi musik tradisional dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut:

 Sebagai Sarana Hiburan


Terutama untuk pendengarnya tanpa terkecuali pemainnya pula.
 Sebagai Sarana Komunikasi
Komunikasi ini tidak hanya sekedar komunikasi antar pemain dan penonton,
namun dapat berupa komunikasi yang bersifat religi dan kepercayaan, seperti
komunikasi antara masyarakat dengan roh nenek moyang atau leluhur.
 Sebagai Persembahan Simbolis
Artinya musik berfungsi sebagai simbol dari keadaan kebudayaan suatu
masyarakat dan dapat menjadi salah satu tolak ukur untuk melihat sejauh
mana tingkat kebudayaan suatu masyarakat.
 Sebagai Respons Fisik
Artinya musik berfungsi sebagai pengiring aktivitas ritmik seperti tari-tarian,
senam, dansa dsb.
 Sebagai Keserasian Norma-Norma Masyarakat
Musik ikut andil dalam norma sosial dalam suatu budaya.
 Sebagai Institusi Sosial Dan Ritual Keagamaan
Maksudnya musik memberikan kontribusi dalam kegiatan sosial maupun
keagamaan, misalnya sebagai pengiring dalam peribadatan atau upacara adat
tertentu.
 Sebagai Sarana Kelangsungan Dan Statistik Kebudayaan
Artinya musik juga berperan dalam pelestarian guna kelanjutan dan stabilitas
suatu bangsa.
 Sebagai Wujud Integrasi Dan Identitas Masyarakat

Musik memberi pengaruh dalam proses pembentukan kelompok sosial,


maksudnya musik berbeda akan membentuk kelompok yang berbeda pula.
D. Jenis Musik Tradisional

Pengelompokan jenis musik tradisional pada umumnya terkait dengan


kedudukan musik tersebut pada acara, kegiatan atau upacara adat tradisi tertentu.
Setiap daerah, budaya, etnis atau suku bangsa memiliki corak-corak musik untuk
perayaan adat tradisi sesuai ragam music khas masing-masing.
Oleh karena itu pembagian jenis musik tradisional dapat dibagi menjadi sebagai
berikut:

 Musik tradisi untuk upacara terkait siklus kehidupan dan kematian.


 Musik tradisi untuk upacara perawatan sumber-sumber daya alam dan
kelestarian lingkungan hidup.
 Musik tradisi perayaan sosial dan kenegaraan dan lain-lain.
E. Contoh Seni Musik Tradisional Indonesia

Adapun contoh seni musik tradisional Indonesia diantaranya yaitu:


 Gambang Kromong Dari Betawi
Musik tradisional ini awalnya menggunakan nada pentatonis (lima nada)
dan alat-alat musik Tiongkok. Namun sekarang telah berkembang
dengan memasukkan unsur-unsur alat musik modern. Lagu-lagunya
dinyanyikan pasangan pria dan wanita, isinya bersifat sindiran jenaka.
 Keroncong Dari Jakarta
Musik tradisi ini sebenarnya merupakan warisan atau setidaknya
pengaruh jejak keberadaan bangsa Portugis di nusantara. Namun telah
dikembangkan dengan memasukkan unsur-unsur alat musik tradisi
seperti gamelan, maka jadilah langgam Jawa.
 Gong Luang (Bali)
Hampir mirip gendhing Jawa, karena jenis alat musik dan nada suaranya
serupa meskipun tidak sama, pembeda utamanya adalah citarasa gong
luang lebih meriah dibanding gendhing Jawa.
 Karang Dodou (Kalimantan Timur)
Musik tradisi ini digunakan dalam upacara adat kelahiran, yaitu itu untuk
mengiringi pembacaan mantramantra saat pemberian anama bayi.
 Angklung Buhun (Kanekes, Jawa Barat)
Musik tradisional ini merupakan musik tradisi masyarakat Baduy yang
dimainkan untuk mengiringi tarian musim tanam.
 Tabuh Salimpat (Jambi)
Musik tradisi ini menggunakan kerenceng, gambus dan rebana.
 Huda (Minangkabau)
Musik tradisi bernuansa Islami yang unik, karena terdiri dari tiga jenis
musik serupa namun berlainan, termasuk di dalamnya Salaulaik Dulang
yang merupakan musik asli Tanah Minang.
 Kombi (Papua)
Musik tradisi bersuara gendang ini tidak menggunakan tifa, melainkan
bambu berlobang yang diberi tali sayatann rotan, uniknya arti kata
sebenarnya adalah alat musik petik, namun cara memainkannya adalah
dengan menepuknya.
 Cilokak (Lombok)
Musik tradisi ini menggunakan beberapa alat musik, antara lain drum,
biola, seruling, gambus, gong, dan lain-lain.
 Krumpyung (Yogyakarta/Jawa Tengah)
Musik tradisi ini menggunakan alat musik dari bambu yaitu semacam
angklung yang nada suaranya seperti gambang dan gong bumbung tiup.
Meskipun amat jarang, krumpyung juga biasa dimainkan bersama musik
tradisi lainnya yaitu gejog lesung. Gejog lesung adalah suara menumbuk
padi berirama, biasa untuk mengiringi nyanyian vokal berupa tembang-
tembang.

Berbagai jenis musik tradisional nusantara diatas tentunya memiliki berbagai


instrument atau alat musik tradisional yang khusus pula. Nah berikut pemaparan
mengenai alat musik tradisional.
F. Pengertian Alat Musik Tradisional

Alat musik tradisional adalah alat musik yang berasal dari getaran alat musik itu
sendiri, bukan rekayasa elektronik yang diciptakan dan dibuat untuk memainkan
musik tradisi (Kemdikbud, 2017, hlm. 19).

Secara garis besar, ragam alat musik tradisional dikelompokkan dalam beberapa
kategori yakni alat musik petik, tiup, gesek, pukul, tepuk dan goyang. Nah
berikut adalah beberapa contoh alat musik tradisional Indonesia berdasarkan
cara memainkannya.
G. Contoh Alat Musik Tradisional Indonesia

Adapun contoh alat musik tradisional Indonesia diantaranya yaitu:

1. Alat music tradisional petik

Alat musik tradisional petik terdiri dari dua unsur pokok, yaitu tali yang dipetik
dan ruang resonansinya untuk menggaungkan bunyi petikan. Bahan dan
bentuknya bermacam sesuai kekhasan daerah masing-masing. Contoh alat musik
tradisional petik antara lain:

 Sasando dari Rote;


 Kecapi dari Jawa Barat;
 Siter dan celempung dari Jawa;
 Sampe dari Kalimantan Timur;
 Japen dari Kalimantan Tengah;
 Tapin dari Kalimantan Selatan;
 Talindo/tolindo atau popondi dan kecapi petik dari Sulawesi Selatan;
 Santu dari Sulawesi Tengah;
 Guoto dari Papua.

2. Alat Musik Trasional Tiup

Pada dasarnya alat musik tradisional tiup memiliki lobang tiup dan ruang
resonansi untuk menggaungkan bunyi tiupan. Adapun bahan alat musik tiup bisa
bahan alam atau bahan buatan yang dibentuk dari bahan alam.

Bahan alam misalnya aneka macam bentuk seruling bambu:

 Saluang dari sumatera barat;


 Serangko dari Jambi;
 Seruling dari Jawa;
 Lalove dari Sulawesi Tengah;
 Tahuri dan fu kerang dari Maluku;
 Triton kerang dari Papua.

Sedangkan bahan buatan dari alam biasanya berupa seruling mirip terompet
terbuat dari kayu dan bahan penolong lainnya sebagai sumber getar seperti:

 Serunai dari Sumatera Barat;


 Erune kalee dari Aceh;
 Terompet Jawa Barat atau dari Madura.
3. Alat Musik Tradisional Gesek

Alat musik tradisional gesek pada dasarnya terdiri dari dua unsur pokok, tali
yang digesek dan ruang resonansi untuk menggaungkan bunyi gesekan dengan
alat geseknya. Contoh alat musik tradisional gesek, adalah:

 Tehyan atau tehyang betawi dari dki jakarta;


 Rebab dari Jawa Tengah dan Jawa Barat;
 Keso dan geso-geso dari Sulawesi Selatan;
 Tutuba dari Sulawesi Tengah.

4. Alat musik Tradisional Pukul

Alat musik tradisional pukul pada dasarnya berupa sesuatu yang apabila dipukul
berbunyi dan jika dikomposisikan dapat menimbulkan suara musikal. Alat musik
pukul dapat dibedakan dari bahan yang digunakan untuk membuat alat. Pertama,
bahan alat musik dari alam langsung tanpa bahan penolong misalnya bambu atau
kayu yang beresonansi atau bergaung sesuai bunyi pukulan, contohnya adalah:

 Kentongan/tong-tong bambu atau kayu;


 Lesung penumbuk padi dari kayu.

Alat musik berbahan kayu dengan atau tanpa ruang resonansi namun memiliki
titi nada misalnya:

 Lado-lado dan kolintang dari Sulawesi;


 Gambang dari Jawa.

Alat musik pukul berbahan penolong kulit misalnya:

 Tambur dan bedhug, doll dari Bengkulu;


 Tambua dari Sumatera Barat;
 Gordang dari Sumatera Utara.

Alat musik berbahan logam misalnya:

 Bende dari Lampung;


 Cengceng dari Bali;
 Talempong dari Minangkabau;
 Sebagian perangkat gamelan Jawa dan Bali seperti gender, saron,
bonang, kempul, gong, dan lain-lain.
5. Alat musik Tradisional Tepuk

Umumnya alat musik tradisional tepuk mengandung unsur kulit sebagai sumber
getar dan ruang resonansi penggaung bunyi. Contohnya adalah aneka macam
gendang dan tifa merupakan jenis alat musik tradisional yang ditepuk.

Namun ada pula alat musik yang sebenarnya perangkat petik tetapi pada
kenyataannya cara memainkannya ditepuk, yaitu guoto dari Papua. Karinding
dari Jawa Barat mengesankan alat musik tiup, tetapi sebenarnya ditepuk.

6. Alat musik tradisional goyang

Alat musik tradisional goyang dimainkan dengan cara digoyangkan. Contoh:


aneka macam angklung dan marakas.

H. Fungsi Alat Musik Tradisional

Menurut tim Kemdikbud (2017, hlm. 23) fungsi alat-alat musik tradisional
adalah sebagai berikut:

 Fungsi Melodi
Bertugas memperdengarkan nada-nada suatu lagu. Syaratnya, alat musik
tersebut harus memiliki nada-nada yang bisa digunakan untuk
menyanyikan suatu lagu. Contohnya adalah Gambang dan gender pada
gamelan Jawa bisa berfungsi melodi karena masing-masing memiliki
titinada.
 Fungsi Ritme
Alat musik dengan fungsi ritme menjadi penanggung jawab kecepatan
melodi. Misalnya, dalam gamelan Jawa, Bali dan Sunda kendang
berfungsi sebagai ritme.
 Fungsi Harmoni
Alat musik tradisional yang memiliki fungsi harmoni berperan
menyelaraskan beberapa unsur bunyi dalam satu kepaduan, dengan cara
melengkapi unsur bunyi dari kekhasannya. Misalnya, dalam musik
Degung peran harmoni diperankan oleh bonang, jengglong, gong, dan
lainlain.
BAB III

ALAT ALAT MUSIK DI KALIMANTAN BARAT

A. Pengertian

Berlibur ke Kalimantan Barat, tak lengkap rasanya kalau tidak


mengeksplor mengenai kebudayaan setempat. Sebab, Suku Dayak yang tinggal
di daerah ini, memiliki budaya yang khas, yang menjadi ciri masyarakat
setempat.

Salah satu keunikan ini, ada pada keseniannya, yang berupa alat musik
tradisional Kalimantan Barat. Nah, berikut ini kami sudah merangkum
berbagai macam alat musik Kalimantan Barat, lengkap dengan cara
memainkannya. Nah, bagi Anda yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai
instrumen musik ini, langsung saja dibaca, ya.

B. Ragam Alat Musik Kalimantan Barat Dan Penjelasannya

1. Agukng


Alat musik Agukng adalah sejenis gong, yang dimainkan dengan cara
dipukul dengan alat pemukul khusus dari kayu. Dalam kepercayaan setempat,
Agukng diyakini sebagai barang sakral yang bisa mengusir roh jahat. Selain
digunakan

sebagai alat musik, Agukng terkadang juga dipakai sebagai mas kawin
dalam pernikahan, serta untuk alat pembayaran menurut hukum adat Kalimantan
Barat.

Alat musik seperti Agukng ini, sangat wajib untuk kita lestarikan. Sebab,
Agukng merupakan salah satu warisan leluhur, yang sarat akan makna. Seperti
budaya-budaya tradisional Indonesia lainnya, yang dibahas di Selasar.com. Tari
Remo misalnya, yang tetap dijaga dan bisa dinikmati sampai generasi masa kini.
2. Kollatung

Kollatung ini adalah sebuah alat musik tradisional yang dibuat dengan
bahan tembaga kuningan. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Tidak
hanya itu, Kollatung ini memiliki fungsi lain sebagai alat musik, yaitu dapat
digunakan sebagai mas kawin dalam pernikahan atau dapat juga digunakan
sebagai alat pembayaran dalam hukum adat di sana

Kollatung merupakan alat musik yang dibuat dari bahan kuningan


ataupun logam tembaga. Untuk memainkannya juga perlu dipukul, layaknya
Agukng. Selain itu, Kollatung juga banyak dipakai sebagai mas kawin ataupun
alat pembayaran menurut hukum adat Suku Dayak.

3. Silotong

Alat musik yang satu ini, merupakan bagian dari kebudayaan tradisional dari Suku
Jagoi. Untuk membuatnya, dibutuhkan material dari bambu tori manah basah,
yakni jenis bambu asli dari Jagoi Babang. Alat musik ini kerap dijadikan sebagai
musik hiburan, pengiring tarian, serta pengiring syair dalam upacara adat
setempat. Karena mengeluarkan suara semacam tang-ting-tung-tong, makanya
alat musik ini dinamakan Silotong.
4. Senggayung

Senggayung adalah alat musik khas Kalimantan Barat, yang berupa


bambu sepasang, yang dimainkan dengan cara saling dipukulkan. Peralatan ini
sering dimainkan pada saat musim buah atau masa panen ketika di ladang. Saat
memainkannya, bambu yang bernada rendah dipegang tanga kiri. Sedangkan
tangan kanan, memegang bambu yang bernada tinggi, dan bambu inilah yang
dipakai sebagai pemukul.
5. Tuma


1. Fungsi Alat Musik Tradisional Tuma Kalimantan Barat

Hampir semua daerah di indonesia memiliki seni musik tradisional yang


khusus dan khas. Keunikan tersebut terlihat dari teknik permainannya,
penyajian maupun bentuk/instrumen musiknya.

Nah kalimantan barat memiliki alat musik tradisional yang menjadi ciri
khasnya, seperti Sapek, Keledik, Tawaq, Tuma dan lain-lain. Berikut adalah
penjelasan tentang alat musik tradisional Tuma.

Alat musik Tuma memiliki jenis bunyi atau suara Membranofon yang
mana bentuknya mirip seperti gendang panjang. Alat musik ini terbuat dari
bahan dasar kayu yang berdiameter 25 centimeter dengan panjang 1 meter
sebagai rangkanya dan kulit lembu sebagai membrannya.

2. Cara memainkan Alat musik Tuma

Tuma ini dimainkan dengan cara ditepuk dengan menggunakan telapak


tangan sehingga alat musik ini tergolong ke dalam jenis alat musik
membranophon (alat musik yang menghasilkan dari getaran kulit yang
dipukul).

3. Fungsi Alat Muski Tuma

Alat musik tradisional ini sering dimainkan sebagai pengiring tarian


tradisional bersama dengan jenis alat musik tradisional lainnya.

Tuma merupakan alat musik jenis gendang, dengan ukuran yang


panjang. Untuk membuatnya, dibutuhkan bahan kayu sepanjang 1 meter
serta diameter 25 cm. Untuk bagian membran, dibuat dari kulit lembu,
sebagai tempat tepuknya. Alat ini dimainkan dengan cara ditepuk memaka
telapak tangan, yang biasanya dimainkan sebagai iring-iringan tari
tradisional.
6. Keledi

Pengertian alat musik Kledi (Keledi) atau Kaldei yang berasal dari pulau
Kalimantan. Bentuk alat musik ini berupa sejumlah tabung bambu yang di
hubungkan denga sebuah Labu. Fungsi dari Tabung yang Panjang tersebut
dapat menghasilkan satu nada, sedang tabung lainnya dapat menghasilkan
berbagai ragam nada suling. Alat musik kaldei banyak terdapat di daerah
Kalimantan.

1. Bahan

Keledi terbuat dari bambu dan benang. Keledi atau organ mulut dibuat
dari buah labu yang sudah tua yang berumur sekitar 5-6 bulan. Labu
tersebut kemudian dikeluarkan isinya, direndam selama satu bulan, dan
selanjutnya dikeringkan. Buah labu dan batang-batang bambu disatukan
dengan menggunakan perekat dari sarang kelulut (sejenis lebah hutan
berukuran kecil).

Nada yang dihasilkan berupa nada pentatonik. keledi dimainkan untuk


mengiringi nyanyian tradisional, tarian, teater tutur (berupa syair dalam
nyanyian yang berisi nasihat dan petuah) serta saat upacara adat pada suku
bangsa Dayak.

Keledi adalah salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup.
Untuk membuatnya, memakai bahan dari buah labu, bambu, serta perekat
yang berasal dari sarang kelulut (lebah hutan). Buah labu yang sudah tua,
sekitar usi 5-6 bulan, harus dikeluarkan lebih dahulu isinya. Sehabis itu,
direndam sebulan, lalu dikeringkan.

Buah labu kering tersebut lalu direkatkan dengan bambu, memakai


perekat sarang kelulut. Umumnya, alat ini banyak dimainkan untuk
mengiringi lagu daerah, tari tradisional, teater tutur yang berisi nasehat, atau
ketika ritual adat Dayak dilaksanankan.
7. Sape (Sampek)


a. Pengertian SAMPEK

Sapek, adalah sejenis alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan
Timur. Alat musik ini berfungsi sebagai alat upacara dan juga alat
kesenian. Sape Kalimantan Barat adalah alat musik kesenian tradisional

masyarakat Suku Dayak Kayaan di wilayah sungai Kapuas Hulu yang


digunakan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat Dayak.
[1] Sape merupakan Alat musik petik yang mana bentuknya berbadan
lebar, bertangkai kecil, panjangnya sekitar satu meter, memiliki dua
senar/tali dari bahan plastik. Sape jenis ini memiliki empat tangga
nada.Alat musik sapek merupakan salah satu jenis alat musik petik yang
sangat terkenal pada masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.

Pada awalnya sapek mempunyai dua dawai seperti sapek habae


yang pernah ada di daerah hulu sungai Mahakam atau sambe dalam
tradisi Suku Kenyah di Apokayan. Kemudian berkembang menjadi tiga
dawai, bahkan belakangan ini justru ada yang menggunakan empat
sampai lima dawai.
Sapek biasanya dimainkan oleh seorang pria, sehingga jarang kita
temukan pemain sapek wanita sampai saat ini. Bahkan menurut sebagian
masyakarat beranggapan bahwa wanita yang memainkan sapek akan
dikutuk dewa sehingga payudaranya akan memanjang atau akan menjadi
lelaki. Hal tersebut juga terjadi pada beberapa Suku Dayak di daerah
Serawak Malaysia, yang menyatakan bahwa seorang lelaki memiliki dua
harta yang sangat berharga yaitu sapek dan penis. Hal ini kiranya
memberikan gambaran bahwa alat musik Sapek hanya dimiliki oleh
kaum lelaki.
Para kaum wanita hanya boleh memainkan alat musik Sapek
Leto. Di daerah lain seperti daerah Mentarang dan Apokayan menyebut
sapek leto dengan nama lutung atau betung. Alat musik leto merupakan
jenis alat musik petik tiga dawai yang terbuat dari tabung bamboo. Alat
musik tersebut juga dikenal di daerah lain, seperti di Jawa dinamakan
gumbeng. Namun demikian, sekarang ini jenis alat musik tersebut sudah
jarang dijumpai lagi, baik di daerah Kalimantan maupun di Jawa.

Bahan pembuatannya terbuat dari kayu aro atau adau


(cephalomappa), kayu marong dan kayu pelantan yang banyak
ditemukan di daerah-daerah hutan di Kalimantan. Namun belakangan ini
banyak jenis kayu lain yang dipakai untuk membuat sapek, seperti kayu
nangka, sana keeling, pule dan lain sebagainya. Bahan kayu tersebut
dipergunakan karena telah teruji kualitas keawetan, lebih ringan, tidak
mudah patah dan memiliki kualitas akustik yang baik.
Cara pembuatan sapek sesungguhnya cukup rumit. Kayu yang
digunakan juga harus dipilih. Selain kayu aro atau adau atau jenis kayu
lempung lainnya, juga bisa kayu keras seperti nangka, belian dan kayu
keras lainnya. Semakin keras dan banyak urat daging kayunya, maka
suara yang dihasilkannya lebih bagus. Bagian permukaannya diratakan,
sementara bagian belakang di lobang secara memanjang, namun tidak
tembus kepermukaan. Untuk mencari suara yang bagus maka tingkat
tebal tipisnya tepi dan permukannya harus sama, agar suara bisa bergetar
merata, sehingga menghasilkan suara yang cukup lama dan nyaring
ketika dipetik.
Ukuran sapek sangat bervariatif, dari ukuran panjang 120-150
cm, lebar ujung bawah 20-28 cm, dan ketebalan 10-15 cm. Nama-nama
bagian sapek, yaitu: Oso/Usa Sape, Ole’, Ovo, Enten Sapek, Batek
Sapek, Teyang Sapek, Bepen Sapek, Kep Abe’k.

b. Latar Belakang SAPEK

Musik sape yang dimiliki oleh Dayak Kayaan terdiri atas dua


jenis. Pertama, berbadan lebar, bertangkai kecil, panjangnya sekitar satu
meter, memiliki dua senar/tali dari bahan plastik. Sape jenis ini memiliki
empat tangga nada. “Orang kerap menyebutnya sebagai sape Kayaan,
karena ditemui oleh orang Kayaan,” kata Alloy.

Kedua, berbadan kecil memanjang. Pada bagian ujungnya


berbentuk kecil dengan panjangnya sekitar 1,5 meter. Orang
menyebutnya dengan sape’ Kenyah, karena ditemui oleh orang Kenyah.
Sape’ ini memiliki tangga nada 11-12. Talinya dari senar gitar atau dawai
yang halus lainnya, tiga sampai lima untai.[2]

Selain itu Sape juga digunakan sebagai sarana pengiring tarian


serta pendukung  dari upacara ritual adat Suku Dayak
lainnya. Sape artinya tiga sesuai dengan jumlah dawai yakni hanya tiga
buah.
Terdapat dua jenis Sape yaitu Sape Kayaan dan Sape Kenyah.
Secara umum kedua jenis sape tersebut tidak mempunyai perbedaan.
Penamaan tersebut hanya berasal dari suku mana Sape tersebut berasal.
Alat musik Sape merupakan  alat musik petik dimana proses
pembuatannya sesuai dengan tradisi dan kebudayaan yang memiliki nilai
nilai artistik dari Suku Dayak.
Nilai – nilai tersebut dapat dilihat dari bentuk Sape yang
menyerupai perahu dan diukir dengan motif khas Suku Dayak. Awalnya
dawai yang digunakan untuk memainkan sape terbuat dari rotan  atau
ijuk pohon raruk (pohon aren). Seiring perkembangan zaman dawai sape
telah diganti menggunakan kawat rem sepeda atau senar gitar. Bagian
dasar Sape terbuat dari rotan yang menggunakan sarang kelulut (sarang
lebah kecil) sebagai penempel grid sape.

c. Perkembangan SAPEK

1. Cara pembuatan, 

sape sesungguhnya cukup rumit. Kayu yang digunakan juga


harus dipilih. Selain kayu Pelaik (kayu gabus) atau jenis kayu
lempung lainnya, juga bisa kayu keras seperti nangka, belian dan kayu
keras lainnya. Semakin keras dan banyak urat daging kayunya, maka
suara yang dihasilkannya lebih bagus. Bagian permukaannya
diratakan, sementara bagian belakang di lubang secara memanjang,
namun tidak tembus kepermukaan. Untuk mencari suara yang bagus
maka tingkat tebal tipisnya tepi dan permukannya harus sama, agar
suara bisa bergetar merata, sehingga mengehasilkan suara yang cukup
lama dan nyaring ketika dipetik.

2. Cara memainkannya,

berbeda dengan cara memainkan melodi gitar, karena jari-jari


tangan hanya pada satu senar yang sama bergeser ke atas dan bawah.
Biasanya para pemusik ketika memainkan sebuah lagu, hanya dengan
perasaan saja.[2]
Sape dimainkan dengan mengikuti perasan pemainnya. Dalam
tradisi masyarakat dayak yang dekat dengan alam, alunan Sape
biasanya mengikuti alam sekitarnya. Pola permainan Sape biasanya
mengulang – ulang beberapa birama. Keindahan alunan Sape muncul
karena birama pertama bisa saja muncul kembali pada birama
kesepuluh dan seterusnya. Sape biasanya dimainkan di Rumah
Panjang atau Rumah Betang (rumah komunal masyarakat Dayak).

Sape adalah peralatan bermusik sejenis lut, yang sering


dimainkan untuk mengirigi lagu daerah, tari tradisional, dan lantunan
sastra dalam ritual adat setempat. Alat ini dibuat dari kayu, yang di
ujung lehernya dilengkapi ukiran naga. Sementara, pada bagian badan
alat musik petik ini, dihias dengan ukiran khas Dayak.
8. Tar (Tahar)
Tar merupakan alat musik sejenis tamborin atau rebana, dengan
lempengan logam di sampingnya. Umumnya, peralatan ini banyak
dimainkan untuk kegiatan pernikahan dan upacara untuk menyambut
tamu penting yang datang. Umumnya, Tar dimainkan oleh 3-5 pemain
musik, dalam sebuah kelompok tertentu.

9. Gambus Kalimantan Barat


Gambus adalah alat musik tradisional yang banyak tersebar di banyak


wilayah di Indoesia, termasuk juga Kalimantan Barat. Untuk membuatnya,
dibutuhkan bahan dari kayu, kulit hewan, dengan senar kawat sebanyak 5
buah. Umumnya, alat musik ini banyak dimainkan sebagai pengiring syari
Melayu, puji-pujian untuk Sang Pencipta, serta untuk mengiringi Tari
Zapin.
10. Antoneng

Alat Musik Antoneng merupakan instrumen sejenis gitar tabung, yang dibuat
memakai bahan dari bambu. ALat ini, juga memanfaatkan kulit dari bambu
sebagai senarnya, yang dipasang sebanyak 5 buah. Untuk bagian tengahnya,
juga terdapat lubang layaknya gitar, untuk ruang resonatornya. Biasanya,
peralatan ini banyak dipakai sebagai pengiring pementasan lagu daerah, atau
juga untuk sekedar mengisi waktu luang.
11. Entebong

Entebong merupakan alat musik yang cukup mirip dengan Gendang,


dari bentuk dan cara memainkannya. ALat musik ini bisa banyak
ditemui di daerah Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. BIsa
dibilang, alat musik ini asli dari daerah setempat, karena sejak dulu
sudah dibuat oleh Suku Dayak di Sekadau.
12. Kangkuang

Kangkuang merupakan alat musik sejenis Gendang juga, yang


banyak dipakai oleh Suku Dayak Banuaka di wilayah Kapuas Hulu.
ALat musik ini juga dimainkan dengan cara ditabuh, layaknya
Gendang, dengan memakai telapak tangan, tanpa pemukul khusus.
Bedanya, Kangkuang dihias dengan ukiran-ukiran khas, yang
menjadi ciri khas gendang milik Suku DAyak Banauka tersebut.
13. Terah Umat

Terah Umat dari Kalimantan Barat memiliki fungsi yang mirip


dengan Gamelan Jawa. Istilah Umat untuk nama Terah Umat ini,
berarti besi. Karena memang, Terah Umat dibuat dari besi.
14. Balikan (Kurating)

Balikan adalah alat musik yang cukup mirip dengan Sapek, yang
banyak dijumpai juga di Kalimantan Barat. Instrumen bermusik yang asli
buatan Suku Dayak yang mendiami wilayah Kapuas Hulu ini, dimainkan
dengan cara dipetik. Secara fisik, Balikan juga dipenuhi dengan keunikan
dan eksotisme yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak setempat.
15. Kohotong

Kohotong adalah jenis alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup,
yang dibuat dari dahan tanaman liar. Sayangnya, alat musik ini kini cukup
susah untuk ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai