Anda di halaman 1dari 25

KOMPETENSI DASAR 1

PENGETAHUAN UMUM MUSIK TRADISIONAL


Seni Musik Tradisional : Ciri-ciri, Fungsi dan Macam-macamnya
By: Rulyta, 15 April 2017

Seni Musik Tradisional adalah salah satu macam dari seni musik yang secara turun temurun dan melekat
sebagai sarana hiburan di kalangan masyarakat tertentu. Ketika berbicara tentang seni musik tradisional maka
kita tidak hanya berbicara tentang musik tradisional Indonesia, karena setiap daerah di suatu negara memiliki
ciri khas atau musik tradisional masing-masing yang berkembang karena pengaruh kehidupan di masa lalu atau
lain sebagainya.

Pada umumnya, seni musik tradisional disusun atau dibuat berdasarkan gaya, tradisi serta bahasa yang
sesuai dengan daerahnya. Untuk itu tidak sulit mengenali dari mana sebuah seni musik tradisional berasal.
Misalkan ketika kita mendengar lantunan musik ‘Bubuy Bulan’ maka secara naluriah kita bisa mengenali bahwa
musik tersebut berasal dari tanah sunda karena dilantukan dengan bahasa sunda, serta memiliki ciri khas sunda
yang sangat kental.

Seni Musik Tradisional

Dilansir dari Ensiklopdi Nasional Indonesia ( 1990 : 413 ) disebutkan bahwa kata musik berasal dari bahasa
Yunani mousike yang diambil dari nama dewa dari mitologi Yunani yaitu Mousa yakni yang memimpin seni
dan ilmu. Sedangkan Tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditio yang artinya kebiasaan masyarakat
yang sifatnya turun temurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa Seni Musik tradisional adalah sebuah seni musik
yang menggambarkan ciri khas dari kalangan masyarakat tertentu secara turun temurun.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 1


Ciri Khas Seni Musik Tradisional
Tentunya terdapat perbedaan antara seni musik tradisional dengan jenis seni musik yang lainnya. Berikut
adalah ciri khas dari Seni musik tradisional :
1. Dipelajari Secara Lisan
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa musik tradisional adalah musik yang diwariskan secara
turun temurun, oleh karena itu dalam proses pembelajarannya pun terbatas secara lisan. Ketika generasi
sebelumnya hendah mewariskan sebuah seni musik tradisional kepada generasi penerusnya, maka yang
dilakukan adalah mengajari para generasi muda secara langsung dari mulut ke mulut, begitupun ketika
generasi muda harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang, yang dilakukan adalah
pembelajaran secara lisan.
Demikian seterusnya sampai akhirnya kekayaan/warisan turun-temurun berupa seni musik itu
dikenal sebagai ciri khas masyarakt terssebut. Bagaimana mungkin dapat menghafal secara lisan tanpa
catatan atau apapun? Tentu saja prosesnya tidak mudah dan tidak sebentar, setiap daerah memiliki
budaya masing-masing dan pastinya proses pembelajarannya dilakukan secara berkesinambungan atau
terus-menerus.
2. Tidak Memiliki Notasi
Poin ini sangat relevan dengan poin nomor satu, dimana pembelajaran secara lsan membuat para
pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak ada notasi yang tertuang di dalam kertas, partitur
atau semacamnya. Dari kedua poin di atas kita harus mengakui kehebatan orang-orang jaman dahulu yang
tetap bisa mempertahankan kesenian tradisional tanpa catatan yang seharusnya lebih bisa menunjang
pembelajaran dari satu generasi ke generasi lain.
Namun tentu saja tetap ada sisi buruknya, yiatu, jika suatu saat nanti suatu generasi tidak mempau
mengajarkan ayau mempertahankan kesenian tradisional mereka, maka sudah bisa dipastikan hal yang
telah dipertahankan dari masa ke masa itu bisa punah seketika. Solusinya adalah mulai dibenahi informasi-
informasi mengenai sejarah atau seni musik tradisional sehingga kelak siapapun (terlepas dari daerah
mana dia berasal) orang akan bisa ikut melestarikannya.
3. Bersifat Informal
Kebanyakan dari seni musik tradisional yang ada hingga saat ini memiliki fungsi yang tidak begitu
serius atau formal, meski memang ada beberapa musik tradisional yang digunakan untuk kegiatan
beribadat sebuah suku. Namun kebanyakan bersifat informal karena biasanya disebuah daerah yang
menciptakan sebuah musik khas diinisialisasi untuk hiburan atau seni karya yang dapat menghibur
masyarakatnya.
4. Permainannya tidak Terspesialisasi
Pada umumnya, Pemain atau orang-orang yang memainkan musik tradisional biasaya adalah orang-
orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut meski tidak menutup kemungkinan orang
lainpun dapat memainkannya. Dan biasanya juga orang-orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis
alat musik atau satu jenis musik. Banyak dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat
musik. Misalkan seorang sinden biasanya memiliki keterampilan lain selain bernyanyi yaitu memainkan
degung, dll.
5. Syair Lagu Berbahasa Daerah
Pada awal artikel ini sudah disebutkan bahwa seni musik tradisional pada umumnya menggunakan
bahasa daerahnya masing-masing. Namun tidak sebatas itu, Seni Musik Tradisional biasanya turut
menghadirkan melodi atau alunan musik yang sesuai dengan karakter daerahnya. Seperti Syiar lagu jawa
memiliki alunan musik yang mendayu-dayu dan halus seperti karakter kebanyakan orang jawa. Dengan
kata lain benar-benar memberikan nuansa kedaerahan.
6. Lebih Melibatkan Alat Musik daerah
Pada umumnya, lagu-lagu daerah yang merupakan seni musik tradisional dibawakan atau dimainkan
dengan alat-alat musik tradisional daerah tersebut. Seperti pagelaran musik sunda dimana penyanyinya
membawakan lagu ‘bubuy bulan’ akan diiringi oleh alat musik khas sunda seperti karinding, degung, dll.
7. Merupakan bagian dari budaya Masyarakat
Musik tradisional benar-benar penggambaran dari kebudayaan atau karakter suatu daerah. Hal itu
membuat siapa saja yang mendengarkan musik tradisional dapat menebak dari mana adal daerah musik
tradisional tersebut.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 2


Fungsi Musik Tradisional
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sejatinya, musik memang salah satu media komunikasi antara pencipta dengan pendengarnya.
Pencipta atau menulis lagu selalu berusaha mengkomunikasikan apa yang dirasakannya atau
menyampaikan suatu keadaan kepada pendengarnya. Namun lebih sederhana dari itu, ternyata di
beberapa negara terdapat musik atau beberapa nada yang digabungkan secara unik sebagai sebuah
pertanda. Contoh yang sering kita temui adalah suara atau bunyi dari lonceng, di Indonesia sendiri, jika di
bunyikan di sekolah makan itu berarti saatnya istirahat.
2. Sebagai Sarana Hiburan
Sudah jelas sekali bahwa kebanyakan musik diciptakan untuk menghibur atau untuk mengiringi suka
cita. Musik dapat dimanfaatkan untuk mengalihkan fikiran dari rutinitas sehari-hari. Hal ini kontras sekali
terjadi di daerah-daerah. Dimana masyarakat sekitar biasanya rutin menyelenggarakan pertunjukan musik
daerah mereka dan lepas dari rutinitas untuk waktu beberapa saat.
3. Sebagai Musik Pengiring Tarian
Tarian daerah mana yang tidak menggunakan musik sebagai pengiringnya? Rasanya setiap tarian
pasti memiliki musik tertentu dan gerakannya didasarkan pada ketukan-ketukan musik yang
menggambarkan sebuah makna atau arti tertentu.
4. Sebagai sarana adat budaya (ritual)
Tidak sedikit dari seni musik tradisional baik di Indonesia maupun di luar negeri yang menggunakan
seni musik tradisional mereka untuk sebuah ritual adat. Sebut saja salah satu suku di papua yang selalu
membawakan musik tradisional mereka lengkap dengan tariannya ketika menyambut tamu kehormatan.
5. Sebagai sarana ekonomi
Dibeberapa daerah baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak orang/pemain musik tradisional
yang menjadikan permainan musik mereka sebagai usah menyambung hidup atau mata pencaharian. Ada
yang mengelolanya secara besar sehingga banyak menampung/menyerap banyak tenaga kerja, adapula
yang melakukannya sendiri atau terbatas dengan sebuah kelompok kecil. Meraka akan mendapatkan
bayaran dari pihak yang meminta mereka membawakan pertunjukan musik tradisional, biasanya dalam
acara-cara kedaerahan atau acara pernikahan, sunatan, dll.
6. Sarana pengembangan Diri
Yang terakhir adalah sebagai sarana pengembangan diri, rasanya tidak mungkin jika semua orang
terlibat dalam proses kreatif pembuatan atau pertunjukan musik tradisional tidak medapatkan hal ini.
Selain menambah keterampilan, orang-orang yang bergelut dalam dunia ini biasanya memiliki karakter
yang kental akan budaya daerahnya sehingga karakter-karakter atau ciri khas orang di daerah tersebut
tidak akan hilang atau tergerus arus globalisasi.

Macam-Macam Musik Tradisional


Setiap negara memiliki musik tradisional masing-masing. Pada artikel ini hanya akan disebutkan
beberapa contohnya. Berikut di antaranya :
1. Musik Tradisional Indonesia, Musik Gong Luang, Musik Krumpyung, Gambang Kromong, Laras Madya
dan Santi Swara, Karang Dodou, Musik Huda, Goong rentang, dll.
2. Musik Tradisional Jepang: Biwa Hoshi, Heike Biwa, Moso dan Biwa.
3. Musik Tradisional Spanyol: Tango, Brukdown, Samba, Salsa, Bachata, Cha Cha Cha, Reggaeton.
4. Musik Tradisional Korea: Nongak, Samul Nori, Minyo, Pansori, Arirang, dll.
Dunia ini berwarna dengan segala keanekaragaman bahkan pada musik sekalipun, eksistensi musik
tradisional yang mulai tergerus oleh musik modern tidak membuat para pelakunya atau pewarisnya gentar,
malah semakin menunjuka bahwa seni musik tradisional tidak hanya dapat unjuk gigi di daerah masing-masing
namun dapat mendunia juga. Terbukti dari banyaknya seniman atau pemusik tradisional Indonesia yang
menjuarai kompetisi tingkat dunia.
Setelah mengetahui tentang seni musik tradisional serta fungsi dan contohnya, semoga kita semua
dapat ikut andil dalam melestarikan seni musik tradisional khususnya Indonesia.*
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-musik/seni-musik-tradisional

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 3


KOMPETENSI DASAR 2
ANALISIS MUSIK TRADISIONAL

50 Nama Alat Musik Tradisional Indonesia Beserta Daerah Asalnya


By: Rita Amrina, 8 Agustus 2016

Indonesia adalah negara yang terkenal akan keaneka ragaman budayanya, salah satunya adalah alat
musik tradisional. Alat musik tradisional di Indonesia memiliki nama dan kegunaan yang unik di masing-masing
daerah. Selain alat musik tradisional, Indonesia juga terkenal akan rumah adat dan tarian daerahnya. Dengan
kekayaan budaya yang kita miliki seharusnya kita mengetahui lebih dalam tentang budaya-budaya yang ada di
33 provinsi Indonesia.

GAMBAR ALAT MUSIK


NO. NAMA - KETERANGAN
TRADISIONAL

1. Sarune Kale
➢ berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam yang mempunyai
jenis bunyi Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari
hembusan angin. Cara menggunakan serune kale adalah
dengan ditiup dan menggunakan jari untuk mengatur nada
yang ada di lubang serune kale

2. Aramba
➢ berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara yang mempunyai
jenis bunyi Ideofon, yaitu bunyi yang berasal dari bahan
dasarnya. Cara menggunakan Aramba adalah dengan
dipukul dengan menggunakan pemukul seperti stik

3. Saluang
➢ berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat yang
mempunyai jenis bunyi Aerofon, yaitu bunyi yang berasal
dari hembusan angin. Cara menggunakan saluang dengan
ditiup dan lubang yang ada di salung digunakan untuk
mengatur nada dan jari-jari tangan berfungsi untuk
menutup lubangnya

4. Gambus
➢ berasal dari Riau, yang membunyai jenis bunyi Kordofun,
yaitu bunyi yang berasal dari dawai atau senar. Gambus
mempunyai 3 senar – 12 senar. Gambus biasa dimainkan
sambil diiringi gendang.

5. Serangko
➢ berasal dari Jambi yang terbuat dari tanduk kerbau. Cara
menggunakan Serangko adalah dengan ditiup, serangko
biasa digunakan untuk pemberitahuan jika ada musibah di
masyarakat Jambi

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 4


6. Accoridon
➢ berasal dari Sumatera Selatan yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu jenis bunyi yang berasal dari hembusan nafas.
Cara menggunakan accordion yaitu dengan ditiup dan
memakang kedua tangan untuk mengatur alunan nada.

7. Doll
➢ berasal dari Bengkulu yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon, yaitu jenis bunyi yang asalnya dengan
memukul. Cara menggunakan doll yakni dengan dipukul
memakai alat pemukul

8. Bende
➢ berasal dari Lampung yang mempunyai jenis bunyi Ideofon,
yaitu jenis bunyi yang berasal dari bahan dasarnya. Cara
menggunakannya yaitu dipukul dengan alat pukul yang
khusus

9. Gendang melayu
➢ berasal dari Kepulauan bangka belitung yang mempunyai
jenis bunyi Membranofon, yaitu jenis bunyi yang asalnya
dengan memukul di sekitar area lunak dengan
menggunakan telapak tangan

10. Gendang panjang


➢ berasal dari Kepulauan Riau yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon yang digunakan dengan cara menepukkan
tangan pada area yang lunak

11. Tehyan
➢ berasal dari Ibukota Jakarta yang mempunyai jenis suara
Kordofon yang digunakan dengan cara digesek di bagian
dawai atau senarnya, hampir sama dengan memainkan
biola

12. Angklung
➢ berasal dari Jawa barat yang mempunyai jenis bunyi
Ideofon. Cara memainkan angkul yaitu menggunakan
tangan kita

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 5


13. Gamelan
➢ berasal dari Jawa Tengah yang mempunyai jenis bunyi
Ideofon. Cara memainkannya yaitu dengan dipukul – pukul
dengan alat pemukul

14. Gendang
➢ berasal dari Yogyakarta yang mempunyai jenis bunyi
Ideofon. Cara memainkannya dengan ditepuk di area lunak
menggunakan telapak tangan

15. Bonang
➢ berasal dari Jawa Timur yang mempunyai jenis bunyi
Ideofon. Cara memainkannya dengan dipukul

16. Gendang
➢ berasal dari Banten yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan menepuk
memakai telapak tangan.

17. Cengceng
➢ berasal dari Bali yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara
memainkannya dengan diletakkan pada kedua telapak
tangan kemudian ditepuk

18. Serunai
➢ berasal dari Nusa Tenggara Barat yang mempunyai jenis
bunyi Aerofon. Cara memainkannya dengan ditiup lalu
nadanya diatur dengan jari tangan

19. Sasando
➢ berasal dari Nusa Tenggara Timur yang mempunyai jenis
bunyi Chordofon. Cara memainkannya dengan dipetik

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 6


20. Japen
➢ berasal dari Kalimantan Tengah yang mempunyai jenis
bunyi Kordofon. Cara memainkannya dengan dipetik

21. Sampe
➢ berasal dari Kalimantan Timur yang mempunyai jenis bunyi
Kordofon. Cara memainkannya dengan dipetik dibagian
senarnya

22. Tuma
➢ berasal dari Kalimantan Barat yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan ditepuk
menggunakan telapak tangan

23. Panting
➢ berasal dari Kalimantan Selatan yang mempunyai jenis
bunyi Kordofon. Cara memainkannya dengan dipetik
dibagian senarnya

24. Kolintang
➢ berasal dari Sulawesi Utara yang mempunyai jenis bunyi
Ideofon. Cara memainkannya dengan dipukul.

25. Ganda
➢ berasal dari Sulawesi Tengah yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan menepuk
menggunakan telapak tangan

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 7


26. Keso
➢ berasal dari Sulawesi Selatan yang mempunyai jenis bunyi
Chordofon. Cara memainkannya dengan digesek di bagian
senar

27. Ladolado
➢ berasal dari Sulawesi Tenggara yang mempunyai jenis bunyi
Ideopon. Cara memainkannya dengan dipukul

28. Ganda
➢ berasal dari Gorontalo yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan ditepuk
memakai telapak tangan

29. Kecapi
➢ berasal dari Sulawesi Barat yang mempunyai jenis bunyi
Kordofon. Cara memainkannya dengan dipetik di bagian
senarnya

30. Nafiri
➢ berasal dari Maluku yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan ditepuk
menggunakan telapak tangan

31. FU
➢ berasal dari Maluku Utara yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon. Cara memainkannya dengan ditiup.

32. Kendang
➢ berasal dari Jawa Barat yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan dipukul
dengan alat pemukul

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 8


33. Tifa
➢ berasal dari Papua yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan dipukul lewat
telapak tangan

34. Guoto
➢ berasal dari Papua Barat yang mempunyai jenis bunyi
Kordofon. Cara memainkannya dengan memetik senar

35. Kulanter
➢ berasal dari Jawa Barat yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon. Cara memainkannya dengan dipukul,
kulanter biasanya dijadikan pengiring kendang

36. Gong
➢ berasal dari Jawa Barat yang jika dipukul akan
mengeluarkan jenis bunyi Membranofon. Gong biasanya di
ikat atau digantung pada kayu

37. Jengglong
➢ berasal dari Jawa Barat yang menyerupai gong kecil.
Jengglong biasanya dijadikan pengiring gong.

38. Rebab
➢ berasal dari Jawa Barat yang cara memainkannya seperti
biola yaitu di gesek. Bentuk rebab seperti busur panah

39. Talempong
➢ berasal dari Sumatera Barat yang cara memainkannya
dengan dipukul menggunakan kayu. Bentuk talempong
mirip dengan alat musik bonang dari Jawa Tengah.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 9


40 Pupuik batang padi
➢ berasal dari Sumatera Barat, bentuknya terbuat dari ruas
batamg padi yang sudang tua dan berbuku. Cara
memainkanya yaitu dengan ditiup

41. Serunai
➢ berasal dari Sumatera Barat yang terbuat dari padi, kayu
dan bambu. Cara memainkannya yaitu dengan ditiup.

42. Tambua dan tansa


➢ berasal dari Sumatera Barat yang terbuat dari kayu yang
dilubangi tengahnya. Cara memainkannya yaitu dengan
dipukul secara serentak.

43. Burdah
➢ berasal dari Sumatera Selatan yang terbuat dari bahan kulit
binatang atau kayu. Burdah sejenis dengan rebana yang
cara memainkannya dengan dipukul

44. Tenun
➢ berasal dari Sumatera Selatan yang terbuat dari kayu yang
berbentunk segitiga. Dinamakan tenun karena sering
digunakan sebagai penghibur para pekerja yang sedang
menenun

45. Kenong basemah


➢ berasal dari Sumatera Selatan yang terbuat dari tembaga.
Cara memainkannya yaitu dengan dipukul

46. Tebangan
➢ berasal dari Sumatera Selatan yang hampir mirip dengan
rebana. Cara memainkannya yaitu dengan dipukul

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 10


47. Genggong
➢ berasal dari Sumatera Selatan yang sejenis dengan alat
musik tiup seperti harmonika. Cara memainkannya yaitu
dengan dipegang dengan tangan kiri, kemudian bagian
sisinya ditempelkan ke bibir.

48. Caklemong
➢ berasal dari Bangka Belitung yang mempunyai bentuk
melengkung ke bawah. Cara memainkannya yaitu dengan
dipukul menggunakan pemukul

49. Gambangan
➢ berasal dari Bangka Belitung yang terdiri dari tujuh
potongan kayu. Cara memainkannya yaitu dengan dipukul
menggunakan kayu

50. Kompang
➢ berasal dari Lampung yang terbuat dari kulit kambing atau
kayu. Kompang hampir mirip dengan rebana, yang cara
memainkannya di pukul.*

https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-musik/nama-alat-musik-tradisional

Daftar Lagu Lagu Daerah Indonesia dan Asalnya


By: Rizky Anugrah R, Mei 2019

Setiap wilayah, mulai dari Sabang sampai Merauke pun memiliki lagu daerah tersendiri dengan ciri
khasnya masing masing. Belum lagi lirik lagunya yang bagus penuh dengan makna/pesan moral, rasa syukur,
perjuangan dan tradisi sehingga cocok didengar semua kalangan termasuk anak anak.

Di indonesia sendiri terdapat ratusan hingga ribuan lagu-lagu daerah, beberapa diantaranya cukup
populer karena sering dibawakan di berbagai kesempatan. Contoh lagu daerah nusantara yang dikenal
diantaranya ampar ampar pisang, yamko rambe yamko, poco poco, jali jali, lir ilir, rek ayo rek dan masih banyak
lagi.

Bermacam macam lagu daerah nusantara yang ada ini, merupakan sebuah kebanggan dan waraisan
budaya yang harus kita jaga dan lestarikan dengan baik agar tetap dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini kumpulan lagu daerah dan asalnya:

DAFTAR LAGU DAERAH DAN ASAL

NO. DAERAH JUDUL LAGU

1. Aceh Bungong Jeumpa, Jambo – Jambo, Lembah Alas, Aceh Lon Sayang,
Tawar Sedenge, Aneuk Yatim

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 11


2. Bali Dewa Ayu, Macepet Cepetan, Mejangeran, Meyong-Meyong, Ngusak
Asik, Putri cening Ayu, Ratu Anom

3. Bangka Belitung Nyok Miak, Alam Wisata Pulau Bangka, Men Sahang Lah Mirah, Nasib Si
Bujang Saro, Icak-Icak Dek Tau

4. Banten Dayung Sampan, Jereh Bu Guru, Tong Sarakah

5. Bengkulu Lalan Belek, Sungai Suci, Umang-umang, Pegi Berayak, Pantai Panjang, Ibo,
Taneak Tanai, Jibeak Weo, Pantai Malabero, Semulen Keme, Kota Cu’up,
Sungai Suci, Yo Botoi-botoi, Sekundang Setungguan, Ikan Pais

6. Gorontalo Dabu-Dabu, Binde Biluhuta, Moholunga, Tahuli Li Mama

7. Papua E Mambo Simbo, Sajojo, Yamko Rambe Yamko,

8. Jakarta Jali-Jali, Keroncong Kemayoran, Kicir-Kicir, Lenggang Kangkong,Ondel


Ondel, Ronggeng, Sirih Kuning, Surilang, Kelap Kelip, Hujan Gerimis,
Dayung Sampan, Abang Pulang, Sang Bango

9. Jambi Batanghari, Dodoi Si Dodoi, Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang


Mayang, Timang-Timang Anakku Sayang, Tanduklah Lancip, Angso Duo,
Orang Kayo Hitam, Putri Muaro Jambi, Sarolangun, Nelayan, Gadis Rimbo
Bujang, Dagang Manumpang (Cik Minah), Ketimun Bungkuk,Tanjung Bajure

10. Jawa Barat Bajing Luncat, Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Manuk Dadali, Neng
Geulis, Nenun, Panon Hideung, Pepepling, Peuyeum Bandung,
Pileuleuyan, Sapu Nyere Pegat Simpai, Tokecang, Warung Pojok,
Badminton, Cinta Nusa, Colenak, Lingkung Lembur, Raden Dewi Sartika,
Reumbeuy Bandung, Sabilulungan

11. Jawa Tengah Bapak Pucung, Cublak-cublak Suweng, Gek Kepriye, Gundhul Pacul, Lir-
Ilir, Jamuran, Jaranan, Padhang Wulan, Gambang Suling,Gek Kepriye,
Ande-ande Lumut, Dondong Apa Salak, Yen Ing Tawang Ono Lintang,
Stasiun Balapan

12. Madura Kembang Malathe, Keraban Sape, Tanduk Majeng, Dhe’ Nong Dhe’ Ne’
Nang, Din-Dindi’, Lar-Olar Kolarjang, Aeng Lema’, Ko’ Tongko’an Calelet,
Ke’ Rangke’ Kakonengan, Set-Seset Maloko’, Jan-Anjin, Gai Bintang, Po’-
Kopo’ Ame-Ame

13. Jawa Timur Rek Ayo Rek, Tanjung Perak, Lindri, Grimis-Grimis, Ker-Tanoker, Lir-
Saalir, Ko Soko Bibir, La Illa Haillallah

14. Kalimantan Barat Cik Cik Periuk, Aek Kapuas, Masjid Jami’, Alon-Alon, Kapal Belon, Antare
Kapuas – Landak, Alok Galing, Bantelan, Batu Balah, Bujang Nadi, Ca’
Uncang, Dare Sibarang, Darilah Saing, Dimane Kucare, Kaing Lunggi,
Passan Dolo’, Ruwai, Salah Pengambean, Salo’, Simbe Rapian, Simirante,
Sungai Sambas Kebanjiran, Tamasya ke Danau Sebedang, Tamlalai,
Tikanang Urang Tue, Ting Kedelai, Tandak Sambas

15. Kalimantan Selatan Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat, Anak
Pipit, Ayun Apan, Japin Rantauan, Musik Panting, Tirik Lalan, Halin,
Mandung – Mandung, Ta’ingat Kasih, Siti Zubaidah, Talanjur Batunangan,

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 12


Batawak Pantun, Badindang Ria, Alahai Sayang, Paris Tangkawang,
Mamuai Wanyi, Ampat Lima, Kakamban Habang, Curiak, Baras Kuning,
Kampung Barikin, Kambang Goyang, Dindang, Lancang Kuning, Karana Janji,
Syair Radap Rahayu, Syair Japin Hadrah

16. Kalimantan Tengah Kalayar, Naluya, Palu Lempong Popi, Tumpi Wayu, Manasai, Oh Indang Oh
Apang, Bawi Kuwu

17. Kalimantan Timur Indung-Indung, Oh Adingkoh, Bulan Haji, Buah Bolok, Burung Enggang
Marista, Lamin Talungsur

18. Kalimantan Utara Bebilin, Pinang Sendawar, Tuyang

19. Lampung Sang Bumi Ghuwai Jughai, Bumi Lampung, Sakai Sambayan, Seminung,
Muloh Tungga, Penyandangan, Anak Tupai, Adi-adi Laun Lambar, Cangget
Agung, Lipang Lipandang

20. Luwu – Sulawesi Selatan Bunga – Bungana Masamba, Tappalla’ Palla’

21. Sulawesi Selatan Ambo Logo, Ammac Ciang, Anak Kukang, Batti’batti, Bulu Alau’na Tempe,
Ganrang Pakarena, Mappadendang, Ma Rencong, Sulawesi Pa’rasanganta

22. Maluku Ambon Manise, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Kakatua, Burung Tantina,
Goro-Goro Ne, Gunung Salahatu, Hela Rotan, Huhatee, Kole-Kole, Lembe-
lembe, Mande-mande, Naik-Naik Ke Puncak Gunung, Nona Manis Siapa
Yang Punya, O Ulate, Ole Sioh, Rasa Sayange, Sarinande, Saule, Sayang
Kene, Siwalima Arika, Sudah Berlayar, Tanase, Toki Tifa, Waktu Hujan Sore-
sore

23. Nusa Tenggara Barat Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-orlen, Pai Mura Rame, Tebe Onana
Nusa, Tutu Koda, Kadal Nongaq

24. Nusa Tenggara Timur Anak Kambing Saya, Bolelebo, Desaku, Lerang Wutun, O Nina Noi, Orere,
Potong Bebek Angsa, Manalolo Banda, Putar-Putar Kopi, Flobamora, Pai
Mura Rame, Lerang Wutun, Bolelebo, Haleleu Ala De Teang, Loro Loro
Malirin, Ele Moto, Bole Jaru, Ofa Langga, Ina Noi, Tanjung Kurung, Mai Fali,
Tebe O Nana, Mana Lolo Banda, Kebiyononda, Bale Nagi, Fali Nusa Lote,
Peki Lewo, Kalabahi, Sinji Tena, Giyayo, Singkorena, Sadiapede, Manu Rae
Lewo, Bengure Le Kaju, O Ine Mora Ate, Do Hawu, Gaila Ruma Radha

25. Riau Lancang Kuning, Ocu Maantau, Rang Talu, Soleram, Zapin Pantai Solop,
Agar Terbang Bawa Bersuluh, Anak Igat, Langgam Melayu, Kutang Barendo,
Pulau Bintan, Segantang Lada, Tambelan, Hang Tuah, Kampung Halaman,
Pak Ngah Balek, Kasih Dan Budi

26. Sulawesi Tengah Tondok Kadadiangku, Tope Gugu

27. Sulawesi Tenggara Peia Tawa-Tawa, Tana Wolio

28. Sulawesi Utara Esa Mokan, Gadis Taruna, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Tahanusangkara, Tan
Mahurang

29. Sumatera Barat Anak Daro, Ayam Den Lapeh, Badindin, Bareh Solok, Dayung Palinggam,
Gelang Sipaku Gelang, Ka Parak Tingga, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 13


Jauh Di Mato, Lah Laruik Sanjo, Mak Inang, Malam Baiko, Saringgik Duo
Kupang, Tak Tong-Tong

30. Sumatera Selatan Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Kabile-Bile, Ya Saman

31. Sumatera Utara Butet, Cikala Le Pongpong, Dago Inang Sarge, Ketabo, Leleng Ma Hupaima,
Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua,
O’pio, Piso Surit, Rambadia, Say Selamat Masinegar, Sengko-sengko,
Sigulempong, Sik Sik Sibatumanikam, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, Sitara
Tillo, Sory Ya Katulla, Tarutung Na Uli (Tapanuli Utara), Tano Niha Sumatra
Utara Nias

32. Yogyakarta Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah, Kidang Talun,
Menthok- menthok, Kupu Kuwi, Caping Gunung, Walang Kekek, Gethuk

Demikianlah daftar lagu lagu daerah Indonesia dan asalnya lengkap 34 provinsi. List diatas hanya
sebagian saja dari sekian banyak lagu tradisional daerah yang ada di seluruh Indonesia. Sekian artikel kali ini,
semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi pengetahuan bagi kita semua.*
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/14332/Daftar-Lagu-Lagu-Daerah-Indonesia-dan-Asalnya-Lengkap-34-Provinsi

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 14


KOMPETENSI DASAR 3
PERTUNJUKAN MUSIK

15 Jenis Musik Tradisional


By: Silontong, 24 November 2017

Sampai saat ini, alat musik tradisional masih banyak digunakan oleh masyarakat tertentu. Sebagian
dari mereka malah menggabungkannya dengan alat musik modern yang terdiri dari: alat musik petik dan alat
musik ritmis serta alat musik tiup. Dengan begitu, kehadiran alat musik masa kini tidak menghilangkan alat
musik tempo dulu.

JENIS PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL INDONESIA

NO. NAMA PERTUNJUKAN KETERANGAN

1. Musik Gambang Kromong - Betawi ➢ Jenis musik ini merupakan musik tradisi serapan
yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya.
Berdasarkan informasi yang didapat, genre musik
ini cikal bakalnya berasal dari musik etnis Cina.
➢ Dan kini sebagian besar pelakunya adalah
seniman-seniman Betawi dari etnis non Cina
(pribumi).
➢ Penyanyi Benyamin S dan Ida Royani sempat
mempopulerkan jenis musik ini dalam bentuk
bentuk penyajian lagu humor gaya Betawi.
➢ Perlu diketahui, jenis musik Gambang Kromong ini
berfungsi sebagai lagu-lagu instrumentalia, musik
iringan tari (tari colek). Saat ini juga digunakan
sebagai musik iringan Lenong.

2. Musik Goong Renteng – Jawa Barat ➢ Jenis Musik Goong Renteng menjadi salah satu
jenis Gamelan khas masyarakat Sunda yang sudah
cukup memakan usia.
➢ Selain itu, seperangkat Gamelan Goong Renteng
dikenal juga kesenian Gamelan Mbah Bandong.
Kabarnya, genre musik tersebut berasal dari desa
lebakwangi Batukurut kecamatan Pameungpeuk,
Provinsi Jawa Barat.
➢ Berdasarkan fungsinya, kesenian ini digunakan
khusus untuk acara keagamaan muludan/maulud
Nabi.
➢ Ada banyak instrumen musik dalam Gamelan
Goong Renteng, yaitu:
o Bonang,
o Saron,
o Kecrek,
o Beri,
o Goong,
o dan Kendang.
➢ Adapun lagu yang biasa dibawakan adalah lagu
Seserengan, lagu Pucung lingkup, dan lagu
Pangkur.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 15


3. Musik Santi Swara dan Laras Madya – ➢ Adalah jenis musik tradisional di Jawa tengah
Jawa Tengah (Jateng), yang kini masih hidup khususnya di
daerah pinggiran. Lagu-lagu shalawatan atau lagu
yang religi yang dibawakan jenis musik ini. Yang
membuat unik, lagu Islami tersebut dibawakan
dalan bahasa Jawa, bernada Slendro dan Pelog
yang digarap dengan memasukan unsur
Karawitan, yang lazim dinamakan Santi Swara.
➢ Sedangkan, jenis musik Laras Madya adalah
hampir sama dengan Santi Swara. Hanya saja,
Laras Madya bentuknya seperti koor
tetembangan yang instrument pengiringnya
berupa Terbang (pokok), ditambah Kendang,
Kemanak, dan Bogem.
➢ Intinya, penyajian Musik Santi Swara dan Laras
Madya bisa disebut mirip, perbedaan dapat
dilihat di materi lagu dan cakepanya.

4. Musik Krumpyung - Yogyakarta ➢ Genre musik Krumpyung ialah seni musik


tradisional Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Dimainkan dengan iringan alat
musik yang semuanya terbuat dari bambu.
➢ Ada pun nama Krumpyung sendiri diambil dari
suara iringannya yang terdiri dari alat musik
Angklung, Terbang, Keprak, Kentongan dan
Kendang. Semua alat musik tersebut jika
dimainkan secara bersama-sama akan
menimbulkan efek bunyi “kemrumpyung”.

5. Musik Gong Luang - Bali ➢ Genre musik lain yang biasanya terdapat dalam
Gong Luang adalah: Gangsa, Jublag, Jegog, Saron,
Trompong, Kendang, Suling, dan Riyong.
➢ Kesenian tradisional ini berasal dari daerah
provinsi Bali. Gong Luang sedniri terdiri dari dua
kata yaitu:
o Gong dan Luang.
➢ Adapun artinya mengacu pada nama itu sendiri
Gong. Sedang kata Luang berarti ruang atau Rong.
➢ Jika ada acara kematian di Bali, Gong Luang tak
lupa selalu mengiringinya.

6. Musik Karang Dodou – ➢ Genre Musik Karang Dodou merupakan musik


Barito, Kalimantan Tengah tradisional khas daerah Tanah Siang, Wilayah
Barito Utara yang terletak di Kalimantan Tengah
(Kalteng). Biasanya, musik ini dimainkan pada
ritual yang dapat disaksikan pada saat upacara
adat tertentu misalnya acara memandikan bayi
dan memberikan nama bayi (upacara”Noka
Pati”), mengobati orang sakit keras sehingga
rohnya perlu dipelihara atau disimpan menurut
keyakinan masyarakat Adat setempat. Upacara
tersebut diberi nama upacara “Nambang Morua”.
➢ Perlu dipahami, dalam musik ini banyak
melantunkan lagu-lagu yang mengucapkan
mantera mantera yang berisi doa doa kepada
“mohotara”. Nuansa mistisnya sangat kental.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 16


7. Musik Huda – Minangkabau, Sumatera Barat ➢ Menurut informasi yang didapat, jenis musik ini
berangkat dari tiga (3) jenis musik tradisional
daerah Minangkabau-Sumatera Barat (Sumbar),
seperti Dikil Rabaro, Dikil Mundan, dan Salaulaik
Dulang yang ketiganya agama Islam.
➢ Dikil Rabaro merupakan seni vokal yang
memakai Rabaro sebagai iringan. Sedang Dikil
Mundan juga merupakan seni vokal yang
memakai Mudan sebagai iringan. Salaulaik
Dulang merupakan seni vokal yang berfungsi
sebagai ritem atau iringan.
➢ Dalam memainkkanya, ketiga musik tersebut di
inovasikan atau digabungkan hingga menjadi
suatu komposisi musik yang utuh dan sempurna
bunyinya.

8. Musik Senandung Jolo – Muara Sebak, Jambi ➢ Asal jenis musik tradisional ini adalah Provinsi
Jambi, di kecamatan Muara Sabak Kabupaten
Jambi Timur. Pementasan musik ini biasanya
diadakan pada saat orang turun ke sawah yang
sering disebut sebagai manunggal padi. Nah,
pada saat manunggal padi tersebut para
pemuda dan pemudi mengungkapkan isi hatinya
dengan mengucapkan pantun secara bergantian
yang diiringi dengan berbagai alat musik yang
terdiri dari:
o Kulintang Kayu,
o Biola,
o Gendang Satu,
o Gendang Dua,
o Serta Gong.

9. Musik Gaghahanggase – ➢ Agak sulit untuk mengucapkan genre musik ini,


Sangihe Talaud, Sulawesi Utara tapi perlahan dan pasti akan bisa jika sudah
biasa. Karena suatu hal akan bisa dan mudah jika
sudah biasa dilakukan.
➢ Genre Musik Gaghahanggase merupakan salah
satu musik tradisional masyarakat Sangihe
Talaud. Dalam sejarahnya, jenis musik ini bisa
eksis karena dimainkan oleh anak-anak. Musik
Gaghahanggase merupakan paduan dari
beberapa jenis alat musik baik baik yang sifatnya
Diatonis maupun Non Diatonis.
➢ Adapun alat musik yang mendukung jika jenis
musik ini dimainkan adalah berasal dari musik
bambu,musik kentel, musik seheng, musik
tatengkorang, musik tagonggong, musik tambur,
musik kalikitong, musik behongang, dan musik
karoncongang.
➢ Biasanya, untuk vokal dinyanyikan oleh pria atau
wanita.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 17


10. Musik Tradisi Aluyen – ➢ Tari aluyen yang artinya lagu yang dinyanyikan.
Sorong, Papua Barat Tarian ini adalah tari tradisional yang
dipertunjukan ketika upacara adat. Contoh
upacaranya seperti membangun rumah baru,
kebun baru ataupun yang lain-lainnya. Tari
aluyen ini berasal dari daerah Kabupaten Sorong
yang ada di Provinsi Papua Barat. Ketika
membawakannya, tarian ini akan dipimpin oleh
seorang penari dan diikuti penari-penari pria dan
penari wanita.
➢ Pertunjukan Aluyen ini ditarikan oleh para penari
wanita ada di belakang dengan 2 barisan
memanjang. Kemudian untuk penari pria nya
ada 2 baris di belakang penari wanita. Penari
akan melakukan gerak kaki mengikuti irama
sambil bergoyang pinggul. Sang Penari juga
memakai baju adat Kamlanan serta memakai
perhiasan yang terbuat dari manik – manik dan
juga eme.

11. Musik Tabuh Salimpat - Lampung ➢ Jenis musik ini adalah musik tradisional daerah
yang berasal dari Lampung. Kabarnya, hingga
saat ini, jenis musik Tabuh Salimpat masih hidup
dan berkembang di daerah masyarakat
pendukungnya. Anda percaya? Jika tidak
percaya, mana tahu Anda sempat datang ke
Lampung untuk melihat tempat wisata, bisa
sekalian mampir untuk memverifikasi
kebenarannya.
➢ Tabuh salimpat terdiri dari alat musik tabuh dan
alat musik petik. Di dalam penampilan musik ini,
instrumen yang paling menonjol adalah
instrumen Kerenceng dan Gambus Lunik.
Sedangkan instrumen yang lain hanya sebagai
pelengkap saja. Fungsi musik ini digunakan
sebagai upacara adat, juga sebagai alat
berkomunikasi di antara kamu remaja dalam
bentuk lagu yang disebut Sesimbatan atau
pantun bersahutan, serta dapat juga menjadi
iringan gerakan tari.

12. Musik Syair Telimaa – ➢ Menurut sejarah jenis musik Syair Telimaa
Kapuas, Kalimantan Barat berasal dari daerah Tanah Mandalam, Bumi
Uncok Kapuas, Kalimantan Barat (Kalbar)
➢ Genre musik ini salah satu syair yang cukup
terkenal, di Samoing Syair Lawih dan syair
lainnya. Pada zaman dahulu syair ini dilantunkan
pada saat pesta resmi dan pertemuan
pertemuan kerabat sesepuh Tanah mandalam di
bumi Uncok Kapuas, Kalbar.
➢ Jika dilihat lebih dalam, Isi syair dari musik
tersebut adalah berupa pesan agar para generasi
muda mempertahankan dan melestarikan nilai
kejayaan budaya bangsa nenek moyang.

13. Musik Panting – Tapin, Kalimantan Selatan ➢ Genre musik Panting berasal dari daerah Tapin,
Kalimantan Selatan (Kalsel). Kabarnya,
masyarakat adat setempat sangat menggemaari
musik ini sehingga jadi kebanggaan daerahnya.
➢ Perlu diketahui, kata Panting berarti ‘petik’, yaitu
membunyikan senar dengan teknik sentilan.
Dalam penyajian, musik ini dahulunya banyak
dipentaskan pada malam hari, dan sekarang
sudah dipergunakan untuk menyambut tamu
kehormatan atau sebagai musik hiburan rakyat.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 18


Musik tradisioanl Panting terdiri dari instrumen
panting itu sendiri yaitu:
o Babaun,
o Agung,
o Marakas atau Giring-giring,
o Talinting.

14. Musik Sasando Gong – ➢ Genre musik Sasando adalah alat musik khas
Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur pulau Rote,Nusa Tenggara Timur (NTT) dan
merupakan jenis alat musik petik yang terdiri dari
sebatang bambu sebagai tempat untuk
menyangkutkan kawat halus unutk di petik.
➢ Pengertian harfiah nama sasando menurut asal
katanya (dalam bahasa rote) sasando atau
sasandu artinya alat yang bergetar atau alat yang
berbunyi. Sedangkan secara harfiah nama
Sasando menurut asal katanya dalam bahasa
Rote, Sasandu, yang artinya alat yang bergetar
atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya
dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar,
biola, kecapi, dan harpa.
➢ Dilihat dari fungsinya, musik sasando gong
sebagai hiburan, pengiring tarian, dan sebagai
upacara adat setempat. Cara memainkanya
sangat beragam. Diantaranya adalah
menggunakan cara Teo Renda, Oda Langga, Feto
Bo, Batu Matia, Basili dan lain lain.

15. Musik Keroncong - Betawi ➢ Genre musik Keroncong adalah nama dari
instrumen musik sejenis ukulele. Sebagai jenis
musik khas Indonesia, keroncong dalam
penyajiannya menggunakan instrumen musik
keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 19


By: Yulia Rahmawati, 8 Desember 2018
Pengertian, Jenis, Teknik, Prosedur dan Evaluasi Pertunjukan Musik

PENGERTIAN PERTUNJUKAN MUSIK


Pertunjukan seni musik adalah suatu upaya untuk mengungkapkan perasaan melalui komposisi
keindahan suara manusia dan harmonisasi alat musik yang diciptakan oleh para pencipta lagu untuk
memuaskan selera populer masyarakat. Istilah lain dari pergelara adalah pertunjukan, yaitu suatu kegiatan
yang mendapatkan tanggapan dan penilaian.
Berdasarkan subjek pengisi dan penonton kegiatan, ada dua tujuan yang terkandung di dalam kegiatan
pergelaran tersebut, antara lain tujuan makro yaitu sebagai hiburan bagi masyarakat umum atau khalayak
ramai, dan tujuan mikro yaitu sebagai sarana evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran seni musik (kesenian)
di sekolah. Selain memiliki tujuan, pergelaran seni musik juga memiliki beberapa fungsi, antara lain media
pengembangan bakat, media komunikasi, media ekspresi diri dan media apresiasi.

TEKNIK PERTUNJUKAN
1. Karya musik yang akan dimainkan
2. Penempatan pemain di atas panggung (blocking)
3. Aspek psikologis para pemain selama pertunjukan
4. Penguasaan permainan musik dan latihan

JENIS KARYA MUSIK YANG DIPERGELARKAN


Dalam kegiatan pergelaran seni musik dapat ditampilkan berbagai jenis musik, baik jenis musik
tradisional maupun nontradisional.
1. Musik Tradisional
Musik tradisional adalah jenis musik yang lahir dari budaya suatu daerah. Contoh-contoh musik
daerah yaitu degung (Sunda), gambang kromong (Betawi), gamelan sunda (Jawa Barat) dan lain-lain.
2. Musik Nontradisional (Modern)
Musik nontradisional disebut juga dengan musik modern, yaitu jenis musik yang digarap secara
modern, baik dari segi elemen musikal, peralatan musik yang dipergunakan, fungsi, mauun bentuk
penyajiannya.

Pergelaran musik dapat disajikan dalam bentuk seperti paduan suara/koor, ansambel musik gitar,
ansambel musik tiup, ansambel musik perusi, atau organ tunggal. Agar suasana tidak monoton dan penonton
tidak merasa bosan, maka dapat ditampilkan berbagai lagu yang dibawakan secara berselang-seling.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 20


PROSEDUR PERTUNJUKAN MUSIK
Sebelum pelaksanaan kegiatan pergelaran, penting adanya perencanaan sebagai pedoman yang dapat
mengarahkan kepada pelaksana (panitia) agar dapat bekerja dengan tahap-tahap yang ditentukan. Adapun
fungsi perencanaan dalam kegiatan pergelaran seni musik, yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai langkah awal yang dilakukan panitia.
b. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
c. Sebagai kendali dalam menciptakan suasana kerja yang efektif dan efisien.
d. Sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi kegiatan.

HAL-HAL YANG HARUS DIBAHAS DALAM MENYUSUN RENCANA PERGELARAN


1. Menyusun Panitia Pergelaran
Dalam kegiatan pergeleran seni musik, organisasi kepanitiaan memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk mewujudkan tujuan kegiatan yaitu terlaksananya pergelaran seni musik sesuai dengan yang
direncanakan. Orang dalam kepanitiaan uga harus memenuhi syarat dan kriteria yang ada, di antaranya :
a. Menguasai bidang tugasnya
b. Sanggup bekerja sama dan bekerja keras
c. Siap untuk memimpin dan dipimpin
d. Disiplin dan kreatif
e. Berdedikasi dari loyalitas yang tinggi

2. Menentukan Tema Pergelaran


Suatu kegiatan yang dilaksanakan tentu mempunyai maksud dan tujuan tersebut diungkapkan dalam
sebuah tema, dan tema yang disampaikan harus sesuai dengan misinya.

3. Menentukan Jenis Musik yang Dipergelarkan


Dalam menentukan jenis musik yang ditampilkan, tidak bisa lepas dari tema yang lelah ditetapkan. Misalnya
untuk tema peringatan Sumpah Pemuda atau hari Pahlawan, maka jenis lagu yang sesuai adalah berbagai
macam lagu daerah atau perjuangan.

4. Menentukan Sumber Dana


Dana yang dipergunakan untuk pergelaran tersebut harus jelas, baik jumlah atau sumber dana tersebut.
Apakah dana tersebut diperoleh dari sekolah, iuran siswa atau melalui sponsor. Perlu diingat bahwa segala
kegiatan pasti memerlukan dana. Oleh karena itu, dalam menetapkan anggaran harus melihat besar
kecilnya kegiatan tersebut.

5. Menentukan Waktu dan Tempat Pergelaran


Waktu dan tempat pelaksanaan pergelaran ditentukan dengan banyak pertimbangan, agar dapat berjalan
sesuai tujuan. Adapun tempat pergelaran dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar ruangan. Hal tersebut
disesuaikan dengan keadaan sekolah. Sebelum melaksanakan pertunjukan perlu perancanaan yang baik.

6. Menentukan Sasaran Penonton


Panitia harus memperhatikan segmen penonton pertunjukan yang akan dilaksanakan. Artinya, sebuah
pertunjukan itu ditujukan kepada penikmat musik yang cocok misalnya siswa SMP, SMA, dewasa, remaja,
semua umur, atau segmen penonton yang lainnya.

7. Penataan Ruang Pergelaran


Ruang pergelaran adalah ruangan atau tempat di mana kegiatan pergelaran tersebut dilaksanakan. Ruang
pergelaran meliputi panggung untuk kegiatan pentas, ruangan untuk penonton atau pengunjung, ruang
gant pakaian atau riass, ruang transit, ruang konsumsi dan ruang panitia. Dalam mempersiapkan pergelaran
hendaknya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan penataan ruang pergelaran, yaitu tentang
dekorasi, pencahayaan/lighting, sound system, dan penampilan tema.

8. Mempersiapkan Ruang Kelengkapan Pergelaran


Kelengkapan-kelengkapan yang harus ada pada kegiatan pergelaran musik antara lain peralatan musik,
partitur musik, trap untuk penyanyi, sound system, dan kostum pemain.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 21


EVALUASI PERTUNJUKAN MUSIK
Selain bisa digunakan sebagai media kreativitas, menampilkamn pertunjukan seni musik juga sebagai
media saran untuk mengembangkan potensi diri, khususnya seni musik. Namun, tidak jarang ditemukan risiko-
risiko yang akan dihadapi misalnya kerusuhan, cemoohan, bahkan penontonnya meninggalkan pertunjukan.
Dengan demikian, untuk mempertunjukkan seni musik diperlukan pengecekan segala sesuatu yang dibutuhkan
mulai dari estimasi dana sampai jenis musik dan pengecekan yang lainnya.

Pelaksanaan pergelaran seni musik tingkat kelas dapat dibuka oleh wali kelas masing-masing. Namun,
sebelum acara dimulai terlebih dahulu harus dibuat rancangan susunan acara yang akan disuguhkan kepada
penonton. Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam rancangan acara yaitu waktu/durasi/lamanya acara, pola
acara, variasi acara, dan puncak acara.
Setelah kegiatan pergelaran selesai dilaksanakan, biasanya diadakan evaluasi terhadap kegiatan
tersebut. Evaluasi dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Pada evaluasi proses, guru kesenian
sebagai pembimbing memberikan catatan-catatan kecil yang ditujukan kepada setiap anggota panitia, yang
meliputi cara kerja panitia, kekompakan kerja panitia, kedisiplinan dan kerja sama masing-masing personel
panitia.
Adapun evaluasi hasil merupakan evaluasi erhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari
kegiatan pergelaran tersebut. Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hambatan
yang dihadapi oleh setiap seksi, cara mengatasi persoalan-persoalan yang ada, serta mengetahui keadaan
keuangan pada kegiatan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman
untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa yang akan datang. Selain memiliki tujuan tersebut, evaluasi juga
memiliki manfaat yaitu memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain dan sebagai tolok ukur atas
keberhasilan suatu kegiatan.*
http://yuliarahmawati10.blogspot.com/2018/12/pengertian-jenis-teknik-prosedur-dan-evaluasi-pertunjukan-musik-lengkap-kurtilas.html

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 22


KOMPETENSI DASAR 4
KRITIK SENI MUSIK

Posted By Nanang Ajim | Posted On 2:29 PM

Karya musik dapat kita dengarkan melalui pertunjukan langsung atau melalui hasil rekaman. Karya
tersebut oleh penyajinya, baik pemain musik maupun penyanyi selalu berusaha tampil sebaik-baiknya untuk
memenuhi harapan (keindahan) bagi pendengarnya. Bagi penyaji musik, komentar dari pendengar dapat
mendorong musisi untuk berkarya lebih baik. Rasa puas diri kadang dapat menurunkan upaya untuk
meningkatkan kemampuan diri. Melalui komentar yang dilontarkan, penonton atau pendengar menjadi paham
akan apa yang terbaik atau pun kekurangan seorang penyanyi.

Kritik musik bukan hanya komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi suatu ulasan mendalam dan luas
guna memberi pemahaman atas karya. Kritik musik berusaha menghubungkan karya musik dan pelakunya
dengan masyarakat musik (pendengar) sehingga terbangun suatu pemahaman atas nilai-nilai keindahan. Karya
musik yang didengarkan tidak selalu dengan mudah dipahami, apalagi jika karya tersebut asing dan apresiator
kurang memiliki referensi atas karya tersebut. Dengan demikian, kritik musik diperlukan oleh seniman dan
pendengar musik.

A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Musik


1. Pengertian Kritik Musik
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki karya tersebut. Kritik
berasal berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya memisahkan, merinci. Dalam melakukan kritik musik
ada obyek yang dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut kritikus. Obyek yang dikritik dalam
musik adalah karya musik yang sedang dicermati. Karya musik itu umumnya memiliki gagasan (keindahan)
bunyi atau pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya.

2. Fungsi Kritik Musik


Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat
yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat menambah
pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri. Secara umum
fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :

❖ Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.


❖ Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
❖ Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
❖ Pengembangan mutu karya musik.

3. Tujuan Kritik Musik


Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni
ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi atas karya dan
penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki apresiasi terhadap karya musik. Dengan
demikian diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang.

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 23


B. Jenis dan Pendekatan Kritik
Berdasarkan prosedur atau landasan kerja, jenis atau tipe kritik seni terdiri dari:

• Kritik Jurnalistik. Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi
tentang berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas
karena untuk keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun menyatakan, bahwa “kewajiban
seorang kirtikus jurnalistik adalah memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk
menyenangkan perasaan mereka (2011:8).
• Kritik Pedagogik. Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian dalam lembaga pendidikan. Tujuan kritik
ini adalah untuk mengembangkan bakat dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses
belajar mengajar dengan obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri.
• Kritik Ilmiah. Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah,
dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis
maupunmembandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis. (Bangun, 2011:
11).
• Kritik Populer. Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung
dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang
disampaikan bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapipada kesetiaan atas
suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni.

Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan
ekspresivistik. Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun kerangka berpikirnya atau
caranya menyajikan kritik.

• Formalistik. Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki kehidupanya sendiri,
lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni
yang dibahas. Kriteria yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur formal atau
unsur dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan menghindari unsur estetis yang tidak relevan,
seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-lain. (Bangun, 2011: 56-57).
• Instrumentalistik. Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk
mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni
dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana
penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan masyarakat. Di sini, nilai seni ini
terletak pada kegunaanya.
• Ekspresivistik. Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang
diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang
menggunakan pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman pencipta suatu karya
seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan sebagai pendukung emosi
penciptanya.

C. Penyajian Kritik Musik


Setelah mengetahui beberapa konsep kritik seni seperti diutarakan di atas. Ada 4 hal pokok dalam
kegiatan penyajian yang sudah umum digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi, dan
evaluasi.

o Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah penyajian fakta yang bersumber langsung
dari karya musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa pernyataan elemen dan warna bunyi yang
digunakan. Faktor-faktor pendukung penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap ini
dinyatakan secara lengkap bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut diperlakukan dalam
penyajian musik.
o Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada, melodi, harmoni,
ritme, dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada bagian mana pentingnya dalam
mendukung penuangan atau penyajian gagasan. Inilah tahap menyatakan mutu suatu karya musik

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 24


berdasarkan analisis unsur-unsur penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus
sangat diperlukan pada tahap ini.
o Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian nilai artisitik suatu
penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan tersebut. Membandingkan dengan
karya sejenis dapat menjadi faktor pertimbangan dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam
interpretasi. Tahap ini dapat dikatakan sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal yang
ada dalam suatu karya musik, bukan dari hukum-hukum yang bersifat umum (deduktif).
o Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup penting dalam kritik
musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya atas penyajian suatu musik. Pendapat yang
dimaksud bukan pendapat pribadi tanpa dasar. Dasar pernyataan dalam evaluasi adalah hasil dari
deskripsi dan analisis yang ditunjang interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi adalah
kebaikan atau kegagalan suatu penyajian musik. Kebaikan atau kekurangan merupakan pertimbangan
atas gagasan dengan ketercapaian dalam penyajian musik. Pernyataan kebaikan, berupa kelebihan-
kelebihan yang ditemukan atau sebaliknya akan membangun pemahaman peningkatan penyajian
karya musik.

Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara tulisan disusun
seperti urutan penyaian di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan
demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi:

• Pendahuluan
• Deskripsi
• Analsis
• Interpretasi
• Evaluasi

Bagian pendahuluan berisi tentang identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama penulis atau pencipta
musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang dianggap perlu untuk diketahui oleh pembaca.
Dalam hal musik vokal, lirik lagu termasuk bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis kritik musik. Lirik lagu
karena berbasis bahasa maka dapat dianalsisis makna yang terkandung di dalamnya. Makna lirik lagu
mencakup makna denotatif dan konotatif.*
https://www.mikirbae.com/2015/01/belajar-kritik-musik.html

Tulungagung, 2 Januari 2021


Guru Seni Budaya

YUSMA HERMAWATI, S.Pd


NIP. 29780313 200604 2 032

©2021_sman1kedungwaru Pengetahuan Seni Budaya – Seni Musik 2020/2021 25

Anda mungkin juga menyukai