Angklung, alat musik tradisional dari Jawa Barat (Foto: Wisma Putra)
Jakarta - Musik tradisional bersifat khas, karena mencerminkan kebudayaan suatu etnis
atau masyarakat tertentu. Umumnya musik tradisional mengangkat tema-tema kehidupan
budaya setempat.
Seperti halnya musik modern, musik tradisional juga memiliki bentuk estetika tersendiri.
Estetika musik tradisional merupakan keindahan pada pendengaraan, hingga sampai pada
kedalaman penjiwaan.
Estetika musik tradisional terletak pada jenis suara yang dihasilkan alat musiknya, nada,
ritme, tempo, dan dinamika pada suatu lagu yang dimainkan.
Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai ciri, fungsi, dan jenis beserta contoh musik
tradisional, yang dilansir dari e-modul Seni Budaya Kelas X oleh Hanun Adhaninggar, dan
modul Seni Budaya bertajuk "Keragaman Musik Tradisional" karya Y. Lilik Subiyanto.
Angklung, alat musik tradisional dari Jawa Barat (Foto: Wisma Putra)
Fungsi musik tradisional adalah sebagai berikut:
Contohnya pada upacara adat panenan (memulai tanam padi) yang ada di tengah
masyarakat Kanekes. Musik tradisi yang dipergunakan adalah angklung buhun.
Biasanya, di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen musik tertentu
dipercaya mempunyai kekuatan magis atau spiritual. Hal itu bisa kita lihat pada musik dog-
dog ting, yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa meyakini bahwa musik
dog-dog ting mampu untuk mencari orang yang hilang akibat disembunyikan oleh mahluk
gaib.
2. Sarana Hiburan
Musik merupakan salah satu cara masyarakat untuk menghilangkan kejenuhan, dan sarana
rekreasi hingga ajang pertmuan dengan warga lainya. Hiburan yang bersifat individu, akan
dapat membantu menyegarkan kembali keletihan mental seseorang.
Misalnya, seseorang bisa duduk sendirian menghibur dirinya, sambil bermain musik dari
bunyi seruling di bawah pohon rindang. Sedangkan, contoh hiburan yang sifatnya
melibatkan banyak orang bisa kita temukan pada para gadis di daerah Aceh. Dahulu gadis-
gadis daerah Aceh sering mengisi waktu senggang mereka di sawah dengan bermain
canang trieng atau celempong.
Di Madura alat musik saronen, dijadika nama untuk pertunjukan seni saronen. Orang-orang
bisa membentuk kelompok musik tradisional dari satu maupun macam-macam jenis alat
musik secara bersama (ansambel). Tak heran, biasanya masyarakat Indonesia suka
antusias dalam menonton pagelaran musik.
3. Pengiring Tarian
Di Indonesia musik tradisional yang dibuat juga menjadi elemen penting untuk mengiringi
tarian- tarian khas daerah. Oleh karena itu, banyak tarian daerah di Indonesia hanya dapat
diiringi oleh musik khas daerahnya. Antara musik dan tarian pengiringnya mampu memiliki
keselarasan yang khas. Kesesuaian iringan musik akan menjadikan tampilan tarian lebih
hidup.
4. Sarana Komunikasi
Secara umum, berbagai macam alat dan pola bunyi dimaksudkan untuk menyebarkan
pemberitahuan akan adanya suatu peristiwa (kematian, pencurian, dan sebagainya),
keadaan (darurat, siaga, aman), penanda waktu (mulai atau akhir kerja, waktu ibadah, dan
sebagainya), hingga kegiatan bersama ( gotong-royong dan berkumpul.
Alat musik tradisional yang biasa dipakai seperti kentongan, beduk di masjid, lonceng di
gereja merupakan alat tradisional yang digunakan sebagai sarana komunikasi.
Kentongan yang dibunyikan dari pola bunyi dara muluk, pada kalangan masyarakat Jawa
hal tersebut dijadikan pertanda bahwa keadaan lingkungan telah aman dari bahaya.
Dalam arti sepenuhnya, musik tradisional mampu menjadi sarana komunikasi. Apabila
musik tradisional dijadikan sebuah media untuk menyampaikan pesan kepada khalayaknya,
maka sarana penyampaian pesan bisa dilakukan melalui isi syair maupun semangat
lagunya.
6. Sarana Ekonomi
Musik tradisional juga mampu menghasilkan pendapatan dari lahan wirausaha, baik bagi
seniman, pebisnis, maupun pemodal. Pendapatan ekonomis bisa bersifat komersial dan
layanan bakti. Bagi para seniman pendapatan bisa berwujud dari ucapan terima kasih atau
honorarium, atas jasa musiknya. Sedangkan, pendapatan berupa bayaran bersifat
pekerjaan pokok (profesi), maupun sambilan (amatir).
Bisnis musik tradisional bisa berlangsung apabila hal tersebut berupa sebuah industri.
Contohnya industri jasa, pada penyelenggara pentas (event organizer), Industri produk
berupa pembuatan alat-alat musik, rekaman, kelengkapan bermain musiknya, dan lain
sebagainya. Sisi perdagangan juga bisa berupa penjualan produk.
Written by Restu
Penemu Not Balok – Musik, siapa yang tidak tahu dengan istilah itu, hampir semua orang
akan mengenal istilah itu, bahkan anak-anak pun sudah mengenalnya. Sebagian anak-anak
sudah diajarkan lebih dalam tentang musik, tetapi sebagian lainnya hanya mengetahui sedikit
tentang musik. Memang sudah tak asing lagi, apabila musik digemari banyak orang karena
terkadang ketika bermain musik atau mendengarkan musik akan muncul rasa bahagia, sedih,
dan lain-lain. Perasaan-perasaan itulah yang membuat musik menjadi lebih berwarna dan
terasa lebih “hidup”.
Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa ada orang yang lebih suka untuk
memainkan musik dan ada juga yang lebih suka untuk mendengarkan musik, bahkan tak
sedikit juga yang suka bermain musik sekaligus suka mendengarkan musik, kalau kamu
termasuk lebih mendengarkan atau bermain musik? Apapun pilihannya, intinya musik
memang selalu menghibur diri kita.
Pada umumnya, seseorang yang mendengarkan musik atau bermain musik akan mengikuti
perkembangan usia dan zama. Misalnya, ketika berusia anak-anak akan menyukai musik
anak, ketika remaja akan menyukai musik remaja, dan seterusnya. Selain itu, perkembangan
musik pasti mengikuti zaman dan selera musik para pendengar. Jadi, sudah menjadi hal yang
wajar apabila ada seseorang yang menyukai jenis musik lebih dari satu.
Bagi setiap orang yang memainkan musik pasti mengenal istilah nada, tetapi bagi seseorang
yang hanya mendengarkan musik biasanya kurang begitu kenal dengan nada. Hal seperti itu
merupakan hal yang wajar karena seseorang yang bermain musik perlu mengetahui nada agar
musik yang dimainkan enak didengar. Terlebih lagi, bagi para pemusik yang sudah pasti bisa
mengolah nada-nada menjadi suatu hal yang istimewa.
Berbicara tentang nada tak bisa dilepaskan dari yang namanya notasi, ada berbagai jenis
notasi, salah satunya adalah notasi balok. Biasanya, notasi balok ini sudah ada di mata
pelajaran kesenian Sekolah Dasar (SD), tetapi tidak semua mendalaminya. Selain itu, notasi
balok omo sebenarnya sudah ada sejak lama atau sekitar 500 tahun Masehi. Siapa penemu
dari notasi balok? Untuk mengetahui siapa penemu not balok, kamu bisa simak ulasan
berikut.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), not balok adalah not yang tidak
dilambangkan dengan angka, melainkan dengan garis, bulatan, dan tanda lain.
Ketika membaca not balok, kita pasti akan melihat not-not yang berbeda-beda. Posisi not
yang berbeda-beda inilah yang akan menentukan durasi atau ritme nada serta tinggi nada
ketika dimainkan nanti. Oleh karena itu, ketika awal pertama kali belajar not balok kita tak
perlu kaget mengapa banyak sekali not yang berbeda-beda.
Di dalam not balok, ketika membacanya biasanya terdapat interval not antarspasi atau antar
garis. Pertama, interval terts adalah dua not yang dipisahkan dengan satu garis paranada atau
not tersebut berada di dua spasi yang berdekatan (atas dan bawah). Kedua, interval sekunde
adalah dua not yang saling berdekatan, satu not berada di spasi dan satu not lagi berada di
garis paranada.
Pada dasarnya, setiap nada yang ada pada not balok memiliki frekuensi yang tidak sama atau
berbeda-beda. Dengan frekuensi yang berbeda itu, maka setiap penempatan not yang ada di
garis paranada dibuat sesuai tinggi dan rendahnya dari nada itu sendiri. Tidak hanya itu,
notasi balok sering disebut sebagai notasi mutlak, mengapa begitu? Karena notasi balok
memiliki patokan yang cukup tinggi terhadap nada yang tetap, yaitu sekitar (a=440 Hz). Oleh
sebab itu, notasi balok sangat efektif, jika digunakan ketika bermain musik.
Berbicara tentang not balok rasanya kurang lengkap jika tidak membahas tentang ketukan
dari setiap not balok. Pada umumnya, ketukan yang ada di not balok ada 6, yaitu: 4 ketukan,
2 ketukan, 1 ketukan, 1/2 ketukan, 1/4 ketukan, 1/8 ketukan. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa
melihat tabel di bawah ini.
brainly.com
Dari gambar di atas dapat dikatakan bahwa apabila nilai suatu not semakin kecil, maka
bendera pada suatu not akan semakin banyak. Selain itu, not yang sudah mempunyai rongga
tidak boleh diberikan tambahan bendera.
Setelah kemunculan komposisi musik lengkap, muncullah notasi yang hampir sama dengan
“sol-fa” atau solmisasi barat yang di mana memakai huruf A hingga huruf G. Notasi yang
hampir sama dengan”sol-fa” tumbuh di zaman kekaisaran Bizantium (Byzantine). Kekaisaran
tersebut tumbuh dan berkembang pada zaman kekaisaran Romawi. Beberapa orang
mengatakan bahwa penggunaan notasi “sol-fa” hampir sama dengan “notasi Boethian”.
“Notasi Boethian” adalah notasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh seorang filsuf
Romawi yang bernama Boethius, ia mengembakan notasinya sekitar abad ke-6. Selain itu
Boethius merupakan orang pertama yang menggunakan 14 huruf abjad dalam membuat
notasi.
Perlahan tapi pasti notasi musik terus mengalami perkembangan dari gereja-gereja yang ada
di negara bagian eropa. Awal-awal kemunculan notasi musik di Eropa digunakan untuk
melakukan paduan suara di gereja. Pada masa itu, notasi diposisikan pada bagian atas kata
atau suku kata dari teks sebuah lagu yang akan dinyanyikan. Perkembangan notasi musik
yang terjadi pada masa itu dikenal dengan sebutan Plainchant atau Gregorian Chant. Pada
masa itu juga untuk menentukan tinggi dan rendah dari suatu nada hanya berasal dari nada
sebelumnya saja.
Dalam sebuah catatan yang cukup terkenal dan berjudul Micrologus. Catatan itu berisi
tentang menyanyi dan suatu cara untuk mengajarkan Gregorian Chant, serta membahas
tentang komposisi musik polifonik. Beberapa catatan sejarah mengatakan
bahwa Micrologus ini sudah ada sekitar tahun 1025 atau 1026 Masehi.
Selain itu, Guido juga cukup dikenal dengan solfege-nya. Pada awal
kemunculan solfege buatan Guido hanya terdiri dari 6 not saja dan sering dikenal dengan
nama hexachord. Adapun 6 not yang dimaksud, yaitu ut, re, mi, fa, sol, la. Kemudian, seiring
dengan perkembangan zaman, not ut, di beberapa negara diubah menjadi do. Selain itu,
jumlah not juga ditambahkan menjadi tujuh dengan ditambah not ti (si) oleh banyak orang.
Hingga pada akhirnya, not yang kita kenal menjadi “solmisasi” tujuh nada. Bahkan
“solmisasi” tujuh nada sudah digunakan di banyak negara dan menjadi standar dalam
memainkan sebuah musik.
Tidak hanya pengubahan pada not dan penambahan pada not Guido saja, tetapi musik yang
terus berkembang membuat notasi balok atau not balok yang sudah lama juga ikut
berkembang. Perkembangan lainnya terjadi pada garis paranada yang di mana sebelumnya
hanya 4 garis saja, kini sudah menjadi 5 garis paranada. 5 garis paranada ini merupakan garis
paranada yang kita kenal dan kita gunakan hingga saat ini.
Meskipun, Guido diyakini menjadi penemu dari not balok, tetapi sangat disayangkan nama
beliau tidak terlalu dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dapat terjadi karena pada masa itu,
penemuan terhadap not Guido ini sangat kurang dipublikasi.
Bukan hanya sebagai ahli teori musik saja, tetapi Guido adalah seorang biarawan Benediktin
yang berasal dari Arezzo. Beliau belajar di Biara Benediktin atau pada masa itu dikenal
dengan nama Pomposa Abbey. Kecintaannya pada musik, juga ia tuangkan dengan cara
mengajar menyanyi. Hingga pada tahun 1025, ia merasa mengalami ketidakcocokkan dengan
beberapa “orang” yang ada di gereja, sehingga ia memilih keluar dari gereja. Meskipun,
sudah keluar dari gereja, tetapi Guido masih mengajar menyanyi di sekolah katedral milik
seorang Uskup dari Arezzo.
Ketika di Pompisa, Guido mulai melakukan pengembangan terhadap cara baru dalam
menulis Gregorian Chant. Ia menggunakan garis paranada sebanyak 4 garis serta
menggunakan clef. Setiap Gregorian Chant ditulis ulang kembali oleh Guido dan
dipersembahkan kepada Paus Yohanes XIX.
Guido yang sangat tertarik terhadap dunia musik terus mengembangkan notasi yang
ditemukannya, dengan cara latihan mendengar dari setiap nada dan membaca partitur yang
sudah ada sebelumnya. Hingga pada suatu waktu, pada suatu himne untuk Santo Yohanes
Pembaptis yang cukup terkenal dengan judul Ut queant laxis, Guido membuat sebuah melodi
dengan menciptakan 6 not, yaitu ut, re, mi, fa, sol, la. Keenam not itu diberi nama oleh Guido
dengan nama hexachord. Dari keenam milik Guido itulah, “solmisasi” modern mulai muncul.
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan nama pada not ut yang telah dibuat
oleh Guido, not tersebut diganti menjadi kata do. Adapun kata do terjadi pada sekitar tahun
1600-an dan diambil dari suku kata kesatu dari nama keluarga “doni”. Pengubah nama
not ut ke do ini bernama Giovanni Battista Doni. Selain itu, ada juga penambahan
pada hexachord buatan Guido, yaitu ti Akan tetapi, di beberapa negara ada yang mengganti
kata ti dengan kata si. Hal ini dilakukan supaya huruf awalnya tidak mengalami kesamaan.
Adapun seseorang yang mengganti kata ti menjadi kata si adalah Sarah Ann Glover.
senibudayaku.com
Kelebihan dan Kekurangan Not Balok
Kelebihan Not Balok
Dikutip dari berbagai macam sumber bahwa kelebihan dari not balok ada tiga, yaitu:
1. Not balok sudah menjadi standar dalam bermusik yang diterapkan oleh banyak negara
termasuk Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan sebagai bahasa musik dunia.
2. Setiap not memiliki simbol yang berbeda-beda, sehingga pembaca dan pengguna akan
mudah memahaminya.
3. Nilai-nilai yang ada di dalam not sangat jelas, seperti tanda dinamika atau tinggi dan
rendah suatu nada mudah dimengerti.
Kekurangan Not Balok
Dikutip dari berbagai macam sumber, kekurangan dari not balok ada tiga, yaitu:
1. Penulisan not balok sangat sulit, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang benar-
benar bisa menulisnya.
2. Tidak fleksibel terutama saat ada pergantian nada dasar.
3. Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis not balok karena dibutuhkan ketelitian
yang tinggi.
Kesimpulan
Not balok menjadi salah satu dasar yang perlu dipelajari sekaligus dipahami dalam bermain
musik. Hal ini perlu dilakukan karena dengan penggunaan not balok yang pas dan tepat akan
menghasilkan nada-nada yang istimewa, sehingga akan menghasilkan komposisi musik
lengkap (lagu dan lirik) yang enak untuk didengar. Dalam mempelajari not balok bisa
dilakukan sendiri, tetapi alangkah baiknya diajarkan oleh yang sudah ahli agar ilmu yang
diterima bisa maksimal. Lebih pentingnya lagi bahwa belajar not balok tidak mudah,
sehingga dibutuhkan semangat dan kesabaran yang cukup tinggi.
Sebuah lagu atau musik saat dinyanyikan akan menjadi lebih indah
dan merdu sekaligus memiliki jiwa, jika lagu tersebut memiliki
tempo dan dinamik.
Tanda Tempo
5. Presstissimo : secepat-cepatnya
3. Andante : perlahan-lahan
Tanda Dinamik
6. p : piano = lembut
Dalam teori musik, skala mayor atau tangga nada mayor adalah salah
satu Tangga nada diatonik. Skala ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not
yang berurutan dalam skala mayor adalah: 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2.
Sebagai contoh, tangga nada C mayor adalah C, D, E, F, G, A, B, C'
Berikut penyusunan tangga skala mayor dalam piano:
Ciri-ciri tangga nada mayor[sunting | sunting sumber]
Ciri-cirinya adalah:
mol kres
mayo mayo
minor minor
r r
0 C a C a
1 F d G e
2 B♭ g D b
3 E♭ c A f♯
4 A♭ f E c♯
5 D♭ b♭ B g♯
6 G♭ e♭ F♯ d♯
7 C♭ a♭ C♯ a♯
Tangga nada diatonis minor asli hanya mempunyai nada utama dan belum memiliki nada
sisipan. Sedangkan untuk tangga nada diatonis minor harmonik merupakan tangga nada
diatonis minor dengan nada ketujuh dinaikkan menjadi dua. Kemudian, tangga nada diatonis
minor melodis adalah tangga nada minor asli, tetapi nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan dengan
setengah nada.
Baca juga:
Mengenal Alat Musik Sasando: Sejarah, Jenis, dan Cara Memainkannya
Ciri-ciri Tangga Nada Diatonis Minor
Mengutip Buku Tema 5 Ekosistem Terpadu dari Kemendikbud, ciri-ciri tangga nada diatonis
minor adalah sebagai berikut:
Gugur bunga
Hymne Guru
Mengheningkan Cipta
Syukur, Ibu Pertiwi
Bagimu Negeri
Nah, itulah pengertian, ciri-ciri, dan contoh lagu tangga nada diatonis minor. Selamat
menyanyikan lagu bernada 'sedih' ini ya.
Baca artikel detikedu, "Tangga Nada Diatonis Minor: Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5883377/tangga-nada-diatonis-minor-
pengertian-ciri-ciri-dan-contohnya.
Tangga nada minor dapat dijaga sebagai mode musik keenam dalam tangga nada
mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap memiliki bunyi yang cenderung
lebih sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.
Ciri-cirinya adalah:
Bersifat sedih
Kurang Bersemangat
Pada umumnya diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Memiliki pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1
Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada
mayor; tanda mula yang sesuai dengan pola interval sebuah tangga nada minor
alami dianggap sebagai tanda mula kepada tangga nada minor tersebut. Tangga
nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama dikata sebagai relatif;
berlaku tangga nada C mayor merupakan mayor relatif dari tangga nada A minor,
dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.
Tangga nada mayor relatif dari sebuah tangga nada minor dformalkan dengan
menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sejumlah satu nada dan satu
seminada (tiga setengah langkah), adalah dengan interval terts minor. Jika tanda
mula sebuah tangga nada, contohnya G mayor, terdiri dari satu kres, maka tangga
nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.
Tabel berikut memperlihatkan banyak tanda mula kepada tangga nada minor dan
tangga nada mayor relatifnya.
style="background:#ccccff
;" colspan="2"
align="center">Tangga
nada dan Kunci Diatonik
huruf kecil
adalah minor
angka memperlihatkan
banyak mol atau kres pada
tangga nada (F = 1 mol, f =
4 mol, dst)
Perbedaan ini kadang saat dikenal sebagai tangga nada minor melodi menurun
kerana beliau sering digunakan secara menurun dari tonik.
Tangga nada minor melodi meningkat dibentuk dengan meningkatkan tangga nada
not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama).
Perbedaan ini digunakan, khususnya, kepada garis meningkat, karena beliau
memiliki kecenderungan kepada musik tonik.
Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E
F# G# A'
Minor harmonik dibentuk dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7.
Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A
B C D E F G# A'
Tangga nada ini digunakan kepada berproduksi harmoni kerana tangga nada
tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.
Lihat pula
mode musik
Tangga nada minor asli
Tangga nada minor melodis
Tangga nada minor harmonis
Musik merupakan satu elemen yang disukai banyak orang, karena dianggap dapat menghibur
suasana hati yang tengah kurang membaik. Manfaat lainnya juga bisa meningkatkan
semangat dalam menjalani aktivitas maupun kehidupan.
Nah, dari berbagai genre musik yang ada, 5 diantaranya ini disebut paling populer di
Indonesia. Apa saja, sih? Berikut daftarnya.
1. K-Pop
Saat ini, K-Pop merupakan genre sedang merajai musik dunia termasuk di Indonesia.
Pencintanya kian meningkat tiap tahun dan segala yang berhubungan dengan genre ini selalu
trending. Tidak heran banyak perusahaan serta musisi dari berbagai dunia yang ingin
berkolaborasi dengan para idol Korea Selatan tersebut.
Musik pop secara keseluruhan paling disukai banyak orang karena nadanya mudah diserap
atau dikenal dengan istilah easy listening. Hampir setiap orang memiliki selera pada genre
ini. Selain itu, musik pop juga bersifat fleksibel, tidak rumit, dan temponya bervariasi.
Untuk K-Pop sendiri, musiknya mengandung irama yang memungkinkan pendengar untuk
menari dan disebut mampu memicu peningkatan hormon endorfin (bahagia). Idol K-Pop
terpopuler di Indonesia adalah BTS, BLACKPINK, EXO, NCT, SEVENTEEN, SECRET
NUMBER, Red Velvet, aespa, Twice, Stray Kids, Itzy, dan Treasure.
2. Pop Barat
close
arrow_forward_iosBaca selengkapnya
Powered by
GliaStudio
Tak hanya K-Pop, genre musik ini yang ditulis dengan lirik bahasa Inggris pun terus populer
di Indonesia. Kebanyakan berasal dari Amerika Serikat yang dikenal sebagai gudang
penghasil artis berstandar internasional. Namun, tidak sedikit penyanyi negara lain yang juga
berhasil memikat hati para pendengar.
Beberapa musisi pop barat terpopuler dan punya banyak penggemar di Indonesia bahkan
dunia, antara lain, One Direction, Justin Bieber, Taylor Swift, Ariana Grande, Shawn
Mendes, Billie Eilish, dan masih banyak lagi. Semua penyanyi ini juga memiliki puluhan juta
pengikut di instagram, lho.
3. Pop Indonesia
Pop Indonesia juga tidak mungkin dilupakan oleh masyarakat, karena termasuk ke dalam aset
seni yang perlu dijaga kelestariannya. Genre ini sudah disukai sejak abad ke-19. Ratusan
musisi telah mengisi dunia musik lokal dengan karya-karya membekas di hati. Untuk
liriknya, kebanyakan mengandung cerita cinta sedih, sehingga cocok didengarkan saat sedang
galau.
Musik pop Indonesia dibawakan oleh solois, duo, hingga grup vokal atau band. Awal tahun
2000-an dianggap menjadi masa kejayaan kebanyakan dari mereka. Lagu-lagunya masih
sering diputar hingga kini untuk bernostalgia, seperti d'Masiv, Tangga, Ada Band, Vierra,
Ungu, Audy Item, Marcel Siahaan, Once, Ello, Pinkan Mambo, Ratu, dan lain-lain.
Seiring berjalannya waktu, musisi pop Indonesia terus mengalami peningkatan jumlah dan
tentu semuanya juga berbakat. Beberapa diantaranya yang sedang populer saat ini adalah
Tiara Andini, Marion Jola, Rizky Febian, Lyodra, dan Tulus.
4. Indie
Genre musik ini sering dikaitkan dengan senja dan kopi. Mungkin karena nadanya yang
cenderung lembut serta lirik yang kebanyakan mengandung kalimat puitis dan makna penting
bagi kehidupan. Indie atau independen merupakan karya yang dirilis atau diproduksi sendiri
oleh para musisi. Populasi penggemarnya di Indonesia kian meningkat tiap periode. Apa
mungkin kamu salah satunya?
Musik indie bisa kamu temukan di berbagai negara. Tak terkecuali Indonesia yang memiliki
musisi dengan genre ini. Diantaranya yang populer adalah Payung Teduh, Mocca, dan
Pamungkas. Konser solo mereka seringkali dipenuhi banyak penonton yang senang dengan
lirik-lirik puitis. Jenis ini juga biasa dilengkapi dengan yang lainnya, seperti indie pop dan
indie rock.
5. Dangdut
Dangdut merupakan genre musik khas lokal yang sudah eksis sejak dulu. Alunan nadanya
cenderung memicu gerakan bagi siapapun yang mendengarkannya untuk menari atau
bergoyang. Tidak heran jika berbagai perayaan, seperti pesta pernikahan memakai genre ini,
karena dapat memeriahkan acara. Jadi, sepanjang waktunya tidak akan terasa monoton.
Namun, keberadaan musik dangdut nyatanya belum bisa diterima banyak orang. Mereka
berpendapat bahwa genre ini 'kampungan', karena tidak jarang menggunakan irama yang
keras, sehingga mengganggu indera pendengaran. Padahal, dangdut identik dengan bumi
pertiwi dan diharapkan bisa bertahan sampai tahun-tahun selanjutnya.
Beberapa musisi dangdut Indonesia yang tengah populer dan berada di puncak karier adalah
Ayu Ting-Ting, King Nassar, serta Lesti Kejora. Meskipun kurang suka dengan genre musik
ini, tapi kamu pasti tahu ketiganya, bukan?
Nah, dari kelima genre musik diatas, mana yang paling sering kamu dengar dan sukai?
Alat Musik berdasarkan Sumber Bunyi – Dunia mesik merupakan suatu seni
dengan kajian yang kompleks dan berkesinambungan, ada banyak sekali
macam alat musik yang tersebar di seluruh dunia, dimana secara keseluruhan
memiliki sejarah, kesan, manfaat dan perbedaan antara satu dengan yang lain.
Bagi kamu yang hobi bernyanyi dan bermain alat musik, setidaknya telah
mengenal beberapa jenis peralatan musik yang sering ditemukan disekitar
kita, sebut saja seperti gitar, gendang, drum, piano dan sebagainya. Namun,
tahukah kamu apa saja alat musik berdasarkan sumber bunyinya ?
Di Indonesia sendiri, penggolongan alat musik juga sangat beragam, ada yang
digunakan secara umum dan bisa dimainkan oleh siapa saja, ada pula yang
dikhususkan sebagai alat musik pengiring budaya tradisional tiap daerah.
Namun tahukah kamu, nyatanya beberapa macam alat musik yang sering
kamu lihat dan yang difungsikan sebagai pengiring tersebut, dikelompokkan
ke beberapa golongan alat musik. Golongan-golongan tersebut antara lain
adalah :
Semua jenis alat-alat musik diatas digabungkan dari beberapa alat yang punya
kesamaan, berdasarkan kategorinya masing-masing. Nah, di bawah
ini Senipedia telah menguraikan beberapa alat musik berdasarkan sumber
bunyinya dan contohnya. Silakan simak sampai selesai.
Daftar Isi
Jenis Alat Musik berdasarkan Sumber Bunyi
o Idiophone
o Membranophone
o Chordphone
o Aerophone
o Electrophone
Penutup Alat Musik Berdasarkan Sumber Bunyi
o Related posts:
Jenis Alat Musik berdasarkan Sumber Bunyi
Pada kesempatan ini, saya tidak akan mengulasnya satu-persatu, disini saya
hanya akan menguraikan penjelasan dalam mengenal jenis Alat musik dari
bunyinya saja. Oke langsung saja, silakan disimak artikel ini sampai selesai.
Idiophone
Beberapa jenis golongan alat musik dalam kelompok Idiofon antara lain
adalah Simbal (yang terdapat pada Drum), bel / lonceng, Kulintang,
Talempong, Marakas dan Gong.
Membranophone
Jenis Alat Musik berdasarkan bunyi berikutnya bernama Membranophone /
Membranofon. Peralatan musik yang tergabung dalam golongan
Membranofon ini memiliki lapisan tipis / selaput pada permukaan alatnya,
sebagai bagian yang akan menyumbang bunyi.
Contoh alat musik Membranophone ini antara lain Rebana, Drum dan
Kendhang. Cara memainkannya juga mudah, bisa dengan dipukul
menggunakan stik (kayu pemukul), dan bisa juga dengan tangan secara
langsung.
Chordphone
Dari namanya saja, alat musik ini merupakan kumpulan peralatan musik yang
memiliki dawai pada badannya, dawai-dawai tersebut dibentangkan dari dua
titik tertentu, kemudian ditarik hingga tegang dengan diawali penyetelan
terlebih dahulu.
Secara umum, jenis alat musik ini dilengkapi sebuah rongga resonasi dibawah
dawai, contohnya adalah Gitar. Rongga tersebut berfungsi untuk memperkuat
bunyi yang dihasilkan saat dimainkan.
Beberapa contoh alat musik chordphone ini antara lain adalah Gitar, Biola,
Harpa dan Piano. Kenapa Piano masuk dalam jenis ini? Ya, karena piano
sebenarnya memiliki dawai yang terhubung ke tuts (yang ditekan), sehingga
saat tuts dimainkan, dawai tersebut kan bergetar dan menimbulkan bunyi.
Aerophone
Jenis alat musik berdasarkan bunyi yang berikutnya bernama Aerophone,
yakni golongan peralatan musik yang mengeluarkan bunyi dengan bersumber
pada Udara. Bunyi datang dari getaran yang terdapat di dalam alat tersebut.
Beberapa jenis alat musik yang masuk dalam kategori Aerophone antara lain
adalah Terompet, seruling, harmonika, flute, klarinet, Oboe dan Saksofon.
Cara memainkannya juga tidak begitu sulit. Kamu hanya perlu meniup rongga
masuknya udara, dengan menyesuaikan chord pada beberapa rongga lainnya,
sesuai dengan aturan main agar bisa menghasilkan suara yang indah.
Electrophone
Beberapa contoh alat musik Elektrofon antara lain adalah keyboard, gitar dan
bass listrik, Eigenharp, Korg kaossilator, Turnable, Laser harp dan The
reactable. Jenis yang satu ini merupakan revolusi dari ke-4 jenis diatas, yakni
diaplikasikan dengan bantuan tenaga listrik aktif.