Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MACAM - MACAM ALAT MUSIK DI 5 DAERAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seni Musik

Dosen Pengampu: Nasrulloh. M. Pd

Disusun oleh kelompok 3

Ida rusliyani

Alpian yaspina

Siti ulumul patiya

Anggi larasati

Jeni Kurniawan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) HAMZAR LOMBOK TIMUR-NTB

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "
Macam - macam Alat Musik di 5 Daerah." Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat, dan para penerus risalahnya
yang telah berjuang keras untuk umatnya menbangun mencapai jaman yang terang
benderang. Makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca guna mendapatkan wawasan
dan pengetahuan terlabih untuk diri sendiri. Dari hati yang terdalam penulis mengutarakan
permintaan maaf atas kekurangan tugas ini. Karena penulis tahu bahwa makalah ini masih
banyak kurangnya.

Oleh karena itu kritikan, saran, dan masukan yang membangun dari pembaca guna
penyempurnaan kedepan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga Rugas ini
bermamfaat sesuai dengan fungsinya. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tegaron 10 juni 2023

Penulis

DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………..….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..……..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………....

BABI PENDAHULUAN…………………………………………………………..…………..

A. Latar Belakang…………………………………………………………………

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………

C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………

A. Pengertian Musik Daerah…………………………………………………..

B. Ciri - Ciri Umum Musik Derah…………………………………………..

C. Macam - macam Alat Musik di 5 Daerah……………………………………

D. Fungsi dari Alat Musik Daerah………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..

B. Saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta
ini,diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki sifat turun-temurun secara
tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang turun
temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik ini sering
disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena musik
tradisional yang ada diIndonesia merupakan hasil karya cipta setiap suku bangsa batak,
Dayak, Mentawai, papua, riau, sunda, jawa, bali, Ntb dan sebagainya dan yang hidup di bumi
ini. Maka banyaknya jenis musik dan alat musik yang ada ditentukan oleh jumlah suku
bangsa Indonesia yang cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa yang hidup di Indonesia
memiliki jenis musik yang berbeda dengan musik yang berkembang pada suku-suku bangsa
lainnya di Negeri ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik tradisional adalah
merupakan kekayaan dan cirri khas dari masyarakat suku dan daerah pemiliknya. berdasarkan
jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik modern. Musik
tradisional disebut juga musik daerah , yaitu merupakan jenis musik yang muncul atau lahir
dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional bersifat sederhana.
Demikian pula dengan peralatan atau alat-alat musik yang digunakan masih bersifat
sederhana, seperti gamelan,angklung, dan rebana. Hampir setiap daerah di wilayah nusantara
memiliki musik daerah adan alat musik dengan lagu serta peralatan yang berbeda-beda. Pada
umumnya, musik daerah di Indonesia masih sederhana dan kental dengan unsure
kedaerahannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengerian musik daerah ?


2. Apa ciri-ciri umum musik daerah ?
3. Apa saja macam-macam musik daerah (tradisional) ?
4. Apa fungsi dari kelima musik daerah (tradisional) tersebut?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut


1. Untuk mengetahui pengertian musik daerah
2. Untuk mengetahui ciri-ciri umum musik daerah (tradisional)
3. Untuk mengetahui macam-macam alat musik dari 5 daerah (tradisional)
4. Untuk mengetahui fungsi kelima musik daerah tersebut

BAB II
PENDAHULUAN

A. Pengertian Musik Tradisional ( daerah ).

Musik daerah adalah musik yang terdapat dalam masyarakat dan telah diwariskan
secara turun temurun sejak lama. Poin penting dalam pengertian musik daerah yaitu
kedaerahan, keunikan, dan ada dalam waktu yang lama. Musik daerah sejatinya
merupakan musik yang sangat penting untuk dilestarikan. Sebab warisan leluhur yang
telah diturunkan ke setiap generasi ini menjadi sebuah bukti kekayaan seni pada masa
lalu. Musik daerah diciptakan oleh orang-orang yang menetap di satu lokasi tertentu,
dimainkan atau dilantunkan secara khas. Biasanya musik daerah dalam tradisi lisan.
Pada akhirnya, musik daerah menjadi bagian dari identitas sebuah daerah. Musik
daerah juga mengandung jejak budaya lokal, dan pada umumnya nama-nama
komposer tidak diketahui. Karena diberikan secara turun temurun, nilai budaya musik
daerah juga semakin tinggi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa musik daerah


merupakan sebuah musik yang dilahirkan dan dikembangkan di daerah tertentu serta
terus ada lantaran dilestarikan oleh masyarakat setempat yang mendapatkan warisan
musik tersebut.

B. Ciri-ciri Umum Musik Daerah dan Alat Musik Daerah.

ciri umum alat musik daerah adalah sebagai berikut:

1. Alat musik tradisional sering dimainkan dalam ritual, upacara, atau acara adat
tertentu. Contohnya angklung buhun yang digunakan dalam acara seren taun
(upacara adat panen padi) di masyarakat Sunda Banten.

Mengutip dari buku Keragaman Musik Tradisional, masyarakat di beberapa


daerah percaya bahwa bunyi yang dihasilkan dari alat musik tradisional memiliki
kekuatan magis. Karena kepercayaan inilah alat musik tradisional selalu
digunakan dalam suatu upacara adat. Contohnya alat musik karinding yang
dipakai dalam upacara pengendalian hama padi di daerah Jawa Barat.

2. Digunakan untuk mengiringi kesenian tradisional lainnya.

Selain untuk upacara adat, alat musik tradisional juga sering dimainkan untuk
mengiringi jenis kesenian lain dari daerah tersebut, contohnya seni tari, wayang,
atau ketoprak. Iringan musik yang dimainkan akan membuat suatu kesenian
menjadi lebih hidup dan menarik sehingga dapat menghibur penontonnya.

3. Bisa digunakan sebagai sarana komunikasi.

Beberapa alat musik tradisional tak hanya sebatas hiburan, tapi juga digunakan
untuk media berkomunikasi. Apalagi zaman dahulu belum ada teknologi atau alat
komunikasi yang canggih seperti sekarang, karena itu alat musik pun digunakan
untuk berkomunikasi jarak jauh. Contohnya kentungan atau kenthongan yang
dibunyikan atau dipukul dengan pola tertentu sebagai penanda keamanan suatu
lingkungan.

4. Diwariskan turun-temurun kepada generasi yang ada di daerah asal alat musik
tersebut.

Pada zaman dulu, alat musik tradisional diwariskan pada generasi muda
dengan cara diajarkan secara langsung. Akan tetapi, pewarisan budaya ini terbatas
hanya di daerah yang menjadi tempat asal alat musik tersebut. Hal ini pula yang
membuat alat musik tradisional menjadi identitas dan melekat pada daerah
asalnya, karena yang tahu cara memainkannya hanyalah orang-orang dari daerah
itu. Namun di zaman modern seperti sekarang, siapa pun bisa mempelajari alat
musik tradisional dari daerah mana saja.

C. Macam -macam Alat Musik Daerah.

Adapun macam-macam musik daerah banyak sekali tapi kami hanya mengambil
dari lima daerah saja sebagai berikut:

1. Alat Musik Angklung di Daerah Jawa Barat.

Macam alat musik tradisional yang pertama yaitu angklung. Alat musik ini
berasal dari Jawa Barat. Nama angklung tentunya sudah sangat familier di
Nusantara. Bahkan, Angklung sudah dikenal hingga mancanegara. Alat musik ini
dibuat dari bilah bambu yang disusun sedemikian rupa dan dibunyikan dengan
cara digoyangkan dengan tangan. Setelah digoyang atau digetarkan, maka bunyi
akan keluar yang disebabkan oleh benturan badan pipa bambu. Bunyi yang
bergetar menghasilkan susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran,
baik besar maupun kecil. Untuk mendapatkan nada yang harmonis, angklung
harus dimainkan oleh banyak orang. Sebab satu angklung hanya mewakili satu
tangga nada saja. Meskipun berasal dari Jawa Barat tetapi ada banyak jenis
angklung di Indoneisa, seperti Angklung Bali, Angklung Banyuwangi, Angklung
Gubrag dan lain-lain.

a. jenis-jenis angklung.

1. Angklung gubrag.

Saat mendengar namanya, pasti kamu akan teringat bunyi benda jatuh.
Angklung jenis ini ialah salah satu yang tertua dan dapat kamu temukan di
Kampung Cipining, Cigudeg, Bogor..Pada zaman dahulu, angklung ini
digunakan untuk menghormati Dewi Padi dalam kegiatan menanam padi,
mengangkut padi, serta menaruhnya ke lumbung.

2. Angklung badeng.

Selanjutnya adalah angklung badeng yang merupakan jenis kesenian


musikal. Jika kamu ingin mencari angklung ini, kamu harus mencarinya di
sekitar daerah Sanding, Malangbong, Garut. Beberapa lagu yang
dimainkan dengan angklung badeng ialah Solaloh, Lilimbungan, Yautike,
Ya'ti, Lailahaileloh, dan Kasreng.

3. Angklung padaeng.

Angklung padaeng biasa digunakan untuk memainkan lagu-lagu


tradisional dan internasional hingga dikenal hingga mancanegara.

4. Angklung kanekas.

Kanekas biasa dimainkan dengan saat menanam pagi, di waktu terang


bulan dengan iringan lagu tertentu.

b. Cara Memainkan Angklung.

Cara memainkan alat musik ini terbagi menjadi dua, yaitu digoyang atau
short hit yang dalam Bahasa Sunda disebut sebagai "centok".

1. Teknik cetok/sentak./

Cetok atau sentak merupakan teknik menarik tabung dasar


menggunakan jari ke telapak tangan dengan cepat, hingga akhirnya
menghasilkan bunyi sebanyak satu kali.
2. Teknik getar/kurulung.

Selanjutnya ialah teknik getar atau kurulung yang paling umum


digunakan dalam memainkan angklung. Pertama, gunakan satu tangan
untuk memegang rangka angklung sementara tangan lainnya
menggoyangkan alat musik tersebut. Kemudian, angklung digoyangkan
sesuai nada yang dikehendaki sampai tabungnya saling beradu satu sama
lain.

3. Teknik tangkep.

Tidak jauh berbeda dari teknik sebelumnya, teknik tangkep ini


menahan satu tabung dengan jari. Hal ini bertujuan agar tabung tersebut
tidak terlalu bergetar.

2. Alat musik Saluang Sumatra barat.

Alat Musik Saluang Berasal dari daerah Tanah Datar, kemudian menyebar ke
berbagai wilayah di provinsi Sumbar. Awal mulanya, merupakan perwujudan dari
ide ’si Kala’ yang hendak menciptakan alat musik bunyi-bunyian, sebagai
kegiatan pengisi di waktu senggangnya. Nama Saluang sendiri diambil dari kata
”sa-lu-ang” yang berarti ”seruas”, karena seperti yang kita ketahui bahwa alat
musik ini terbuat dari bambu, sehingga memiliki ruas-ruas di sepanjang
batangnya. Nah, dari bambu tersebut diambil 1 ruas saja untuk dijadikan saluang.
Di zaman awal pengenalannya, kabarnya orang yang memainkan alat musik
Salung di harapan publik memiliki mantra tertentu, yang bisa menarik minat atau
menghipnotis para pendengar, yang diberi nama Pitunang Nabi Daud. Isi dari
mantera itu kira-kira begini : \”Aku malapehan pituang Nabi Daud, buruang
tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo
mandanga bunyi saluang ambo, kununlah anak sidang manusia…… dan
seterusnya…\”.

Secara umum, Saluang terbagi menjadi 3 jenis, yakni Saluang Dangdut, Klasik
dan Saluang Minangkabau. Namun jika kita lihat dari penyebarannya di
Minangkabau, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu Saluang Darek, Saluang Sirompak,
Saluang Pauh dan Saluang Panjang. Masing-masing dari jenis di atas punya
bentuk, warna dan cara main yang berbeda. Selain itu, tiap-tiap jenis saluang juga
berkembang di daerah yang berbeda-beda, sehingga kultur, fungsi dan cara
memainkannya juga tidak akan sama.

a. Jenis-jenis saluang.

1. Saluang Darek.

Untuk Alat Musik Saluang Darek, berasal dan berada di daerah darek /
Luhak Nan Tigo, Agam, 50 kota, Tanah Datar. Ada dua pendapat yang
menjelaskan dari mana asal usul Saluang Darek. Pertama dari Vietnam dan
Burma. Sedangkan pendapat Boestanoel Arifin, memang berasal dari
nenek moyang Minangkabau itu sendiri.

2. Saluang Sirompa.

Untuk jenis Saluang Sirompak, masih berasal dari Limapuluh Kota.


Menurut Susandra Jaya saat kegiatan Payakumbuh Botuang Festival (PBF)
2017 di Payakumbuh lalu, Saluang ini memiliki keunikan tersendiri
dibanding alat musik tiup lainnya, terutama soal tangga nadanya yaitu
minor.

3. Saluang Pauh.

Berikutnya adalah Saluang Pauah, berasal dari kecamatan Pauh,


Padang, yang dulunya masuk dalam kabupaten Padang Pariaman. Nama
lainnya adalah Saluang Pakok (tutup, Sumbat) dan tidak semua orang bisa
memainkannya. Usianya sudah tua dan sudah mulai jarang dimainkan.

4. Saluang Panjang.

Terakhir adalah Saluang Panjang, yang berasal dari Sungai Pagu,


Kabupaten Solok Selatan. Sesuai dengan namanya, ukurannya lebih
panjang dari saluang jenis lainnya. Juga memiliki perbedaan dari segi
bentuk, ukuran, jumlah lubang nada, tangga nada, dan juga cara
memainkannya.

b. Cara Memainkan Alat Musik Saluang.

Sebelum mengetahui cara memainkan Alat Musik Saluang, perlu kiranya


terlebih dahulu menguasai 3 konsep dasar dalam belajar bermain Saluang,
diantaranya adalah :
1. Belajar secara mandiri dengan mengikuti tutorial, atau meniru secara
langsung dari orang yang sudah mahir. Cara ini tentunya kita harus sering-
sering melihat pertunjukan alat musik ini.

2. Mempelajari berdasarkan lagu-lagu Minang khusus secara bertahap satu-


persatu.

3. Mendalami irama dan lekukan melodi dari lagu bertentu hingga kita
menguasainya.

Setelah menguasai salah satu konsep dasar di atas, maka untuk


memainkannya terapkan beberapa aturan ini :

1. Pertama, tarik nafas dalam-dalam, ini berguna agar selama memainkan


saluang, nafas kita tidak terputus-putus. Cara ini disebut dengan nama
”Manyisiah ango” (Menyisih nafas)

2. Tiup secara perlahan dari bagian lobang peniup, jangan terbalik Ketika
saluang sudah menempel di bibir, maka umumnya posisi saluang agak
miring ke kanan. Jika posisi saluang miring ke kiri, maka posisi lobang
tiupan berada di bibir ujung sebelah kanan, begitu pula sebaliknya.

3. Dalam memainkan saluang, posisinya biasanya duduk secara bersila,


sesekali memejamkan mata guna menghayati bunyi yang keluar.

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, jenis Alat Musik Saluang
yang berbeda-beda tiap daerah atau Budaya, juga mempengaruhi cara
bermainnya. Sedangkan tips di atas adalah cara bermain secara umum,
yang bisa diterapkan oleh para pemula.

3. Alat Musik Sasando NTT.

Sasando adalah salah satu macam alat musik tradisional, yang cara
memainkannya dengan dipetik. Sasando berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara
Timur. Sasando merupakan salah satu alat musik tradisional khas Indonesia yang
berupa dawai dan dimainkan dengan cara dipetik.

a. Bentuk Sasando.

Sasando ini memiliki bentuk yang sangat unik dan berbeda dengan alat
musik berdawai lainnya. Pada bagian utama Sasando ini berbentuk tabung
panjang yang terbuat dari bambu khusus. Bagian bawah dan atas bambu
terdapat tempat untuk memasang dan mengatur kencangnya dawai. Pada
bagian tengah bambu biasanya diberi senda (penyangga) dimana dawai
direntangkan. Senda ini digunakan untuk mengatur tangga nada dan
menghasilkan nada yang berbeda di setiap petikan dawai. Sedangkan wadah
untuk resonansi berupa anyaman daun lontar yang sering disebut haik.

b. Cara Memainkan Sasando.

Walaupun merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik,


namun sasandu memiliki cara yang berbeda dengan alat musik petikan
lainnya. Sasando biasanya dimainkan menggunakan kedua tangan dengan arah
yang berlawanan. Tangan kanan berperan untuk memainkan accord,
sedangkan tangan kiri sebagai melodi atau bass.

Untuk memainkan Sasando ini tentu tidak mudah, karena di butuhkan


harmonisasi perasaan dan teknik, sehingga menghasilkan nada yang pas dan
merdu. Selain itu keterampilan jari dalam memetik sangat diperlukan. Hampir
sama dengan alat musik Harpa keterampilan dalam memetik dawai sangat
mempengaruhi suara apalagi bila memainkan nada tempo cepat maka
keterampilan tangan sangat diperlukan.

c. Jenis Sasando.

Sasando ini memiliki jenis yang berbeda-beda. Menurut perkembangannya,


Sasando dibagi menjadi dua tipe yaitu tradisional dan elektrik. Sasando
tradisional merupakan bentuk Sasando aslinya dan dimainkan tanpa alat
elektronik seperti amplifier atau akustik. Sedangkan Sasando elektrik
merupakan jenis Sasando yang bisa dimainkan dengan alat elektronik.
Biasanya Sasando elektrik dimainkan dalam panggung besar atau pertunjukan
modern.

Berdasarkan suaranya, Sasando juga dibagi menjadi beberapa jenis


diantaranya seperti Sasando engkel, Sasando dobel, Sasando gong dan
Sasando biola. Sasando engkel merupakan jenis Sasando yang memiliki 28
dawai. Untuk Sasando dobel biasanya memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga
memiliki lebih banyak jenis suara. Untuk Sasando gong, merupakan jenis
Sasando yang memiliki suara hampir menyerupai suara gong. Sedangkan
Sasando biola merupakan Sasando yang memiliki suara hampir sama dengan
suara biola. Tentunya penggunaan setiap jenis Sasando disesuaikan dengan
keahlian setiap pemain dan kebutuhan pertunjukan.

4. Alat Musik Gendang Beleq NTB.

Gendang beleq ini muncul pada zaman kedatuan (konsep pemerintahan Sasak)
sebagai pemberi spirit untuk melepas pasukan di kala dia berangkat perang
maupun di kala dia pulang, jadi dengan gendang beleq dia disambut” kata
Anggawa. Anggawa menjelaskan mengapa alat musik itu disebut gendang beleq.
Dalam bahasa Sasak beleq berarti besar. Gendang beleq disebut demikian karena
mempunyai ciri khas memiliki gendang besar. Gendang beleq mempunyai
panjang 110 sentimeter dengan rata-rata berat 2,5 kilogram. “Kenapa disebut
gendang beleq, karena gendangnya besar, panjang 100 meter 10 sentimeter,” kata
Anggawa. Gendang Beleq merupakan alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat
yang diyakini berasal dari masyarakat Suku Sasak. Alat musik gendang beleq
mempunyai ukuran yang jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan ukuran
gendang pada umumnya.

Alat musik gendang beleq ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan suara yang
dihasilkan, yakni ada gendang mama (laki-laki) dan ada gendang nina
(perempuan). Dimana gendang mama akan menghasilkan suara yang jauh lebih
nyaring jika dibandingkan dengan gendang nina. Adapun susunan pendukung
baku musik gendang beleq salah satunya adalah penari yang berjumlah 40 orang.
Dimana kesenian alat musik ini biasanya akan dipentaskan dalam berbagai acara
seperti pada Maulid Nabi, Lebaran, khitanan, cukur rambut bayi dan juga upacara
pernikahan (Nyongkolan). Jika susunan pendukung baku berjumlah 40 orang,
maka susunan tidak baku terdiri dari 17 orang yang biasanya digunakan untuk
menyambut para tamu, perlombaan atau untuk berbagai festival. Para pemain
gendang beleq terdiri dari dua orang pemain utama, meraka disebut sekaha.
Gendang beleq dimainkan sepasang, yakni pasangan gendang mama (laki) dan
gendang nine (perempuan). Diiringi oleh beberapa gendang kecil dan tambahan
alat musik tradisional lain, seperi cemprang, gong, suling dan rencik. Satu
kelompok kesenian gendang beleq terdiri dari 14 sampai 18 orang pamain.
Gendang beleq terbuat dari kayu meranti yang tumbuh subur di Pulau
Lombok. Kayu dilobangi bagian tengahnya sehingga berbentuk tabung.
Selanjutnya kedua bagian ujung dilapisi dengan kulit kerbau atau kulit kambing.
Untuk membuat gendang beleq diperlukan keahlian khusus. Salah satu sentra
pembuat gendang beleq terdapat di Sesa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten
Lombok Timur.

5. Alat Musk Gambus RIAU.

Asal usul alat musik gambus adalah berasal dari tanah Timur Tengah, tepatnya
dari kawasan Jazirah Arab. Kemudian Gambus mulai dikenal di berbagai penjuru
dunia, seperti Turki, Pakistan, dan negara-negara besar lainnya. Pada abad ke-7
sampai abad ke 15-an, alat musik gambus dikenal sebagai kesenian masyarakat
Melayu yang mendiami pesisir pantai, masuk bersama para pedagang Islam dari
daerah Timur Tengah. Para pedagang Timur Tengah masuk ke daerah Riau,
sehingga meninggalkan pengaruh di bidang budaya dan kesenian. Kemudian
kesenian Gambus serta tari Zapin mulai berkembang di masyarakat Melayu Riau
khususnya di Pulau Bengkalis, Pulau Penyengat, dan Siak Sri Indrapura.

Alat musik gambus adalah hasil kontak budaya Melayu dengan Islam melalui
Gambus Arab (al oud), sehingga pada awalnya sering disebut dengan Gambus
Melayu Riau. Gambus merupakan alat musik dengan senar yang bentuknya mirip
seperti mandolin dan gitar. Bedanya, lubang pada gambus ditutupi menggunakan
kulit kambing atau kulit ikan pari. Senar gambus memiliki banyak variasi, mulai
dari dua senar hingga 12 senar dengan setiap senar dapat berupa senar tunggal
maupun senar ganda. Gambus dimainkan dengan cara dipetik, biasanya diiringi
dengan instrument musik lain seperti gendang sehingga dinamakan dengan orkes
gambus.

Gambus merupakan alat musik tradisional dari Riau yang dimainkan dengan
cara dipetik. Alat musik ini dibagi menjadi dua jenis, yakni gambus ‘ud dan
gambus selodang. Gambus selodang ini semula dimainkan hanya untuk
mengiringi tari Zapin di istana Siak. Seiring berkembangnya zaman, alat musik
gambus selodang bisa digunakan sebagai alat musik hiburan dalam acara-acara
sosial. Dalam segi ukuran, punggung (resonator) gambus selodang memiliki
bentuk lebih kecil dan tidak sebesar atau sebuncit gambus ‘ud.
a. Teknik Memainkan Alat Musik Gambus.

Dalam memainkan alat musik Gambus dibutuhkan pemahaman dan


keahlian terhadap teknik memetik dawai agar menghasilkan harmonisasi nada
yang indah. Nah, cara untuk memetik Gambus sendiri cukup bervariasi,
karena setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Beberapa orang lebih
banyak yang memetik alat musik Gambus dengan cara memetik dawainya ke
bawah atau dikenal dengan sebutan down picking. Cara ini berbeda dengan
yang dilakukan dengan cara memetik gitar yang dilakukan dengan teknik up
down picking. Teknik penjarian juga menentukan dalam permainan alat musik
Gambus. Teknik penjarian ini akan menentukan nada yang tepat dan sesuai
dengan lagu yang dimainkan. Teknik penjarian yang kerap dimainkan pada
alat Gambus adalah tangga nada A minor yakni A-B-C-D-E-F-GIS-A.

Selain teknik penjarian, dalam memainkan alat musik Gambus juga


dibutuhkan pelarasan oleh setiap pemusik. Pada alat musik Gambus dilakukan
teknik pelarasan yang meliputi nada D untuk senar pertama atau senar paling
bawah. Kemudian, nada A untuk senar kedua, nada E untuk senar ketiga, nada
B untuk senar keempat. Serta, nada E rendah untuk senar kelima atau senar
paling atas. Akan tetapi, senar kelima merupakan senar tunggal yang berada
paling atas sangat jarang dipakai untuk pengisian lagu-lagu.

b. Posisi Memainkan Alat Musik Gambus.

Ketika memainkan alat musik Gambus dapat dilakukan dengan beberapa


posisi, seperti posisi berdiri, duduk bersila, dan duduk di kursi. Ketika berdiri
yakni tangan kanan menopang berat dari gambus dan dikaitkan ke bawah ekor
gambus. Sementara tangan kiri digunakan menekan nada pada bagian leher
gambus. Ketika alat musik Gambus dimainkan dengan cara duduk bersila
adalah dengan posisi kedua kaki bersila atau dilipat, posisi tangan kanan
memetik senar dengan plektum dan untuk menahan berat gambus serta posisi
ujung penyangga dari gambus. Sementara tangan kiri berada di bagian leher
gambus untuk memetik senar. Cara ketiga, yakni dengan duduk di kursi. Cara
ini adalah kedua kaki digunakan untuk menopang berat gambus, dan tangan
kanan untuk memetik senar sementara tangan kiri untuk menekan nada pada
bagian leher gambus.
D. Fungsi kelima Alat Musik Daerah

1. Fungsi Alat Musik Angklung.

Jika dilihat berdasarkan sejarah, alat musik angklung sudah ada sejak
zaman dulu. Kala itu, angklung sering digunakan pada ritual keagamaan.
Secara resmi, angklung tercatat mulai digunakan sekitar abad ke-12 hingga ke-
16 dan dimainkan untuk pemujaan terhadap seorang Dewi Padi, yaitu Nyai Sri
Pohaci. Tidak jauh berbeda dengan zaman dulu, saat ini angklung masih
digunakan untuk pengiring lagu dalam pementasan seni yang diselenggarakan
di sekolah ataupun lembaga tertentu.

2. Fungsi Alat Musik Saluang.

Seperti pada alat musik tradisional pada umumnya. Saluang berfungsi


tidak jauh beda, yaitu untuk memberikan hiburan kepada warga setempat
dalam pagelaran acara daerah. Meski beberapa orang yang memainkan alat
musik Saluang hanya untuk mengisi kekosongan waktu, seperti seorang
penggembala kerbau yang sedang sendirian menjaga hewannya. Atau bisa
juga seperti seorang yang sedang menjaga tanaman padinya dari ancaman
burung yang memakannya.

Secara garis besar, berikut 4 Fungsi Alat Musik Saluang .

a. Untuk pengiring dendang (nyanyian), umumnya didendangkan oleh


beberapa wanita.

b. Untuk memeriahkan Acara Kesenian Daerah.

c. Mengiringi pertunjukan, acara acara adat, upacara, dimainkan saat


memanen padi, dan lain lain.

d. Berfungsi sebagai alat musik tradisional yang di pajang pada museum.


Berguna untuk jadi objek wisata.

3. Fungsi Alat Musik Sasando.

Sasando memiliki suara bervariasi yang unik. Alat musik ini bisa
digunakan untuk musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya kecuali
musik elektrik. Dari jurnal berjudul “Transmisi Alat Musik Sasando Sebagai
Media Seni Budaya Di Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur”
berikut fungsi alat musik Sasando:

a. Menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Alat musik khas NTT ini dikenal sampai mancanegara seperti gitar dan
harpa. Sasando bisa digunakan sebagai alat musik melodis dan harmonis.
Satu orang pemain Sasando bisa menghasilkan paduan nada indah.

b. Terapi.

Menurut sejarah, Sasando dulunya menjadi alat musik terapi penyembuhan


kusta yang menyebar di pulau Rote.

c. Fungsi Hiburan.

Sasando digunakan sebagai media hiburan dan wisata masyarakat.

d. Upacara Adat.

Sasando merupakan alat musik tradisional yang digunakan sebagai upacara


adat. Sasando digunakan untuk upacara adat penyambutan tamu,
pernikahan, dan acara lainnya.

e. Fungsi Finansial.

Sasando bisa dijadikan media untuk mendapatkan uang dan menambah


devisa negara. Pengrajin bisa memproduksi dan menjual sasando ke
pasaran. Selain itu pemain Sasando bisa mengasilkan kemampuan
mengajar dan menampilkan musik di berbagai acara.

4. Fungsi gendang beleq.

Pada zaman kerajaan, gendang beleq merupakan alat musik yang


dimainkan untuk mengiringi prajurit yang berangkat perang dan juga saat
kembali dari medan perang. Suara gendang beleq mampu membangkitkan
semangat prajurit sehingga timbul jiwa patriotisme. Gendang beleq
mempunyai makna sejarah sebagai musik perang, penyemangat, keperkasaan
dan bermakna keagungan. Pada masa kini, seiring dengan berjalannya waktu,
musik tradisional gendang beleq digunakan untuk mengiringi berbagai acara
adat seperti pernikahan, sunatan, akiqah, penyambutan tamu agung, dan
berbagai pertunjukan hiburan rakyat.
5. Fungsi Alat musik gambus .

selain ditampilkan dalam orkes gambus, biasanya digunakan untuk


mengeringi Tari Zapin khas Riau. Dilansir dari Lembaga Adat Melayu Riau,
pemain gambus akan memainkan gambus secara solo lalu penari akan mulai
menari saat lagu sampai pada aksen lirik yang kuat. Penari akan terus menari
diiringi lagu-lagu musik gambus dan kemudian akan diakhiri dengan
permainan gambus selodanG.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan.

Musik daerahl adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu
berasal. Musik daerah disebut juga musik tradisional, yaitu merupakan jenis musik
yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun. Musik daerah
sangat banyak fungsinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi individual,
sosial, pendidika, agama dan lain sebagainya.

Alat Musik daerah ini merupakan suatu ciri khas sebuah bangsa, maka menjaga,
memelihara dan melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional merupakan
kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan
yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik daerah juga
dapat di kolaborasikan denganmusik moderen yang tidak kala menarik untuk di
saksikan. Alat musik daerah di indonesia ini banyak sekali macamnya sepert yang ada
pada lima derah ini. 1). angklung dari jawa Barat, 2.) saluang dari sumbar, 3.) sasando
dari Ntt, 4.) gendang belek NTB dan 5.) gambus riau.

B. Saran.

Alat Musik daerah jangan pernah di tinggalkan karena musik daerah adalah
warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun temurun. Sebagai
generasi muda penerus bangsa, kita memiliki kewajiban dalam melestarikan budaya
serta mempelajari budaya, terutama budaya Indonesia sendiri, sehingga budaya atau
tradisi yang berasal dariIndonesia tidak hilang bersama dengan berkembangnya
zaman.

DAFTAR PUSTAKA
Kelas, Pintar id. 2020. Pengertian Musik Daerah Beserta Ciri Dan Contohnya.
Diakses tgl 11 juni 2023. https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-
musik-daerah-beserta-ciri-dan-contohnya-6031/

Nabil, Adlani. 2021.Pengertian Lagu Daerah Dan Ciri-ciri Musik Daerah. Diakses
tgl 12 Juni 2023. https://adjar.grid.id/read/542978075/jawab-soal-pengertian-
lagu-daerah-dan-ciri-ciri-musik-daerah

Husnul, Abadi. 2023.10 Macam Alat Musik Tradisional Indonesia Beserta Daerah
Asalnya. Diakses tgl 14 juni 2023.

https://www.liputan6.com/hot/read/5291003/10-macam-alat-musik-
tradisional-indonesia-beserta-daerah-asalnya

Hamzan, Wadi. 2022.Mengenal Musik Tradisional Gendang Belek Suku Sasak


Lombok, Sejarah Singkat. Diakses tgl 13 juni 2023.

https://www.metrontb.com/pariwisata/pr-8185852566/mengenal-musik-
tradisional-gendang-beleq-suku-sasak-lombok-ini-sejarah-singkatnya

CNN, Indonesia. 2023.Alat Musik Sasando: Sjarah, Fungsi, Cara Memainkanya.


Diakses tgl 13 juni 2023.

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230503093544-569-944602/alat-
musik-sasando-sejarah-asal-fungsi-cara-memainkannya/amp

Rizky, Novendra. Sejarah Alat Musik Gambus Dan Cara Memainkanya. Diakses tgl
13 juni 2023 https://vocasia.id/blog/sejarah-alat-musik-gambus-cara-
memainkan-gambus/?amp=1

Anda mungkin juga menyukai