Anda di halaman 1dari 15

PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS TINGGI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Bahasa dan sastra kelas tinggi

Dosen pengampu :

Niswarun Hasanah,S.Pd

Disusun Oleh, Kelompok 5 :

1. LAILA SUCI RAMDANI (21862063052)

2. FATMAWATI (2186206)

3. SITI ULUMUL FATIA (2186206)

4. ALFIAN HADI (2186206)

Kelas : 4 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP HAMZAR
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembelajaran Sastra Kelas Tinggi ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Niswarun Hasanah S.Pd. pada Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Niswarun Hasanah, S.Pd selaku Dosen Mata
Kuliah Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan Pembelajaran Sastra Kelas Tinggi sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Lombok Timur,20 Mei 2023

Penyusun
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian Sastra ....................................................................................... 3


2.2 Pembelajaran dan Ruang Lingkup Sastra ................................................. 4
2.3 Pemilihan Bacaan Sastra Untuk Anak SD ................................................. 4
2.4 Nilai Sastra Bagi Pendidikan Anak SD ...................................................... 6
2.5 Metode dan Teknik Pembelajaran Sastra di SD ........................................ 8
2.6 Media Untuk Pembelajaran Sastra di SD .................................................. 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 11
3.2 Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang terus berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan
zaman tidak selalu berdampak positif. Salah satunya kekhawatiran dunia pendidikan
terhadap daya tarik siswa pada sastra. Dimana di zaman sekarang semua hal bisa
divisualisasikan menjadi grafis sehingga mengurangi minat baca. Dengan kemudahan
mengakses internet siswa lebih tertarik kepada bermain gadget, game online, menonton
youtube dan sebagainya dibandingkan digunakan untuk membaca atau belajar.
Contohnya ketika sebuah dongeng atau cerita rakyat yang dijadikan film layar lebar,
kebanyakan anak lebih menyukai menonton filmnya tanpa membaca bukunya.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar tentunya diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah dasar di dalamnya juga termasuk pembelajaran sastra. Tujuan pembelajaran
secara umum dijabarkan dalam beberapa tujuan khusus. Tujuan khusus yang terkait
dengan pengetahuan sastra, yaitu siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Selain itu, dari pembelajaran sastra siswa
diharapkan dapat menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Bacaan sastra dapat membantu perkembangan bahasa siswa. Dengan membaca sastra
penuh kesenangan dan kenikmatan perkembangan bahasa anak secara sadar atau tidak
akan semakin berkembang. Semakin banyak siswa membaca sastra, akan semakin
terlatih teknik maupun kecepatan membacanya. Melalui membaca sastra kemampuan
menulis siswa akan juga turut terkembangkan, karena dengan banyak memahami kosa
kata dari yang telah dibacanya, gaya bahasa, atau kalimat-kalimat dalam sastra yang
dibaca, siswa akan menggunakannya ketika mereka menulis. Melalui sastra kepekaan
anak terhadap cerita juga akan terlatih. Semakin banyak siswa membaca cerita, akan
semakin peka siswa terhadap cerita. Pada akhirnya mereka akan menjadi peka pada
kehidupannnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu sastra?
2. Apa itu pembelajaran sastra dan ruang lingkup sastra?

1
3. Bacaan sastra seperti apa yang cocok untuk anak SD?
4. Seberapa penting nilai sastra bagi anak SD?
5. Metode dan teknik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SD ?
6. Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SD ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari sastra.
2. Mengetahui apa itu pembelajaran sastra dan ruang lingkup sastra.
3. Mengetahui apa saja bentuk bacaan sastra yang cocok untuk anak SD.
4. Mengetahui tentang nilai pentingnya pembelajaran sastra.
5. Mengetahui apa saja metode dan teknik pembelajaran sastra di SD.
6. Mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sastra


Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta
‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sastra adalah karya tulis yang bila
dibandingkan dengan tulisan lain, ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan,
keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra berarti karangan yang mengacu
pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan
wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan
caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks
sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.
Kemudian pengertian sastra menurut para ahli, yaitu sebagai berikut : a.

Mursal Esten (1978 : 9)

Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). b. Semi (1988 :
8)
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. c. Panuti
Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya. d. Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah
penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”.
Jadi, sastra adalah sebuah karya baik berupa tulisan maupun lisan yang disusun
sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek keindahan.

3
2.2 Pembelajaran dan Ruang Lingkup Sastra
Pembelajaran sastra pada hakikatnya merupakan upaya untuk menanamkan rasa peka
kepada siswa terhadap cita rasa sastra. Seharusnya pengajaran sastra yang disampaikan
guru kepada siswa mampu mengubah sikap siswa dari acuh tak acuh menjadi lebih
bersimpati terhadap sastra. Karena materi sastra yang disuguhkan tidak sekadar
representation of life (imitation of life) melainkan interpretation of life. (Suwardi
Endraswara, 2002 : 7). Dengan demikian, karya sastra harus dipahami sebagai
fenomena yang tidak hanya sekedar memuaskan emosi melainkan memercikkan ide-ide
dan pikiran. Karya sastra sebagai salah satu kebutuhan manusia menawarkan kisi-kisi
kemanusian yang indah menuju kesempurnaan hidup.
Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan. Sehingga dengan
demikian sastra berfokus pada kreativitas. Pertanggungjawaban studi sastra adalah
logika ilmiah. Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, maka karya
sastra (puisi, drama, novel, cerpen) adalah sastra. Namun, karena kritik sastra juga
merupakan kreativitas dalam menanggapi karya sastra dan masalah kreativitas
penciptaan lain dalam sastra, maka kritik sastra dalam bentuk esai tidak lain adalah
sastra juga. Kritik sastra yang benar bukanlah kritik sastra yang asal-asalan, tetapi
berlandaskan pada logika yang dapat dipertanggungjawabkan. Apakah dasar kritik
sastra hanya akal sehat semata atau teori sastra tertentu bukan masalah, selama logika
dalam kritik sastra itu memenuhi kriteria logika dalam arti yang sebenarnya. Logika
sebagai sebuah ilmu, sementara itu adalah metode dan prinsip untuk membedakan
antara pemikiran yang baik (benar) dan pemikiran yang jelek (tidak benar).

2.3 Pemilihan Bacaan Sastra Untuk Anak SD


Dalam membaca, anak belum dapat memilih bacaan sastra yang baik untuk dirinya
sendiri. Oleh kareana itu dalam memperoleh bacaan yang sesuai maka penting untuk
orang dewasa memilihkan bacaan sastra yang sesuai dengan anak. “Pemilihan bacaan
yang dimaksud haruslah tidak dilakukan secara serampangan atau berdasarkan subjektif
dan kaca mata orang dewasa” (Nugiyantoro, 2013, hlm. 48). Dalam hal ini dapat
dipahami bahwa dalam pemilihan bacaan sastra untuk anak harus menyesuaikan
dengan aspek yang sudah diaku ketepatannya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pilihan bacaan untuk anak SD dibagi menjadi dua bentuk sastra, yaitu :
1. Sastra Anak SD Kelas Tinggi
Sastra anak SD kelas tinggi maksudnya adalah jenis-jenis karya sastra untuk siswa SD
kelas IV, V, dan VI. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut :
a. Cerita Fiksi
Cerita fiksi merupakan cerita yang berisi misteri kehidupan yang berhubungan
dengan kehidupan anak yaitu sesuatu yang menjadi isi ungkapan dan yang ingin
disampaikan penulis kepada pembaca. Isinya terjalin dalam sebuah rangkaian alur
yang menampilkan berbagai peristiwa dan tokoh yang dikemas dalam bahasa narasi

4
dan dialog. Tokoh fiksi boleh siapa saja, namun mesti berkisar tentang kehidupan
anak. Fiksi anak mencakup beberapa aspek antara lain; emosi, moral, perasaan, dan
pikiran yang dapat dipahami oleh anak-anak usia SD. Jenis-jenis fiksi anak antara
lain novel dan cerpen
b. Fiksi Realistik
Fiksi realistik adalah cerita yang berkisah tentang isu-isu pengalaman kehidupan
anak secara nyata. Cerita fiksi realistik menampilkan model kehidupan sehari-hari
seorang anak. Misalnya, bagaimana kisah kehidupan seorang anak pemulung yang
berjuang untuk dapat bersekolah. Dalam cerita realistik ini berusaha menampilkan
pemahaman kehidupan kepada anak-anak secara penuh dan kehidupan yang penuh
problematika yang dapat dijadikan pembelajaran bagi anak.
c. Fiksi Fantasi
Cerita fantasi adalah cerita yang dikembangkan dengan menghadirkan sebuah dunia
lain di samping dunia realitas. Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh,
alur, karakter, dan lainnya yang kebenarannya diragukan, baik seluruh cerita maupun
hanya sebagian cerita. Kebenaran disini yang dikaitkan dengan logika realitas
sebagaimana halnya yang terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya adalah tokoh
manusia yang bias terbang, bicara dengan binatang, dan tumbuhan, atau melakukan
hal-hal tertentu yang luar biasa di luar jangkauan nalar manusia. Misalnya; andi dan
prajurit semut d. Fiksi Historis
Fiksi historis merupakan sebuah cerita yang mengungkapkan tentang
peristiwaperistiwa yang luar biasa atau gambaran yang bersifat historis atau
gambaran tentang kehidupan masa lalu. Dalam cerita ini disajikan fakta sejarah yang
diramu dengan imajinasi. Cerita fiksi historis haruslah didukung oleh penggambaran
latar yang secara tepat dan meyakinkan sesuai dengan perkembangan kebudayaan
yang ada. Misalnya; cerita Pangeran Diponegoro ( Raden Mas Antawirya ), maka
pakaian dan perlengkapannya harus disesuaikan dengan Pangeran Diponegoro yang
sebenarnya. e. Komik Sastra Anak
Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan
lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Seluruh teks
dalam komik disusun sesuai hubungan gambar. Kata-kata berfungsi untuk
menjelaskan, melengkapi, memperdalam penyampaian gambar, dan teks secara
keseluruhan. Tulisan yang berupa kata-kata biasanya ditulis dalam bentuk
balonbalon yang dikreasi sedemikian rupa sehingga serasi dengan gambar-gambar.
Balonbalon tersebut dapat berupa ujaran, pikiran/perasaan tokoh, namun dapat pula
berisi tentang deskripsi singkat tentang sesuatu.

2.4 Nilai Penting Dari Pembelajaran Sastra


Pembelajaran sastra sangat penting dalam perkembangan manusia, bukan hanya
penting sebagai sesuatu yang “terbaca” melainkan juga sebagai sesuatu yang

5
memotivasi seseorang untuk berbuat. Memasukkan materi pembelajaran sastra di
sekolah menjadi sesuatu yang penting, karena pada dasarnya sastra itu sendiri mampu
menjembatani hubungan antara realita dan fiksi. Melalui karya sastra, pembaca belajar
dari pengalaman orang lain untuk direfleksikan dalam menghadapi masalah dalam
kehidupan. Pembelajaran sastra yang selama ini dilakukan di sekolah digabung dengan
pelajaran bahasa Indonesia atau yang sering disebut dengan “Bahasa dan Sastra
Indonesia”.
Menurut perkembangan anak bahwa pemahaman anak terhadap bahasa (sastra)
disesuaikan dengan perkembangan usia anak. Memasuki usia 4-7 tahun anak sudah
dapat menangkap cerita-cerita yang dikisahkan, meskipun belum bisa membedakan
antara khayalan dengan kenyataan. Fantasi mereka masih tinggi, karena itu, pengajar
sastra sulit menuntut mereka menceritakan unsur cerita secara terperinci dan detail.
Pada usia sekolah dasar (7-12) tahun kemampuan anak sudah cenderung meningkat,
disamping mendengarkan, anak-anak umunya sudah dapat membaca. Mereka itu
dikategorikan pengamat-pengamat yang teliti dan serius karena pandangan mereka yang
realistis terhadap dunia, serta pandangan mereka yang serius terhadap segala sesuatu
yang terjadi di lingkungan sekelilingnya. Pada usia 9-10 tahun anak-anak mulai terbuka
minatnya, penglihatannya lebih realistis, analisisnya lebih tajam dan kritis. Segala yang
dibaca ingin diketahui seluk-beluknya. Sedangkan pada usia 11-12 tahun anak-anak
sudah mulai merasa cukup mempunyai dasar untuk menelaah segala ilmu pengetahuan
dan dengan dorongan jiwa mereka sudah mulai ingin coba-coba menjelajahi dunia.
Materi sastra sangat penting untuk disampaikan di sekolah, karena dalam sastra
terdapat nilai-nilai kehidupan yang tidak diberikan secara perskriptif –harus begini,
jangan begitu-, pembaca diberikan kebebasan mengambil manfaat dari sudut
pandangnya sendiri. Melalui karya sastra juga siswa ditempatkan sebagai pusat dalam
latar pendidikan bahasa, eksplorasi sastra, dan perkembangan pengalaman personal.
Keakraban dengan karya sastra akan memperkaya perbendaharaan kata dan penguasaan
ragam-ragam bahasa, yang mendukung kemampuan memaknai sesuatu secara kritis dan
kemampuan memproduksi narasi.
Manfaat pendidikan sastra melalui proses pembelajaran yang diberikan di sekolah
setidaknya dapat membantu pendidikan secara utuh bagi siswa, (B.Rahmanto.
1989:1524), yaitu: (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan
pengetahuan budaya. (3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang
pembentukan watak. Keempat manfaat yang ditawarkan tersebut setidaknya dapat
mengasah kemampuan apresiasi sastra secara menyeluruh. Berkaitan dengan
pembentukan watak, pembelajaran sastra di sekolah memiliki dua tuntutan
(B.Rahmanto, 1989:24-25); pertama, pengajaran sastra hendaknya mampu membina
perasaan yang lebih tajam. Karena sastra pengantar untuk mengenal kemungkinan
hidup manusia, dalam arti berbagai macam bentuk perasaan manusia. Kedua,
pengajaran sastra dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangakan berbagai
kualitas kepribadian siswa yang meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajinasian, dan
penciptaan.

6
Dari yang disampaikan diatas, setidaknya pembelajaran sastra pada anak dan dalam
wujud apresiasinya turut andil dalam membentuk karakter anak dalam berbahasa,
berkepribadian dan berinteraksi sosial serta meningkatan dan mengembangkan
cakrawala pengetahuan anak-anak (siswa). Intinya sastra bagi anak (siswa) memberikan
kontribusi dalam berbagai aspek kedirian yang secara garis besar dikelompokkan ke
dalam nilai personal dan nilai pendidikan (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 36). Nilai-nilai
tersebutlah yang akan membantu anak (siswa) dalam membentuk kepribadian anak
secara utuh.

2.5 Metode dan Teknik Pembelajaran Sastra di SD


Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar
proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Dengan kata lain
metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara
individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Sedangkan teknik adalah jalan, alat, atau media
yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan
yang ingin dicapai (Gerlach dan Ely dalam Uno, 2008:2).
Beberapa metode dan teknik pembelajaran sastra di Sekolah Dasar yang dapat digunakan,
antara lain: a. Metode Berkisah
Metode berkisah dapat diberikan oleh bapak atau ibu guru didepan kelas dengan
membawakan sebuah kisah. Secara lisan metode berkisah dapat disampaikan selama
15-25 menit untuk menarik perhatian siswa. Metode berkisah tidak sama dengan
metode berceramah. Kisah tidak disampaikan monoton dengan narasi, tetapi perlu
selingan dialog dan humor dengan suara yang berubah-ubah. b. Metode Pembacaan
Metode pembacaan perlu diberikan kepada siswa untuk melatih vokal. Pembacaan puisi
dengan suara nyaring akan lebih menarik. Dalam melaksanakan metode pembacaan ini
perlu diperhatikan irama, intonasi, lagu kalimat, jeda, dan nada dengan tinggi
rendahnya suara atau panjang pendeknya suara. c. Metode Peragaan
Metode peragaan lebih cenderung diberikan oleh guru untuk memperagakan
gerakangerakan yang tersirat dalam teks sastra anak. Metode peragaan ini hampir sama
dengan metode perkenalan yang mengombinasikan teknik lisan dengan suatu perbuatan.
Gerak raut wajah dan ucapan seseorang ketika sedang marah tentu berbeda dengan raut
wajah dan ucapan seseorang yang sedang kesedihan dirundung. Tutur kata, raut muka,
dan gerakan badan seorang tokoh dapat diperagakan oleh guru di depan muridnya. d.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat diberikan setelah terlebih dahulu siswa ikut terlibat dalam
apresiasi sastra anak secara langsung. Artinya dapat diajukan oleh seorang guru kepada
siswanya setelah siswa itu membaca, mendengar atau menonton pertunjukan pentas
sastra.

7
e. Metode Imersi
Metode imersi dalam pelaksanaan kegiatan apresiasi sastra (pembelajaran sastra) siswa
layaknya dibenamkan ke dalam sesuatu atau dibenami sesuatu. Siswa dibenamkan ke
dalam sebuah dunia yang sarat dengan aneka ragam karya sastra ditambah pengetahuan
sastra. Untuk melengkapi pembelajaran sastra dengan metode imersi maka digunakan
teknik induksi. Teknik induksi tidak hanya menuntut peran serta aktif siswa, tetapi lebih
jauh daripada itu, mendorong dan memberi kesempatan yang seluas-luasnya dan
sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk mendekati sendiri karya sastra, menggauli
secara langsung, dan akhirnya diharapkan mampu menikmati, menghayati, dan
menghargai karya sastra itu sendiri.

2.6 Media Untuk Pembelajaran Sastra di SD


Secara garis besar, media pengajaran sastra dapat berupa: (1) media elektronik, (2)
media cetak, (3) media gambar, (4) media alamiah, dan (5) media orang.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi
oleh Seels dan Glasgow yang dikutip Arsyad (2006:33) dibagi ke dalam dua kategori
luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan (proyeksi tak tembus pandang, proyeksi
overhead, slide, filmstrips).
b. Visual yang tak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram,
pameran, papan info, papan bulu/flanel)
c. Audio (rekaman piringan hitam dan pita kaset)
d. Penyajian multimedia (slide plus suara, paduan gambar-suara, dan multi image)
e. Visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video).
f. Cetak (buku teks, modul, teks terprogram, buku kerja, majalah berkala, lembaran
lepas atau hand-out).
g. Permainan (teka-teki, simulasi, permainan papan).
h. Realia (model, specimen/contoh, manipulatif (peta, globe, boneka).
2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi (teleconference dan telelecture)
b. Media berbasis mikroprosesor ( pembelajaran berbantuan komputer, permainan
komputer, pembelajaran interaktif, hypermedia, dan compact video disc).
Pengelompokan media yang banyak dianut oleh para pengelola pendidikan adalah
seperti yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton (1985). Oleh mereka, media
dikelompokkan dalam delapan jenis, yaitu:
8
1.Media cetak,
2.Media pajang,
3.Overhead transparacies (OHT) dan Overhead Projector (OHP),
4.Rekaman audiotape,
5.Slide dan filmstrip,
6.Penyajian multi-image, 7.Rekaman
video dan film, dan
8.Komputer.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sastra adalah sebuah karya baik berupa tulisan maupun lisan yang disusun
sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek keindahan. Pembelajaran sastra pada
hakikatnya merupakan upaya untuk menanamkan rasa peka kepada siswa terhadap
cita rasa sastra sebagai salah satu kebutuhan manusia menawarkan kisi-kisi
kemanusiaan yang indah menuju kesempurnaan hidup. Ruang lingkup sastra adalah
kreativitas penciptaan, sehingga dengan demikian sastra berfokus pada kreativitas.
Pembelajaran sastra pada anak dan dalam wujud apresiasinya turut andil dalam
membentuk karakter anak dalam berbahasa, berkepribadian, berinteraksi sosial, serta
meningkatkan dan mengembangkan cakrawala pengetahuan anak. Bentuk sastra di SD
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, sastra SD kelas rendah (syair lagi, nyanyian anak,
puisi tembang dolanan, cerita lisan) dan sastra SD kelas tinggi (cerita fiksi, fiksi
realistik, fiksi fantasi, fiksi historis, dan komik sastra anak). Pembelajaran sastra pada
anak dan dalam wujud apresiasinya turut andil dalam membentuk karakter anak dalam
berbahasa, berkepribadian dan berinteraksi sosial serta meningkatan dan
mengembangkan cakrawala pengetahuan anak-anak (siswa).
Metode yang digunakan dalam pengembangan pembelajaran sastra di SD antara
lain melalui metode berkisah, metode pembacaan, metode peragaan, metode tanya
jawab, dan metode imersi. Dan Secara garis besar, media pengajaran sastra dapat

9
berupa: (1) media elektronik, (2) media cetak, (3) media gambar, (4) media alamiah,
dan (5) media orang.

3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini adalah marilah kita tingkatkan kemampuan kita
dalam bersastra, utamanya pada pendidik agar peserta didik yang kita ajar dapat betul-
betul memahami dari inti sastra itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar (2013, 17 Desember). Kegiatan dan Media Pembelajaran Sastra


http://anwarwan43-anwar.blogspot.com/2010/07/kegiatan-dan-
mediapembelajaran-sastra.html/ Diakses pada 27 April 2021
Hadi Susanto (2015, 29 November). Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/11/29/model-
pembelajaranbahasa-dan-sastra/ Diakses pada 27 April 2021
Hassan Sadhilie (2009). Pengertian sastra menurut ahli
https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-
umumdan-menurut-para-ahli/ Diakses pada 21 Maret 2021
Irwan Putra (2018). Metode yang digunakan dalam pengembangan pembelajaran sastra SD
https://www.academia.edu/36759682/PBSI_KELAS_TINGGI_PEMBELAJA
RAN_SASTRA_DI_SEKOLAH_DASAR/
Diakses pada 23 Maret 2021
M. Andrianto Adi. K (2015, 17 Juni). Bentuk-bentuk sastra di SD
https://www.kompasiana.com/mandriantoadik/55546ce8b67e613714ba54df/pe
mbelajaran-sastra-anak-anak / Diakses pada 23 Maret 2021
Pakdosen. (2021, 22 februari). Ruang lingkup sastra. https://pakdosen.co.id/sastra-adalah/
Diakses pada 22 Maret 2021

10
Rini Dwi Susanti.(2015). Pentingnya pembelajaran sastra.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/viewFile/1447/13
Diakses pada 22 Maret 2021

11

Anda mungkin juga menyukai