Edy Suprayetno
&
Ahmad Riynaldiy
PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA KATA PENGANTAR
(Konsep dan Pengembangan)
Penulis ;
Edy Suprayetno
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
Ahmad Riynaldiy limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan buku yang berjudul Pendidiksn
Editor :
Winarti, MPd Sanggar Bahasa dan Sastra “Konsep dan
Pengembangan.”
Desain Sampul
Rizki Yunida Br Panggabean Buku ini bertujuan untuk menambah referensi
mahasiswa dan mengembangkan pada mata kuliah
Cetakan Pertama ; Desember 2020
vi; 191 hlm; 15.5 x 23 cm Sanggar Bahasa & Sastra, dengan taraf mengerjakan
ISBN: 978-623-6888-12-4 wilayah yang belum tergarap dalam mata kuliah Teori
E-ISBN : 978-623-6888-13-1
Sastra atau Pengantar Kajian Kesusastraan, Sejarah
Penerbit Sastra, Apresiasi, Kajian, dan Kritik Sastra (Puisi, Prosa
Fiksi, dan Drama).
Selama ini kita sudah banyak mempelajari bahasa
Redaksi dan sastra Indonesia. Apa yang kita pelajari meliputi
Jalan Kapten Muktar Basri No 3 Medan, 20238 keterampilan berbahasa dan pengetahuan bahasa dan
Telepon, 061-6626296,Fax. 061-6638296
sastra Indonesia. Bagaimana penerapan keterampilan
Email; umsupress@umsu.ac.id
Website; http://umsupress.umsu.ac.id/ dan pengetahuan bahasa dan sastra Indonesia yang
Anggota IKAPI Sumut, No : 38/Anggota Luar Biasa/SUT/2020 telah kita peroleh?
Anggota APPTI (Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia)
Salah satu jawabannya adalah dikembangkan
Anggota APPTIMA (Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Aisyiyah)
melalui sanggar bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu
juga bahasa dan sastra merupakan ranah yang tidak bisa
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
dipisahkan sebab melalui bahasa, karya sastra yang
indah dapat dinikmati. Melalui mata kuliah sanggar
Dilarang memperbanyak atu memindahkan sebagian dari sebagian
isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun bahasa dan sastra Indonesia, mahasiswa diharapkan
mekanis, termasuk memfotocopy, merekam dan dengan sistem mampu mengekspresikan dan memamerkan kreativitas
penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari penulis.
mereka di dalam sebuah sanggar.
ii iii
ii PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA iii
F. Rangkuman .............................................................. 50 F. Mengurai Nama Diri .............................................. 91
BAB 4 Berita .................................................................. 51 G. Ekspresi Lisan .......................................................... 92
A. Hakikat Berita........................................................... 51 H. Baca Puisi ................................................................... 93
B. Teknik Penulisan Berita......................................... 51 I. Dasar-Dasar Dan Beberapa Petunjuk
C. Struktur Berita .......................................................... 52 Baca Puisi ................................................................... 96
B. Tujuan Dan Manfaat Debat .................................. 59 BAB 7 EKSPRESI PROSA FIKSI .............................. 105
J. Penilaian Debat ........................................................ 71 B. Bagaimana Kita Menulis Naskah Drama ......... 126
BAB 6 Ekspresi Puisi ................................................... 73 D. Baca Naskah Drama (BND) Dan Pementasan
Drama (PD) ............................................................... 140
A. Hakikat Puisi ............................................................ 73
E. Penilaian Ekspresi Drama ..................................... 142
B. Ekspresi Tulis ........................................................... 74
F. Kriteria Pementasan Drama................................... 143
C. Menulis Puisi Lama ................................................ 76
G. Rangkuman ............................................................... 144
D. Menulis Puisi Modern ........................................... 86
BAB 9 Pidato ................................................................. 145
E. Mendeskripsikan Objek Kongkret
Secara Emotif ............................................................ 90 A. Jenis-Jenis Pidato ..................................................... 146
iv v
iv PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA v
B. Teknik Menulis Pidato ........................................... 149
C. Stuktur Teks Pidato ................................................ 153
D. Teknik Membaca Pidato ........................................ 154
E. Penilaian Pidato ....................................................... 155 Biodata Penulis 1
F. Rangkuman ............................................................... 157
BAB 10 Karya Tulis Ilmiah ........................................ 159
Edy Suprayetno, lahir di Tanjung
A. Hakikat Karya Tulis Ilmiah .................................. 159 Mulis 26 Februari 1984. Masa
B. Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah ................................. 159 pendidikan SD Pelita Medan, SMP
C. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah.............................. 166 YWKA Medan, dan SMA
D. Rangkuman................................................................ 168 Dharmawangsa Medan. Menempuh
Strata 1 di Universitas
BAB 11 Pewara ............................................................. 169
Muhammadiyah Sumatera Utara, Program Studi
A. Hakikat Pewara ....................................................... 169
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Strata 2 di
B. Jenis-Jenis Pewara ................................................... 170 Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Program
C. Syarat Menjadi Pewara .......................................... 172 Studi Pendidikan Bahasa. Saat ini sedang menempuh
D. Rangkuman................................................................ 175 Strara 3 Doktoral Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri
BAB 12 Kliping ............................................................ 177 Padang. Tahun 2010 mendapatkan pendamping hidup
A. Hakikat Kliping ....................................................... 177 bernama Rizka Suryani, dan dikaruniakan seoarang
putri dengan sebutan TEJA (Etek Jawa) bernama Syifa
B. Sistematika Kliping ................................................. 177
Walidaini.
D. Rangkuman ............................................................... 180
Keseharian mengajar sebagai dosen tetap di Universitas
DAFTAR PUSTAKA ................................................... 181
Muhammadiyah Sumatera Utara, dan tugas tambahan
GLORASORIUM ........................................................ 185
sebagai wakil ketua di Lembaga Student’s Research and
Creativity Center (SRCC). Penulis sudah menghasilkan
beberapa buku yang telah diterbitkan yakni: (1) Antologi
Cerpen “Suamiku Si Desa Politan”, terbit 2015 dengan
penerbit Format Publishing; (2) Antologi Cerpen “Shoes
From My Dad” terbit 2016 penerbit UMSU Press; (3)
Kumpulan Pantun Pernikahan Melayu Deli, terbit 2017
vi vii
vi PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA vii
Penerbit UMSU Press; (4) Bahasa Indonesia dan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan
Penulisan Karya Ilmiah “Menumbuhkembangkan Judul: Pembelajaran Bahasa Indonesia Aktif Berbasis
Kepribadian Mahasiswa di Perguruan Tinggi” terbit Aplikasi Sarpu (Smart Crossword Puzzle) Tahun 2019; (2)
2018 penerbit Penebar Media Pustaka. Aktif dalam Jurnal Cered Indonesia Abdi Sabha dengan Judul:
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penerapan Aplikasi Buku Interaktif Berbasis Berpikir
Aras Tinggi di SMA Tarbiyah Islamiyah pada Industri
4.0.
Biodata Penulis 2
x 1
x PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 1
bahwa setiap langkah harus terbuka terhadap segala unik yang ada hanyalah kekakuan, sehingga sadar atau
pertanyaan dan sangkalan serta harus dipertahankan tidak sadar manusia kehilangan kemerdekaannya.
secara argumentatif, dengan argumen-argumen yang Padahal kemerdekaan itulah tadinya yang menjadi
objektif, artinya yang dapat dimengerti secara tujuan utama dikembangnya sains dan teknologi.
intersubjektif. Nyatanya sains dan teknologi itu menghadirkan
Ditinjau dari sudut manusia menggunakan filsafat, kerumitan hidup dan kegelapan spritual. Manusia
Tafsir (2007:5) menjelaskan bahwa manusia ingin tahu, dipacu oleh situasi mekanistik yang diciptakannya
lantas ia mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Pengetahuan sendiri lantas kehilangan waktu untuk merenungkan
ialah semua yang diketahui. Selanjutnya, orang tahu hidupnya dan alam semesta. Manusia akhirnya
disebut dengan pengetahuan. Jadi, pengetahuan tidak kehilangan orientasi, tidak tahu lagi apa tujuan hidup itu
lain dari hasil tahu. Oleh karena dalam pengetahuan ada yang sebenarnya. Manusia kehilangan segala-galanya.
pengakuan sesuatu terhadap sesuatu, maka ada sesuatu Manusia telah sampai pada tingkat kegawatan dalam
dalam sebuah keputusan (Poejawijatna, 2004:14). kebudayaannya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, dapat Berdasarkan uraian tentang hakikat manusia dari
didefinisikan bahwa manusia adalah makhluk yang aspek-aspek di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia
luhur. Sejak sadar akan nilai-nilai luhur yang adalah makhluk yang berpikir, yakni makhluk yang
dimilikinya, manusia melepaskan diri dari kungkungan memiliki ingin tahu yang besar dalam segala aspek di
“mitos”. Kemudian dengan kemampuan rasio manusia alam sekitarnya. Oleh sebab itu, manusia selalu
berusaha menemukan hakikat alam melalui perenungan memikirkan dirinya sndiri dan sekitarnya lewat
filsafat. Kebutuhan hidupnya secara praktis sudah pencarian jati diri manusia itu sendiri. Alam menjadi
dipenuhi oleh produk ilmu pengetahuan dan teknologi objek kajian dari manusia dalam mengelolanya sesuai
yang dihasilkannya. Sayangnya, kreativitas ilmu dengan kemampuan berpikirnya.
pengetahuan yang kian mencengangkan ini dimitoskan
kembali oleh manusia. Kreativitas ini pula yang B. Jati Diri Manusia
kemudian menjauhkan manusia dari nilai-nilai
Eksistensi/jati diri adalah konsep moralitas yang
kemanusiaannya (Jalaluddin, 2012:69).
menyatakan tingkat nilai atau bobot seseorang sebagai
Selanjutnya ditinjau dari aspek kawasan pribadi. Jati diri dikategorikan sebagai etis yang
berpikirnya, manusia menurut Tafsir (2015:258) adalah mencerminkan sikap moral pribadi terhadap diri sendiri
dibentuk sebagaimana membentuk produk industri. dan sikap masyarakat terhadap seorang pribadi
Tidak ada lagi keunikan, padahal manusia sebenarnya (Banasuru, 2013:28). Dalam diri manusia, terdapat
2 3
2 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 3
kesatuan atau unitas yang bersifat keberagaman atau Kepribadian mengandung dua konsep pokok, yaitu
kompleksitas yang tidak mungkin disangkal badan dan jiwa manusia. Secara filsafat, konsep badan
kebenarannya. Dalam jati diri manusia, bisa dipandang dan jiwa manusia tergolong dua aliran monoisme dan
dari tiga sisi, yaitu kepribadian dilihat satu kesatuan dualisme. Monoisme adalah teori yang menolak
skala nilai pada setiap saat, keunikan individu dilihat anggapan bahwa badan dan jiwa merupakan dua hal
dari hubungannya dengan pelbagai lingkungan, dan yang berbeda yang masih harus dihubungkansatu
identitas dilihat dari kesatuan dari waktu ke waktu. dengan lainnya. Teori dualisme adalah pernyataan-
Eksistensi/jati diri manusia mencakup kepribadian, pernyataan mental dan fisik sungguh berbeda.
keunikan, dan identitas diri. Ketiga sisi tersebut menjadi
muatan dari unitas dan kompleksitas jati diri manusia.
C. Aliran Filsafat dalam Pendidikan
Kepribadian mengandung dua konsep pokok,
Berdasarkan substnasi filsafat yang mengajak
yakni badan dan jiwa manusia. Dalam filsafat, konsep
manusia berpikir, bermuara pada banyaknya aliran
ini berkembang menjadi dua aliran, yaitu aliran
filsafat tentang manusia sebagai makhluk pendidikan.
monoisme dan aliran dualisme. Teori monoisme adalah
Berikut dikemukakan beberapa aliran filsafat yang
teori tertua mengenai badan-jiwa. Monoisme adalah
terdiri atas (a) renaissance, (b) rasionalisme, (c)
teori yang menolak anggapan bahwa badan dan jiwa
empirisme, (d) naturalisme, (e) nativisme-pesimisme,
merupakan dua hal yang berbeda yang masih harus
dan (f) pragmatisme, (g) Esensialisme, (h)
dihubungkansatu dengan lainnya. Teori dualisme adalah
Eksistensialisme.
pernyataan-pernyataan mental dan fisik sungguh
berbeda. Konsep ini memberi implikasi pada a. Renaissance
kontroversi melihat kepribadian seseorang. Pendapat Tafsir (2015:124) menyatakan bahwa renaissance
yang lebih spesifik, Tafsir (2008:7-8) mengemukakan adalah istilah Perancis. Dalam bahasa Latin, re dan nasci
bahwa belajar yang sebenarnya adalah belajar tentang berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya
manusia. Manusia mengatur dirinya, ia membuat digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai
peraturan untuk itu, manusia mengatur alam dan ia periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi
membuat aturan untuk itu, manusia mengurus dirinya di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad
dan alam berdasarkan manusia itu sendiri. Manusia ke-15 dan ke-16. Hal yang sama Ihsan (2010:148)
adalah sentral segalanya. menyatakan bahwa awal mula dari suatu masa baru
Berdasarkan urian di atas, maka eksistensi/jati diri ditandai oleh suatu usaha besar dari Descartes (1596-
manusia terletak pada kepribadian seseorang. 1650 M) untuk memberikan kepada filsafat suatu
bangunan baru. Memang dalam bidang filsafat, zaman
4 5
4 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 5
Renaissance kurang menghasilkan karya penting bila suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Para
dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Namun di tokoh aliran rasionalisme adalah Descrates (1596-1650
antara perkembangan itu terjadi pula perkembangan M), Spinoza (1632-1677 M), dan Leibniz (1646 – 1716 M).
dalam bidang filsafat. Descartes sering disebut sebagai Sejalan dengan pendapat ahli tersebut, Tafsir (2005:127)
tokoh pertama filsafat modern. menyatakan bahwa Tokoh besar dalam filsafat
Zaman modern filsafat didahului oleh rasionalisme adalah Descrates, Spinoza, dan Leibniz.
Renaissance. Sebenarnya secara esensial zaman Kesamaan pendapat Ihsan dan Tafsir adalah sama-sama
Renaissance itu, dalam filsafat, ada pada filsafat modern. menyatakan bahwa tokoh dalam filsafat rasionalisme
Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes. Pada adalah Descrates, Spinoza, dan Leibniz.
filsafat kita menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut. Aliran rasionalisme ada dua macam yaitu dalam
Ciri itu antara lain ialah menghidupkan kembali bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang
Rasionalisme Yunani (Renaissance), Individualisme, agama aliran rasionalisme adalah lawan dari autoritas
Humanism, lepas dari pengaruh agama lain-lain. dan biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran
Selanjutnya, Banasuru (2013:31) menyatakan bahwa era agama. Sedangkan dalam bidang filsafat rasionalisme
renaissance ditandai dengan kebangkitan kembali adalah lawan dari empirisme dan sering berguna dalam
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. menyusun teori pengetahuan. Hanya saja empirisme
Zaman peralihan ketika budaya tengah mulai berubah mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan
menjadi suatu kebudayaan modern. Penemuan ilmu jalan mengetahui objek empirisme, maka rasionalisme
pengetahuan modern mulai dirintis pada masa mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan
renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju cara berpikir, pengetahuan dari Empirisme dianggap
pesat pada masa itu adalah ilmu astronomi. Kegiatan sering menyesatkan. Adapun alat berpikir adalah
ilmiah didasarkan pada beberapa hal, yaitu observasi, kaidah-kaidah logis.
penyingkiran, peramalan, pengukuran, dan percobaan Selanjutnya Tafsir (2015:138-139) menyatakan
untuk meguji teori yang didasarkan ramalan matematik. bahwa Leibniz lahir pada tahun 1646 dan meninggal
b. Rasionalisme pada tahun 1716. Ia adalah filosof Jerman,
Menurut Ihsan (2010:150), Descrates adalah tokoh matematikawan, fisikawan, dan sejarahwan. Pusat
pertama dalam filsafat modern. Ia sebagai orang aliran metafisikanya adalah idea tentang substansi yang
rasioalis. Rasionalisme adalah paham filsafat yang dikembangkan dalam konsep monad. Metafisika Leicniz
menyatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk sama memusatkan perhatian pada substansi. Bagi
memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, Spinoza, alam semesta ini mekanistis dan
6 7
6 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 7
keseluruhannya bergantung pada sebab, sementara dari luar jiwanya. Locke mempunyai pandangan bahwa
substansi pada Leibniz adalah hidup, dan setiap sesuatu Pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia
terjadi untuk suatu tujuan. Penuntun prinsip filsafat ditentukan oleh faktor dari luar dirinya yaitu oleh
Leibniz ialah prinsip akal yang mencukupi”, yang secara pengalaman baik yang sengaja maupun tidak. Paham
sederhana dapat dirumuskan” sesuatu harus empiris memandang bahwa pengaruh pendidikan dapat
mempunyai alasan”. Bahkan Tuhan juga harus menentukan jalan hidup manusia, adapun faktor
mempunyai alasan untuk setiap yang diciptakan-Nya. internal berupa kemampuan dasar, bakat, keturunan
Kita lihat bahwa prinsip ini menuntun filsafat Leibniz. tidak memberikan pengaruh apa-apa.
c. Empirisme d. Naturalisme
Tafsir (2015:173) menyatakan bahwa kebimbangan Menurut Kuswana (2013:29), Jean Jacques
orang kepada sains dan agama pada zaman modern Rousseau merupakan pemikir romantik kontemporer
filsafat sebagaimana telah disinggung beberapa kali dengan corak tradisional yang lahir dalam zaman abad
sebelum ini, ditimbulkan oleh berbagai hal, antara lain pencerahan. Paham ini, mengetengahkan tiga prinsip
oleh ajaran empirisme. Tokoh dalam filsafat empirisme terkait dengan proses belajar mengajar yaitu:
adalah Locke, Hume, dan Spencer. Lebih lanjut, Hakim 1. Anak didik, belajar didasarkan pada
dan Bani (2008:265) menyatakan bahwa empirisme pengalamannya sendiri dan berproses secara
adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan interaktif antara pengalaman dengan kemampuan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan tumbuh dan berkembang dari dalam dirinya
serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan secara alamiah
akal.
2. Pendidikan, bersifat memfasilitasi dan
Kuswana (2013:28) menyatakan bahwa Locke menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.
dilahirkan tahun 1632 M di Inggris, anak seorang ahli Tanggung jawab belajar terletak pada diri
hukum dan belajar kedokteran di Oxford, serta ilmu pembelajar, pendidik mendorong keberanian anak
alam dan filsafat. Dia mempunyai prinsip bahwa didik dan berorientasi pada sikap positif dan
manusia dilahirkan dengan jiwa yang kosong dari tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh
kemampuan (potensi) dasar apapun, dan jiwanya bimbingan dan motivasi dari pendidik
dipersamakan sebagai lilin yang putih bersih dari
3. Sekolah harus menyediakan perangkat sistem
pengaruh apapun (tabula rasa). Manusia dapat dibentuk
yang sesuai dengan minat dan bakat anak didik,
dan dilukis menurut kehendak pendidik, tanpa
dengan tersedianya lingkungan yang berorientasi
kemampuan mengadakan respons terhadap pengaruh
8 9
8 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 9
pada pola belajarnya. Oleh karena itu, sekolah dengan hal-hal yang datang dari luar. Kemudian
harus memberikan rasa nyaman, gembira, dan Schopenhauer percaya bahwa manusia termotivasi
anak didik secara bebas memanfaatkan lingkungan hanya oleh keinganan dasar mereka sendiri, atau yang
belajar sendiri selaras dengan potensinya mengarahkan semua umat manusia.
Selanjtnya, Kuswana (2013:29) menyatakan bahwa f. Pragmatisme
Naturalisme menitikberatkan pada strategi belajar yang Hakim dan Saebani (2008:319) menyatakan bahwa
bersifat paedosentris (belajar terpusat pada anak), faktor aliran pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang
kemampuan anak didik menjadi pusat perhatian dalam berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah
pembelajaran. Konsekuensinya, pola pendidikan apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan
cenderung mengembangkan individualisasi dan nyata. Hal yang sama Kuswana (2013:31) menyatakan
mendorong aktivitas kemandirian sesuai dengan minat bahwa pragmatisme merupakan perkembangan dari
dan bakatnya. realisme, tumbuh dan berasimilasi dengan inti
e. Nativisme-Pesimisme pemikiran Yunani Kuno dari Heraclitos (544-484 SM).
Kuswana (2013:30) menyatakan bahwa Arthur Pandangan Hearclitos, sifat utama dari kenyataan
Schopenhauer lahir di Frankfurt tanggal 22 Februari hidup adalah perubahan. Tidak ada sesuatu kenyataan
1788 M, seorang filsug German dikenal karena yang tetap di muka bumi ini, semuanya akan mengalir
nativisme-pesimisme dan kejelasan filsafat. terus dan berubah, kecuali perubahan itu sendiri.
Schopenhauer berpendapat bahwa pada prinsipnya Protagoras (480-410 SM), yang berpandangan bahwa
anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. kebenaran, nilai dan norma tidak bersifat mutlak,
Pembawaan merupakan kemampuan psikologis dengan melainkan bersifat relatif tergantung waktu dan tempat.
berbagai kecenderungan, seperti minat, bakat, g. Esensialisme
keturunan, dan yang lainnya.
Komar (2006:158) menyatakan bahwa karakteristik
Secara keseluruhan, merupakan faktor penentu aliran filosofi essensialisme yaitu:
dari perkembangan dan pertumbuhan. Schopenhauer
1. Essensialisme berakar pada ungkapan realisme
memiliki pandangan bahwa Dunia pada dasarnya apa
objektif dan idealisme objektif yang modern, yaitu
yang kita kenali dalam diri kita sendiri. Hasil analisisnya
alam semesta diatur oleh hukum alam sehingga
akan membawanya pada kesimpulan bahwa keinganan
tugas manusia memahami hukum alam adalah
emosional dan fisik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena
dalam rangka penyesuaian diri dan
itu, faktor pembawaan dipandang paling dominan
pengelolaannya
untuk membentuk dirinya sendiri, dibandingkan
10 11
10 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 11
2. Sasaran pendidikan ialah mengenalkan siswa pada pandangan inilah kegiatan pendidikan dilakukan.
karakter alam dan warisan budaya. h. Eksistensialisme
3. Nilai (kebenaran) bersifat korespondensi / Kuswana (2013: 44) menyatakan bahwa
berhubungan antara gagasan dengan fakta secara eksistensialisme merupakan aliran yang mempunyai
objektif prinsip bahwa segala gejala bertolak dari eksistensi yaitu
4. Bersifat konservatif (pelestarian budaya) dengan suatu cara pandang keberadaan dunia dan manusia
merefleksikan humanisme klasik yang berada yang membedakan dengan makhluk lain.
berkembang pada zaman renaissance. Manusia dengan kesadaran akalnya berada, secara
Selanjutnya, Jaluluddin dan Idi (2012:95) totalitas dan selalu terkait dengan kemanusiaan. Suatu
menyatakan bahwa idealisme dan realisme adalah aliran arti yang diberikan manusia dalam menentukan
yang membentuk corak essensialisme. Dua aliran ini perbuatannya sendiri. Manusia eksistensi mendahului
bertemu sebagai pendukung essensialisme, namun tidak ensensi atau hakikat, sebaliknya benda-benda lain esensi
melebur menjadi satu dan tidak melepaskan mendahulukan eksistensi. Manusia berada selanjutnya,
karakteristiknya masing-masing. Tujuan umum aliran menentukan diri sendiri menurut projeksinya sendiri,
essensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di hidupnya tidak ditentukan lebih dahulu, sedangkan
dunia dan akhirat. benda-benda lain bertindak menurut ensensinya atau
kodrat yang tidak dapat dielakkan.
Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan,
kesenian, dan segala hal yang mampu menggerakkan Sejalan dengan pendapat Abidin (2011:33)
kehendak manusia. Kurikulum sekolah bagi menyatakan bahwa eksistensialisme tidak membahas
essensialisme semacam miniatur dunia yang bisa esensi manusia secara abstrak, melainkan secara spesifik
dijadikan sebagai ukuran kenyataan, kebenaran, dan meneliti kenyataan kongkret manusia sebagaimana
keagungan. Dalam sejarah perkembangannya, manusia itu sendiri berada dalam dunianya.
kurikulum essensialisme menerapkan berbagai pola Eksistensialisme tidak mencari esensi atau substansi
idealisme dan realisme. yang ada di balik penampakan manusia, melainkan
hendak mengungkap eksistensi manusia sebagaimana
Manusia pada umumnya menerima apa saja yang
yang dialami oleh manusia itu sendiri.
telah ditentukan dan diatur alam sosial. Kemudian
beberapa tokoh idealisme memandang bahwa Esensi atau substansi mengacu pada sesuatu yang
kurikulum itu hendaknya berpangkal pada landasan umum, abstrak, statis, sehingga menafikan sesuatu yang
idiil dan organisasi yang kuat. Bersumber pada kongkret, individual, dan dinamis. Sebaliknya,
eksistensi justru mengacu pada sesuatu yang konkret,
12 13
12 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 13
individual, dan dinamis. ketika ada siswa yang bertanya apakah Tuhan ada?
D. Tanggapan maka kita harus mengatakan kepada siswa bahwa
Tuhan itu ada, kita harus mempercayainya, kemudian
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat
kita juga dapat mengatakan bahwa nabi telah
dilakukan beberapa tanggapan atau komentar mengenai
memberitahu kita bahwa Tuhan itu ada dan kita harus
mulai kefilsafatan manusia hingga aliran-aliran filsafat.
beriman kepadanya. Dengan menjadikan iman sebagai
Manusia menggunakan akal-pikiran untuk mencari
landasan dalam berfilsafat maka ini membuktikan
tahu, dengan rasa ingin tahu itu melihat alam.
bahwa kita telah beriman kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sumber pengetahuan dan ilmu itu terdiri atas dua
Berdasarkan penjelasan di atas maka dasar filsafat
macam, yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan
bisa berdasarkan iman dan akal (pikiran). Kedua-
non-ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah penyelidikan
duanya benar tergantung pada konteksnya. Ketika di
ilmu itu melalui prosedur dan metode ilmiah,
bidang ilmu pengetahuan maka seorang ilmuwan dapat
sedangkan pengetahuan non-ilmiah pengetahuan yang
melandaskan pemikiran sebagai landasan dalam
tidak melalui prosudur ilmiah. Kefilsafatan manusia itu
berfilsafat untuk menemukan sesuatu yang baru dan
dilihat dari apa sesuatu itu (ontologi), bagaimana
yang berguna bagi banyak orang. Kemudian ketika di
memperolehnya (epsistemologi), dan kegunannya
pelajaran Pendidikan Agama maka dasar filsafat lebih
(aksiologi). Ketiga landasan ini, dapat dilakukan untuk
banyak berdasarkan iman kita kepada Sang Pencipta
memperoleh pengetahuan.
yaitu Tuhan yang Maha Esa.
Pertama, menurut penulis, pemikiran filosofi
Tanggapan selanjutnya yang dapat diberikan pada
/filsafat pendidikan pada zaman renaissance
aliran rasionalisme adalah pemikiran filosofi dari aliran
mempunyai kelebihan yaitu sudah menggunakan akal
rasionalisme mempunyai kelebihan yaitu menggunakan
(pikiran) sebagai dasar filsafat. Dengan menggunakan
pemikiran untuk berfilsafat. Contohnya di kelas ada
pikiran (akal) sebagai dasar filsafat maka masalah-
siswa yang suka membuat keributan maka untuk
masalah yang terjadi dapat juga diselesaikan dengan
menyelesaikan masalah siswa tersebut, guru dapat
menggunakan akal (pikiran) untuk menyelesaikannya.
berpikir untuk menyelesaikan permasalahan dari siswa
Dengan diselesaikannya masalah maka kegiatan tersebut.
akan berjalan dengan lancar. Namun, ada juga
Setelah guru berpikir maka guru mendapatkan
kekurangan dari aliran filsafat renaissance,
cara untuk menyelesaikan permasalahan siswa tersebut
kekurangannya ada yaitu untuk pelajaran pendidikan
dengan melakukan wawancara dengan cara memanggil
agama maka dasar filsafat juga bisa berlandaskan iman.
siswa tersebut untuk menemukan penyebab siswa
Misalnya, pelajaran di sekolah tentang Tuhan maka
14 15
14 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 15
tersebut melakukan keributan. Ternyata setelah keterbatasan dalam pemikiran manusia. Misalnya di
dilakukan wawancara maka didapatkan penyebab siswa sekolah ada suatu masalah yaitu banyak guru yang
tersebut melakukan keributan karena siswa ini ingin malas dalam berkreativitas membuat rancangan
mendapatkan perhatian. Setelah guru sudah pembelajaran di sekolah yang kreatif. Berbagai upaya
mengetahui bahwa siswa tersebut melakukan keributan sudah diupayakan oleh kepala sekolah untuk berpikir
karena kurang mendapatkan perhatian maka guru dan memecahkan masalah tersebut.
mulai untuk memberikan perhatian kepada siswa Akhirnya kepala sekolah menyerah karena
tersebut dan ternyata setelah dilakukan hal tersebut pemikirannya tidak berhasil dalam menyelesaikan
maka siswa tersebut tidak melakukan keributan lagi di masalah guru-gurunya. Kelemahan selanjutnya dari
kelas. menjadikan filsafat sebagai landasan berpikir adalah
Dengan menggunakan pemikiran filsafat dengan tidak semua masalah dengan cepat diselesaikan oleh
tujuan ingin menyelesaikan masalah, maka hal ini akan guru mengggunakan pemikiran yang masih terbatas.
membawa manfaat bagi orang yang ingin Contohnya, guru ingin menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah dengan menggunakan banyaknya siswa yang tidak konsentrasi dalam belajar.
kebenaran. Dengan selesainya masalah, maka kegiatan Lalu guru dengan cepat mengambil inisiatif untuk
akan berjalan dengan lancar. menyelesaikan masalah siswanya dengan sering
Jika di kelas muncul masalah dari siswa maka guru memberikan pujian kepada siswa-siswanya dan
dapat menggunakan pemikiran untuk menyelesaikan diharapkan dengan pujian tersebut para siswanya dapat
masalah tersebut. Masalah yang dapat diselesaikan oleh konsentrasi dalam belajar.
guru maka akan membawa manfaat bagi guru dan Namun, setelah dilakukannya hal tersebut masih
siswa. Manfaat bagi guru adalah dengan selesainya banyak siswanya yang belum konsentrasi dalam belajar.
masalah siswa maka guru akan dapat mengajar Dari contoh tersebut maka ini menunjukkan bahwa
siswanya dengan baik. Kemudian manfaat bagi siswa pemikiran seseorang juga memiliki keterbatasan. Setelah
jika masalahnya diselesaikan oleh guru adalah siswa diteliti oleh guru lain ternyata hal yang menyebabkan
akan dapat belajar dengan nyaman dan senang di banyaknya siswa tidak konsentrasi dalam belajar adalah
sekolah sehingga siswa juga akan dapat memperoleh siswa belum mengetahui pentingnya untuk konsentrasi
keberhasilan dalam belajar di sekolah. saat belajar. Dengan dijelaskannya pentingnya
Kelemahan dari aliran rasionalisme adalah tidak konsentrasi dalam belajar maka ini menyebabkan
selama dengan masalah yang muncul dapat diselesaikan siswanya bisa berkonsentrasi dalam belajar agar mereka
dengan akal pikiran. Hal ini disebabkan adanya lebih memahami materi pelajaran yang dipelajarinya di
16 17
16 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 17
sekolah. dalam menentukan pekerjaan seseorang. Contoh di
Tanggapan yang ingin diberikan pada aliran SMK, ada siswa masuk jurusan Akuntansi, lalu ternyata
empirisme dimulai dari kelebihannya yaitu dengan siswa tersebut tidak mempunyai bakat di bidang
adanya pandangan dari empirisme maka pendidikan di akuntansi dan siswa tersebut setelah lulus dari SMK
sekolah dapat diarahkan untuk membentuk siswa tersebut dan tidak menjadi akuntan, tetapi siswa
menjadi apa yang diinginkan oleh sekolah tersebut. tersebut memiliki bakat di bidang pendidikan yaitu
Kemudian dengan adanya paham empirisme maka menjadi pendidik.
orang tua juga bisa meminta bantuan kepada sekolah Dari contoh tersebut, maka hal ini menunjukkan
untuk mendidik anak mereka menjadi apa yang bahwa tidak selama sekolah bisa mendidik siswanya
diinginkan oleh orang tua mereka. Inilah kelebihan dari untuk menjadi seperti apa yang diinginkan oleh sekolah
aliran empirisme ini jika diimplika tersebut. Hal ini disebabkan siswa memiliki bakat yang
sikan dalam bidang pendidikan. Jika sekolah ingin bervariasi di dalam suatu sekolah.
siswanya kelak bisa menjadi arsitek maka sekolah akan Tanggapan selanjutnya akan diberikan kepada
memasukkan semua pembelajaran yang kelak aliran nativisme-pesimisme. Untuk memulai
berhubungan dengan pekerjaan siswa sebagai arsitek. tanggapannya, maka menanggapi kelebihan dari aliran
Contoh untuk penerapan paham aliran empirisme Nativisme-pesimisme. Kelebihannya adalah dari
dalam bidang Pendidikan. Misalnya Sekolah Tinggi pandangan nativisme ini adalah dengan diketahuinya
Pendidikan Matematika di Kota X, lalu ada mahasiswa bahwa di dalam diri siswa ada unsur-unsur yang
bernama Rudi masuk ke sekolah tinggi tersebut maka baiknya maka kurikulum di sekolah dapat diarahkan
pihak institusi akan berusaha untuk membimbing Rudi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
agar kelak bisa menjadi guru matematika. Semua mata siswanya yakni dapat menjadi orang yang baik.
kuliah yang diajarkan kepada Rudi adalah mata kuliah Dengan banyak orang yang baik, maka dunia ini
yang berhubungan dengan Keperluan Rudi untuk akan tenteram dan damai. Jadi, sekolah harus bisa
menjadi guru matenatika setelah lulus dari sekolah memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswanya
tinggi tersebut. untuk menjadi orang yang baik. Sebagai contoh ada
Kelemahan teori empirisme adalah tidak semua seorang siswa bernama Tuti lalu dia sekolah di sebuah
siswa yang masuk ke sekolah lalu di didik sesuai dengan SMK kemudian siswa ini lalu diajarkan oleh sekolah
kehendak sekolah untuk menjadikan siswa tersebut tentang hal-hal yang baik maka setelah siswa ini lulus
sesuai dengan keinginan dari sekolah. Hal ini dari sekolah maka siswa ini akan menjadi siswa yang
disebabkan bakat seseorang juga mempunyai pengaruh baik. Sama hal dengan siswa yang memiliki bakat di
18 19
18 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 19
bidang musik lalu masuk perguruan tinggi yang lingkungan tersebut maka akan mendukung kesuksesan
mengambil bidang musik maka setelah siswa lulus dari siswa belajar di sekolah.
sekolah musik tersebut maka siswa akan menjadi Tanggapan selanjutnya diberikan kepada aliran
seorang musisi yang hebat. Jadi potensi yang dimiliki pragmatisme, tanggapannya adalah aliran pragmatisme
oleh siswa akan dapat dikembangkan oleh sekolah jika memiliki kelebihan yaitu sekolah yang mengikuti aliran
para pimpinan dan pendidik tersebut memiliki ini akan maju karena sekolah tersebut akan terus
pandangan atau paham aliran nativisme. berusaha untuk berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Kemudian kelemahan dari aliran nativisme ini Contoh SMK jurusan Akuntansi maka SMK tersebut
adalah dia tidak terlalu memerhatikan faktor akan berusaha untuk mengetahui apa yan diperlukan
lingkungan dalam menentukan tingkah laku, bakat, dan oleh dunia kerja yang berhubungan dengan akuntansi.
minat siswa. Sebagai contoh siswa yang tinggal di suatu Dengan mengikuti perubahan yang ada di dunia
desa yang orang di sana tidak suka bersekolah maka kerja maka setelah siswa lulus dari SMK maka siswa
siswa tersebut tidak akan suka bersekolah walaupun di tersebut akan siap dipakai oleh dunia kerjanya. Namun,
sana ada sekolah yang gratis dan siswa itu memiliki selain kelebihan dari aliran pragmatisme, aliran ini juga
bakat untuk belajar dan menjadi pintar. memiliki kelemahan yaitu tidak semua pelajaran di
Dari contoh tersebut maka hal ini menunjukkan sekolah yang semua harus selalu berubah terus sesuai
bahwa faktor lingkungan juga ikut memengaruhi dengan berkembangan teknologi dan informasi. Contoh
tingkah laku anak-anak. Contoh selanjutnya jika ada pada pendidikan Agama yaitu pada perkataan atau
seorang anak yang tinggal di suatu lingkungan sabda nabi, sabda nabi tersebut tidak boleh diubah
universitas maka anak ini pasti akan mau kuliah setelah sesuai dengan tuntutan zaman.
lama berada di lingkungan tersebut. Dari contoh Hal ini disebabkan dari sabda nabi tersebut adalah
tersebut maka ini membuktikan bahwa faktor kata-kata yang sesuai dengan keinginan dan kehendak
lingkungan juga ikut menentukan tingkah laku Tuhan. Jadi sekolah yang menganut aliran pragmatisme
seseorang. juga memiliki kelemahan pada pelajaran tertentu.
Berdasarkan contoh tersebut jika seseorang ingin Tanggapan selanjutnya diberikan kepada aliran
memengaruhi tingkah laku seseorang maka faktor konvergensi, tanggapan ini kami mulai dari kelebihan
lingkungan juga harus diperhatikan untuk berhasil dari aliran konvergensi. Kelebihan dari aliran
dalam memengaruhi tingkah laku seseorang. Kemudian konvergensi adalah teori ini menggabungkan faktor
sekolah juga harus menyediakan lingkungan yang dapat bawaan dari lahir seperti bakat dan intelegensi
mendukung siswa untuk rajin belajar. Dengan adanya kemudian didukung oleh lingkungan maka hal ini akan
20 21
20 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 21
menyebabkan seseorang bisa memperoleh kesuksesan. cinta tanah air dan pendidikan karakter tersebut maka
Contoh di sebuah perguruan tinggi ada mahasiswa yang setelah siswa sudah tamat dari sekolah tersebut akan
memiliki bakat di bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra menjadi warga negara yang mencintai tanah airnya dan
Indonesia, lalu mahasiswa ini masuk ke suatu memiliki karakter yang baik.
perguruan tinggi yang memiliki lingkungan dan dosen Selanjutnya, kelemahan dari aliran essensialisme
yang mendukung terhadap perkembangan bakat ini adalah dengan hanya difokuskan pada pengajaran
mahasiswa tersebut. nilai-nilai yang ada pada zaman dahulu maka siswa
Setelah mahasiswa ini lulus dari perguruan tinggi akan ketinggalan dengan informasi dan pengetahuan
tersebut maka mahasiswa ini akan menjadi guru yang berkembang sangat cepat. Contoh di sebuah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang hebat dan sekolah hanya berfokus atau lebih banyak mengajarkan
kompeten. Teori ini juga memiliki kelemahan yaitu jika siswanya nilai-nilai sikap cinta tanah air dan aspek
lingkungan tidak mendukung bakat yang dimiliki oleh kebudayaan lama dari negaranya. Sedangkan
seseorang maka bakat yang dimiliki oleh seseorang perkembangan teknologi dan informasi semakin
tidak akan dapat berkembang dengan optimal. berkembang pesat dari hari ke hari. Jika sekolah
Contoh jika ada seorang mahasiswa yang memiliki ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan
bakat di bidang musik. Kemudian mahasiswa ini masuk informasi maka ketika siswa tamat dari suatu institusi
ke sebuah perguruan tinggi dan mengambil jurusan maka siswanya akan kesulitan untuk mendapatkan
Pendidikan Seni Musik, namun di perguruan tinggi pekerjaan.
tersebut tidak memiliki peralatan yang lengkap untuk Tanggapan yang dapat diberikan pada aliran
mendukung bakat yang dimiliki oleh siswa tersebut. Hal eksistensialisme adalah aliran ini memiliki kelebihan
ini akan menyebabkan bakat yang dimiliki oleh siswa yaitu dengan adanya aliran ini maka seseorang akan
tersebut tidak akan dapat berkembang dengan optimal. mempunyai keyakinan bahwa dia mampu untuk
Tanggapan yang dapat kami berikan pada aliran bereksistensi di dunia ini. Contoh di sebuah sekolah ada
essensialisme adalah pertama-tama dimulai kelebihan kepala sekolah maka kepala sekolah ini ingin
aliran essensialisme. Dengan adanya sekolah yang menunjukkan eksistensinya dalam membangun sekolah
menganut aliran essensialisme maka sekolah tersebut ke arah yang baik. Dengan inginnya kepala sekolah
akan dapat mengajarkan siswanya sikap cinta tanah air bereksistensi dengan membangun sekolah ke arah yang
dan pendidikan karakter. Contoh di sebuah sekolah baik maka sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah
SMK sering diajarkan nilai-nilai sikap cinta tanah air dan tersebut akan mengalami kemajuan.
pendidikan karakter. Dengan diajarkan nilai-nilai sikap Selain kelebihannya, aliran eksistensialisme ini
22 23
22 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 23
juga memiliki kelemahan yaitu jika tidak ada namun kurang memerhatikan pada aspek kebudayaan
lingkungan yang mampu untuk menyalurkan eksistensi pada zaman dahulu seperti kebudayaan. Dengan begitu
seseorang maka keinginan seseorang untuk maka siswa yang lulus dari sekolah tidak akan
menunjukkan eksistensi dirinya tidak ada dapat menghargai kebudayaan yang ada di daerahnya.
dilaksanakannya dengan baik. Kemudian nilai-nilai yang ada di dalam pancasila juga
Contoh seorang guru yang sudah lama mengajar akan kurang dihargai oleh sekolah yang menganut
di sekolah lalu dia ingin menunjukkan eksistensinya aliran progressivisme dan jika hal itu terjadi maka suatu
menjadi kepala sekolah dan membangun sekolah negara akan kehilangan jati diri dirinya sebagai bangsa.
tersebut. Namun tidak ada tempat atau peluang bagi Tanggapan terhadap aliran perennialisme dimulai
guru tersebut untuk menjadi kepala sekolah maka ini dengan mengungkapkan kelebihan dari aliran
menunjukkan bahwa seseorang yang ingin bereksistensi perennialisme. Kelebihan dari aliran ini dengan
dan tidak ada tempat bagi orang ini untuk bereksistensi diajarkan kebudayaan atau hasil pemikiran yang bagus
maka keinginan tersebut tidak akan dapat dilaksanakan dan telah teruji maka siswa ketika siswa sudah lulus dari
dengan baik. sekolahnya akan dapat menjadi orang yang baik dan
Tanggapan yang dapat kami berikan pada aliran memiliki karakter. Dengan begitu karakter dan ciri khas
progressivisme adalah aliran tersebut memiliki dari suatu bangsa tidak akan hilang. Jika lulusan dari
kelebihan yaitu lembaga yang menganut aliran ini akan suatu sekolah memiliki karakter yang baik maka kelak
berpikir untuk mencapai kualitas yang baik yang sesuai lulusan tersebut akan dipakai oleh dunia kerjanya. Jadi
dengan tuntutan zaman. Contoh sekolah yang sekolah perlu mengajarkan nilai-nilai kebudayaan yang
menganut aliran progressivisme akan selalu melakukan lama yang tergolong bagus agar mutu lulusan dapat
studi banding untuk membuat sekolahnya baik dan bagus.
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dengan lulusan Selain kelebihannya aliran perennialisme, juga
yang berkualitas maka kelak mereka akan mudah untuk memiliki kelemahan yaitu tidak adanya alat ukur untuk
mencari kerja. Dengan mudahnya mencari kerja maka menentukan kebudayaan lama yang manakah yang
tidak akan ada lagi pengangguran dari sekolah yang bagus untuk diajarkan kepada siswa. Kemudian dengan
terus menyesuaikan mutu lulusannya agar berkualitas fokus pada pengajaran kebudayaan lama maka siswa
dan sesuai dengan tuntutan zaman. hanya akan mengenal kebudayaan lama dan dia tidak
Aliran progressivisme juga memiliki kelemahan akan mengenal kebudayaan baru yang sesuai dengan
yaitu Sekolah yang menganut aliran ini akan terus tuntutan zaman. Jika siswa tidak belajar sesuatu
menyesuaikan kurikulumnya dengan tuntutan zaman kebudayaan yang sesuai dengan tuntutan zaman maka
24 25
24 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 25
kelak dia akan ketinggalan dan siswa tersebut tidak sehingga alam dapat dieksplorasi oleh mereka. Hanya
akan dapat bersaing secara global di dalam dunia kerja. saja, keluarga perlu sigap dalam mengontrol anak dan
Tanggapan pada aliran rekonstruksionalisme perkembangannya.
dimulai dari kelebihan aliran rekonstruksionalisme
yaitu dengan disesuaikan kebudayaan yang lama sesuai
dengan tuntutan zaman sehingga menjadi kebudayaan
yang modern maka suatu bangsa tidak akan ketinggalan
zaman.
Contoh kalau di kelas guru dulunya hanya
mengajar menggunakan metode ceramah maka
sekarang guru dapat mengajar muridnya dengan
menggunakan berbagai macam metode seperti metode
jigsaw, metode diskusi, metode CTL, dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran maka efektivitas pembelajaran
akan dapat tercapai dengan baik.
Tanggapan berikutnya anak sebagai subjek
pendidikan. Menurut penulis, anak dalam belajar
melalui bermain merupakan sarana belajar. Bermain
muncul dari dalam diri anak. Bermain bebas dan
terbebas dari aturan yang mengikat. Bermain adalah
aktivitas nyata atau sesungguhnya. Bermain lebih
berfokus pada proses daripada hasil. Bermain harus
didominasi oleh pemain dan melibatkan peran aktif
pemain.
Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran
bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam
membangun pengetahuan. Alam merupakan
lingkungan anak untuk menemukan kembali jati diri
secara kolektif dan menyusun kembali kehidupan sosial,
26 27
26 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 27
E. Rangkuman manusia itu harus memanusiakan dirinya, (2) manusia
Pada hakikatnya, manusia selalu menggunakan dalam memanusiakan dirinya itu selalu membudayakan
filsafat dan objek filsafat adalah manusia. Manusia dirinya, dan (3) manusia membudayakan dirinya selalu
mengkaji dirinya sendiri dan alam sekitarnya untuk membudaya sesama.
mencari eksistensi atau jati diri yang sesungguhnya. Anak belajar melalui sensoris atau indera peraba,
Dari rasa ingin tahu itulah manusia menjadi tahu dan pencium, penglihat, dan perasa. Setiap sensoris anak
itulah pengetahuan. Manusia selalu menggunakan akal dapat merespons stimulasi atau rangsangan yang
pikirannya mencari pengetahuan tentang segala diterima. Belajar juga membekali keterampilan hidup
bentuknya. Wadah dari pengetahuan itu ditempatkan anak untuk belajar kemandirian, mampu menolong diri
wahana pendidikan. Benarkah pendidikan itu sendiri, rasa bertanggung jawab terhadap dirinya
memanusiakan manusia? Jawabannya adalah manusia sendiri. Anak-anak dapat terbiasa belajar mempelajari
itu berada dalam pendidikan, tidak sebaliknya aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui
pendidikan yang sudah manusia, tetapi manusianya berbagai aktivitas mengamati, mencari, menemukan,
belum berpendidikan. Dari berbagai pendapat dan mendiskusikan, dan mengemukakan sendiri
perbandingan pemikiran manusia dalam konteks pengalamannya yang ditemukan di lingkungannya.
pendidikan, maka lahirlah berbagai aliran-aliran filsafat
berbagai zaman.
Aliran-aliran filsafat itu sesuai dengan pemikiran
filsuf yang berkembang pada zamannya dan
memberikan manfaat paling banyak. Berbagai bentuk
dan banyak tokoh-tokoh aliran-aliran filsafat semuanya
bermuara pada pemikiran-pemikiran untuk pendidikan.
Konstelasi berbagai pemikiran-pemikiran filsuf
berdampak positif dan negatif pada landasan
pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwa manusia
adalah makhluk “homo sapiens”, yaitu makhluk yang
mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan.
Munculnya filsafat pendidikan karena terdorong ingin
mengetahui segala sesuatu tentang pendidikan. Ada tiga
hal yang diperlukan dalam pendidikan ini, yaitu (1)
28 29
28 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 29
BAB 2
HAKIKAT, FUNGSI, TUJUAN
SANGGAR BAHASA DAN SASTRA
30 31
42 43
42 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 43
F. Rangkuman
Berikut ini rangkuman dari hakikat, fungsi, tujuan
sanggar bahasa dan sastra:
1. Belajar bahasa adalah belajar mengungkapkan
gagasan, kehendak, dan perasaan kepada orang
lain, baik secara lisan dantulisan
BAB 3
2. Sanggar bahasa dan sastra Indonesia ibarat sebuah
bengkel. Di situ peserta didik tidak dihadapkan MAJALAH SEKOLAH DAN
lagi pada teori, tetapi sebuah kerjapraktik MAJALAH DINDING
3. Hakikat sanggar bahasa dan sastra Indonesia
adalah pelatihan keterampilan produktif bahasa
A. Hakikat Majalah Dinding dan Majalah Sekolah
dan sastra peserta didik
4. Bahasa dan sastra Indonesia memiliki fungsi Majalah Dinding adalah salah satu media
mediator, motivator, dan inspirator komunikasi massa dalam bentuk tulisan yang
mengandung kreativitas dan sifatnya sederhana,
5. Sanggar bahasa dan sastra Indonesia bertujuan
dinamakan majalah dinding tentunya memiliki filosofis
agar peserta didik mampu mengelola majalah
bahwa penyajian informasi dalam bentuk majalah dan
sekolah dan majalah dinding; mampu menulis
ditempelkan di dinding dengan memperhatikan
sastra, mampu membaca puisi dan bercerita,
prinsip-prinsip majalah tersebut.
berdeklamasi, dan mendongeng; serta mampu
mengelola pertujukan drama panggung dan drama Baik secara struktur tulisan, gambar serta
radio; mampu menjadi pewara dan kombinasi keduanya. Semua materi yang ada di dalam
mampuberpidato. majalah disusun secara harmonis agar menimbulkan
kesan menarik perhatian. Umumnya, majalah dinding
berukuran 120x240 cm dan ukuran ini memiliki variasi
ukuran lainnya.
Sedangkan majalah sekolah merupakan majalah
yang diterbitkan dan dikelola oleh sekolah. Keberadaan
majalah sekolah sangat vital sebagai wadah karya yang
dihasilkan oleh siswa sekaligus sebagai sarana
komunikasi. Sering kali, majalah sekolah dimanfaatkan
44 45
44 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 45
sebagai media pembelajaran di kegiatan pembelajaran (manajer) kreatif, serta distributor atau pemasar yang
hal ini tidak terlepas dari fungsi majalah sekolah yang handal (untuk majalah sekolah).
berifat edukatif. Selain itu, majalah sekolah juga Selain berbagai komponen tersebut masih ada satu
berfungsi informatif dan rekreatif. komponen penting lagi, yaitu pengatakan, dan
pengeditan. Namun, semangat kerja sama demi
B. Tujuan Majalah Dinding dan Majalah Sekolah keberhasilan usaha penerbitan sebuah majalah sekolah
dan majalah dinding yang berarti bagi sekolah dan baik
Tujuan pembinaan majalah sekolah dan majalah
juga dibutuhkan. Bertitik tolak dari uraian di atas, dapat
dinding mempunyai dimensi ganda. Antara lain untuk
disimpulkan bahwa tujuan penerbitan majalah sekolah
melatih siswa menyatakan pendapatnya melalui bahasa
dan majalah dinding sebagai berikut;
tulis. Aspek penalaran dapat dikembangkan melalui
kegiatan menulis karya ilmiah yang dipublikasikan 1. Melatih mengembangkan daya penalaran siswa
melalui majalah sekolah. Karya-karya tersebut dapat melalui karyatulis
berupa hasil survei, pengamatan lapangan, hasil diskusi 2. Mengembangkan keterampilan melaporkan hasil
siswa, hasil penelitian laboratorium, serta hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah popular
kelompok belajar siswa. 3. Mengembangkan kemampuan kreatif siswa lewat
mengarang berbagai bentuk karyasastra
Di samping tujuan tersebut, majalah sekolah
4. Menanamkan rasa kebersamaan para pendukung
maupun majalah dinding dapat dimanfaatkan untuk
penerbitan majalah
melatih siswa di bidang karya kreatif, wadah
5. Melatih siswa dalam mengorganisasi atau
mempublikasikan kreatifitas siswa baik dalam bentuk
mengelola penerbitan majalah
cerpen, puisi, ataupun naskah drama. Siswa yang
berbakat dalam bidang seni rupa mendapatkan
kesempatan mempublikasikan karyanya di majalah C. Tata Letak Majalah Sekolah
sekolah maupun majalah dinding dalam bentuk sketsa, Tata letak majalah sekolah pada bagian ragam
karikatur, serta ilustrasi majalah sebagai pendukung isi tertulis yang dipilih hendaknya memperhatikan macam-
berbagai karangan yang dimuat dalam majalahtersebut. macam rubrik yang disediakan. Semakin luas jangkauan
Ada beberapa komponen utama yang harus rubrik, maka majalah sekolah tersebut akan semakin
dipenuhi agar dapat muncul majalah sekolah maupun tebal dan biayanya pun akan semakin mahal. Jangkauan
majalah dinding yang diharapkan. Komponen- rubrik yang dimaksudkan antara lain. 1) Rubrik editorial
komponen tersebut adalah penulis kreatif, pengarang atau tajuk rencana; 2) Rubrik pemberitaan; 3) Rubrik
kreatif, karikaturis kreatif, pelukis kreatif, dan pengelola karya ilmiah popular; 4) Rubrik karya kreatif sastra
46 47
46 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 47
(cerpen, puisi, maupun drama); dan 5) Rubrik umum. No Jenis Kegiatan
Minggu Ke
1 2 3 4
1 Pengumpulan Naskah
D. Manajemen Majalah Sekolah
2 Penyuntingan
Mengingat keberadaan majalah sekolah sebagai
3 Proses Cetak
pers khusus berarti majalah ini tidak diperdagangkan.
4 Distribusi
Pemodalan majalah sekolah sebaiknya diperoleh dari
Evaluasi dan perencanaan yang
donatur, persatuan orang tua murid, sekolah swasta 5
akan datang
didukung dari yayasan. Manajeman majalah sekolah
setidak-tidaknya memiliki struktur organisasi sebagai
E. Majalah Dinding
berikut:
Salah satu bentuk majalah sekolah yang sederhana
Pelindung/Penasehat :
dengan biaya yang relatif murah ialah majalah dinding.
Donatur/Dana : Majalah dinding dapat dijadikan sebagai wahana
Penanggung Jawab : pelatihan atau kaderisasi pengurus majalah sekolah atau
sebagai wahana pelatihan pendahuluan bagi siswa.
Pimpinan Redaksi :
Jangkauan isi majalah sekolah dinding sangatlah
Wakil Pimpinan Redaksi :
terbatas. Setidak-tidaknya majalah dinding memuat hal-
Ilustrator/Dokumentasi : hal berikut: 1) Tajuk rencana atau editorial; 2) Berita
Distributor : kegiatan sekolah; 3) Karangan kreatif siswa; 4) Tulisan
Penulis/Koresponden : kreatif siswa; 5) Sketsa, karikatur, ilustrasi.
48 49
48 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 49
F. Rangkuman
Majalah sekolah terdiri atas beberapa komponen,
komponen pertama yang harus dipenuhi adalah penulis
kreatif, pengarang kreatif, karikaturis kreatif, pelukis
kreatif dan pengelolah (manajer) kreatif dan distributor
atau pemasaran yang handal (untuk majalah sekolah),
pengeditan, percetakan, dan pengevaluasian.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan penerbitan
BAB 4
majalah sekolah dan majalah dinding yaitu, 1) Melatih BERITA
mengembangkan daya penalaran siswa melalui
karyatulis; 2) Mengembangkan keterampilan
A. Hakikat Berita
melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan
“Pemirsa, hari ini telah terjadi kecelakaan di ruas
ilmiahpopular; 3) Mengembangkan kemampuan kreatif
tol Jagorawi, kecelakaan tersebut disebabkan dari
lewat mengarang berbagai bentuk karya sastra; 4)
kelalaian pengendara truk bermuatan bahan bangunan
Menanamkan rasa kebersamaan para pendukung
yang menabrak mini bus dengan lima orang
penerbitanmajalah; 5) Melatih siswa dalam
penumpang.” Pernahkah Anda mendengar kalimat
mengorganisasi atau mengelolah penerbitanmajalah.
tersebut? Ya, itulah salah satu contoh kalimat berita.
Berita merupakan kejadian atau peristiwa hangat
yang sedang terjadi dan dikabarkan kepada publik baik
secara lisan maupun tulisan. Berita dikabarkan melalui
media massa dan media cetak seperti surat kabar,
majalah, surat kabar elektronik, radio dan televisi. Berita
harus bersifat faktual, netral dan tidak memihak serta
bersifat informatif. Orang yang bertugas melaporkan
peristiwa (berita) disebut dengan reporter.
D. Teras Berita
Teras berita adalah alinea pertama yang
merupakan bagian terpenting dari suatu berita atau
peristiwa. Teras berita biasanya menjawab pertanyaan
dengan rumus 5 W + 1H. Namun, tidak ada runutan
rumus yang konkret dalam menempatkan unsur mana
yang harus lebih dulu ditulis. Selain itu teras berita
mempunyai tujuan yaitu: 1) Menarik minat pembaca
atau perhatian pembaca dan 2) Menuntun pembaca.
E. Bahasa Berita
Bahasa berita biasa lugas, singkat, padat, dan
sederhana. Teknik pemberitaannya disusun
berdasarkan kalimat bahasa Indonesia dengan
memperhatikan unsur-unsur berikut. 1) Menghindari
kata mubazir dan penggunaan kata bahwa, adalah,
telah, untuk, dari dan jamak secara tepat sesuai kaidah
bahasa Indonesia; 2) Kalimat bahasa Indonesia yang
menghindari kontaminasi, pemakaian istilah asing yang
54 55
54 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 55
F. Rangkuman
Berita merupakan kejadian faktual dan aktual yang
dilaporkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Berita
dikabarkan melalui media massa maupun media
elektronik. Orang yang mengagbarkan berita disebut
dengan reporter. Berita harus berpedoman pada prinsip
5W+1H. Secara struktur, pada umumnya berita ditulis BAB 5
dengan kaidah piramida terbalik. DEBAT
A. Hakikat Debat
Ketika kita berbicara dengan orang lain, acap kali
terjadi pertentangan terhadap topik yang dibicarakan,
pertentangan itu bertujuan untuk mempertahankan
argumen pribadi dan menggiring lawan bicara untuk
masuk ke dalam argumen yang telah kita lontarkan.
Peristiwa itu disebut dengan debat.
Menurut Tarigan (2008:92) debat sejatinya
merupakan argumen mengenai baik atau tidaknya suatu
usul tertentu yang didukung oleh satu pihak yang
disebut dengan pihak pendukung atau pihak afirmatif
atau pihak pro dan ditentang oleh pihak penyangkal,
pihak negatif, atau pihak kontra.
Definisi lain dari debat mengacu pada kamus besar
bahasa Indonesia bahwa debat dapat dipandang sebagai
pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling
memberi alasan untuk mempertahankan pendapat
masing-masing.
Berdasarkan pandangan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa debat merupakan seni berbicara
56 57
56 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 57
ataupun pola komunikasi yang penuh dengan B. Tujuan dan Manfaat Debat
pertentangan, debat dilakukan oleh dua belah pihak Setelah memahami defisini debat maka perlu bagi
yakni pihak pro dan pihak kontra terhadap mosi yang kita untuk mengetahui tujuan dan mandaat debat.
diperdebatkan. Bukan hanya memerlukan kemahiran Berikut ini beberapa tujuan dan manfaat dari kegiatan
berbicara dalam kegiatan debat juga memerlukan debat Menurut Mira Fadilla dalam bukunya yang
pengetahuan serta validasi informasi agar argumentasi berjudul Seni Debat dan Negosiasi (2019:11-12):
yang telah disampaikan dapat dipertanggung jawabkan.
1. Debat dapat melatih keberanian untuk
Debat biasanya identik dengan bidang politik dan mengungkapkan pendapat di hadapan publik.
hukum. Terutama ketika ada kontestasi pemilu baik Kemudian adanya kegiatan debat dapat mengubah
pemilu kepala daerah hingga pemilu presiden. Debat di seseorang yang semula penakut menjadi seseorang
bidang politik bertujuan untuk memudahkan para yang pemberani.
pemilih atau pendukung agar memberikan suaranya 2. Debat dapat menambah wawasan, baik wawasan
pada calon yang kuat mempertahankan argumen dan seputar teknik pelaksanaan debat maupun seputar
pandai mencari celah lawan debatnya sedangkan debat mosi yang diperdebatkan
di bidang hukum sering dilakukan di kantor pengadilan 3. Debat dapat melatih seseorang menjadi lebih kritis
dengan tujuan mempertahankan gugatan dan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi
membantah tuduhan-tuduhan yang merugikan. 4. Debat dapat meningkatkan kemampuan dalam
Debat di bidang pendidikan khususnya di merespon sebuah masalah yang dijadikan mosi
perguruan tinggi dewasa ini telah menjadi wadah bagi dalam perdebatan
mahasiswa untuk menggali ilmu dan mengeksplorasi 5. Debat dapat melatih kita untuk mematahkan
kemampuan yang dimiliki melalui komunitas- pendapat orang lain secara sopan santun.
komunitas debat.
Selain itu, debat di tingkat perguruan tinggi sering C. Ciri-Ciri Debat
dipertandingkan baik di skala internal maupun skala Debat dapat diindentifikasi dengan ciri-ciri sebagai
nasional. Debat tersebut dilangsungkan dengan berikut:
berbagai sistem di antaranya: Asian Parlement, Bitish
1. Debat dilakukan dengan pertanda dua kubu yang
Parlement, sistem konstitusi dan sistem-sistem lainnya
saling berbeda pandangan, ada kubu yang setuju
yang umumnya terdiri dari tiga pembicara.
dan ada pula kubu yang menolak
58 59
58 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 59
2. Kubu-kubu tersebut saling mempertahankan moderator dan time keeper. Argumentasi biasanya
argumen dan menggiring lawan debat untuk disampaikan oleh pembicara pertama dari kubu pro
sepakat pada satu argumen kemudian setelah selesai penyampaian pendapat
3. Argumentasi-argumentasi yang dikemukakan tersebut dilanjutkan dengan penyampaian pendapat
harus memiliki latar belakang, teori-teori, data dan yang dilakukan oleh pembicara pertama dari kubu
fakta terhadap mosi atau permasalahan yang kontra.
diperdebatkan 3. Debat
4. Selain saling serang argumentasi, di dalam debat
Proses ini merupakan esensi dari pertandingan
juga saling melontarkan tanya jawab
debat. Proses perdebatan yang baik adalah perdebatan
5. Moderator di pertandingan debat bertugas sebagai
yang didahului oleh latar belakang, kerangka berpikir
penengah dalam proses perdebatan
yang didukung data dan fakta, serta bagaimana caranya
6. Pemenang debat ditentukan oleh dewan juri
untuk mematahkan argumentasi lawan debat.
melalui musyawarah dan bukan merupakan
musyawarah bersama peserta debat. Hasil 4. Simpulan
keputusan dewan juri bersifat mutlak Setelah masing-masing kubu selesai melaksanakan
7. Selain dijalankan oleh moderator, debat juga debat maka setiap tim akan memberikan pernyataan
dijalankan oleh time keeper yang bertugas mengatur penutupnya (Closing Statement). Kesimpulan yang
waktu jalannya perdebatan. disampaikan harus sejalan dan harus pula mendukung
argumentasi-argumentasi yang telah disampaikan.
Kesimpulan perdebatan harus pula mengandung solusi
D. Struktur Debat
atau jalan keluar dari mosi yang diperdebatkan karena
Perdebatan yang baik merupakan perdebatan yang
sejatinya, perdebatan yang elegan adalah perdebatan
dilaksanakan dengan unsur-unsur sebagai berikut:
yang tidak serta merta mengadu argumen namun
1. Perkenalan disertai dengan pemberian solusi.
Sebelum perdebatan dilaksanakan alangkah 5. Pemberian Umpan Balik
baiknya memperkenalkan diri dan setiap anggota di
Setelah proses debat selesai dilaksanakan, tepatnya
kubu kita. Proses perkenalan ini dilakukan oleh ke dua
sebelum penentuan pemenang debat, dewan juri akan
belah kubu baik kubu pro maupun kubu kontra.
memberikan umpan balik terhadap argumentasi yang
2. Penyampaian Argumentasi telah disampaikan oleh kedua kubu.
Penyampaian argumentasi dipandu oleh
60 61
60 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 61
6. Penentuan Pemenang Dabat c) Kubu pro, merupakan kubu yang terdiri dari tiga
Pemenang ditentukan oleh dewan juri melalui orang dan mendukung mosi atau topik yang
musyawarah dan kesepakatan dewan juri. Pemenang diperdebatkan
ditentukan dari awal perdebatan hingga akhir dari d) Kubu kontra, merupakan kubu yang terdiri dari
sebuah perdebatan. Penentuan pemenang adalah hal tiga orang dan menolak mosi yang diperdebatkan
mutlak dan tidak dapat diintervensi oleh pihak e) Juri, adalah orang yang menilai proses berjalannya
manapun. kegiatan debat dan menjadi penentu pemenang
debat. Juri dalam kompetisi debat harus berjumlah
ganjil lebih dari satu orang, ini dilakukan agar
E. Unsur-Unsur Debat penilaian yang dilakukan lebih akurat.
Ada beberapa unsur debat yang perlu diperhatikan f) Publik, adalah orang yang menyaksikan atau
di antaranya: mengikuti jalannya perdebatan.
1. Materi Debat g) Notulis, adalah orang yang mencatat semua hal
Materi debat adalah salah satu komponen utama yang berhubungan dengan debat
dalam sebuah perdebatan. Materi yang disampaikan di h) Penyedia dana, merupakan orang, lembaga,
dalam perdebatan harus mengacu pada tema yang perusahaan maupun instansi yang menyediakan
ditentukan, memiliki maksud dan tujuan yang jelas, dana dalam berlangsungnya kegiatan debat.
sistematis dan berpegang teguh pada aturan yang 3. Fasilitas Debat
berlaku Kegiatan debat yang dilaksanakan tentu
2. Personel dalam Kegiatan Debat memerlukan fasilitas yang bertujuan untuk mendukung
Kesuksesan jalannya pertandingan debat proses keberlangsungan debat. Berikut ini merupakan
memerlukan personel yang banyak dan bertanggung fasilitas-fasilitas yang ada di kompetisi debat:
jawab pada tugas yang diberikan. Adapun personel- a) Ruangan debat
personel yang terlibat dalam kegiatan debat adalah b) Sound System
sebagai berikut: c) Podium
a) Panitia Debat, secara struktur organisasi panitia d) Meja dan Kursi
debat terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris, e) Media (Infocus atau penampil waktu)
bendahara dan penanggung jawab.
b) Moderator, adalah orang yang bertugas mengatur
jalannya perdebatan
62 63
62 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 63
F. Jenis-Jenis Debat mengemukakakan pendapat secara masuk akal, jelas,
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang terstuktur dan sistematis dan pada umumnya disertai
berjudul keterampilan berbicara (2008:95-99) dengan kemampuan menguasai bahasa Asing.
mengklasifikasi debat ke dalam tiga jenis sebagai
berikut: G. Teknik Membangun Argumentasi
1. Debat Majelis atau Debat Parlemen Argumentasi merupakan landasan untuk
Debat ini bertujuan untuk memberikan atau memperkuat atau menolak suatu pendapat yang
menambahkan dukungan bagi suatu undang-undang dilontarkan. Argumentasi yang baik memerlukan
tertentu dan setiap anggota yang ingin mengungkapkan konstruksi yang kokoh agar argumentasi kita tetap
pandangan atau pendapatnya dapat berbicara atau bertahan dan lawan debat terpengaruh dengan
menentang usulan tersebut setelah majelis argumentasi yang kita paparkan. Berikut adalah
mengizinkannya. beberapa teknik membangun argumentasi:
72 73
72 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 73
emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan Menyangkut ekspresi tulis puisi adalah segala
panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan, kegiatan yang memungkinkan kita mendapatkan
kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur dengan pengalaman artistik dalam menulis puisi. Pada saat
memperhatikan pembaca. Anda menemukan peristiwa yang luar biasa, misalnya
Menurut Waluyo (2005:1), puisi adalah karya melihat jatuhnya pesawat terbang, gerhana matahari
sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama total, gelapnya siang hari karena letusan sebuah gunung
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias berapi, mendapat hadiah undian ratusan juta rupiah,
(imajinatif). Kata-kata dipilih secara benar agar memiliki atau bertemu dengan saudara yang telah beberapa
kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, tahun menghilang, perasaan apa yang akan meluap?
namun berkekuatan. Karena itu, salah salah satu usaha Sedih, gembira, bahagia, atau campuran dari semuanya?
penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki Pengalaman tersebut merupakan bahan berharga
persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu mewakili makna apabila diekspresikan melaluipuisi.
yang lebih luas dan lebih banyak. Karena itu, kata-kata Barangkali kita tidak sengaja menulisnya sebagai
dicarikan konotasi atau makna tambahannya dan dibuat puisi, namun sudah menuangkannya, misalnya, ke
bergaya dengan bahasa figurative. dalam buku harian. Cobalah buka-buka kembali buku
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, disimpul- harian Anda. Mungkin Anda akan terkejut karena di
kan bahwa puisi adalah karya imajinatif yang bentuknya sana Anda telah menguntai kata dan kalimat secara
dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam emotif. Hal itu tidak saja karena Anda telah
kesadaran pembaca akan pengalaman dan membang- mengekspresikan diri Anda sendiri, namun kondisi
kitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, makna, manusia sebagai homo ludens (makhluk bermain) dan
dan tipografi. homo fabulans (makhluk bersastra) mendorong kita
untuk melakukan semuaitu.
Apabila kegiatan menulis buku harian itu kita
B. Ekspresi Tulis
lakukan sebagai pengisi waktu luang, kini kita akan
Menurut Sayuti (2000:8), puisi sebagai sebentuk mencoba berekspresi puisi secara khusus, yaitu dengan
ekspresi yang memanfaatkan medium bahasa, menulis puisi lama dan modern. Kegiatan ini meskipun
bergantung pada tiga hal, yaitu dasar ekspresi yang khusus menulis puisi, hendaknya jangan dianggap
berupa pengalaman jiwa, teknik ekspresi, dan ketepatan terlalu serius. Yang penting adalah mengembangkan
ekspresi. Dasar ekspresi biasanya ditempatkan sebagai imajinasi dan emosi kita secara kreatif dengan sarana
unsur batin, sedangkan ketepatan ekspresi sering puisi yang sudah kita kenal yaitu puisi lama dan puisi
disebut unsur lahir.
74 75
74 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 75
modern. atau pesan puisi, puisi tersebut.
C. Menulis Puisi Lama Penyebutan puisi lama dapat kita duga karena
Berdasarkan perkembangannya dalam sejarah terdapat puisi setelahnya yang dianggap baru. Namun,
sastra dikenal adanya puisi lama, puisi modern, dan yang lebih perlu Anda pahami adalah bahwa puisi lama
puisi mutakhir. Selanjutnya, puisi lama dibedakan merupakan pancaran masyarakat lama atau warisan
menjadi beberapa jenis, antara lain mantera, pantun, budaya nenek moyang kita yang masih hidup dalam
talibun, syair, dan gurindam. (Djamaris, dalam tradisi lisan.
Sedyawati dkk, 2004: 211). Karena tradisi ini menuntut orang mengingat dan
Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh menghafal, maka wajar saja jika dalam puisi lama
syarat-syarat, seperti jumlah larik dalam setiap bait, terkandung syarat-syarat tertentu. Di sisi lain, syarat-
jumlah suku kata dalam setiap larik, pola rima dan syarat tersebut karena dijadikan sarana dalam
irama, serta muatan setiap bait. Silahkan Anda berekspresi secara berulang-ulang, maka jadilah
perhatikan puisi lama berikut. formula atau kaidah tetap yang menjadi ciri setiap
bentuk puisi. Bentuk lainnya yang juga termasuk puisi
lama adalah bidal, gazal, gurindam, mantra, masnawi,
Dari mana datangnya lintah nazam, kith’ah, rubai seloka, syair, talibun, dan teromba.
Dari sawah turun ke kali Meskipun bentuk puisi lama cukup banyak, kita akan
Dari mana datangnya cinta menekuninya sebagian saja, terutama yang masih
Dari mata turun ke hati mempengaruhi penulisan puisi modern, yaitu pantun,
syair, dan mantra.
Puisi di atas adalah salah satu bait puisi lama
dalam bentuk pantun. Apabila Anda akan menulis puisi
1. Pantun
lama dengan bentuk demikian, syarat-syarat yang harus
Anda patuhi adalah jumlah larik dalam setiap baitnya Seperti sudah disinggung sebelumnya, pantun
harus berjumlah empat, jumlah suku kata dalam setiap merupakan ragam puisi lama, sebait terdiri atas empat
lariknya harus antara delapan sampai dengan dua belas, larik dengan berima akhir a-b-a-b.setiap larik biasanya
rimanya mesti berpola a-b-a-b (larik ke-1 dan larik ke-3 terdiri atas empat kata atau delapan sampai dengan 12
mesti sama, demikian juga larik ke-2 dan larik ke-4), dan suku kata dan dengan ketentuan bahwa larik pertama
dua larik pertama mesti memuat sampiran, sementara selalu merupakan kiasan atau sampiran, sementara isi
dua larik terakhir mesti memuat isi, makna, amanat, atau maksud sesungguhnya terdapat dalam larik ketiga
76 77
76 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 77
dan keempat. Berdasarkan struktur dan persyaratannya, Satu dua tiga dan empat
pantun dapat terbagi ke dalam pantun biasa, pantun Siapa cepat tentu dapat
kilat atau karmina, dan pantun berkait.
Pantun biasa adalah pantun seperti kita kenal Pantun berkait, kadang-kadang juga disebut
lazimnya dan rincian persyaratannya telah kita dengan pantun berantai. Merupakan pantun yang
singgung di atas, namun dengan tambahan, isinya berisi sambung-bersambung antara bait satu dan bait
curahan perasaan, sindiran, nasihat, dan peribahasa. berikutnya. Dengan catatan, larik kedua dan keempat
Pantun biasa pun dapat selesai hanya dengan satu bait. setiap bait pantun akan muncul kernbali pada larik
Perhatikanlah pantun berikut, yang termasuk pantun pertama dan ketiga pada bait berikutnya.
biasa dan cukup populer karena dijadikan lirik sebuah
lagu oleh Rhoma Irama.
Ubur-ubur sampingan dua
Tanam melati bersusun bangkai
Berakit-rakit dahulu Satu kubur kita berdua
Berenang-renang ketepian Kalua boleh bersusun bangkai
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian Meskipun pantun merupakan puisi lama, tidak ada
yang akan melarang apabila kita memanfaatkannya
Patun kilat karmina memiliki syarat-syarat serupa sebagai sarana pergaulan kini. Terlebih-lebih aspek
dengan pantun biasa. Perbedaan terjadi karena karmina didikan dan hiburan sebagai fungsi sastra dalam
sangat singkat, yaitu baitnya hanya terdiri atas dua larik, masyarakat lampau kita selalu tidak terpisahkan.
sehingga sampiran dan isi terletak pada larik pertama Apabila kata-kata dalam contoh pantun tersebut
dan kedua. Perhatikanlah beberapa karmina berikut. dianggap terlalu arkaik dan kemelayu-melayuan, kita
dapat menggantinya dengan bahasa yang kita gunakan
sehari-hari.
Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas Tentunya, semua kita lakukan dengan tetap
mengikuti formula dan syarat-syarat sebuah pantun.
Anak ayam pulang ke kandang Misalnya, dalam acara hiburan di salah satu televisi
Jangan lupa akan sembahyang swasta, pantun yang bersifat humor telah menjadi paket
acara tersendiri. Dalam acara rekreasi ke tempat objek
78 79
78 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 79
wisata, ulang tahun, atau perpisahan, berbalas pantun biasa, pemanfaatannya sebagai sarana hiburan
melalui iringan gitar dapat pula dijadikan kegiatan memerlukan orang-orang yang cukup terampil.
pelepas lelah dan media berkenalan. Kegiatan berbalas pantun ini pun rnemerlukan
Dengan pantun kita pun dapat memanfaatkan konsentrasi bagi kedua belah pihak sebab masing-
kelebihan dan kekurangan orang lain atau diri sendiri masing mesti mengulangi beberapa larik yang
sebagai bahan gelak tawa, lelucon, dan banyolan yang dilontarkan lawan mainnya.
dapat menyegarkan suasana. Di sela-sela kesibukan Meskipun demikian, sebagai pengasah kegiatan
kuliah pun kita dapat membuat pantun, seperti berikut. kreatif, kita dapat memanfaatkan pantun berkait sebagai
penumpah perasaan. Misalnya, seseorang yang merasa
prihatin dengan keadaan daerahnya di daerah Bandung
Burung perkutut di atas galah
utara menuliskan pantun berkait berikut.
Kayu cendana dibuat bangku
Tuntut ilmu tiada lelah
Jadi sarjana cita-citaku Kota Bandung terlingkung gunung
Tangkuban perahu jadi legenda
Apabila formula pantun di atas dianggap cukup Bila membangun di sekitar gunung
panjang, kita dapat memanfaatkan karmina sebagai alat Hutan lindung jadi binasa
pergaulan. Biasanya para remaja menuliskan catatan
tambahan dalam surat yang dituliskanya kepada Tangkuban perahu jadi legenda
seorang teman. Perahu kayu bercampur tanah
Hutan lindung jadi binasa
Hewan lindung berangsur punah
Empat kali empat enam belas
Sempat tidak sempat harus dibalas Perahu kayu bercampur tanah
Nakhoda kapal tak layak jalan
Makan ketupat disiram kuah Hewan lindung berangsur punah
Jangan lupa kita kuliah Alam murka rakyat pun korban
84 85
84 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 85
Yang berbulu roma sungsang yang menyebutnya dengan puisi bebas” dan karena
Yang menaruh jala lalat puisi modern adalah puisi yang ditulis kini dan ada di
Yang bergendang kulit tuma sekitar kita kini, maka ada juga yang menyebutnya
Janganlah engkau mungkir setia padaku dengan puisi mutakhir dan “puisi kontemporer”.
Matilah engkau ditimpa daulat empat penjuru Puisi lama dengan puisi modern, meskipun
alam berbeda, tidaklah bertotak belakang sepenuhnya atau
Mati ditimpa malaikat yang empat puluh empat seratus delapan puluh derajat. Dalam pertumbuhan
Mati ditimpa tiang ka’bah awal puisi modern, kita masih dapat melihat pengaruh
Mati disula besi kawi puisi lama di dalamnya, seperti tampak dalam puisi
Mati dipanah halilintar Sanusi Pane berikut.
Mati disambar kilat senja
Mati ditimpa Quran tiga puluh jus
Mati ditimpa kalimah
(Hooykas, via Djamaris dalam Setyawati, 2004:212) DIBAWA GELOMBANG
Puisi di atas terdiri atas empat larik setiap baitnya, Bukan beta bijak berperi
per larik lebih kurang empat kata atau delapan sampai Pandai menggubah madahan syair
dengan dua belas suku kata, dan berpola rima akhir a-b- Bukan beta budak negeri
a-b. Apabila kita perhatikan selintas, puisi tersebut sama Musti menuntut undangan mair
dengan pantun. Namun, apabila kita telaah lebih lanjut,
ternyata di dalamnya tidak terdapat sampiran. Apakah Sarat saraf saya mungkiri
puisi ini berbentuk syair? Syair memang tidak memiliki Untai rangkaian seloka lama
sampiran, akan tetapi rima akhirnya mesih berpola a-a- Beta buang beta singkiri
a-a. Sebab laguku menurut sukma
Selain itu, isi puisi di atas bukanlah cerita,
melainkan tumpahan nara sebagai manusia yang tengah Susah sungguh saya sampaikan
terombang-ambing sendirian di atas perahu dan di laut Degup-degupan di dalam kalbu
lepas. Gambaran manusia seperti itu tampaknya Lemah laun lagu dengungan
bukanlah khusus ditujukan kepada pengarangnya Matanya digamat rasa waktu
sendiri, melainkan untuk manusia pada umumnya.
Dengan demikian, puisi ini memang Sering saya susah sesaat
menggambarkan manusia secara kongkret, namun Sebab mudahan tidak nak datang
justru untuk menunjukkan keadaannya yang abstrak. Sering saya sulit menekat
Dengan kata lain, puisi ini menyimbolkan hidup Sebab terkurang lukisan mamang
manusia. Kecanggihan sernacam ini tampaknya tidak
pernah terdapat dalam puisi lama, baik pantun Bukan beta bijak berlagu
rnaupunsyair. Dapat melemah bingkaian pantun
Bukan beta berbuat baru
Ada juga penyair modern yang menunjukkan
Hanya mendengar bisikan alun
pembaharuan puisi dengan sarana estetika puisi
lama.Hal itu dapat dianggap sebagai ironi atau kritik
88 89
88 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 89
E. Mendeskripsikan Objek Kongkret Secara Emotif F. Mengurai Nama Diri
Objek kongkret yang kita inderai, seperti kucing Nama adalah identitas pokok diri kita. Manusia
peliharaan, bunga melati, gunung, laut, dan air terjun dapat saling mengela dan saling menyapa karena
dapat menjadi bahan pokok puisi kita Penyair Abdul memiliki nama. Betapa kecewanya seseorang saat
Hadi W.M. (dalam Eneste, ed,. 1984) pernah berujar, namanya tidak tercantum dalam daftar orang-orang
Saya paling suka menulis puisi jika hujan sedang turun, yang berhak mengikuti ujian.
atau sambil melihat kolam air yang memantulkan Saat mendapatkan ratusan nama yang berhak
bayang-bayang benda di atasnya atau angin. Jika mendapatkan hadiah undian produk sabun di sebuah
penyair saja menyukai objek yang kasatmata sebagai surat kabar, tentu Anda tidak bergembira karena nama
ilham bagi puisi-puisinya, apalagi kita yang baru mau Anda tidak tercantum di dalamnya. Sebaliknya, Anda
belajar. berteriak kegirangan manakala huruf A sejajar dengan
Cara yang mudah adalah dengan meneskripsikan nama Anda dalarn sebuah daftar nilai ujian. Semua
seluk- betuk objek tersebut. Akan tetapi, karena kita membuktikan bahwa kita sangat peduli dengan nama
tengah berlatih menulis puisi, deskripsi kita hendaknya kita sendiri.
dibangun dengan menggunakan bahasa yang bersifat Kepedulian terhadap nama diri dapat
emotif. Misalnya, ketika tengadah ke langit malam hari, dimanfaatkan untuk belajar menulis puisi. Caranya,
seseorang takjub pada ribuan bintang yang tertebar di yaitu dengan menderetkan nama kita secara vertikal.
atas langit. Kemudian ia mendeskripsikannya melalui Misalnya, orang yang bernama Rizal dapat mengural
puisiberikut. namanya seperfi berikut.
R
Bintang I
Kemerlap jauh di atas sana
Z
Tertebar di langit hitam
Bintang A
Betebaran ribuan jumlah L
Berhamburan melimpah ruah
Bintang, bintang, bintang!
Kapan kau terhampar di tanah Kemudian, kembangkanlah imajinasi dan
Agar manusia tak kehilangan arah kreativitas Anda untuk melanjutkan setiap inisial atau
huruf awal tersebut, yang paling mudah adalah
90 91
90 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 91
menguraikan keadaan atau pengalaman diri sendiri. sebagai produsen seni, sedangkan yang kedua dapat
Anggap saja, misalnya RIZAL adalah seorang remaja dianggap sebagai konsumen seni. Akan tetapi, seperti
yang sedang melamun untuk sampai pada hari ulang yang sudah kita contohkan pengalaman artistik dapat
tahunnya yang ketujuh belas. Kemudian, ia menulis dihasilkan berdasarkan pengalaman estetik.
namanya di buku harian dengan mengurainya menjadi Pernyataan terakhir ini akan semakin kuat
sebuah puisi. manakala kita tahu bahwa kegiatan ekspresi sastra
dapat dianggap sebagai buah dari kegiatan apresiasi
Riangnya hati ketika datang suatu hari yangoptimal. Tahap kegiatan, apresiasi bermula dan
Itulah ulang tahun yang telah lama dinanti menggemari, kemudian, menikmati, mereaksi, dan
Zikir dan syukur kepadaNya berpuncak pada memproduksi.
Adalah tindakan yang paling utama Produksi karya sastra dapat berupa penghasilkan
Lalu, aku undang semua teman dan saudara karya sastra, baik secara tulis, maupun lisan. Produksi
sastra berwujud lisan dapat dilakukan oleh penghasil
G. Ekspresi Lisan karya itu sendiri, namun dapat juga oleh orang lain.
Apabila yang terakhir ini dilakukan, maka proses
Ekspresi lisan merupakan pengalaman artistik
“transaksi’ sastra mestilah menjadi bekal utama.
yang bersumber dari pengalaman estetik. Misalnya, kita
tertarik untuk membacakan puisi Goènawan Mohamad
yang berjudul “Penangkapan Sukra” setelah berkali-kali H. Baca Puisi
membacanya secaca apresiatif. Namun, agar tidak Istilah baca puisi “poetay reading”, sudah akrab di
membingungkan, tampaknya kita mesti menandaskan telinga kita. Untuk meluncurkan antologi puisinya,
bahwa apa yang disebut pengalaman artistik dan estetik penyair sering kali mengadakan acara baca puisi
sebenarnya sudah kita kenali, hanya kita terbiasa sebelum kritikus mengulasnya. Acara hari-hari besar
menyebutnya dengan istilah pengalaman ekspresi dan seperti HUR RI, Hari Pahlawan, atau acara penarik
apresiasi. simpati dan solidaritas terkadang juga diisi dengan
Menurut John Dewey (dalam Rader, 1973) membaca puisi. Selain itu, acara khusus yang bersifat
pengalaman artistik menujuk pada pengalaman kompetisi sering kali diselenggarakan.
rnenghasilkan suatu benda atau karya seni, sementara Akan tetapi, perdebatan acap kali muncul
pengalaman estatik merupakan apresasi, persepsi manakala baca puisi dikaitkan dengan istilah lainnya,
penangkapan, dan penikmatan terhadap benda seni yaitu “deklamasi puisi”. Kedua istilah itu ada yang
tersebut. Pendeknya, yang pertama dapat dipandang
92 93
92 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 93
membedakannya secara hitam putih sehingga muncul istilah yang mengacu kepada pengertian yang sama,
fenomena yang aneh; baca puisi adalah berdiri yaitu membaca puisi atau mengornunikasikan puisi
mematung dengan teks puisi di tangan serta berusaha kepada para pendengarnya.
tidak bergerak, sedangkan deklamasi puisi adalah Suharianto (1982:46) rnembatasi bahwa hakikat
membaca puisi yang telah dihafal dengan tambahan baca puisi tidaklah berbeda dengan deklamasi, yaitu
gerak artifisal. Apakah perbedaan itu memang menyampaikan puisi kepada penyimaknya dengan
demikian? setepat-tepatnya agar nilai-nilai puisi tersebut sesuai
Memang harus kita akui, pemahaman orang dengan maksud penyairnya, Akan tetapi, batasan itu
terhadap kedua istilah tersebut belumlah sama. Mursal perlu kita persoalkan. Bagaimana cara menyampaikan
Esten (1987) dan Enizal Gani (1989) menganggap puisi yang sesuai dengan maksud penyaimya? Apakah
deklamasi dan baca puisi merupakan fenomena seni betul baca puisi mesti objektif sehingga memunculkan
yang berbeda. objective poetry reading? Rendra menolak anggapan ini
Dalam membedakan kedua istilah itu, biasanya sebab menurutnya (Rendra, 1982:89).seorang pembaca
orang langsung menghubungkannya dengan kiprah puisi mestilah bersikap bebas, spontan. dan sejati.
Rendra sepulang dari Amerika. Baca puisi, katanya, Dan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan
merupakan oleh-oleh Rendra dan Negeri Paman Sam, bahwa yang mesti lebih kita pentingkan adalah
yang langsung menggilas tradisi deklamasi di tanah air. puisinya; bukan penyairnya. Sebagai apresiator, kita
Padahal, Rendra sendiri tidak membedakan kedua dapat saja membacakan puisi sesuai dengan
istilah itu. Bahkan, di Barat pembedaan baca puisi tidak pengalaman kita. Hal itu dimungkinkan karena tidak
dihubungkan dengan deklamasi, melainkan dikontras- ada yang dapat menjamin bahwa setiap puisi
kan dengan puisi oral (oral poetry). merupakan pengalaman otentik penyair.
Menurut Preminger (1974:967-970), baca puisi Dalam teori resepsi sastra (Junus, 1985:6)
merupakan tradisi baru, yaitu tradisi masyarakat yang diungkapkan bahwa seorang penyair tidak mungkin
telah mengenal dunia baca-tulis atau keberaksaraan, secara konsekuen dapat menuliskan apa yang ingin
sementara puisi oral sebaliknya, yaitu tradisi dikatakannya sebab aktivitas manusia, terlebih-lebih
masyarakat yang masih berada dalam dunia yang bersifat kreatif, acap kali dikuasai oleh sesuatu
keniraksaraan. yang tidak disadarinya (dalam teori psikoanalisis Freud,
disebut dengan istilah bawah sadar).
Apabila kita telaah permasalahannya lebih dekat,
tampaknya baca puisi dan deklamasi merupakan dua
94 95
94 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 95
I. Dasar-Dasar dan Beberapa Petunjuk Baca Puisi 3. Selamilah makna konotatif
Apabila kita menyaksikan orang membaca puisi, 4. Dalam mencari dan menemukan makna, yang
adegan itu sebenarnya hanya merupakan tahap akhir benar adalah makna yang sesuai dengan struktur
yang tampak di permukaan. Kualitas tahap akhir ini bahasa
sebenarnya bergantung pada tahap-tahap sebelumnya 5. Tangkaplah pikiran yang ada dalam puisi dengan
yang dapat kita sebut tahap dasar. memparafrasekannya
6. Jawablah apa dan siapa yang dimaksud dengan
Menurut Aritonang (1990), dasar-dasar puisi itu
kata ganti dan siapa yang mengucapkan kalimat
mencakup olah vokal, olah musika, olah sukma, olah
yang diberi tanda kutip
mimik, olah gerak, dan wawasan kesastraan. Apabila
7. Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata
dasar-dasar ini telah kita kuasai, selanjutnya kita akan
demi kata, frase demi frase, larik demi larik, dan
sampai pada proses pembacaan. Dalam proses
bait demi bait)
pembacaan inilah kita berusaha mencapai kualitas baca
8. Carilah dan kejarlah makna yang masih
puisi secara optimal. Hal itu dapat dimungkinkan
tersembunyi
apabila kita mengikuti tahap pembacaan sebagai
9. Perhatikanlah corak dan aliran sejak yang kita baca
berikut.
(imajis, religious, liris)
1. Membaca dalam hati (agar puisi tersebut 10. Tafsiran kita terhadap puisi mesti dapat kita
terapresiasi secara penuh) kembalikan kepada teks itu sendiri.
2. Membaca nyaring (agar pembaca dapat mengatur
daya vokal, tempo, timbre, interpolasi, rima, irama,
dan diksi) J. Rampak Puisi
3. Membaca kritis (dengan mengoreksi pembacaan lstilah rampak puisi tampaknya hanya dikenal di
sebelumnya: segi-segi apa yang masih kurang dan daerah Jawa Barat sebab merupakan analogi dan
bagaimana cara mengatasinya) rampak kendang. Barangkali istilah ini sepadan dengan
4. Membaca puitis istilah yang digunakan oleh Rusyana (1982), yaitu
Untuk sampai pada pembacaan puisi yang kita paduan baca puisi.
idam-idamkan, yaitu membaca puitis, kita dapat juga Rampak puisi dapat dianggap sebagai varian dari
mengikuti petunjuk yang disarankan oleh Mursa Esten baca puisi sebab pembacanya rnasih mengandalkan teks
(1987) sebagai berikut: puisi. Perbedaannya, apabila baca puisi biasa dilakukan
1. Perhatikanlah judul puisi oleh seorang pembaca, dalam rampak puisi lazirnnya
2. Lihatlah kata-kata yang dominan dilakukan oleh lebih dan satu orang.
96 97
96 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 97
Selain itu, rampak puisi memiliki beberapa kramagung/teks, samping/petunjuk pengarang dan
keuntungan. Misalnya, dalam membaca puisi epik atau wawancang/dialog/cakapan, maka dalam dramatisasi
naratif, pembaca puisi tunggal mesih membedakan puisi pun demikian. Pendeknya, jika kita akan
narasi dan karakter tokoh oleh dirinya sendiri, menampilkan dramatisasi puisi di atas pentas, syarat
sedangkan dalam rampak puisi, hal itu merupakan utama yang harus kita lakukan adalah memahami
tugas bersama. Dalam membaca puisi, sebut saja. terebih dahulu konvensi drama pentas sehingga kita
Penangkapan Sukra” secara rampak, kita tinggal mesti menguasai penataan pentas (skenrio), blocking
menyesuaikan para pembaca dengan karakter tokoh: dan acting yang benar.
siapa yang menjadi narator, Sukra, Putra Mahkota,
perempuan yang menjerit, dan kelompok koor. Sebagian
L. Musikalisasi Puisi
pembaca dapat juga bertugas memberi efek suara
tertentu, seperti suara serigala, kuda, tombak yang Musikalisasi puisi adalah menggubah puisi
dihentakkan, suara batin Sukra, atau suara keramaian menjadi sebuah lagu. Dengan demikian, antara puisi
orang. dan musik harus memiliki keselarasan. Sepintas
memang tidak terdapat perbedaan antara musikalisasi
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan, rampak
puisi dan lagu yang diiringi musik. Bukankah lagu juga
puisi tidak perlu memanfaatkan pentas secara optimal.
bersumber dari lirik puisi? Syair atau lirik lagu biasanya
Pembaca puisi hanya berusaha agar pembacaannya
dibuat setelah musik tercipta.
puistis dan agar tidak mengganggu pandangan
penonton, para pembaca mestilah mengatur posisi Namun, dapat juga pemusik menciptakan musik
bacanya agar enak dipandang. dan lirik lagunya secara bersamaan bahkan, Ebiet G.
Ade biasa membuat syair terilebih dahulu sebelurn
menyusun partitur musiknya. Meskipun demikian,
K. Dramatisasi Puisi tidak ada keharusan bagi pemusik untuk tunduk kepada
Dalam Kamus Istilah Sastra (1986) suntingan lirik lagu. Bila perlu, untuk menyelaraskan lirik dengan
Panuti Sudjiman disebutkan bahwa dramatisasi sepadan musik dapat saja kita mengubah atau mengganti kata-
dengan istilah “dramaan”. Batasan kedua istilah kata syair tersebut. Dalam musikalisasi puisi tidaklah
tersebut adalah pengalihan karya sastra, baik puisi, demikian. Hal itu disebabkan puisinya sudah tercipta
cerpen, dan lainnya menjadi drama. Dengan demikian, dan merupakan salah satu bentuk seni, yaitu karya
dramatisasi puisi dapat berarti “mendramakan puisi”. sastra.
Puisi masih tunduk pada kaidah-kaidah drama. Dengan demikian, dalam musikalisasi, aransemen
Misalnya, apabila dalam konvensi drama terdapat musik tidak boleh mengubah puisi. Puisi harus tetap
98 99
98 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 99
utuh. Di sinilah kita dituntut untuk lebib kreatif karena berkreativitas untuk memadukan karakter puisi dengan
dalam musikalisasi puisi yang ideal, aransemen musik musik yang dimainkan. Alat musik pun tidak harus
mesti dapat menangkap karakter puisi yang diubah. selamanya gitar, piano, biola, dan alat musik modern
Misalnya, puisi yang bernuasa muram dan sedih lainnya.
selayaknyalah apabila ditampilkan dalam nada dan Alat musik etnik, seperti rebana, rebab, kecapi,
irama rnusik yang bemuansa muram dan sedihpula. gamelan, gong, dan gendang dapat menghasilkan
Contoh kongkret musikalisasi puisi sebenarnya musikalisasi puisi yang eksotis dan lebih bernuansa
sudah kita kenali. Misalnya, grup Bimbo pernah warna lokal. Bukankah yang membuat menarik
menyanyikan lagu “Salju” yang bersumber dari puisi pementasan musikalisasi puisi kelompok Sanggar
Wing Karjo atau “Sajadah Panjang” yang bersumber dan Matahari Jakarta dan Kiai Kanjeng-nya Emha Ainun
puisi Taufik Ismail. Akan tetapi, grup Bimbo tidak Nadjib adalah musik etniknya juga? Kemudian, apabila
pernah mengkhususkan diri pada musikalisasi kita hubungkan dengan karakter puisi Indonesia,
puisi.Pusi-puisi yang mereka ubah barangkali karena bukankah unsur-unsur etnik atau warna lokal juga
dianggap sesual dengan karakter musik mereka. merupakan bagian senyawa yang tak terpisahkan?
Contoh yang sangat tepat untuk musikalisasi
adalah album kaset Hujan Bulan Juni dan Hujan dalam M. Penilaian Ekspresi Puisi
Komposisi yang diproduksi oleh Fakultas Sastra
1. Ekspresi Tulis
Universitas Indonesia. Kedua album ini memang khusus
direkam untuk kepentingan musikalisasi puisi-puisi Kriteria penilaian penulisan puisi dapat bertolak
dari kemampuan peserta dalam membangun harmoni
karya Sapardi Djiko Damono.
atau keselarasan unsur-unsur puisi.Misalnya, penilai
Untuk kepentingan apresiasi puisi, memusikalisasi
dapat memperhatikan ketepatan peserta dalam
puisi dapat dijadikan kegiatan penguatan
menyusun citraan, disksi, majas, rima, irama, dan
(reinforcement). Yang penting Anda memiliki kepekaan
tipografi. Harmonisasi unsur-unsur kemudian, dapat
rasa sehingga dapat menyelaraskan karakter musik
kita kaitkan dengan efek yang dimunculkannya.
dengan puisi yang kita pilih sebagai lirik lagunya. Kita
Mungkin saja unsur-unsur itu sengaja dibuat menjadi
pun tidak perlu terpaku pada musikalisasi puisi yang
tidak selaras (diharmoni). Akan tetápi, hal itu
telah ada. Misalnya, apabila Anda mengadakan lomba
difungsikan agar sesuai dengan tema, nada, rasa, dan
musikalisasi puisi, materi lomba tidak perlu puisi yang
tujuan dan pengarangnya.
sudah dimusikalisasi karena akan menimbulkan
pemajalan daya kreativitas. Biarkanlah peserta lomba
100 101
100 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 101
2. Ekspresi Lisan
Penilaian terakhir adalah inovasi kreatif. Apakah Kriteria baca puisi dapat dibuat berdasarkan
puisi yang dibuat itu merupakan hasil dan renungan proses pembacaannya. Mula-mula kita akan
yang rnendalam setelah berkutat dengan tradisi puisi mendengarkan bunyi-bunyi puisi yang dibacakan:
yang ada? Bila itu dilakukan, puisi dapat berupa reaksi apakah pengucapannya jelas dan menggunakan
atau inovasi kreatif dan tradisi puisi yang digelutinya. artikulasi yang tepat? Bunyi-bunyi itu sebenarnya
Penilaian dengan menggunakan kriteria demikian, rnerupakan suara kata-kata yang terangkai dalam larik
tentu saja membutuhkan penilai yang jembar akan dan bait puisi: apakah pengucapannya itu sesuai dengan
wawasan kesastraan sehingga dapat membedakan mana penafsiran isi puisinya?
puisi yang penuh dengan snobisme, epigonisme dan Penafsiran yang tepat akan menghasilkan
mana puisi yang sarat dengan daya inovasi dankreatif. penampilan yang pas pula, misalnya pembaca puisi
Kriteria penilaian lomba puisi modern dapat dilihat bergerak sesuai dengan karakter puisi yang biasa
sebagai berikut. disebut dengan gerak karakterisitik. Hasil keseluruhan
merupakan pembacaan puisi yang puitik. Bila yang
terakhir ini berhasil dilakukan oleh pembaca, maka
kemungkinan besar ia berhasil juga dalam menghayati
ouisi tersebut. Apabila uraian ini yang akan dijadikan
kriteria lomba, maka format adalah sebagai berikut.
Juri,
(…………………)
102 103
102 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 103
N. Rangkuman
Puisi merupakan perasaan manusia yang
dituangkan dalam bentuk kata-kata indah. Puisi
mengandung unsur kreativitas. Puisi dapat dibedakan
menjadi dua jenis yakni puisi lama dan pusi baru. Pada
umumnya puisi lama bersifat turun temurun,
kedaerahan, dan tidak diketahui siapa pengarangnya. BAB 7
Puisi dapat dinikahkan dengan musik sehingga lahirlah
musikalisasi puisi. EKSPRESI PROSA FIKSI
104 105
104 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 105
Kalaupun ada, pembicaraan lebih bersifat nasihat, Pertama-tama, kita harus meyakini bahwa tema-
bukan petunjuk teknis. Tulisan ini tidak berpretensi tema dalam kehidupan itu sebanyak rumput di
sebagai tulisan terbaik untuk hal teknis, melainkan halaman. Oleh karena itu, Anda tidak mesti
hanya salah satu upaya mengisi kekosongan. Sekalipun kebingungan mencari tema. Yang harus Anda lakukan
demikian, alangkah baiknya Anda juga mempelajari adalah mengasah ketajaman intuisi Anda melihat tema-
buku-buku yang penulis cantumkan dalam daftar tema dalam kehidupan nyata.
pustaka sebagai upaya memperluas wawasan Anda. Harus selalu diingat tema itu sama dengan
Pembicaraan ini sedikitnya meliputi beberapa hal masalah. Nah, Anda paham kan sekarang bahwa
teknis bagaimana menulis cerita pendek. Karena untuk masalah itu banyak sekali dalam kehidupan kita.
kepentingan sistematika, bagaimanapun penulis tidak Mungkin Anda berpikir, kalau begitu apa bedanya
bisa menghindarkan diri dari kegiatan klasifikasi, tetapi dengan menulis eksposisi atau argumentasi? Pada
Anda harus melihat itu sebagai upaya mensistema- kedua kegiatan ini juga ada upaya merumuskan
tisasikan pembicaraan belaka. masalah.Hanya bedanya, pada tulisan eksposisi/argu-
Setelah itu Anda harus melihat kegiatan-kegiatan mentasi seringkali masalah itu dirumuskan secara
itu tidak bisa dipisah-pisahkan secara tegas. Selalu ada eksplisit pada bagian awal tulisan.
kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Sedangkan pada kegiatan menulis fiksi atau cerita
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah menentukan tema, atau dongeng dan sejenisnya rumusan masalah/tema
memulai karangan, merangkaikan peristiwa, itu implisit saja. Kalau ada karya-karya sejenis itu yang
membangun konflik dan mengakhiri cerita. merumuskan temanya secara eksplisit, karya itu
termasuk pada kategori karya yang lemah. Pada karya-
karya sejenis ini terlebih-lebih pada puisi justru tema itu
1. Menentukan Tema
disamarkan sebagai sesuatu yang taksa (ambigu). Upaya
Kegiatan ini, bagaimanapun di dalamnya terdapat itu memang sengaja dilakukan.
upaya merencanakan karangan secara keseluruhan.
Bagaimana pendapat Anda mengenal tema cerpen
Artinya, ketika kita menentukan tema kita sebenarnya
“Dilarang Mencintai Bunga- bunga” karya Kuntowijoyo
sudah menggariskan cerita yang akan kita tulis secara
yang penulis lampirkan? Apakah tema cerpen itu
garis besar. Dengan kata lain, kita sudah merencanakan
eksplisit? Tidak bukan? Cerpen itu bukan hanya
kerangka cerita. Nah, sekarang timbul pertanyaan,
bertema anak kecil dengan kakek, ayah, dan ibunya kan?
bagaimana sebenarnya upaya menentukan tema itu?
Cerita pendek itu lebih bertema kebimbangan
dalam memilih sikap hidup atau Anda bisa melihat tema
106 107
106 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 107
lain sesuai sudut pandang Anda sendiri. Budi Darma dalam cerpen “Anak” berhasil
mengejutkan pembaca untuk seterusnya bertanya
mengapa dengan kata, frase yang paling
2. Mulai dengan Suspense
menjengkelkan, betul-betul kurang ajar, cabul, sangat
Salah satu langkah mengatasi kesulitan itu ialah cabul hati saya jadi gembira, mulai perbuatan kurang
memulai menulis dengan mengungkap suspense ajar, perempuan yang saya nantikan, gambaran-
(kejutan). Kejutan ini bisa berarti semacam perjanjian gambaran cabul. Kata-kata, frase-frase tersebut
baca dalam teori membaca agar pembaca berusaha sebenarnya bukan hanya mengejutkan tetapi dalam
menelurusi bagian teks berikutnya. Pada cerpen-cerpen beberapa konteks bahkan merupakan simbol-simbol.
Iwan Simatupang, Danarto, Budi Darma, seringkali
teknik ini dipakai. Keuntungan menggunakan teknik ini
antara lain pembaca akan tertarik untuk berusaha 3. Memulai dengan Konflik
menelusuri teks selanjutnya setelah kejutan itu. Agar Untuk memahami bagian ini, anda terlusuri dulu
lebih jelas ikutilah contoh berikut. kutipan berikut.
Yang paling menjengkelkan adalah soal Penjaga kuburan mendekatinya dan bertanya,
pengangkutan. Pemerintah betul-betul “Kenapa nenek menangis?’
kurang ajar melemparkan saya ke Jakarta, Diangkatnya kepalanya pelan-pelan,
kota yang begitu luas, tanpa memikirkan dipandangnya penjaga kuburan itu agak
soal pengangkutan buat saya sama sekali. lama, dan suaranya yang gemetar dan tua
Seperti biasanya, pagi itu saya berdiri di itu berkata, “Kalaulah cucuku dapat
bawah poster-poster iklan film yang bertanya seperti engkau itu.’Dia berhenti
kebanyakan gambamya cabul.Ketika sebentar, dihapusnya air matanya.
gambar yang dipasang pagi itu sangat “Engkau sendiri bekerja di sini ?’
cabul, hati saya jadi gembira. Mestinya tanyanya kemudian. ya
dari gambar-gambar itu dapat saya mulai Sepantasnya engkau masuk surga, Nak”
perbuatan kurang ajar yang sudah saya Kemudian penjaga kuburan itu duduk di semen
rencanakan. Dan betullah, pada waktu- kuburan itu dan nenek itu berkata, kuburan-
waktu seperti biasanya perempuan yang kuburan di sini bersih. Kalau saya nanti
nantikan itu datang, berdiri di bawah dikuburkan di sini, kau bersihkanlah kuburanku
gambar-garnbar cabul itu.... baik-baik, Nak”
(Budi Darma dalam Hoerip, 1979c: 92) “Nenek begini segar. Nenek
masih lama lagi akan hidup.
Kata penjaga kuburan itu.
108 109
108 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 109
Benar, sayä masih akan lama 4. Memulai dengan Awal Cerita/Peristiwa
hidup ?“
Teknik ini biasanya dipakai dalam cerita-cerita
“Benar Nek.” Dan penjaga kuburan itu
sambil mempermainkan lidi sapunya yang linier. Artinya, rangkaian peristiwa di dalamnya
berkata lagi “Nenek masih kuat. Nenek maju terus tanpa ada teknik kilas balik maupun sorot
saya lihat berjalan ke sini tadi tidak pakai balik. Yang dimaksud teknik kilas balik yaitu teknik
tongkat dan masih kuat.” yang menggambarkan masa lalu tokoh dalam suatu
“Kalaulah cucuku bisa menghibur saya macam peristiwa saja sedangkan teknik sorot balik yaitu teknik
kamu”, kata perempuan tua itu, sambil yang menggambarkan masa lalu dalam suatu rangkaian
menghapus air matanya yang pelan-pelan berjalan
peristiwa.
dan pinggir matanya menuju pipi…(Motinggo
Boesje:136) Nah, paling tidak teknik ini memulai menulis
dengan awal peristiwa kita gunakan pada bagian awal
Pada bagian awal cerpen ini justru Motinggo cerita. Pada bagian tengah cerita kita boleh saja
dalam “Air Mata Tua” memulainya dengan konflik yang menggunakan teknik bayangan tokoh membayangkan
dialami seorang nenek dengan ketakacuhan cucu- peristiwa yang belum terjadi maupun teknik ingatan
cucunya. Nenek itu ingin diperhatikan cucu-cucunya, yaitu teknik yang menggambarkan peristiwa yang
tetapi ternyata hal itu tidak ia peroleh. Sehingga dialami tokoh pada rnasa lalu.
pertanyaan biasa dari penjaga kuburan itu dianggapnya
sebagai perhatian yang luar biasa.
5. Memulai dengan Deskripsi Latar
Perhatikan kalimat patama kutipan ini Penjaga
Bila Anda ingat cerita-cerita novel/cerpen yang
kuburan itu mendekatinya dan bertanya: “Kenapa
ditulis oleh penganut paham romantik, maka Anda akan
Nenek menangis ?“ Bagi seorang penjaga kuburan,
dapat dengan mudah menemukan contoh teknik ini.
pertanyaan yang ia lontarkan mungkin sebenarnya
Karena apa? Mereka biasanya pada awal cerita itu
hanya pertanyaan biasa, bahkan mendekati basa-basi,
melukiskan latar dengan panjang lebar dan berusaha
tetapi pertanyaan serupa itu, tidak pernah terlontar dari
melebih-lebihkannya dalam pengertian menggam-
mulut cucu-cucu nenek itu. Wajar kalau sang nenek
barkan latar cerita itu yang indah-indah belaka.
merasakan hal ini sebagai bentuk perhatian yang
luarbiasa. Penulis buku ini tidak menganjurkan/melarang
Anda mengikuti gaya mereka karena Andalah yang
tahu benar kapan Anda memulai dengan teknik A,
kapan dangan teknik B, atau kapan dengan teknik
110 111
110 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 111
campuran sesuai pilihan Anda. Yang harus kita pelajari Tarminah telah menjadi perawan tua. Dua bulan
adalah bagaimana cara kita memulai menulis dengan lagi ia sudah menjadi 35 dan lima tahun lagi
menggunakan teknik ini. 40 umurnya.Perasaan ngeri telah
mengurung dirinya. Tak ada yang lebih
Bila kita akan memulai menulis dengan teknik ini ditakutinya daripada umur. Sedangkan
kita harus rumuskan bagaimanakah latar waktu atau waktu setahun amat deras jalaninya. Ia
latar tempat yang akan digambarkan. Lalu bagamana merasa ketuaannya pada pahanya, pada
kaitan latar itu dengan tokoh. Kalau kita hanya susunya, kalau ia sedang berbaring
menggantarkan latar belaka tanpa mengaitkannya melingkar di kamarnya, merabai dirinya.
Urat-urat dagingnya telah hilang
dengan tokoh, tulisan itu akan lebih dekat kepada
kelembutannya. Sering ia menganggap
sketsa. hidupnya sebagai kerugian yang harus
Misalnya kita menggambarkan tokoh A sedang ditanggungnya berlarut-larut. Tubuhnya
berjalan kecapekan pada saat terik matahari. Lalu harus yang pernah meriap subur merupakan
kemewahan yang sia-sia gunanya. Ia
digambarkan pula sekilas mengapa tokoh A melakukan
tidak akan mengenai kebasahan yang
hal itu, bagaimana tokoh A menjalani tindakan itu? nikmat melalui darah-darah tubuhnya.
Harus tergambar secara jelas, tetapi singkat, tidak boleh Seperti pohon yang kehabisan zat-zat
berlebihan seperti karangan-karang kaum romantik. yang lembab. Lama ia membiarkan
dirinya menyerah demikian semenjak
Bila Anda menuliskannya secara panjang lebar,
ditinggalkantunangannya....
Anda harus yakin benar bahwa bagian itu memiliki
(Subagio Sastrowardoyo dalam Hoerip, 1979a :134)
fungsi/arti bagi cerpen yang Anda tulis secara
keseluruhan. Pertimbangan lain Anda melakukan hal itu
Berdasarkan contoh tadi apa yang dapat Anda
karena misalnya ingin menonjolkan aspek-aspek
katakan tentang teknik ini? Ternyata sederhana bukan?
simbolik.
Pada saatnya kita memulai menulis dengan teknik ini,
terlebih dahulu kita harus memiliki rumusan gambaran
6. Memulai dengan Deskripsi Tokoh fisik tokoh yang akan digambarkan. Juga, tidak kalah
Teknik lain untuk memulai menulis cerpen ialah pentingnya adalah kita merumuskan gambaran psikis
memulai dengan deskripsi tokoh. Bila Anda mengikuti atau visi tokoh mengenai sesuatu dengan demikian kita
kutipan berikut, apa komentar Anda? mempersiapkan rumusan gambaran tokoh lebih utuh,
tidak hanya fisik yang akan kita gambarkan, tetapi juga
psikologisnya.
112 113
112 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 113
7. Memulai dengan Simbol-simbol 8. Memulai dengan Akhir Cerita
Mungkinkah kita memulai menulis cerpen dengan Mungkinkah kita menulis cerpen memulainya
menggunakan simbal-simbol? Kenapa tidak. Kalau kita justru dengan akhir cerita? Mengapa tidak. Cerpen yang
mengkaji cerpen-cerpen Iwan Simatupang, Budi Darma, demikian pada segi ini mirip dongeng. Seperti ada
Danarto, Putu Wijaya dan Kuntuwijoyo, juga cerpen- ungkapan: Mengapa Bandung ada punting yang
cerpen lainnya pengunaan simbol-sirnbol amat bentuknya seperti perahu terbalik, beginilah ceritanya.
dominan. Pada karya-karya mereka tampak sekali Walaupun pada keseluruhannya berbeda dengan
betapa kayanya simbol-simbol mereka. Tentu saja dongeng. Contoh yang tepat untuk ini yaitu bagaimana
simbol-simbol tersebut mengacu pada berbagai teks, ada pengarang melalui pencerita mengawali cerita justru
yang mengacu pada teks- teks filsafat, tasawuf atau teks- dengan akhir cerita secara bagus digambarkan
teks lainnya. Ramadhan KH (dalam Hoerip, 1979a :234) dalam cerpen
Sekarang bagaimana caranya kita memulai “Antara Kepercayaan” berikut.
menulis cerpen dengan menggunakan sirnbol-simbol.
Dan penelitian tampak sekali bahwa simbol-simbol yang
mereka gunakan bagaimanapun mewakili gagasan- Dua kali aku diterima Tuhan. Dan dua kali aku
mencari-Nya. Tapi jadinya aku begini juga. Aku
gagasan tertentu. Kaitan antara simbol dengan acuannya
akan ceritakan pada Tuan asal mulanya.
(yang dirujuk/diacu) sebenarnya kaitan semantis dalarn
pengertian kaitan konotasi.
Kalimat dua kali aku diterima Tuhan dan Dan dua
Mengapa sesuatu dikatakan sirnbol sebenarnya
kali aku mencari-Nya, merupakan kesimpulan atau
karena sesuatu itu tidak sermata-mata demi sesuatu itu akhir cerita pendek ini. Oleh karena tiba-tiba saja pada
sendiri, tetapi lebih demi sesuatu yang lain, misalnya bagian awal sekali pengarang melalui pencerita
bunga, pada ia bunga kampus kami, bunga sebagai mengatakan kedua kalimat tersebut. Maka kedua
simbol. Berbeda dengan bunga pada ia sedang
kalimat tersebut harus disambung oleh kalimat yang
menyiram bunga.
merupakan penjelas.
Pada kalimat kedua ini bunga tidak mewakili yang
Mengapa pencerita mengatakan “dua kali diterima
lain melainkan dirinya sendiri. Sedangkan bunga pada
Tuhan dan dua kali pula mencari jawaban-Nya” ada
kalimat pertama mewakili yang lain yang memiliki pada bagian sesudah kalimat “Akan aku ceritakan pada
hubungan semantis dengan bunga yang sebenarnya. Tuan asal mulanya.” Sebenarnya teknik memulai
Dengan demikian, hubungan bunga pada kalimat menulis cerpen dengan cara ini termasuk sederhana
pertama lebih asosiatif sifatnya.
114 115
114 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 115
walaupun tidak berarti mudah bahkan naif. Teknik ini yang “tak mungkin” bisa “menjadi mungkin’, misalnya
biasanya digunakan untuk menceritakan peristiwa- orang bisa terbang, dan sebagainya.
peristiwa yang dialami tokoh pada masa lalu.
C. Mendongeng
B. Menulis Dongeng Dalam kelompok ini termasuk kegiatan bercerita
Pada hakekatnya tidak begitu banyak perbedaan mungkin sumbernya meyerupai kegiatan mendongeng.
teknik antara teknik menulis cerpen dengan teknik Pertama-tama yang harus kita perhatikan adalah teks
menulis dongeng. Pemilihan tema yang dilakukan pada cerita/dongeng yang menjadi sumber kegiatan bercerita
pemilihan tema ketika menulis cerpen bisa digunakan mendongeng. Apakah bersumber dari dongeng
pula untuk menulis cerita atau dongeng. Hanya, sumber binatang, dongeng rakyat, atau cerita kejadian sehari-
dongeng yang akan kita tulis bisa berdasarkan pada hari yang menyerupai cerpen. Hal ini yang harus Anda
pikiran/imajinasi kita sendiri atau merupakan perhatikan adalah pemahaman teks dengan cerita
transformasi dongeng yang ada selama ini. Tentunya sebelum kegiatan becerita mendongeng dilakukan.
dongeng-dongeng itu kita susun sendiri, menggunakan Artinya, Anda harus berusaha memahami benar
bahasa kita sendiri. teks/dongeng cerita yang mau Anda dongeng
Sementara itu teknik memulai tulisan dongeng kan/ceritakan.
tidak berbeda pula dengan teknik memulai menulis Selanjutnya Anda juga harus memperhatikan
cerita pendek. Silakan Anda baca kembali bagian pengucapan Anda. Di bagian mana Anda berhenti.
tersebut. Demikian pula dengan teknik merangkaikan Bagaimana Anda melemahkan/mengeraskan suara.itu
peristiwa. Justru pada dongeng rangkaian peristiwa itu semua harus sesuai dengan tuntutan teks. Selain itu,
lebih sederhana. Ada kalanya peristiwa-peristiwa Anda harus benar-benar menguasai aspek pelafalan
disusun hanya linier saja. Kalaupun ada variasi, cerita/dongeng lainnya, seperti kualitas suara/jenis
misalnya hanya teknik Maju ingatan Maju atau Maju suara. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
Bayangan Maju.Jadi Iebih mudah bukan? bagaimana Anda mengekspresikan cerita dongeng itu
Demikian pula teknik membangun konflik dan setelah Anda menghayati benar cerita/dongeng
mengakhiri tulisan. Silakan Anda baca kembali bagian tertentu.
itu pada pembahasan sebelumnya. Hanya, pada
dongeng, penyelesaiannya itu lebih banyak
menggunakan teknik penyelesaian tertutup. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah dalam dongeng. sesuatu
116 117
116 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 117
D. Penilaian Ekspresi Prosa Fiksi Aspek-Aspek yang Dinilai
N Nama Pemilih Penyusuna Penggunaa JL Ke
1. Penilaian Ekspresi Tulis
o Peserta an n Cerita n Bahasa H t
Karena kegiatan ekspresi tulis dalam kegiatan Tema
sanggar sastra ini meliputi dua kegiatan. Maka penilaian
kegiatan ekspresi tulisnya pun dua kegiatan pula. Kedua
kegiatan tersebut yaitu; kegiatan menulis cerpen dan
kegiatan menulis cerita atau dongeng. Aspek-aspek
yang dinilai dan kegiatan menulis cerpen yang pertama
adalah pemilihan tema. Misalnya apakah tema yang
Juri,
ditulis para siswa kita itu sebagai tema yang klise atau
tema yang benar-benar orisinal. Apakah tepat tidak
pemilihan tema tersebut. (………………….)
118 119
118 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 119
Penghayatan erat kaitannya dengan bagaimana E. Rangkuman
pembaca menghayati isi cerpen tersebut dan kemudian Prosa fiksi dapat diekspresikan melalui lisan
diekspresikan dalam penampilan. Keempat aspek yang maupun tulisan. Ekspresi tersebut mengacu pada poin-
dinilai tersebut sulit sekali dipisahkan secara poin penilaian yang telah ditetapkan. Teknik penulisan
ketat.Pemilihan ini perlu dilakukan untuk menjaga cerita pendek dengan dongeng tidak berbeda.
objektivitas dan mengurangi subjektivitas. Aspek-aspek
penilaian pada kegiatan bercerita atau mendongeng
dapat dilihat sebagai berikut.
Juri,
(……………………)
120 121
120 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 121
BAB 8
EKSPRESI DRAMA
122 123
126 127
126 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 127
Sersan tak berani pada atasannya, lantas rnenggebuk c. Bentuk Dramatik
dan menendang kopral. Kopral tak berani pada Menyangkut bentuk dramatik adalah ragam
atasannya, lantas menghajar prajurit sampai babak ekspresi, gaya ekspresi, dan plot literer. Dalam drama
belur. Di bawah prajurit tak ada lagi pangkat terendah. konvensional, kita telah mengenali ragam ekspresi yang
Tiba-tiba seekor anjing lewat di situ. Langsung prajurit baku, seperti tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama,
memukul anjing itu dengan poporbedil sampai mati. dan farce (banyolan). Gaya ekspresi menyangkut visi
Persoalan pokoknya ternyata dapat diusut dari awal den pandangan penulis, yang penuangannya biasanya
sekali, sang colonel ternyata punya “atasan” yang sangat sesuai dengan paham atau aliran yang dianutnya,
ditakutinya, yaitu istrinya sendiri! apakah realisme, ekspresionilisme, eksistensialisme,
atau absurdisme.
b. Bahasa Dramatik Penulis dapat saja memilih ragam ekspresi yang
Bahasa drama yang kita gunakan dapat prosaik, sesuai dengan pandangannya, meskipun tidak tertutup
puitik, atau sosiologik. Apabila kita menyukai dialog- kemungkinan pandangannya itu justru memberontaki
dialog yang disusun dengan kalimat-kalinnat seperti dari gaya ekspresi yang ada dan tersedia. Hal terakhir,
laiknya karya sastra bergenre prosa dan dengan melihat tampaknya yang sering kali dilakukan oleh para
keseimbangan linguistik dan artistik, maka bahasa dramawan kita, seperti Arifin C. Noer, Akhudiat,
drama kita termasuk ke dalam bahasa prosaik. Rendra, dan yang mencolok tampak pada drama-drama
Putu Wijaya, seperti yang telah kita singgung
Namun, apabila kita menuliskannya dengan
sebelumnya.
berfokus pada versifikasi, seperti penataan bait, larik,
rima, dan irama, maka bahasa drama kita bersifat Plot literer adalah plot yang terdapat dalam teks
puitik.Kemudian, jika dialog-dialog drama kita drama. Jadi, plot yang dibuat oleh pengarang, buka plot
sesuaikan dengan konteks, sehingga memungkinkan yang diwujudkan oleh gerak eksternal maupun internal
munculnya ragam dan dialek bahasa Indonesia, maka yang dilakukan aktor di atas panggung.Apabila
sudah dapat dipastikan bahwa kita menggunakan pengarang rnembuat plotnya secara kait-mengait dalarn
bahasa drama yang bersifat sosiologik. rangkaian episodenya, maka kita menyebutnya dengan
plot episodik.
Apabila ceritanya berjalan secara kronologis dan
kausal dari A menuju Z, maka kita menyebutnya dengan
plot sirkulen. Akan tetapi, bila plot itu tidak berujung,
melingkar dari A menuju A kembali atau dari X
128 129
128 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 129
menunju ke “entah”, maka kita menyebutnya dengan dalam bermain drama, kita perlu berkonsentrasi agar
plot sirkuler. penampilan kita utuh, meyakinkan, dan penuh
penghayatan. Ada baiknya apabila kita membiasakan
diri dalam mengisi kehidupan ini dengan memusatkan
d. Struktur Dramatik
pikiran dan perhatian kita pada objek yang kita temui
Struktur dramatik menyangkut perkembangan sehari-hari.
dan kaitan antara konflik yang muncul, memuncak dan
Ketika kita mendengar kicauan burung di pagi
berakhir. Dalam drama konvensional, struktur
hari, cobalah konsentrasikan pendengaran kita hingga
dramatiknya seperti konvensi kiasik plot menurut
suara itu jelas terdengar secara spesifik, baik bunyi,
Aristotelles atau dapat juga seperti yang dikembangkan
nada, tempo, maupun warna suaranya, bahkan sampai
oleh Harymawan, (1988:18-20), yaitu eksposisi,
pada jenis dan jumlah bunyi yang berkicau itu. Ketika
komplikasi, resolusi, klimaks, dan konklusi. Konklusi
rnelihat seorang teman lama, cobalah konsentrasikan
dalam tragedi disebut katastrof (berakhir dengan
ingatan kita pada satu peristiwa masa lalu yang
kesedihan), sementara dalam komedi disebut denumen
melibatkan kita dengannya.
(berakhir dengan kebahagiaan).
Ingat dan bayangkan kembali peristiwa tersebut
hingga rinci dan baru terjadi beberapa menit yang
C. Teknik Penghayatan (Peran) lalu.Sebelum tidur pun kita dapat mengembangkan
Latihan yang berhubungan dengan teknik konsentrasi, yaitu mengingat sedetil mungkin aktivitas
penghayatan (peran) di antaranya latihan (1) seharian yang telah kita lakukan, mulai dari bagun pagi
konsentrasi, (2) imajinasi, (3) tindakan fisik, (4) hingga kita kini terbaring di tempat tidur. Latihan
keadaan/situasi tertentu, (5) keyakinan dan rasa kosentrasi yang lebih terarah pada pemeranan dapat
kebenaran, (6) improvisasi komuni, (7) improvisasi lihat berikut.
adaptasi, (8) mengatur tempo dan irama dan (9) ingatan
emosi.
a) Latihan Kelompok
1. Teknik berhitung. Bersama-sama menghitung
1. Konsentrasi angka 1 sampai 30, kemudian setiap hitungan angka
Konsentrasi bukan berarti pengosongan pikiran, yang habis dibagi 3 bertepuklah satu kali. Kegiatan itu
melainkan pemusatan pikiran dan perhatian pada satu dapat diulang, namun dengan catatan, setiap sampai
objek. Dalam membaca puisi, cerpen, dan terlebih-lebih pada hitungan angka yang habis dibagi 5 bertepuklah 2
130 131
130 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 131
kali dan apabila ada angka yang serentak dapat dibagi lebib sulit dapat juga dilakukan, misalnya dengan
3 dan 5 bertepuklah 3 kali. Apabila kegiatan konsentrasi membuat lingkaran-lingkaran yang tetap memusat pada
ini akan ditingkatkan kepada yang lebih sulit, kegiatan satu titik, namun dilakukan secara acak, sehingga
dapat dilakukan seperti pada awal, namun dengan gambarnya rnirip dengan benangkusut.
menghitung secara berbalik, misalnya mulai dari angka 2. Mendeskripsikan sebuah benda. Amatilah
30, 27, 25, dan seterusnya. sebuah benda, misalnya sebuah piring porselen atau
2. Teknik gerak berurutan. Bersama-sama berdiri keramik. Kemudian, deskripsikanlah selengkap mung-
tegak dan menatap lurus ke depan dengan kedua tangan kin, mulai dari bentuk, warna, motif, gambar, sampai
di sisi badan atau bersikap sempurna. Usahakan kondisi pada tulisan yang menunjukkan penghasil produk
tubuh dalam keadaan rileks, tidak tegang. Kemudian, piring tersebut. Peningkatan konsentrasi dapat
gerakkan secara berurut tangan kanan ke depan, ke atas, dilakukan, rnisalnya, dengan mempersingkat waktu
ke samping, dan kembali ke bawah. dan jarak kita dengan objek yang akan dideskripsikan.
Lakukan kegiatan yang sama, namun yang 3. Mengenali suara. Dengarkan suara yang ada di
digerakkan adalah lengan bagian kiri. Kedua gerakan sebuah tempat (dengan mata tertutup), misalnya di jalan
lengan kiri dan kanan dilakukan kembali, namun raya. Rincilah suara-suara yang Anda dengar itu:
dengan syarat, lengan kiri tertinggal satu gerakkan oleh apakah teriakkan pedagang asongan, tukang parkir dan
tangan kanan. Lakukan kegiatan ini sampai kita berhasil peluitnya, sopir dan kernet angkot yang mengejar
melakukannya tampa salah. Kemudian, variasi gerak setoran atau suara kendaraan, yang dapat kita tentukan
dapat dilakukan, misalnya dengan berjalan bersama- jenis dan mereknya. Kegiatan lain dapat dilakukan,
sama menuju satu objek, atau berjalan secaramelingkar. misalnya dengan mengenali suara-suara orang yang
sedang berbicara: apakah teman akrab Anda, penagih
utang, dosen, murid atau mantan pacar kita.
b) Latihan Individu
1. Menelaah lingkaran yang menggulung (spiral).
Pusatkan perhatian Anda pada satu gambar garis yang 2. Imajinasi
melingkar dan menggulung, yang berakhir di pusat atau Aktor mestilah menumbuhkan imajinasi, jika tidak
di tengah-tengah lingkaran tersebut. Secara bertahap aktor harus meninggalkan panggung. Imajinasi
alihkan perhatian Anda pada garis lingkaran yang besar, berinisiatif dapat ditumbuhkan dengan tiga jangan,
sedang, kecil, hingga sampai pada titik tengah. Kegiatan yaitu:
serupa dilakukan, namun secara berbalik.Kegiatan yang a. Jangan memaksa imajinasi, akan tetapi bujuklah!
132 133
132 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 133
b. Jangan renungi objek yang tidak menarik jawab secarabergantian.
c. Jangan berpikir pasif c. Menggabungkan imajinasi dan fantasi. Pejamkan
Berikut ini, akan dicoba mengembangkan mata dan kembangkan imajinasi dan fantasi,
imajinasi, namun sebelum melakukannya perlu misalnya dengan membayangkan bahwa diri Anda
diperhatikan bahwa penggambaran peristiwa yang sedang berada di sebuah kapal terbang yang oleng
diimajinasikan mestilah terinci sedetail mungkin. karena mesinnya rusak atau bayangkanlah bahwa
Hindari pembayangan sesuatu yang dilakukan secara Anda sedang ada diplanetlain.
samar-samar. Manfaatkanlah segala kemungkinan 3. Tindakan Fisik
secara kongkret, rinci, dan berurutan, sehingga imajinasi Sebelum latihan dimulai perhatikanlah petunjuk
kita tampak logis, wajar, dan nyata. berikut.
a. Mengamati objek. Amatilah objek lukisan 1. Latihan yang akan dilakukan atas tiga tahap, yaitu:
pemandangan atau sebuah potret diri seseorang. memulai, mengembangkan, dan mengakhiri
Kemudian, pejamkanlah mata dan ceritakan isi
2. Konsentrasi dan hidupkan dalam imajinasi dengan
pemandangan itu sendiri mungkin dengan
suasana, tempat, dan waktu kejadian dan mengapa
mengimajinasikan bahwa diri Anda (pernah) ada
anda terlibat ke dalamnya.
di dalamnya atau tebaklah potret tersebut dengan
melihat raut muka, bentuk rambut dan pakaian Setelah latihan tersebut terlaksanakan, maka
yang dikenakannya. Berdasarkan ciri- ciri itu latihan berikut dapat dilakukan dengan.
kembangkanlah imajinasi Anda untuk menjawab a. Tindakan duduk. Anda melakukan tindakan
protesi, karakter, dan kebiasaan orang itu. Ciri duduk, misalnya duduk di kursi, di lantai, di atas
pengenal itu pun dapat dilibatkan dengan diri tangga, di atas tembok pagar rumah orang lain.
Anda. Misalnya, bekas luka yang menggurat di (tempat tindakan bergantung pada tempat
pipinya mengingatkan Anda pada peristiwa yang berlatih)
membuatnya jadi seorang pahlawan karena
b. Tindakan berdiri. Anda berdiri, misalnya untuk
menolong kita yang sedang dikeroyok
menggapai sesuatu, untuk difoto, untuk
olehpenjahat.
menyaksikan sesuatu.
b. Menjawab pertanyaan. Jawablah pertanyaan yang
c. Tindakan berjalan. Anda berjalan, misalnya di atas
dilontarkan secara mendadak dengan refleks dan
sungai yang berbatu-batu, di tempat gelap, di
cepat. Latihan ini dapat dilakukan dengan
lantai yang banyak pecahan kaca.
melibatkan teman berlatih sehingga terjadi tanya
134 135
134 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 135
d. Tindakan bebas. Misalnya. Anda bangun 5. Keyakinan dan Rasa Kebenaran
kesiangan, padahal Anda harus mengikuti ujian Diatas panggung tidak ada fakta dan relita,
sidang. Waktu Anda hanya lima menit, namun kebenaran di atas panggung hanyalah khayalan.Oleh
Anda harus melakukan mandi, memilih pakaian, sebab itu, pemain harus dapat menumbuhkan
menyemir sepatu, sarapan. menulis pesan pada keyakinan dan rasa kebenaran terhadap diri dan
teman, dan mencari buku yang jadi rujukan. penontonnya. Tindakan tersebut seperti cermat, logis,
dan mengesankan. Berikut ini latihan yang dapat
4. Keadaan atau Situasi Tertentu dilakukan,
Keadaan atau situasi tertentu adalah segala a. Perlakukanlah sebuah kursi sebagai singgasana
keadaan yang ditemui dan ditemukan seorang pemain raja, kursi listrik, tempat duduk di kapal yang
drama pada saat ia sedang melakukan proses sedang mendarat darurat, atau sebagai seekor
pemeranan, seperti menelaah kaulitas plot (rangkaian singa yangterduduki.
peristiwa yang terjadi) dan latar (zaman tempat dan b. Perlakukanlah minuman digelas yang sudah Anda
suasana) yang tercantum dalam naskah, penafsiran pegang sebagai minuman haram, beracun.
sutradara atau pemain lainnya, properti peralatan yang c. Lakukanlah kegiatan ringan, namun memerlukan
mesti dimiliki pemain dan skeneri (benda-benda yang ketelitian, seperti menjahit kain dengan jarum,
melatarbelakangi permainan). Berikut ini latihan yang melipat dan mengelem amplop. atau membaca
hapir sama dengan tindakan fisik dikarenakan perlu koran dengann tujuan menemukan iklan mobil
adanya tindakan selanjutnya. dengan harga yangsesuai.
a. Anda diharapkan pada keadaan akan pergi
berperang. Keadaan itu membuat Anda harus
6. Improvisasi Komuni
meninggalkan orang dan benda-benda yang Anda
sayangi. Misalnya Anda harus berpisah dengan Improvisasi komuni harus terciptanya hubungan
kekasih atau keluarga, meninggalkan burung atau batin di antara pemain. Komunikasi yang sejati
tanaman bonsai Anda, atau sepeda sportAnda. mengandung makna pemahaman bersama. Jadi,
diantara pemain mesti saling memahami, baik ketika
b. Anda pergi ke rumah seorang teman yang tengah
berdialog maupun dalam keadaan diam. Latihan berikut
berulang tahun dan Anda mendapatkan suatu
dapat menumbuhkan improvisasi komuni.
keadaan bahwa warna dan motif gordennya sarna
persis dengan baju yang Anda kenakan. a. Ketika sedang asyik menonton sebuah
136 137
136 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 137
pertunjukkan, Anda sadar bahwa orang yang 1. Lakukan tindakan/penyesuaian saat Anda
duduk di samping Anda, rasanya pernah Anda bertemu dengan teman sendiri dan lupa
kenal. Karena teman Anda itu terhalang oleh satu mengenalnya
orang yang duduk persis di samping Anda, yang 2. Anda menghindar pertemuan dengan seseorang
juga merupakan sahabat teman Anda itu, maka yang sedang menagih utang
Anda menyapanya hingga ditemukan identitas
3. Pada saat menonton televise favorit, Anda sadar
teman Anda yang sebenamya.
harus menginggalkannya karena ada satu urusan
b. Anda membedakan surat yang sangat rahasia yang sangat penting.
kepada teman Anda di suatu tempat. Akan tetapi,
pada saat Anda bertemu di tempat yang telah
ditentukan, muncul seseorang yang sangat Anda 8. Mengantur Tempo dan Irama
curigai sebagai orang yang juga berurusan dengan Tempo dan irama merupakan salah satu bagian
surat tersebut. Selesaikan masalah ini dengan penting agar pemain dapat melakukan tidakan-tidakan
menggunakan isyarat-isyarat nonverbal sehingga fisik yang kongkret dan benar serta cocok dengan
Anda luput dari pemantauanmusuh. keadaan-keadaan yang ada. Aktivitas hidup kita sehari-
hari dalam setiap menitnya diwarnai dengan tempo dan
irama. Pergi dan pulang kerja, mendengar alunan musik
7. Improvisasi adaptasi
dan raungan mobil ambulans, melihat panorama alam
Anda sedang bersiap-siap keluar rumah karena yang indah dan kecelakaan lalulintas yang tragis, semua
punya janji dengan seseorang. Akan tetapi, begitu Anda memiliki irama tersendiri. Begitu pula, dalam setiap
membuka pintu hendak keluar, di depan pintu ada tindakan yang dilakukan atas pentas mesti sesual
teman lain yang hendak bertemu dengan Anda. dengan tempo dan irama hidup. Kepandaian pemain
Padahal, jika lima menit berlalu, Anda berarti telah dalam memanfaatkan tempo dan irama permainan
melanggar janji. Dalam kondisi seperti ini kita punya merupakan cerminan dan tingkat keterlibatan dirinya,
hambatan, yaitu datangnya tamu, yang apabila tidak yang bergantung pada kesigapan fisiknya untuk
diatasi, sasaran kita, yaitu menepati janji, akan gagal. merespons dan melayani suatu tindakan.
Mesti yang kita lakukan dalam kondisi itu adalah
melakukan adaptasi atau penyesuaian. Latihan
improvisasi adaptasi sebagai berikut.
138 139
138 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 139
9. Ingatan Emosi membacakan naskah Jadi, PD tidak saja
drama secara memerlukan vokalisasi dan
Ingatan emosi merupakan ingatan pada emosi atau komunikatif. Jadi yang gerak karakteristik,
perasaan yang muncul dalam diri kita sehubungan dipentingkan adalah melainkan juga kostum, tata
dengan peristiwa atau pengalaman, baik realis maupun vokalisasi bukan pentas, tata rias, tata
imajinatif.Melalui ingatan emosi, kita dapat pementasannya. Agar cahaya, tata lampu,dan
pembacaan tidak seterusnya.
menghadirkan emosi dari pengalaman masa lalu, baik
monoton, para
yang dialami sendiri maupun berasarkan pengamata pemainnya dapat saja
lewat media tertentu (karya sastra, radio, film, atau bergerak (disebut juga
televisi).Stanislavski sangat yakin bahwa kerja kreatif gerak karakteristik)
seorang pemain bersumber pada emosi dan sekedar
mengekspresikan
pengalaman. Singkatnya, emosi sebagai bagian dari
karakter tokoh, misalnya
dunia dalam (in life) dan pengalaman sebagai dunia luar dengan mimik(gerak-
(outer woald), keduanya tidak dapat dipisahkan. gerik
sekitar wajah) dan tangan.
D. Baca Naskah Drama (BND) dan Pementasan 2 Dalam BND penonton Dalam PD penonton
atau pendengar sering akan lebih mudah
Drama (PD)
kali mengalami kesulitan rnemahami isi cerita dan
Agar lebih jelas perbedaan antara baca naskah dalam memahami isi pesan yang tertuang
drama dengan pementasan drama, sesuai yang cerita dan pesan yang dalarn naskah. Hal itu
diungkapakan pendapat Erizal Gani (1989:61-62) tertuang dalam naskah, disebabkan, Ia dapat
khususnya bagi yang menyaksikan adegan
sebagai berikut.
belum pernah membaca pemain, termasuk
No Baca Naskah Drama (BND) Pementasan Drama (PD) naskah drama tersebut. dengan latar belakang
1 BND bukanlah PD adaiah perwujudan Hal itu disebabkan pentas (skeneri) dan alat
merupakan perwujudan utub dan sebuah naskah pendengar hanya bantu lainnya. Dengan
utuh dari sebuah naskah drama. Karena sasaran mengandalkan kata lain, Ia tidak perlu
drama. Dengan akhir dari sebuah naskah ketajaman telinganya membentuk imaji
demikisn, BND tidak drama untuk dalam menangkap suara audiovisualnya karena
perlu memenuhi semua dipentaskan, maka PD para pemain. semua telah didengamya
tuntutan naskah drama. dan divisualisasikan di
diharapkan dapat Dengan kata lain,
Fokus atau pumpunan memenuhi semua atas panggung.
berdasarkan
perhatian BND, sesuai
tuntutan naskah drama. pendengarannya
dengan namanya, adalah
itu, Ia harus
140 141
140 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 141
membentuk imaji F. Kriteria Pementasan Drama
audiovisual di
Aspek yang Dinilai
dalam benaknya
No Group Pem Penata Penyutra Keutu Jlh Ket
3 Dalam BND persiapan Dalam PD persiapan eran an daraan han
yang dilakukan tidaklah yang dilakukan jauh an artistic
terlalu rumit. Yang perlu lebih rumit. Pemain tidak
diperhatikan adalah hanya harus
pengantar pembacaan, mengandalkan vokalisasi
agar penonoton dapat melainkan juga penataan
membuka imajinasi pentas, keserasian dialog
untuk masuk ke dalam dengan gerak,
naskah drama yang akan kekompakan pemain,
di baca dan irama permainan. Juri,
menghidupkan dialog.
(…………………)
E. Penilaian Ekspresi Drama
Penilaian ekspresi drama dapat dilakukan dengan
menlihat penilaian untuk perlombaan baik itu ekspresi
tulis maupun ekspresi lisan.Berikut ini, format yang bisa
digunakan dalam penilaian ekspresi drama.
Kriteria Penilaian Penulisan Drama
Aspek yang Dinilai
Juri,
(………………..)
142 143
142 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 143
G. Rangkuman
1. Drama adalah salah satu genre sastra yang hidup
dalam dua dunia, yaitu seni sastra dan seni
pertunjukan atau teater.
2. Drama merupakan seni dialog yang dilakonkan di
atas pentas./panggung BAB 9
3. Orang yang menganggap drama sebagai karya
PIDATO
sastra ada juga yang menyebutnya dengan istilah
“sastra lakon’ akan memumpunkan perhatiannya
pada teks drama yang merupakan wujud seni Masih ingat dengan jelas ketika kita bersekolah
bahasa tulis. dulu, dimulai dari duduk di bangku sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas, bahkan ketika kita
menghadiri acara-acara besar seperti seminar ilmiah,
akan ada orang yang menaiki podium sambil
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai
dengan menggunakan pelantang suara. Kegiatan
tersebut dikenal dengan pidato. Pidato merupakan
proses pengungkapan pikiran yang disalurkan melalui
lisan dan ditujukan kepada orang banyak (Widiantara,
2014).
Berdasarkan pandangan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pidato merupakan kegiatan
berbicara yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi kepada publik baik dilakukan dengan cara
apa adanya, tekstual, menghafal, maupun dengan poin
per poin, umumnya pidato disampaikan juru pidato di
atas podium dengan menggunakan pelantang suara.
144 145
144 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 145
A. Jenis-Jenis Pidato 1) Publik memandang pidato yang disampaikan
Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang adalah pidato mentah,
berjudul Retorika Modern (2014:17-19) Berdasarkan 2) Impromtu akan menimbulkan penyampaian yang
teknik waktu persiapaanya, pidato dapat dibagi menjadi terbata-bata dan tidak jarang timbul kesenyapan
empat macam yakni impromtu, manuskrip, memoriter dan karena kita harus berpikir terlebih dulu,
ekstemporer 3) Topik yang disampaikan terkesan semrawut atau
tidak terstuktur, dan 4) memungkinkan terjadinya
1. Pidato Impromtu
demam panggung.
Pidato jenis ini dapat dipandang sebagai pidato
yang dilaksanakan dengan tidak ada persiapan sama 2. Pidato Manuskrip
sekali ketika hendak berpidato. Sebagai contoh, bila
Pidato jenis ini disebut dengan pidato
menghadiri acara arisan, namun dengan tiba-tiba ada
menggunakan naskah. Artinya sebelum berpidato, juru
orang yang menunjukmu untuk menyampaikan pidato
pidato harus menyiapkan naskah pidato sebagai
sementara belum ada persiapan sama sekali.
pedoman ketika berpidato dimulai dari awal hingga
Adanya pidato jenis impromtu tentu memiliki penutupan pidato. Contoh dari pembacaan pidato
keuntungan dan kerugian bagi yang melakukannya, manuskrip ini adalah pidato yang dilakukan oleh
keuntungannya adalah: ilmuan untuk memaparkan hasil penelitiannya, pidato
1) Pidato yang disampaikan lebih mencurahkan dari radio, dan pada umumnya pula pidato formal
pandangan-pandangan pembicara tanpa ada menggunakan pidato manuskrip
keterikatan dengan teks, Walau publik sering beranggapan bahwa pidato
2) Pidato jenis ini merupakan pidato yang dilakukan jenis ini merupakan pidato yang membosankan, namun
dengan penuh spontanitas sehingga apabila terjadi pidato jenis ini juga memiliki keuntungan sebagai
suasana kelakar maka akan terlihat natural, dan berikut:
3) Karena tidak adanya persiapan maka pidato jenis
1) Ketika menulis naskah kita dapat melakukan
impromtu menuntut kita untuk terus beripikir
pemilihan diksi, sehingga meminimalisir
terkait dengan hal-hal apa saja yang akan
terjadinya kesalahan penyampaian pidato,
disampaikan
2) Kefasihan berbicara sangat memungkinkan untuk
Selain memiliki kelebihan, pidato impromtu juga diperoleh juru pidato,
memiliki kekurangan seperti:
146 147
146 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 147
3) Adanya persiapan naskah menghindarkan juru saja naskahnya dalam bentuk garis besar atau poin per
berpidato dari pidato yang semrawut atau tidak poin. Hal itu dijadikan pedoman sebagai juru pidato
tersturktur, serta agar tidak kehilangan arah ketika menyampaikan
4) Naskah pidato dapat diperbanyak pidatonya.
Selain membosankan, pidato jenis inipun memiliki Bagi orang-orang yang sudah mahir dengan pidato
kekurangan sebagai berikut: jenis ini maka akan memperoleh keuntungan sebagai
1) Kesan kaku dari dua belah pihak, ketika berpidato berikut:
juru pidato terpaku pada teks, sedangkan publik 1) Adanya interaksi langsung antara juru pidato
tidak terpaku pada juru pidato, dengan publik, sebab pada pidato ini tidak
2) Minimnya umpan balik yang diperoleh publik, dan terkesan kaku, dan
3) Memerlukan persiapan yang lama. 2) Pesan yang ingin disampaikan lebih fleksibel.
Namun, bagi orang-orang yang masih awam
3. Pidato Memoriter dengan pidato maka pidato jenis ini juga memiliki
Pidato memoriter tak ubahnya seperti pidato ketidakuntungan baginya, seperti:
manuskrip hanya saja dalam pidato memoriter pesan 1) Persiapan tidak matang,
yang ingin disampaikan ditulis lebih singkat dan diingat 2) Pemilihan diksi yang keliru,
kata demi kata. Keuntungan dari pidato jenis ini adalah 3) Acapkali terjadi senyapan dan ketidak fasihan
pemilihan bahasa yang tepat, teks pidato lebih berbicara sebab juru pidato harus dengan segera
terstruktur, dan gestur tubuh juru pidato tidak kaku memikirkan kosa kata yang akan disampaikan,
seperti pidato jenis manuskrip. 4) Pidato yang disampaikan menyimpang dari garis
Kekurangan pidato jenis ini adalah pidato jenis ini besar yang dibuat sangatlah memungkinkan, dan
terkesan kurang spontan, menimbulkan bahaya jika 5) Naskah pada pidato ekstemporer tidak dapat
lupa ingatan, dan juru pidato lebih fokus untuk diterbitkan.
mengingat naskah daripada memperhatikan publik.
4. Pidato Ekstemporer B. Teknik Menulis Pidato
Pidato ekstemporer merupakan pidato yang paling Sebelum berpidato, ada baiknya kita
unggul bila dibandingkan dengan pidato jenis-jenis lain, mempersiapkan diri terlebih dahulu, salah satunya
mengapa demikian? Juru pidato sudah mempersiapkan dengan cara mempersiapkan teks pidato sebaik
naskah yang akan disampaikan ketika berpidato, hanya mungkin. Adapun langkah-langkah dalam teknik
148 149
148 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 149
menulis pidato adalah sebagai berikut: pidato, maka inipun akan berpengaruh negatif pada
pidato yang disampaikan.
1. Memilih topik dan tujuan 2) Topik yang dipilih harus menarik minat juru
pidato
Sebelum menulis naskah pidato, maka kita harus
jeli terhadap pidato yang akan disampaikan. Jeli dalam Sebagai contoh bila juru pidato pernah mengalami
artian kita harus mampu menempatkan pidato di kejadian buruk seperti kerampokan, maka pidato yang
situasinya, bila topik yang dibicarakan adalah sumpah disampaikanpun akan tegas seperti menentang
pemuda dengan tujuan membangkitkan jiwa anak-anak perampok.
muda, tentu saja kita harus mengangkat topik seputar 3) Topik harus menarik minat publik
sumpah pemuda dan gambaran pemuda dewasa ini, Pada tahapan ini kita memerlukan riset kecil
bukan berbicara di luar dari konteks tersebut. terhadap audiens, bila audiens anak-anak maka kita
Topik dalam pidato dapat diperoleh melalui sampaikan topik yang sesuai dengan umur mereka, bila
sumber-sumber sebagai berikut: 1) pengalaman pribadi, audiens berjenis kelamin laki-laki maka topik yang
2) bakat, hobby, dan keterampilan, 3) pengalaman kerja dipilih harus menarik minat laki-laki, dan bila audiens
ataupun profesi maupun pengalaman hidup, 4) berlatar belakang politik maka diperlukan topik yang
pelajaran di sekolah maupun di universitas, 5) opini, 6) berkatian dengan politk. Dengan begitu audiens atau
pembicaraan terhangat di lingkungan masyarakat, 7) publik akan lebih memerhatikan juru pidato.
Agama, pendidikan, permasalahan masyarakat, dan
permasalahan individu, 8) Tokoh-tokoh, 9) Hari besar,
2. Menentukan judul
dan 10) minat khalayak
Setelah selesai memilih topik maka langkah
Topik pidato yang baik harus memiliki kriteria
selanjutnya yang harus diperhatikan bila hendak
sebagai berikut:
menulis naskah pidato adalah menentukan judul. Judul
1) Linier dengan disiplin ilmu juru pidato yang ditentukan harus mengarah pada audiens atau
Ada baiknya jika berpidato sejalan dengan disiplin publik, dengan catatan judul harus berkorelasi dengan
ilmu pengetahuan. Hal ini saling berkorelasi, semakin peristiwa-peristiwa yang terjadi, judul harus
dalam pengetahuan juru pidato terhadap topik yang menimbulkan kesan penasan dan rasa keingintahuan
disampaikan maka ini turut mendukung juru pidato. publik atau audiens pada topik yang disampaikan, serta
Sebaliknya, jika topik yang disampaikan oleh juru singkat agar mudah diingat.
pidato tidak linier dengan ilmu yang dimiliki oleh juru
150 151
150 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 151
3. Menentukan tujuan C. Stuktur Teks Pidato
Secara garis besar ada dua tujuan berpidato, tujuan Naskah pidato yang dihasilkan tentu harus
pertama adalah tujuan umum yakni menyampaikan berprinsip pads struktur teks pidato. Secara garis besar,
informasi kepada publik, dan tujuan khususnya struktur teks pidato terdiri dari:
diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pembuka Pidato
1) Pidato informatif, yang bertujuan untuk Pembukaan pada pidato diawali dengan:
menambah ilmu, pengetahuan, atau wawasan
1) Salam pembuka, Contoh salam pembuka:
pendengar. Contoh: pidato mengenai sejarah
Assalamu’alaikum Wr. Wb, Selamat pagi, selamat
kemerdekaan indonesia, yang disampaikan oleh
siang, selamat sore, selamat malam, salam
sejarawan kepada siswa-siswa di sekolah
sejahtera.
menengah atas
2) Sapaan atau ucapan penghormatan pada tamu-
2) Pidato persuatif, tentunya pidato ini bertujuan
tamu kehormatan, contoh sapaan: Yang Saya
untuk mengajak orang-orang untuk melakukan
hormati, Bapak Rektor Universitas
sesuatu. Contoh: pidato mengenai reboisasi atau
Muhammadiyah Sumatera Utara beserta
penghijauan ulang hutan gundul.
jajarannya.
3) Pidato rekreatif, adalah pidato yang bertujuan
3) Ucapan syukur, contohnya: Puji dan syukur kita
untuk menghibur pendengar. Pidato ini adalah
panjatkan atas kehadian Allah SWT, Tuhan yang
pidato yang paling sukar, sebab tidak semua
Maha Esa karena berkat rahmad, hidayah, dan
audiens memiliki selera humor yang sama.
karunia-Nya kita dapat berkumpul di ruangan ini.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi
4. Mengembangkan bahasan
Allah Muhammad SAW, semoga kelak kita
Ketika topik sudah selesai ditentukan, maka mendapatkan syafaatnya di hari akhir.
langkah selanjutnya adalah mengembangkan topik 2. Isi Pidato
bahasan guna menunjang pidato yang akan
Isi pidato merupakan poin penting dalam
disampaikan. Pengembangan topik bahasan dapat
penyampaian pidato, karena pada bagian inilah
dilakukan dengan menggunakan teknik penjelasan,
informasi akan diterima oleh pendengar.
analogi, contoh, testimoni, statistik dan pengulangan
yang saling berotasi satu dengan yang lainnya. 3. Penutup Pidato
Setelah menyampaikan seluruh pidato, maka hal
terakhir yang dilakukan oleh juru pidato adalah
152 153
152 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 153
menutup pidatonya, pada bagian ini juru pidato akan E. Penilaian Pidato
menyampaikan simpulan dari pidato yang telah 1. Penilaian Teks Pidato
dibawakannya dan kadangkala juru pidato turut
Teks pidato yang dilombakan dapat dinilai melalui
memberikan kritik maupun saran kepada pendengar.
unsur-unsur berikut:
Kemudian, di bagian ini pula juru pidato meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penyampaian pidato dan
diakhiri dengan salam penutup sebagai pertanda Kriteria Penilaian Teks Pidato
usainya penyampaian pidato. No Aspek yang dinilai Keterangan Skor
dan bobotnya Penlianan
1. Relevansi dengan Topik pidato
D. Teknik Membaca Pidato Tema (20%) mengacu pada tema
Setelah memahami teknik penulisan pidato: yang ditentukan
2. Orisinalitas dan Mampu
1. Kuasai pidato dengan percaya diri, salah satu Kebaruan Gagasan memberikan
metode yang dapat meningkatkan kepercayaan (30%) gagasan/solusi atas
permasalahan yang
diri adalah sering berbicara di depan cermin
diangkat
2. Pakaian yang digunakan ketika membawakan
3. Argumentasi (40%) Keruntutan dan
pidato harus rapi, sebab penampilan adalah salah ketajaman
satu daya tarik pendengar untuk menyimak pidato Argumentasi yang
disampaikan
yang akan disampaikan
4. Penilaian (10%) Kerapian pengetikan
3. Amati audiens yang hadir
dan penulisan
4. Menggunakan bahasa yang baik bahasa yang sesuai
5. Penyampaian pidato harus memperhatikan dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa
volume suara, kejelasan artikulasi, ketepatan Indonesia
intonasi, ketepatan pemilihan diksi, ekspresi dan Juri
gestur tubuh yang tidak berlebihan, serta tidak
terpaku dengan teks
(……………..)
6. Membuat simpulan terhadap pidato yang telah
disampaikan
7. Menutup pidato dengan elegan
154 155
154 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 155
2. Penilaian Pembacaan Teks Pidato F. Rangkuman
Tabel di bawah ini merupakan tabel penilaian 1. Pidato adalah kegiatan berbicara yang bertujuan
pembacaan teks pidato dalam perlombaan: untuk menyampaikan informasi kepada publik
baik dilakukan dengan cara apa adanya, tekstual,
Kriteria Penilaian Pembacaan Teks Pidato
menghafal, maupun dengan poin per poin
No Aspek yang Keterangan Skor
2. Untuk menulis pidato diperlukan penguasaan
dinilai dan Penlianan
bobotnya
pada teknik-teknik menulis pidato
1. Subtansi (20%) Penguasaan pada materi 3. untuk membaca teks pidato maka diperlukan
pidato keyakinan yang kokoh dan penguasaan pada
2. Improvisasi Kecermatan memilih kata subtansi materi yang disampaikan.
(20%) dan ketepatan durasi
menyampaikan pidato (7-
10 menit) serta keindahan
berbahasa yang
digunakan dalam pidato
3. Artikulasi dan Ketepatan dan kelancaran
Tempo (20%) juru pidato dalam
mengucapkan kata demi
kata sehingga isi pidato
tersampaikan dengan baik
4. Intonasi (20%) Ketepatan juru pidato
mengatur tinggi
rendahnya suara dan
penguasaan pelantang
suara
5. Gesture (20%) Kemahiran menampilkan
mimik wajah dan gerak
tubuh
Juri
(……………..)
156 157
156 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 157
BAB 10
KARYA TULIS ILMIAH
160 161
160 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 161
Penulisan karya tulis ilmiah juga harus Bandung:Alfabeta
mencantumkan daftar pustaka, hal ini bertujuan untuk 2. ------- 2018b. Metode Penelitian Kualitatif.
menghindarkan peneliti dari tindak plagiarisme. Daftar Bandung:Alfabeta
pustaka berisi sumber-sumber teori yang dikutip oleh 3. ------- 2016. Metode Penelitian Kuantitatif.
peneliti dalam melakukan penelitian/penulisan karya Bandung:Alfabeta
tulis ilmiah. Ada beberapa kaidah penulisan daftar
pustaka menurut Sitepu, dkk (2019:106-112): 2) Artikel
1) Buku Ada beberapa ketentuan daftar pustaka yang
Penulisan daftar pustaka yang bersumber dari bersumber dari artikel, yakni sebagai berikut:
buku sebagai berikut: 1. Nama penulis artike ditulis di depan diikuti tahun
a) Jika nama penulis terdiri dari dua suku kata, maka penerbitan
nama akhir dituliskan terlebih dahulu dengan 2. Judul artikel tanpa garis miring atau garis bawah
diikuti tanda koma lalu penulisan nama akhir yang 3. Nama editor ditulis seperti biasa namun diberi
disertai dengan tanda titik. Misalnya: keterangan Ed dengan ketentuan editornya hanya
satu orang dan jika terdapat dua editor maka harus
1. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian.
ditulis dengan Eds
Jakarta: Rineka Cipta.
4. Judul kumpulan buku ditulis dengan huruf
2. Nazir, Mohammad. 2014. Metode Penelitian. dengan huruf miring dan nomor halaman
Bogor: Ghalia Indonesia disebutkan dalam tanda kurung
b) Jika mengutip beberapa buku yang tahun terbitnya 5. Judul artikel ditulis dengan huruf kecil kecuali kata
sama, ditulis oleh orang yang sama pula, maka pertama di huruf pertama
tahun penulisannya dalam daftar pustaka diikuti 6. Judul buku ditulis dengan kapital dan tanpa
dengan huruf a, b, c, dan d… yang ditentukan kapital, Misalnya:
berdasarkan huruf abjad ataupun kronologis buku Solikhan, Umar. 2013. Bahasa Indonesia dalam
tersebut dan didahului oleh tanda garis sepanjang Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkal
tujuh ketukan dan jika hanya nama pelulisnya Pinang dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan
sama, tahun terbitnya berbeda, maka hanya Sastra Volume 1 (hlm: 123-129) Pangkalpinang: Kantor
memakai tanda garis sepanjang tujuh ketukan. Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian
Misalnya: Pendidikan dan Kebudayaan.
1. Sugiyono. 2018a. Metode Penelitian Pendidikan.
162 163
162 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 163
4) Internet dan sumber lainnya
3) Jurnal, majalah/koran Berikut adalah beberapa ketentuan penulisan
Berikut adalah ketentuan penulisan daftar pustaka daftar pustaka yang bersumber dari internet:
yang bersumber dari jurnal: 1. Nama penulis pada artikel di situs internet
1. Nama Penulis dan Tahun terbit 2. Tahun artikel tersebut dimuat
2. Judul artikel tanpa huruf besar kecuali kata 3. Judul artikel tidak menggunakan huruf kapital
pertama di huruf pertama dan tanpa huruf miring hanya saja menggunakan tanda petik
3. Nama jurnal ditulis dengan huruf miring 4. URL di situs internet harus disertakan
4. Tahun ke berapa, nomor, dan nomor halaman, 5. Waktu Pengambilan juga harus dicantumkan
Misalnya: secara lengkap. Misalnya:
Fernandez, Dominikus Yoshepus dan Mukhlis. Reza dan Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak
2018. “Analisis kesalahan berbahasa dalam rubrik Mematikan Pemanasa Global”.
“fokus” majalah pendapa taman siswa.” Jurnal Cakara II http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-
(2) : 34-51 dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses
pada 10 Desember 2020 pukul 14.00.
Berikut adalah beberapa ketentuan penulisan
daftar pustaka yang bersumber dari koran atau:
3. Penggunaan bahasa
1. Nama penulis diikuti tahun, tanggal dan bulan
Bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah
2. Judul artikel ditulis dengan tidak menggunakan
harus sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
huruf miring (Italic) dan ditulis dengan huruf tidak
Indonesia (PUEBI) dan menggunakan ragam bahasa
kapital terkecuali pada kata pertama di huruf
baku, hal ini tercermin dari diksi atau pemilihan kata
pertama
yang efektif dengan struktur yang baku.
3. Nama majalah atau koran ditulis dengan huruf
kecil kecuali pada kata pertama di huruf pertama
4. Nomor halaman, misalnya:
Tabah, Anton. 1984, 01 September. Polwan
semakin efektif dalam penegakan hukum. Sinar
harapan hlm. 5
164 165
164 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 165
C. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah 4. Disertasi
Ada beberapa jenis karya tulis ilmiah pada Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang
umumnya sebagai berikut: diajukan untuk memperoleh gelar doktor. Disertasi
dibuat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi
maupun tesis karena data yang diperoleh peneliti dari
1. Makalah
tiga sumber yakni penelitian lapangan, laboratorium
Baik siswa maupun mahasiswa pasti akrab dengan dan diperkuat dengan studi pustaka.
kata ‘Makalah’. Makalah merupakan karya ilmiah yang
menjajikan permasalahan dan diselesaikan melalui
berbagai macam data yang ada di lapangan. Makalah 5. Artikel ilmiah
harus bersifat objektif dan emipiris sehingga dapat Merupakan karya tulis yang dapat dikonsep untuk
dipertanggungjawabkan ketika dipersentasikan di dapat dimuat ke dalam jurnal. Secara umum, artikel
hadapan audiens. ilmiah terbagi menjadi dua yakni artikel ilmiah
penelitian dan artikel ilmiah nonpenelitian.
2. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh
mahasiswa tingkat akhir untuk memperoleh gelar
sarjana (S1). Skripsi dituliskan mengacu pada observasi
lapangan, studi kasus, penelitian ataupun studi pustaka
dengan didukung dengan beberapa teori yang relevan.
3. Tesis
Tesis merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh
mahasiswa untuk memperoleh gelar magister atau
pascasarjana (S2). Tesis lebih bersifat mendalam
dibandingkan dengan skripsi. Tesis menekankan pada
penelitian yang dilakukan individu yang bersangkutan.
166 167
166 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 167
D. Rangkuman
1. Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang
ditulis dengan menggunakan langkah kerja ilmiah
serta dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya
2. Karya tulis ilmiah dapat dibedakan seperti
makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel ilmiah
BAB 11
PEWARA
A. Hakikat Pewara
Pernahkah Anda mengunjungi acara-acara seperti
Seminar Nasional? Jika pernah, tentunya Anda akan
melihat satu atau beberapa orang dengan penampilan
rapi berdiri sambil memegang pelantang suara dan
secarik kertas di tangannya. Kemudian, mereka
berbicara mengenai struktur acara yang dimulai dari
pembukaan, kata sambutan, hingga prosesi penutupan
acara. Pekerjaan itu dinamakan sebagai pewara
Pewara atau pembawa acara orang-orang akrab
dengan Master of Ceremony (MC) merupakan orang yang
bertugas sebagai nahkoda di suatu acara baik
pertunjukan, hiburan, pernikahan, wisuda, seminar
nasional dan acara-acara lainnya. Pembawa acara pada
umumnya membaca naskah yang telah dikonsep
sebelum acara berlangsung.
168 169
168 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 169
B. Jenis-Jenis Pewara a. Acara Resmi di dalam Ruangan
Menurut Arief (2001:82-83) mengklasifikasikan Pewara resmi di dalam ruangan ini merupakan
pewara berdasarkan profesi sebagai berikut: pewara yang terkesan kaku sebab harus tunduk pada
1. Jika acara yang dibawakan pewara bersifat resmi beberapa aturan, misalnya tidak boleh bergerak
atau seremonial maka pewara disebut MC berlebihan, harus terkesan anggun dan berwibawa,
memperhatikan cara duduk dan berdiri yang tidak
2. Kalau pewara menyuguhkan acara hiburan
semberono, pandangan tidak boleh liar hal ini tidak bisa
dinamakan EM
dilepaskan dari kekhidmatan acara yang
3. Jika acara yang dibawakan membawakan produk dilangsungkan. Kemudian pewawa di acara ini harus
dagangan, dinakan dengan CM mempertimbangkan baju yang sesuai untuk tema acara.
4. Kalau pewara memimpin acara kuis maka Contoh acara ini adalah: Pembukaan/peresmian
pewaranya disebut QM gedung, acara wisuda, diesnatalis, pelantikan, dan
acara-acara sejenisnya.
Selain itu Arief (2003:170-171) membagi pewara
sebagai berikut:
b. Acara Remi di lapangan
174 175
174 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 175
BAB 12
KLIPING
A. Hakikat Kliping
Dulu, kita sering ditugaskan oleh guru-guru kita
untuk membuat kliping dengan cara memotong-motong
kertas koran, menempelkannya di kertas atau media
lainnya, dibubuhi keterangan, berkreasi dengan segala
kreativitas yang kita miliki dan dijilid
Kliping yang dibuat bertujuan untuk
menggabungkan atau memadukan informasi yang
berbeda dengan topik atau tema yang sama untuk
dilaporkan kembali. Sumber-sumber informasi tersebut
bisa kita peroleh dari mana saja baik dari surat kabar,
majalah, maupun dokumentasi foto pribadi.
B. Sistematika Kliping
Kliping yang baik bukanlah hanya sekadar
menggabungkan informasi untuk dilaporkan kembali,
lebih dari itu ada sistematika yang harus dipedomani
dalam pembuatan kliping. Berikut adalah sistematika
pembuatan kliping:
176 177
178 179
178 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 179
D. Rangkuman
1. Kliping merupakan kegiatan memotong dan
menempel dengan tujuan untuk menyampaikan
informasi kembali kepada publik
2. Kliping harus sesuai dengan tema yang diangkat
3. Pembuatan kliping memerlukan kreativitas
dengan memerhatikan sistematika pembuatan DAFTAR PUSTAKA
kliping
Asmoro Achmadi. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Effendi, S. 2004. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Fadilla, Mira. 2019. Seni Debat dan Negosiasi.
Yogyakarta:Araska.
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Subani. 2008.
Filsafat Umum; dari Metologi Teofilosifi.
Bandung: Pustaka Setia.
Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat Pendidikan:
Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2013. Filsafat: Pendidikan
Teknologi, Vokasi, dan Kejuruan. Cetakan
Pertama. Bandung: Alfabeta.
Komar, Oong. 2006. Filsafat Pendidikan Nonformal. Edisi
Pertama. Bandung: Pustaka Setia.
180 181
180 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 181
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: GRAHALIA Rosdakarya.
INDONESIA Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu
Rakhmat, Jalaluddin. 2014. Retorika Modern Pendekatan Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Praktis. Bandung: PT REMAJA Uno, Hamzah B dan Nina Lamatenggo. 2016. Landasan
ROSDAKARYA. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Poedjawijatna, I.R. 2004. Tahu dan Pengetahuan: Pengantar Waluyo, J. Herman. 2005. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan
ke Ilmu dan Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta. Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Sayuti, Suminto A. 2000. Semerbak Sajak. Yogyakarta: Utama.
Gama Media Widatim Sri, dkk. 1999. Sanggar Sastra Modern di Jawa
Sedyawati, Edi dkk.Ed. 2004.Sastra Melayu Lintas Daerah. Tengah dan DIY. Yogyakarta: Depdikbud.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
Sitepu, Tepu, dkk. 2019. Menulis Kritis dan Ilmiah. Medan:
UISU PRESS
Suryaman, Maman. 2005. Unsur Bentuk dan Makna Puisi.
Yogyakarta: FBS UNY.
Suseno, Magnis F.1995. Filsafat sebagai Ilmu Kritis.
Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
____________. 2008. Filsafat Pendidikan Islami: Integrasi
Jasmani, Rohani, Kalbu Memanusiakan Manusia.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
____________. 2015. Filsafat Umum; Akal dan Hati Sejak
Thales Sampai Capra. Bandung: Remaja
182 183
182 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 183
GLOSARIUM
Eksotis : Bergaya asing; luar hiasa; istimewa; Irama : Ukuran waktu atau tempo
aneh; ganjil Jamak : Lazim; tidak aneh; lumrah; wajar
Emosi : Keadaan dan reaksi psikologis dan Jeli : Awas; tajam (tentang pengelihatan)
fisiologis; keberanian yang bersifat Juri : Orang yang menilai salah satu atau
subjektif benar di pengadilan
Etika : Ilmu tentang apa yang baik dan apa Jurnal : Majalah khusus yang memuat artikel
yang buruk dan tentang hak dan dalam bidang ilmu tertentu
kewajiban moral (akhlak)
Jurnalistik : Yang menyangkut kewartawanan dan
Fiksi : Cerita rekaan (roman, novel, dan persuratkabaran
sebagainya)
Karakter : Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
Gerakan : Perbuatan atau keadaan bergerak pekerti yang membedakan seseorang
Hakikat : Inti sari atau dasar dari yang lain; tabiat; watak
Harmoni : Pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan Karikatur : Gambar olok-olok yang mengandung
minat pesan, sindiran, dan sebagainya
186 187
186 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 187
Karya : Pekerjaan Manuskrip : Naskah, baik tulisan tangan maupun
Kerja : Kegiatan melakukan sesuatu; yang ketikan
dilakukan (diperbuat) Media : Alat
Klimaks : Kejadian atau adegan yang paling Natural : Bersifat alam; alamiyah
menarik atau penting Netral : Tidak berpihak
Komunikasi : Perhubungan Objektif : Mengenai keadaan yang sebenarnya
Konflik : Percekcokan; perselisihan; pertentangan tanpa dipengaruhi pendapat atau
Konklusi : Simpulan pandangan pribadi
Kritis : Bersifat tidak lekas percaya Personal : Bersifat pribadi atau perorangan
Kuantitatif : Berdasarkan jumlah atau banyaknya Prasangka : Pendapat yang kurang baik mengenai
sesuatu sebelum mengetahui
Lemah : Tidak kuat; kurang berdasar
Pro : Setuju
Mahkota : Sesuatu yang dicintai
Produktif : Bersifat atau mampu menghasilkan
Majalah : Terbitan berkala yang berisi tulisan
jurnalistik Prosa : Karangan bebas
Mantra : Susunan kata berunsur puisi )seperti Prosedur : Tahap kegiatan untuk menyelesaikan
rima, irama) yang dianggap suatu aktifitas
mengandung kekuatan gaib Puisi : Sajak
188 189
188 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 189
Pustaka : Kitab; Buku sebagainya)
Repoter : Orang yang bekerja sebagai pelapor Waktu : Lamanya (saat yang tertentu)
berita Yakin : Percaya (tahu, mengerti); sungguh-
Reseptif : Mau (dapat) menerima sungguh
Rubrik : Kepala karangan (ruang tetap) dalam Zat : Yang menyebabkan sesuatu menjadi
surat kabar, majalah, dsb ada
Samar : Kabur; tidak kelihatan nyata
Seni : Keahlian membuat karya yang bermutu
Senyawa : Padu benar; sudah jadi satu zat
Sepadan : Mempunyai nilai (ukuran, arti, efek,
dsb) yang sama
Sistematika : Pengetahuan mengenai klasifikasi
Sketsa : Lukisan cepat
Skripsi : Karangan ilmiah yang wajib ditulis
mahasiswa untuk persyaratan akhir
akademisnya
Sosial : Berkenaan dengan masyarakat
Studio : Ruangan yang dipakai untuk
menyiarkan acara radio atau televisi
Syair : Sajak; puisi
Tempo : Waktu; masa
Tesis : Karya ilmiah yang ditulis untuk
mendapat gelar di suatu universitas
Unsur : Kelompok kecil (dari kelompok yang
lebih besar)
Vital : Sangat pentng (untuk kehidupan dan
190 191
190 PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN SANGGAR BAHASA DAN SASTRA 191