DOSEN PENGAMPU :
MEGASARI MARTIN,S,S.M,Pd
Disusun Oleh :
M.ABDU EL MATTINI
Assalamu’alaikum wr wb
Bismillahirohmanirohim…
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua Dan tidak lupa pula Shalawat beserta salam
kita panjatkan kepada nabi Muhammad SAW Yang telah membawa umatnya dari zaman
Dan tidak lupa pula kita ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah kesusastraan yang telah membantu dan membimbing kita dalam menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya untuk itu, Saya mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca makalah ini supaya makalah ini nanti dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi, Apabila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf
sebelumnya.
Wassalamu’alaikum wr wb
Ilmu sastra merupakan ilmu yang menyelidiki tentang karya sastra secara ilmiah
dengan berbagai gejala dan masalah sastra. Sedangkan sastra adalah suatu bentuk dan
hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan
Mursal Esten
sastra adalah pengungkapan dari fakta artistic, dan imajinatif sebagai manifestasi
kehidupan manusia dan masyarahat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan
Terry Eagleton
Sastra meruakan karya tulisan indah yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa
yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, di pajang pendekan dan diputar balikan, dijadikan
Atar Semi
Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
Sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan
Ahmad Badrun
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan simbol-simbol lain
Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi
kehidupannya maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menampung ide, teori
atau system berpikir manusia sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu
B. HAKIKAT SASTRA
Pada dasarnya kata sastra dalam ungkapan di atas bukanlah sastra sebagaimana
dipahami rata-rata ahli sastra. Hal itu lebih disebabkan karena sastra menurut mereka
adalah suatu keindahan (sastra adalah karya yang indah ) tanpa defenisi yang jelas
tentang keindahan itu sendiri. Disamping itu, barangkali, juga karena pernah muncul
berbagai aliran dalam perkembangan seni pada suatu zaman tertentu dan mereka
Sampai sekarang belum ada satu orang pun yang mampu membuat defenisi sastra
yang final, dalam arti suatu defenisi yang tidak terbantah. Defenisi yang ada selalu
dipertanyakan kebenarannya, atau bahkan disanggah. Sudah banyak ahli yang mencoba
membuat defenisi sastra, tetapi semuanya memperlihatkan kelemahan sehingga ada saja
yang membantah meragukan, dan mempertanyakan ketepatannya. Menurut Teeuw (1984 :
21-2 ), disebabkan oleh penekanan pada satu atau beberapa aspek saja, atau hanya
berlaku untuk sastra tertentu, atau malah yang sebaliknya terjadi, yaitu batasan yang
mereka buat ternyata terlalu luas dan longgar sehingga melingkupi hal-hal yang jelas
bukan sastra.
teori structural seperti kaum formalis di rusia maka pengertian sastra dibuat berdasarkan
pemakaian bahasa yang khas. Salah satu fungsi bahasa menurut Roman Jakobson (Teeuw,
1984:53 ) adalah fungsi puitik atau penggunaan bahasa dalam karya sastra. Fungsi puitik
bahasa adalah pemakaian bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa biasa. Bagi kaum
formalis, sifat kesastraan ‘literariness’ muncul apabila bahasa biasa disulap atau diubah
atau tahyul, ilmu jiwa atau ilmu social, tetapi merupakan pemakaian bahasa yang
mempunyai peraturan khusus baik dari segi struktur maupun segi yang lainnya . Karya
sastra bukanlah alat untuk menyampaikan ide-ide refleksi kenyataan yang terdapat dalam
masyarakat atau jelmaan dari nilai-nilai kebenaran yang sukar untuk dipahami. Karya
sastra adalah kenyataan itu sendiri dan keliru jika melihatnya sebagai ekspresi
penulisannya.
inti dari kesusastraan. Adanya keganjilan tersebut menyebabkan berbedanya penafsiran tiap
orang terhadap sastra. Namun perbedaan-perbedaan itu juga merupakan gejala yang sering
keadaan dari pada keadaan itu sendiri. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
kesusastraan merupakan bahasa yang mengacu pada dirinya sendiri ( metasatra ). Akan
tetapi dari sisi lain, kesusastraan yang tidak mengandung isi ( meskipun hal ini sulit
untuk dikatakan ada ) sering dianggap sebagai karya yang tidak bernilai.
C. FUNGSI SASTRA
keindahan, moral, dan religious. Karya ini tidak hanya memberikan perasaan senang
kepada pembaca namun memberikan pendidikan juga melalui nilai ekstrinsik yang
terpandang di dalamnya.
Karya sastra dapat menghibur pembacanya. Menimbulkan tawa dalam cerita yang
seseorang.
terhadap isi dan bentuk dasarnya. Sehingga dapat memberikan informasi, pengetahuan,
Ex : puisi. Karyanya hanya dapat memberikan keindahan atau nilai estetis yang
disampaikan oleh penulisnya. Sehingga keindahan atau gagasan pemikiranya yang kreatif
Fungsi Sosial
Sastra dapat menggugah pembacanya untuk menjadi lebih sadar terhadap isu-isu
social yang terjadi didunia melalui perumpamaan atau cerminan realita tulisan ini juga
dapat mengkritik tanpa main hakim sendiri, karena tidak mengarahkannya langsung pada
Fungsi Sejarah
Sejarah sudah terlalu sering ditunggangi oleh kepentingan dari pihak yang
diunggulkan pada masanya. Sehingga sejarah dapat menjadi sangat tidak objectif dan
memihak. Sastra dapat menjadi saksi bisu sekaligus pengomentar terhadap peristiwa-
D. GENRE SASTRA
lebih dekat kepada pemaparan. Sebuah pemaparan dikatakan karya sastra prosa jika
rangkaian kalimat yang membentuk wacana, tidak dalam bentuk bait dan baris dan
juga tidak sekedar dialog demi dialog. Ciri-ciri sebuah paragraf melekat erat dalam
karya sastra prosa, baik bentuk permukaan maupun aspek koherensi dan kohesinya.
Deretan peristiwa akan membentuk plot dan selanjutnya akan membentuk sebuah
cerita.
Kedua, peristiwa menghendaki adanya tokoh. Tokoh adalah maujud kehidupan yang
Ketiga, deretan peristiwa dan tokoh itu adalah peristiwa dan tokoh fiktif. Aspek inilah
yang paling mendasar dalam karya sastra prosa sehingga karya sastra berbentuk prosa
Pada dasarnya puisi bukanlah sebuah jenis karya sastra karena di dalam prosa dan
Puisi itu bukan susunan kata-kata yang membentuk baris dan bait, tetapi sesuatu
yang terkandung di dalam kata, baris, dan bait itu. Tegasnya, puisi adalah keindahan dan
pertentangkan dengan prosa yang terdiri atas kata-kata yang membentuk baris dan bait.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sajak sekaligus adalah puisi yang merupakan efek
penyusunan kata-kata, sementara prosa tidak demikian tetapi mungkin mengandung puisi.
Berbagai cara telah digunakan para ahli sastra untuk membuat batasan sajak.
Definisi lama membatasi sajak sebagai karangan terikat oleh bait dan baris serta oleh
rima dan irama. Berikut ini akan di kemukakan ciri-ciri yang menyebabkan sebuah
Pertama, unsur formal sajak adalah bahasa yang tersusun dalam bait dan baris.
Namun demikian, perkembangan mutakhir memperlihatkan bahwa bait dan baris tidak
lagi menentukan.
Kedua, kata-kata dalam sajak lebih terikat kepada struktur ritmik sebuah baris
daripada kepada struktur sintatik sebuah kalimat. Oleh sebab itu akan sering sekali di
Ketiga, berbeda dengan karya sastra berbentuk prosa, pertama-tama, sajak bukan
merupakan suatu deretan peristiwa, tidak bercerita, dan tentunya tidak mempunyai plot,
Keempat, bahasa dalam sajak cenderung kepada kiasan. Aspek ini merupakan ciri yang
menonjol dalam sajak. Hampir tidak ada sajak yang mengandung kiasan, apakah itu
Kelima, pada akhirnya yang menentukan bahwa sebuah karya sastra disebut sebuah
sajak adalah karena kita membacanya sebagai sajak. Setiap pembaca memunyai
harapan dari teks yang dihadapinya agar teks itu memberikan sesuatu sebagaimana
Pertama, yang menentukan bahwa sebuah karya sastra disebut drama adalah dialog.
Teks drama terdiri atas dialog antartokoh. Deretan peristiwa yang membentuk plot
terjadi akibat dialog-dialog yang sekurang-kurangnya terjadi antara dua tokoh. Dalam
karya sastra berbentuk prosa juga terdapat dialog, namun dialog itu terdapat didalam
narasi. Apabila teks tersebut terdapat didalam narasi maka teks tersebut digolongkan
kedalam prosa, sedangkan apabila cerita terjadi karena dialog maka teks itu
melainkan untuk pementasan. Oleh sebab itu di dalamnya juga diterangkan secara jelas
peralatan apa yang diperlukan. Artinya, sebuah teks drama seharusnya memiliki syarat-
syarat teatrikal.
Ketiga, kalau sastra berbentuk prosa menceritakan suatu kejadian, maka drama atau
sehari-hari/modern. Pembedaan ini ditandai oleh setting dan pemakaian bahasanya. Drama
kisah dewa-dewi, keluarga raja, dan sebagainya, drama modern mengambil setting
masyarakat modern baik keluarga maupun masyarakat luas. Drama klasik diungkapkan
dengan bahasa puitis, kalimat-kalimat berirama yang tidak digunakan dalam kehidupan
Dalam pengucapannya, dalam drama klasik, biasanya tidak terjadi tabrakan dialog.
Tokoh berdialog secara bergantian, tidak terjadi rebutan bicara, saling mendahului. Dialog
terjadi secara bergantian dengan teratur. Dalam drama modern, sesuai dengan situasi
Begitulah penjenisan karya sastra. Pada dasarnya dasar pembagian ini bertitik tolak
dari konvensi sastra itu sendiri: konvensi naratif, konvensi sajak, dan konvensi drama.
BAB II
PROSA
A. PENGERTIAN PROSA
Prosa adalah bentuk karangan fiksi yang bersifat menerangkan secara panjang lebar
mengenai suatu masalah terhadap suatu hal atau peristiwa lain sebagainya. Prosa berasal
dari bahasa latin “prose” yang berarti terus terang. Prosa ini biasa digunakan untuk
dengan menguraikan seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat
Aminuddin, mengatakan prosa fiksi merupakan kisahan atau ceritera yang diembun
Henry Guntur Tarigan, mengatakan bahwa prosa adalah karya sastra fiksi dalam
Menurut Teeuw, mengatakan prosa adalah suatu bentuk fiksi yang mencoba yang
Herman S. Waluyo, mengatakan fiksi adalah karya sastra dibagi menjadi 3 bagian
B. JENIS PROSA
Prosa lama awalnya disampaikan melalui lisan. Setelah islam masuk, prosa
Hikayat yaitu karya sastra yang terpengaruh budaya arab dan india.
Biasa prosa jenis ini menceritakan tentang kisah epic. Tokohnya di ambil dari
legenda dan sejarah yang ada di masyarakat. Namun ditambahkan bumbu berupa
dari raja-raja dalam sejarah kerajaan yang pernah ada biasanya di tulis berdasarkan
Kisah yaitu prosa lama yang ditulis berdasarkan kisah perjalanan atau pelajaran.
adalah seorang pelayar atau perantau. Bkisah pelayar biasanya menarik bahkan
tokohnya juga tokoh khayalan. bisa manusia, hewan, tumbuhan bahkan benda mati.
Cerita berbingkai yaitu prosa lama yang menceritakan sebuah cerita dalam cerita.
Ceritanya dituturkan oleh tokoh dalam cerita tersebut. Tokohnya biasanya petualang
atau musafik. Dia lalu bertemu orang dan mengisahkan apa yang di alaminya.
2) Prosa Baru, Yaitu karya sastra yang sedah mengalami pengaruh kebudayaan dan
kesusastraan barat. Prosa baru biasanya berbentuk tulisan, karena budaya barat
Roman, Yaitu karya sastra yang menceritakan kisah tokoh utama dari lahir sampai
mati. Biasanya roman berkisah tentang kebangsawanan dan kerajaan .tokohnya bisa
Novel, Yaitu prosa baru yang paling banyak ditulis bahkan sampai saat ini.
beberapa genre novel. Biasanya di tulis dalam bentuk cerita utuh atau berseri.
Cerpen, Yaitu prosa baru yang lebih pendek dari novel. Meskipun begitu unsur
Ceritanya disampaikan secara singkat, padat dan kurun waktu yang sebentar. Bisa
dibilang sebagai secuil cerita paling menarik dari sang tokoh. Cerpen biasanya
dinikmati dalam bentuk tulisan. Namun ada juga yang disampaikan secara lisan
melalui radio-radio.
Sedangkan Otobiografi merupakan riwayat sang tokoh yang ditulis orang lain.
Ceritanya berdasarkan fakta dan kronologi hidup hingga wafatnya sang tokoh.
dihadapi. Tujuan utamanya adalah sebagai kenangan dan motivasi bagi pembaca.
Kritik, Yaitu isinya adalah fakta yang ditemukan dalam sebuah hasil karya
Kritik yang dimaksud disini adalah kritik yang membangun Sifatnya menilai
sesuatu berdasarkan kriteria dan patokan yang sudah ada. Sehingga dapat bernilai
Resensi, Yaitu paparan, ulasan, dan juga gambaran terhadap sebuah karya.
juga berisi pesan dan kesan dari sipenulis untuk sipembuat karya tersebut. Selain
itu juga terdapat kesimpulan di akhir tulisan. Jika menarik akan disarankan orang
lain menikmatinya. Jika tidak menarik, maka disarankan untuk tidak perlu
mencobanya.
Esai adalah kolom terbanyak yang ada di media jurnalistik. Sifatnya sbujektif,
opini, namun berdasarkan fakta yang ada. Secara garis besar, isi esai bisa berupa
1) Prosa fiksi, lebih dikenal dengan karangan narasi yang bersifat imajinasi. Karena
prosa fiksi memang merupakan sebuah karya sastra yang bersifat imajinasi atau
khayalan penulisan. Cerita yang dibuat tidaklah nyat atau benar-benar ada. Yang
termasuk kedalam prosa fiksi terdiri dari cerpen, novel, roman, dongeng, esai dan
resensi.
2) Prosa non fiksi, Yaitu sebuah karangan yang nyata yang dibuat berdasarkan
pengamatan penulis. Ada beberapa karangan yang masuk dalam kategori prosa non
fiksi adalah :
Artikel, yaitu sebuah uraian yang dibuat berdasarkan sebuah fakta, bersifat
Editonal, yaitu suatu karangan atau uraian yang dibuat oleh media masa yang
sedang terjadi.
pengamatan atau peliputan tentang sebuah keadaan atau situasi atau objek guna
Iklan, yaitu informasi atau berita yang disampaikan kepada khalayak ramai
Reportase, yaitu sebuah berita atau laporan yang dibuat dari fakta hasil
Tips, yaitu sebuah paduan yang menjelaskan langkah-langkah atau cara dalam
Jurnalisme baru, yaitu sebuah karangan yang dibuat dalam bentuk novel atau
cerpen.
C. FUNGSI PROSA
Fungsi Moral, yaitu melalui prosa dapat dipahami suatu nilai-nilai yang baik dan
buruk.
Fungsi Didaktif, yaitu prosa memiliki nilai pembelajaran bagi pembacanya. Artinya
prosa dapat dijadikan objek pembelajaran untuk dapat dipahami dan dikaji ataupun
Fungsi Hiburan, yaitu prosa memberikan keindahan bagi penggiat prosa karna
hakikat prosa.
Unsur intrinsik yaitu unsur penting dalam sebuah karya sastra. Komponen wajib
dalam karya sastra sangat penting untuk membangun cerita yang ada. Tanpa unsur
intrinsik sebuah karya tidak akan terbentuk dan tidak dapat dikatakan sebuah karya
sastra.
TEMA, unsur intrinsik dalam prosa yang pertama adalah tema. Tema merupakan
sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa. Tema bisa disebut ide
utama dalam sebuah cerita, karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita
tersebut.
TOKOH, merupakan unsur intrinsik penting dalam prosa. Tokoh merupakan pelaku
atau orang yang terdapat di dalam cerita. Selain tokoh, penokohan juga jadi
bagian dari unsur intrinsik. Penokohan merupakan penentuan watak atau karakter
dari tokoh tersebut. Penokohan ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan,
ALUR, alur sebagai unsur intrinsik adalah jalan carita. Prosa memiliki alur yang
jelas. Alur bisa memiliki tahapan mulai dari perkenalan, penanjakan, klimaks, anti
klimaks dan penyelesaian. Alur yang digunakan oleh penulis ada 2 macam, yaitu
alur maju yang menggambarkan cerita urut dari perkenalan tokoh, hingga
penyelesaian konflik.
Sedangkan alur mundur adalah alur cerita yang jalan ceritanya tidak runtuh.
LATAR, unsur intrinsik lainnya dalam prosa adalah latar. Unsur ini mengacu pada
latar waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita. Latar ini bisa membuat
pembaca cerpen lebih paham tentang kapan, dimana, dan sedang apa tokoh yang
diceritakan.
pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Ada juga
sudut pandang dari penulis yang berasal dari sudut pandang orang yang berada
diluar cerita.
GAYA BAHASA, Gaya bahasa dalam unsur intrinsik merupakan ciri khas dari
penulis saat menuliskan cerita. Gaya bahasa ini bisa dibedakan dari penggunaan
majas, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya. Ada penulis
yang menggunakan bahasa baku ada juga yang menggunakan bahasa santai.
AMANAT, adalah pesan moral yang ditulis oleh penulis cerita, yang bisa dipetik
oleh pembacanya, setelah membaca karya tersebut. Amanat atau pesan moral,
penciptaan karya sastra seperti nilai sosiologi, nilai kesejarahan, nilai moral, nilai
pisikologi. Ia merupakan nilai subjectif pengarang yang bisa berupa kondisi social,
gilirannya unsur ekstrinsik yang sebenarnya ada diluar karya sastra itu, cukup
membantu para penela’ah sastra dalam memahami dan menikmati karya yang
tepat.
Nilai yang terkandung adalah salah satu unsur penting dalam sebuah karya
sastra. Nilai-nilai tersebut yang akan diambil oleh pembaca dalam rangkuman isi
Nilai Agama, Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang sangat berkaitan
Nilai Moral, Nilai moral merupakan nilai-nilai dalam cerita yang sangat berkaitan
dengan akhlak atau etika. Nilai moral dalam sebuah cerita bisa jadi nilai moral
yang baik, bisa juga nilai moral yang buruk atau jelek.
Nilai Budaya, Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan
atau tradisi atau adat istiadat yang berlaku pada suatu daerah.
dan juga sejarah hasil karang-karangan sebelumnya. Latar belakang pengarang dapat
Biografi, Biografi ini berisi tentang riwayat hidup pengarang yang ditulis secara
keseluruhan.
kondisi mud serta keadaan yang mengharuskan seorang pengarang menulis cerpen.
Aliran Sastra, Seorang penulis pasti akan mengikuti aliran sastra tertentu. Ini
sangat berpengaruh dalam daya penulisan yang dipakai penulis dalam menciptakan
sebuah karya.
Ideologi Negara
Kondisi Politik
Kondisi Sosial
A. PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai
berbagai hal pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan bahasa-
bahasa apik serta serta memiliki struktur batin dan fisik khas penyair. Pemikiran penyair
dituliskan dengan menggunakan beragam pemilihan kata yang indah sehingga dapat
memikat para pembaca. Puisi memiliki nilai estetika yang berbeda-beda bergantung
penulis puisi. Setiap penyair biasanya memiliki kekhasan dalam menulis puisinya.
1. Intuisi,Yaitu satu daya atau kemampuan melihat sesuatu kebenaran atau kenyataan
tanpa pengalaman langsung atau dibantu oleh proses logika. Pada dasarnya intuisi
lebih banyak merupakan hasil kumpulan latihan berpikir yang pernah dilakukan
sebelumnya. Dengan begitu sesuatu dapat dilihat atau diamati dengan cara tertentu
dengan menggunakan indra keenam yaitu perasaan oleh sebab itu puisi jarang sekali
menggunakan persepsi intelektual. Dengan kata lain intuisi adalah suatu ketajaman
kata hati atau bisikan kalbu dalam menangkap isyarat-isyarat alam atau peristiwa-
2. Imajinasi, Yaitu segi kedua yang membedakan puisi dengan prosa walaupun dalam
karya prosa atau fiksi ditemui adanya imajinasi namun imajinasi dalam puisi sangat
berperan dan menentukan. Suatu ciptaan akan dapat dikatakan baik apabila ciptaan
itu sanggup mewujudkan pengalaman jiwa kedalam bentuk yang konkrit. Dalam
yang hendak disampaikan oleh penyairnya disamping itu imajinasi berperan pula
membentuk suatu jaringan yang akhirnya membentuk suatu puisi yang kompak.
puitik yang dengan cara lain mungkin tidak terungkapkan dan tertangkap.
3. Sintesis, Yaitu suatu kesatuan, suatu gabungan atau ikatan yang merupakan lawan
dari analisis yang berarti terurai yang terlihat unsur-unsur yang membentuk
disampaikan yang bersifat unik ia tidak langsung mengacu kepada sesuatu yang
diungkapkannya tetapi dapat mengandung pengertian yang luas atau pengertian yang
berganda.
Dalam puisi terdapat unsur-unsur yang membentuknya. Puisi terdiri dari struktur batin
Struktur fisik puisi adalah unsur puisi yang bisa dilihat dan diamati secara
langsung dengan mata. Struktur ini terdiri dari diksi, citraan Atau imaji, majas,
Diksi adalah pemilihan kata oleh seorang penyair untuk mendapatkan efek yang
sesuai dengan keinginannya. pemilihan diksi pada puisi sangat berpengaruh dengan
kertas kanan, kiri, atas, bawah, Jenis huruf yang digunakan. Jenis unsur ini
Majas adalah pemakaian bahasa dengan cara melukiskan sesuatu dengan konotasi
Kata konkret adalah susunan kata yang memungkin terjadinya imaji. kata konkret
seperti Permata senja menggambarkan pantai, atau tempat yang sesuai dengan
datangnya Senja.
Imaji atau citraan adalah memberi gambaran kepada para pendengar atau pembaca
Rima atau Irama adalah persamaan bunyi dalam penyampaian puisi dari awal
(1) Onomatope : tiruan bunyi, misalnya prank yang mengungkapkan Sesuatu yang
pecah.
(2) Bentuk Intern Pola bunyi, yang yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal , sajak berselang, Sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan
sebagainya.
(3) Penggulungan kata, yaitu penentuan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah
suatu bunyi.
2) Struktur batin puisi
Struktur bantin puisi adalah unsur pembangunan puisi berupa makna yang tidak
terlihat oleh mata. Contohnya adalah tema, nada, suasana, perasaan dan amanat atau
tujuan.
Tema atau makna adalah unsur ini berupa gaya bahasa makna yang tersirat
Nada adalah sikap penyair terhadap audiencenya, yang berkaitan dengan makna
dan rasa. Dari nada yang terdengar, audience dapat menyimpulkan sikap penilis
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis pada para audiencenya.
Perasaan adalah sesuatu hal yang dilatari oleh latar belakang penyair,misalnya
sebaginya.
C. BAHASA PUISI
Gaya bahasa dalam puisi sering kali digunakan penyair untuk membuat karyanya
menjadi lebih indah. Pilihan kata yang digunakan dalam puisi bebas menentukan puisi
terhadap nilai estetikanya. Gaya bahasa apabila dipadukan dengan pemilihan kata yang
tepat maka akan menciptakan karya sastra yang lebih bermakna. Gaya bahasa berkaitan
Berikut terdapat macam-macam gaya bahasa yang sering muncul di dalam puisi :
1. Gaya bahasa perbandingan
benda mati sebagai benda hidup. Gaya bahasa perbandingan yang sering muncul dalam
puisi yaitu simile, metafora, personifikasi, dan majas alegori. Misalnya senyumu
menghangatkan hatiku.
Dalam puisi sering digunakan untuk menekankan suatu makna agar lebih terasa
suatu hal. Gaya bahasa pertentangan yang sering muncul dalam puisi yaitu hiperbola,
gaya bahasa pengulangan dalam puisi digunakan untuk mengaitkan suatu hal
dengan lainnya secara vocal. Artinya barisan puisi memiliki barisan dengan suara yang
indah ketika dibaca oleh pembaca. Gaya bahasa pengulangan dalam puisi yang sering
dijumpai yaitu asolusi,asonansi, dan bisa dilihat pada contoh majas aliterasi dalam
puisi.
D. KEPUITISAN
Beberapa cara untuk mencapai kepuitisan dan keindahan puisi antara lain sebagai
berikut:
1. adanya keaslian
Segala yang asli dan baru biasanya menarik dan memikat baru dalam ide dan baru
dalam cara pengucapan. Suatu puisi yang dibuat dalam ide dan baru dan pengucapan.
Suatu puisi yang dibuat hanya mengulang- mengulang apa yag sudah diucapkan oleh
dan kengininan menemukan sesuatu yang baru dalam karya seni yang dihadapinya, baik
mengenai cara mengucapannya, maupun mengenai ide, tema, atau amat. Bila ide yang
kita temui itu merupakan ide yang besar dan bermakna serta disampaikan dengan cara yang
2. Kejelasan
Suatu tuturan atau pengkapan yang tidak jelas dan kabur biasanya dapat mengaburkan
makna utuh sebuah puisi, dapat pula menghilangkan keefektifan nada dan suasana. Oleh
sebab itu kejelasan diperlukan. Untuk mencapai kejelasan dapat dilakukan dengan :
c. Dengan memanfaatkan bunyi- bunyi yang evokatif, dan hiasan- hiasan bunyi;
Untuk mencapai kejelasan ini memang diperlukan disiplin dan kesadaran puitik. Hanya
penyair yang matang lah yang mempunyai disiplin dan kesadaran itu. Bagi penyair yang
belum matang dalam bidang kepenyairan ini memang mungkin timbul sifat ragu- ragu, tidak
tegas, dan akhirnya menghasilkan puisi yang ambiguitas. Ambiguitas dalam tujuan dan
dalam pemilihan perangkat kebahasaan akan mendukung dan membentuk puisi yang tdak
tuntas, atau puisi yang setenggah jadi, yang akhirnya nada puisi yang dibuatnya tidak
karuan. Bila hal ini terjadi maka hilanglah nilai kepuitisan sebuah puisi.
3. Memukau
Suatu puisi yang memukau puisi yang memberi daya tarik yang hebat. Dapat
meyenangkan perasaan, dapat menyihir. Daya pukau itu dapat diperoleh dengan beberapa
cara.
4. Sugestif
Suatu puisi yang dikatakan memiliki sugestif adalah puisi yang dapat menimbulkan
pembayangan dan asosiasi yang beruntun sehingga menggiring pembaca kepada situasi yang
Cara berpikir runtut harus dipunyai oleh penyair dalam menyusun sebuah puisi yang
baik. Sebuah puisi yang disusun oleh suatu cara berpikir yang bolak- balik dan terpincang-
pincang dengan sendirinya akan dengan sendirinya akan melahirkan puisi dan tidak
mempunyai nilai kepuitisan. Disamping itu cara penyampaian yang menarik perlu pula
adanya, artinya puisi tersebut tanpak logis, wajar, dan sistematis, serta diiringi dengan
susunan alur atau teknik yang tepat. Semuanya akan menghasilkan puisi yang apik yang
DRAMA
A. PENGERTIAN DRAMA
Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu dromai yang berarti berbuat,bertindak,dan
umum,drama merupakan suatu karya sastra yang tertulis dalam bentuk dialog dan dengan
maksud dipertunjukakan oleh aktor.Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah
teater.Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang di peragakan di panggung dan
1. Ferdinand Brunetiere, mengatakan bahwa drama harus melahirkan keinginan oleh aksi
atau gerakan.
seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua,yaitu drama
drama dibagi menjadi dua,yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama
dipentaskan.
B. KARAKTERISTIK DRAMA
Ada beberapa perbedaan drama dengan jenis karya sastra yang lain, diantaranya :
ujaran.oleh sebab itu drama tidak tersusun khusus untuk dibaca sebagaimana dengan
kemungkinan naskah itu dapat diterjemahkan ke dalam penglihatan ,suara,dan gerak laku.
Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat dibandigkan dengan karya sastra
yang lain. Hal ini disebabkan, drama dengan segala peristiwa yang ditampilkan langsung
Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih menyenangkan dan menghasilkan
pengalaman yang lebih lama diingat dibandingkan dengan membaca novel. Hal ini
disebabkan oleh kosentrasi dan intensitas emosi yang tercipta karena melihat dan
Drama disusun dengan suatu keterbatasan. Ia dibatasi oleh dua konvensi ,yaitu : intensitas
dan konsentrasi
Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan pemain-pemain secara
fisik. Salah satu keterbatasan drama secara fisik kalau dibandingkan dengan karya sastra
yang lain adalah : drama hanya menyangkut masalah manusia dan kemanusian semata.
puisi banyak hal yang dapat digunakan sebagai objek material, bahkan dalam film pun
Drama memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi juga dari segi
kepantasan. Tidaklah pantas bila diatas pentas dipertunjukan peristiwa perkelahian yang
Keterbatasan lain yang dimiliki drama dibandingkan dengan karya sastra yang lain
Adalah mungkin menampilkan sejumlah episode dan menggunakan sub alur, serta
Naskah drama merupakan suatu karya tulis yang isinya melalui percakapan-percakan itu
TEMA
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar pembuatan drama. Tema
yang biasa diangkat dalam drama diantaranya masalah percintaan, kritik sosial,
ALUR
Alur adalah rangkaian peristiwa dalam konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur
tokoh-tokoh utama serta peran yang dibawakan mereka, serta memberi pengenalan
Konflik, pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu peoblem pokok. Disini mulai terjadi
insiden.
Komplikasi, terjadi lah persoalan baru dalam cerita, atau disebut juga rising action
demi krisis.
TOKOH
Tokoh adalah orang yang berperan di dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menurut sifat
dan perannya.
Tokoh sentral ,yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama.Tokoh sentral
sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau
tambahan.
PENOKOHAN
Unsur drama selanjutnya adalah penokohan / perawatan. Ini adalah penggambaran sifat
Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi atau watak dimensional yaitu :
Keadaan fisik, seperti umur, jenis kelamin,ciri-ciri tubuh , dan suku bangsa
Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung,
yaitu :
DIALOG
Dialog adalah komunikasi antara dua orang atau lebih. ada beberapa jenis
dialog,diantaranya yaitu:
Prolog adalah istilah lain dalam kalimat pembuka.prolog yaitu bagian
pengantar dari naskah atau cerita dramats yang menceritakan deskripsi umum
Epilog adlah kata lain dari kata penutup.epilog adalah bagian terakhir naskah
atau kisah dramatis.epilog biasanya berisi kesimpulan dan pesan yang bisa
diambil dari cerita drama.pada akhirnya selalu ada epilog yang menunjukkan
Ciri naskah drama adalah berbentuk dialog atau cakapan. Ada beberapa hal yang
Diksi atau pilihan kata yang digunakan harus berhubungan dengan konflik dan plot
Dialog dalam naskah drama harus bersifat estetis, atau memiliki bahasa yang indah
Memiliki kramagung, atau petunjuk perilaku atau tindakan yang harus dilakukan
tokoh. Dalam naskah drama, kramagung ditulis dalam tanda kurung atau biasanya
bercetak miring.
SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa dalam cerita. Sudut pandang adalah
posisi dari mana pengarang bercerita, apakah dia bertindak langsung atau sebagai
KONFLIK
Konflik adalah pertentangan atau masalah. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik
eksternal dan internal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh dengan sesuatu di
luar dirinya, sementara konflik internal adalah konflik di antara tokoh dengan dirinya
sendiri.
LATAR
Latar waktu,Yaitu saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada saat
kejadi peristiwa dalam cerita yang sedang telah terjadi.contohnya : pagi hari,pada
Latar tempat,Yaitu dimana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau
peristiwa di dalam cerita.contohnya :di dalam gua,di sebuah gedung,di hutan,dan lain
sebagainya.
Latar suasana,Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku
Latar alat,Yaitu peralatan apa saja yang di perlukan atau di pakai si pelaku dalam
suatu cerita.contohnya :tombak, pistol, pedang, buku, pena, dan lain sebagainya.
Fungsi latar drama itu sendiri yaitu untuk memberikan suatu gambaran yang jelas
supaya peristiwa peristiwa yang terjadi pada suatu karya sastra benar benar terjadi atau
Amanat
Yaitu pesan yang disampaikan pengarang kepad apembaca atau penonton.amanat drama
selalu berhubungan dengan tema dan ceritanya.amana juga menyangkut nilai yang ada di
masyrakat dan di sampaikan secara implisit.nilai itu diantaranya ada nilai moral, sosial,
Tragedi yaitu sejenis drama yang berakhir dengan kesedihan.biasanya setidak tidaknya
terjadi suatu kematian.penggambaran yang paling penting atau utama dalam tragedi
yaitu kita di biarkan saja terbenam oleh rasa kekaguman terhadap kemauan dan
semangat tokoh untuk memperjuangkan nasib dan masa depan orang orang yang senasib
dengannya.fungsi dari tragedi ini yaitu untuk membuat orang berpikir dan merasa
Komedi yaitu muncul karena adanya kesadaran kita mengenal sesuatu yang di anggap
normal,pantas,dan sopan yang kemudian secara intelengisia kita bandingkan dengan apa
yang terjadi di atas panggung.fungsi utama komedi yaitu untuk menyenangkan hati atau
Tragikomedi yaitu drama jenis ini umumnya menggetengahkan unsur kegembiraan dna
kelucuan di bagian awal kemudian disusun oleh peristiwa peristiwa tragis.dengan begitu
ia memang berkecenderungan untuk memperlihatkan hal hal yang bersifat duniawi yang
membaurkan segi suka dan duka atau segi suka dan duka itu datang silih berganti.
Melodrama yaitu jenis drama tragedi,namun nilainya lebih rendah sehingga sulit dikata
sebuah drama yang baik.disebab dia mengeksploitasikan emosi penonton yang kurang
Farce yaitu drama yang bertujuan untuk memancing ketawa dan rasa geli dengan cara
yang berlebih lebihan tanpa di dukung oleh segi segi psikologi yang dalam.
BAB V
SASTRA LISAN
Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu
kebudayaan yang disebarkan dan diturun temurunkan secara lisan (dari mulu ke mulut).
Istilah sastra lisan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa inggris oral
literaturs. Ada juga yang mengatakan bahwa istilah itu berasal dari bahasa belanda orale
litterkunde. Kedua pendapat itu dapat dibenarkan, tetapi yang menjadi soal adalah
bahwa istilah itu dalam dirinya sendiri sebenarnya mengandung kontradiksi (pinnegan,
1977: 167), sebab kata literature (sastra) itu merujuk pada kata literae, yang bermakna
letters. Yang dinamakan sastra lisan atau kesusastraan lisan adalah kesusastraan yang
mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturun
Udin (1996:1) adalah seperangkat pertunjukka penuturan lisan yang melibatkan penutur
Nisya adalah karya sastra yang beredar di masyarakat atau diwariskan turun menurun
Theww (1983) bahwa dari sejarah maupun tipologi adalah tidak baik jika dilakukan
pemisahan antara sastra lisan dan sastra tulis. Keduanya harus dipandang sebagai
kesatuan dan keseluruhan sehingga tidak boleh lebih menggutamakan satu dari pada yang
lain. Sebaliknya, dua jenis karya satra ini saling mendukung dan melengkapi untuk lebih
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ), arti sastra lisan adalah hasil
kebudayaan lisan dalam masyarakat tradisional yang isinya dapat disejajarkan dengan sastra
tulis dalam masyarakat modern. Arti lainnya dari sastra lisan adalah sastra yang diwariskan
Perbedaan bentuk komunikasi. Sastra lisan disampaikan secara lisan dari mulut seseorang
pencerita atau penyair kepada sesorang atau sekelompok orang. Dengan demikian
komunikasi antara pencipta atau pencerita dengan penikmat adalah komunikasi langsung .
Penikmat sastra lisan dalam kesatuan waktu lebih terbatas dari pada sastra tulis. Akibat
situai itu pencerita akan selalu menyesuaikan ceritanya dengan situasi penikmat . Peranan
penikmat lebih menonjol, bahkan besar kemungkinan bahwa perbedaan situasi penikmat
Perbedaan perkembangan dan keutuhan. Dari segi perkembangan sastra lisan kurang
stabil dibandingkan sastra tulis ketidak stabilan itu terutama disebabkan oleh keinginan
pencipta antara pencerita untuk selalu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
penikmat. Dalam hal ini sastra tulisa lebih stabil karena perubahan baru dapat dilakukan
apabila karya itu dicetak ulang. Oleh sebab itu keorisinalan sastra tulis lebih terjamin dari
Hal pemahaman reaksi yang muncul dari penikmat amat menentukan kelanjutan sebuah
sastra lisan. Pencerita akan selalu berusaha untuk menarik perhatian penikmat sekaligus
untuk mengubah ceritanya. Disamping itu, pencipta akan mengetahui apakah pendengar
Menurut Parry dan Lord adanya pengulangan, yang berfungsi untuk menolong pencipta
yang sekaligus penceritanya sewaktu menyampaikan puisinya dengan demikian tentu puisi
2. Lahir dilingkungan masyarakat berbudaya desa dan kebanyakan belum mengenal huruf
(tulisan).
3. Menggambarkan ciri-ciri budaya satu masyarakat. Sebab sastra lisan adalah warisan
budaya yang menggambarkan masa lampau,tetapi menyambut pula hal-hal baru sesuai
fantasi yang tidak diterima oleh masyarakat modern, tetapi memiliki fungsi
dimasyarakat.
Artist (artis/seniman), orang yang menyajikan sastra lisan tersebut. Artis ini dapat
tunggal, namun dapat pula berkelompok. Dalam menyajikan seorang artis pada
prinsipnya menggunakan sarana utama berupa lisan. Namun sarana tersebut dapat
Story, story identik dengan pesan yang disampaikan pesan ini disampaikan dalam
bentuk kode-kode bahasa yang secara naluriah sudah dipahami baik oleh artis maupun
audience. Story ini berupa cerita yang sumbernya dapat berasal dari berbagai macam.
Performance, unsur ini merupakan salah satu wujud nyata dari suatu sastra lisan. Tidak
ada sastra lisan tanpa performance. Performance ini dapat berupa pertunjukkan yang
sederhana sampai pada pementasan yang hingar bingar seperti dalam pementasan
wayang.
Audience, unsur yang harus dipenuhi adanya untuk tersajikannya sastra lisan. Audience
Dari segi bentuk, ada sastra lisan yang berbentuk prosa atau naratif yang biasanya
merupakan cerita-cerita epos baik berbentuk mitos ,legenda atau dogeng. Disamping
itu adapula sastra lisan yang berbentuk puisi yang juga dapat disebut dengan nyanyian
Segi penciptaan , walau di anggap anonim atau cerita rakyat bukan berarti tidak ada
yang menciptakannya ia tidak mungkin tercipta begitu saja. Besar kemungkinan bahwa
Segi pewarisan , sastra lisan biasanya diwariskan kepada orang-orang tertentu, tidak
setiap orang boleh mewarisi sastra lisan terutama yang berhubugan dengan
kepercayaan dan mistis. Dalam hal pewarisan ini ada sastra lisan yang agak stabil dan
Segi status sosial, orang yang menyampaikan. Ada penyampai yang berstatus tinggi
yang berhubungan dengan adat istiadat namun ada pula yang berstatus sosial rendah
kehidupan
3. Mengukuhkan solidaritas
Pandangan tentang hubungan karya sastra dengan masyarakat berasal dari anggapan bahwa
karya sastra adalah cermin keadaan masyarakat atau cermin suatu zaman. Karya sastra adalah
refleksi atau refleksi sosial , karya sastra dianggap membayangkan atau membiasakan kehidupan
masyarakat. Hubungan antara karya sastra dengan realitas kenyataan telah dikemukakan oleh
plato dengan buku yang berjudul “Republik” sesuai dengan judulnya yang berarti Negara. Buku
ini semata-mata tidak hanya berisikan teori-teori sastra. Buku tersebut juga berisikan tentang
pendirian plato yang agak negative tentang karya seni dan seniman mendapat tantangan dari
aristoteles,muridnya sendiri.
Keberadaan tentang karya seni bagi aristoteles tidak perlu di ukur dengan kebenaran yang
ada dalam kenyataan sehari-hari Karena kebenaran yang ada dalam karya seni adalah kebenaran
dalam rangka keseluruhan karya yang imajinatif. Bagi aristoteles, yang penting dalam karya seni
adalah sejauh mana seniman (karyanya) mampu memperlihatkan kenyataan baru yang dapat
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat membebaskan diri dan keberadaan dari pengaruh
Wawasan manusia terhadap alam ditentukan oleh pengaruh beberapa unsur. Apabila manusia
melihat sesuatu yang indah maka keindahan itu selalu diindektikan dengan kenyataan yang tidak
ada dalam kenyataan sehari-hari. Kenyataan sehari-hari terasa lebih konkret jika dibandingkan
Mitos memiliki makna yang cukup luas sehingga sulit didefenisikan secara singkat. Istilah
mitos dipakai aristoteles dakam bukunya “poetics” yang mengacu kepada alur, struktur
naratif,sehingga mitos disebut cerita atau narasi. Pengertian yang lebih luas, mitos berarti cerita-
cerita anonim mengenai asal mula alam semesta,nasib serta tujuan hidup. Pada mulanya mitos
mengikuti kebenaran dan berkaitan dengan kebenaran. Menurut ( Barthes, 1957:193) mitos
adalah suatu system komunikasi yang memberikan pesan tentang aturan masa
Sejarah berarti suatu kontraksi bangunan yang disusun oleh sejarahwan sebagai suatu uraian
itu sendiri. Sejarah merupakan rekaman masa lalu yang ditulis oleh sejarahwan yang berbeda
disebabkan oleh ketergantungan mereka kepada fakta. Suatu hal yang pasti,mitos,sastra,dan
sejarah merupakan penuturan tentang masa lalu. Kebanyakan sejarah yang kit baca adalah
tentang timbul tenggelamnya suatu dinasti dan perjalanan orang-orang atau penguasa.
E. Perkembangan Selanjutnya
corak yang berbeda-beda sesuai dengan ideology dan system sosial suatu masyarakat. Dalam
Banyak penyair barat yang menciptakan puisi yang meladani sastra lisan. Sastra lisan
sastra yang populerpada waktu itu yang primitive. Sastra yang primitive itu belum disentuh oleh
kebudayaan modern sehingga ia merupakan sastra yang benar-benar asli. Menurut Harder,karya
Kaitan ini karya sastra tidak memerlukan penilaian-penilaian justru membuat karya sastra
adil padahal yang menentukan keberadaan karya sastra adalah lingkungannya sendiri. Oleh
karena karya sastra dipengaruhi oleh lingkungannya maka karya sastra merupakan ekspresi
zamannya sendiri sehingga ada hunungan sebab akibat antara karya sastra dengan situasi sosial
latar belakang munculnya karya sastra. Sesuai dengan lingkungan, Tine membagi kesusastraan
Pengaruh sosial budaya terhadap penciptaan karya sastra rusia berlumpu kepada ajaran
kail Marx dan Vldimir 1 Lenin ajaran tersebut adalah teori pertentangan kelas atau sang dikenal
dengan sosialisme komunis. Menurut Marxisme,sastra adalah refleksi masyarakat yang secara
terus menerus berusaha mencerminkan masyarakat. Pandangan Merxisme terhadap karya sastra
adalah :
Realisme sosial bagi Marxisme berarti bahwa sastra mencerminkan kenyataan (realis)
dan disamping itu harus mempengaruhi kenyataan sehingga dapat membangun masyarakat baru
Strukturalisme Genetik
Pandangan Goldmann beberapa dari pamdangan Marxis. Dalam kaitan inilah yang
mengemukakan pendapat baru terhadap karya sastra yaitu pendekatan Strukturalisme Genetik.
Bagi Goldmann,sosiologi sastra tidak bertentangan dengan aliran strukturalis,bahkan studi sastra
harus dimulai dari analisis structural. Menurut Goldman,novel merupakan cerita mengenai
pencarian yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik dalam dunia yang juga terdegradasi.
Terdagradasi adalah yang tak terjembatani antara hero, sedangkan yang dimaksud nilai otentik
adalah yang secara tersirat terdapat didalam novel. Nilai-nilai yang mengorganisasian sesuai
dengan metode dunia sebagai suatu otentik. Menurut Goldmann,terdapat hubungan antara
struktur sastra dengan struktur sosial tempat pengarang hidup. Yang disebut struktur mental, asal
usul struktur mental karya sastra mengungkapkan prilaku sosial yang muncul dari hubungan
Goldmann menolak pernyataan bahwa teks adalah ciptaan individu yang genius. Baginya
teks didasarkan atas struktur mental transindinvidual subject yang terikat kepada sebuah
Sastra Kontektual
Walaupun ini belum dirumuskan dalam bentuk teori, sejak awal perkembangan sastra
diindonesia telah muncul paham tentang karya sastra meneladani alam. Aspek mimic ini
mungkin terlihat dalam puisi jawa kuno ( Teeuw. 1984:223-224 ) . Penyair mencari ilham dalam
keindahan alam. Keindahan ini digunakan untuk bersatu dengan tuhan karena keindahan
seniman dan kritikus yang menganggap sastra lebih baik adalah sastra yang universal, sastra
yang dapat berlaku dan sesuai dimana kapan saja. Arif budiman menjelaskan baginya sesuatu
yang indah haruslah sesuatu yang berarti bagi publiknya. Dengan demikian sastra baik juga
sastra yang bermakna bagi peminatnya. Karya sastra berakar pada lingkungan dan geografis
tertentu. Ras,waktu, dan lingkungan merupakan latar belakang muncul karya sastra, oleh sebab
itu karya sastra di pengaruhi oleh lingkungan sehingga menjadi ekspresi zamannya. Mungkin
kata “ ekspresi” itu lah yang cocok disandingkan dengan sosiologi sastra. Diwarnai ole wawasan
Kririk sastra mimetik adalah sastra yang melihat hubungan antara karya sastra dengan
realitas.
1. Sosiologi pengantar
2. Sosiologi karya sastra yang membicarakan masalah sosial yang terdapat dalam karya
karya sastra.
1. Apabila karya sastra dianggap sebagai penerimaan masyarakat pada zaman, maka kaerya
2. Keberadaan pencipta dan peminat kajian terhadap pencipta dan peminat sastra
G. Tentang Metode
1. Kepada sekelompok masyarakat tertentu, terutama dalam masyarakat yang disebut dalam
lampau maupun masa kini. Angkat ini diolah secara kuantitatif dan di hubungkan dengan
karya sastra.
2. Menghubungkan suatu unsur yang ada ke dalam karya sastra tertentu yang bersamaan
3. Kepada anggota masyarakat tertentu yang di minta membaca karya sastra disodorkan
pertanyaan-pertanyaan
BAB VII
A. PENGERTIAN SEJARAH
Dalam mengerti sejarah ( Gottschalk, 1975 ) di jelaskan secara panjang lebar pengertian
sejarah ( history ) yang bersal dari kata benda yunani historia yang berarti “ ilmu”. Oleh Filsuf
Aristoteles, kata tersebut diartikan sebagai suatu pertelaan sistematis mengenai seperangkat
gejala alam, entah susunan kronologi merupakan factor atau tidak di dalam pertelaan.
Pengetahuan itu masih tetap hidup dalam bahasa inggris dengan sebutan natural history.
Kini History berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa jerman terdapat kata
Geschichte,dari kata Geschehen (= terjadi ) yang selanjutnya sering dipakai untuk pengertian
pelajaran sejarah. Dengan kata lain,masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat
ditampilkan kembali.
Masa lampau itu dapat digambarkan atau dibayangkan secara imajinatif dan patriotic tanpa
ilmiah berdasarkan sumber dan metode tertentu. Dengan kemungkinan pertama itu sejarah boleh
di pandang sebagai seni sastra ( cerita rekaan ), sedangkan kemungkinan ke dua jelaslah sejarah
sebagai ilmu. Tujuannya adalah mendekati sedekat-dekatnya suatu masa lampau yang telah
lenyap yang merupakan suatu proses subjektif dan bukannya kepastian eksperimental mengenai
suatu realitas objektif. Sejarah berusaha memperoleh pendekatan kepada kebenaran masa lampau
sedekat-dekatnnya, sejauh dapat dicapai dengan koreksi terus menerus terhadap gambaran
mental dan sekaligus mengakui kenyataan bahwa kebenaran itu telah lenyap. Dengan kata lain,
tujuan sejarawan adalah gambaran objektif masa lampau yang sedekat-dekatnnya dengan realitas
berdasarkan sejumlah sumber yang dapat di pertangguang jawabkan kebenarannya. Bagi
sejarawan, sejarah hanyalah bagian masa lampau manusia yang dapat disusun kembali secara
lingkungannya.
Ada pun rekaman atau sumber sejarah dapat berupa artefat atau benda-benda ( bekas
bangunan, candi, keramik, peralatan,dan lain-lain ), dokumen tertulis ( surat, naskah, buku,dan
lain-lain ), gambar, foto, dan kesaksian pelaku sejauh dapat di jangkau. Semua itu harus teruji
kebenarannya sehingga relevan untuk menyusun gambaran masa lampau yang mendekati
objektif. Selanjutnya, gambaran itu harus dipaparkan secara tertulis dengan kaedah penulisan
karya ilmiah agar berbeda dengan karya fiksi, seperti roman atau novel sejarah.
Secara umum objek penulisan sejarah adalah masa lampau umat manusia dengan segala
kegiatannya yang tampak pada bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya , sedangkan secara
khusus objek penulisan sejarah adalah bidang-bidang tertentu, seperti politik, ekonomi, sosial,
B. SEJARAH SASTRA
Sejarah sastra merupakan cabang ilmu sastra yang mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan sastra suatu bangsa, misalnya sejarah sastra Indonesia, sejarah sastra jawa, dan
sejarah sastra inggris. Dengan pengertian dasar itu, tampaklah bahwa objek sejarah sastra adalah
segala peristiwa yang terjadi pada rentang masa pertumbuhan dan perkembangan sastra suatu
bangsa. Sejarah sastra itu bisa menyangkut karya sastra, pengarang, penerbit, pengajaran, kritik,
dan lain-lain.
Dalam pengantar ilmu sastra ( Luxemburg, 1982: 200-212 ) dijelaskan bahwa dalam sejarah
juga reaksi pembaca. Semua itu dapat dihubungkan dengan perkembangan di luar bidang sastra
seperti, sosial dan filsafat . Dalam hal sastra , sebuah karya sastra dapatditerangkan atau di telaah
secara tuntas apabila diketahui asal usulnya yang bersumber pada riwayat hidup pengarang dan
Tokoh yang berpengaruh besar terhadap pandangan tersebut adalah Hypolyte Taine ( 1828-
1893 ). Pandangannya menegaskan bahwa seorang pengarang dipengaruhi oleh ras, lingkungan,
dan moment atau saat. Ras ialah apa yang diwarisi manusia dalam jiwa dan ragannya,
lingkungan meliputi keadaan alam dan sosial,sedangkan moment ialah situasi sosio-politik pada
zaman tertentu. Apabila ketiga fakta itu diketahui degan baik maka di mungkinkan simpulan
mengenai iklim suatu kebudayaan yang melahirkan seorang pengarang beserta karyanya.
Ahli sejarah sastra jerman, Wilhelm scherer Dia menegaskan bahwa seorang penulis sejarah
sastra harus mampu melayani seluruh kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani, dan
perkembangan sastra dengan kejadian-kejadian di dalam bidang sejarah, politik, dan sosial
dengan kecenderungan terhadap data pengarang dan karya mereka disertai komentar evaluative
si penulis.
Sjk lovski berpendapat bahwa tugas khas kesenian adalah mengajak manusia memandang
menekankan pada fungsi berbagai unsur di dalam system itu. Unsur tertentu dapat berfungsi
dominan pada suatu masa dan digeser oleh unsur lain pada masa yang lain karena pengaruh
tradisi. Untuk menentukan unsur mana yang berfungsi paling tepat dalam system sastra maka
harus dilakukan penyelidikan sejauh mana unsur itu telah berakar pada tradisi.
Formalisme dirusia tidak dapat berkembang subur karena dibungkam oleh keadaan politik,
namun kemudian dikembangkan oleh kaum strukturalis praha yang dipelopori felix vodicka.
Pada tahun 1942, vodicka menulis teori penulisan sejarah sastra yang mencakup tiga tugas
utama.
Analisis objektif terhadap teks sastra sehingga diperoleh efek esthetic dengan
Penulisan sejarah sastra bersangkutan dengan riwayat terjadinya sebuah karya dalam
Penelitian resepsi karya sastra yang terbuka kemungkinan berbah karna pengaruh
Berdasarkan ringkasan tersebut dapat di peroleh gambaran bahwa penulisan sejarah sastra
bukan masalah yang sederhana. Dengan mengacu kepada teori klasik itu saja sudah tampak
kerumitannya.
Takdir alis jahbana berpendapat bahwa Menurut takdir, semangat keindonesiaan yang baru
seharusnnya berkiblat kebarat dengan menyerap semangat atau jiwa intelektualnya agar
wajahnya berbeda dengan masyarakat kebudayaan pra indonesia. Pendapat yang teoretis itu di
kritik oleh sanusi pane yang berpendapat bahwa keindonesiaan itu ada sejak sekian abad yang
silam dalam adat dan seni. Yang belum terbentuk adalah bangsa Indonesia tetapi perasaan
Menurut purbajaraka berpendpat bahwa kesejarahan itu sudah ada dan tidak boleh diabaikan
oleh karena itu perlu penyelidikan tentang jalannya sejarah sehingga orang dapat menengok
kebelakang sebagai landasan melihat keadaan zaman yang bersangkutan dan selanjutnya
Dalam zaman penjajahan belanda abad ke 19 belum ada bahasa Indonesia yang berkembang
sastra yang berkembang pun berasal dari berbagai bahasa daerah itu, sedangkan yang berperan
penting adalah bahasa jawa,melayu, dan sunda. Disamping itu, ada juga bahasa yang
dipergunakan oleh penduduk kota-kota besar Indonesia, yaitu bahasa melayu rendah dengan
Hingga sekarang sejarah sastra Indonesia telah berlangsung relative panjang dengan
perkembangan yang terbilang pesat dan dinamik sehingga dapat dituis secara panjang lebar. Hal
itu dapat dipandang sebagai tantangan besar ahli sastra Indonesia. Akan tetapi, pada
kenyataannya buku-buku sejarah sastra Indonesia masih relative sangat sedikit dibandingkan
Sejarah garis besar Ajip Rosidi (1969:13) membagi sejarah sastra Indonesia sebagai berikut:
1. Masa kelahiran atau Masa kebangkitan yang mencakup kurun waktu 1900-1945 yang
Periode 1933-1942
Periode 1942-1945
yaitu :
Periode 1945-1953
Periode 1953-1961
Periode 1961-1968
Menurut ajip warna yang menonjol pada periode awal ( 1900-1933) adalah persoalan adat
tempat di tengah pertarungan kebudayaan timur dan barat dengan pandangan romantis idealis.
Perubahan yang terjadi pada periode 1942-1945 atau masa pendudukan jepang yang
melahirkan warna pelarian kegelisahan dan peralihan sedangkan warna perjuangan dan
pernyetaan diri ditenggah kebudayaan dunia tampak pada periode 1945-1953 dan selanjutnnya
warna pencarian identitas diri dan sekaligus penilaian kembali terhadap warisan leluhur tampak
menonjol pada periode 1953-1961. Pada periode 1961-1968 tampak mononjol warna perlawanan
sampai saat ini memang masih menjadi bahan perdebatan karna belum ada suatu pembabakan
waktu yang diterima secara penuh oleh para ahli sastra. Banyak pembabakan waktu yang pernah
ditawarkan dalam pengkajian sejarah sastra Indonesia selalu kembali pada nama-nama angkatan
Pada kenyataannya telah tercatat lima angkatan yang muncul dengan rentang waktu 10-
15 tahun sehingga dapat disusun periodisasi sejarah sastra Indonesia modern sebagai berikut :
Penulisan sejarah sastra Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara atau metode :
Disamping itu, sejarah sastra Indonesia dapat juga dilakukan secara sinkronik dan diakronik
berarti penulisan sejarah sastra dalam berbagai tingkat perkembangan dari kelahiran hingga
perkembangan yang terakhir kemungkinan lain adalah penulisan sejarah sastra dari sudut
Notosusanto, bakri siregar, Ajip rosidi maka tawaran rahmad joko pradoko mengenai periodisasi
Pada periode Balai Pustaka ( 1920-1940 ) jenis sastra yang utama adalah roman dengan
permasalahan adat kawin paksa dan permaduan, pertentangan paham antara kaum tua dan kaum
muda, berlatar daerah,pedesaan, atau kehidupan daerah, dan belum mempersoalkan cita-cita
kebangsaan. Pada periode pujangga baru ( 1930-1945 ) sastra puisi sangat dominan dan mulai
banyak ditulis cerita pendek (cerpen) dan drama yang pada umumnya beraliran romantic karena
dengan warna perang; hal itu berbeda dengan ciri periode angkatan 50 (1950-1970) yang
kemasyarakatan dalam suasana kemerdekaan dan para sastrawan pun mulai membuat orientasi
baru dengan menggarap bahan-bahan dari sastra dan kebudayaan Indonesia sendiri. Disamping
Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), dan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia
(Lesbumi). Warna politik itu bergeser lagi pada periode angkatan 70 (1965-1984) dengan lebih
banyak berkembang apa yang disebut sastra pop yang secara literer tidak menunjukkan adanya
perkembangan sastra.
Tradisi awal sastra indonesiayang dimulai oleh para pengarang keturunan Tionghoa dan
tokoh-tokoh pergerakan nasional itu tampak pada karya mereka yang kebanyakan diterbitkan
oleh pihak swasta. Apabila kemudian di pandang berbahaya oleh pemerintah Kolonial Belanda,
sisi lainnya justru harus dipandang sebagai pendorong pembentukan Balai Pustaka. Sangat
mungkin semangat para perintis itu lah yang justru diserap para perintis itulah yang justru
sastra Indonesia 1900-2006,dapatlah dirumuskan format baru berdasarkan tiga momentum besar
Tentu saja ke tiga momentum tersebut tidak dengan sendirinya terkait dengan gejala-
gejala yang berkembang dalam kaerya sastra yang bermunculan pada sekitar tahun-tahun yang
bersangkutan. Momentum itu hanya dipergunakan sebagai ancangan teoretis untuk memudahkan
Reformasi politik Mei 1998 dapat dipandang sebagai klimaks kehendak masyarakat
sebagai tonggak-tonggak pembagian waktu sejarah sastra Indonesia sehingga muncul format
Masalah penamaan setiap masa itu mungkin saja menjadi bahan perdebatan meskipun
diperlukan sebagai kerangka periodisasi dalam buku ini. Olek karena itu, ditawarkan pemikiran
sebagai berikut.
Masa pertumbuhan atau masa kebangkitan dapat mewadahi kehidupan sastra Indonesia
tahun 1900-1945 dengan alas an bahwa pada masa itu telah tumbuh atau bangkit nasionalisme
sebagao roh sastra Indonesia seperti tampak pada sajak-sajak Muhammad Yamin, Rustam
Masa pergolakan dapat mewadahi kehidupan sastra Indonesia tahun 1945-1965 dengan
Masa pemampanan dapat mewadahi kehidupan sastra Indonesia tahun 1965-1998 dengan
alasan pada masa itu terjadi pemapanan berbagai aspek kehidupan sosial,ekonomi,politik,pers
dan pendidikan yang dampaknnya tampak juga di bidang sastra,pada pada masa itu ilmu sastra
Indonesia tampak semakin mapan di fakultas sastra,penelitian makin marak dimana-mana, dan
penerbitan pun terbilang berlimpah ruah. Memang ada juga pembatasan dan penekanan disana-
Masa pembebasan dapat mewadahi kehidupan sastra Indonesia selepas reformasi Mei
1998 dengan alasan telah terjadi kebebasan bersastra yang hasilnya masih harus di uji oleh
sejarah. Sebagai contoh, roman-roman Pramoedya Ananta Toer dan sejumlah “ sastra
perlawanan” yang sulit terbit pada masa sebelumnya ternyata sekarang dapat diterbitkan tanpa
A. BALAI PUSTAKA
Nama penerbit balai pustaka sudah tidak asing lagi bagi masyarakat terpelajar Indonesia
karena sekarang balai pustaka merupakan salah satu penerbit besar yang banyak memproduksi
berbagai jenis buku. Nama tersebut telah bertahan selama lebih dari 90 tahun, kalau di hitung
dari berdirinya pada tahun 1917 yang merupakan pengukuhan komisi untuk sekolah Bumiputra
dan bacaan rakyat didirikan oleh pemerintah colonial belanda pada 14 september 1908.
Secara teoritis dapat dikatakan banyak masalah yang dapat di ungkapkan dari Balai
pustaka selama in, antara lain visi dan misi, status, program kerja,para tokoh,kebijakan
berkembang ,bahkan berbeda antara yang satu dengan yang lain,harus dipahami secara
jasanya bagi para pengarang Indonesia meskipun di sana-sini ada juga keberatannya. Adapun
Balai pustaka bekerja sebagai sebuah badan pelaksana politik etis pemerintah jajahan,
pemupuk amtenarisme, atau pegawaiisme yang patuh dan melaksanakan peranan penimbangan
konsepsi politik etis pemerintah jajahan pemupuk amtenarisme dan pegawaiisme yang patuh itu
lah. (Siregar,1964:33)
Dari berbagai sumber di peroleh gambaran bahwa balai pustaka itu sebuah badan penerbit
yang didirikan pemerintah kolonial belanda dengan tugas menyiapkan buku bacaan yang “
memenuuhi kegemaran orang kepada membaca dan memajukan pengetahuan menurut tertib
dunia, dan menjauhkan segala yang dapat merusakkan kekuasaan pemerintah dan ketentraman
negri” jelas sekali tujuan itu demi kepentingan pemerintak kolonial yang mulai khawatir akan
maraknya nasionalisme sebagai akibat tertibnya sejumlah pers bumiputra yang radikal.
Pada zaman itu sasran balai pustaka adalah anak sekolah rakyat dan guru yang tersebar di
kota-kota kecil dan daerah,para pegawai rendahan,dan para petani. Itulah sebabnya
penerbitannya menggunakan bahasa jawa,sunda dan melayu. Hal itu sesuai dengan pola
pemikiran pemerintah kolonial untuk memelihara budaya daerah agar tidak terbentuk
nasionalisme.
Pada tahun 1930 an balai pustaka dapat menjadi penerbit besar karena didukung oleh
nusantara.Sementara itu, di luar balai pustaka berkembang penerbit-penerbit swasta baik yang
semata usaha dagang maupun organ partai politik dan organ nusasi daerah.
Dibandingkan dengan penerbitan swasta itu, tentu saja balai pustaka tampak lebih
“Terhormat” dan mapan sehingga wajarlah apabila banyak tokoh pergerakan menerbitkan
terciptannya cipta sastra tersebut. Dengan memehami sejarah sastra Indonesia , kita bisa
memperluas wawasan kehidupan kita, mengetahui kemajuan apakah yang telah dicapai para
Roman karya Merari Siregar berjudul azab dan sensara terbit pada tahun 1920,
diterbitkan oleh PN Balai Pustaka. Buku ini ditunjuk sebagai awal kebangkitan Angkatan Balai
Pustaka. Karena itu, Angkatan Balai Pustaka pun juga dinamai angkatan 20.
Ayip Rosidi dalam bukunnya Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia menyatakan bahwa karya
sastra Indonesia adalah segala karya sastra yang di tulis dalam bahasa Indonesia. Sedangkan
perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa melayu terletak pada adanya semangat dan
kesadaran nasionalisme Indonesia, suatu kesadaran untuk merdeka dalam persatuan kebangsaan
Indonesia.
Sastra Indonesia dengan demikian juga bermuatan jiwa kebagsaan khususnya untuk
membedakannya denga sastra melayu yang tetap bersuasana melayu pada awal transisi dari
bahasa melayu ke bahasa Indonesia. Sebetulnya tidak ada benang merah dan relavansi antara
menegakkan keadilan kebenaran dan memerangi kemungkaran dalam maknanya yang militan,
apalagi semangat berkobar-kobar mengusir penjajah laknat. Sebagai penerbit pemerintah, Balai
Pustaka tidak mau buku-buku yang di terbitkannya menjadi boomerang yang mendeskreditkan
bos mereka Roman-roman azab dan sengsara, Siti Nurbaya karya karya Marah Rusli.
B. BALAI PUSTAKA DAN PEMBENTURAN BUDAYA
dalam berbagai bentuk, lisan dan tertulis baik dari pihak pencerita maupun publiknya. Ketika
bentuk-bentuk sastra barat seperti novel,puisi, biografi dan sebagainnya diperkenalkan dan
digalakkan oleh balai pustaka, pihak editor tidak kekurangan bahan di samping terjemahaan
barat populer, timbul novel-novel asli yang pertama yang kemudian diikuti dengan puluhan
yang lain.
Di samping novel-novel balai pustaka yang biasanya disebut sebagai ciri zaman awal
kesusastraan Indonesia modern, masih banyak buku- buku yang beredar, yang ikut berperan
sebagai titik permulaan suatu ungkapan kebudayaan yang di kemudian hari melahirkan novel
Indonesia modern.
berdasarkan ciri-cirinya yang didominasi sifat-sifat kemelayuan dalam bahasanya, adanya potret
sosial yang menjunjung tinggi tradisi dengan tema-tema pertentangan adat dan kawin paksa,
kecendrungan didaktis, serta bebas dari unsur-unsur politik dan agama. Hal ini selaras benar
dengan isi Nota Rinkes yang merupakan prasyarat bagi karya-karya sastra masa itu agar dapat
terbitkan oleh balai pustaka, dengan catatan, tidak setiap pengarang yang bukunya di terbitkan
oleh Balai Pustaka pasti di sebut sebagai sastrawan Angkatan Balai Pustaka.
1. Merari Siregar , dilahirkan di Siporok, Sumatra Utara, 13 juni 1896, meninggal di Kali
b. Si jamin dan si johan (cerita saduran dari Uit het Volk karya Justus van maurik,1918 )
2. Marah Rusli, kelahiran padang, 7 agustus 1889, meninggal di Bandung 17 Januari 1968.
Kakek Musikus tersohor almarhum Harry Rusli. Terkenal dengan karya monumental nya
Siti Nurbaya ( Roman ,1922 ). Menadapatkan hadiah dari pemerintah R.I 1969. Karya-
memang jodoh, serta terjemahan Gadis yang Malang (novel Charles Dickens,1922)
3. Rustam Efendi, lahir di Padang, 13 Mei 1903, meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1979.
d. menantikan surat dari raja ( drama terjemahan karya rahindranath Tagore, 1828 )
tagore 1933 )
Mr. Muhammad Yamin adalah salah seorang diantara Nine Founding Father
( Sembilan Bapak Pendiri ) Republik Indonesia, pengupas sila-sila Pancasila sebelum pidato hari
lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 oleh Bung Karno. Bersama Rustam Effendi, Muhammad Yamin
5. Abdul Muis, dilahirkan di Solok, Sumatera Barat, 1886, meninggal di Bandung, 17 Juli
1959 terkenal dengan romannya Salah Asuhan ( 1928 ) yang kemudian difilmkan Oleh
Asrul Sani ini pada tahun 1950. karya-karyanya yang lain: Suropati ( 1950) dan Robert
anak Suropati ( 1953), keduanya Roman sejarah, novel pertemuan jodoh ( 1633). Abdul
Muis yang pernah menjadi tokoh dalam perhimpunan Indonesia dan juga mendapat gelar
terjemahannya antara lain: novel Don kisot ( Karya Cervantes , 1923 ) , Sebatang Kara
( karya Hector Melot, 1932), Tom, Sawywer Anak Amerika ( Karya Mark Twain,1928),
buku kumpulan cerpennya Teman duduk (1936) Serta Si Samin yang Mendapat hadiah
dalam Sayembara buku anak-anak Balai Pustaka tahun 1924. pada tahun 1928, buku ini
menulis kumpulan cerpen bertengkar berbisik dan buah di kebun kopi. Ia juga menulis
novel Muda Teruna (1922), Serta menerjemahkan Niki Bahtera (1920) Dan Pangeran
Hindi (1931).
7. Aman Datuk Madjoindo, Lahir di Solok, Sumatera Barat , 1896, meninggal di Jakarta,
16 September 1969 titik aman menulis Roman Si Doel Anak Betawi (1956),Difilmkan
oleh Syumanjaya Tahun 1972 dan si Cebol rindukan bulan (1934). Karya-karyanya yang
lain antara lain, novel Menembus dosa (1932), Sampaikan salamku padanya
meninggal di Jakarta 8 Januari 1967. Terkenal sebagai Bapak Wartawan Indonesia (Oleh
karya ilmiah revolusi dan kebudayaan(1954), ensiklopedi umum dalam bahasa Indonesia
9. Tulis Sutan Sati lahir di Bukittinggi, (1989) , meninggal di Jakarta (1942) Menceritakan
kembali Sabai nan aluih (1929 ) dan menulis Roman Sengsara Membawa Nikmat
(1928) dan Memutuskan Pertalian( 1932). karya-karyanya yang lain: novel tak disangka
(1929), Tidak Membalas Guna ( 1933), Syair Siti murhumah yang Saleh (1930).
10. Nur Sutan Iskandar, Dilahirkan di sungai Batang Maninjau , Sumatera Barat, 3
redaktur Balai Pustaka dan penerjemahan. Buku-buku yang ditulisnya antara lain:
a. Abu Nawas
Lantaran produktivitasnya yang sangat tinggi, untuk ukuran masa itu, Nur Sutan Iskandar
A. PUJANGGA BARU
Pujangga baru pun merupakan sebuah momentum penting dalam perjalanan sejarah sastra
Indonesia. Kata itu dapat diartikan sebagai majalah yang aslinya tertulis Poedjangga Baroe, dan
dapat juga diartikan gerakan kebudayaan pujangga baru tahun 1930-an yang tidak terpisahkan
dari tokoh-tokoh pemuda terpelajar Muhammad Yamin, Rustam Effendi,S. Takdir Akisjahbana,
Armijn Pane,Sanusi Pane J.E. Tatengkeng, dan Amir Hamzah. Majalah pujangga baru terbit
pertama kali pada Mei 1933 dengan tujuan menumbuhkan kesusastraan baru yang sesuai dengan
semangat zamannya dan mempersatukan para sastrawan dalam satu wadah karena sebelumnya
Sebenarnya usaha menerbitkan suatu majalah kesusastraan sudah muncul pada tahun
1921,1925,dan 1929, tetapi selalu gagal. Baru pada tahun 1933 atau usaha S. Takdir Alisjahbana,
Amir Hamzah, dan Armijn Pane dapat diterbitkan majalah bernama pujangga baru . Tujuannya
tampak pada keterangan resmi yang berbunyi, “majalah kesusastraan dan bahasa serta
“pembimbing semangat baru yang dinamis untuk membentuk kebudayaan persatuan Indonesia”
Panji Tisna, J.E.Tatengkeng, Karim Halim, L.K. Bohang, Muhammad Dimjati, Poerbatjaraka,
Selasih, Sumanang, Sutan Sjahrir, dan W.J.S.Poerwadarminta. Namun, di sisi lain, majalah itu
tidak ditanggapi oleh kaum bangsawan Melayu, dan bahkan di kritik keras oleh para guru yang
setia kepada pemerintah kolonial Belanda. Kata mereka,majalah tersebut merusak bahasa melayu
tertentu. Karena itu jika pada suatu masa timbul suatu kelompok kerja yang mendukung
karakteristik yang berbeda dari yang telah ada, ini bisa di tunjukkan sebagai telah timbul
angkatan baru. Demikian lah terjadi dalam perjalanan kesusastraan kita. Berdiri dan
berkembangnya angkatan balai pustaka ternyata disambuang dengan berdiri dan berkembangnya
Kalau angkatan balai pustaka menyadarkan karakteristik pertentangan adat kaum muda
dan kaum tua serta kawin paksa dalam roman-romannya dan dalam pada itu di tenggah
puisi, maka tidaklah demikian di dalam sastra angkatan pujangga baru. Dalam banyak hal ia
memang telah mampu hadir dengan semangat, gairah juang dan kerinduan-kerinduan yang
Para pelopor angkatan pujangga baru punya tekad bahwa bahasa dan kesusastraan
merdeka,dinamis,dan intelektual. Angkatan ini dimotori oleh sutan takdir Alisyahbana , Amir
Hamzah , Armijn Pane, lalu di perkuat oleh sanusi pane,Y.E.Tatengkeng , Asmara Hadi , dua
pengarang wanita selasih dan Fatimah H. Delais. Ketiga tokoh yang disebut terdahulu itu
juang merdeka.Terutama pendiri majalah tersebut itu lah yang aktif menulis untuk majalah
tersebut. Bagian dari konsepsi mereka tersiratdi daam karya-karya fiksi yang mereka tulis, atau
meninggal di Jakarta,17 juli 1986. Pujangga ini seorang ilmuan filsuf bergelar Sarjana
Hukum, Doktor Honoris Causa dan Professor. Ia sangat terkenal dengan roman
kunjung padam (1932), Anak Perawan Di Sarang Penyamun (1940). Tebaran Mega
Takdir tidak hanya hebat di zamannya. Pada masa pasca kemerdekaan, bahkan setelah
langit kesusastraan Indonesia dengan dua romannya, masing-masing lebih 500 halaman
Grota Azura (tiga jilid, 1970-1971) dan kalah dan menang (1978) serta kumpulan sanjak
lagu pemacu ombak (1978). Sebagai ilmuwan. S.Takdir Alisjahbana menulis antara lain:
2. Amar Hamzah, dilahirkan di Tanjung paru , Langkat, Sumatra Barat,28 februari 1911,
Gugur dalam suatu revolusi sosial di Sumatera Utara, Maret 1946 titik penyair berdarah
biru yang dijuluki “ Raja Penyair Pujangga Baru” oleh H.B. jassin dan “ Pangeran dari
seberang” oleh N.H Dini ini, Mewarisi kita kumpulan-kumpulan Sanja: Buah Rindu ,
nyanyi sunyi dan Setinggi Timur : (Tanjak terjemahan penyair-penyair Asia Tempo
dulu) serta sastra Melayu dan raja-rajanya . Amir Hamzah memperoleh Setya Lencana
kebudayaan pada 1969 atas antologi puisinya nyanyi sunyi ,pada tanggal 10 November
1975 secara Anumerta Amir Hamzah diangkat sebagai pahlawan nasional Karena jasanya
3. Sanusi Pane , Dilahirkan di Muara sipongi Sumatera Utara, Utara, 14 November 1905,
baru. sebagai Penyair, Sanusi Pane menulis antologi sanjak Madah Kelana dan Puspa
Mega karya-karyanya yang lain : Pancaran Cinta (1926). Airlangga (dalam bahasa
4. Armijn Pane, Adik kandung sanusipane, dilahirkan di Muara Sipongi, 18 Agustus 1908,
meninggal di Jakarta, 11 Februari 1970. Ia terkenal dengan Roman psikologinya yang
sempat mencengangkan masyarakat yang moralis dan pernah terpalang Nota Rinkes
karena terlalu beraninya berjudul Belenggu. Armijn juga menulis Jinak-jinak merpati
( kumpulan cerpen), gamelan jiwa dan Jiwa berjiwa keduanya kumpulan puisi. Ia juga
menulis kumpulan cerpen kisah antara manusia (1953), serta menerjemahkan surat-
surat R.A. Kartini Untuk Ny. Abendanon Dan sahabat Kartini yang lain, menjadi Habis
Gelap terbitlah terang (1968) dan novel membangun hari kedua (1956, dari karya Ilya
ya Ehrenburg)
di Makassar, 6 maret 1968, Ia terkenal dengan salah satu judul puisi dalam buku tersebut.
6. Selasih / Sariamin, dilahirkan di Sumatra Barat,31 juli 1909. Dia tersohor dengan
roman-roman sosialnnya pengaruh keadaan dan kalau tak untung . Selain roman-roman
7. I Gusti Nyoman Anak Agung Panji Tisna ; termasuk keturunan raja di Bali, dilahirkan
di singaraja ,1976 terkenal. Dengan roman-roman nya Sukreni Gadis Bali, I Swasta
8. Hanidah / Fatimah Hasan Delais, dilahirkan di Bangka, 8 juni 1914, meninggal di sana,
pencuri anak perawan. Suman Hs yang terkenal sebagai tokoh pendidikan di daerahnya,
juga menulis novel kasih tersesat (1932), Tebusan Darah (1939), serta cerpen Kawan
Begelut
10. Marius Ramis Dayoh, dilahirkan di Airmadidi, Minahasa,1909, meninggal di
Peperangan Orang Minahasa dengan Orang Spanyol (1931),antologi puisi Syair untuk
ASIB (1935), Putera Busiman (1941), Ratna Rakyat (1951), Koobangan (1953) dan
Mamanua (1969).
11. Saddam Alim , dilahirkan di Padang, 9 juni 1897, meninggal di Jakarta,18 Agustus
1968. Berpengalaman sebagai guru HIS dan Sekolah Guru Wanita di Padang pada zaman
Belanda. Dari tahun 1924 sampai 1940 menjadi penulis di Bintang Hindia, Panji
(1940) ; terjemaahan novel Angin Timur dan Angin Barat ( karya Pearl S. Buck,1941);
Marga tidak tegak sendiri ( karya Freddy Vagers,1949); Zuleika Menyingsingkan Lengan
digolongkan sebagao sastrawan angkatan pujangga baru karena mereka mengorbit lewat jalur
lain serta konsep yang berbeda dengan pujangga baru . Mereka dikenal sebagai pengarang dan
Barat, 16 Februari 1908, meninggal di Jakarta ,24 juli 1981, terkenal dengan karya sastra-
air mata. HAMKA yang juga wartawan,di samping pengarang, kemudian lebih terkenal
sebagai ulama besar tasauf, tokoh Muhammadiyah, pernah menjadi ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) periode awal, pendiri dan pemimpin majalah Panji Masyarakat sampai
akhir hayat.
HAMKA merupakan figure otodidak yang berhasil. Tak punya ijazah SR/SD/HIS, ia
belajar agama dan bahasa arab di Sumatra Thawalib Bukittinggi, secara langsung pada
Nasional Indonesia yang juga menjadi guru Bung Karno di Surabaya. Karena prestasinya
yang luar biasa, HAMKA memperoleh gelar Doktor (Honoris Causa ) dan professor.
Karya-karyannya : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk ( roman adat, 1939), Di Dalam
(novel); Menunggu Beduk Berbunyi (Novel); Karena Fitnah (1938), Tuan Direktur
HAMKA yang di samping sastrawan juga seorang ulama, filsuf dan suf, menulis
buku-buku berikut ini ; Faslsafah Hidup ; Lembaga Budi , Tasauf Modern ; Tasauf dan
kepengarangan, bahwa termasuk mulia juga orang dari dunia pesantren terjun ke dunia
beredar citra bahwa pengarang,penyair dan seniman adalah jago melamun yang kurang
pekerjaan, yang suka mengembara dari lembah ke lembah imajinasi, hidup bohemian,
Banda Aceh, 18 januari 1998. Terkenal dengan sanjaknya berjudul Menyesal, Ali Hasymi
yang dimasa tuanya menyandang Gelar Profesor ; pernah menjadi rektor IAIN Syah
Kuala dan Ketua MUI Daerah Istimewa Aceh ( Sekarang NAD), Menulis kempulan
sanjak Kisah Seorang Pengembara dan Dewan Sajak. Ditulisnya juga buku-buku :
Bermandi Cahaya Bulan (1937,novelet); Melalui Jalan Raya Dunia (1939), Suara Azan
dan Lonceng Gereja (1940) ; Di Bawah Naungan Pohon Kemuning (1940), Dewi Fajar
Karya-karyanya yang lain : Puisi Islam Indonesia (1940); Kesusastraan Indonesia dari
Zaman ke Zaman (1951) ; Rindu Bahagia (kumpulan sanjak dan cerpen,1960) ; Asrama
dalam Pelukan Pelangi (kumpulan sanjak ,1963) ; semangat kemerdekaan dalam sanjak
4. Rifai Ali, dilahirkan di Padang Pajang, Sumatra Barat, 24 april 1909, terkenal dengan
Jakarta, 8 Juli 1987. Ia Pernah menjadi wartawan Pewarta Deli, Panji Pustaka,Selecta,
matu Mona adalah pemimpin sandiwara Ratu Timur ( zaman belanda) , cahaya Timur
dan Dewi muda ( zaman Jepang). Karya-karyanya: harta terpendam (1931); Panggil
tanah Air (1934) ; Pacar Merah Indonesia Dan Rol Pacar Merah Indonesia
(1934) ;Zaman Gemilang (1936); biografi M.Husni Tamrin (1940); Akibat Perang
(1950).
BAB X
Menilik namanya, angkatan masa Jepang jelas terjadi ketika berlangsung penjajahan
Jepang di Indonesia. masa berlakunya pun Menunjuk pada angkatan yang tiada berbeda
(1942-1945).
Pada masa itu, penggunaan bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat karena
bahasa Belanda tidak boleh lagi digunakan.Demikian juga karya-karya sastra Indonesia pada
bercuatan.Para sastrawan yang pada mulanya bersimpati terhadap Jepang karena tokoh Asia
Timur itu kelihatannya baik hati lama-lama sangat benci terhadap si fasis Tersebut karena
ternyata Mereka pun tidak kalah kejamnya dibandingkan penjajah terdahulu. Kebencian
mereka itupun terekspresi ke dalam karya sastra .Namun karena sensor pihak Jepang melalui
keimin bunka shidoso (Kantor pusat kebudayaan )Nya yang kelewat ketat, banyak pengarang
kan ),Atau menulis dengan menggunakan lambang-lambang. Dari sana, lahirlah, cerita-cerita
simbolik.
kekuasaan barat oleh kekuatan bangsa timur, kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh
dan melepaskan diri dari arah yang selama ini dirintis oleh Balai Pustaka maupun Pujangga
baru.
Sekonyong-konyong Pujangga baru terasa menjadi sempit dan majalah tersebut tidak
hanya berhenti terbit tetapi juga kehilangan pengaruhnya. kini yang dicari ialah kepadatan isi
dan kejernihan bentuk dengan meninggalnya gaya yang berlebihan “Kata nan indah” Dan
Kenyataan pahit yang pertama-tama dijumpai oleh para pengarang ialah tangan sensor
Jepang. Meskipun demikian tidak banyak pengarang yang bersedia mengarang dalam nada
propaganda yang dituntut pada zaman itu, dan pengolahan dan pertumbuhan dalam bentuk
Jiwa baru dalam kesusastraan terus berlangsung . Baru setelah 1945 sastrawan seperti Chairil
Anwar dapat sepenuhnya berkembang dan memperoleh pengaruh .Jelas dari karyanya bahwa
zaman yang penuh pergolakan, kekacauan dan perombakan nilai yang dialami olehnya,
dihayatinya dengan sepenuh jiwa nya, seperti layaknya seorang anggota angkatan 45.
yang tersohor dengan bukunya pokok dan tokoh I dan II, Telah menunjukkan bahwa ia
mencapai keunggulan yang luar biasa. Chairil membuktikan bahwa bahasa Indonesia yang
baru berdiri di ambang pintu zaman modern serta serta memadai untuk mengungkapkan
pikiran yang paling dalam dan paling pekat dalam bentuk seni yang tinggi .
Para kritikus baik asing maupun Indonesia telah membicarakan pula berbagai
pengaruh sastra asing yang kelihatan dalam karya Chairil, Akan tetapi itu sebenarnya tidak
relevan dalam penilaian karyanya. Yang penting ialah bagaimana ia telah menyerap Dan
mencernakan pengaruh itu dan mengolahnya menjadi sesuatu yang merupakan miliknya
sepenuhnya.
Aliran kesusastraan baru yang lebih melibatkan diri dalam kehidupan yang pada masa
tersebut serba keras, pahit dan mengharukan terutama dapat diterbitkan berkat kegiatan
majalah-majalah seperti pantja raja ,Pembangunan,( Gema suasana ) Dan sebagainya yang
Kemanusiaan, yang menjadi tujuan utama aliran ini timbul karena perkenalan dengan
karya sastra asing Barat, yaitu Jerman, Rusia, Perancis, Inggris, Amerika dan lain-lain yang
setelah 1945 dapat diperoleh di Indonesia. sastra Belanda yang tadinya begitu berpengaruh
Kenangan masa lampau yang Jaya disisihkan sama sekali, karena perkenalan dengan
sastra asing. mereka terobsesi menggapai kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa lain,
merasa ketinggalan zaman, sehingga mereka mengejarnya Supaya sastra Indonesia mendapat
1. Usmar Ismail, dilahiran di bukit tinggi, 20 maret 1921, meninggal di Jakarta, 2 januari 1971.
Sastrawan yang juga dramawan ini terkenal dengan karya-karyanya: Citra, Api, Liburan
Seniman, Mutiara dari Nusa Laut, Mekar Melati (1945), semuanya teks drama. Kudengar
Adzan, Kalung Mutiara, Jaya Merdeka, Diserang Rasa, semuanya sanjak, Puntung Berasap
(kumpulan puisi, 1950). H.Usmar ismail dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia.
Karena itu, piala kejuaraan dalam festival film Indonesia (FFI) disebut piala citra, disesuaikan
2. Dr. Abu Hanifah/ El Hakim, dilahiran dipadang panjang, 6 Desember 1906, meninggal di
Jakarta, 1976., terkenal dengan drama-dramanya: Taufan di Atas Asia, Intelek Istimewa, Insan
Kamil, Dewi Reni, serta roman Dokter Rimbu. Dia juga menulis buku Rintisan Filsafat I
fiksi-fiksinya: Dengar Keluhan Pohon Mangga, Tinjaulah Dunia Sana, Penuh Rahasia, Tuan
Turutlah Merasakan
4. Nursyamsu, lahir di Lintau Sumatra Barat, 6 Oktober 1921. Disamping menulis sanjak-
sanjaknya: Takkan Ketinggalan, Pandai Besi, Lagu Perpisahan, pada tahun-tahun awal
penulisannya, ia banyak menulis buku cerita anak-anak, yakni: Usmono Membela Ibu (1951);
Si Penyayang Binatang (1951), Si Malang Untung (1952), Lembah Hijau (1974), Kebun
Binatang Hiruk-Pikuk (1978), Roslina (1981). Sebagai penyair yang mahir bahasa asing,
Nursyamsu menerjemahkan Tiga Kurcaci Laut (Karya Yan Boongarts), Lima Orang
Menulis puisi-puisi: Nyalakan Terus, Tabah Berjihad, Zaman Baru, Dibalik Sana …………
Zaman Bahagia. Penyair ini adalah penerjemah andal meluncurkan buku Citra (karya
Tagore,1943); Komedi Manusia (Karya William Soroyan, 1952); Nasib Manusia (Karya
6. Amal Hamzah, dilahirkan di Binjai, Sumatra Utara, 31 Agustus 1922, meninggal di Duisdarf
Jerman Barat, 30 juli 1987. Adik kandung dari raja penyair punjangga baru Amir Hamzah ini
adalah penyair, penulis teks drama dan penerjemah. Karya-karyanya; drama Seniman
Pengkhianat, Cerpen Bingkai Retak; drama Seniman Pengkhianat; kumpulan esai Buku dan
Penulis; Yose Rizal terjemahan biografi, serta sanjak-sanjak; Bimbang, Melaut Benciku,Musik
di Waktu Malam. Juga di terjemahkan nya buku Gintanjali (1946), serta Sereoja dari Gangga
Penamaan angkatan `45 di atas di kaitkan dengan perjuangan revolusi fisik karena di dasari
eratnya hubungan antara sastra dengan nilai-nilai patriotisme. Sastra angkatan ini berderap
melestarikannya.
Melihat situasinya yang penuh gerak cepat, karya sastra masa itu pun mengekspresikan
revolusi tersebut. Ketika itu, tidak lagi ditemukan penggunaan bahasa dengan irama yang
lamban, penggunaan kata-kata yang serba muluk dan mendayu-dayu, serta cita-cita yang direnda
dalam imajinasi yang indah melambung rasa. Tidak demikian. Revolusi bebahasa pun ikut
berbicara. Kata-kata di manfaatkan seefektif mungkin, singkat, padat, tepat, bernas, jelas,
mementingkan isi, berangkat dari realitas, meskipun tidak meninggalkan nilai-nilai sumblim dan
estetika. Para sastrawan angkatan masa itu banyak yang masih aktif mencipta pada masa-masa
sesudahnya. Ada pula yang telah merintis kesastrawanan mereka sejak zaman jepang.
Nama angkatan `45 pertama kali diorbitkan oleh Rasihan Anwar dalam majalah siasat
pada tahun 1948. Angkatan `45 dikenal pula dengan istiah Angkatan Sesudah Perang, Angkatan
Semua istilah itu tentu saja di bentuk dengan landasan tertentu, ia disebut Angkata
Sesudah Perang karena ketika itu kita sudah merdeka ( ada juga di kenal Angkatan Kemerdekaan
), penyebutan angkatan Chairil Anwar karena Chairil Anwar tokoh terdepan masa itu, sedang
nama “Surat Kepercayaan Gelanggang” surat kepercayaan ini pertama kali diumumkan dalam
pemikiran para seniman yang tergabung dalam Gelanggang Seniman Merdeka, yang pokok-
1. Pertanyaan sebagai ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia, serta tekad
2. Pengakuan bahwa mereka lahir dari kalangan orang banyak, dan rakyat adalah
3. Pengakuan bahwa keindonesiaan mereka tidak semata di tandai oleh ciri-ciri fisik,
tetapi lebih karya cipta dan ekspresi hati dan pemikiran mereka;
yang sehat. Kebudayaan Indonesia di bentuk oleh berbagai rangsang suara dan di
ilhami suara-suara dari segala penjuru dunia dan di eskpresikan dalam suara
sendiriri;
5. Revolusi bagi mereka ialah penempatan nilai-nilai bau atas nilai-nilai lama yang
harus di hancurkan. Mereka menganggap revolusi di tanah air ini belum selesai;
bukan sastrwan, peranannya dalam bidang sastra, sangat penting. Dialah H.B Jassin,
sang kritikus sastra Indonesia yang tampil pertama kali dalam sejarah krtik sastra
1. Chairil Anwar, dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922, meninggal di Jakarta, 28 April 1949.
Penyair legendaris ini terkenal dengan antologi puisinya Deru Campur Debu, Keriki!
Tajam, dan Yang Terempas dan Yang Putus. Dalam kumpulan –kumpulan tersebut bisa
kita baca sanjak-sanjak yang menjadi hafalan anak-anak sekolah berjudul: Aku,
Diponegoro, Cintaku Jauh di Pulau, Senja di Pelabuhan Kecil, Catatan 1946, Doa,
Kepada Karwan, 1943, Cerita buat Dien Tamaela, Krawang - Bekasi; Isa dan lain-lain.
Seluruh puisi karya Chairil Anwar kemudian dihimpun oleh Pamusuk Eneste di bawah
judul Aku Ini Binatang Jalang Oleh kritikus sastra H.B. Jassin, Chairil Anwar dinobatkan
sebagai tokoh yang sangat penting di zamannya, melalui buku karya H.B. Jassin berjudu!
Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 Bersama dua sahabatnya, Asrul Sani dan Rivai Apin,
Chairil menerbitkan buku bertajuk Tiga Menguak Takdir, yang ditengarai merupakan
yang dimotori oleh S.T.A. Hanya berpendidikan MULO (setingkat SMP), namun punya
penguasaan bahasa asing yang bagus dan banyak membaca, Chairil Anwar juga dikenal
sebagai penerjemah yang piawai. Hasil terjemahannya antara lain: Pulanglah Dia Si Anak
Hilang (karya Andre Gide, 1948); Kena Gempur (karya John Steinbeck), Tempat yang
Bersih dan Lampunya Terang (karya Ernest Hemingway); Datang Dara Hilang Dara (dari
10 Mei 1979. la tersohor dengan kumpulan cerpennya Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma (1948), novelet Aki (1949), cerpen Kisah Sebuah Celana Pendek, serta drama:
Kejahatan Membalas Dendam (1945). Jibaku Aceh (1945), Dokter Bisma (1945),
Australia, dalam bidang, sastra ldrus terkenal sebagai pelopor dalam bidang prosa
Angkatan '45 dengan kesederhanaan barunya. Selain karya-karya di atas, ldrus juga
menulis buku: Perempuan dan Kebangsaan (novel, 1949); Kisah Wanita Termulia (cerita
anak, 1952), Dua Episode Masa Kecil (kumcerpen, 1952),. Hati Nurani Manusia (novel,
Idrus juga penerjemah dengan buku-buku Kereta Api Baja 1469 (novel Isanov, 1948),
3. Asrul Sani, dilahirkan di Rao, Sumatra Barat, 10 Januari 1926, meninggal di Jakarta,
Aku Rumah, Bola Lampu, Sahabat Saya Cordiaz, Musium, serta sanjak-sanjak Surat dari
ibu, Pengakuan, Orang dalam Perahu, Elang Laut. Sebuah kumpulan puisi berjudul Tiga
Sastrawan yang juga dokter hewan ini (sebagaimana Marah Rusli dan Taufiq ismail),
bersama dua sahabatnya di atas, pada awal Indonesia merdeka (tahun 1946) mendirikan
Geianggang Seniman Merdeka, pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Gema
diangkat seumur hidup). Karya-karyanya: Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat
(kumcerpen, 1997).
Di samping menulis sastra Indonesia, Asrul Sani adalah penerjemah, sutradara film dan
(karya Vercors, 1949); Enam Pelajaran bagi Calon Aktor (karya Richard Boleslavsky,
1960); Buah Ren1ungan (karya Multatuli); Rumah Perawan (novel Yasunari Kawabata,
1977); Putri Pilau (novel Naria Dermounty, 1977); Kuil Kencana (novel Yoshio Misima,
1978); Pintu Tertutup (drama J.P. Sartre, 1979); Sang Anak (karya Tagore.1979); Catatan
dari Bawah Tanah (novel Dostoyevsky,1979). Film-film hasil arahaniuya: Pagar Kawat
Berdui. (dari ,novel Trisno Yuwono, 1963); Apa yang Kau Cari, Palupi? (1970); Salah
Asuhan (dari novel Abdul Muis,n 1974); Bulan di atas Kuburan (adaptasi judul haiku
Sebagai penulis skenario yang cukup piawai, Asrul Sani menulis Kejarlah Daku Kau
Kutangkap, Jendral Nagabonar, Titian Serambut Dibelah Tujuh, serta Bawalah Aku
Pergi. Pada tahun 2000, Asrul Sani menerima Bintang Mahaputra Utarma dari
4. Rosihan Anwar, dilahirkan di Kubang Nan Dua Sumatra Barat, 10 Mei 1922. Sastrawan
yang sekaligus jurnalis ini pernah menjadi wartawan Asin Rnya, Merdeka, Siasat, pendiri
harian Pedoman, koresponden Hindustan Time (New Delhi), World Forum Features
(London), The Age (Melbourne), Straits Time (Singapura). Rosihan juga pernah menjadi
Ketua Umum PWI Pusat, anggota MPR, anggota Dewan Film Nasional, konsultan
UNESCO. Karya-karyanya: cerpen Radio Masyarakat, Raja Kecil Bajak Laut di Selat
Malaka. (novel, 1967); Kisah-kisah Revolusi (memori, 1973); Ihwal Jurnalistik (1974);
Mengenang Syahrir (1980); Sebelum Prahara: Pergolakan Politik 1961 - 1965 (1981).
Sampai sekarang masih aktif menulis, terutama tentang tinjauan luar negeri dan masalah
5. H.B.Jassin, dilahirkan Gorontalo, Sulawesi Utara (sekarang provinsi baru), 31 Juli 1917,
meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000. Figur yang sangat berjasa bagi pertumbuhan dan
perkembangan sastra Indonesia, juru bicara, kritikus dan maesenas sastra yang kemudian
Jakarta untuk kejayaan masa depan sastra Indonesia dan studi tentangnya. La merupakan
Yale di Amerika Serikat. Memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas
Indonesia, hampir sepanjang hidupnya diisi dengan pergumulan yang sangat intens
dengan sastra. Sejak usai muda sampai akhir hayatnya, H.B.Jassin pernah menjadi
redaktur dihampir seluruh majalah sastra dan budaya yang terbit di Jakarta, yakni
Pujangga Baru, Panji Pustaka, Panca Raya, Mimbar Indonesia, Zenith, Bahasa dan
Budaya, Kisah, Seni, Sastra, Horison, Bahasa dan Sastra. Penandatangan Manifes
Kebudayaan ini pernah disidang di pengadilan gara-gara cerpen Langit Makin Mendung
karya Ki Panji Kusmin yang dianggap menghina Tuhan dan agama Islam: Cerpen
pemerintah RI tahun 1969, Hadiah Martinus Nijhoff dari Prince Bernard Fond (Belanda)
tahun 1973, Hadiah Seni Pemerintah RI 1987, Hadiah Ramon Magsaysay Filipina tahun
1987, Bintang Mahaputra Naratya pemerintah RI tahun 1974. Anggota Akademi Jakarta
1970 2000, Ketua Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin ini, disamping tersohor
sebagai kritikus sastra Indonesia, juga terkenal sebagai Pembela Sastra Indonesia
(menurut Pamusuk Eneste, ahli sastra UI), Paus Sastra indonesia (menurut Gayu Siagian,
sastrawan Angkatan '66), editor sejumlałh bunga rampai sastra, maesenas sastra,
penerjemah karya sastra dunia dan kitab suci Al Quran menjadi Bacaan Mulia dan Al
Karya-karya H.B. Jassin: studi Tifa Penyair dan Daerahnya (1952); bunga rampai Gema
Tanah Air I dan ll (1948); Kesusastraan Indonesia Masa Jepang (1948); Pujangga Baru
Prosa dan Puisi (1963); Angkatan 66: Proa dan Puisi (1964), kritik (Chairil Anwar
pelopor Angkatan 45 (1956); Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru (1962),
Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay 1, II, III, IV (1954 1967);
Analisa: orotan Cerper (1961); Hehoh Sastra 68 (1970); Sastra Indonesia(1994) sebagai
warga Sastra Dunia (1983); Pengarang Indonesia dan Duninnya, Surat-surat H B. Jassin
1943 1983 (1984); Koran dan Sastra Indanesia (1994): kumpulan cerpen dan puisI Darah
Laut (1997), Omang-omong H.B. Jassin {Perjaianan ke Amsíerdam); Kisah Tiga Belas
Cerpen (1955).
Karya-karya terjemahan: Renungan Indonesia (karya Syah razad, 1947); Terbang Malam
(karya A. de St.Exupery, 199 Api islam (karya Syed Ameer Ali, 1966); Max Havelaar
(karya Multatuli (1985), Cis dan Cuk karya Vincent Mahiu (1976), Bacaan Mulia (1978);
Percakapan Erasnmus (1985); Sapi Betina dan Keluarga Inron (1985); Multatuli yang
April 2006, seorang maestro yang berkali-kali menjadi nominator Nobel Sastra, satu-
satunya dari Indonesia, yang merupakan novelis Indonesia yang sangat terkemuka,
hingga sekarang. Karya-karyanya pada masa ini banyak mengungkap melawan penjajah.
la memang penah mengangkat senjata untuk negeri ini dan berbulan-bulan disekap oleh
pemerintahan kolonial.
Ternyata tembok penjara benar-benar menjadi bagian dari hidupnya. Tahun 1966-
1980 ia menjadi TAPOL Pulau Buru tanpa proses pengadilan karena ketokohannya
Sebelumnya, selain menjadi tawanan rezim Orde Baru Pak Harto selama 14 tahun di
Pulau Buru, ia pun pernah ditahan oleh pemerintahän Bung Karno selama beberapa bulan
Percikan Revolusi (kumpulan novelet dan cerpen,1950), Subuh (1950), Mereka yang
Dilumpuhkan (novel, 1951), Dia yang Menyerah (novel 1951), Cerita-cerita dari Blora,
serta novel Bukan Pasar Malam (1951). Usai menjalani 14 tahun penahanan Orde Baru,
Rornan Puiau Buru berjudul: Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), jejak
Langkah (1985) dan Rumah Kaca(1985). Keempatnya sudah beredar tapi kemudian
R.M. Tirta Adisurya, seorang polilkus dan jumalis yang menentang penjajah Belanda
pada dekade awai abad XX, dengan judul Sang Pemula (1985). Buku ini pun kemudian
dicekal. Namun, Pram terus juga menulis, kemudian lahirlah roman Gadis Pantai (1987),
Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, Arus Balik (1995). Berkali-kali Pram menjadi nominator
Nobel Sastra, meraih penghargaan internasional Ramon Magsaysay dari Filipina tahun
1995, Hadiah Fukuoda dari Jepang tahun 2000, juga penghargaan dari Chile, Norwegia
dan tiga kali dari Amerika Serikat. Dari dalam negeri, satu-satunya penghargaan yang
diterimanya berasal. dari partai politik pimpinan Budiman Sujatmiko (waktu itu) bernama
Karya-karya Pram yang lain: novel Perburuan (1950); Kranji - Bekasi Jatuh
(1947); Midah Si Manis Bergigi Emas (1954); Korupsi (1954); Calon Arang (1957);
Panggil Aku. Kartini Saja (1962); Larasati (2000); Mangir (2000). Sebagai penerjemah,
Pram menulis Tikus dan Manusia (novel John Steinbeck, 1950); Kembali kepada Cinta
Kasihmu (novel Leo Tolstoy, 1950); lbu (karya Maxim Gorki, 1956); Asmara dari Rusia
(novel Alex Kuprin, 1959); Manusia Sejati (novel Boris Polevoi, 1959).
cendekiawan yanig menekuni tasauf ini berpendidikan AMS Sastra Timur di Solo, juga
Canberra. la pernah menjadi guru Taman Siswa Jakarta, Ketua PEN Club Indonesia,
lain. la juga pernah menjadi dosen Ul, dosen Australian Nasional University Canberra,
dosen tamu University of Papua New Gunneau Port Moresby, Indonesian Student
Achdiat tersohor derngan romannya yang bertajuk Atreis (1949). Achdiat juga
memperingati 70 tahun Sutan Takdir Alisyahbana, Achdiat menulis cerpen filsafat yang
saraf nilai-nilai kemanusiaan berjudul: Fantasi Malam di Musim Gugur, dimuat dalam
buku bunga rampai tulisan sejumlah pengarang, ilmuwan, dan seniman benama Pelangi.
Dalam segala keterbatasannya (karena gangguan mata), namun dengan hati dan pikiran
Manifesto Khalifatullah pada usia 92 tahun. Sebelumnya, telah pula ditulisnya: Keluarga
Raden Sastro (drama. 1954); Pak Drullahin Extremis (drama satu babak, 1957); Kesan
dan Kenangan (kumpulan kisah perjalanan, 1960); Debu Cinta Beterbangan (novel
kalaedoskop, 1973); Belitan Nasib (kumcerpen, 1975); Pembunuh dan Anjing Hitam
(kumcerpen, 1975); Pakaian dan Kepalsuan (drama saduran dari Averchenko) serta
drama Puncak Kesepian. Pada tahun 1956 ia memperoleh Hadiah Sastra Nasional
17 Maret 1973. Penerima Anugeran Seni RI 1972 yang pernah aktif di BBC London
seksi Indonesia dan penerbit Pustaka Jaya ini menulis sanjak-sanjak religius Pecahan
Ratna (1952) dan Di Bauah Kaki Kebesaran-Mu, drama Lakbok, Zahra (1950), kumpulan
cerpen Manusia dan Tanahnya (1952), Beberapa Palham Angkatan 45 (1952). Karya-
karyanya yang lain: Sepi Terasing (novel, 1977), Dan Terhamparlah Laut yang Biru
Daral yangg Kuning (novel, 1975), lalu kumpulan esai Aliran-aliran Klasik, Romantik
April 1969, terkenal sebagai pengarang, penyair, serta pener)jemah spesial karya-karya
sekretaris Lembaga Kebudayaan Indonesia, Sekretaris Umum BMKN. Pada tahun 1952
mengunjungi Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat, serta pernah menjadi
Vetua Delegasi Pengarang Indonesia ke RRC (tahun 1957). Trisno Sumarjo adalah salah
Karya-karyanya: Kata Hati dan Perbuatan (sandiwara alegoris, 1952), Daun Kering
sanjak, 1965). Karya-karya terjemahannya: Hamlet (1950), Machbeth (1962), Romeo dan
Yulia (1950), Saudagar Venesia (1950), Prahara (1952), Antonius dan Cleopatra (1963),
dari William Shakespeare. Dia juga menerjemahkan roman masterpeace Dokter Zhivago-
(1960) karya Boris Pasternak, novelis peraih Nobel Sastra dari Soviet.
10. Rusman Sutiasumarta, dilahirkan di Subang, Jawa Barat, 5 Juli 1917, permah menjadi
redaktur majalah Pustaka dan .Budaya, serta dosen Bahasa dan Kesusastraan Sunda
FSUI. Karya-karyanya: cerpen Gadis Bekasi, antologi cerpen Yang Terampas dan Yang
Terkandas (1951), Kurban Romantik (1964), Kalung (1964), Rasa Terpendam (1964).
Musim Rontok di Tokyo (1986) serta antologi esai Aneka Prustaka Indonesia (1974).
Rusman adalah penerjemah dengan karya-karya: Robinson Crusoe (Daniel Dafoe, 1963),
Cinta Pertama (karya Ivan Turgenev, 1971). Karyanya dalam bahasa Sunda: Papacangan
11. MH. Rustandi Kartakusuma, dilahirkan di Ciamis, 21 Juli 1921. la pernah bekerja di
Technology, Amerika Serikat. Rustandi menulis drana bersajak Prabu dan Putri (1950),
Mera Semua Putih Semua (1958), Lagu Kian Menjauh (1961). Ia juga menulis kumpulan
sanjak Rekaman dari Tujuh Daerah (1951). Karya terjemahannya: Geisha (karya
12. Suwarsih Djojopuspito, dilahirkan di Bogor, 20 April 1912 pemah menjadi guru di
Perguruan Kakyat, T'aman Siswa, dan HIS. Ditulisnya novel Buiten het Gareel (1940),
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Manusia Bebas (1975 Novelnya
yang lain: Arlina (1975) dan Maryati dan Kawan-kawannya (1976). Ditulisnya pula
kumcerpen: Tujuh Ceirta Pendek (1951); Empat Serangka: (1954); Hati Wanita (1964
Karyanya dalam bahasa Sunda: Maryanah (1959) dan Siluman Karang Kobare (1963).
13. Bahrum Rangkuti, dilahirkan di Pulau Tagor Galang, Sumatra Timur, 7 Agustus 1919,
meninggal di Jakarta, 13 Agustus 1977 Sastrawan ini adalah Guru Besar di Universitas
Islam Sumatra Utara tahun 1963 dan IAIN Syarif Hidayatullah tahun 1976 Karya-
karyanya: drama Laila dan Majnun (1949); Sınar Memancar dari Jabl Ennur (1949);
Pramudya Ananta Toer dan Karya Seninya (1963) dan Asrari Khudi (Rahasia - rahasia
tahun 1948. Angkatan '45 dikenal pula dengan istilah Angkatan Sesudah Perang, Angkatan
Semua istilah itu tentu saja dibentuk dengan landasan tertentu. la disebut Angkatan Sesudah
Perang karena ketika itu kita sudah merdeka (ada juga dikenal sebutan Angkatan Kemerdekaan),
penyebutan Angkatan Chairil Anwar karena Chairil Anwarlah tokoh terdepan masa itu,
Merdeka" yang di dalamnya berkumpul para pengarang penyair, wartawan, pelukis. Konsep
kesenimanan mereka yang mengacu ke humanisme universal, tertuang dalam suatu deklarasi
yang terkenal dengan nama "Surat Kepercayaan Gelanggang Surat Kepercayaan ini pertama kali
Generasi Kisah
pendek, dan pada waktu itu, majalah yang khusus atau memberi peluang Sangat luas memuat
cerita pendek ialah majalah kisah di bawah Pimpinan H.B. Jassin. Kalau angkatan Pujangga
baru dimotori Sutan Takdir dan angkatan 45 terkenal dengan Chairil Anwar, Maka nama
sastrawan yang begitu Cemerlang Pada masa ini adalah Ayip Rosidi tokoh potensial yang
sangat produktif. Ayib sendiri ketika itu menyebut angkatanya Dengan istilah “Angkatan
Sastra terbaru”.
peristiwa politik atau revolusi kebudayaan, maka generasi kisah ini muncul dalam sejarah
sastra tanpa mengibarkan bendera Revolusi sastra tertentu dan lebih merupakan potret zaman
dari sebuah Republik yang baru, Yang penuh kecamuk dan pergolakan. situasi sosial politik
yang keras ikut pula terpantul dalam beberapa karya generasi ini, seperti Karya Muhammad
Ali dan A. A. Nafis. Nostalgia masa perang ditulis antara lain oleh: Trisno Yuwono Dan
Nugroho Notosusanto. Hal tersebut belum menjadi ciri angkatan baru. dalam masa ini,
kemunculan cerita pendek dan sanjak terasa sangat menggembirakan lebih banyak daripada
mereka. Ada yang terperangkap dalam ideologi komunis; Ada pula yang lalu menghilang
dari dunia kesusastraan Dan sebagian lagi mempunyai minat lain disamping pekerjaannya
sebagai pengarang. Pada tahun 1953 Boleh dikatakan timbul suatu generasi pengarang baru
Angkatan ini diawali oleh tokoh-tokoh yang tidak pernah mengalami revolusi 45
dengan segala masalahnya dan karena keadaan politik tidak banyak tahu tentang sastra dunia.
segi positif dari angkatan ini ialah bahwa mereka kembali mencari akar-akarnya dalam
Dalam hal novel dan cerita pendek, periode sebelum 1966 tidak ditandai oleh
perkembangan baru. pokok cerita berkisar di sekitar keadaan sehari-hari, sebagian besar
dengan mutu yang tidak terlalu tinggi. Teeuw Memperkirakan bahwa kondisi kesusastraan
Semacam ini disebabkan oleh keadaan politik yang mengakibatkan isolasi kesusastraan
sehingga rangsangan dari luar sama sekali tidak ada. keadaan Ini amat berbeda dengan apa
yang kita lihat pada tahun 1945 dan setelah 1966 (1967 :15). Tetapi ini bukan berarti bahwa
dalam kurun waktu Itu tidak diterbitkan hasil sastra yang menarik. Nh. Dini dan Ayip Rosidi
perkembangan pesat sesudah periode itu Adalah Sitor Situmorang, yang dalam periode
sebelum 1966 telah menghasilkan karyanya yang terbaik. Pada tahun 1950 didirikan lekra
( Lembaga Kebudayaan Rakyat) Sebagai suatu organisasi kebudayaan dalam naungan PKI.
Walaupun dokumen mengenai lekra boleh dikatakan hilang dari muka bumi
Indonesia, Ada juga penelitian dari luar negeri yang memberi suatu bayangan mengenai
maksud dan tujuan lekra. Dari permulaannya telah jelas bahwa ideologi marxisme merupakan
habis-habisan.
Dari penilaian para kritikus ( Indonesia dan bukan Indonesia), ternyata bahwa
dominasi ideologi lekra, dengan tokohnya Pramudya, mempunyai akibat yang melumpuhkan
tinggi.
semakin keras, sampai akhirnya menimbulkan reaksi dalam bentuk pernyataan bersama
pengarang Non lekra yang disebut. Manifes kebudayaan yang dimuat dalam surat kabar
berita Republik tanggal 19 Maret 1963 dan majalah sastra jilid 3 edisi 9 dan 10.
Isinya ialah bahwa para pencetusnya mengakui Pancasila sebagai dasar filsafat
Dua Belas penulis yang menandatangani Manifes kebudayaan ialah Wiratmo Sukito,
Soe Hok Jin,D.S.Mulyanto, Ras Siregar, Jufri Tanisan dan A. Bastari Asnin.
Ternyata manifes kebudayaan mendapat sambutan yang sangat baik dari organisasi-
organisasi kebudayaan di luar lekra. Akan tetapi mereka bukan tandingan Bagi kekuatan PKI
yang saat itu terus menanjak. pada tanggal 8 Mei 1964 manifes kebudayaan dilarang oleh
Presiden Soekarno. setelah itu sampai 1965 Para penandatangan Manifes kebudayaan tidak
lagi diperkenankan aktif dalam kehidupan kebudayaan di Indonesia dan Dianggap Sebagai
subversif. Analisis yang lebih mendalam tentang peristiwa sastra politik yang amat menarik
tentang lekra telah dibuat oleh Yahya Ismail (1972),HMJ Maier (1974) dan Foulcher (1969).
Dibawah ini dideretkan beberapa nama aktivis generasi kisah berikut karya mereka :
yang menjadi profesor Tamu Pada Osaka Gaidai Jepang, untuk mengajarkan
indonesiologi . Sejak usia 13 tahun sudah memimpin majalah sekolah, Usia 16 tahun
menerbitkan buku. Ia Pernah menjadi redaktur majalah Suluh pelajar, prosa, majalah
Sunda, budaya Jaya, direktur penerbit Cupumanik dan Duta rakyat. Juga pernah
menjadi dosen luar biasa FS Unpad Bandung, direktur penerbit pustaka jaya, ketua
(1962) Dan Lutung Kasarung (1958), Candra Kirana (1962), Rara Mendut (1961).Ia
novel,1969).
Pada pasca G 30 S atau PKI,Ayip Rosidi antara lain menulis: Ular dan kabut
(kumpulan puisi, 1973); Sajak-sajak anak matahari ( kumpulan puisi, 1679) , Anak
Tanah air ( roman,1979). Pada Sekitar awal dekade 90-an Ayip Rosidi memelopori
yang dianggap berprestasi Luar biasa dalam Sastra daerah tiap tahun sejak dekade 90-
an sampai sekarang, pada tahun 2000 Ayip menerima bintang jasa The Order of the
Karya-karya lain penulis segala bentuk karangan ini: bunga rampai Laut Biru Langit
Biru (1977); cerita pendek Indonesia (1959); Kapan kah kesusastraan Indonesia lahir
(1964); Ikhtisar sejarah sastra Indonesia (1969); antologi puisi sajak sajak anak
matahari ( 1979); ular dan kabut (1973); novel anak tanah air (1979); buku umum
penari Jepang (1985) dan daerah salju(1987), kumcerpen dan novel Yasunari
kawabata.
2004,menulis novel terkenal berjudul jalan tak ada ujung (1952). Juga ditulisnya novel
Tak Ada Esok (1951), senja di jakarta(1970), Kumpulan cerpen si Jamal dan cerita-
cerita lain (1951) dan perempuan (1956). diatas tahun 60-an, dari nya bisa kita baca
Roman tanah gersang (1966), Harimau! Harimau!(1975), maut dan cinta (1977),
cerita anak-anak berkelana dalam Rimba (1980) dan Sinbad Sang Pelaut serta
wartawan yang pernah memimpin surat kabar Indonesia Raya ia pernah meraih hadiah
Roman magsaysay Untuk karya jurnalistik ketika Meliput perang korea. Yakob utama
memperjuangkan hak asasi manusia. pada tahun (1993) ia menerima “hadiah sastra
Chairil Anwar”.
Selain menulis karya sastra Ia juga menulis buku ilmiah berjudul manusia
tahanan zaman Orde Lama Mengilhaminya menulis buku tebal catatan subversif.
Karya-karyanya yang lain: catatan perang korea (1951); Teknik mengarang (1651);
teknik mengarang Skenario film (1952); Indonesia dimata dunia (1955); Harta karun
Selain terkenal sebagai pengarang, wartawan, budayawan, Mochtar Lubis adalah juga
editor dan penerjemah beberapa buku, yakni; Pelangi 70 tahun S.T.A.; Bunga rampai
korupsi; hati nurani melawan kezaliman; surat-surat Bung Hatta kepada Presiden
3. Toto Sudarto Bachtiar, Dilahirkan di Cirebon, 12 Oktober 1929. penyair ini menulis
kumpulan sanjak suara (1956),Etsa (1958). Di dalam kedua buku tersebut bisa kita
jumpai sajak Pahlawan Tak Dikenal,Ibukota senja, gadis peminta-minta, tentang
kemerdekaan, dan lain-lain titik Toto Sudarto juga menerjemahkan novel karya Leo
tolstoy berjudul hati yang bahagia; drama Sansyasi (Karya Tagore,1979); Pelacur (karya
J.P. Sartre,1954); Sulaiman yang Agung ( Karya harold lamb,1958); Malam Terahir
(katya Yushio Misima,1979); Novel bayangan memudar ( karya Breton de Nijs, 1975);
Mei 1992. Novelis yang juga Pelukis ini adalah pemenang lomba menulis novel
berjudul pulang (1958). juga ditulisnya novel daerah tidak Bertuan (1963), Bukan
karena kau dan kabut rendah, keduanya terbit tahun (1968). Juga ditulisnya buku
berjudul Jaya Mada (bersama Sukanto S.A.,1971)Serta kumcerpen antara Wilis Dan
Gunung Kelud (1989); novel berita dari Pinggiran 1999, 7 tahun setelah ia
meninggal).
september 1979. Ia merintis karier sejak zaman Jepang dan berhasil menciptakan
tambera ( Roman, 1949), suling (drama,1948),dan Bunga Rumah Makan (1948); Awal
dan Mira (1952), Manusia Iseng (1953) ; Sayang ada orang lain (1954 )serta Si
(1964), Serta Sebuah kritik sosial yang tajam jam dalam drama Selamat jalan anak
kufur (1956).
Karya-karya Utuy yang lain: Drama Saat yang genting (1958), Di Muka Kaca
kumpulan sanjak Surat Kertas Hijau (1953) ; Dalam Sajak (1955) ; Wajah Tak
Bernama (1956) ; Zaman baru (1961). Ia juga menulis Jalan Mutiara (drama, 1954),
Pertempuran dan salju di Paris (1956), dan Pangeran ,Keduanya kumpulan cerpen .
Sekeluar dari enam tahun penahanan Rezim orde baru karena menjadi ketua LKN
(Lembaga Kebudayaan Nasional)Milik PNI yang dekat dengan lekra PKI, sitor
menulis kumpulan sajak dinding waktu (1976), peta perjalanan (1977), Danau Toba
(1981).
nasional, warta dunia, pernah pula menjadi dosen ATNI, Kota dewan perancang
nasional, MPRS, serta pernah bermukim di Amsterdam, Paris, den hag, Islamabad.
Karya-karyanya selain yang diatas: antologi puisi zaman baru (1961); Di atas batu
(1989) ; Rindu Kelana (1994) Serta buku ilmiah sastra revolusioner (1965 ).
terkenal dengan Romance Perjalanan (1955) nya . Ia juga menulis lakon Nona
Maryam (1955), Penggali Kapur (1957) ; Puisi Rumah Bambu ; Dusta yang Manis ;
Puisi Di Langit Merah , serta novel Cahaya Dimata Emi (1968) dan Disaat
Pengarang alumni Pengurus INS Kayutanam ini pernah menjadi Pemred harian
Kumpulan cerpenya yang lain Bianglala (1963) dan Hujan Panas (1964). Novelnya
antara lain Kemarau (1967) dan Gerhana. Ia juga menulis buku nonfiksi Alam
A.A.Navis pernah menerima Hadiah Seni Depdikbud RI tahun 1980, Hadiah Sastra
ASEAN (SEA Award) tahun 1972 dan Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah RI
Tahun 2000.
sama,2 Juni 1998. Pengarang ini banyak menulis cerpen atau lakon dengan tema para
papa. Terkenal dengan dramanya Lapar; Hitam atas Putih (1959) berisi
tak Bertanda (1953). Pada pasca 70-an ,terbit kumpulan cerpennya Buku Harian
Seorang Penganggur (1972) ; novel Ibu Kita Raminten (1982); Puitisasi Terjemahan
kerakyatan juga menulis cerpen Ajal,Bajo,Manusia Kaki Lima. Ia juga menulis buku
kumpulan makalah berjudul Biarkan Kami Bicara dan Sastra dan Manusia (1986).
Pengarang yang pernah menjadi ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS), dosen tamu
Fakultas Sastra Universitas Jember ini juga menulis ; novel Persetujuan dengan
drama si Gila (1969) ;kembali kepada fitrah(1969); antologi puisi Bintang Dini(1975).
Gerhana(1996).
meninggal di Yogyakarta,4 desember 1994. Pengarang yang juga pelukis ini menulis
Gondolayu , Serta novel Hilang Lah si Anak Hilang (1963) dan Gairah untuk hidup
dan untu mati (1969). Nasyah yang cukup dekat Chairil Anwar , menulis buku hari-
hari terakhir sang penyair (1962) semacam biografi pelopor angkatan 45 itu.
Nasyah jamin yang pernah memperdalam art dan seting di Tokyo, menjadi redaktur
majalah budaya, pendiri angkatan seni rupa Indonesia, gabungan pelukis Indonesia ,
juga mengarang cernak Anak si Pai Bengal (1952), Hangtuah (1952), Novel Helai-
Helai Sakura Gugur (1964) ; Malam kuala lumpur (1968); dan senja pun turun (1982);
Bukit Harapan (1984); Tiga Puntung Rokok (1985); Ombak dan pasir (1988); Ibu
(1988); Kumcerpen di bawah kaki pak Dirman (1967) dan sebuah perkawinan (1974).
cerpen api dan cerpen lain (1951) dan si Rangka dan cerpen lain (1958). Di harison
tahun 1986 di muat cerpennya dalam kereta hari perjalanan hidup. Cerpen melalui
biola nilai terbaik oleh majalah kisah tahun 1954. Buku terjemahannya ke empat puluh
12. Ali Audah, di lahirkan di Bondowoso, 14 juli 1924. Pengarang ini lebih terkenal
Terjemahannya Susana bergema (1959), peluru dan asap (1963) ; di bawah jembatan
gantung 1983 ; sejarah hidup Muhammad (karya Heikal ) ; Lampu Minyak Ibu
Hasyim ( Novel yahya Hakki 1976) ; Kisah-kisah mesir (1972) ; setan dalam bahaya
(1978) ; Saat lonceng berbunyi (1982) ; Hari-hari sudah berlalu (karya Toha Husewin
1985)
Juni 1985. pengarang yang pernah menjabat Mendikbud RI dan Rektor UI ini menulis
kumpulan cerpen tiga kota (1959); Rasa Sayange (1961); Hujan kepagian (1958).
Pengarang yang juga penerjun dan pernah menjadi anggota tentara rakyat Mataram,
Korps Mahasiswa Magelang dan Jombang dan redaktur koran Pikiran Rakyat ini
menulis kumpulan cerpen laki-laki dan mesiu (1957); di medan perang( 1962); novel
di bawah kawat berduri (1961), Kumpulan cerpen angin laut (1958) dan kisah-kisah
revolusi (1963) serta Roman bulan madu (1962); biarkan cahaya matahari
meninggal di Jakarta 18 Juni 1999. Pengarang yang juga pelukis dan Darmawan ini
tetap aktif menulis hingga akhir hayatnya. karya-karyanya yang berbentuk drama
malam jahanam sembilan (1958) ; Badai sampai sore (1962); Nyonya dan Nyonya
(1963); malam pengantin di bukit kera (1963); Matahari Dalam Kelam (1963);
keberanian manusia (1962); perempuan itu bernama barabah (1962); novel dia musuh
yang terbit tahun 80-an : Rindu Ibu adalah rinduku perempuan-perempuan impian,
Debu-debu kalbu, Cintaku selalu padamu, Akulah pemberontak itu, ibu !, Dalam
kelembutan dan menyutradarai film layar lebar Cintaku Jauh dipulau, Sejuta Duka
Ibu, Putri seorang jenderal, Di balik pintu dosa. pada tahun 1985 ditulisnya novel
Ternyata Motenggo Boesye Juga seorang penyair buku kumpulan puisinya dengan
Karya karya motenggo boesye yang lain: Cerpen Dua tengkorak kepala (1999) ;
Nasihat untuk anakku (1963) ; novel dosa kita semua (1963); Hari ini tidak ada cinta;
Cross mama ; novel Trilogi tante Mariati (1967) ; Sri Ayati 1968; Retno Lestari
(1968). Pada tahun 1963, Terbit legenda-legenda nya: Buang Tonjam ; Ahim ha ; Batu
serompak.
16. Iwan Simatupang, Dilahirkan di Sibolga, Sumatera Utara, 18 Juni 1928 , meninggal
absurdd Lebih awal daripada Sutardji Calzoum Bachri ,putu Wijaya, budi darma, dan
bulan bujur sangkar (1960); petang ditanam (1966); RT 0 RW 0 (1960) cerpen lebih
hitam dari hitam,Kumpulan cerpen tegak lurus dengan langit 1982 novel-novel nya
sangat terkenal dan dijadikan tolok ukur kualitas sastra absurdd Indonesia : kering
17. S. Rukiah, Dilahirkan di Purwakarta, 25 April 1927. Sastrawati ini menulis Kejatuhan
dan hati (1550); Tandus (kumpulan puisi, 1952); Kisah perjalanan si apin; Jaka
18. N.H. Dini , Dilahirkan di Semarang, 29 September 1936 masih aktif hingga kini titik
pengarang wanita ini menulis kumcerpen dua Dunia (1956);Roman hati yang damai
(1961); Namaku Hiroko( novel, 1977). Kreativitasnya Justru lebih menonjol pada
tahun tahun 70-an ke atas. roman-romannya: pada sebuah kapal (1973);La Barka
(1978); langit dan bumi sahabat kami (1979). biografi Amir Hamzah ditulisnya di
bawah judul Amir Hamzah. Pangeran dari seberang (1981). kum cerpennya yang lain
Segi dan Waris. juga menulis novel Jalan Bandungan (1989) dan tirai menurun
Novelnya yang berjudul pertemuan dua hati yang mengisahkan tentang perjuangan Bu
sulit, novel ini telah disinetronkan. N.H. Dini Mempunyai pengalaman bersuamikan
diplomat asal Perancis dan bertahun-tahun tinggal di negeri itu titik latar belakang itu
panggilan dari dharma seorang bhikku (1997); Tanah Baru tanah air kedua (1997);
19. Rendra, Dilahirkan di Solo, 7 November 1935. Penyair dan Darmawan ini dulu lebih
Islam, penyair burung merak ini menjadi Wahyu Sulaiman Rendra Rendra yang kini
kumpulan sajak terdiri dari kawin-kawin, malam Stanza, nyanyian dari jalanan, sajak-
sajak dua belas perak, kumpulan puisi Balada orang-orang tercinta (1956) ;Sajak-sajak
sepatu tua (1971); Blues untuk Bonnie (1975); potret pembangunan dalam puisi
(1980) yang terakhir ini ditulisnya sepulang dari Amerika tahun 1968.
Rendra juga menulis cerpen ia sudah bertualang (1963); menulis skenario dan
berjanji, Kisah perjuangan suku naga, Sekda, drama terjemahan Oedipus Sang raja
cucu Sulaiman titik pada dekade 90-an Rendra menerbitkan Antologi puisi “Orang-
Rendra memimpin bengkel teater dan menulis buku tentang bermain drama
memberi makna pada yang fana. Rendra pernah bermain dalam film alkausar, Yang
Penamaan Angkatan "66 dalam bidang kesusastraan diberikan oleh H.B. Jassin,
memperkuat pendapatnya, bahwa pada sekitar tahun 1966, di dalam kesusastraan Indonesia telah
lahir sebuah generasi kesusastraan. Istilah Angkatan "66 sebenarnya diilhami oleh peristiwa
politik: kebangkitan generasi muda yang dipelopori KAMI-KAPPI dalam menumbangkan Orde
Lama, beberapa bulan setelah meletusnya kudeta G3 S/PKI yang gagal itu. Kebanyakan mereka
adalah aktivis eksponen Orde Baru. Kelompok yang militan itu berjuang membela keadilan dan
Angkatan '66 adalah istilâh politik. H.B. Jassin menstransfernya ke dalam dunia sastra
sehingga menjadi satu istilah sastra karena ia melihat adanya kaitan yang sangat erat antara sastra
dan perjuangan politik. sedangkan para sastrawan yang dimaksudkan sebagai berada di bawah
kubu Angkatan '66 memang ikut ambil bagian di dalam perjuangan tersebut, baik secara
langsung seperti yang dilakukan oleh Taufig Ismail, Sandi Tyas, Slamet Sukirmanto, Bur
Rasuanto, maupun lewat karya sastra yang Orde Baruis. Para sastrawan Angkatan '66-nya H.B.
Jassin memang telah berjuang melalui pena, bejuang dengan ide-ide keadilar. dan kebenaran,
dengan tegas mendobrak kezaliman dan kemelut politik serta resesi ekonomi yang waktu itu
tengah melanda.
Dalam manifes kebudayaan dirumuskan bahwa kebudayaan, termasuk ke dalam nya
merupakan suatu kubu sastra yang menjunjung tinggi kebebasan kreatif dan mencipta untuk
kuluhuran manusia secara universal, semacam tandingan lekra ( Lembaga Kebudayaan Rakyat )
nya PKI, yang giat mencipta sebagai propaganda politik dan pelaksanaan program partai.
Dengan hilang nya PKI dan lekra nya dari dunia politik kebudayaan, para pengarang
yang pada tahun 1994 lenyap dari peredaran, mulai aktif menulis aktif lagi. Di atas telah di
kemukakan bahwa Ajip Rosidi pada tahun 1950 memperoklamasikan adanya angkatan terbaru,
hal mana dapat pertentangan dari berbagai pihak diantaranya dari H.B. Jassin yang berpendapat
katakan karena kurun waktu tersebut masih terlalu dekat, belum jelas karya mana yang akan
tetap di kenang dan penyair mana yang akan tenggelam di telan masa. Mengenai perkembangan-
perkembangan yang mutahir, para penggarang mempunyai kesempatan yang terbuka setelah
1966,maka pengarang-pengarang yang sebeumnya mulai tumbuh kini dapat perkembang dengan
lebih leluasa. Surat-surat kabar menyediakan ruang kesusastraan. Majalah kebudayaan dan
kesusastraan mulai bermunculan, diantaranya budaya jaya dan Horison. Dalam usaha penerbitan
perlu di sebut “ Pustaka Jaya” Sebagai badan yang berjasa dalam memberi kesempatan terbit
kepada sejumlah besar karya sastra Indonesia. Lambat laun lebih banyak penerbit memasuki
pasaran buku dengan baik karya asli maupun terjemahan, mutu tinggi maupun rendah.
Ciri-Ciri Angkatan 66
Mulai di kenal gaya efik ( bercerita ), dan pada puisi muncul puisi-puisi balada.
Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik
Muncul puisi mantra dan surealisme ( absurd ) pada awal tahun 1970 an yang banyak
1. Taufiq Ismail, dilahirkan di Bukittinggi, 25 Juni 1937, lulusan Fakultas Kedokteran Hewan
UI, redaktur senior Horison. Penerima Anugerah Seni dari pemerintah RI tahun 1970 dan
Sastra ASEAN tahun 1994 ini telah berjasa besar dalam memasyarakatkan, mengembangkan
dan memajukan sastra Indonesia bersama tokoh-tokoh lain seperti Sutarji Calzoum Bachri,
Agus R. Sarjono, Jamal D. Rahman, Abdul Hamid Jabbar (almarhum) melalui program SBSB
Indonesia pada tahun 2000- 2004. Karena jasa-jasanya dan prestasinya, Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY memberinya gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang sastra.
Penyair ini terkenal dengan kumpulan sanjak Tirani dan Benteng, terbit tahun 1966. Sanjak
berjudul Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya, Karangan Bunga, Sebuah Jaket Berlumur
Darah, Kami adalah Pemilik Sah Republik Ini, Yang Kami Minta Hanyalah...bisa dijumpai
dalam buku-buku tersebut. Kumpulan sanjaknya yang lain, Sajak Ladang Jagung (1973) terbit
setelah ia pulang dari Amerika. Dalam buku tersebut, kita bisa membaca Kembalikan
Indonesia Padaku, Beri Daku Sumba, Bagaimana Kalau….Sejak puluhan tahun yang lalu
(1974) Taufiq bekerja sama dengan Bimbo Group dalam penulisan lirik lagu. Kita bisa dengar
nikmati lagu dan lirik Aisyah Adinda Kita, Sajadah Panjang, Balada Nabi-nabi, Bermata tapi
Tak Melilhat, Ibunda Swarga Kita, dan lain-lain dari dirinya. Taufiq Ismail juga menulis
Sajak-sajak Si Toni, Balai-balai, Membaca Tanda-tanda, Abad ke-15 Hijriah, Rasa Santun
Pada awal tahun 1994 diluncurkan buku antologi puisi berjudul Tirani dan Benteng cetak
ulang dua kumpulan puisinya yang terkenal itu. Buku tersebut diberı pengantar oleh sang
penyair secara cukup panjarng dan mendalam. Di antara kata pengantar dan dua kumpulan
sanjak tersebut disertakan pula dalam buku ini Sajak-sajak Menjelang Tirani dan Benteng.
Pada tahun-tahun seputar Reformasi ditulisnya puisi berjudul Takut 98 dan antologi puisi
Malu Aku Jadi Orang Indonesia ("MAJOI") terbit tahun 1998. Bersama DS Mulyanto, rekan
sastrawan Angkatan '66, Taufiq Ismail mengeditori buku tebal berjudul Prahara Budaya
(antologi esai, 1995), bersama LK Ara dan Hasyim Ks menyusun buku tebal juga berjudul
2. Bur Rasuanto, dilahirkan di Palembang, 6 April 1937, adalah pengarang, penyair, wartawan.
la menulis kumpulan cerpen Bumi yang Berpeluh (1963) dan Mereka Akan Bangkit (1963).
Bur Rasuanto juga menulis roman Sang Ayah (1969); Manusia Tanah Air (1969) dan novel
Tuyet (1978).
3. Goenawan Mohamad, dilahirkan di Batang, 29 Juni 1941 Penyair, esais, wartawan, yang
sampai sekarang menjadi pimpinan umum majalah Tempo ini termasuk penanda tangan
Manifes Kebudayaan. GM adalah juga penerima Anugerah Seni pemerintah RI, penerima
Hadiah A.Teeuw tahun 1992 dan hadiah sastra ASEAN tahun1981. Disamping prestasi-
prestasi diatas, GM pernah menjadi wartawan harian KAMMI, anggota DKJ, pimred express,
la menulis kumpulan sanjak interlude, Parikesit (1971), kumpulan esai Seorang Penyair Muda
Sebagai Si Malinkundang (1972) Catatan Pinggir 1 (1982), Catatan Pinggir 2 (1989), Catatan
Pinggir 3 yang dihimpun dari majalah Tempo. Karyanya yang lain : Asmaradahana
(kumpulan puisi, 1992), Seks, Sastra, Kita (kumpulan esai); Revolusi Belum Selesai
1995. Penyair, pengarang, esais ini pernah menjadi redaktur Balai Pustaka, dosen bahasa
Molenggo (1975) Kumpulan esainya berjudul Bakat Alam dan Intelektualisme (1972),
Manusia Terasing di Balik Simbolisme Sitor, Sosok Pribadi dalam Sajak (1980); antologi
puisi Hari dan Hara; kumcerpen Kejantanan di Sumbing (1965). Cerpennya Kejantanan di
Sumbing dan puisinya Dan Kematian Makin Akrab meraih penghargaan majalah Kisah dan
Horison.
5. Sapardi Joko Damono, dilahirkan di Solo, 20 Maret 1940, adalah penyair, esais, dosen dan
Guru Besar FSUI. la menulis Duka-Mu Abadi (1969), Akuarium (1974); Mata Pisau (1974)
Perahu Kertas (1983); Suddenly the Night (1988); Hujan Bulan Ini (1994) Semuanya
kumpulan puisi. la juga penerjemah yang mengalih bahasakan The Old Man and The Sea
karya Ernest Her mingway menjadi Lelaki Tua dan Laut (1973) Karya terjemahannya yang
lain Lirik Persi Klasik (1977); Puisi Klasik Cina (1976), Puisi Brazilia Modern. Kumpulan
esainya Novel Indonesia Sebelum Perang (1979); Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas
(1978); Kesusastraan Indonesia Modern, Beberapa Catatan (1983), Sihir Rendra: Permainan
Makna (1999); Politik ldeologi dan sastra Hibrida (1999). Merefleksikan saat-saat Reformasi
yang diterpa kerusuhan, penjarahan dan pembakaran gedung-gedung dan supermarket, sampai
ada ratusan jiwa yang tewas terpanggang, Sapardi mengabadikan tragedi tersebut lewat
6. Titie Said Sadikun, dilahirkan di Bojonegoro, 11 Juli 1935. Pengarang dan wartawati yang
pernah menjadi redaktur majalah Wanita, Hidup, Kartini, Famili ini menulis kumpulan
Cerpen Perjuangan dan Hati Perempuan (1962), novel Jangan Ambil Nyawaku (1977),
Lembali Duka, Fatimah yang difilmkan menjadi Budak Nafsu, Kemkarnasi, Langit Hitam di
7. Arifin C. Noer, dilahirkan di Cirebon 10 Maret 1941, meninggal di Jakarta 28 Mei 1995
Penyair yang juga dramawan dan sutradara film ini menulis sanjak Dalanm Langgar, Dalam
Langgar Purwadinatan, naskah drama Telalı Datang la, Telah Pergi la, Matahari di Sebuah
jalan Kecil , Monolog Prita Istri Kita dan Kasir Kita (1972, Tengul (1973), Kapai- kapai
(1970), Mega-megn (1966), Umang-umang (1976), Sumur Tanpa Dasar (1975), Orkes
Madun, Aa ii Uu, Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi, Ozon. Karya-karyanya yang
lain : Nurul Aini (1963), Siti Aisah (1964), Puisi-puisi yang Kehilangan Puisi-puisi (1967);
Selamat pagi, Jajang (1979). Nyanyian Sepi (1995), drama Lampu Neon (1963), Sepasang
Selain penyair dan dramawan yang memimpin Teater Kecil, Arifin C. Noer juga penulis
skenario dan sutradara film yang andal. Karya skenarionya antara lain: G 30 S/PKI; Serangan
Film-film yang disutradarinya: Pemberang (1972); Rio Anakku (1973); Melawan badai
(1974); Petualang-petualang (1978); Suci Sang Prmadona (1978), Harmonikaku (1979). Pada
tahun 1972 Arifin menerima Hadiah Seni dari Pemerintah RI dan pada tahun 1990 menerima
8. Hartoyo Andangjaya, dilahirkan di Solo 4 Juli 1930, meninggal di kota ini juga pada 30
Agustus 1990. Penyair yang pernah menjadi guru SMP dan SMA di Solo dan Sumatra Barat
Sebuah Lok Hitam, Buat Saudara Kandung. Sanjak-sanjak tersebut bisa dijumpai dalam
bukunya Buku Puisi (1973). Musyawarah Burung (1983) adalah karya terjemahan liris
prosaya tokoh sufi Fariduddin Attar. Seratusan puisi karya penyair sufi terbesar sepanjang
sejarah, Maulana Jalaluddin Rumi, diambil dari Diwan Syamsi Tabriz. diterjemahkan dan
Hartoyo juga menulis antologi puisi Simponi Puisi (bersama DS Mulyanto, 1954), Manifestasi
(bersama Goenawan Mohamad dan Taufiq Ismail, 1963), kumpulan syair Dari Sunyi ke
Terhortmat bagi Pelaut (antologi puisi J.Slauerhoff, 1977). Rahasia Hati (novel Natsume
Suseki,1978); Pursi Arab Modern (1984).Hartoyo Andangjaya termasuk penanda tangan
Manifes Kebudayaan.
9. Slamet Sukirnanto, dilahirkan di Solo 3 Maret 1941 Penyair. ini menulis buku kumpulan
puisi Kidung Putih( 1967), Gema Otak Terbanting, Jaket Kuning (1967) Bunga Batu (1979),
Catatan Suasana (1982), Luka Bunga (1991) Bersama A. Hamid Jabbar, Slamet mengeditori
buku Parade Puisi indonesia (1993). Dalam buku itu, termuat sanjak sanjaknya: Rumah,
Rumah Anak-anak Jalanan, Kayuh Tasbihku, Gergaji, Aku Tak Mau. Bersama Sutanji
Calzoum Bachri dan Taufiq Ismail, Slamet menjadi editor buku Mimbar Penyair Abad 21
10. Mohamnad Diponegoro, dilahirkan di Yogya 28 Juni 1928, meninggal di kota yang sama 9
Mei 1982. Pengarang, dramawan, pendiri Teater Muslim, penyiar radio Australia ini menulis
cerpen Kisah Seorang Prajurit, roman Siklus, terjemahan puitis juz Amma Pekabaran/Kabar
Wigati (1977), kumpulan esai ketika ia menjadi redaktur Suara Muhammadiyah berjudul
Yuk, Nulis Cerpen, Yuk (1985). Mohammad Diponegoro juga menulis antologi puisi
bersama penyair lain bertajuk Manifestasi (1963), drama Surat pada Gubernur, lblis (1983),
buku esai Percik-percik Pemikiran lgbal (1984), antologi cerpen Odah dan Cerita Lainnya
(1986).
di Jakarta, 9 April 1984, mengarang roman Orang Buangan (1971), dan Perjanjian dengan
Maut (1975), kumpulan sanjak Luka Bayang (1964), menerjemahkan epos Mahabharata.
12. Satyagraha Hurip, dilahirkan di Lamongan 7 April 1934, meninggal di Jakarta 14 Oktober
1998, merngarang cerpen Pada Titik Kulminasi, kumcerpen Tentang Delapan Orang, novel
Sepasang Suami istri (1964), Resi Bisma (1960), serta menyunting antologi esai Sejumlah
Masalah Sastra (1982). Karya-karyanya yang lain: Burung api (cerita anak-anak, 1970);
Sarinah Kembang Cikembang (kumcerpern, 1993). Satyagraha adalah editor buku Cerita
Pendek Indonesia I-IV (1979) dan penulis terjemahan Keperluan Hidup Manusia (novel Leo
Tolstoy, 1963).
Cerpen-cerpennya dimuat di Kompas, Republik, Matra, antara lain Surat Kepada Gubernur,
Sang Pengarang la juga menulis kumpulan cerpen Gedono-Gedini (1990) dan Sesudah
13. Titis Basino PI, dilahirkan di Magelang 17 Januari 1939, menulis cerpen Rumah Dara,
novel Pelabuhan Hati (1978); Di Bumi Aku Bersua di langit Aku Bertemu (1983), Bukan
Rumahku (1983) Welas Asih Merengkuh Tajali (1997); Menyucikan Perselingkuhan (1998),
Dari Lembah ke Coolibah (1997); Tersenyum pun Tidak untukku lagi (1998); Aku Supiyah
Istri Hardian (1998), Bila Binatang Buas Pindah Habitat (1999); Mawar Hitam Milik Laras
(2000), Hari yang Baik (2000). Pada tahun 1999 Titis menerima Hadiah Sastra Mastera.
tahun 1992, terkenal dengan dramanya Domba-domba Revolusi (1962). Juga ditulisnya
novel Tanpa Nama (1963); Enam Jam di Yogya, drama Tak Terpatahkan (1967), buku
(1963), kumpulan sanjak Nafiri (1983), novel Pejuang-pejuang Kali Pepe (1984); Sarip
Tambak Oso (1985). Juga menulis drama yang sangat terkenal berjudul Mahkamah di
Seberang Maut.
16. Umar Kayam, dilahirkan di Ngawi 30 Maret 1932, Guru Besar UGM sang budayawan dan
Novelnya yang sangat terkenal berjudul Para Priyayi (1992) dan Jalan Menikung (2000).
Karyanya yang lain berjudul Ke Solo ke Jati dan Bi ljah, keduanya berbentuk cerpen,
kumcerpen Parta Krama (1997), kumpulan esai Seni, Tradisi, Masyarakat (1981), kumpulan
kolom Mangan Ora Mangan Kumpul, Sugih Tanpa Bandha, Madhep Ngalor Madhep
Ngidul. Pada tahun 1987 Umar Kayam memperoleh Hadiah Sastra ASEAN
17. Budiman S. Hartoyo, dilahirkan di Solo 5 Desember 1938 menulis antologi puisi Lima
Belas Puisi (1972); Sebelum Tidur (1977). Banyak menulis puisi-puisi religius, di
antaranya puisi tentang pengalaman spiritualnya ketika ia beribadah haji ke Tanah Suci.
Dalam bunga rampai Laut Biru Langit Biru susunan Ayip Rosidi bisa dibaca sanjak-sanjak
sufistiknya antara lain : Jarak Itu pun Makin Menghampir, Bukalah Pintu Itu, Di depan-Mu
18. Gerson Poyk, dilahirkan di Pulau Rote Timor 16 luni 1931 mengarang novel Sang Guru
(1971), kumcerpen Matias Anankari (1975), novelet Surat Cinta Rajagukguk, Cinta
Pertama, Kecil Itu Indah Kecil Itu Cinta. Corson juga menulis cerpen berjudul Bombay,
19. Ramadhan K.H., dilahirkan di Bandung, 15 Maret 1927, meninggal di Cape Town, Afrika
Selatan, 15 Maret 2006, adalah penyair, novelis, penerjemah Sebentar berkuliah di ITB,
pindah ke Akademi Dinas Luar Negeri, pernah bekerja di Sticusa Amsterdam, pernah
menjadi redaktur majalah Kisah, Siasat, Budaya Jaya, anggota DKJ, direktur pelaksana
Ramadhan menulis kumpulan sanjak Priangan Si Jelita. Terkenal dengan romannya Royan
sebuah figur yang jujur, seperti Si Mamad arahan sutradara Syuman Jaya. Novelnya yang
lain berjudul Keluarga Permana, dari perjalanan cinta Inggit Ganarsih dengan Bung Kamo,
Ramadhan menulis novel yang mengasosiasikan pembaca pada korupsi yang terjadi di
20. Muhammad Saribi Afn, dilahirkan di Klaten 15 Desember 1936, penyair dengan
kumpulan sanjaknya Gema Lembah Cahaya (1963). Karyanya yang lain, sebuan antologi
panjang Yang Paling Manis ialah Kata. Dari mendengarkan kuliah subuh Buya HAMKA,
21. Mansur Samin, dilahirkan di Batangtoru Sumatra Utara 2 April 1930, penyair, pengarang
cerita kanak-kanak, wartawan guru. Kumpulan sanjaknya Perlawanan (1966) dan Tanah Air
Baru, sebagaimana Tirani dan Benteng karya Taufiq Ismail dan Mereka Telah Bangkit
karya Bur Rasuanto. Juga menulis antologi puisi Dendang Kabut Senja (1969), Sajak-sajak
Putih (1996), drama Kebinasaan Negeri Senja (1968) Cerkan-cerkannya antara lain: Si
Bawang, Telaga di Kaki Bukit, Gadis Sunyi, Empat Saudara, Berlomba dengan Senja.
22. Rahmat Joko Pradopo, dilahirkan di Klaten 3 November 1939, penyair yang juga Guru
Besar dari Fakultas Sastra UGM Ditulisnya antologi puisi Matahari Pagi di Tanah Air
(1967), Hutan Bunga (1990); Jendela Terbuka (1993). Sebagai ahli sastra, Rahmat menulis
buku berjudul Pengkajian Puisi (1987); Bahasa Puisi Nyanyi Sunyi dan Deru Campur Debu
Sastra angkatan 80 an
Penamaan sastra angkatan 1980 bertolak dari suatu pemikiran,bahwa suatu dekade 1980 telah
terjadi berbagai inovasi dalam kehidupan sastra kita,terhadap angkatan angkatan sebelumnya.ia
jauh berbeda jika dibandingkan dengan generasi kisah (1953-1961)generasi manifes kebudayaan
Periode 1970-1979 kita satukan dengan sastra periode 1980 kaena karena konsepsi ide meeka
sastraaaawan,jumlah media masa dan penerbit,dan bukan pada hal hal prinsip.sebagai suatu
Menampilkan berbagai bentuk inovasi atau pembaharuan dalam soal ide atau gagasan
Dari zaman dahulu,puisi merupakan suatu bentuk ekspresi yang penting bagi seniman
indonesia.kenyataan ini terus dapat diamati dalam kesusastraan modern dan mencapai
pertumbuhan yang luar biasa dalam kurun waktu setelah 1966 hingga saat ini.Dalam waktu
sebelum orde baru banyak timbul puisi yang banyak disebut puisi perjuangan.penyair penyair
terkemuka jenis puisi ini adalah Taufik Ismail,Mansur Samin dan Bur Rasuanto.judul judulnya
seperti Tirani,Mereka telah bangkit,Pembebasan dan masih banyak lainnya.tetapi kehidupan nya
tidak begitu lama karena modalnya hanya semangat belaka.Nilainya hanya sebagai cetusan hati
Ungkapan dalam puisi yang tercetus pada zaman pergantian orde baru ini tidak
berhenti.melainkan terus berkembang dan bertambah dengan hasil hasil yang tidak
mengecewakan.Pada saat ini dapat dikatakan bahwa puisi indonesia modern telah mencapai
mutu yang menarik perhatian gelangang internasional.diantara penyiar yang menonjol adalah
Memandang panorama puisi indonesia dekade 70 -80 yang menyemaraki dunia sastra
belakang.hal ini dapat kita lihat pada struktur lahir dan struktur batin serta nilai nilai pendidikan
yang terkandung dalam karya karya yang dimaksud.kalau dalam penulisan prosa kita
menemukan kenyataan berimbangnya jumlah cerpen dan novel yang berbobot literer dan
pop,maka dalam puisi,jumlah karya yang berbobot sastra jauh lebih banyak daripada yang
sebatas pop.
Masa subur kepercayaan periode 70-80 an ditandai dengan munculnya ratusan penyair baru
yang menciptakan lebih dari sepuluh ribu judul puisi.pada ketika itu,nama nama lama pun tidak
tinggal tenggelam.regenerasi rasanya kurang tepat untuk kreativitas semacam sastra ini,sebab
penyair dapat menciptakan lahan untuknya bercocok tanam.para penyair indonesia dekade 70-80
lebih seratus orang penyairyang berkiprah pada periode ini dengan kualitas karya tidak
Puisi puisi indonesia dekade 70-80 an ini memiliki struktur lahir yang sangat beraneka
ragam.di samping bentuk bentuk yang masih punya keterikatan kuat dengan konvensi penulisan
puisi yang telah ada,pada periode ini,unsur unsur seni rupa ikut mewarnai bentuk bentuk sajak
yang ada yang sebetulnya telah dirintis oleh para penyair dekade 70 an,mengisyaratkan kepada
kita bahwa kekuatan struktur puisi mutakhir tidak semata mata pada kata.
Puisi jenis ini memiliki berpuluh baris yang dibagi dalam beberapa bait.larik larik dalam
puisi bait itu ditulis selalu dari tepi,terdiri atas bebarapa kata yang ditata secara
pembaitan.akan tetapi penataan baris baris tertentu di tulis lebih dikanan,kata kata yang
seharusnya berderet dalam satu baris dibuat beberapa baris tetapi dengan jalan disusun
vertikal ke kanan.
Puisi jenis ini memiliki ciri seperti paragraf,kata kata nya membentuk lukisan,judulnya
sangkar dan segi delapan,puisi dengan pemenggalan suku kata,penyebaran kata secara
bebas,masih menggunakan kata kata purba dan puisi jenis ini menggunakan simbolisme
yang personal.
Struktur batin puisi lebih menunjuk hal hal yang bersifat kejiwaan dari sebuah puisi,ia meliputi
spiritual,intelektual,kemanusian, dan keilahian yang dimiliki dan dituang sang penyair dalam
karya nya.
rekaman peristiwa
Pada periode ini banyak penyair memanfaatkan kejadian kejadian keseharian sebagai
potret alam
Dalam periode ini masih banyak dan sering menjumpai sanjak sanjak yang memotret
nilai keagamaan
Para penyair yang salih baik dari agama islam,nasrani,maupun agama lainnya,sering
mengekpresikan kedalaman religuisitas mereka dalam karya karya indah berupa sanjak.
puisi tasauf
Tasauf lebih suntuk mengolah hati nurani sehingga nilai nilai ketuhanan di terjemahkan
lebih dalam daripada standar perilaku ritual dan gerak gerik lahir.
problem kehidupan
kebenaran,keluhuran,keselamatan umat.
solidaritas sosial
tema kerakyatan.
puisi humor
Puisi puisi tertentu karya penyair penyair kita ternyata punya aspek kelucuan yang
menghibur.
Ada kecenerungan pada penyair tertentu untuk menghidupkan kembali akar budaya
tradisi dalam cerita rakyat,sejarah,atau tarikh yang sudah mendarah daging ke dalam
1. Putu Wijaya, Dilahirkan di Tabanan ,Bali,11 April 1944 pendiri dan pemimpin
teater Mandiri, pengarang, wartawan, Dramawan, yang sangat produktif dan acap
(1976), Edan Zat (1996),Humpimpah, keenam drama ,Lho (1982)Keok (1978), Sobat
(1981), semuanya
NgurahPutu Wijaya ini juga menulis novel yang berjudul perang 1990 yang
suarapembaruan, cerpen cerpen Putu terus bisa kita baca hingga Awal abad XXI
ini,Antara lain teror, sport, pulang, Indonesia, pae,Dan anjing. novelnya pol
diterbitkan di Grafiti Perss 1987 dan Croco dimuat bersambung di harian Republika.
Putu Wijaya juga menulis karya-karya skenario yang cukup berbobot sama antara lain:
perawan desa zig-zag, plong atau Naik daun, Ramadan dan Ramona.
Putu Wijaya juga menulis kumpulan esai BOR, cerber dangdut di Suara
(1994); Zig-Zag (1996) ; Tidak (1999). Novel-novelnya yang lain : Pabrik (1977);
festival teater sedunia di Prancis dan Berdin, menjadi dosen tamu di Universitas
wisconsin USA. Pada tahun 1980, Putu Wijaya menerima hadiah sastra ASEAN.
2. Sutarji Calzoum Bachri Al Hajj, Dilahirkan di Riau, 24 Juni 1944, pernah dikenal
sebagai presiden penyair Indonesia. Penyair ini bisa benar-benar Trans ketika
buku. nomor-nomor sajaknya yang terkenal antara lain kucing,Ah, Shang Hai, Mari,
mesin kawin, Q, tragedi winka dan sihka, walau, belajar membaca, Herman.
Ilahi dan aroma tasauf . Paska O Amuk Kapak (1981),Sutarji menulis sanjak-sanjak:
Puisinya ada yang pernah dimuat sebagai catatan kebudayaan majalah sastra Horison
Sutardji juga menulis cerpen antara lain: Senyumlah pada bumi, ayam, hujan
esai-esai nya di bentara (rubrik budaya Kompas ) Dibukukan menjadi gelak esai
3. Emha Ainun Najib (Cak Nun ) Dilahirkan di Jombang, 27 Mei 1953, penyair yang
sangat banyak menulis puisi puisi religius Islamis, Budayawan, dramawan, Mubaligh,
dengan atensi sangat tinggi terhadap masalah-masalah sosial dan banyak membela kaum
tertindas sehingga pernah cukup lama dicekal oleh penguasa yang otoriter. pembacaan
nya dulu acara diiringi gamelan nya teater dinazti Di bawah pimpinan Fajar suharnoko
Ma tapi kemudian bersama gamelan Kyai Kanjeng yang dikomandaninya Sendiri. Emha
yang di disapa Cak Nun, Juga seorang cerpenis, kolumnis yang andal, esais yang
puisinya yang lebih kemudian Di bawah mahkota sesobek buku harian Indonesia (1983).
Cak Nun juga menulis antologi puisi 99 untuk Tuhanku (1983 ),Kumpulan esai
Indonesia bagian sangat penting dari Desa saya 1983, sastra Independen, Catatan
perjalanan ketika ia Melanglang ke Nederland Dan Jerman dari pojok sejarah: renungan
perjalanan 1985, cerpen ambang, dibelakangku, lelaki yang ke seribu di ranjangku, dan
lain-lain.
Penyair alumni Pondok Gontor yang selama beberapa bulan pernah berkuliah
di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini terkenal sangat produktif dan kreatif
dengan Khazanah Karya meliputi bentuk-bentuk fiksi, puisi, essay, makalah, teks
Berupa fiksi: Gerakan Punokawan atawa harus bawah (Cerber di berita buana,
Kemudian diterbitkan sebagai novel );Yang terhormat Nama saya ( kumpulan cerpen);
Novel pak Kanjeng;Kumcerpen BH (2005), Teks drama; Patung kekasih; Geger Wong
Ngoyak Macan ;Keluarga sakinah; lautan jilbab; Perahu Retak; Pak Kanjeng; Mas
Surabaya Pos); Secangkir Kopi Jon parkir (Sketsa dari masa kini); Dan Tuhan pun
tersenyum; anggukan ritmis pak Kyai; Ikut tidak lemah, Ikut tidak melemahkan titik;
Opples (Opini Plesetan); Kyai Kocar-kacir. Pada tahun 2001 dengan penerbit
Gramedia, diluncurkan Trilogi antologi puisinya terdiri dari doa mencabut kutukan;
Mendut (kumpulan esai, 1978), Genduk duku (cerber atau novel),sastra Dan
karya-karya romo mangun yang lain ; Lusi Lindri (novel,1987); Belanda Becak
orang-orang Republik (antologi esai); Durga umayi (novel) ; Pohon pohon sesawi
5. Abdul Hadi W.M., Dilahirkan di Sumenep, 24 Juni 1946, Penyair dan esais yang
menulis kumpulan Sanjak riwayat (1967), Laut belum pasang (1971); cermin (1975),
potret panjang seorang pengunjung Pantai Sanur (1975),Meditasi 1676,Terbaik
dikenal sebagai juru bicara sastra sufi yang juga menjadi dosen di
(Antologi puisi);Anak laut, anak angin (Antologi puisi, 1993);Rumi: Sufi dan penyair
(Terjemahan ,1987).
Yang juga pelukis, kolumnis dan penyair. banyak cerpen-cerpennya di media massa
yang diberi ilustrasi karya lukisannya, misalnya dinding Ibu, Dinding anak, dinding
waktu, alun-alun seribu patung .Menulis kumpulan cerpen Godlob (1976), Adam
Ma’rifat (1982), memperoleh hadiah sastra DKJ,catatan perjalanan orang Jawa naik
haji (1984).
Kumpulan cerpen yang lain adalah berhala dan gergasi; setangkai merpati di
sayap Jibril (2001).Di jurnal Ulumul Qur’an bisa kita baca cerpen gaharu dan
Tahta,Dan di matra: Gandasturi,Balairung,Belukar. Di Horison bisa pula dibaca
dan solilokui.Danarto juga menulis teks drama: Obrok Owok-owok Ebrek Ewek-ewek
novel mencoba tidak menyerah (1979), terbaik menurut DKJ , Arjuna Mencari
jembatan.
(1984),Sebuah novel pop sebagaimana Arjuna Mencari Cinta serta lirik lirik lagu yang
Yudhis menulis cerpen cerpen di Kompas antara lain: Jurkamin,telepon, dan di berita
buana berjudul paman saddam ; kumcerpen forum bengkarung (1994); wanita dalam
menulis kumpulan puisi catatan putih (1975),Hukla (1979), pegarang novel di bawah
bayangan sang kekasih (1978), reporter berbagai peristiwa sastra. Terkenal dengan
puisinya yang berjudul Ode buat proklamator, puisinya tentang Bung Karno. Juga
ditulisnya puisi kita muliakan para miskin, kita memerlukan seorang kekasih, dan
lain-lain. Karya Leon yang lain : Kumcerpen Hedona dan Masochi (1984) serta
10. Darmanto Jatman, dilahirkan di Jakarta , 16 agustus 1942, penyair yang pisikolog,
bahasa asing yang lain dalam sanjak-sanjaknya. Buku kumpulan sanjaknya Bangsat
sanjaknya anak, istri, karta ia bilang mBoten, marta klungsu dari Leiden, main cinta
model Kwang wung. Sanjaknya yang lain Hai Sapi ini pasar apa seminar?
Pada bulan Mei 1994 diluncurkannya buku kumpulan puisi Golf untuk Rakyat.
Di awal Milenium III ditulisnya antologi puisi yang judulnya norak: Sori, Gusti.
11. Abdul Hamid Jabbar, penyair kelahiran Kotagadang Sumatra Barat, 27 Juli 1949,
meninggal di Jakarta tahun 2004, saat berpentas membaca sanjak di UIN Syarif
Hidayatullah. Ia menulis antologi puisi Paco paco (1974); Dua Warna (bersama Upita
Agustin, penyair Padang, 1975); Wajah Kita (1981). Terkenal dengan sanjak
Bergoyang, Lingkungan Orang Rongsokan. Juga menulis cerpen Meja dan Tak
merdu, dan Bung Abdul Hamid Jabbar sendiri merupakan deklamator yang sangat
12. Budi Darma, dilahirkan di Rembang, 25 April 1937, pengarang yang bergelar Prof.
Dr. ini pernah menjadi Rektor IKIP Surabaya (sekarang UNESA). Terkenal dengan
novelnya yang dinyatakan terbaik pada tahun 1980 oleh Dewan Kesenian Jakarta
la juga menulis novel dengan setting Surabaya berjudul Rafikus (1988), cerpen di
Matra berjudul Madelun. Romannya yang terbaru berjudul Ny. Talis (1996). Sebelum
Harmonium (1995). Acap menulis cerpen yang dinyatakan terbaik misalnya Laki-laki
yang Berdosa di majalah Horison, dan di harian Kompas yang kemudian dijadikan
judul ccrperi pilihan Kompas edisi tahun tertentu, yakni cerpen Derabat dan Mata
yang Indah. Pada tahun 1984 Budi Darma menerima Hadiah Sastra ASEAN. Sebelum
itu, diterimanya Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta,tahun 1983, dan setelahnya:
Anugrah Seni Pemerintah RI (1993), Satyalencana kebudayaan dari presiden RI
Ubun-ubun (1974), Cermin Sang Waktu (1976), pengarang roman puitis pemenang
sayernbara DKJ Upacara (1978) juga ditulisnya kumcerpen Malam Putih (1978),
Perjalanan Guru Sejarah (1983), serta kumpulan esai Suara Pancaran Sastra (1984),
Puisi Indonesia Kini, Sebuah Perkenalan (1980), Puisi Indonesia Hari Ini: Sebuah
Kritik (1985), Sastra Tanpa Kehadiran Sastra, Cerita Pendek Indonesia Mutakhir:
Korrie yang penah menjadi redaktur senior majalah Sarinah Jakarta juga
menulis antologi cerpen Perhiasan Bumi (1986) dan Tarian Gantar Sastrawan yang
sangat produktif dan memiliki Pusat Dokumentasi Sastra Korrie Layun Rampan ini
menjadi editor dan menerbitkan buku setebal 782 + iv berjudul Angkatan 2000 dalam
Sastra Indonesia, terbit pada tahun 2000, menyusul Ayip Rosidi yang pernah
menyusun bunga rampai sejenis setebal 691 berjudul Laut Biru Langit Biru yang terbit
serial Imung, Kiki dan Komplotannya, novel Semesra Merapi-Merbabu (1977), Dua
Ibu (1981), Canting (1986), serial berupa cerpen-cerpen Keluarga Cemara yang
Aku Cinta indonesia (ACI), novelet Kapten bola, Surat dengan Sampul Putih, esai
Pelajaran Pertama buat Calon Ayah (1981). Ditulisnya buku yang memberi motivasi
agar kreatif dan cukup percaya diri untuk terjun ke dunia tulis-menulis dengan esai-
esai persuatif yang kemudian dibukukan dengan judul Mengarang Itu Gampang
(1982) serta Mengarang Novel itu Gampang (1984). Arswendo juga menulis naskah
drama Sang Pemahat, dan skenario Arie Anggara (dibintangi Yan Cherri sebagai Arie
dan Deddy Miswar sebagai Machtino, ayah kandung Arie yang membunuh anaknya
sendiri).
sastrawan wong Solo ini dikenal bertangan dingin dalam mengelola media
massa dan merupakan orang penting di KKG (kelompok Kompas Gramedia). Pemah
sukses memimpin tabloid Mingguan Monitor yang bertiras mencapai lebih 500,000
eksemplar
Dia ikut menangani tabloid anak anak Fantasi dan di sana menulis cerber
Pendekar Hina dina. Novelnya Senopati Pamungkas yang puluhan jilid panjangnya,
ditulisnya dari balik tirai besi LP Cipinang Jakarta karena kasus Angket Kaget Lima
Juta Tabloid Monitor yang kontroversial. Serial karyanya Keluarga Cemara dinilai
sebagai karya sastra yang sangat menyentuh dan bersifat edukatif, berguna untuk
dibaca oleh anak-anak sekolah Naskah skenarionya berjudul Mengapa Harus Inul ikut
meramaikan polemik seputar Inul Daratista vs Rhoma Irama tentang goyang ngebor
yang erotik.
jumalistik Hadiah Zaenal Zakse); drama Sang Pemahat; Sang Pangeran; kumpulan
cerita anak Ito (1973); Lawan Jadi Kawan (1973); novel Bayang-bayang Baur; The
Sircus, Projo dan Brojo (1994); kumcerpen Senja yang Paling Tidak Menarik (2001)
15. Pamusuk Eneste, dilahirkan di Sipirok, Sumatra Utara, 19 September 1951, alumnus
dan dosen FSUI, editor PT Grasindo, cerpenis, peneliti sastra yang sangat produktif.
Indonesia Tahun 70an (1982); Proses Kreatif I II (1982 dan 1984); Pengadilan Puisi
Departemen P dan K; Kamus Sastra untuk Pelajar (1994); Mengenal Chairil Anwar
16. Hamsad Rangkuti, dilahirkan di Medan, 7 Mei 1943, cerpenis yang menulis
Klamono, Panggilan Rasul, Uang Logam, Ketupat Gulai Paku, kumcerpen Cemara
(1982) dan Lukisan Perkawinan (1982) Hamsad juga menulis antologi cerpen
Sampah Bulan Desember (2000); novel Ketika Lampu Merah Menyala dan antologi
17. Wisran Hadi, dilahirkan di Padang, Juli 1945, alumni STSRI Yogya, pengajar SSRI
Padang dan INS Kayutanam, sastrawan dan dramawan yang bersama Bumi Teater
(1978); Putri Bungsu (1978); Gaung (1975); Ring (1976); Cindua Mato (1978);
Pewaris (1981). Ia juga menulis Simalakama (antologi puisi), Mahponi Gugur Lagi
(kumcerpen); Tamu (novel, 1996); Imam (cerber, 1977). Kini Wisran tinggal di
Ayip Rosidi, sastrawan yang juga cendekiawan, Doktor lulusan UI, dosen Fakultas
Sastra di almamaternya. Dia menulis kumpulan puisi berjudul Pabila dan Di mana
(1974); cernak Panji Segala Raja (1974); Yang tersisih (1965); terjemahan
alumni FISIP UGM, menulis novel: Ibu (1969); Kusni Kasdut (1981); skenario Gadis
Penakluk (1981); saduran yang kemudian difilmkan dengan bintang utama S. Bagio
(terpilih sebagai best actor) Topaz Sang Guru (1981); buku ilmiah Menjadi Indonesia:
20. Marianne Katoppo, dilahirkan di Tomohon, Sulawesi, 9 Juni 1943, terkenal dengan
Anggrek Tak Pernah Berdusta (1980); Rumah di Atas Jembatan (1981); Dunia Tak
Bermusim (1984). Pada tahun 1982 Katappo menerima Hadiah Sastra ASEA.
21. Sindhunata, dilahirkan di Malang, 12 Mei 1952, budayawan, Romo, Doktor Filsafat
(gubahan dari Ramayana); Bharatayudha (1978); Cikar Bobrok (1997); Tak Enteni
majalah budaya Basis 2006 berjudul Singgasana Hati, Tukang Rombeng, Di Sinilah
Aku, Ke Syurga dengan Menari Sama, Buah Delima dalam Bibir Zulaikha. Romo
Sindhu juga menulis karya karya: Bayang Bayang Ratu Adil, Air Kata-Kata (antologi
Puisi);Kambing Hitam, Semar Mencari Raga, Air Penghidupan, Tanpa Bunga dan
Telaga Duka, Air Mata Bulan, Ilmu Ngglethek Prabu Minohek, Babat Putri Cina,
22. Ahmad Tohari, dilahirkan di Banyumas, 13 Juni 1948, terkenal sebagai novelis,
cerpenis, juga kolumnis yang sangat peka membahas tema-tema sosial, dengan sudut
pandang humanistis religius. Sampai kini tetap tinggal di desa dan mengelola
masyarakatnya yang polos namun sebenarnya tidak sunyi dari problem problem
sosial.
Novel novelnya : Di Kaki Bukit Cibalak (1986), Kubah (1980), keduanya novel
pemenang sayembara DKJ, trilogi Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Jentera Bianglala,
Lintang Kemukus Dinihari (1985), serta Lingkar Air Lingkar Tanah (1995) dan
(2000). Cerpen-cerpennya yang lain ialah Mata Yang Enak Dipandang, Darman,
Penipu yang Keempat ,Pemandangan Perut .Kang Tohari telah pula menerbitkan
antologi esai Mas Mantri Gugat. Pada tahun 1995 ia menerima Hadiah Sastra
ASEAN.
tokoh NU, adalah penyair yang juga pelukis. Puisi-puisinya kebanyakan kocak,
ngepop, terutama yang termuat dalam buku kumpulan puisi Ohoi, Puisi-puisi Balsem
(1991). Dalam antologi yang judulnya sangat unik tersebut, bisa kita baca aneka
kritik sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai keagamaan. Meski puisi-puisinya
terkesan penuh permainan bunyi, namun di balik semua itu bisa ditemukan logika-
logika cerdas penyairnya, serta kepiawaian Gus Mus menemukan kata-kata yang
ritmis sehingga Enak dibaca. Ungkapan ungkapannya terasa segar dan original.
Kumpulan puisinya yang kedua berjudul Tadarus (1993) diberi pengantar oleh
sanjaknya antara lain berjudul Dajjal, Orang-orang Kaya Bersatulah. Gus Mus juga
menulis puisi dalam rangka mangayubagya hari ulang tahun Kemerdekaan Republik
Indonesia dengan judul Rasanya Baru Kemarin, ditulis sejak tahun 1994, dan setiap
tahun direvisi langsung oleh penyairnya. Pada tanggal 17 Agustus 2003, telah
Ujungpandang, Solo, Bandung, yang diketuai oleh Rendra, Gus Mus diikutsertakan di
samping Abdul Hamid Jabbar, Oka Rusmini, Husni Jamaluddin, Cecep Syamsul Hari,
Abdul Hadi W.M., Sosiawan Leak. Dalam acara bergengsi tersebut, Gus Mus
menampilkan karya yang berjudul Sajak Atas Nama dan Itstighotsah Para Binatang.
Dimuat dalam edisi khusus Horison April 2002, dalam kedua puisi tersebut terpadu
kritik sosial yang kental dan nilai religius yang tinggi. Karya-karya Gus Mus yang
lain: antologi Gandrung: Sajak-Sajak Cinta (Adiba, Surabaya, 2001) yang penuh
ungkapan cinta Ilahiah yang romantis, diberi kata pengantar oleh D. Zawawi Imron,
penyair asal Madura yang puisi-puisinya sangat lembut dan dekat dengan alam dan
religius, Negeri Daging, kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi, serta kumpulan esai Batu
Filsafat dan Mutiara Benjol (Lembaga Studi Filsafat Islam, Yogyakarta, 1994)
Di awal kemunculannya sebagai penyair di dekade 80-an, masyarakat sastra
Indonesia sempat dibuat terhenyak oleh model puisinya yang nyentrik namun
membawa nuansa kesegaran seperti Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana,
Nyanyian Kebebasan atau Boleh Apa Saja, Puisi Jenaka Muslimin Modern yang
sungguh-sungguh norak. Kita nyaris tidak percaya bahwa puisi-puisi tersebut ditulis
oleh seorang Kyai Haji pemimpin pondok pesantren. Gus Mus juga menulis
cerita anak-anak, Gaya Favorit Press Jakarta, 1979), Ohoi, Puisi Balsem (Pustaka
Firdaus, Jakarta, 1991, 1994), Tadarus, Antologi Puisi (Prima Pustaka, Yogyakarta,
1993), Rubaiyat Angin dan Rumput (Majalah Humor dan PT. Matra Media, Cetakan
II, Jakarta, 1995), Pahlawan dan Tikus (kumpulan puisi, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1996), Wekwekwek: Sajak Sajak Bumi Langit (1996), Negeri Daging (Bentang
Semesta Yogya, 1996), Metode Tasawuf Al Ghazali (terjemahan dan komentar, Pelita
Dunia Surabaya, 1996), Saleh Ritual Saleh Sosial (Mizan, Bandung, Cetakan II,
(Kompas, 2003)
24. Muhamniad Fudoli Zaini, dilahirkan di Sumenep, Madura, 8 Juli 1942. Berlatar
orang-orang kecil dan tragedi mereka. Cerita-cerita yang penuh dengan nuansa
keagamaan, renungan hidup ketasaufan dengan bahasa yang sederhana, namun lancar
Dari intuisi, otak dan tangannya, telah lahir lima buah kempulan cerpen, yakni:
Lagu dari Jalanan (Balai Pustaka, 1982, Potret Manusia (Balai Pustaka, 1983), Kota
Kelahiran (Balai Pustaka, 1985), Arafah (Pustaka, 1985) dan Batu-batu Setan (Pustaka
Firdaus, 1994). Sifat metaforis bisa kita rasakan pada pemilikan judul-judul berikut:
25. Kuntowijoyo, dilahirkan di Yogyakarta 1944 adalah novelis ,cerpenis, penyair yang
juga sejarahwan. Ia menulis novel Khotbah di Atas Bukit (1976) yang terkenal itu,
cerber Pasar, kumpulan puisi Suluk Awang-Uwung (1976), dan Isyarat (1976), serta
kumpulan cerpen Dilarang Mencintai Bunga-bunga dan cerpen Ada Pencuri di dalam
Menyerbu Kuburan termasuk cerpen pilihan Kompas yang kemudian dijadikan judul
Karya-karya Kuntowijoyo yang lain: novel Kereta Api Berangkat Pagi Hari
(1966); Impian Amerika (1998); Mantra Penjinak Ular (2000); drama-drama Rumput-
rumput Danau Bento (1969); Tak Ada Waktu buat Nyonya Fatma (1972); Topeng
Kayu (1973); antologi puisi Makrifat Daun, Daun Makrifat (1995); kumcerpen
Hampir Sebuah Subversif (1999), buku ilmiah Dinamika Umat Islam Indonesia
terkenal sebagai penyair dan editor, juga kritikus. Karyanya yang terkenal adalah lirik
Linus juga menulis kumpulan puisi Langit Kelabu (1976) dan Perkutut
berdomisili di Yogya, bernuansa dan tentang Yogya di bawah judul Tugu. Ia juga
menghimpun, memberi kata pengantar dan ulasan singkat puisi-puisi karya penyair
Indonesia dari masa Balai Pustaka hingga sekarang. Tersusun kemudian empat buah
buku tebal-tebal berjudul Tonggak I, II, III, IV (1987). Ia juga menulis buku kritik
berjudul Di Balik Sejumlah Nama; Sebuah Tinjauan Puisi Indonesia Modern (1989)
Linus pernah menjadi redaktur budaya harian Berita Nasional, anggota Dewan
Kesenian Yogyakarta (DKY), pimred majalah Citra Yogya, pernah berkuliah di sastra
Antologi puisi karyanya yang lain: Rumah Panggung (1985); Tirta Kamandanu
(1997); Yogya Kotaku (1997). Kumpulan esai. nya berjudul Dari Desa ke Kota
(1985). Pada tahun 1984 Linus menerima Hadiah Seni dari pemerintah DIY.
27. Wildan Yatim, dilahirkan di Padangsidempuan, Sumatra Utara, 11 Juli 1933, adalah
(1974); Saat Orang Berterus Terang (1974); Jalur Membenam (1974); novel Pondok
Kabut Kiriman dari Vietnam; Duburan Ombak; Cermin Kaca Sukarno, biografi Bung
29. Eka Budianta, dilahirkan di Ngimbang, Jatim, 1 Februari 1956, penyair yang
terkenal dengan antologi sanjaknya berjudul Sejuta Milyar Satu (1984), mendapat
Hadiah Sastra DKJ. Juga ditulisnya kumpulan puisi Ada (1976); Bel (1977), Lautan
Cinta (1986) serta kumcerpen Api Rindu (1987). Selain nama-nama di atas, kita juga
mengenal nama nama di bawah ini yang lebih dikenal sebagai novelis pop :
30. Ashadi Siregar, novelis yang juga pakar komunikasi dan dosen UGM, menulis novel
yang semula dimuat sebagai cerber di koran Kompas dan kemudian difilmkan,
berjudul Cintaku di kampus Biru, Kugapai Cintamu; Terminal Cinta Terakhir. Juga
31. Ike Supomo, novelis dengan karya-karya yang sebagian difilmkan, berjudul: Kabut
Sutra Ungu; Kembang Padang Kelabu; Kemilau Kemuning Senja; Mawar jingga.
32. Eddy D. Iskandar, novelis yang mengarang fiksi-fiksi yang sebagiannya juga
diangkat ke layar perak, misalnya berjudul Gita Cinta dari SMA; Puspa Indah Taman
Hati; Pacarku Manis Rambutnya Kelimis; Gita Cinta Sandro dan Sandra; Serangkaian
33. Pipiet Senja, novelis berdarah Sunda yang menulis Firdauzi; Meniti Hidayah di
34. Mira. W., novelis yang sekarang bekerja sebagai dokter ini menulis Dari jendela
SMP; Benteng Kasih; Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat; Tak Cukup Hanya
Cinta; Relung-relung Gelap Hati Sisi; Ketika Cinta Harus Memilih; Mekar Menjelang
Cinta; Takdir, Lingkaran Hidup; Bukan karena Aku Tidak Mencintai. Ia juga menulis
serial esai yang semula dimuat di majalah wanita: Cara Bertimbang Rasa; Kisi-kisi
36. Marga T, pengarang novel yang juga seorang dokter, menulis Sonata Masa Lalu;
A. KRISIS MULTIDIMENSI
Krisis multidimensi merupakan istilah yang populer pada dewasa ini sebagaimana sering
terbaca di media massa. Makna nya tidak cukup di jelaskan dalam satu atau dua kalimat, bahkan
tidak cukup dalam sebuah buku.Sejarah umum istilah tersebut menunjuk pada berbagai masalah
yang melilit kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia setelah reformasi ini 1998
sehingga terjadi kemerosotan dalam hampir segala aspek kehidupan. Sumbernya adalah krisis
ekonomi dan politik yang terjadi pada sekitar tahun 1998 seperti sudah di tulis para ahli dalam
Krisis dimulai dengan gejolak keuangan yang memburuk pada tahun 1996, padahal baru
saja di puji-puji oleh Bank dunia dan Internatinonal Monetary Fund (IMF). Nilai tukar rupiah
jungkir balik sehingga banyak bank dan perusahaan yang kolaps. Akibat lebih jauh timbul
ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah di bawah Presiden Soeharto yang telah
berkuasa sejak tahun 1967. Ketidak puasaan masyarakat terhadap kepemimpinan Soeharto
sebenarnya sudah terasa pada awal dekade 1990-an, ketika pada tahun 1993 Soeharto di
calonkan oleh Golkar sebagai presiden. Pada waktu itu golkar adalah partai terbesar pendukung
pemerintah,sedangkan partai lainnya hanya dua ; Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan
Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pencalonan itu beerjalan mulus dengan berbagai alasan dan
jaringan system politik sehingga berkuasalah Soeharto sebagai presiden RI untuk keenam
kalinya.
Kedudukannya terbilang kukuh karena system politik masa itu tidak membuka peluang
sedikitpun terhadap perbedaan pendapat. Hampir segala aspek kehidupan sosial politik seperti
timbul gejala-gejala yang dianggap berbeda dengan garis kebijakan pemerintah akan dengan
mudah dituduh komunis,sebuah cap yang tentu saja dihindari banyak orang.namun, disisi lain
pemerintahan Soeharto pada masa itu diakui banyak pihak berhasil mengendalikan kondisi
ekonomi nasional yang tampak menguntungkan rakyat kecil. Kebijakan subsidi kesektor-sektor
suhaarto masih menjadi pusat perhatian meskipun memperlihatkan gejala korupsi,kolusi, dan
nepotisme (KKN) seperti tampilnya secara cepat anak-anak soeharto sebagai pengusaha besar.
Pada masa ini, banyak sekali muncul pengarang wanita.Mereka umumnya menulis
dengan ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas. Ada di antara mereka yang sangat
berani menampilkan nuansa-nuansa erotik, hal-hal yang sensual bahkan seksual, yang justru
lebih berani dibandingkan para sastrawan seumumnya. Yah, hampir-hampir seseram Pengakuan
Pariyem karya Linus Suryadi Ag.,meskipun tentu saja lebih banyak yang tidak demikian.
Ungkapan-ungkapan erotik vulgaristik nampak dalam cerpen "Saya Menyusu Ayah" di antologi
Jangan Main main (dengan Kelaminmu) karya Jenar Mahesa Ayu dan episode-episode tertentu
Adapun para sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayo Utami, Jenar Mahesa Ayu, Fira
Basuki, Herlinatiens, Nukila Amal,Linda Christianti, Ratih Kumala, Oka Rusmini, dan lain-lain.
Ada di antara mereka yang mengusung ideologi kebebasan wanita (woman libs) yang
dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun ungkapan-ungkapan Dini tetap literik, tidak
vulgar). Sebenarnya minus idiom-idiom vulgar karya mereka termasuk berbobot, seperti juga
prosa liris karya Linus Suryadi berjudul Pengakuan Pariyen. Di bagian-bagian tertentu karya
Jenar Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis, menampilkan ungkapan-
ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan imajinasi-imajinasi yang kaya renungan, mungkin
muncul sastrawati dari Forum Lingkar Pena (FLP) dengan tokohnya kakak beradik Helvy Tiana
Rosa dan Asma Nadia, serta Afifah Afra, Izzatul Jannah, yang diperkuat oleh para pengarang
seperti Sakti Wibowo, Gola Gong dan lain lain FLP mengusung sastra Islami yang kadang
disebut juga sastra religius, sastra zikir, sastra transendental, sastra pencerahan. Bagi mereka,
sastra yang baik itu harus mencerahkan, mencerdaskan, mengarifkan dengan bahasa yang indah,
Di berbagai acara talk show, ceramah, sarasehan, mereka mengusung tema Menulis Bisa
Bikin Kaya. Kaya yang dimaksud di sini adalah kaya dalam pengertian luas, tidak sebatas yang
umum dipahami orang awam. Memang bisa juga dimaknai secara material (contoh konkret:
Hilman Hariwijaya, jago ngocol se-Indonesia dengan serial Lupus nya, bisa meraup royalti
delapan ratus juta rupiah (Rp 800.000.000,00) dalam waktu lima tahun), tetapi lebih diartikan
sebagai kaya pikiran, kaya hati, kaya ruhani, kaya spiritualitas, kaya wawasan, kaya pengalaman.
Menurut Korrie Layun Rampan, Sastrawan produktif dekade 80 an yang terus aktif
berkarya hingga kini, Sastra Angkatan 2000 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pilihan kata diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa "kerakyat jelataan",
Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi
konkret;
Penggunaan estetika baru yang disebut "antroforisme" (gaya bahasa berupa penggantian
Kritik sosial juga masih muncul dengan lebih keras karena kekuatan Orde Baru dan
Selaras dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi dengan corak bait atau
(terasing), bercirikan warna lokal dengan inovasi sehingga menghi langkan sifat
Keterasingan.
Penggantian aku lirik luaran (aku lirik yang bersifat seperti puisi-puisi Chairil Anwar dan
penyair sezamannya) ke aku lirik dalaman (lebih bersifat batin) Rampan dalam Waluyo
Pada awal abad XXI (tahun 2000), melalui Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia
(Grasindo), Jakarta, Korre Layun Rampan meluncurkan buku setebal 782 + iv berjudul Ang
katan 2000 dalam Sastra Indonesia. Dalam buku tersebut dihimpun 76 sastrawan-sastrawati (57
sastrawan dan 19 sastrawati). Kebanyakan nama-nama mereka belum lama mencuat ke langit
sastra Indonesia, rata-rata kelahiran tahun 70-an, itu pun masih banyak yang belum terkaver. Jadi
di luar angka 76 tersebut, masih puluhan atau kira-kira sebanyak itu pula nama-nama sastrawan
Sementara itu ada pula beberapa nama yang dimasukkan oleh Korrie Layun Rampan ke
dalam buku Angkatan 2000, padahal mereka sudah berkiprah pada masa-masa sebelumnya.
Mereka itu antara lain: Afrizal Malna, Ahmadun Yossi Herfanda, Seno Gumira Ajidarma. Ada
pula beberapa nama besar yang tidak tercantum dalam buku Angkatan 2000 susunan Kornie
Layun Rampan meskipun mereka sangat produktif pada sekitar tahun 2000 karena mereka
termasuk jago tua, tokoh senior yang sudah malang-melintang pada dekade 90-an atau
sebelumnya. Yang termasuk kelompok mi adalah: Remy Sylado yang menulis novel Kembang
Jepun, Kerudung Merah Kirmizi (peraih Khatulistiwa Literary Award berhadiah Rp 50 juta
rupiah), Ca Bau Kan, Sam Po Kong, Antologi Senibu Puisi, buku ilmiah 9 dan 10 Kata Indonesia
adalah Asing, Taufiq Ismail yang mengawal Reformasi dengan buku antologi puisi yang terkenal
Malu Aku Jadi Orang Indonesia(MAJOI), almarhum Abdul Hamid jabbar dengan antologi puisi
nya segerobak Sajak, Indonesiaku, Hamsad Rangkuti yang menerbit kan kumpulan cerpen
Sampah Bulan Desember dan kepala dalam Pispol, KH A Mustofa Bisri dengan antologi
puisinya Gandrung, Tadarus, Tikus dan Manusia, Filasafat Benjol, Seno Gurnira Ajidarma yang
menulis kumpulan cerpen Iblis Tidak Pernah Mati, dan lain-lain, Emha Ainun Najib yang di
samping banyak menulis karya Sastra dan kumpulan kolom juga menulis banyak lirik lagu untuk
dinyanyikan grup Gamelan Kyai Kanjeng, serta Kuntowijoyo dan Budi Darma yang cerpen-
Afrizal Malna, penyair kelahiran Jakarta 7 Jun 1957 yang pernah mengenyam
pendidikan di STF Driyarkara ini menulis kumpulan sanjak Abad yang Berlari (1984),
cukup produktif menulis esai sastra, teater, dan kesenian seumumnya di media-media
bergengsi. Afrizal juga menulis prosa Meditasi Sapi Betina, antologi puisi Yang Berdiam
dalam Mikrofon (1990), Mitos-mitos Kecemasan (1985) Kalung dari Teman serta
antologi esai Sesuatu Indonesia, dan naskah drama Migrasi dari Ruang Tamu. Pada tahun
Remy Sylado (Yapi Tambayong), dilahirkan di Ujung Pandang, 12 juni 1945, terkenal
sebagai pelopor Puisi Mbeling, misalnya Setia-Kawan Asin Afrika. la menulis novel
Kembang Jepun (2000);Sam Po Kong; Co Bau Kun; Hanya Sebuah Dosa (1999);
Kerudung Merah Kirmizi, yang memenangi Khatulistiwa Literary Award berhadiah lima
puluh juta rupiah pada tahun 2002. Remy yang multitalenta (sastra, musik, teater, dan
lain-lain) serta menguasai beberapa bahasa asing dan banyak membaca Kitab Suci dari
agama apapun dan ahli bermain musik dan menyanyi ini, juga menulis buku Dasar-dasar
Dramaturgi (1981); 9 dari 10 kata Indonesia adalah Asing, serta Antologi 1000
Puisi .Novel-novelnya yang lain Gali Lubang Gila Lubang (1977), Kita Hidup Hanya
Sekali (1977); Orexas, Karigma (1999) Remy juga menulis drama: Sian Ling, Genesis;
Mesiah.
kumpulan puisi. Madura, Akulah Lautmu (1978), Bulan Tertusuk Lalang (1982),
Semerbak Mayang (1977), Nenek Moyangku Air Mata (1985) pemenang Yayasan Buku
Utama Departemen Kebudayaan, dan Clurit Emas (1986). Zawawi juga menceritakan
kembali dalam bentuk buku Ni Peri Tunjung Wulan dan Bangsacera Rajapadmi. Karya-
karyanya yang lain: antologi puisi Derup-derap Tasbih (1992); Berlayar di Pamor Badik
(1994); Bantal ku Ombak Selimutku Angin (1996); Lautmu Tak habis Gelombang
(1996); Madura, Akulah Darahmu (1999), serta kumpulan kolom Gumam-gumam dari
Pandir Kelana, dilahirkan di Banjarnegara, 4 April 1925, pengarang yang pernah aktif di
dinas militer dengan pangkat terakhir Mayor Kendral, pernah menjadi anggota DPA dan
Novel-novelnya: Tusuk Sanggul Pudak Wangi (1989); Kereta Api Terakhir (1991);
Kadarwangi (1991); Rintihan Burung Kedasih (1991), Subang Zamrud Nurhayati (1992);
menjadi guru SD dan sekarang menjadi wakil pimpinan umum majalah pertanian Trubus,
menulis kumpulan puisi Buku Harian Sang Koruptor (1985) dan Sumpah WTS (1983)
serta Silsilah Garong (1990) dan Pidato Akhir Tahun Seorang Germo (1997). Ia juga
menghimpun dan memberi kata pengantar buku kumpulan puisi lingkungan hidup
berjudul Cerita dari Hutan Bakau (1994). F. Rahardi pemah terlibat polemik yang cukup
Seru dengan Ahmad Tohari seputar setting dan prilaku satwa di pedesaan.
lakon yang sangat produktif , menulis Opera Kecoa; Opera julini, Banci Gugat: Suksesi,
Pialang Segitiga Emas, Kala, Konglomerat Burisrawa, Opero Salah Kaprah; Sampek Eng
Thay, Wanita- wanita Parlemen,;Senar Gugat (1995); Cinta yang Serakah (1996), Opera
Sembelit (1998), serta novel percintaan Senja (1988). Pada tahun 1993 Nano menerima
Hadiah Seni dari pemerintah RI dan pada tahun 1998 Hadiah Sastra ASEAN.
Ayu Utami, lahir di Bogor, 21 November 1968, tamatan Jurusan Rusia Fakultas Sastra
Universitas Indonesia Terkenal dengan novelnya berjudul Saman Laila Tak Mampir di
New York (1999), pemenang pertama Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian
Jakarta 1998. Ayu termasuk aktivis Komuni tas Sastra Utan Kayu (TUK) dan Jurnal
Kebudayaan Kalam bersama Goenawan Mohamad, Nirwan Dewanto, dan lain lain
Setelah meluncurkan Saman yang sempat laris manis, Ayu menerbitkan novel Larung
Agus R. Sarjono, dilahirkan di Bandung, 27 Juli 1962, lulusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra IKIP Bandung .Sekarang menjadi dosen di Jurusan Teater STSI Bandung. Agus
juga aktif di Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta dan majalah Horison . Bersama
Taufiq Ismail, Rendra, Sutarji C.B., Cecep Syamsul Hadi, Abdul Hadi WM, dan lain-
lain, giat menggelar program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB) yang bersafari ke
seluruh pelosok Nusantara. Karya-karyanya dimuat dalam antologi puisi tunggal dan
bersama, berjudul Suatu Cerita di Negeri Angin, Kenduri Air Mata (1994), Malam
Seribu Bulan (1991), Mimbar Penyair Abad 21 (1996). Ditulisnya buku Sastra dalam
Ahmadun Yossi Herfanda, kelahiran Kendal, 7 Januari 1956, alumni Bahasa dan
Sastra Indonesia IKIP Yogyakarta. Hingga kini menjabat redaktur budaya harian
Republika. Menulis antologi puisi Sang Matahari (1984), Ladang Hijau (1990), Sajak
Penari (1991). Sembahyang Rumputan (1996), dan kumpulan cerpen Sebelum Tertawa
Dilarang (1997).
Acep Zamzam Noor, berasal dan lingkungan Pondok Cipasung, lahir di Tasikmalaya,
28 Februari 1960. Lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB yang kemudian
melanjutkan studi ke Italia. Bekerja di harian Pikiran Rakyat Bandung. Acep menulis
antologi puisi Tamparlah Mukaku!; Aku kini Doa; Kasidah Sunyi, Dari Kota Hujan; Di
Atas Umbia.
Abidah Al Khalieqy (dengan: pseudonim Ida Bani Sadr jika menulis cerpen), dilahirkan
di Jombang, I Maret 1965. Lulusan Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalaga Yogyakarta.
Puisi-puisi dan prosa-prosanya dimuat dalam antologi bersama penyair dan pengarang
lain, berjudul Kafilah Angin (1990) Negeri (1996), Sembilu, Oase, Ambang, Pagelaran,
Guru Tarno, Upacara Penyair, dan lain-lain. Novelnya berjudul Geni Jora merupakan
Rosa Herliany, lahir di Magelang, 20 Oktober 1963. Lulusan Bahasa dan Sastra
Gaduh (1987), Matahari yang mengalir (1990), Kepompong Sunyi (1993), Nikah Ilalang
(1995). Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)- pemenang kedua Sayembara Kumpulan Puisi
Terbaik 1998- 2000 Dewan Kesenian Jakarta - Taman ismail Marzuki. Kumpulan
cerpennya: Blencong (1995), Karikatur dan Sepotong Cinta (1995), Perempuan yang
Menunggu (2000).
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Menulis antologi puisi Sangkar Daging
(1997), kumpulan cerpen Istana Ketinisan (1996), Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta
(1996). Juga menulis novel Tambo (2000), Segi Empat Patah kaki (1990), Segi Lepas
Kaki (1991).
Helvy Tiana Rosa, lahir di Medan, 2 April 1970 lulusan sastra Arab Universitas
Indonesia, ketua Forum Lingkar Pena (FLP), pelopor Teater Bening Ul . Karya-karya
dramanya Aminah dan Palestina (1991), Negeri Para Pesulap (1993), Maut di Kampung
Loka (1993), Fathiya dan Sebrenita ( 1994), Tanah Perempuan (2005). Buku-bukunya:
Ketika Mas Gagah Pergi (1997), Kembara Kasih (1998), Hingga Batu Bicara (1999),
Cerpennya Jaring-jaring Merah termasuk cerpen terbaik pilihan Horison sepuluh tahun
terakhir.
Isbedy Stiawan Z. S., lahir di Tanjungkarang, Lampung 5 Juni 1958, menulis sajak
Darah (1982), Badri (1984), Akhir (1986), Lukisan Ombak (1992), Cermin Langit
(1994).
IAIN Syarif Hidayatullah,menulis antologi puisi Airmata Dewa (1993) dan Trotoar
(1996).
Joko Pinurbo, lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, 11 Mei 1962, lulusan dan Sastra
Indonesia IKIP Sanata Dharma. Menulis kumpulan puisi Celana, Di Bawah Kibaran
Kusprihyanto Namma, lahir di Ngawi, 30 Oktober 1965 lulusan Bahasa dan Sastra
Nenden Lilis A., lahir di Garut, 26 Desember 1971. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Puisi-puisinya yang lain dimuat dalam antologi Malam 1000 Bulan ;Mimbar Penyair
Oka Rusmini, lahir di Jakarta 11 Juli 1967, lulusan Fakultas Sastra Universitas Udayana
Menulis novel Tarian Bumi (2000), pemenang sayembara antologi puisi Monolog Pohon
(1997). Cerpennya Putu Menolong Tuhan dinyatakan terbaik versi majalah Femina
(1994). Sanjak-sanjaknya dimuat dalam antologi Doa Bali Tercinta (1983), Rindu Anak
(1996).
Seno Gumira Ajidarma, lahir di Boston Amerika Serikat, 19 Juni 1958, berpendidikan
Jurusan Film IKJ. Terkenal sebagai cerpenis dengan sejumlah penghargaan, pernah
menjadi redaktur majalah Zaman dan bekerja di majalah jakarta-jakarta. Menjadi penyair
dengan nama pena Mira Sato meluncurkan antologi Mati Mati Mati (1975), Bayi Mati
(1978), Catatan-catatan Mira Sato (1978). Granat dan Dinamit (bersama Aje Sudarmadji
Mukhsin, 1975). Lalu menerbitkan kumpulan cerpen dengan nama Seno Gumira
Ajidarma: manusia Kamar (1988), Penembak Misterius (1993), Saksi Mata (1994),
Dilarang menyanyi di Kamar Mandi (1995), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996),
Negeri Kabut (1996), Iblis Tidak Pernah Mati (1959), Atas Nama Cinta (1999). Buku-
bukunya yang lain; Sajak, Cara Bertutur dalam Film Indonesia: 20 Skenario Pemenang
Citra FF1 1973-1992. Jazz, Fortuna on Insider (1996), Layar Rota (2000), Wisang seni
Sang Buronan (2000), Ketika Jurnalisme Dihongkar Sastra Harus Bicara (1997).
Cerpennya Pelajaran Mengarang terbaik versi Kompas, Segitiga Emas juara kedua
Sayembara Mengarang cerpen Suara Pembaruan 1990-1991. Pada tahun 1994 ia menda
patkan hadiah dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikhud RI atas
kumpulan cerpennya Saksi Mata, tahun 1997. Meraih hadiah buku terbaik dan Yayasan
Buku Utama untuk antologi cerpennya Sebuah Pertanyaan untuk cinta .la juga
Sitok Srengenge, lahir di Grobogan, 22 Agustus 1965, lulusan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP Jakarta. Aktif di Bengkel Teater Rendra, pendiri Teater Matahari, Forum
Dialog Keranjang Sampah dan Gorong-gorong Budaya, pelaksana harian Teater Utan
Soni Farid Maulana, kelahiran Tasikmalaya 19 Februari 1962, alumni jurusan teater
ASTI Bandung (1981), wartawan PR. Sebagai penyair yang produktif ia menulis antologi
puisi Bunga Kecubung (1984); Dunia Tanpa Peta (1985); Krematorium Matahari (1986),
Para Penziarah (1987), Matahari Berkabut (1989), Impian Depan Cermin (1993),
Guguran Debu (1994), Panorama Kegelapan (1996), Sehabis Hujan: Sehimpunan Puisi
Wiji Thukul Wijaya, lahir di Solo, 26 Agustus 1963. Penyair arus bawah, drop out an
SMKI yang acap membersamai demo kaum buruh, bergabung dengan PRD, Ketua
Jakker, pelatih grup Teater Sukabanjir. Pernah disiksa aparat, kini raib dinyatakan
sebagai orang hilang kurban keganasan Orde Baru pada masa reformasi 1998. Puisi-
puisinya sangat merakyat, lugas, direkam dari kehidupan buruh kasar dan perkampungan
kumuh. Yang paling terkenal adalah puisinya yang berjudul Peringatan dan semboyannya
yang lantang yang acap terlontar dari balik tubuhnya yang ringkih Hanya ada satu kata:
lawan!. Meski berpendidikan rendah, Wiji Thukul pernah mengikuti 3 Rd Asia Pasifk
Mencari Tanah Lapang (1994), Tumis Kangkung Comberan (1996),Aku Ingin Jadi
Peluru (2000), Puisi Pelo; Darman. Puisi-puisinya juga dimuat dalam antologi bersama
penyair lain Kicau Kepodang (1993), Suara Sumbang Sini Dari Negeri Poci 2.
PT Budaya Nusantara yang bergerak di bidang seni tradisional, seperti VCD wayang
kulit seperti Dewa Ruci yang diekspor ke Jepang + Amerika. Pemah meraih penghargaan
Multatuli dan Radio Nederlan untuk cerpennya Kunang-kunang Kuning (1987) dan dari
majalah Ayah Bunda untuk cerita anak-anak berjudul Dinar Yanusa menangani
pembuatan iklan A Mild, Dji Sam Soe, Paramex, Free Port, BMW sen 7, Dancow, dll.
Sebagai pengarang, diterbitkannya buku kumpulan cerpen berjudul Bulan Bugil Bulat
(1990), Segulung Cerita Tua (2002); Cerita di Daun Tal (1992), Menggenggam Petir
(1996).
Universitas Ekasakti Padang. Menulis antologi puisi interior Kelahiran (1997), editor
kumpulan cerpen Perempuan dalam Perempuan, cerpennya dimuat dalam antologi Pistol
Perdamaian (cerpen pilihan Kompas 1996) juga dimuat di Republika, Sunra Pembaruan,
Media Indonesia, Kartini, dll. Puisipuisinya dimuat dalam antologi bersama: Rontag 8
(1991), Pariwisata dalam Puisi (1991), Dari Negeri Poci 3, Mimbar Penyair Abad 21
(1998).