Anda di halaman 1dari 27

STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA PENGOBATAN

BANJAR KALIMANTAN SELATAN

SKRIPSI

OLEH:

NAMA : INTAN APRILIA

NIM : 2021112040

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt Yang Mahakuasa, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya telah dilimpahkan kepada penulis, akhirnya skripsi yang berjudul Struktur Dan
Fungsi Mantra Daerah Banjar Kalimantan Selatan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan ( S. Pd. ) pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Penulis dengan tulus menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada ayahanda Masagus Idrus
dan Ibunda Rosina yang telah memberikan dorongan, nasihat dan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan pendidikan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bukman Lian , M.M., M.Si selaku Rektor Universitas PGRI Palembang
beserta staf dan karyawan /karyawati.

2. Ibu Dr. Dessy Wardiah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pendidikan bahasa Indonesia
Universitas PGRI Palembang.

3. Ibu Hetilaniar, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas PGRI
Palembang.

4. Ibu Hj. Masnunah, M.Pd selaku pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan
memberikan masukan selama kuliah khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas PGRI
Palembang6. Seluruh jajaran karyawan Universitas PGRI Palembang.

6. Keluarga besarku tercinta.

7. Sahabat-sahabat terbaikku dan teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan
selalu bersama dalam suka maupun duka.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

2
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku yang telah
menunggu dengan kesabaran dan senantiasa berdoa agar penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulis berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas
semua amal kebaikan mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
perkembangan ilmu pendidikan khususnya dibidang Pendidikan Bahasa Indonesia.

Palembang, 14 Desember 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................21
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................5
1.2 Fokus dan Subfokus.....................................................................................................................9
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................................9
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................10
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................12
2.1 Pengertian Mantra.....................................................................................................................12
2.2 Jenis-jenis Mantra......................................................................................................................13
2.3 Mantra Pengobatan...................................................................................................................15
2.4 Teori Struktur.............................................................................................................................15
2.5 Teori Fungsi...............................................................................................................................16
2.6 Kerangka Berpikir.......................................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................................18
3.1 Rancangan Penelitian................................................................................................................18
3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................................................18
3.3 Observasi...................................................................................................................................19
3.4 Wawancara................................................................................................................................19
3.5 Dokumentasi atau perekaman...................................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................21
4.1 Mantra Pengobatan...................................................................................................................21
4.2 Fungsi Mantra Pengobatan........................................................................................................30
BAB V KESIMPULAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dari sabang sampai merauke
terhampar beribu adat yang berbeda dari yang lainnya. Inilah yang membedakan negara
Indonesia dengan negara lain. Setiap daerah di Indonesia mempunyai beragam tradisi yang
dimiliki sehingga menjadikan Indonesia berwarna serta mengangkat Indonesia di mata dunia.
Sastra lisan adalah bagian dari tradisi yang berkembang di tengah masyarakat yang
menggunakan bahasa sebagai media utama. Sastra lisan ini lebih dulu muncul dan
berkembang di masyarakat daripada sastra tulis. Dalam kehidupan sehari-hari, jenis sastra ini
biasanya dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya, seorang tukang cerita pada para
pendengarnya, guru pada para muridnya, ataupun antar sesame anggota masyarakat. Untuk
menjaga kelangsungan sastra lisanini, warga masyarakat mewariskannya secara turun
temurun dari generasi kegenerasi. Sastra lisan sering juga disebut sebagai sastra rakyat,
karena muncul dan berkembang di tengah kehidupan rakyat biasa.

Menurut (Amir, 2013: 2) pembicaraan tentang sastra lisan ini bukan sesuatu yang
baru. Hal ini sudah lama ada, walaupun dengan istilah berbeda. Pembicaraan-pembicaraan itu
membuktikan bahwa sastra lisan itu ada, ada wujudnya (exist), ada ‘pengwujudnya’ (bearer,
senimannya), dan ada masyarakatnya, yaitu masyarakat pemilik, penikmatnya, dan
khalayaknya (audiences).

Disamping itu ada juga yang mendefinisikan bahwa budaya adalah seluruh sistem,
gagasan, dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
merupakan cirri khas suatu masyarakat. Disisi lain budaya dapat dipahami sebagai hasil
kegiatan manusia dalam hubungannya dengan kehidupan, karya, waktu, alam dan manusia itu
sendiri. Nilai-nilai budaya dipahami sebagai hasil aktivitas manusia yang digambarkan
melalui ungkapan atau tindakan yang menjadi prinsip pedoman dalam bertingkah laku
melaksanakan perbuatan yang berhubungan dengan unsur-unsur budaya (kehidupan, karya,
waktu, alam dan manusia). Sebagaimana daerah lain di Nusantara ini, Daerah Banjar juga
mempunyai adat dan budaya salah satunya mantra.

5
Menurut Rizal (2010:1) mantra merupakan puisi yang tertua dalam sastra. Dengan
demikian, dalam mantra tercermin kepercayaan masyarakat untuk mendapatkan kekuatan dan
kesembuhan dari hal gaib dan sakti.

Mantra tergolong ke dalam sastra Melayu klasik, hal tersebut terlihat pada ciri-
cirinya. Mantra bersifat anonim, dengan ini mantra tidak diketahui siapa pengarangnya
karena mantra dipercayai oleh masyarakat dan disebarkan secara turun-temurun. Itulah yang
menjadikan kedudukan mantra sangat penting pada masyarakat dahulunya, karena
berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam mengucapkan mantra seseorang dukun tidak boleh berbuat kesalahan. Dukun
harus betul-betul manjaga apa yang diucapkannya, melihat waktu baik dan waktu buruk serta
harus menjaga pantangan-pantangan atau larangan-larangan yang harus dipatuhinya. Dukun
memiliki kewenangan penuh dalam membacakan mantra tertentu

Dalam khazanah kesusastraan mantra memiliki beberapa jenis seperti mantra pagar
diri, mantra pengobatan, mantra pengasih dan sebagainya. Salah satu mantra yang hampir
dikenal seluruh wilayah Banjar adalah mantra pengobatan. Mantra ini sudah dikenal oleh
masyarakat sejak zaman dahulunya.

Mantra pengobatan merupakan mantra yang digunakan untuk menyembuhkan orang


lain, supaya dia sembuh dari sakit atau sembuh dari sesuatu yang menggangu kesehatannya.

Mantra itu tidak lain dari suatu gubahan bahasa yang diresapi oleh kepercayaan
kepada dunia yang gaib dan sakti. Gubahan bahasa dalam mantra itu mempunyai seni kata
yang khas pula. Kata-katanya dipilih secermat-cermatnya, kalimatnya tersusun dengan rapi,
begitu pula dengan iramanya. Isinya dipertimbangkan sedalam-dalamnya. Ketelitian dan
kecermatan memilih kata-kata, menyusun larik, dan menetapkan iramanya itu sangat
diperlukan, terutama untuk menimbulkan tenaga gaib. Mantra merupakan pengobatan
tradisional sebuah budaya karena adanya keyakinan dalam diri masyarakat di Indonesia,
bahwa pengobatan tradisional dapat menyembuhkan apa yang tidak bisa disembuhkan oleh
pengobatan yang bersifat medis. Tidak sedikit diantara masyarakat yang mengutamakan
pengobatan tradisional yang telah menjadi pengobatan tradisi sejak nenek moyang,
pengobatan tradisional pada umumnya terdapat berbagai obat-obatan tradisi serta diiringi
dengan jampi atau doa-doa khusus untuk menyembuhkan penyakit, terutama penyakit yang
diduga di sebabkan oleh kekuatan gaib. Proses pengobatan tersebut mempergunakan mantra,
ramuan obat yang terdiri dari aneka daun-daunan, dan berbagai perlengkapan lainnya.

6
Pengobatan cultural atau biasa disebut pengobatan tradisional ini bersifat turun-temurun dari
nenek moyang sampai kepada anak cucu yang secara turun-temurun yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi selanjutnya dan setiap daerah atau suku mempunyai ke khasan
tradisi sendiri-sendiri.

Pengobatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus


dilestarikan dan dikembangkan, untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk
meningkatkan perekonomian rakyat. Pengobatan tradisional ini tentunya sudah diuji
bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa
Indonesia. Pengobatan tradisional memang sudah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia,
ilmu dalam pengobatan tradisional sudah turun-menurun saling diwarisi oleh nenek moyang
terdahulu, hingga saat ini pengobatan tradisional masih mendapatkan tempat bukan saja di
sisi masyarakat tradisional, tetapi juga di tengah lingkungan modern. Mereka yang
melakukan pengobatan tradisional tidak hanya dari status sosial seperti kelas bawah,
menengah bahkan atas juga dari golongan orang-orang terpelajar. Perkembangan ilmu
pengobatan mengikuti perkembangan peradaban manusia. Oleh karena itu, semakin
berkembangnya peradaban manusia, ternyata penyakit pun juga ikut berkembang. Tapi
faktanya, pesatnya kemajuan teknologi pengobatan hingga ditemukannya obat-obatan kimia,
ternyata tidak dapat menggantikan eksistensi pengobatan secara tradisional.

Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengobatan


tradisional menjadi pro dan kontra di masyarakat karena ada beberapa tokoh agama dan
pendidik yang menganggap bahwa tradisi ini bertentangan dengan ajaran agama Islam diikuti
dengan adanya akulturasi budaya. Keduanya masih menjadi perdebatan dalam pandangan
agama Islam. Di samping budaya, sebenarnya agama juga berperan penting di dalam
masyarakat, karena fungsi agama sebagai pengajaran, pedoman hidup, pembelajaran, dan
juga mempererat tali persaudaraan. Selain itu, agama juga berkontribusi dalam melakukan
perubahan pola piker masyarakat dan kepercayaan masyarakat. Namun demikian pada
kenyataannya untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang dirasakan tidak sedikit diantara
masyarakat yang mengutamakan pengobatan tradisional yang telah menjadi pengobatan
tradisi sejak nenek moyang. Dapat disimpulkan bahwa agama adalah sarana untuk mengajak
masyarakat lama masuk ke dalam kehidupan masyarakat yang baru. Segala bentuk gesekan
antara nilai moral agama dan budaya adat sudah lumrah terjadi di masyarakat meskipun
tradisi tersebut sudah lama hidup di masyarakat. Karena budaya dan agama tumbuh di dalam
satu wadah di dalam masyarakat, maka konsekuensinya adalah akan berpengaruh antar

7
keduanya. Dengan kata lain, keduanya sama-sama memiliki peranan penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Baik agama maupun budaya keduanya memiliki peranan masing-
masing dalam membentuk tatanan hidup dan pola piker masyarakat. Munculnya gesekan
antara agama dan budaya kemudian menimbulkan pergeseran sedikit demi sedikit makna
yang ada dalam pengobatan tradisional. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas penulis
mengambil judul STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DAERAH BANJAR
KALIMANTAN SELATAN. Alasan penulis mengambil Daerah Banjar dalam penelitian ini
karena berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan bahwa pengobatan tradisional
dengan mengunakan mantra-mantra masih banyak digunakan di lingkungan masyarakat
Daerah Banjar Kalimantan selatan.

1.2 Fokus dan Subfokus


Dengan memperhatikan latar belakang masalah maka focus dalam penelitian ini
adalah mengkaji struktur dan fungsi dari mantra daerah Banjar Kalimantan Selatan. Adapun
penelitian tersebut dijabarkan menjadi 3 subfokus sebagai berikut.

1. Menentukan struktur pada mantra yang terdiri dari unsure judul, unsure pembuka, unsure
sugesti, unsur tujuan, unsur penutup.
2. Menemukan fungsi dari mantra pengobatan daerah Banjar Kalimantan Selatan.
3. Memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran dari hasil penelitian.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan penelitian dari seluruh
kegiatan penelitian. Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini :

1. Apa saja jenis-jenis mantra sastra lisan daerah Banjar Kalimantan Selatan?
2. Apa saja fungsi dari mantra pengobatan tersebut?
3. Bagaimana struktur penyampaian mantra dalam sastra lisan daerah Banjar Kalimantan
selatan?

8
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian seharusnya memiliki tujuan. Tujuan
tersebut yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis mantra dalam satra lisan daerah Banjar Kalimantan
Selatan.
2. Untuk memahami setiap makna diksi mantra sastra lisan daerah Banjar Kalimantan
Selatan.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara penyampaian mantra yang Sempurna.

1.5 Manfaat Penelitian


Dari yang telah dijelaskan dalam tujuan masalah tersebut diperoleh suatu manfaat
penelitian yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1. Memperkaya khazanah kajian mantra yang terdapat dalam mantra pengobatan


tradisional daerah Banjar Kalimantan Selatan.

2. Sebagai sarana ilmu pengetahuan mengenai pentingnya memahami struktur fisik dan
batin mantra yang terdapat dalam pengobatan tradisional daerah Banjar Kalimantan
Selatan.

3. Memperkaya pengetahuan dalam mempelajari seluk beluk mantra sebagai bagian dari
puisi lama.

b. Manfaat Praktis

1. Memberikan pengetahuan baru tentang mantra pengobatan tradisional daerah Banjar


Kalimantan Selatan.

2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kebudayaan local mereka sendiri.

3. Sebagai sumber acuan bagi peneliti mengenai sastra lisan mantra.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mantra


Mantra merupakan wahana perjalanan spiritual. Penggunaan jampi pada masyarakat
memang sudah dianggap sebagai tradisi masyarakat yang sudah turun-temurun, jampi atau
mantra memiliki nilai kearifan yang perlu digali.

Menurut Richard dalam Suyasa (2004:2) bahwa mantra sebagai ekspresi manusia yang
diyakini mampu mengubah suatu kondisi karena dapat memunculkan kekuatan gaib, estetik,
dan penuh mistis, historis, mantra disamping memiliki konsep acuan yang lain juga
pijakannya bersumber pada agama. Di dalam buku “Teori Dasar Sastra” mengatakan bahwa,
mantra yang dalam perkembangannya membentuk acuan dan dari acuan itu muncul bentuk-
bentuk sastra yang bersifat psikologis, mistis, simbolis, dan impresif.

Menurut Mansur (2010) jampiatau mantra disebut sebaga ikalimat-kalimat yang diyakini
bisa menghasilkan meta energI jika diucapkan oleh orang yang menguasainya. Mantra di
anggap sebagai hal yang tabu dan tidak masuk akal. Padahal dalam mantra banyak hal yang
bisa digali. Sebagai bidang sastra, kebahasaan dan kebudayaan. Mantra tidak hanya dapat
mengungkap kepercayaan dan religi, tapi eksistensisnya merupakan struktur verbal sastra
lama yang dapat mengungkap beberapa hal seperti; ciri-ciri estetik mantra, yang meliputi
bentuk komposisi verbal, gaya, pilihan kata, serta pemanfaatan potensi bunyi bahasa untuk
mencapai efek tertentu. Mantra merupakan salah satu produk budaya yang hampir selalu
muncul pada setiap budaya masyarakat dimanapun di dunia, terutama pada budaya
masyarakat perdesaan. Keberadaan mantra juga pernah mewarnai kehidupan masyarakat di
Nusantara, dan hingga kini keberadaan mantra dengan beragam karakteristik khasnya masih
bisa kita temukan pada sebagian masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di daerah Banjar
Kalimantan Selatan. Mantra biasanya didapatkan oleh seseorang secara turun temurun baik
melalui orang tuanya, hidayah melalui mimpi, dan berguru kepada orang-orang yang
dianggap bisa, terkadang ada juga yang memperoleh mantra melalui tapa ditempat-tempat
tertentu yang dianggap memiliki kekuatan gaib seperti gua-gua, gunung dan makam. Untuk
mendapatkan kekuatan dari mantra tersebut, cara yang dilakukan oleh seorang dukun adalah
jejarik dalam istilah sasak yang berarti menjadi kan ilmu itu sempurna dengan cara-cara

10
tertentu, misalnya dengan mandi di aliran sungai, menyelam di dalam air sambil membaca
mantra yang telah dihafal.

Menurut Hartinah (Richard dalam Suyasa (2004:2)) bahwa mantra sebagai ekspresi
manusia yang diyakini mampu mengubah suatu kondisi karena dapat memunculkan kekuatan
gaib, estetik, dan penuh mistis, historis, mantra disamping memiliki konsep acuan yang lain
juga pijakannya bersumber pada agama.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mantra merupakan susunan kata yang
berunsur puisi (rima dan irama) yang disusun sedemikian indah dan diyakini dapat
menghasilkan energi gaib jika diucapkan oleh orang yang menguasai ilmu mantra. Biasanya
diucapkan oleh dukun, paranormal yang dianggap telah mengetahui tata cara dan syarat untuk
menggunakan mantra tersebut,

2.2 Jenis-jenis Mantra


Adapun jenis-jenis mantra menurut Husna dalam (Suherman, 2012: 14), ditinjau dari segi
bentuk dan isinya, ragam mantra, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni
sebagai berikut:

2.2.1 Mantra Pengobatan

Jenis mantra pengobatan ini, khusus digunakan sebagai alat atau media pengobatan
dengan cara dibacakan mantranya. Mantra pengobatan adalah jenis mantra yang digunakan
untuk mengobati penyakit yang diderita oleh seseorang seperti: sakit kepala, sakit perut,
patah tulang, terluka karena senjata tajam, keseleo dan lain-lain yang diyakini masyarakat
dapat menyembuhkan. Jenis mantra ini hanya dapat digunakan untuk mengobati penyakit.

2.2.2 Mantra Pengasihan

Mantra pengasihan merupakan jenis mantra yang digunakan seseorang untuk menarik
rasa cinta, rasa suka dan kasih sayang orang lain kepadanya, misalnya supaya dicintai
dambaan hati, orang tua, guru dan orang lain seperti atasan dalam pekerjaan.

2.2.3 Mantra Sihir

11
Mantra sihir adalah mantra yang diyakini oleh masyrakat-masyarakat melalui bacaan
bacaan yang mengandung kekuatan atau meminta pertolongan kepada mahluk halus, dalam
hal ini adalah jin atau iblis. Selain itu juga mantra sihir memiliki persyaratan atau perjanjian-
perjanjian yang dianggap keluar dari peraturan agama.

2.2.4 Mantra Jimat

Mantra ini adalah mantra yang dipakai untuk diletakkan (dilekatkan), dibawa kemana
saja, dengan cara menulis mantranya pada sepotong benda (kertas, kullit, kain). Mantra jimat
biasa ditulis dengan bahasa Arab rajah (tulisan huruf-huruf Arab). Mantra in diyakini
berfungsi sebagai pelindung diri dan pembawa keberuntungan.

2.2.5 Mantra Penghidupan (pertanian)

Mantra penghidupan merupakan mantra yang digunakan oleh seseorang agar


usahanya, dagangannya, pertaniannya bisa berhasil dan sukses dengan digunakan oleh
masyarakat agar pertaniannya tidak diganggu oleh hama atau binatang buas, Mantra ini
termasuk mantra putih.

2.3 Mantra Pengobatan


Disetiap wilayah yang berada di Indonesia memiliki sastra lisan yang berbeda-beda.
Salah satunya mantra pengobatan yang bertahan sampai saat ini. Mantra Pengobatan adalah
salah satu mantra pengobatan yang disampaikan dan disebarkan oleh nenek moyang kepada
keturunan selanjutnya menggunakan lisan (dari mulut kemulut) (Aswinarko,2013).

Mantra pengobatan masyarakat Banjar ada bermacam- macam mulai dari tawar sampai
doa-doa. Mantra pengobatan masyarakat Banjar memiliki proses dan media yang berbeda
antara satu dan yang lainnya. Misalnya dilihat dari segi proses pengobatan yang dilakukan
seorang dukun dalam mengobati orang yang sakit adalah dengan cara menumbuk beberapa
jenis dedaunan yang ditumbuk menjadi satu dan media atau lain sebagainya

Mantra pengobatan adalah mantra yang dimiliki seorang dukun yang digunakan oleh
orang-orang terdahulu untuk pengobatan penyakit. Menurut penjelasan dari dukun yang
dipilih sebagai informan, kata Mantra pengobatan memiliki arti tanaman yang jika mantra ini
dibacakan dengan tumbuhan dapat menyembuhkan sakit.

12
2.4 Teori Struktur
Menurut Waluyo, dalam (Anggoro 2011:6) Mantra mempunyai struktur. Struktur adalah
bagaimana sesuatu itu disusun.Bagaimana sebuah bangunan menjadi bangunan yang kokoh.
Mantra juga demikian, mantra disusun atas unsur-unsur dan komposisi saling terikat antara
satu sama lain. Oleh karena itu pemahaman atas unsur dan komposisi mantra sangatlah
penting untuk melihat mantra secara lengkap dan rinci.

2.5 Teori Fungsi


Menurut Sugiarto (2015:920), menyatakan fungsi mantra adalah untuk memengaruhi
alam semesta. Mantra muncul karena adanya keyakinan terhadap makhluk (hantu, jin, setan)
serta benda-benda keramat dan sakti. Makhluk dan benda-benda tersebut diyakini ada yang
jahat dan ada yang baik. Makhluk yang jahat dianggap bisa mengganggu manusia, sedangkan
makhluk yang baik dianggap bisa membantu manusia.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian, tentang Struktur dan Fungsi Mantra Pengobatan di Banjar Kalimantan
Selatan.Hasil penelitian ini yang hendak dicapai adalah agar mengetahui struktur dan fungsi
dalam mantra pengobatan. Peneliti lebih memfokuskan untuk meneliti mantra pengobatan
dengan tujuan untuk mendokumentasikan sastra lisan yang ada di Banjar. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dan implementasi kepada masyarakat agar dapat
memahami dan menghargai sastra lisan.

2.6 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah merumuskan tentang struktur dan fungsi
mantra pengobatan tradisional daerah Banjar Kalimantan Selatan. Bahasa mantra adalah
bahasa yang digunakan sebagai media penyampaian dari mantra di dalam pengobatan
tradisional masyarakat daerah Banjar Kalimantan Selatan. Adapun kerangka berpikir dalam
penelitian ini sebagai berikut.

13
Mantra
Pengobatan
Tradisional

Struktur Dan
Kesimpulan
Fungsi

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian “Struktur dan Fungsi Mantra Pengobatan di daerah Banjar Kalimantan Selatan”
termasuk kepada jenis penelitian kualitatifdeskriptif. Deskriptif dalam arti memberikan
gejala-gejala lingual secara cermat dan teliti berdasarkan fakta-fakta kebahasaan dan atas
dasar pertimbangan dari tujuan penelitian yang hendak dicapai. Tujuan penelitian deskriptif
adalah melukiskan keadaan sesuatu atau yang sedang terjadi pada saat
penelitian berlangsung.

Moleong (2007: 6) yang memaknai penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Lebih pas dan cocok
digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian perilaku, sikap, motivasi,
persepsi dan tindakan subjek. Dengan kata lain, jenis penelitian tersebut, tidak bisa
menggunakan metode kuantitatif.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di Jalan A. Yani Km 32,2 Loktabat Banjar baru
Kalimantan Selatan. Data dalam penelitian ini adalah mantra pengobatan di Banjar
Kalimantan Selatan. Data dari penelitian ini adalah data rekam dan tulis. Data rekam
merupakan data di dapat dari tuturan informan yang di rekam kemudian di catat sehingga
menjadi data tertulis.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2010:63) di dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara,
dan dokumentasi/rekam.

3.3 Observasi
Observasi bertujuan bertujuan agar lebih memahami konteks data dalam keseluruhan
situasi social, selain akan diperoleh pengalaman langsung, peneliti juga dapat melihat hal-hal

15
yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain. Cara peneliti melakukan pengamatan atau
observasi ke lokasi penelitian yaitu dengan berinteraksi langsung dengan penutur mantra
(informan) yang ada di daerah Banjar.

3.4 Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka yakni,
peneliti memberikan pertanyaan dan kebebasan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan tetapi tidak menyimpang dari masalah yang diteliti. Jadi dengan wawancara,
maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan
melalui observasi.

3.5 Dokumentasi atau perekaman


Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (sugiyono, 2010:82). Oleh
karena penelitian ini dilakukan terhadap karya sastra yang berupa sastra lisan yaitu mantra,
maka dokumennya adalah pada saat informan membacakan mantra pengobatan sesuai dengan
fungsi mantra tersebut. Selanjutnya perekaman dilakukan dengan alat bantu berupa
handphone untuk merekam data mantra pengobatan di Daerah Banjar. Dalam perekaman
memungkinkan terjadi ketidak jelasan di luar perekaman itu yakni, peneliti harus melakukan
teknik catatan lapangan. Alat yang digunakan dalam catatan lapangan ini adalah pena dan
buku tulis. Penerapan metode dokumentasi atau perekaman dalam pengumpulan data pada
pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan terdapat bukti konkret dan nyata mengenai
responden, lokasi penelitian, sertap artisipasi peneliti aktif dalam penelitian. Metode ini juga
memperkuat objektifitas penelitian karena adanya rekaman atau data audio.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mantra Pengobatan


Hasil penelitian yang diperoleh yaitu mantra pengobatan yang dipercaya oleh masyarakat
di daerah Banjar Kalimantan Selatan. Mantra pengobatan ini dimiliki oleh seorang dukun
atau seorang yang memiliki kemampuan khusus yang digunakan orang-orang terdahulu untuk
pengobatan penyakit tertentu.

4.1.1 Struktur Mantra Pengobatan

a. Struktur Mantra Pengobatan Kipasat

Bimillahirrohmanirrohim

Rukmanggaluruk, rikmanggalirik

Asalnyadiarimantuk ka kamih

Asalnyadiangin Kembali keangin

Asalnyadibanyumantuk ka banyu

Barakat la ilahailallah, Muhammadarasulullah

Artinya:

Bismillahirrohmanirrohim

Bunyi perut yang sakit karena gangguan pencernaan

Asalnya diari-ari kembali keari-ari

Asalnya diangin kembali keangin

Asalnya diair kembali ke air

Berkat la ilahailallah, Muhammadarrasulullah

17
Tabel 1

Struktur Mantra Kipasat

UnsurStruktur Mantra untukpengobatan


Mantra Terjemah
UnsurJudul Gangguan pencernaan Gangguan pencernaan
Unsur Pembuka Bismillah hirrohmanirrohim Dengan menyebut nama Allah
yang maha pengasih lagi maha
penyayang
Unsur Sugesti Rukmanggaluruk, rik Bunyi perut yang sakit karena
Manggalirik Gangguan pencernaan
Unsur Tujuan Asalnya diari mantuk ka kamih Asalnya diari-ari kembali keari-
Asalnya diangin kembali ke Ari, Asalnya diangin kembali
angin keangin, Asalnya diair kembali
Asalnya dibanyu mantuk ka ke air
Banyu
Unsur Penutup Barakatlailahailallah, Berkat tiada tuhan selain Allah,
Muhammadar Rasulullah Muhammad utusan Allah

b. Struktur Mantra Penawar Bisa

Bismillahirrohmanirrohim

Ini aku memakai panah Allah

Panahku panah baginda Rasulullah

Panahku panah umat

Panahku naik mantra

Turun bisa

Mantra nabi patumah mantra

Nabi putih yang punya

Berkat La ilahaIlallah, Muhammadarrasulullah

18
Artinya:

Bismillahirohmanirrohim

Ini aku memakai panah Allah

Panahku panah nabi Muhammad

Panahku panah umat

Panahku naik mantra

Turunkan bisa

Mantra nabi patumah mantra

Nabi putih yang mempunyai

Berkat La IlahaIlallah, muhammadarrasulullah

Tabel 2.

Struktur Mantra Penawar Bisa

Unsur Struktur Mantra Untuk Pengobatan


Mantra Terjemah
Unsur Judul Penawar Bisa Penawar Bisa
Unsur Pembuka Bismillahirrohmanirrohim Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang.
Unsur Sugesti In iaku memakai panah Ini aku memakai panah
Allah Allah
Panahku panah baginda Panahku panah nabi
Rasulullah Muhammad
Panahku panah umat Panahku panah umat
Panahku naik mantra Panahku naik mantra
Mantra nabi patumah mantra Mantra nabi patumah mantra
Nabi putih yang punya Nabi putih yang mempunyai

19
Unsur Tujuan Turun bisa Turunkan bisa
Unsur Penutup Berkat La ilahaIlallah, Berkat tiada tuhan selain
Muhammadarrasulullah Allah, Muhammad utusan
Allah

c. Struktur Mantra Pengobatan Penyakit Gaib

Bismillahirrohmanirrohim

Tawarku sipucuk-pucuk

Ku andak dihulu palawan

Hilangkan hantu pacucuk

Hilangnya kada katahuan

Barakat La IlahaIlallah, Muhammadar Rasulullah

Artinya:

Bismillahirrohamnirrohim

Obatku sipucuk-pucuk

Diletakkan dihulu palawan

Menghilangkan hantu pacucuk

Menghilangnya tidak diketahui

Berkat tiada tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah

Tabel 3

20
Struktur Mantra Pengobatan Penyakit Gaib

Unsur Struktur Mantra Untuk Pengobatan


Mantra Terjemah
Unsur Judul Penyakit Gaib Penyakit Gaib
Unsur Pembuka Bismillahhirrohmanirrohim Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih
dan penyayang
Unsur Sugesti Tawarku sipucuk-pucuk Obatku sipucuk-pucuk
Ku andak dihulu palawan Diletakkan dihulu palawan
Unsur Tujuan Hilangkan hantu pacucuk Menghilangkan hantu
Hilangnya kada katahuan pacucuk
Menghilangnya tidak
diketahui
Unsur Penutup Barakat La IlahaIlallah, Berkat tiada tuhan selain
MuhammadarRasulullah Allah, Muhammad utusan
Allah

d. Struktur Mantra Pengobatan Penyakit Sawan

Bismillahirohmanirrohim

Tarbang burung malang mansawan

Hinggap kayu mali-mali

Aku tahu asal engkau

Mulang mansawan asal

Urin lawan tambuni

Barkat LaillahaIlallah

Muhammadurrasulullah

Artinya

Bismillahirrohmanirrohim

21
Terbang burung malang mansawan

Berhinggap di kayu mali-mali

Aku tahu dimana engkau berasal

Mulang mansawan berasal

Dari urin dengan tambuni

Berkat kalimat tiada tuhan selain Allah,

Muhammad utusan Allah

Tabel 4

Struktur Mantra Pengobatan Penyakit Sawan

Unsur Struktur Mantra Untuk Pengobatan


Mantra Terjemah
Unsur Judul Penyakit sawan Penyakit sawan
Unsur Pembuka Bismillahirrohmanirrohim Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih
Lagimaha penyayang
Unsur Sugesti Tarbang burung malang Terbang burung malang
mansawan mansawan
Hinggap kayumali-mali Berhinggap di kayu mali-
Aku tahu asal engkau mali
Aku tahu dimana engkau
Berasal
Unsur Tujuan Mulang mansawan asal Mulang mansawan berasal
Urin lawan tambuni Dari urin dengan tambuni
Unsur penutup Barkat La ilahailallah Berkat tiada tuhan selain
Muhammadurrasulullah Allah, Muhammad utusan
Allah

22
e. Struktur Mantra Pengobatan Kalimpanan

Giling-giling tantadu

Tantadu kahujanan

Tagiling mata hantu

Hilang akan kalimpanan

Artinya

Giling-giling tantadu

Tantadu kahujanan

Tergiling mata hantu

Hilingkan kelilipan

Tabel 5

Struktur Mantra Pengobatan Kalimpanan

Unsur Struktur Mantra Untuk Pengobatan


Mantra Terjemah
Unsur Judul Kalimpanan Kelilipan
Unsur Pembuka Giling-giling tantadu Giling-giling tantadu
Unsur Sugesti Tantadu kahujanan Tantadu kehujanan
Tagiling matahantu Tergiling mata hantu
Unsur Tujuan Hilangkan kalimpanan Hilangkan kelilipan
Unsur Penutup - -

23
4.2 Fungsi Mantra Pengobatan
Mantra pengobatan adalah mantra yang dapat difungsikan untuk melaksanakan suatu
kegiatan dalam pengobatan penyakit tertentu.Ada beberapa contoh fungsi mantra pengobatan,
yaitu sebagai berikut.

a. Mantra Pengobatan Kipasat

Pada dasarnya, mantra ini bisa berfungsi untuk menyembuhkan segala penyakit,
seperti cacar, pulung pulasit, gondok, sariawan, dan lain-lain Bait pertama mantra Banjar
ini diawali dengan kalimat Bissmillahirrohmanirrohiim sebagai bentuk permohonan kepada
tuhan. Hal ini selaras dengan mantra lain di masyarakat Banjar yang mengawali dan
mengakhirinya doa dalam agama Islam (Sugiarto, 2015). Bait selanjutnya merupakan kalimat
berupa metafora untuk mengembalikan penyakit-penyakit ketempat asalnya. Pada bagian
akhir, mantra ini ditutup dengan kalimat Barakat La ilahaillallahMuhammadarasulullah
sebagai penutup doa manusia sebelum mengakhiri suatu tindakan. Bait ini mengambil
referensi dari agama Islam karena masyarakat suku Banjar mayoritasnya merupakan muslim.
Bagi masyarakat Banjar,dunia terdiri dari kekuatan alam atas dan bawah. Pada ranah
konotatif mantra ini tidak hanya menunjukkan alat penyembuh sakit saja, tetapi juga
mengandung nilai bagaimana pandangan hidup masyarakat Banjar. Kalimat
Bissmillahirrohmanirrohiim digunakan karena dalam ajaran Islam Allah memberkahi
segala sesuatu tindakan yang diawali dengan Bissmillahirrohmanirrohim. Adapun bait
selanjutnya, Rukmanggaluruk Rik manggalirik bermakna mengeluarkan semua hal buruk
tanpa ada satupun yang tersisa. Bait Asalnya di Ari mantuk ka kamih, Asalnya di angin
mantuk ka angin, Asalnya di banyu mantuk ka banyu dimaknai sebagai pengembalian semua
penyakit yang ada di tubuh pasien keasalnya seperti halnya penyakit yang datang dari angin
dan dikembalikan ke angin juga. Pada bait terakhir, kalimat Barakat La
ilahaillallahMuhammadarasulullah merupakan kalimat penutup yang bermakna bahwa
semuanya karena kekuatan dari Allah dan berkat Nabi Muhammad penyakit tersebut
sembuh. Dengan demikian, penyakit yang berasal dari sesuatu setelah dibacakan mantra
tersebut akan kembali ke asalnya dengan bantuan Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw.

b. Mantra Penawar Bisa

Kalimat dianalogikan seperti anak panah yang akan menghilang bila mengenai
sasarannya sebagaimana menghilangkan penyakit bisa. Mantra ini juga diawali dengan
kalimat pujaan terhadap Allah dan berkat nabi Muhammad dengan harapan penyakit bisa

24
tersebut hilang. Mantra ini sering digunakan untuk mengobati orang yang digigit ular,
disengat kalajengking, disengat lebah, ataupun hewan berbisa lainnya yang bisa
mengakibatkan seseorang sakit. Kalimat 'Ini aku memakai panah Allah Panahku panah
Baginda Rasulullah Panahku panah umat Panahku naik mantra turun bisa Mantra Nabi
Patumah Mantra Nabi Putih yang punya’ meminta keberkahan kepada Allah dan meminta
kesembuhan dari penyakit yang disebabkan oleh bisa binatang seperti bisa ular, bisa
kalajengking, bisa lebah, dan bisa hewan lainya.

Narasumber membacakan mantra ini dalam air botol, pasien akan meminumnya
dan sisanya diminum oleh tabib untuk disemburkan kebekas gigitan hewan berbisa tersebut.
Semburan diibaratkan sebuah anak panah yang dilepaskan kearah gigitan hewan
berbisa tersebut.

c. Mantra Pengobatan Penyakit Gaib

Mantra ini telah hidup dan berkembang dalam masyarakat Banjar sebagai bagian dari
kepercayaan dan berfungsi mengobati penyakit yang datang secara gaib. Kalimat ‘Ku
andak dihulu Palawan Hilangkan hantu pacucuk’ bermakna kata dihulu Palawan merupakan
salah satu cara menghilangkan penyakit atau roh halus yang disebut dengan hantu pucucukk
dengan membuangnya ke arah hulu.Arah ini dikenal masyarakat sebagai ujung sungai tempat
membuang penyakit atau pun roh halus.

Sedangkan hantu pucuk di sini merupakan mitos yang beredar di kalangan masyarakat
Banjar sebagai hantu yang sering mengganggu anak-anak kecil. Kalimat ‘Hilangnya kada
ketahuan’ bermakna bahwa penyakit tersebut hilang dengan sendirinya tanpa diketahui oleh
orang lain bahkan yang menderita penyakit tersebut sekalipun. Mantra ini tidak hanya
sebagai obat penawar tetapi juga menunjukkan tradisi dan kepercayaan masyarakat Banjar
pada pucuk-pucuk daun untuk menyembuhkan penyakit seperti demam.

d. Mantra Penyakit Sawan

Sebagian masyarakat Banjar meyakini bahwa penyebab sakit sawan ialah urin dan
tambuni yang berasal dari dalam diri perempuan sebelum seorang anak tersebut lahir ke
dunia. Mantra ini memperlihatkan pandangan masyarakat Banjar ketika anak baru lahir ke
dunia. Mantra ini diawali dengan meminta keberkahan kepada Allah baru kemudian meminta

25
kesembuhan dari penyakit yang disebabkan oleh sawan (penyakit tersebut), diakhiri
dengan meminta keberkahan kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw

e. Mantra Pengobatan Kalimpanan

Mantra ini berfungsi sebagai pengobatan kelilipan. Kalimpanan merupakan sesuatu


yang masuk ke indera penglihatan yang dapat mengganggu aktifitas. Sesuatu yang masuk ke
area mata tersebut dapat berupa benda, hewan, abu, debu dan sebagainya. Mantra ini masih
dipercaya oleh Sebagian masyarakat guna mengobati kalimpanan atau kelilipan.

26
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan data terhadap mantra pengobatan daerah Banjar, dapat


disimpulkan bahwa ada lima jenis mantra, yaitu mantra pengobatan, mantra pengasihan,
mantra sihir, mantra jimat, mantra penghidupan. Bermacam macam mantra pengobatan yang
ada di daerah Banjar. Mantra pengobatan sendiri berfungsi untuk melaksanakan suatu
kegiatan dalam pengobatan penyakit tertentu. Namun Pada ranah konotatif mantra
pengobatan ini tidak hanya menunjukkan alat penyembuh sakit saja, tetapi juga
mengandung nilai bagaimana pandangan hidup masyarakat Banjar. Makna mantra
pengobatan Banjar ini terdiri dari dua tingkat, yaitu denotasi dan konotasi.

Penelitian mengenai mantra pengobatan Banjar ini di masa mendatang perlu dilakukan
secara lebih mendalam. Hingga saat ini mantra Banjar masih hidup dan telah menyesuaikan
diri dengan budaya islam. Dengan kata lain, mantra Banjar masih digunaakn dalam
kehidupan masyarakat Banjar sehari-hari, walaupun peranan mantra Banjar itu sendiri mulai
berkurang.

27

Anda mungkin juga menyukai