Anda di halaman 1dari 41

KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL DALAM PROSES TAHFIDZ

AL-QUR’AN (STUDI PADA PENGAJIAN ANAK-ANAK DI MESJID


BUJANG SALIM KRUENG GEUKUEH KEC. DEWANTARA)

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh:

M. IKBAL

160240061

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga bisa menyelesaikan proposal

skripsi berjudul “Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Dalam Proses Tahfidz

Al-Qur’an (Studi Pada Pengajian Anak-Anak di masjid Bujang Salim

Krueng Geukueh Kec. Dewantara)”. Shalawat dan salam penulis sanjungkan

kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa

umatnya dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.

Adapun hal ini merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana Ilmu

Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Malikussaleh. Dalam penyusunan proposal skripsi ini penulis banyak mendapat

bantuan, arahan, dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat

dan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan proposal skripsi terutama kepada:

1. Terimakasih sebesar-sebesarnya penulis sampaikan kepada kedua orang

tua terhebat di dunia, Bapak Azhari dan Ibu Hamdiah yang selalu

memberikan do’a dan selalu memeberi semangat kepada penulis sehingga

bisa menyelesaikan prosposal skripsi ini dan tanpa perhatian dan kasih

sayang penuh dari mereka, mustahil penulis bisa seperti sekarang,

i
2. Rektor Universitas Malikussaleh Dr. H. Herman Fithra, ST., MT., I

PM.,ASEAN.Eng

3. Bapak Dr. Nazaruddin, S.S., M.Si selaku Plt Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Malikussaleh.

4. Ibu Harinawati, S.Sos,MA selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh.

5. Ibu Cindenia Puspasari, S.IP., M.Soc.Sc yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

6. Kepada sahabat penulis Terry, Ripal, Risky, Rando, Jefri dan Muhazir Alhadi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Akhirnya dengan satu harapan penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat, Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.

Lhokseumawe, 08 Juni 2021

Penulis,

M. Ikbal
160240061

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................Vi

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1


1.2 Fokus Penelitian.............................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................7

2.1 Penelitian Terdahulu.....................................................................................7


2.2 Landasan Teori............................................................................................12
2.2.1 Komunikasi Pembelajaran..................................................................12
2.3 Komunikasi Verbal dan Nonverbal............................................................13
2.3.1 Komunikasi Verbal............................................................................13
2.3.2 Klasifikasi Komunikasi Verbal..........................................................14
2.3.3 Tujuan Komunikasi Verbal.................................................................15
2.3.4 Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal...................................16
2.4 Komunikasi Non Verbal..............................................................................16
2.4.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal..................................................16
2.4.2 Fungsi Komunikasi Nonvevbal........................................................17
2.4.3 Tujuan Komunikasi Nonverbal........................................................18
2.4.4 Batasan-batasan Komunikasi Nonverbal.........................................19
2.5 Tahfidz Al-Qur’an.......................................................................................19
2.5.1 Pengertian Tahfidz Al-Qur’an...........................................................19

iii
2.5.2 Tujuan Menghafal Al-Qur’an................................................................20
2.5.3 Definisi Al-Qur’an.................................................................................21

2.6 Kerangka Berfikir........................................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................23

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................23


3.2 Pendekatan Penelitian...................................................................................23
3.3 Informan Penelitian......................................................................................24
3.4 Sumber Data.................................................................................................25
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................26
3.6 Teknik Analisis Data....................................................................................27
3.7 Keterbatasan.................................................................................................29
3.8 Jadwal Penelitian..........................................................................................30

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................11
Tabel 3.1 Proses Kegiatan Penelitian ........................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Kerangka Berfikir..................................................................................22

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan sebuah media penyampaian paling efektif dalam

melakukan sebuah interaksi. Interaksi dalam hal ini dapat merujuk pada segala situasi

terlebih pada proses belajar mengajar, komunikasi yang baik tentunya harus dibentuk

agar tersampaikan dengan baik setiap penjelasan guru terhadap murid. Selain itu,

komunikasi juga merupakan hal fundamental dalam kehidupan manusia. Sepanjang

manusia hidup, ia perlu berkomunikasi. Terbentuknya masyarakat sebagai suatu

kesatuan juga diawali dengan adanya komunikasi antarpribadi dalam masyarakat

tersebut. Berkat komunikasi jarak yang jauh menjadi dekat, hemat biaya dan dapat

menembus ruang dan waktu (Nofrion, 2018:4-5).

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya komunikasi adalah salah satu hal yang

tanpa disadari dapat menjadi hal penting dalam keberlangsungan aktifitas antar

manusia baik secara verbal maupun nonverbal. Tidak hanya di kehidupan sehari-hari

saja, dalam proses belajar mengajarpun tentunya komunikasi mempunyai peranan

penting sebagai pemberi pemahaman yang dilakukan oleh guru kepada muridnya.

Seiring berjalannya waktu, komunikasi berkembang secara pesat dan perkembangan

ini di dorong oleh adanya perkembangan teknologi, metode, fasilitas, dan perangkat

komunikasi yang semakin canggih membuat dunia seolah tidak memiliki batas ruang

dan waktu. (Irma, 2019:2).

1
2

Dalam konteks pendidikan yang merupakan agenda pendidikan di semua

negara karena melalui pendidikan negara tersebut bisa mempersiapkan generasi muda

yang memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme serta memiliki kemampuan untuk

bertahan dan bersaing dalam pergaulan global (Nofrion, 2018:28-29).

Di samping berbicara mengenai komunikasi dalam pendidikan secara umum,

tentunya komunikasi juga berlangsung pada pendidikan berbasis Qur’ani seperti

tahfizd Al-Qur’an di Mesjid Bujang Salim yang merupakan salah satu wadah

perkembangan kualitas pemahaman bagi masyarakat khususnya anak-anak di

Dewantara dan sekitarnya dalam bidang keagamaan. Upaya mewujudkan suasana

pembelajaran lebih ditekankan untuk menciptakan kondisi dan prakondisi agar

masyarakat belajar, sedangkan proses pembelajaran lebih mengutamakan pada upaya

bagaimana mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Dalam proses pendidikan hubungan timbal balik (Feedback) antara pendidik

dengan yang dididik berkelanjutan kearah tujuan yang bisa diwujudkan bersama.

Guru harus bisa dan mampu mendidik serta tujuan murid bisa tercapai prestasi yang

lebih baik. Seorang guru sangat berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar,

karena guru adalah sebagai penyampai ilmu kepada murid dengan menggunakan

simbol- simbol maupun kata-kata verbal yang sangat berpengaruh terutama pada

tingkat pengetahuan dan pola sikap anak didik. Bagi anak-anak guru menjadi idola,

sehingga anak-anak biasanya patuh terhadap perintah guru dan sering menirukan

tingkah gurunya. Sosok guru dan apa yang disampaikan oleh guru melekat kuat

dalam ingatan anak-anak baik pada usia 6 sampai 12 tahun. (Wini Mulyani, 2011:2).
3

Dalam melakukan pembelajaran terhadap anak, terutama dalam memberi

pemahaman terkait keagamaan dan proses tahfiz tentunya melibatkan seluruh elemen

daripada komunikasi, bahkan komunikasi verbal dan non verbalpun terjadi dalam

proses belajar mengajar. Masjid Bujang Salim yang terletak di desa krueng Geukuh,

Kota Lhokseumawe ini setiap harinya mengadakan pengajian untuk anak-anak

program tahfiz dalam mengahafal Al-qur-an. Komunikasi yang digunakan guru

terhadap murid sangat berpengaruh atas perubahan sikap dan mental murid. Melihat

pentingnya pemahaman agama untuk anak tahfiz dalam mengahafal Al-qur’an. Maka

perlu di prioritaskan program dan tempat pelaksanaan pengajian.

Dari berbagai alasan mendasar yang telah disebutkan di atas, dapat dikatakan

bahwa menghafal Al-Qur’an pada anak merupakan faktor terpenting dalam

kehidupan manusia. Memperbanyak lembaga-lembaga Al-Qur’an, juga menjadi suatu

usaha diantara sekian usaha yang dapat dilakukan dalam rangka menjaga

kemutawatiran Al- qur’an, di samping sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas

ummat. Namun perlu disadari bahwa menghafal Al-Qur’an tidaklah semudah

membalikan telapak tangan. Tentunya butuh kesabaran, keseriusan, pembiasaan,

pengaturan waktu, kekonsistenan, serta pengkondisian lingkungan. Hal yang utama

adalah minat, dan yang paling sulit dalam hal ini adalah menjaga hafalan agar tetap di

ingatan. Sedangkan lingkungan anak saat ini sudah sangat buruk untuk para

pengahafal Al-qur’an, gadget dan games serta kartun-kartun yang disajikan di

televise sudah membuat anak cenderung candu terutama pada gadget.


4

Sehingga, menyebabkan anak lebih mengenal Naruto, Spongebob, Dora,

Power Ranger dan tokoh-tokoh lainnya sebagai panutan dibandingkan dengan

nabinya sendiri. Game yang diminati anak – anak juga memberikan banyak pengaruh

negatif pada anak dibandingkan dengan pengaruh positifnya. Anak rela berjam-jam

atau bahkan seharian berada di warnet hanya untuk bermain game sehingga

menimbulkan kemalasan, penurunan semangat belajar dan tindakan kekerasan

sebagai proses imitasi dari yang ia lihat. Realitas yang dipaparkan menjelaskan

bahwa lingkungan yang ada saat ini kurang baik bagi para penghafal Al-Qur’an cilik.

Maka guna menumbuhkan minat menghafal al-qur’an pada anak-anak

tentunya perlu menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usianya, agar

anak tidak merasa terbebani. Setiap lembaga pendidikan al-qur’an memiliki metode

tertentu dalam pengajaran hafalan al-qur’an, pengimplementasiannyapun dapat

berbeda-beda. Untuk itu dari penjelsan dan permasalsahan yang sudah penulis

paparkan, tentunya penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai

Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Dalam Proses Tahfidz Al-Qur’an (Studi

Pada Pengajian Anak-Anak di masjid Bujang Salim Krueng Geukuh Kec.

Dewantara)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi fokus penelitian ialah

menganalisa komunikasi verbal dan nonverbal dalam proses menghafal Al-

Qur’an yang terdapat pada pengajian Tahfizul qur’an di Masjid Bujang Salim

Krueng Geukuh, Kec. Dewantara.


5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan judul di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah komunikasi

verbal dan nonverbal dalam proses menghafal Al-Qur’an di Mesjid Bujang

salim?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan judul di atas, maka yang

menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui komunikasi verbal

dan nonverbal dalam proses tahfizd Al-Qur’an di mesjid Bujang Salim Krueng

Geukuh Kec. Dewantara

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah teori dan pengetahuan tentang strategi Komunikasi Verbal Dan

Nonverbal Dalam Proses Menghafal Al-Qur’an Pada Pengajian tahfidz Di

Mesjid Bujang Salim Krueng Geukeuh Kec Dewantara.

2. Dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa Universitas Malikussaleh

secara umum dan mahasiswa ilmu komunikasi secara khusus dalam

penulisan karya tulis ilmiah atau sejenisnya.


6

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam memeperkaya

kajian ilmu komunikasi dalam pendidikan terutama pendidikan tahfizd Al-

Qur’an..

2. Dapat memberikan informasi kepada guru pengajian tahfizd Al-qur’an di

Masjid Bujang Salim dalam menganalisa komunikasi verbal dan nonverbal

bagi santri serta memberi solusi dari hambatan yang sering terjadi selama

ini dalam konteks komunikasi pendidikan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan penulis lakukan. Penelitian

yang relevan penulis rujuk adalah penelitian yang dilakukan oleh Wini

Mulyani (2011), dengan judul “Implementasi Komunikasi Verbal Dan Non

Verbal Dalam Proses Menghafal Juz Amma Pada Pendidikan Anak Usia Dini

Di Bait Qur’any Ciputat” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana implementasi komunikasi verba dan non verbal di PAUD Bait

Qur’any serta hambatan yang dihadapi dalam menghafal juz amma pada anak

usia dini. Dalam skripsi Wini beliau menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Wini yaitu

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil peneltian yang ditemukan

bahwa implementasi komunikasi verbal dan non verbal dalam mengahfal juz

Amma di PAUD Bait Qur’any terdapat pada program pengajaran jarimatika

Al- Qur’an, terjemah kata perkata dan pada pengajaran tajwid. Hambatan

yang ditemui dalam implementasi komunikasi verbal dan non verbal adalah

para orang tua, dan calon guru dikarenakan metode hafalan secara verbal dan

non verbal dengan cara kinestik pada tarjamah kata perkata, jaritmatika dan

tajwid, merupakan metode baru yang belum banyak diketahui dan

diaplikasikan oleh
7
8

para orang tua dan calon guru sehingga untuk mengatasinya dengan cara

sekolah ibu untuk para wali murid dan training pembekalan untuk calon guru.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh wini dengan peneliti yaitu

sama sama mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan perbedaan

terletak pada fokus penelitian, peneliti memfokuskan penelitian pada

implementasi komunikasi verbal dan non verbal dalam proses menghafal al-

qur’an sedangkan didalam skripsi Wini memfokuskan penelitiannya pada

masalah pembelajaran komunikasi verbal dan non verbal di PAUD Bait

Qur’any.

Penelitian oleh Niswatun Ulmi (2017), dengan judul, “ Komunikasi Verbal

dan Non Verbal Dalam Proses Tahfidz Al-Qur’an (Studi pada pondok

pesantren Madinatul Ilmi Kec. Pagelaran Kab. Pringsewu)”,penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Bagaimana komunikasi verbal dan non verbal

dalam proses tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi, untuk

memperoleh jawaban, penelitian ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif, Untuk memudahkan penelitian, Ulmi mengunakan sampel

sebagai objek peneltian dengan menggunakan metode non random

sampling, hasil peneltitian ini yaitu proses komunikasi verbal dan non

verbal dalam kegiatan tahfidz Al-Qur’an yang berupa bahasa lisan, pesan

kinesik maupun pesan artifaktual berlum berjalan dengan baik, karena

beberapa hambatan dari pihak komunikator, komunikan, sarana prasaran

maupun lingkunan yang menjadi penyebab kurang efektifnya program

tersebut.
9

Persamaan penelitian yang dilakukan Niswatun Ulmi dengan

peneliti yaitu sama sama ingin mengetahui bagaimana komunikasi verbal

dan non verbal dalam proses Tahfidz Al-Qur’an, dan persamaan berikutnya

terdapat pada sama sama menggunakan metode penelitian Kualitatif

Deskriptif, perbedaan penelitian ulmi dan penulis yaitu terdapat pada

mengunakan sampel sebagai objek peneltian dengan menggunakan metode

non random sampling untuk mendapatkan data, sedangkan peneliti untuk

memperoleh data melakukan Observasi, wawancara dan dokumentasi.

Penelitian oleh Siti Asiyah (2018), dengan judul penelitian

“Implementasi Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Kegiatan Public

Speaking Santri Di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Putri Bangsri

Jakarta” tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjawab

bagaimana Implementasi Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam

Kegiatan Public Speaking Santri Di Pondok Pesantren Darul Falah

Amtsilati Putri Bangsri Jakarta, penelitian ini menggunakan pendekatan

Kualitatif Deskriptif, yang datannya diperoleh melalui hasil wawancara

bebas, observasi partisipan, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu

menunjukkan bahwa kegiatan public speaking santri ang dilakukan di

pondok pesantren Darul Falah Amtsilati Putri Bangsari Jepara bahwa,

pertama bentuk komunikasi verbal yang di implementasikan pada kegiatan

public speaking berupa kata kata yang diucapkan, penggunaan bahsa serta
10

pemahama makna dari materi yang disampaikan oleh pembicara., Kedua,

sedangkan bentuk komunikasi non verbal yang di implementasikan dalam

kegiatan public speaking santri di pondok Darul Falah berupa isyarat

special dan temporal, isyarat visual meliputi (kinesik, ekspresi wajah dan

kontak mata, isyarat tangan, serta penggunaan isyarat vocal yang meliputi

paralinguistic berupa kualitas suara dan vocalisasi.

Persamaan penelitian Siti Asiyah dengan penulis yaitu terdapat pada

metode penelitian yang digunakan yaitu sama sama menggunakan metode

peneltian kualitatif deskriptif, dan persamaan kedua terdapat pada teknik

pengumpulan data yang digunakan yitu sama sama menggunakan tahapan

observasi, wawancara dan dokumentasi, dan perbedaan penelitian terdapat

pada objek penelitian Siti asiyah ingin mengetahui bagaimana Implementasi

Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Kegiatan Public Speaking Santri

Di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Putri Bangsri Jakarta, Sedangkan

penulis ingin mengetahui bagaimana komunikasi verbal dan non verbal

dalam proses Tahfidz Al-Qur’an di Mesjid Bujang Salim.


11

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO Sumber Persamaan Perbedaan


1. Wini Mulyani (2011) Dengan  Menggunakan  Objek
oendekatan Penelitian
judul “Implementasi Komunikasi
kulatitaif  Fokus
Verbal dan Nonverbal dalam deskriptif Penelitian
proses mengahafal juz Amma  Teori
Komunikasi
Studi pada pendidikan anak usia pemebalajaran
dini di Bait Qur’any

2. Niswatul Ulmi (2017), dengan  Menggunakan  Objek


Teori Penelitian
judul “Komunikasi verbal dan
Komunikasi  Menggunakan
noverbal dalam proses Tahfidz Al- Pembelajaran Non Random
Qur’an (Studi pada pondok  Menggunakan Sampling
Pendekatan
pesantren Madinatul ilmi kec. Kualitatif
Pagelaran Kab. Priwngsiwu)” Deskriptif

3. Siti Asiyah (2018), dengan  Menggunakan  Teknik


teknik Analisis Data
judul”implementasi Komunikasi
pengumpulan  Objek
verbal dan nonverbal dalam data observasi, Penelitian
wawancara dan
kegiata public speaking Santri di
dokumentasi
Pondok Pesantren Darul Falah  Menggunakan
Amtsilati Putri Bangsri Jakarta Pendekatan
Kulitatif
Deskriptif
 Teori
Komunikasi
pembelajaran
12

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Komunikasi Pembelajaran

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage

dan Berliner tentang perubahan tiangkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Teori ini lalu berkembang menjadi aliran pisikologi belajar yang berpengaruh

terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran

yang dikenal sebagai aliran behavioristik.Arilaran ini menekankan pada

terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar (Slavin 2000).

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,

mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.Respon atau prilaku

tertentu dengan menggunakan metode pelatih atau pembiasaan semata.

Munculnya prilaku akan semangkin kuat bila diberikan penguatan dan akan

menghilang bila dikenai hukuman. Antara stimulus dan respon (Slavin 2000).

Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari

seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim

pesan kepada yang dituju secara efektif dan efesien. Dalam kegiatan

pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi

hubungan yang harmonis antara pengajar dan peserta belajar.keefektifan

komunikasi dalam dalam kegiatan pembelajaran ini sangat tergantung tergantung

dan mencapai ambisi pribadi.Kedua, untuk kelangsungan hidup masyaraka,

tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan

suatu masyarakat.
13

Sedangkan menurut (William I.Gordon,) komunikasi pembelajaran

mempunyai empat fungsi menurut kerangka yang dikemukaka, yakni:

1. Fungsi komunikasi sosial; Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan

manusia akan hilang, karna ia tidak punya waktu untuk mengatur diri mereka

sendiri dalam lingkungan sosial.

2. Pembentukan konsep diri; Konsep diri adalah pandangan tentang siapa, dan

yang hanya dapat diperoleh melalui informasi orang lain yang diberikan

kepada manusia

3. Fungsi komunikasi instrumental; Komunikasi yang berfungsi untuk

memberitahukan atau menerangkan (to inform)dan mengandung muatan

persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengar-nya

mempercayai bahwa fakta dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan

layak untuk diketahui.

4. Emphaty: adalah kemampuan manusia untuk menempatkan diri dari situasi

atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.

2.3 Komunikasi Verbal dan Non Verbal

2.3.1 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol

atau kata-kata, baik yang dikatakan secara oral, lisan maupun tertulis.

Komunikasi dapat teridentifikasikan sebagai suatu proses dimana seorang

pembicara
14

berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah lak

penerima. Komunikasi tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh

pimpinan itu disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam symbol-simbol

yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian

dikirimkan pada karyawan yang dimaksudkan.

Menurut Paulette, Thomas (Moleong: 2016:22), komunikasi verbal

adalah penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan

dan tulisan. Sementara lambing verbal merupakan semua lambang yang

digunakan untuk menjelasakan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata

(bahasa). Komunikasi verbal yaitu penerimaan sistem syaraf seseorang kepada

sistem syaraf orang lain dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna

serupa dengan yang ada dalam pikiran si pengirim, dengan menggunakan

kata- kata yang merupakan unsur-unsur dasar bahasa. Adapun kode

komunikasi verbal dalam pemakainnya menggunakan bahasa, bahasa dapat

didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga

menjadi inti kalimat yang mengandung arti.

2.3.2 Klasifikasi Komunikasi Verbal

1. Komunikasi verbal melalui lisan dapat diartikan sebagai suatu proses

dimana seorang berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk

mempengaruhi tingkah laku penerima.komunikasi verbal melalui lisan

dapat dilakuka secara langsung bertatap muka antara komunikator dan


15

komunikan, seperti berpidato dan berceramah. Selain itu juga,

komunikasi verbal melalui lisa dapat dilakukan dengan menggunakan

media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.

2. Komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan cara tidak langsung

antara komunikator dan komunikan. Proses penyampain informasi

dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar

dnlain-lain.

2.3.3 Tujuan Komunikasi Verbal

Adapun tujuan menggunakan komunikasi verbal(lisan dan tulisan) antara

lain:

1. Penyampaian penjelasan,pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya

2. Presentasi penjualan dihadapan audien

3. Penyelenggara rapat

4. Wawancara dengan orang lain

5. Pemasaran melalui telepon, dan sebagainya


16

2.3.4 Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal

a. Kesenjangan

Komunikasi non verbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan

kurang halus, mengarah pada norma-norma yang ada. Sedangkan

komunikasi verbal dilakukan dengan sengaja.

b.Perbedaan-perbedaan Simbolik
Komunikasi verbal bersifat intensional dan harus dibagi diantara orang-

orang yang terlibat dalam tindakan komunikasi. Sementara komunikasi non

verbal lebih alami ia beroperasi sebagai norma dan perilaku yang

disandarkan pada norma.

c.Mekanisme Pemprosesan

Komunikasi non verbal kurang terstrukur dan aturan-aturan yang ada

ketika berkomunikasi lebih sederhana. Sedangkan komunikasi verbal

mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis.

2.4 Komunikasi Non Verbal


2.4.1 Pengertian Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah suatu kegiatan komunikasi yang menggunakan

bahasa isyarat atau bahasa diam (silent). Komunikasi nonverbal adalah penciptaan

dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi

yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak

mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.


17

Komunikasi nonverbal yaitu komunikasi yang menggunakan pesan-pesan

nonverbal. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa

komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Definisi harfiah komunikasi non

verbal yaitu komunikasi tanpa kata-kata. Komunikasi non verbal hanya mencakup

sik ap dan penampilan, Jadi dilihat dari istilah komunikasi non verbal membawa

pesan non linguistik. Komunikasi non verbal dapat juga diartikan yaitu komunikasi

dengan menggunakan gejala yang menyangkut gerak-gerik (gestures), sikap

(postures), ekspresi wajah (Facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik,

isyarat dan gejala yang sama yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.

2.4.2 Fungsi Komunikasi Non Verbal

Jalaluddin Rahmat Menjelaskan bahwa komunikasi non verbal memiliki

beberapa fungsi, yaitu:

1. Disini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali

gagasan yang disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang

menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal ia akan menggelengkan

kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolaakannya.

2. Subttitusi

Disini komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk Menggantikan lambang-

lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat

menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukan kepala.


18

3. Kontradiksi

Menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal.

Misalnya seorang memuji prestasi rekannya dengan mencibirkan bibirnya

sambil berkata: hebat kau memang hebat”

4. Komplemen

Melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya air muka

seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan

kata- kata.

2.4.3 Tujuan Komunikasi Non Verbal

1. Menyediakan/memberikan informasi

2. Mengatur alur suatu percakapan

3. Mengekspresikan suatu emosi

4. Memeberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan

verbal.

5. Mengendalikan atau mempersuasi orang lain

6. Mempermudah tugas-tugas khusu, misalnya dalam mengajar seseorang

untuk melakukan serve badminton, belajar golf dan sejenisnya.


19

2.4.4 Batasan-batasan Komunikasi Non Verbal

1. Komunikasi non verbal berada dalam konteksnya. Maksudanya komunikasi

verbal disini berjalan sesuai dengan konteksnya. Karena perilaku non verbal

bisa saja mempunyai arti yang berbeda-beda. Misalnya kedipan mata (itu bisa

diartikan sebuah ajakan dilain konteks, penuh cinta, berbohong, dan lainnya),

tersenyum (bisa diartikan keramahtamahan atau sapaan, ketertarikan

seseorang, perasaan malu, dan lainnya), dsb.

2. Perilaku non verbal adalah perilaku yang normal, maksudnya perilaku pada

umumnya menggunakan gerakan tubuh untuk menyampaikan sebuah makna.

Misalnya mimik wajah ( ketika pesan verbal diucapkan dengan perasaan

bahagia, maka mimik wajah dari pesan non verbal akan menunjukkan

ekspresi bahagianya), gerakan tangan (ketika mengucapkan kata “itu” maka

pesan non verbal mengarahkan gerakan tangan yang menunjukkan sesuatu

yang dituju), dsb.

2.5 Tahfidz Al-Qur’an

2.5.1 Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz Al Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz dan Qur‟an, yang

mana keduanya mempunyai arti yang berbeda. yaitu tahfidz yang berarti

menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa arab hafidza-

yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.

(Yunus,1990:105)
20

Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah “

proses mengulang sesuatu baik dengan membaca ataumendengar.” Pekerjaan

apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.

Seseorang yang telah hafal Al-Qur‟an secara keseluruhan di luar kepala,

biasa disebut dengan juma‟dan huffazhul Qur‟an. Pengumpulan Al-Qur‟an dengan

cara menghafal (Hifzhuhu) ini dilakukan pada masa awal penyiaran agama Islam,

karena Al-Qur‟an pada waktu itu diturunkan melalui metode pendengaran.

Pelestarian Al-Qur‟an melalui hafalan ini sangat tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan, mengingat Rasulullah SAW tergolong orang yang ummi.

2.5.2 Tujuan Menghafal Al-Quran


Kaum msulimin baik dalam wajib kifayah maupun sunnah, dalam

menghafal al-Quran dikarenakan dengan dilatarbelakangi oleh beberapa tujuan,

yang diantaranya ialah:

1. Agar tidak terjadi penggantian atau pengubahan pada al-Quran

2. Agar dalam pembacaan Al-Qur’an yang diikuti dan dibaca kaum muslimin

tetap dalam satu arahan yang jelas sesuai standar yaitu mengikuti qiraat

mutawatir

3. Agar kaum muslimin yang sedang menghafal Al-Qur’an atau yang telah

menjadi hafiz dapat mengamalkan Al-Quran, berperilaku dan berakhlak sesuai

dengan isi Al-Quran

4. Agar dapat mengajarkan dan mensyiarkan ajaran islam melalui Al- Qur’an.
21

2.5.3 Defenisi Al-Qur’an

Secara harfiah, Al-Qur’an berasal dari kata Qara’a yang berarti membaca

atau mengumpulkan. Kedua makna ini mempunyai maksud yang sama, membaca

berarti juga mengumpulkan, sebab orang yang membaca bekerja mengumpulkan

ide-ide atau gagasan yang terdapatdalam sesuatu yang ia baca.

Dari sumber yang lain dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah “kalam Allah

SWT yang diturunkan ke hati Muhammad Saw dengan perantara wahyu Jibril As,

secara berangsur-angsur dalam bentuk ayat-ayat dan surat-surat selama fase

kerasulan 23 tahun. Dimulai dengan surat Al- Fatihah dan diakhiri dengan surat

an-Nas disampaikan secara mutawattir mutlak sebagai kemukjizatan atas

kebenaran risalah Islam, sedangkan pengertian Al-Qur'an secara terminologi

menurut Abu Syahbah yang dikutip oleh Rohison Anwar dalam bukunya Ulum

Al- Qur’an adalah sebagai berikut:

Kitab Allah yang diturunkan, baik secara lafazh maupun maknanyakepada nabi

Muhammad saw. Yang diriwayatkan secara mutawatir, yakni denga penuh

kepastian dan keyakinan akan kesesuaiannya dengan apa yang diturunkan kepada

Muhammad, yang ditulis pada mushaf mulai dariawal surat Al-Fatihah sampai

akhir surat An-Nas.


22

2.6 Kerangka Berfikir

Gambar 2.6 Kerangka Berfikir

Komunikasi Pendidikan pada Tahfidz


Al-Qur’an

Murid Tahfidz

Komunikasi Verbal Komunikasi NonVerbal

Komunikasi Pembelajaran

Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Dalam Proses Tahfidz

Al-Qur’an (Studi Pada Pengajian Anak-Anak di masjid Bujang

Salim Krueng Geukuh Kec. Dewantara)

Sumber: Hasil Interpretasi Peneliti 2021


BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penentuan

lokasi penelitian harus benar-benar dipertimbangkan sehingga dapat memperoleh

data yang dibutuhkan serta tercapainya tujuan pnelitian itu sendiri. Adapun yang

menjadi lokasi penelitian pada penelitian ini adalah Mesjid Bujang Salim, Keude

Krueng Geukueh, Kabupaten Aceh Utara, Aceh yang merupakan salah satu masjid

yang menjadi wadah perkembangan bagi masyarakat Dewantara dan sekitarnya

dalam bidang keagaaman.

3. 2 Pendekatan Penelitian

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif

yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta,

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung

dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan

menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta

pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat, pertentangan antara dua

keadaan atau lebih, hubungan antar variable yang timbul, perbedaan antar fakta

yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya.


23
24

Noeng Muhadjir (Afifuddin:2012:27) mengatakan bahwa metodologi

penelitian kualitatif lebih mengedepankan pendekatan fenomenologis.

Fenomenologis berasal dari kata Yunani Fenomenona, yaitu sesuatu yang tampak,

yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah gejala.

Afifuddin (2012) menjelaskan metodologi kualitatif yang dipakai

adalah multi-metodologi sehingga tidak ada metodologi yang khusus. Para

peneliti kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi, diskursus, arsip,

analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi lain, para peneliti kualitatif dapat

juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi,

fenomenologi, hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme,

etnografi, wawancara, psikoanalisis, studi budaya, penelitian survei, dan

pengamatan melibat (participant observations).

3.3. Informan Penelitian

Dalam sebuah penelitian yang sangat dibutuhkan adalah informasi

sehingga dibutuhkan informan sebagai pemberi informasi terhadap penelitian

tersebut. . informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar

tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsug dengan masalah penelitian.

Dengan mnggunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat

kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam dalam hal ini ada

sampling dijaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Maksud

untuk
25

informan kedua adalah untuk menggali informasi yang menjadi dasar dan

rancangan teori dibangun.

Pemilihan informan sebgai sumber data dalam penelitian ini adalah

berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan

bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak

sebagai sumber data informasi harus memenuhi syarat, yang akan menjadi

informan narasumber (key informan) dalam penelitian ini adalah Guru ngaji

Tahfidz Al-Qur’an Mesjid Bujang Salim.

3.4 Sumber Data

Menurut Loftland (Moleong: 2016:56) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen lain-lain. Jenis data yang diperoleh penelitian ini

dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi. Data primer secara

khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan peneliti. Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung

dari wawancara yang dilakukan dan observasi terhadap anak yang

melakukanproses mengahafal Tahfidz Al-Qur’an di Mesjid Bujang

Salim.
26

2. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen,

arsip-arsip penunjang yang diperoleh dari studi perpustakaan, dan jurnal

untuk mendukung penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ada bebarapa bentuk teknik yang dapat

dilakukan dalam mengkaji pemasalahan. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi (Pengamatan)

Pada dasarnya observasi adalah alat pengumpul data yang

dilakukandengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-

gejala yang diselidiki. Sesungguhnya yang dimaksud dengan observasi di

sini adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data dan penelitian. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui

pengamatan peneliti dengan menggunakan panca indra.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan terkait. Jenis wawancara yang digunakan penulis adalah

wawancara semi terstruktur dengan menggunakan panduan pertanyaan

yang berfungsi sebagai pengendali agar proses wawancara tidak kehilangan

arah.
27

Namun, jika ditengah-tengah jalannya wawancara muncul pertanyaan

baruyang belum ada dalam daftar pertanyaan yang telah disiapkan, maka

pertanyaan maka pertanyaan baru ini bisa dimasukkan dalam daftar

pertanyaan tersebut. metode wawancara ini dilakukan kepada informan

yang terlibat langsung dengan peristiwa yang terkait.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salaha satu cara yang digunakan

untukmendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi

data. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto,

gambar, lembar observasi, dan rekaman suara selama observasi dan

wawancara terhadap informan berlangsung.

3.6 Teknik Analisis Data

Moleong (2005:247) menyatakan bahwa proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Sementara

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara,

pengamatan yang tertulis dalam lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi

dan sebagainya.
28

Analisis data yang di lakukan secara induktif, yaitu mulai dari lapangan atau

fakta empiris dengan terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis,

menafsir dan menarik kesimpulan dari fenomena yag ada di lapangan,

analisis data didalam menggunakan wawancara observasi, dan dokumentasi

yang di sebut tahap pengumpulan data, karena data yang dikumpulkan

banyak maka diadakan reduksi data, setelah direduksi kemudian diadakan

penyajian data, kemudian tahap akhir dilakukan penarikan kesimpulan.

Proses analisis data didasarkan pada penyederhanaan dan interprestasi data

yang dilaksanakan sebelumnya, selama dan sesudah proses pengumpulan

data. Proses ini terdiri dari tiga sub proses yang saling berkaitan yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Milles dan

Huberman dalam ulfa, (1992:15-20)

Berdasarkan pada pendapat di atas, transkrip interview serta hasil-hasil

observasi yang telah dikumpulkan dilakukan tahapan analisis sebagai berikut :

1. Reduksi data/Data Reduction,

Yaitu proses pemilihan, pengklarifikasian, pengabstraksian atau

transparansi data yang diperoleh dilapangan baik melalui observasi

maupun wawancara kepada informan pangkal dan informan kunci.

Reduksi data merupakan bentuk analisis menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorgaisasi data


29

sehingga kesimpulan dapat ditarik dan diferifikasi sampai laporan akhir

lengkap tersusun.

2. Penyajian data/Data Display

Yaitu sekumpulan informasi data yan memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Penyajian tersebut bisa

dalam bentuk uraian, grafik, dan bagan.

3. Penarikan kesimpulan/Conclusion

Yaitu penganalisaan akhir yang diperoleh berdasarkan hasil reduksi data

dan penyajian data.

3.7 Keterbatasan
Penulis menyadari penelitian ini memeliki keterbatasan dalam cara

mendapatkan data maupun informasi yang diperlukan dan dokumentasi selama

observasi berlangsung, sehingga diperlukannya penelitian lanjutan.


30

3.8 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian beserta kegiatan dari pengajuan proposal

penelitian dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Proses Kegiatan Penelitian

Sep Okt Juni Sept


No Jenis Kegiatan

2020 2020 2021 2021

1 Pengajuan judul

2 Acc judul

3 Bimbingan Proposal

4 Seminar Proposal

Sumber : Buku Panduan Penulisan Skripsi FISIP


DAFTAR PUSTAKA

Affifuddin. Dkk. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia.

Cangara, Hafidz. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada

Nur’aini Fajar. (2019) The Guide of SWOT. Yogyakarta : QUADRANT

Moleong, Lexy. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya

.(2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rmaja Rosda


Karya.

Nofrion. (2018). Komunikasi Pendidikan Penerapan Teori dan Konsep Komunikasi

Dalam Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Nilasari Senja. (2014). Manajemen Strategi Itu Gampang. Jakarta : Dunia Cerdas

Sari M, Irma. (2019). Teknik Efektif Berkomunikasi, Yogyakarta : Kompetensi


Terapan Sinergi Pustaka CV

Robert E. Slavin. (2000). Educational psychology:theory and practice.paerson

education. New jersey.


Wini (2011). Implementasi Komunikasi Verbal dan Non verbal Dalam Proses

Mengahafal Juz Amma Pada Pendidikan Anak Usia Dini Di Bait Qur’any

Ciputat, Skripsi: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Niswatun (2017). Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Proses Tahfidz Al-

Qur’an, Skripsi: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan

Lampung.

Siti (2018). Fenomena Game Online Di Kalangan Santri Dayah Rauzatul

Muta’allimin Tanah Luas Aceh Utara, Skripsi: Komunikasi Penyiaran Islam

UIN Walisongo Semarang.

Simamora, Irma (2018) Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an, Jurnal Studi Ilmu

Komunikasi Volume V No. 5, Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara (UIN-SU)

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/1773 Diakses pada 29 Juni 2021


Pukul 22:00

Tauhid,Hidayat, diakses pada tanggal 27 Juni 2021 Pukul 12:00


(https://journal.staidenpasar.ac.id )

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1773/1/WINI%20MULY
ANI-FDK.PDF Diakses pada 07-06-21 pukul 10:12

Anda mungkin juga menyukai