PA’JUKUKANG-GANTARANGKEKE DI KABUPATEN
BANTAENG
oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
ETNOGRAFI KOMUNIKASI TRADISI PESTA ADAT
PA’JUKUKANG-GANTARANGKEKE DI KABUPATEN
BANTAENG
TESIS
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Kepada :
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
KATA PENGANTAR
iv
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang menjadikan
langit dan bumi beserta segala isinya, karena limpahan rahmat dan karunia-
terbaik bagi para pembaca dan bagi akademisi yang ingin menambah
proses penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala bentuk saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan guna
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
1. Orang tua terkasih bapak Bahar Madjid, SP, MM dan ibu Marwani,
v
3. Ibu Dr. Jeanny Maria Fatimah, M.Si selaku dewan pembimbing I
6. Bapak Dr. Arianto, S.Sos, M.Si selaku dewan penguji yang telah
peneliti.
7. Bapak Dr. Phil. Sukri, SIP, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Alimuddin Unde M.Si, Prof. Dr. Judhariksawan SH, MH, Prof. Dr.
H. Muh. Nur Sadik MPM, Dr. M. Iqbal Sultan M.Si, Dr. Hasrullah
MA, Dr. Yunus Amar ST.,MT, Dr. Muhammad Akbar, M.Si, Dr.
Tuti Bahfiarti, S.Sos, M.Si, (Alm.) Dr. M. Najib, M.Ed., M.Lib, Dr.
Allah SWT.
vi
10. Sahabat saya Dian Marsya Fabianti yang siap sedia meluangkan
11. Sahabat saya Ainum Oktaviani Muzakkir, Nur Hikma Jihad, Nurul
12. Kekasih saya Hendri yang selalu siap membantu sejak proposal
diperantauan.
ujian penulis. Semoga Allah SWT yang maha baik akan senantiasa
melindungi kalian.
vii
Semoga tesis ini bermanfaat, terima kasih banyak atas
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................ xv
A. Kajian Konsep
ix
a. Pengertian Tradisi………….. ....................................... 18
2 Teori Simbol…….............................................................. 37
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 52
Gantarangkeke ............................................................ 86
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Pajukukang-Gantarangkeke .................................................................. 55
.................................................................................................... 115
Tabel 4.6 Makna Pesan Ritual Attangari Adatta ri Barugayya .............. 122
Tabel 4.7 Makna Pesan Ritual Annoto Palapa Tala’ ............................. 125
Tabel 4.8 Makna Pesan Ritual Ammoto’ Raung Tala’ .......................... 127
Tabel 4.9 makna Pesan Ritual Kalauki Puang Juku’ ............................ 130
Tabel 4.13 Makna Pesan Ritual Appakarena Manca Baruga ............... 144
xii
DAFTAR GAMBAR
Pangngajai ............................................................................................. 58
Gambar 4.4 Puang Juku’ dan Galla’ Binanga Saat Menerima Tamu di
Gambar 4.6 Ritual Attittili’ yang dilakukan oleh Para Parewa di Depan Balla’
Lompoa .................................................................................................. 76
Gambar 4.7 Peragaan A’manca Oleh Dua Orang Pemuda dengan Memakai
xiii
ABSTRAK
xiv
ABSTRACT
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dari apa yang ia rasakan bagian dari lingkungannya, lebih jauh manusia
ingin mengetahui apa yang ada dalam dirinya sendiri. Dorongan tersebutlah
mahluk sosial dan komunikasi merupakan dua hal yang saling terikat.
sesuatu yang dianggap Tuhan dengan sifat dan bentuk yang bervariasi. Sisi
1
2
Suatu ritus dan upacara religi biasanya terdiri atas suatu kombinasi yang
ekspresi simbolik yang terbentuk melalui bahasa gerak dan pikir religius,
secara turun temurun sejak sekitar abad ke-14. Tradisi ini merupakan tradisi
Gantarangkeke.
Pa’jukukang. Puang Juku berarti tuan ikan. Puang Juku adalah orang yang
Gantarangkeke.
mengsiarahi dari satu rumah ke rumah lainnya, sama seperti saat usai
membangun daerahnya.
diadakan dalam waktu beberapa bulan yang terdiri dari empat tahap, yaitu
buahan) dan kalongkong (kelapa muda) akan disimpan oleh Puang di setiap
babang benteng dan peninggalan megalitik di sekitar situs ini dengan cara
kedepan.
menyediakan kanjoli (lilin tradisional terbuat dari kapuk dan kemiri yang
telah dihaluskan) sebanyak 360 batang untuk dibakar selama 360 hari
dimeriahkan oleh warga Bantaeng saja, tetapi juga berasal dari daerah
memeriahkan.
6
ke mulut, dan muatan pesan setiap detail tindakan dan makna dari dalam
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, Abdul Hafid & Raodah
simbolik dari sesuatu yang digunakan sebagai alat ritual, sesajen yang
alat ritual, begitu pula sesajen yang dihidangkan, serta peralatan yang
penyakit yang akan menimpa mereka akan hanyut dan hilang terbawa arus
bahwa tradisi Thugun Mandi ini dilakukan pada bayi yang baru lahir yang
keturunan baru dari sebuah keluarga atau suku tertentu, dan ungkapan rasa
syukur kepada sang pencipta Allah SWT atas nikmat bayi yang baru lahir
(Maryanti, 2017).
nya mitos atau mistik pada kelahiran bayi, maka dengan upacara turun
mandi ini berfungsi pembersihan anak yang baru lahir dari segala
lahir akan tetap terjaga dari dini. Jika bayi yang baru lahir tidak melakukan
prosesi thugun mandi maka sang bayi tersebut akan mudah terkena
selain itu jika tidak melakukan turun mandi akan dipandang lain oleh
masyarakat atau akan dapat gunjingan dari masyarakat. Ini lah menjadi
8
mandi tersebut.
Bentuk pesan dalam acara thugun mandi terdapat pesan yang secara
verbal dan nonverbal. Isi pesan dalam acara thugun mandi terdapat dalam
setiap prosesi dimana sang dukun mulai acara thugun mandi, seperti
penjaga bayi agar tidak mudah sakit serta agar jauh dari gangguan hal
jahat. Adapun acara thugun mandi yaitu proses pemandian bayi disungai
atau dihalaman rumah agar sang bayi diresmikan dan untuk pembersihan
diri bayi yang baru lahir serta di lantukan oleh dukun berupa nasehat,
petuah dan doa-doa dan mantra. Selanjutnya acara thugun mandi yaitu
salah satu bentuk akulturasi budaya Islam dengan nilai-nilai budaya dan
Gantarangkeke memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit; (3) Para pinati yang sudah semakin renta; dan (4) Ketidaksesuaian
terlihat dari ritual yang dilakukan dan makna pesan simbolik yang ada
didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Bantaeng?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis :
Pa’jukukang-Gantarangkeke
b. Hasil penelitian ini boleh dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut
2. Secara praktis :
11
Pa’jukukang-Gantarangkeke.
upacara Pa’jukukang-Gantarangkeke.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
yang mendasar bagi manusia. Dan proses simbolik merupakan salah satu
Langer kebutuhan pokok yang memang hanya ada pada manusia, adalah
dasar manusia, seperti makan, melihat, dan bergerak. Ini adalah proes
Bahasa sendiri diantara simbol lainnya merupakan simbol yang paling rumit
12
13
simbol- simbol yang menggunakan bahasa baik dalam bentuk lisan maupun
simbol. lainnya, dan proses inilah yang disebut proes simbolik. Seperti
hal seperti bahan, potongan, model, dengan segala hiasannya, hal ini
bertujuan untuk menjelaskan kepada orang lain siapa kita dibalik pakaian
2011) kemampuan kita berpaling, kita melihat proses simbolik yang sedang
paling primitif dan tingkat paling beradab. Aplikasi proses simbolik yang kita
internasional dengan pakaian yang terlihat mewah dan juga tata rambut
khasnya yaitu setelah putih. Bahkan makanan pun juga bersifat simbolik,
seperti di daerah Jawa ada Nasi Tumpeng yang hanya ada pada acara
untuk memperingati hari-hari besar tertentu. Nasi tumpeng yang terdiri dari
baha hidup itu harus merasakan kepahitan, kegetiran dan kemanisan, dan
kasus perilaku manusia, mediasi ini sama dengan penyisipan suatu proses
simbol dan nilai-nilai dari hasil karya tindakan manusia, sehingga manusia
kumpulan simbol, baik istilah-istilah rakyat maupun jenis simbol lain. Semua
upacara atau ritual adat merupakan bagian dari sistem simbol, dimana
simbol merupakan objek atau peristiwa yang merujuk pada sesuatu (Sobur,
dalam suatu dunia simbolis, dimana bahasa mite, seni, agama, adalah
bagian dari dunia simbolis sehingga pemikiran simbolis merupakan ciri yang
1990) .
untuk dimensi horisontal saja. Namun ada pemikiran lain yang menyatakan
komunikasi, yaitu:
1. Simbol Gerak
2. Simbol Suara
Simbol ini berasal dari suara atau bunyi yang menggunakan indra
3. Simbol Gambar
4. Simbol Bahasa
berkomunikasi sehari-hari.
5. Simbol Warna
6. Simbol Angka
komunikan
17
(1) simbol ritual bersifat multivokal yaitu bahwa simbol itu mempunyai
(2) polarisasi simbol, karena simbol memiliki banyak arti sehinga ada
dua kutub yaitu fisik atau inderawi dan kutub ideologi dan atau
normatif.
18
(3) simbol memiliki ciri unifikasi atau penyatuan, ciri khas simbol-simbol
kemiripan.
pandangan hidup, seusai dengan maksud yang ingin dicapai oleh adanya
upacara tersebut (Ghzali, 2011). Tak lebih dari itu, simbol juga merupakan
sbagai makhluk yang lemah dan selalu terikat dengan keduniawian, maka
dari itu manusia perlu perantara untuk mendekati yang sacral serta
transenden tersebut. selain itu simbol juga bisa dipandang sebagai cara
a) Pengertian Tradisi
kebiasaan, ajaran dan sebagainya) yang turun temurun dari nenek moyang.
Tradisi berasal dari bahasa Latin “tradition” yang berarti diterukan atau
merupakan sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan sudah menjadi
tradisi berlaku secara turun temurun, baik itu berupa lisan seperti cerita,
sesuatu yang konsta dan tidak berubah. Namun jika dipikir kembali apakah
mungkin ada suatu hal yang sama sekali tidak berubah dalam jangka waktu
yang panjang. Hal itu juga berlaku pada tradisi, tradisi yang masih dilakukan
dalam suatu kelompok masyarakat sampai saat ini tentu saja sudah
mengalami perubahan. Bahkan batu yang keras pun akan lapuk dengan
seiring waktu karena ditumbuhi lumut, bisa dikatakan bahwa tidak ada
20
tradisi yang tidak mengalami perubahan. Agar tradisi tetap bertahan hingga
dengan dipraktikkan tradisi itu bisa bertahan. . Karena tradisi bisa menjadi
kehidupan
Tradisi memiliki dua muatan pokok yaitu kebiasaan dan masa silam.
terpicu oleh oleh situasi kondisi tertentu (Simatupang, 2013). Namun tidak
yaitu :
tradisi dilandasi fakta baru, tadisi tersebut berbenturan dengan realitas dan
ditunjukan sebagai sesuatu yang tidak benar atau tidak berguna. Sehingga
masyarakat.
Benturan itu dapat terjadi antara tradisi masyarakat atau antara kultur yang
multi etnik. Biasanya konflik antara tradisi yag dihormati dengan kelas atau
ditujukan oleh kelas yang kurang mendapat hak istimewa terhadap tradisi
elite.
satu sama lain, namu tergantung pada kekuatan relative tradisi yang
gerakan sosial). Hal ini sering terjadi kasus penaklukan kolonial dan
pencaplokan ilayah asing. Apabila tradisi pribumi cukup kuat atau bila tradisi
23
asing tidak terlalu dipaksakan maka sebagian unsur tradisi dari luar akan
diserap oleh tradisi pribumi. Bila kedua tradisi sama-sama kuat maka yang
c) Fungsi Tradisi
bahwa manusia tak mampu hidup tanpa tradisi meski mereka sering
merasa tak puas terhadap tradisi mereka. Karena itulah tradisi memiliki
peran yang penting dalam kehidupan manusia. Berikut adalah fungsi dari
dan nilai yang kita anut kini serta di dalambenda yang diciptakan di
tertentu.
secara turun-temurn dan dalam tempo waktu yang cukup lama, maka tidak
melahirkan kebudayaan, dan hal itu bisa diketahui dari wujud tradisi iu
memilik pola dan norma, dan juga terdapat sanksi bagi yang melakukan
dan orientasi pikiran pada benda material atau gagasan tertentu yang
berasal dari masa lalu dan masih dilakukan hingga masa kini. Sikap dan
3. Komunikasi Verbal
Pada dasarnya kode dapat dibedakan atas dua macam yakni: Kode
kata secara terstruktur dan menjadi suatu kalimat yang mengandung arti
(Cangara, 2016).
Indonesia dengan 300 suku dan masing masing daerah dengan jumlah 550
dialek tradisional, hanya dapat dipersatukan oleh satu bahasa yaitu bahasa
Indonesia.
menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain. Ahli bahasa Benyamin
Lee Whorf (1956) dalam (Cangara, 2016) mengatakan bahasa bukan hanya
dan juga non verbal. Kode verbal yaitu bahasa yang diucapkan secara
langsung sedangkan kode non verbal yaitu bahasa isyarat atau bahasa
perhatian para ahli dari bidang antropologi dan bahasa. Ketertarikan para
ahli dengan komunikasi non verbal ini dimulai sejak 1873, dengan
pembicaraan atau bahasa verbal hanya 7%, vocal suara 38%, dan Ekspresi
muka atau non verbal 55%. Jika akhirnya terjadi petentangan mengenai apa
2016).
Komunikasi non verbal adalah suatu hal yang penting dalam interaksi
orang lain berdasarkan hal-hal seperti ekspresi wajah, warna kulit, pakaian
yang digunakan, aksen, gender, kulit, usia, sampai dengan cara seseorang
berjabat tangan dan akhirnya memilih mendekat pada orang yang tertentu,
atau memilih menjauh dari orang lain, dengan keputusan yang seseorang
28
ambil setelah menilai orang lain dari hal-hal yang menyangkut tampilan
mereka.
melakukan tindakan non verbal yang sama untuk itu harus evaluasi yang
tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamphlet, dan sebagainya. Dengan
anggota tubuh.
5. Etnografi Komunikasi
keterampilan).
analisis yaitu:
lewat”) atau mungkin formasi duduk dan posisi tubuh yang berubah
event).
tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin dipahami. Beberapa
mengatur tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan
orang lain, serta untuk memahami dunia tempat mereka hidup. Sistem
memiliki pola komunikasi yang berbeda dari kelompok yang lain. Ahli
Syukur Ibrahim, 1994). Semua sistem sosial dalam kehidupan ini mulai
32
kepada yang lainnya, namun cara budaya itu diproduksi dan direproduksi.
Seperti halnya sebuah tradisi, semua teori ini memusatkan pola budaya,
B. Landasan Teori
interaksi satu sama lain. Interaksi yang dilakukan bukan hanya ekslusif
simbol yang diberi makna. Simbol atau lambang digunakan oleh partisipan
bersama.
perwujudan dari sebuah pesan yang dikirim untuk dimaknai oleh penerima.
a. Dominasi
b. Subordinasi
34
c. Imitasi
d. Kompetisi
e. pembentukan kelompok
f. pembagian pekerjaan
g. kesatuan agama
h. kesatuan keluarga
i. kesatuan pandangan
pihak lain.
sebagai berikut:
balik.
tesebut.
asumsi-asumsi berikut:
b. Makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak terlihat
kemampuan berfikirnya.
dihadapi.
proses belajar.
perilakunya terhadap orang lain dan memaknai maksud dari perilaku orang
lain terhadapnya.
2. Teory Of Simbol
konsep dan beberapa istilah yang biasa digunakan dalam ilmu komunikasi.
teori ini memberikan beberapa standart dan tolak ukur bagi tradisi
semiotika.
yang lain. Misalnya melihat seekor banteng, lalu akan timbul dalam pikiran
Apabila dikaitkan dengan simbol banteng mata merah yang siap menanduk,
spontan akan timbul dalam benak pikiran seseorang adalah lambang Partai
melangsungkan kehidupan.
penulisan dari artikel yang mengangkat judul Arti Penting Pesta Adat
Bantaeng.
Journal, Nurseptian)
eksistensi dan nilai pelaksanaan dari tradisi pesta adat gantarangkeke bagi
D. Kerangka Pikir