MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA ETNIS MELAYU DAN ETNIS
MADURA PASCA KONFLIK SAMBAS TAHUN 1999
(Studi Kasus Pada Masyarakat Melayu dan Madura di Kalimantan Barat)
Diajukan Oleh :
Assalamualaikum wr.wb
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
Etnis Madura Pasca Konflik Sambas Tahun 1999 (Studi Kasus Pada
Barat.
dan tangan terbuka penulis menerima setiap kritikan dan saran untuk
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
Ingka Pratiwi
i
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada allah SWT karena berkat
mendukung baik secara materil maupun imateril. Untuk itu pada kesempatan
1. Orang tuaku tercinta Bapak Asan dan Ibu Sabariah yang tiada henti-
3. Prof. Dr. Rudy Harjanto, MM, M.Sn, selaku Rektor Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama).
ii
7. Dika, Bang Angga, Abang Fiktor, Abang Icung, Bapak Sukartono, Ibu
8. Mas Eko Agus dan Dika yang sudah menyediakan waktu dan tempat
Warlan dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................ x
ABSTRACT ..................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
TEORI
iv
2.2. Kerangka Konsep ................................................... 18
v
4.2.1. Pemahaman Etnis Melayu Sambas Terkait
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara.
2. Lampiran Foto
viii
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI HUMAS
ABSTRAK
Kata kunci : Komunikasi Antar Budaya, Etnis Melayu Sambas dan Etnis
Madura pasca Konflik Sambas 1999.
ix
PROF. DR. MOESTOPO UNIVERSITY
FACULTY OF COMMUNICATION
PUBLIC RELATIONS CONCENTRATION
ABSTRACT
x
BAB I
PENDAHULUAN
suku yang memiliki ciri dan kekhasan budaya masing-masing. Aneka ragam
suku yang ada bukan suatu hal yang mudah untuh dipahami dan bukanlah
suatu hal yang mudah untuk diseragamkan begitu saja. Sifat masyarakat
bahkan tidak mustahil juga menjadi pemicu dan memegang peranan penting
perbedaan etnis sebagai dasar masalah. Masalah yang kini muncul adalah
1
Salah satu konflik yang terjadi di Indonesia yaitu konflik budaya antar
etnis di Sambas, Kalimantan Barat. Konflik antar etnik ini sudah tidak bisa
yang juga dikenal sebagai “bumi khatulistiwa” ini, masyarakat dari berbagai
suku, agama dan etnis hidup bersama. Di dalam bingkai etnisitas sendiri,
etnis yang cukup berwarna, ada etnis Dayak dan Melayu sebagai “penduduk
asli” pulau Kalimantan, namun tak sedikit pula etnis lain yang menjadi “kaum
pendatang” di bumi Sambas, antara lain etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, Bugis
dan Madura. Namun pada dasarnya, hubungan antara berbagai etnis yang
puncaknya pada tahun 1999 dan 2000 dengan korban jiwa terbunuh sangat
kejam; harta benda dan hak milik musnah dibakar, dijarah, atau dirusak; dan
ratusan ribu jiwa dari etnik Madura masih terlunta sebagai pengungsi di
Konflik antara etnis Melayu dan etnis Madura di Kab. Sambas pada
2
dimasa mendatang. Konflik tersebut sangat memprihatinkan karena telah
belum diselesaikan.
Secara fisik, berbagai jenis fasilitas umum dan harta benda yang
berjumlah ribuan telah rusak dan musnah, serta ratusan nyawa tewas. Tidak
agama, ekonomi, social budaya, hukum dan politik juga sangat terasa dan
investor untuk menanam modalnya karena dirasa tidak aman dan tidak
stabil. Kemudian dari aspek politik membawa pada perasaan superior yang
profesionalisme.
bisa makan organ dan isi tubuh orang lain hanya karena lain etnis. Orang
3
dengan tega mengarak kepala tanpa tubuh orang lain dengan bangga, rasa
gembira, dan beramai-ramai, juga hanya lain etnis. Hampir tidak bisa
dipercaya hal tersebut terjadi pada masyarakat yang heterogen dan telah
ekonomi yang tidak elegan dengan dukungan situasi dan kondisi yang hanya
Hampir senada dengan itu, dan secara lebih mendetail, kiranya konflik
antara etnis Melayu Sambas dan Madura di Kabupaten Sambas juga dapat
4
dalam realitanya adalah pola pemukiman penduduk etnis Madura di
masjid atau surau itu berfungsi sekaligus sebagai tempat pendidikan atau
sementara mereka tidak dapat bersaing ditempat lain baik dikarenakan latar
belakang mereka maupun situasi dan kondisi yang tidak kondusif. Sehingga
frustasi secara perlahan tapi pasti mulai menggumpal dan siap berubah
menjadi konflik.
5
disebabkan oleh pertamabahan jumlah penduduk yang semakin tinggi
penduduk kabupaten Sambas yang tinggi dalm tempo singkat, terutama dari
kerja dan “hak-hak kepemilikan secara perlahan tapi pasti dari etnis Melayu
Sambas ke etnis Madura. Melalui cara-cara yang tidak wajar, bahkan sering
masih kecil atau padi, buah-buahan masih muda adalah milik kita (Melayu
Dayak dan kelompok etnis lainya), tetapi setelah ternak atau hasil tanaman
migran dan budaya luar melalui berbagai media maupun secara langsung
6
dari etnis lain, sehingga terjadi pergeseran budaya.. Hal ini jelas diakui oleh
saja. Istana Sambas itu hanya simbol cagar budaya untuk tempat
pariwisata".
Alkadri terbukti dari hasil penelitian Tim Kapolri terhadap konflik etnis di
Kabupaten Sambas. Demikian pula, bahwa secara nyata hal ini telah
menjadi salah satu pemicu dari konflik terbuka antara c nis melayu dan etnis
7
menjadi satu hal yang sangat diperlukan ketika manusia saling berinteraksi.
dengan individu yang lainnya. Dan semua itu harus dicapai untuk mencapai
suatu kehidupan.
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-
ilmu social (social sciences). Lebih lanjut, ilmu komunikasi juga merupakan
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
8
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
manusia yang dikenali oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat
dan lain-lain. Tetapi, untuk semua bidang profesi karena komunikasi dapat
sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
merupakan pusat dari seluruh sikap, perilaku, dan tindakan yang terampil
tidak dikatakan berinteraksi social kalau dia tidak berkomunikasi dengan cara
9
atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksud serta emosi
dari generasi ke generasi. Untuk mengenal budaya yang satu dengan yang
lainnya.
pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi
10
Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik. Budaya
kelompoknya.
dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku
dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Cara kita
Selama perang suku terjadi, komunikasi antara Etnik Dayak dan Etnik
Madura terputus sama sekali, atau bahkan dapat dikatakan “tidak ada
komunikasi”. Tidak adanya komunikasi ini terjadi karena Etnik Dayak dan
Etnik Madura “tidak bisa bertemu”. Jika terjadi pertemuan, maka yang
Perang Suku (1996-2000). Namun, saat ini konflik antaretnik Dayak dan
11
yang bertikai tersebut sudah tidak terjadi dan suasana berangsur-angsur
Melayu dan etnis Madura tidak mampu untuk diantisipasi oleh berbagai pihak
penduduk etnis Melayu Sambas dan etnis Madura yang sudah mulai hidup
belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini dalam
sebuah bentuk skripsi yang berjudul Komunikasi Antar Budaya Etnis Melayu
Sambas dan Etnis Madura Pasca Konflik Sambas Tahun 1999 (Studi Kasus
penelitian ini yaitu pada situasi komunikasi yang mindful dan teori negosiasi
muka dalam komunikasi yang terjadi antara etnis Melayu Sambas dan etnis
12
1.3 Pertanyaan Penelitian
th.1999?
antar etnis Melayu Sambas dan etnis Madura di Kalimantan Barat pasca
antar etnis Melayu Sambas dan etnis Madura pasca konflik Sambas
tahun 1999.
etnis Melayu Sambas dan etnis Madura pasca konflik Sambas tahun
13
1999 ( studi kasus pada masyarakat Melayu Sambas dan Madura di
Kalimantan Barat)
sebagainya.
14
BAB II
penulis.
Muttaqien
15
10
Belong Pringapus, Melayu dan
Penelitian
16
masyarakat pasca konflik
dengan
Masyarakat NU?
konflik Sambas
tahun 1999.
17
2.2 Kerangka Konsep
budaya yang melekat pada diri individu. Budaya adalah suatu pola
berarti akal budi. Dalam filsafat Hindu, akal budi melibatkan seluruh
juga memiliki makna yang sama dengan budaya adalah ‟kultur‟ yang
ketika kita berkomunikasi dengan orang lain maka kita dan orang yang
18
orang-orang yang terlihat dalam komunikasi tersebut berbeda dalam
diantaranya adalah :
sebuah oasis, dan studi komunikasi antar budaya itu di bentuk oleh
19
orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antar suku
bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas social. (Armawah Arbi,
2003:182)
Porter,1976:4)
kebudayaan
20
6. Guo – Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa
perilaku kita;
21
interaksi antar beberapa orang yang memiliki latar belakang budaya
yang berbeda.
yang berorientasi pada konsep dan pola pada social yang mempunyai
mereka miliki.
bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses
22
pengiriman yang mengaitkan pesan dua komponen, yaitu gambaran
organisasi.
2.2.3 Budaya
atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang
Taylor seperti yang dikutip Achmad Sobirin (2007: 52), budaya adalah
23
serta kebiasaan apa saja yang diperoleh manusia sebagai bagian dari
mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk
kebiasaan manusia.
24
diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses
tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki
organisasi.
25
kultural itu adalah keterkaitan dengan tempat tertentu, dan memiliki
darinya.
Barat suku Melayu terdiri dari berbagai subsuku. Yang jadi pembeda
26
Melayu Putusibau di Kabupaten Kapuas Hulu, Melayu Ngabang di
27
dan Majapahit (Jawa). Tepatnya ketika Raja Kutai (Kaltim)
masuk ke Kalbar.
mereka dari suku Melayu, Dayak dan Tionghoa. Tiga dalam bahasa
tionghoa adalah Sam. Lalu muncul istilah bekerja sama dengan Abas-
28
Sambas‟ sehingga lama kelamaan menjadi perkataan Sambas. Versi
Sambas.
pak Tarap. Dari kisah Tarap itu diketahui bahwa anaknya itu lahir di
29
Madura bermukim disana. Di Sukadanalah konflik pertama Melayu
terjadi sekitar 1980 menjelang 1990. Waktu itu hampi rsetiap perahu
mengangkut sapi atau hasil bumi khas Madura seperti jagung, garam,
itulah mereka harus rela berjejal dengan sapi, dalam terpaan panas
maksimal 150 ekor. Muatan utama dari Madura adalah sapi. Tariff
30
pulangnya perahu-perahu itu mengangkut kayu dengan ongkos
seperti KH. Abdullah Schal (Alm.) KH. Kholil Ag, atau puteranya KH
mantan santerinya.
31
disebutkan bahwa kedatangan orang Madura ke Kalbar berlangsung
penuh dengan kegetiran. Kala itu para saudagar bugis, melayu dan
dan ladang. Terkadang mereka tidak diberi upah, hanya diberi makan.
Tak heran pada 1933 terjadi pemberontakan para pekerja Madura ini
32
orang-orang Madura ke Ketapang pada 1902, ke Pontianak dan
Madura ke Kalbar agak terhenti karena perang dunia II. Tahap ketiga
antara 1950 sampai 1980 arus migrasi makin lancar. Sasaran mereka
bukan lagi desa, tapi kota-kota kabupaten sebagai penarik becak atau
penambang sampan.
Madura adalah penarik becak, tukang sampan, buruh kasar, dan sopir
kayu dan pelayaran. Pria lahiran Pontianak ini pernah menjadi ketua
Anggota DPRD Kodya Pontianak dari Golkar. Lalu ada kol. Inf.
33
Baisoeni yang pernah menjabat Bupati Sanggau (1993-1998). Ada
juga K.H. hambali dan H. Zainal Abidin juga bergiat dibidang politik
dan jadi Anggota DPRD. Selain itu, disektor pekerjaan lain itu sudah
ada orang Madura seperti dosen, pengacara, guru, pegawai negri dan
swasta.
1980 perkiraan jumlah warga Madura di Kalbar 62.135 jiwa. Atau 2,5
Siantan (17 %), Pontianak Timur 13,8 %, Pontianak Barat 4,5% dan
34
Pada 1989 jumlah penduduk Madura di kodya Pontianak
26.745 atau 6,4 % dari total penduduk kodya Pontianak sampai 1989
17.403 atau 2,84% dari total penduduk 612.509 jiwa. Mereka tersebar
Sui. Kakap (1000), Sui. Raya (7.333), Sui. Kunyit (500), Teluk Pakedai
20.000 jiwa. Atau 3,3 % dari penduduk sebesar 601.831 jiwa. Yakni
aliran ini diduga kuat menjadi salah satu pemicu konflik Madura
35
Pola pemukiman Madura di Kalbar adalah Mengelompok,
laku. “awalnya adalah relasi”, kata Buber. Sebab, relasi adalah tempat
2005:63).
36
sebagai suatu benda yang digunakan, sebuah objek yang
dalam relasi I-Thou, kita menghormati orang lain sebagai subjek. Kita
lebih dari sekedar sarana untuk memenuhi tujuan akhir kita. Prinsip
cara untuk menemukan sesuatu yang etis dalam relasi kita. Dengan
37
kebutuhan dan keinginan Aku. Hubungan Aku-Itu bersifat sepihak,
dari budaya atau kelompok etnis lain merupakan situasi yang baru
38
menjadi penghambat terciptanya situasi komunikasi antar budaya
yang mindful.
pretasikan perilaku orang lain dan tidak menyadari apa yang sedang
ia lakukan.
melakukan sesuatu.
kecakapan komunikasinya.
39
Gudykunst mendefinisikan mindfulness sebagai tahap ketiga
40
sebagaimana ia berperilaku pada saat berada dalam situasi yang
(terbuka terhadap informasi baru), dan being aware of more than one
budaya), sikap, dan gaya atau cara hidup. Langer (dalam Gudykunst,
41
mindless dalam berkomunikasi, ia akan cenderung menggunakan
dialaminya sebelumnya.
Gudykunst, 1997:41).
42
Untuk menjadi mindful dalam berkomunikasi, seseorang juga
harus dapat mengakui bahwa ada beragam atau lebih dari satu
berbeda.
muka dan facework. Muka jelas merupakan fitur yang penting dalam
43
bermua dari bangsa Cina, yang sebagaimana dikemukakan oleh Ho,
pada arti dari rupa dan digunakannya karya rupa. Dengan demikian,
kerangka hirarkis.
44
f. Perilaku juga dipengaruhi oleh variasi budaya, individu,
Sebuah budaya akan memiliki adat, kebiasaan, nilai, norma, dan hal
budaya tersebut. Konflik akan muncul saat dua kelompok atau lebih
lain.
45
saat posisi terlihat lebih rendah dan berusaha untuk memperoleh
yang pada intinya terdiri dari konsep kunci teori ini, yaitu wajah, konflik
dan budaya:
memersepsikan rasa akan diri kita dan bagaimana kita ingin orang
46
berhubungan sangat dekat. Dalam konteks ini, konflik yang terjadi
47
threatening process yaitu face saving & face restoration. Face
1. Budaya Individualistik
blakan).
48
melibatkan melindungi muka seseorang, bahkan apabila harus
2. Budaya Kolektivistik
komunikator.
49
dan peristiwa yang dipenuhi dengan konflik juga dipengaruhi oleh
1. Heurisme
1994).
public yang formal dan tidak intim (oleh Mark Cole, 1989)
Interaksi tatap muka dari orang Cina (oleh Yuling Pan, 2000).
2. Konsistensi Logis
50
menyusun esensi dari teorinya (West & Turner, 2014). Oleh sebab
penyelesaian konflik.
yang berasal dari budaya yang berbeda terlibat konflik. Teori ini
51
Teori sendiri berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu
ini. Teori dapat memberikan arah pada suatu sisipan ilmu tertentu, teori juga
dasar atau model yang digunakan sebagai acuan utama penelitian dan
dan untuk membimbing penelitian, untuk itu maka penulis menjelaskan teori
52
Komunikasi Antar Budaya
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dimana pada akhirnya akan mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri.
Sebagaimana cara kaum realis, aliran ini juga melihat realita sebagai hal
yang memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam, namun
menurut aliran ini, adalah mustahil bagi manusia (peneliti) untuk melihat
54
34
lengkapi dengan metode triangulasi yaitu penggunaan beragam metode,
antara priset dan objek yang diteliti tidak bisa di pisahkan. Namun, aliran ini
objeknya secara langsung. Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan
interaktif antara periset dan objek yang diteliti, sepanjang dalam hubungan
tersebut periset bisa bersifat netral. Dengan cara ini, tingkat subjektivitas
55
bertujuan hanya memaparkan situasi atau peristiwa secara mendalam
Metode yang digunakan adalah studi kasus. Yin dalam Agus Salim
dapat diartikan sebagai metode atau strategi penelitian dan sekaligus hasil
suatu penelitian pada kasus tertentu. Studi kasus lebih dipahami sebagai
„kasus‟ dalam konteksnya yang alamiah tanpa adanya intervensi pihak luar.
56
adalah upaya untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan,
pula hasilnya.
mengenai pola komunikasi yang terjadi antar etnis melayu dan etnis Madura
dan etnis Madura yang menjadi korban pengungsian konflik Sambas 1999
menjadi 3 orang berasal dari etnis Melayu Sambas, 3 orang berasal dari
etnis Madura dan 1 orang berasal dari guru Sosiologi di Pontianak yang
57
NO. NAMA JENIS USIA ETNIS
KELAMIN
4. Icung L 34 Madura
5. Sukartono L 42 Madura
6. Saniah P 42 Madura
terbuka (tidak ada alternative jawaban). Hal ini berarti wawancara dalam
58
penelitian kualitatif dilakukan seperti dua orang yang sedang bercakap-cakap
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan orang lain
sesuatu yang lain dari luar data itu, untuk keperluan pengecekan sebagai
Analisis data kulitatif (Bogdan & Biklen, 1982) dalam buku Metodologi
59
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
1. Reduksi Data
itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti :
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
2. Penyajian Data
60
kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984)
research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling
dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display
selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan
yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah
telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi
3. Kesimpulan
61
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan
memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
dipercaya).
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek
jelas.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kabupaten sambas, sehari sebelum hari raya Idul Fitri yang jatuh pada
dengan warga Madura di Parit Setia itu, sebenarnya sudah ada saling
Fitri, ada seorang Madura ikut bersama memotong sapi didesa itu.
sekitar 200 orang warga Madura asal Desa Rambeyan desa tetangga
berupa celurit dan golok. Anak kecil dan para wanita sambil membawa
63
sementara kaum lelaki mencoba menghadapi kedatangan rombongan
mereka itu. namun abar tentang penyerbuan di Parit Setia itu dengan
17.30 WIB seorang warga Madura bernama Rodi alias Tacong turun
64
yang kebetulan suku Melayu merasa di remehkan secara spontan,
Hanya mengenai jari tangan, dan kaki kanan Bujang. Beberapa orang
makin memuncak emosinya. Senin (22,1) dini hari, sekitar 300 orang
Tebas.
65
Senapan Lantak Mulai Digunakan
dianggap aman.
66
Melayu dan Madura di Sambas itu adalah masing-masing pihak
datang untuk menetralkab, tidak luput dari amukan massa mobil itu
malah dibakar.
67
pengungsi mencapai 26.410 orang yang tersebar di Kodya Pontianak,
sangat besar.
keturunan dari orang tuanya yang juga lahir di Sambas. Bahasa yang
68
menggunakan bahasa Melayu Sambas. Tetapi, ketika Dika berada di Kota
Dika lahir di Sambas dan besar di kota Pontianak, dika pun sekarang
di tempat ia kuliah.
terjadi, dan dia senang hati bertetanggaan dengan orang Madura yang
Peneliti melihat Dika untuk pertama kali sebagai sosok wanita yang
etnis Madura banyak yang menyendiri dan berkumpul hanya kepada sesama
Informan 2:
Angga sudah berkeluarga dan memiliki dua anak perempuan, Angga dan
69
istrinya merupakan sama-sama asli keturunan Melayu Sambas, dimana
Angga merupakan salah satu orang yang ikut turun langsung dalam
yang dilakukan oleh orang Madura. Pada saat Angga didalam kerusuhan ini
dia belum menjadi Polisi, karena usia Angga pada saat itu masih 19 tahun.
Kalimantan Barat.
Informan 3:
Informan ketiga yang menjadi bagian penelitian ini adalah Fiktor
keturunan Melayu Sambas yang sampai ini masih sering pulang dan pergi
70
Selama di Pontianak ia tinggal di tempat kos yang tak jauh dari
1998.
dan ia mudah sekali dekat dengan para wali dari murid-murid yang diajarnya.
Informan Madura
Informan 1:
71
Sambas. Tetapi icung sendiri agak sedikit kurang percaya diri dan ada rasa
yang pernah terjadi. Tetapi icung selalu mencoba untuk bersosialisasi seiring
Informan 2:
tinggal di Pontianak.
Sambas sering dikucilkan oleh warga sekitar karena etnis Madura yang
Informan 3:
Ibu Rumah Tangga ber-etnis Madura yang menikah dengan seorang petani
72
Melayu Sambas yang beretnis Melayu, sekarang Saniah tinggal bersama
1. Dika
yang lahir dan besar dalam budaya Melayu Sambas yang kental.
73
“Ramah, tapi rata-rata semua orang Melayu dimanapun itu
ramah, lembut juga. Baik enggaknya kan tuh masing-
masing orang ya, cuman kalo kebanyakan untuk Melayu sih
ya ramah sesame Melayu misalnya, sesame Madura juga.
Sebagai seorang Melayu Sambas dan hidup yang
dengan nada rendah atau halus. Selain itu Dika melihat etnis
dan memiliki kebun serta memiliki rumah yang kecil. Beda dengan
74
Madura lebih religious ketimbang dengan etnis Melayu, etnis
ada hal yang tidak disukainya yaitu seperti jahil, karena atas
2. Angga
75
dianutnya, yaitu Melayu Sambas rata-rata pernikahannya harus
Sambas.
harus mengikut adat yang dipakai oleh leluhur. Dan untuk melayu
semau mereka.
yang sederhana.
76
digunakan dalam keluarganya maupun di kehidupan sehari-
bahasanya.
77
Madura merupakan etnis yang jorok ketika bersama dengan
sangat taat karena ditanam sejak lahir yang mengikuti tata cara
sunnah rasul.
Madura yang masuk dalam tindak pidana dan tidak jarang etnis
arah dimana etnis Madura sangatlah patuh agama tapi disisi lain
mereka suka melakukan pencurian. Dan hal ini sering kali ia temui
78
3. Fiktor
Melayu Sambas.
79
beranggapan bahwa Madura itu kasar beda dengan melayu yang
semua sama hanya tata cara shalat yang dilakukan oleh orang
80
siapapun termasuk kepada etnis Madura, orang-orang yang
Sambas
1. Icung
sendiri.
semata wayang.
81
sering menggunakan bahasa Madura agar anak kami yang
semata wayang terbiasa berbahasa Madura”.
Icung memang pandai berbahasa Madura dan rajin
berbahasa kasar.
“satu tuh keras terus istilahnya itu kasar. Emang ciri khas
orang Madura gitu ndak mau ngalah”
Icung adalah seorang mekanik bengkel yang sering
82
dengan Madura yang apa adanya. Icung mengakui tentang berita
Sambas.
rasa sakit hati atas kejadian dimana icung diusir paksa dari
2. Sukartono
83
“kalo orang sini bilang kan kami agak kasar, kalo Melayu ini
kan endak agak haluslah.”
Sukartono menjelaskan, selain berpakaian orang Madura
sendiri.
84
karena menurutnya walaupun etnis Madura sudah meninggalkan
3. Saniah
“Iya benar, bapak ibu saya Madura asli dan dari kecil ada
tinggal sama orang-orang yang dikelilingin sama Melayu.”
Sebagai seorang individu yang lahir sebagai orang Madura,
“ya biasa jak, tadi sih itu paling gesit orangnya sama
banyak yang muka dua itupun katanya, tapi saya akuin sih
rata-rata nih ya ndak semue ya gak sabaran apa-apa mau
cepat dan gampang sekali tersinggung. Penilaiain orang
kan macam-macam ya itu yang saya tausih.”
85
Sehubungan rata-rata orang Madura dan Melayu sambas
menjalankan ibadahnya.
“Adasih kaya tata cara solat Madura tuh cepat tapi kalo ikut
di Melayu lama, tapi kalo urusan taat Madura ikut sekali
sama sunah rasul yang ada ya. Kaya taat agama gitu,
semua orang kita tuh tentang agama islam ya nomor satu.
Liat sendiri kan pesantren-pesantren disini tuh banyak diisi
sama yang punya pasti orang kita.”
Sebagai etnis Madura yang tinggal di sekliling etnis Melayu,
Sambas.
Saniah tidak pernah merasa takut jika suatu saat diusir Karena
1. Dika
86
Dalam kehidupan sehari-hari, ia mengaku seringkali
dika memiliki banyak teman dari etnis Madura, Dika tidak pernah
2. Angga
87
3. Fiktor
4. Icung
5. Sukartono
88
terhadapnya, karena sampai sekarang Sukartono masing sering
6. Saniah
sosial suatu etnis merasa diterima di etnis lainnya. Hal ini kemudian
89
menimbulkan dampak positif didalam interaksi antar etnis. Kondisi
perubahan pola pikir dalam melihat nilai positif sebuah budaya serta
lagi tinggal di Kota Sambas yang berdampak pada cara pandang etnis
negatif etnis tertentu terhadap etnis lainnya. Dengan kata lain, ada
Sambas dan etnis Madura. Atmosfer positif yang lahir dalam interaksi
90
dan komunikasi social antar etnis tersebut mengarah pada adanya
penelitian ini sudah terbentuk lama dan juga member kontribusi bagi
pada sisi yang lain tentu tidak bisa diharapkan, lingkungan semacam
demikian, faktor yang masih bisa dilihat dan memiliki peran dominan
91
adalah kecakapan atau kompetensi yang dimiliki oleh setiap orang
yang ada.
92
memahami budaya lain dapat menjadi sebuah proses
masing-masing.
93
diskriminasi yang sering terjadi sekaligus masih adanya
94
adanya keterbukaan dalam masing-masing pihak membuat
95
diri terhadap perbedaan. Proses keterbukaan ini menjadi titik
sekaligus dipelajari.
96
budaya-budaya yang lain. Kesadaran budaya tersebut
perspectives.
97
sering berkomunikasi. Hal itu sesuai dengan aksioma quality
4.2.5. Etnik Melayu Sambas dan etnik Madura; Face Negotiation Theory
98
sebagai pelaku penyerangan maupun sebagai korban. Pada saat itu
ini terjadi sejak konflik Sambas 1999, perubahan ini secara tidak
99
lainnya yang berada di wilayah-wilayah luar dari Kota Sambas,
kedua etnis ini sudah bisa dikatakan normal seperti sedia kala untuk
100
bagaimana seseorag memandang dirinya sendiri. Markus dan
sejak kecil harus membantu orang tua bertani atau berjualan sehingga
Hal itu berdampak besar pada kebutuhan sesame etnis, karena dari
101
Melayu Sambas sudah ditanam sejak kecil harus melakukan jenjang
pendidikan yang dibangun oleh etnis Madura serta di isi dengan etnis
102
bahwa etnis Madura itu sebagai pencuri. Dan dalam melakukan
menimbulkan pola pikir yang negatif bagi etnis Melayu Sambas seperti
berinteraksi.
masing.
103
para pemuka agama dan pemuka adat masih cukup tinggi, hal ini
kesepakatan damai praktis tidak ada lagi konflik terbuka atau perang
langsung antar kedua komunitas, hal ini dapat dimaknai bahwa baik
teror bom dan lain-lain masih kerap terjadi di kota-kota lain yang
yang kuat, hal ini juga terlihat dari preferensi rekonsiliasi pasca konflik,
terjadi seperti ini, semua dari mereka mengatakan ini perbuatan lawan
atas kelompok lainnya, tetapi lambat laun kedua etnis hidup saling
104
seperti menjalin keluarga suami-istri, bertetanggan dengan lawan
etnik Melayu Sambas secara umum lebih baik dari etnik Madura
105
Asumsi selanjutnya dari Teori Negosiasi Wajah adalah dimensi
berlangsung lebih kaku dan lambat, berbeda dengan apa yang terjadi
106
besar mereka „menanggung beban‟ akibat konflik terbuka yang pernah
Madura saling membuka diri dan mencoba memahami satu sama lain
Sambas sudah dapat dinilai kondusif, namun „rasa aman‟ yang hadir
pasti.
107
PEDOMAN WAWANCARA
A. MINDFULNESS
Sambas?
8. Apa ada budaya yang anda tidak sukai dari orang Madura/ Melayu
Sambas?
Madura?
108
3. Menurut anda seperti apa etnis Madura dimata orang Melayu
Sambas?
Madura?
Melayu Sambas?
di Kalimantan?
anda?
10. Apa yang anda lakukan ketika berpapasan dengan orang Melayu
Sambas/Madura?
109
PERTANYAAN WAWANCARA ETNIS MELAYU
10. Ada atau tidak perbedaan ekonomi antara melayu dan Madura?
12. Dari segi agama, apa ada perbedaan islam Madura dengan Melayu?
14. Apa anda sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh etnis mudra
(isra mi‟raj)?
Kalimantan?
16. Apa ada budaya yang anda tidak sukai dari orang Madura?
110
17. Bagaiman menurut anda tentang pandangan orang Madura yang
18. Setelah konflik di Sambas tahun 1999 kenapa anda masih ingin
etnis melayu?
20. Apa yang anda lakukan ketika bertemu orang melayu/Madura yang
melayu/Madura?
etnis Madura/melayu
25. Apa yang anda lakukan ketika sedang berdebat dengan etnis
Madura/melayu?
111
PERTANYAAN WAWANCARA ETNIS MADURA
10. Ada atau tidak perbedaan ekonomi antara melayu dan Madura?
12. Dari segi agama, apa ada perbedaan islam Madura dengan
Melayu?
13. Apa anda sering berkunjung satu sama lain ketika lebaran tiba?
14. Apa anda sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh etnis
melayu?
Kalimantan?
16. Apa ada budaya yang anda tidak sukai dari orang Melayu?
112
17. Bagaimana tanggapan anda mengenai pandangan etnis melayu
18. Setelah konflik di Sambas tahun 1999 kenapa anda masih ingin
etnis madura?
20. Apa yang anda lakukan ketika bertemu orang melayu/Madura yang
melayu/Madura?
23. Apa anda pribadi pernah mengalami konflik dengan etnis melayu,
25. Apa yang anda lakukan ketika sedang berdebat dengan etnis
melayu?
113
BAB V
5.1 Kesimpulan
Madura.
114
Etnis Melayu Sambas dan etnis Madura telah secara mindful mengelola
sama lain. Melalui upaya yang telah dilakukan tersebut, para kedua
Lambat laun seiring berjalannya waktu, dampak konflik ini tidak hanya
sama lain.
5.2. Saran
Perlu adanya sikap saling terbuka antar sesama etnis sehingga saling
115
Sambas dan etnis Madura. Hal ini akan menimbulkan kurangnya prasangka
buruk yang tidak diinginkan seperti hal-hal negatif antar sesama Etnis.
116
DAFTAR PUSTAKA
Abas, Muhamad. 2002. Latar Belakang dan Dampak Sosial Konflik Etnis Di
Kalimantan Barat (Studi Kasus Konflik Etnik Di Kabupaten Sambas
tahun 1999). Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Hidayat, Eko Purwito. 2013. Manajemen Konflik dan Negoisasi Wajah dalam
Komunikasi Antar Budaya Pasca Konflik Etnik Pamona dan Bugis di
Poso. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Liliweri, Alo. 2001. Gatra Gatra Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Littlejohn SW & Karen A. Foss. 2011. Teori Komunikasi (edisi ke 9). Jakarta:
Salemba Humanika.
117
Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.
PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Patebang, Edi & Sutrisno, Eri. 2000. Konflik Etnis di Sambas. Jakarta: ISAI.
Website:
http://digilib.uin-
suka.ac.id/13031/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUST
AKA.pdf
https://www.academia.edu/20290697/Teori_Negosiasi_Rupa_Face_Negotiati
on_Theory_
118
http://digilib.uin-
suka.ac.id/25902/1/BAB%20I%2C%20VI%2C%20DAFTAR%20PUST
AKA.pdf
file:///Users/PRO/Downloads/1108-2160-1-SM%20(1).pdf
119
LAMPIRAN I
TRANSKIP WAWANCARA
120
Transkip Wawancara
Informan 1
Umur : 22 tahun
D : etnis Madura biasa ajasih sebenernya kalo Madura sama Melayu ya,
cuman bedanya dia tuh suka kaya menyendiri, istilahnya misalnya kaya
orang Melayu Jawa dalam satu Komplek tuh dia rumahnya didepan semua.
Sedangkan kalo Madura tuh lebih sukanya ke bbelakang dia tuh sama dia,
Madura sama Madura dia tinggalnya di belakang. Jarang mau bergabung
rumahnya yah maksudnya rumahnya dempetan sama orang-orang Melayu.
Tapi kalo orang Melayu biasa dempetan sama orang Madura tapi kalo
Madura dia enggak biasa dempetan-dempetan sama Melayu.
I : kalo menurut Dika orang Melayu sendiri orang-orang dika sendiri tuh
seperti apa?
D : ramah, tapi rata-rata semua orang Melayu dimanapun itu ramah, lembut
terus walaupun gak. Baik enggaknya kan tuh masing-masing orang ya,
cuman kalo kebanyakan untuk Melayu sih ya ramah sesame Melayu
misalnya, sesame Madura juga.
121
D : kalo Madura tuh lebih kasar, dia nadanya lebih tinggi. Kalo Melayu itu
kasarnya masih ada halus gitu, misalnya marah-marah nih. Tapi kalo
Madura itu marah udah dalam bahasanya misalnya bahasa dia itu „pantek‟
maksudnya „anjing‟ dia maki dalam bahasa kaya gitu. Kalo kita Melayu
paling marah dengan nada tinggi udah artinya marah gitu. Terus kalo kita
tuh misalnya udah marah nada tinggi aja kenal kalo orang Melayu tuh lagi
marah nada tinggi gitukan. Apalagi kalo ditambah bahasa kasar misalnya
contoh nih “Kimak”, ah itu kimak udah marah banget gitu. Ditambah lagi
nada kasar ditambah lagi bahasanya kimak itu udah pasti marah banget.
Tapi kalo Madura cuma dengan nadanya tinggi aja tak tau itu dia lagi
marah.
I : nah kalo kaya buat kontak matanya missal Dika ngeliat orang Madura,
orang Madura tuh tanggepannya seperti apa?
I : kalo menurut Dika nih yah, dika kan Melayu nih. Etnis Melayu sendiri tuh
dimata orang Madura tuh diliat sama mereka tuh kaya gimanasih?
D : kalo mungkin ni mungkin bagi mereka kita tuh lemah karena engga pernah
mau kasar, engga pernah apa ya istilahnya kalo kita tuh lembut. Jadi orang
tuh mungkin mikirnya kitanih lemah. Karena enggak pernah cari masalah,
enggak pernah apa-apa gitu. Jadi kalo misalnya mereka itu kita bilang
sebenarnya sopan jugasih sama kita, cuma kadang mereka itu ini kalo kata
dia marah ya dia bisa main fisik gitu.
D : Kalo disini sih mayoritas kan bersebelah nih gangnya Dika banyak orang
Melayu campuranlah gitukan. Terus paling belakang gang Dika itu banyak
Madura, terus disamping gang ininih sebelah sini banyak juga mungkin
122
mayoritas 80% isinya Madura semua. Jadi biasa ajasih, istilahnya mereka
sopan karena bapak Dika juga dikenal sama orang-orang sekitar kan., jadi
mereka juga tau. Padahal bapak Dika sendiri kan karena Dika kan
keluarganya bermarga nih, jelas-jelas uray gitu. Enggak ada dibedain,
enggak diasingin sama orang-orang Madura. Dan kita juga enggak pernah
asingin sama mereka.
I : gimana perasaan Dika kalo misalnya Dika punya pacar orang Madura?
D : Tak boleh, pertama yah dika dibolehkan bertemanan sama orang Madura
dan Dika ndak pernah milih rasa apa, dia dari suku mana gitukan. Cuma
selalu dipesanin enggak boleh pacaran sama orang Madura.
D : Pernah, tapi misalnya pacaran sama orang Madura udah pasti endak
dibolehin. Berani sih berani tapi pasti endak direstuin karena kita nih
orangnya kuat banget. Ras kita Melayu, karena apalagi dika kan keturunan
Melayu Sambas dan bapak Dika orang Sambas bermarga masih turunan
keraton dan endak boleh sama sekali misalnya pacaran pdkt sama orang
Madura endak boleh.
I : tapi nih ya, kalo misalnya kaya emang ternyata keadaan orangtua Dika nih
ya ngizinin gitu ya Dika nikah sama orang Madura gitu. Dika mau enggak
nikah sama orang Madura?
D : kalo Dika antara mau endak mausih, kalo yang namanya mungkin kalo
pacaran atau udah cinta terus pacaran sama orang Madura ya mungkin.
Tapi kalo seandainya bisa milih, endak usah deh masih cari yang lainlah.
I : tapi mau nggak sih satu pekerjaan satu bisnis sama orang Madura
D : mausih, karena Dika kalo temenan ndak pernah milih Ras. Apalagi kalo
cuma dalam kerjaan kan, orang-orang disini juga rata-rata udah banyak
kerja sama Madura misalnya yang punya restoran pegawainya orang-
orang Madura. Nah Madura tuh kebanyakan kaya gitu. Gimanasih udah
endak jarang lagi tapi udah banyak banget gitu.
123
I : kalo misalnya kaya dari segi ekonomi, ada gak sih perbedaan ekonomi
antara Melayu sama Madura?
D : ada, kalo Madura itu kebanyakan orangnya sederhana tapi punya kebun.
Dari keadaan rumahnya ya, kebanyakan rumahnya mereka kecil cuma
papan. Rata-rata sih Madura yang Dika tau gitu, tapi kalo ada yang kaya ya
kaya sekali misalnya ada rumahnya gede terus anaknya dipakein gelang
sampe ke ini banyak gitukan. Tapi ada yang orangnya sederhana, tapi dia
punya misalnya peternakan atau punya ladang atau puny kebun. Tapi kalo
dia kebanyakan mayoritas gitu, kalo orang Melayu misalnya sederhana
kaya dari rumah-rumahnya itu menengah ke atas deh gitu.
I : kan ada nih orang yang kaya ditunjukin, itutuh lebih kemana? Ke Madura
atau Melayu?
D : melayu, kebanyakan orang Melayu sok kaya. Kalo orang Madura tuh
jarang, kayaya mereka apa adanya. Kalo Melayu misalnya pas-pasan
kadang hidupnya mewah gitu.
I : terus kalo kaya dari segi agama Dika kan orang Madura disini rata-rata
muslim kan, Dika juga muslim kan. Agama islamnya Dika dengan mereka
ada perbedaannya enggaksih?
D : Islamnya tuh kalo mereka tuh alim-alim ya sering make ininih gamis kalo
laki-lakinya sering acara-acara ke masjid marawis gitu kaya orang FPI,
pesantren banyak Madura. Kalo Melayu paling enggak terlalu Nampak gitu.
D : oh sering, karena masjid kitakan dekat gang. Terus sebelah Dika kan
banyak Madura, jadi kita sering gunakan masjid sama-sama. Lebaran pasti
biasa mereka juga datang kerumah, kan kebetulan orangnya banyak
dikenal baik disekitar. Jadi orang Madura biasanya baik sama orang rumah
biasa main kerumah, negor semua.
I : tapi Dika sendiri sering enggak ngunjungin tetangga Dika orang Madura
kaya ngasih makanan?
124
D : jarang, karena dika sering ngasih makan dekat-dekat rumah sebelah atau
rumah depan.
I : kalo buat budaya sendiri ada gak bedanya budaya Melayu Dika sama
budaya Melayu dia?
D : mungkin misalnya kaya acara isra mi‟raj gitu, kalo Madura nih gotong
royongnya banget. Jadi kalo ada Isra Mi‟Raj nih mereka besar-besaran,
mereka kan punya surau di gangnya sendiri kan jadi dia ngadain di
suraunya sendiri itu mewah. Tapi kalo Melayu tuh enggak semewah
mereka. Mereka tuh agamanya nampak, Melayu kan enggak terlalu.
I : ada enggak sih sesuatu yang Dika enggak suka dari Madur?
D : kebanyakan dari mereka itu istilahnya jahil ya, jadi gini ka karena dika kan
tinggalnya daerah mereka inikan mayoritas orang mereka dan Dika nih
Sambas. Kebanyakan orang baru pindah rumah atau baru berkeluarga
itutuh rata-ratanya hm maafnih bukannya mau suudzon. Cuma kebanyakan
udah sampe ketawan gitukan nyuri, ada nih lebih parah lagi yang udah
ketawan Dika punya manga. Mangganya udah mateng kan, nah sering
ilang ditungguin dah sama bapak. Rupanya anak-anak bujangnya mereka,
suka ngintai, metik dan terus pas bapak udah keluar mereka lari. Bapak
udah liat bapak kejar sampe kerumahnya, sampe ngomong sama orang
tuanya. Bapak nih marah bukan karena mangganya tapi udah keseringan
mereka gitu, jadi bapaknya mereka yang anak bujang Madura ini minta
maaf sama bapak Dika. Karena mungkin bapak Dika nengok sendiri sampe
bapak Dika ngejarin kerumahnya sampe masuk kerumahnya. Kalo
ketawannya ada lagi nih misalnya jaket di jemuran hilang mama Dika liat
dipake sama dia (orang Madura) lewat pake sepeda. Kebanyakan
kasusnya mereka ada yang nyuri ayam, dulu Dika punya kelinci kadang
kelinci Dika suka ilang. Kucing angora ilang terus ketawan, ketawannya tuh
gini dari penjual “kemarin ada yang jual kelinci angora dibelakang warna
abu-abu, berarti ternyata itu kucing punya sepupu Dika dijual mereka dicuri.
125
Jahil sih sebenarnya. Sering banget dari mereka jahil suka bikin onar, dan
mereka kalo kelahi itu benar-benar missal mau kelahi fisik ya kelahi fisik.
Kalo kitakan masih ada bacot adu mulut bisalah masih kita redakan secara
kekeluargaan. Kalo mereka tuh missal mau adu badan ya adu badan gitu.
I : terus dika sendiri, dika tau kaya gitu kenapa Dika masih mau temenan
sama mereka
D : ya sebenernya sih, itu lagi lah teman endak milih kaya pencuri. Tapi
kawan-kawan Dika yang Madura tuh endak ada yang kaya gitu sama Dika.
Jadi kalo mau Dika bekawan sama Madura ya banyak yang dari kecil
sampe sekarang. Tapi kalo yang dia nyuri ya Dika endak kawanin lah,
siapa juga mau bekawan sama pencuri kan.
I : terus kalo misalnya nih, Dika ketemu sama orang Madura belum kenal
sama orang Madura itu. apa tanggapan Dika pertama kali?
D : kalo Dikasih missal dia perempuan, misalnya bibi-bibi dia lagi mandang
Dika. Ya Dika senyumsih atau lewat “misi bi”. Tapi kalo laki-laki paling
bapak-bapak dan yang muda Dika endak tegor.
I : Respon Dika pertama kali pas ngalamin konflik sama orang Madura tuh
apa?
D : Kalo ketawan ya langsung kejar, tapi dika ada suruh bapak karena kan dia
laki-laki.
I : Dika pernah enggak debat kaya adu pendapat gitu sama orang Madura?
D : kalo debat besar sih endak pernah, debat kecil misalnya hal yang lucu
udah biasa.
Transkip Wawancara
Informan 2
126
Nama : Uray Angga Saputra
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Polisi
I : menurut abang nih perbedaan segi ekonomi sama orang Madura ada
nggak bang, dari segi pekerjaan
I : abang bersedia gaksih kalo misalnya suatu saat nanti menikah sama orang
Madura
A : tergantung dari orangnya sih, tapi kebanyakan dari Madura nih laki-lakinya
sifatnya agak kasar. Tergantung dari orangnya kalo kepribadiannya bagus
sih enggak masalah.
I : kalo dari segi agama, ada perbedaan gak sih agama islam abang dengan
islam Madura
A : kalo mereka sih dari segi religious mereka lebih taat, mungkin sudah
ditanam dari lahir ya. Jadi kalo Ibadah endak pernah mereka tinggal
A : biasa
I : kalo abang sendiri sering nggak ikut kegiatannya yang diadain sama orang
Madura kaya Isra Mi‟Raj biasa
127
A : kalo Madura nih lebih condong sunnah, kalo kitanih ikut adat.
I : ada nggak sih yang abang ngga suka dari kebiasaannya orang Madura?
A : Kalo orang Madura nih agak sedikit ceroboh, bahasa Indonesianya lebih
kejorok. Jadi dia ini, kalo dirumah berhari-hari yang laki-laki mereka jarang
pakai pakaian. Dirumah tuh dia lebih identic pakai kain jak, kalo yang
perempuan itu biasa gunakan bra terusan (kemban) dan suka ndak pake
baju. Tapi kalo tinggal diperkumpulan mereka, kalo bukan tempat mereka
biasa nyesuaikan.
I : kalo untuk masalah yang katanya orang Madura sering masuk pidana itu
menurut abang gimana?
A : Wah itusih sering abang temui kalo abang lagi tugas diikota manapun yang
ada di Kalimantan Barat ni, itu udah kaya bawaan kali ya, mereka nih untuk
hal kaya gitu kaya misalnya kerja. Kaya punya 2 sisi berbeda gitunih, satu
sisi taat pada agama satu sisi melakukan tindak kejahatan.
A : kalo untuk berteman dengan siapa aja bisa, kalo teman dengan itutuh
apalagi kalo kita datang kerumahnya. Mereka lebih menghormati tamu,
apalagi kitanih dari jauh untuk dari silaturahminya.
I : apa yang abang lakuin ke orang Madura ketika baru pertama kali bertemu?
A : kalo abang sih biasa ketemu orang ya abang tegur, cuma kalo orang
Madura nih lebih ke aroma badan.
I : Kalo papas an sama kawan abang dari Madura tegur ndak bang
A : tegurlah
128
A : sering, tapi mereka sering dengar pendapat abang. Karena menurut
mereka mungkin pendapat abang lebih logis.
129
Transkip Wawancara
Informan 3
Umur : 29 tahun
F : iya
F : masih, kalo yang korban sambas waktu itu beberapa bisa dihubungi
I : terus abang suka gak melakukan pertemuan sama etnis Madura, kalo iya
apa aja yang diomongin?
F : waduh banyaklah, orang sayanih guru olahraga jadi ketemu sama etnis
mana aja. Biasa suka ketemu mereka sih kalo lagi shalat ataupun acara
keagamaan kaya mauled nabi semacam itu. yang diomongin banyak, kalo
sama anak murid sih suka bicarakan olahraga terutama bola dan volley.
130
I : menurut abang etnis Madura dan melayu bahasa dan nada bicaranya tuh
kaya gimana?
F : perbedaannya ada ya, dari bahasa pasti ada. Mereka Madura cenderung
berbahasa Madura dan melayu Sambas cenderung berbahasa Melayu.
Untuk nada tingginya mereka ngomong ada nadanya, nada bicaranya
mungkin kedengeran orang kasar tapi ada lagunya gitu. Apa adanya
seperti itulah.
I : abang pernah gak ketemu sama orang Madura yang mampir ke sambas?
F : gak ada, sampe sana kan mereka enggak mau mengenalkan identitas jati
diri mereka.
I : ada gak bang perbedaan berteman dengan orang Madura dan Melayu?
F : ada, mereka itu lebih cenderung menyendiri secara tidak langsung sistem
berkelompok itu ada. Nimbrung satu kelompok, ada juga beberapa yang
iktu gabung sama yang lain.
I : kalau untuk soal pekerjaan, mau kerjabareng gak sama orang Madura
bang?
F : ya maulah
131
I : abang bersedia tidak kalau suatu saat nanti mendapati pasangan dari etnis
Madura?
I : kalau dari segi agama, muslim abang dengan dia ada perbedaannya ndak
bang?
F : yang pernah diikuti tata cara solat, bukan gerakaannya tapi dalam
kelafazan ayat sucinya itu, kita kan ikut solat di masjid yang dominan
Madura semua mereka lebih cepat dari segi gerakan bacaan.
F : dulu sebelum kejadian sering, tapi kalo sekarang jarang. Paling pas lagi
ada acara nikahan kawan dari yang Madura itu pasti jumpa kan.
I : kalau untuk kegiatan orang Madura seperti mauled atau isra mi‟raj pernah
ikut gak bang?
F : ada, dari segi penyajian makanannya. Ada makanan khas khusus mereka
yang disajikan. Kalau Melayu kan apa adanya.
F : cara berpakaian, mereka itu kalo bisa dibilang untuk bahasa sini tuh sopan
tapi gemerlap. Cara berpakaian perhiasan mereka cenderung wah gitu.
Kalo Melayu gini-gini apa adanya.
I : kalau untuk hal yang tidak disuka dari mereka ada gak bang?
132
F : oh ada, karena kebetulan kita kan punya ladang dan diladang kita
kebanyaan kalo udah mau musim panen itu sering diambil. Ya biasa kaya
padi atau sayur gitu.
I : kalau untuk hal-hal seperti katanya orang Madura tuh kebanyakan pencuri
benar atau tidak sih bang?
I : hambatan dalam berkomunikasi dengan orang Madura sendiri tuh ada gak
bang?
F : enggak adasih, mungkin karena sekarang jaman modern ya. Kalo dulu iya,
kaya berkomunikasi ke mereka agak susah karena sekalinya ketemu
mereka ngomong mereka ya gak ngerti.
I : apa yang abang lakuin kalo kepapasan sama orang Madura itu?
F : pernah, adu argument gitu kan. Kekeh gitu mereka, kalau ngomong gak
punya dasar.
133
F : susah, mereka itu kalau tidak punya dasar.
134
Transkip Wawancara
Informan 4
Nama : Icung
Umur : 34 tahun
I : bang, kalau untuk bahasa sendiri abang paham sama Melayu Sambas
nggak?
A : abang itu pintar berbahasa Madura dan Melayu, tetapi untuk Melayu tetap
logat lebih condong ke Madura, karena dari kecil ketika di Sambas
bersama keluarga sudah dibiasakan berbahasa Madura tetapi bergaul
dengan orang-orang Melayu Sambas disana. Untuk bahasa saya sendiri
nih pandai sekali bahasa Madura karena sampai sekarang kalau dirumah
bersama keluarga saya ada pakai bahasa Madura.
A : masih cuman ndak banyak, paling yang masih sampai sekarang kawan-
kawan balap jak tuh.
135
A ; bahasa sih kerasan Madura dan nada bicaranya pun keras
A : biasasih, paling pas pernikahan jak. Ketemu sama orang Melayu paling
ngumpul-ngumpul biasa kaya nongkrong. Lagipula bos abang nih kan
orang Melayu juga jadi biasalah nongkrong bareng. Apalagi kalo udah ada
balap ya abang ikut nongkrong nonton tuh balap sama mereka ngumpul
sama-sama.
I : Nah bang, kalo untuk kebiasaan bajunya kalo kata orang-orang Madura
suka pake celana ngatung, abang sendiri gimana?
A : Biarpun abang ini pandai bahasa Madura dan sering kumpul keluarga
sesame madura, tetapi abang ndak pernah memakai celana mengatung
apalagi kemana-mana selalu pakai peci terus senang memakai kemeja
kotak-kotak seperti orang Madura disini. Karena menurut saya hal itu
sangatlah norak. Dan itu bener adanya kah, Madura emang rata-rata pake
celana suka ngatung.
I : itukan bajunya ya bang, kalo kaya buat yang katanya Madura tinggal
menyendiri cuma sesame orang Madura apa abang ikut?
A : kalo itusih abang sendiri tinggal dikomplek yang isinya Madura semua,
paling ada tetangga abang nih beberapa jak cuma 3-4 keluarga yang
berasal dari Melayu Sambas.
A : satu tuh keras terus istilahnya itu kasar. Emang ciri khas orang Madura gitu
ndak mau ngalah
A : ada yang keras ada yang lembut. Cuma kata orang tuh pendendam.
136
A : adalah, kalo orang Madura kita udah tau pasti. Sifatnya kelakuan tabiatnya.
Kalo melayu kata orang tuh pasti jaga tingkah laku.
I : ada ndak bang hal yang abang ndak suka dari Melayu Sambas?
A : itu tadi pendendam, dulu kan perkara yang kerusuhan Sambas karena
mereka dendam sama Madura makanya kita semua diusir. Mau gak
maulah pergi pindah ke Pontianak aman banyak kawan juga.
I : masih merasa sakit hati ndak sih bang atas kejadian tersebut?
A : ya masihlah sikit, cuma abangni tak mau ingat. Kalo ingat ya kecewalah,
kitanih dari kecil diam disana enggak pernah buat kerusuhan apa-apa kok
di usir, mungkin ya salah orang Madura sendiri juga disana suka mencuri.
Walaupun gak semua yang berhubungan mencuri dari orang Madura ya
abang akui dari Madura banyak yang punya tabiat mencuri, karena abang
sendiri ada ngalamin. Tetep aja gak gini caranya, kami semua sampe
ngumpet dalam kolong rumah, saking takutnya dibunuh dan dibakar
rumahnya. Tapi udahlah ya, kalo ingat suka kesal tapi udah lalu abang
udah punya kehidupan baru.
I : Abang udah tau kesal tapi abang masih mau bekawan sama orang Melayu
ya
A : ya maulah, orang abangnih butuh. Abang jak kerja dengan orang Melayu
dari Sambas. Lagipula itu udah lewat jauh, kehidupan udah beda dengan
dulu jadi abangsih welcome jak sama mereka.
137
Transkip Wawancara
Informan 5
Nama : Sukartono
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
O : sebelum, kalau tidak salah tahun 1997. Saye menikah dengan dia sewaktu
saye nih ada tinggal di Kota Sambas sebelum terjadinya kerusuhan di
Sambas. Sampai akhirnya saye nih diusir secara halus karena kerusuhan
tuh, lalu tinggal lah kamik di Kota Pontianak bersama istri saya itu. Saya
ade paham semua bahase dimulai dari Melayu biase sampai Melayu
Sambas begitupula ucap Madura sangat pandai.”
I : menurut bapak, Madura nih seperti apa dan Melayu tuh seperti apa?
O : kalo orang sini bilang kan kami agak kasar, kalo Melayu ini kan endak agak
haluslah.
138
O : sering, saya pulang ke Sambas kayak sodara sendiri.
I : kalau ikut bersama orang Melayu seperti acara pegajian suka ikut ndak
pak?
O : kalo penilaian orang Melayu tuh kamik suka monopoli, kaya menguasai
gitu. Ndak mau ngalah maunya menang, hidupnya berkelompok.
O : ada. Kalo orang Madura nih mudah tersinggung kebanyakan. Kalo melayu
kebanyakan mengalah.
O : gak pengaruh sih sama. Kalo Madura rata-rata petani tapi ndak ada
nelayan terus banyak yang ada buka usaha juga dan kalo Melayu campur
banyak pegawai, nelayan ya seimbang.
I : kalau untuk tata cara solatnya atau yang berhubungan sama agama ada
perbedaannya gak om?
139
O : oh itu sih endak benar, karena sekarang banyak tinggal disana banyak pula
yang kecurian. Orang Madura udah endak disana masih jak yang mencuri
disana kok.
O : kalo sakit hati adalah sikit, pasti ada. Cuma kan berjalan waktu tinggal di
Pontianak ilanglah. Tapi awal-awal sih iya, karena orang kita orang tua kita
menjadi korban kan kaya rumahnya kebakar. Dan disini semenjak di
Pontianak lebih amansih.
O : endak sih biasa jak, karena kebetulan bahasa Sambas saya nih agak
melotok dan madurapun sama jak saya bisa semua.
O : tegurlah, apalagi ketemu sama orang Sambas saya ada ajak ngomong
Sambas.
O : “Wah, saya bukannya tak mau gabung dengan orang selain Madura.
Tetapi, saya nyaman tinggal bersama kawan-kawan sesame kamik.
Merasa aman jak pasca kerusuhan di Sambas tuh. Dan bukan cuma
Madura di Komplek saya jak yang tinggal menyendiri, banyak tempat
sampai pelosok-pelosok didalam hutan tuh, beberapa daerah isinya
140
Madura semue. Emang orang kamik nih suka bekumpul bersame kawan
dari orang Madura. Begitupun acara Maulid atau pengajian bulanan, ya
kamik ada pakai ustad-ustad dari Madura. Tak jarang isi ceramahnya pun
pakai bahasa kamik.”
141
Transkip Wawancara
Informan 6
Nama : Saniah
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Petani
S : Iya benar, bapak ibu saya Madura asli dan dari kecil ada tinggal sama
orang-orang yang dikelilingin sama Melayu.
S : Adadong, tapi saya disuruh ngungsi dulu sama warga sini. Kebetulan kan
suami orang Melayu Sambas asli dan udah dekat banyak sama warga
Melayu Sambas sekitar sini jadi mereka semua lindungin saya.
I : Berarti sudah deket banget ya bu sama warga Melayu Sambas sekitar sini,
lalu apa yang memutuskan ibu untuk kembali lagi ke Kota Sambas?
S : Gapapa sih, orang suami saya asli sini. Suami bilang ikut dia jak, lagipula
suami ngejamin saya aman lagi juga banyak saudaranya yang ada suruh
sayanih diam disini saja. Tapi untuk awal-awal emang saya nih diamankan
istilahnya tuh dilindungin mereka suruh saya ngumpet jangan kemana-
mana hampir sebulan dua bulanan.
142
I : Untuk rasa trauma ibu ada tidak bu, soalnya dulu kan semua Madura diusir
paksa rumahnya banyak yang dibakar disini. Malah saya dengar hamper
tidak ada Madura yang berani mampir ke Sambas apalagi tinggal di
Sambas.
S : Kalo untuk daerah Jawai sama Pemangkat iya endak ada, tapi disini saya
aja kayanya yang berani tinggal di Sambas soalnya ndak pernah dengar
soal ada Madura tinggal disinisih. Semua biasa jak aman kok malah saya
suka saling bantu sesama tetangga.
I : Lalu menurut ibu, apa yang kira-kira membedakan mana Melayu sama
Madura? Entah nada bicara atau bahasanya.
S : bahasasih jelas beda, kitapun udah lama diam di Sambas pakai Melayu
Sambas masih banyak tau kalo sayanih orang Madura karena keliatankan
dari logat medoknya agak tinggi nadanya beda dengan orang Melayu
Sambas.
I : Kalo untuk sikap dan kebiasaan orang Melayu Sambas dengan Melayu
Madura ada yang membedakan ndak bu?
S : Banyak sih ya, kalo Melayu kan sabar dan saking pelannya suka lama
ngerjain sesuatu. Ya suami saya jak lelet orangnya. Kalo Madura kan
cekatan gesit ya makanya banyak yang jadi pengusaha, coba di Pontianak
ketemu ada yang buka usaha kalo gak cina, jawa atau ndak itu pasti
Madura. Jarang sayanih ada dengar Melayu buka usaha.
I : Kalo ibu sendiri suka ngumpul sama orang Melayu Sambas dimana
biasanya?
S : ya banyak, ibu-ibu gajauh dari gossip atau ngomongin masakan jak sih
biasa jak
143
I : oh gitu ya bu, kalo ibu ngeliat orang Melayu Sambas nih nilai orang Madura
tuh gimana bu?
S : ya biasa jak, tadi sih itu paling gesit orangnya sama banyak yang muka dua
itupun katanya, tapi saya akuin sih rata-rata nih ya ndak semue ya gak
sabaran apa-apa mau cepat dan gampang sekali tersinggung. Penilaiain
orang kan macam-macam ya itu yang saya tausih.
I : Dari segi pekerjaan kalo Madura itu lebih kea pa sih bu, terus Melayu juga
rata-rata jadi apa menurut ibu?
S : Sayasih liatnya sama semua, tapi Madura banyak jadi petani dan buka
usaha sih kaya sate atau buka lamongan. Kalo Melayu kan banyak yang
jadi pegawai kantoran, tp ada juga Madura yang kantoran cuman endak
banyak kaya Melayu.
I : Untuk segi agama kan rata-rata sesame muslim nih ya bu, ada yang
membedakan tidak bu?
S : Adasih kaya tata cara solat Madura tuh cepat tapi kalo ikut di Melayu lama,
tapi kalo urusan taat Madura ikut sekali sama sunah rasul yang ada ya.
Kaya taat agama gitu, semua orang kita tuh tentang agama islam ya nomor
satu. Liat sendiri kan pesantren-pesantren disini tuh banyak diisi sama
yang punya pasti orang kita.
I : Oh iya bu, ada yang ibu nggak suka dari Melayu Sambas ini ndak bu?
S : suka pada curigaan sih sama kita, apalagi kan saya tinggal dilingkungan
orang Melayu Sambas jadi sudah biasa sih. Dan lelet ya kaya suami saya
jak suka kena omel karena kerja apa-apa lama kan kesal sendiri.
I : tanggapan menurut ibu sendiri yang katanya orang Madura suka mencuri
itu gimana bu?
144
baik yang mau berbagi kok, sama jak kita ni sebenernya kaya orang
Melayu tapi mungkin karena yang kerusuhan disini sangat terkenal karena
ulah Madura jadi semua anggap gitu.
S : endak sih, mungkin iya pernah tapi dulu waktu awal-awal. Untungnya saya
dengan keluarga tuh bukan diusir tapi di asingkan jangan sampe kena jadi
korban makanya saya ikut ngungsi dan orang Melayu Sambas sini tuh ikut
amankan kami. Tapi lambat laun itu udah lama jadi sampe sekarang biasa
jak tuh.
I : untuk konflik sama orang Melayu Sambas apa ibu pernah ngalamin?
S : sering sih tapi sama suami saya adu mulut pokonya sampe dia diam ya
saya baru diam, dia belum dia saya lanjut terus.
S : endaklah, orang saya tetanggapun semua orang Melayu mana ada Madura
disini. Lancar sih, cuma kesendat waktu kerusuhan jak tuh.
145
Transkip Wawancara
Informan 7
Umur : 43 tahun
I : Menurut anda seperti apakah etnis Melayu Sambas dan Madura itu?
J : Madura tuh saya melihat sih mereka itu hidupnya sangat mengelompok ya,
liat jak sendiri dimana-mana dikota pontianak banyak ditemui orang
madura yang tinggal satu kelompok dengan orang-orang mereka. Kalo
melayu sambas itu sangat ramah ya kalo boleh dibilang, dan mereka itu
gak suka ngelawan kalo dibilang jadi agak lemah dibanding orang madura.
I : Apakah anda sering melakukan pertemuan dengan etnis Melayu, kalau iya
ibu melihatnya seperti apa ya bu?
146
J : Orang melayu Sambas kebanyakan melihat orang Madura itu kasar ya,
kasar dari segi omongan maupun sikap. Itu semua ditinjau karena kisah
masa lalunya orang Madura yang kata mereka sering mencuri milik orang
Melayu.
J : Banyak sih, tapi intinya lebih ke lemah. Karena dulu kan sewaktu
kerusuhan sambas itu oang dari etnis Melayu Sambas tertindas sekali,
banyak hasil tanaman maupun ternak mereka diambil dan diakui sama
Madura, orang Madura tuh gak ada takutnya sama Melayu Sambas. Udah
gitu mereka menganggap Melayu Sambas itu kebanyakan tidak enakan
orangnya, jadi keliatannya lemah sekali.
J : Biasa sih, sama saja kalo bergaul. Tapi Melayu tuh bener tadi kata orang
Madura agak gak enakan gak kaya orang Madura main asal ceplos dan
nadanya tinggi. Kalo di Jakarta bilangnya mereka ada pakai bahasa tuh
nyolot ya.
J : Kalo ekonomi kaya atau miskin menurut saya sama aja, tapi bisa dilihat
dari sisi pekerjaan. Rata-rata Madura tuh ya berdagang atau guru ngaji,
kalo Melayu tuh suka kerja didalam ruang kaya di kantoran baik swasta
maupun pemerintah.
I : Dari segi agama, apa ada perbedaan islam Madura dengan Melayu?
J : Kalo agama mereka berdua mayoritas islam ya, tapi itu dia madura lebih
religius. Mereka kalo buat acara seperti Maulid tuh pasti rame isinya udah
gt mayoritas yang ikut maulid orang dari Madura juga, beda lagi sama
Melayu bangun maulid nggak seramai orang Madura bikin Maulid. Saking
religiusnya, kebanyakan ustad atau haji di Pontianak pasti dari Madura.
I : Apa anda sering melihat antara Melayu dan Madura saling berkunjung?
147
J : Sering dong jelas sering banget, anak murid saya banyak kok. Mereka
mungkin karena pemikirannya masih jiwa muda kali ya, jadi berteman gak
pernah mandang kulit dan bergaul ya bergaul aja. Gapernah bahas soal
kerusuhan sambas waktu itu, mereka seakan-akan tutup kuping. Mereka
tuh melihat yang penting orang yang berkomunikasi dengan mereka tidak
berdampak negatif.
J : Budaya mah jelas beda, dari kebiasaan sampai cara mereka menghormati
leluhur masing-masing ya beda.
J : Saya kira itu benar adanya, tapi yang namanya manusia tidak pernah luput
dari kesalahan loh ya, saya gak ngerti kenapa banyak orang dari etnis
Madura bisa dianggap gitu. Mungkin karena mereka kebawa dari
lingkungannya atau dari keluarganya. Intinya mereka punya pepatah
sendiri dimana milik orang lain itu adalah milik tuhan dan mereka boleh
ambil.
148
LAMPIRAN II
FOTO LAMPIRAN
149
INFORMAN 1
Uray Dika
INFORMAN 2
ANGGA URAY
150
INFORMAN 3
FIKTOR
151
INFORMAN 5
SUKARTONO
152
INFORMAN 6
SANIAH
153