MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
Diajukan oleh :
i
KATA PENGANTAR
Humas Mabes Polri yang berisikan tentang transparasi tata cara untuk
untuk bergabung sebagai anggota Polri. Maka dengan ini Humas Mabes
Polri.
dada dan tang terbuka penulis siap untuk menerima kritik dan saran untuk
i
UCAPAN TERIMA KASIH
ii
8. Seluruh Anggota Mabes Polri membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian serta memberikan bahan materi dan
informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
9. Mariska Dwi Destiantika yang tiada hentinya memberikan
semangat kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat tersayang Gorasix 2k9, Faris, Sena, Abay, Bakri,
Reygi, Vito, Abuy, Bonnie yang selalu memberikan semangat,
dukungan, motivasi yang tiada hentinya kepada penulis.
11. Teman-teman kuliah tersayang seperjuangan penulis angkatan
2012 namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih
atas dukungan, do’a motivasi, semangat, dan bantuan tenaga yang
sudah diberikan kepada penulis.
12. Semua pihak yang karena keterbatasan penulis tidak dapat
disebutkan satu persatu.
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
2.2.5 Strategi ......................................................... 24
v
4.3.1 Strategi Humas Mabes Polri Dalam
Step) ............................................................ 60
Communication ............................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
vi
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
ABSTRAK
vii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
ABSTRACT
PID Goes To School is the latest program from the National Police
Headquarters Public Relations which contains about the transparency of the
procedures for becoming a member of the Republic of Indonesia Police
towards the community, especially high school students. Given the many
people who have very high interest in joining as members of the National
Police.
This study uses the Constructivism paradigm, using qualitative
descriptive research methods. this study uses a qualitative approach with
data collection techniques namely interviews. The purpose of this study was
to determine the strategy of the National Police Headquarters Public
Relations in Socializing the PID Goes To School Program, as well as knowing
the obstacles that occurred during the socialization process.
In this study the theoretical basis used is the Public Four Step Strategy
(4step) which has elements of Defining the problem, Planning and
Programming, Taking action and communication, Evaluating the programm.
And the 7-Cs PR Communications Pr Strategy that has the elements
Creadibility, Contex, Content, Clarity, Continuity and Consistency, Channels,
Capability of the audience.
The research results show that the socialization of the PID program
Goes To School is based on the 4-step public relations strategy and 7-Cs Pr
Communications, namely that socialization is carried out in several high
schools located in Jakarta. The target of the PID Goes To School program is
the 3rd grade high school students. In addition, those who are directly
involved in the PID program socialization Goes To School are the Police
Headquarters Public Relations Division, especially the infodok PID bureau.
the PID Goes To School program.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dan masyarakat.
image (etikad baik) dan favorable public opinion (opini public yang
dengan organisasi ini dalam Humas disebut stake holders atau mereka
1
disebut target publik organisasi. Mereka semua membentuk opini di dalam
organisasi.
diinginkan komunikator.
2
situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada
aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas” (Bungin, 2013: 32). Dari
tentang materi yang akan dibahas dalam kegiatan komunikasi yang akan
dilangsungkan.
stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang
Mabes Polri yang berisikan tentang transparasi tata cara untuk menjadi
3
anggota Kepolisian Republik Indonesia terhadap masyarakat khususnya
bergabung sebagai anggota Polri. Maka dengan ini Humas Mabes Polri
publik, pada konteks ini institusi POLRI harus memahami substansi yang
masyarakat.
4
kewenangannya, yang mengandung kebenaran dan mudah dijangkau
umumnya.
5
Mabes Polri. Maka penulis memilih judul STRATEGI HUMAS MABES
Dokumentasi (PID) Goes To School. Oleh karena itu dalam penelitian ini
Goes To School.
6
1.3 Rumusan Masalah
kita capai” (Usman & Setiady, 2009:30). Pada umumnya tujuan penelitian
School.
7
1.5 Signifikasi Penelitian
keterbukaan publik polri yang dilakukan oleh humas Mabes polri, guna
Selain itu diharapkan pula penelitian ini memberikan manfaat bagi Humas
8
BAB II
9
9
Tabel 2.1
Mariska Dwi
Faditia Aries Destiantika Sultan Aulia Syarief
Ratna Anggraeni Dody Dwi L
Santoso
Universitas Prof. Dr. Universitas Prof. Dr.
Universitas Prof. Dr. Universitas Prof. Dr.
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Moestopo (Beragama) Moestopo (Beragama) Moestopo (Beragama)
2016 2016 Moestopo (Beragama)
2017 2018
2010
Judul Strategi Humas Polda Strategi Komunikasi Strategi Humas Aktivitas Humas Polda Strategi Humas Mabes
Metro Jaya Dalam Dalam Perum BULOG dalam Metro Jaya Dalam Polri Dalam
Menyosialisasikan Menyosialisasikan Mensosialisasikan Mensosialisasikan Mensosialisasikan
Program “Turn Back Pendataan Rumah Keterbukaan Publik Polri
Andalan Ketahanan Program SIAP PMJ
Crime” Melalui Kost (Studi Kasus Melalui Kegiatan
Televisi (Survei Perumahan- Pangan Di Indonesia (Sistem Informasi Pengelolaan Informasi
Masyarakat Jakarta Perumahan di Aplikasi Pelapor Polda Dokumentasi (PID) Goes
Selatan). Wilayah Jakarta Metro Jaya) To School
Barat)
Rumusan Bagaimana Strategi Bagaimana strategi Bagaimana strategi Bagaimanakah Bagaimana Strategi
Masalah Humas Polda Metro Suku Dinas Humas Perum aktivitas sosialisasi Kegiatan Komunikasi
Jaya Dalam Perumahan Pemda BULOG dalam program SIAP PMJ Humas Mabes Polri
Menyosialisasikan Walikota Jakarta dalam mensosialisasikan
mensosialisasikan (Sistem Informasi
Program “Turn Back Barat Dalam informasi keterbukaan
Crime” Melalui Menyosialisasikan ketahanan pangan di Aplikasi Pelapor Polda publik polri melalui
Televisi (Survei Pendataan Rumah Indonesia? Metro Jaya) yang kegiatan PID Goes To
Masyarakat Jakarta Kost di Wilayah dilakukan oleh Humas School?
Selatan)? Jakarta Barat Polda Metro Jaya?”
10
10
Tujuan 1. Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui 1. Mengetahui apa 3. Untuk mengetahui
Penelitian Strategi Humas bagaimana Strategi bagaimana strategi yang dilakukan Strategi Kegiatan
Polda Metro Jaya Suku Dinas Humas Perum Bulog humas Polda Metro Komunikasi Humas
Dalam Perumahaan Pemda Jaya dalam upaya Mabes Polri dalam
dalam
Menyosialisasikan Walikota Jakarta mensosialisasikan mensosialisasikan
Program “Turn Barat dalam Mensosialisasikan program SIAP- informasi
Back Crime” Menyosialisasikan Andalan Ketahanan PMJ. keterbukaan publik
Melalui Televisi Pendataan Rumah Pangan Indonesia. 2. Bagaimana konsep polri melalui kegiatan
(Survei Masyarakat Kost di Wilayah sosialisasi yang PID Goes To School.
Jakarta Selatan). Jakarta Barat dilakukan oleh 4. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui Humas Polda hambatan-hambatan
hambatan- Metro Jaya. pada pelaksanaan
hambatan pada 3. Mengetahui Strategi Komunikasi
pelaksanaan hambatan dan Humas Mabes Polri
Strategi Humas permasalahan dalam
Polda Metro Jaya dalam sosialisasi mensosialisasikan
Dalam program SIAP-PMJ informasi
Menyosialisasikan ini. keterbukaan publik
Program “Turn polri melalui kegiatan
Back Crime” PID Goes To School.
Melalui Televisi
(Survei Masyarakat
Jakarta Selatan).
Teori yang Teori 7-cs PR Teori 7-cs PR, Media Teori Manajemen dan Teori Difusi Inovasi, Teori 7-cs PR, Four Step
digunakan Relations Stakeholder Teori Arus Dua Tahap (4 step)
(Two Step Flow
Theory of
Communication
Kesimpulan Kejahatan merupakan Suku Dinas Dengan memahami Upaya Humas Polda Bisa dilihat pada Bab 5
tingkah laku yang Perumahan berupaya upaya penanganan Metro Jaya dalam
melanggar hukum menata rumah kost atas kendala yang menyosialisasikan
dan merugikan orang yang ada di Wilayah
dihadapi Perum program aplikasi SIAP
lain, yang setiap Jakarta Barat, untuk
harinya tindak mengurangi tindak BULOG dalam PMJ ialah melakukan
kejahatan selalu kejahatan dan mensosialisasiskan sosialisasi dari segala
11
11
bertambah. Sehingga kriminalitas yang andalan ketahanan sektor internal
Ditreskrimum Polda menggunakan rumah pangan di Indonesia maupun. Sosialisasi
Metro Jaya yang kost. Pemda melalui adalah salah satu titik kepada sektor internal
dibantu Humas Polda suku dinas
yang dikehendaki Polda Metro Jaya
Metro Jaya perumahan berupaya
melakukan sosialisasi menekan tindak Perum BULOG dalam dalam hal ini seluruh
untuk menumbuhkan kejahatan tersebut segenap pelaksanaan anggota kepolisian
rasa kesadaran sosialisasi yaitu ialah dengan
dimasyarakat agar Ketahanan Citra memberikan
lebih mengerti tentang bangsa sebagai salah penjelasan secara
bahaya di sekitar, dan satu lembaga di jelas mengenai SIAP
bersama-sama
Indonesia. PMJ baik dari segi
berpartisipasi dengan
pihak polisi untuk kegunaannya, history,
mencari solusi. maupun filosofi nya.
Sosialisai ini juga Humas Polda Metro
memperkenalkan Jaya melakukan
program “Turn Back sosialisasi dari tingkat
Crime”, yang Polda, kemudian
berfungsi untuk
diteruskan ke tingkat
meningkatkan
kewaspadaan akan Polres, sampai
bahaya kejahatan kesatuan tingkat
yang semakin tinggi terdepan yakni
kualitasnya, serta Polsek. sosialisasi
untuk menegakkan SIAP PMJ oleh humas
wibawa dan citra
Polda Metro Jaya
kepolisian.
kepada sektor
eksternal Polda Metro
Jaya dalam hal ini
masyarakat luas
khususnya
masyarakat DKI
Jakarta ialah dengan
memanfaatkan
12
12
kegiatan-kegiatan
yang rutin hadir
ditengah masyarakat
seperti Car Free Day
(CFD)
13
13
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada penelitian
berlangsung.
hambatannya.
14
15
penelitian milik Dody Dwi L tidak hanya menggunakan teori 7-cs PR,
SIAP PMJ. Teori yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Teori
Difusi Inovasi, Teori Arus Dua Tahap (Two Step Flow Theory of
komunikasi sejak lahir didunia dan bahkan ketika diam pun kita melakukan
15
16
dan politik sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles hanya
berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil revolusi industri dan revolusi
telepon, surat kabar, film, radio, Televisi dan sebagainya. Maka para
diantaranya adalah :
itu, yakni :
16
17
a. Komunikator (Communicator)
b. Pesan (Message)
c. Media (Channel)
penyampaian informasi.
d. Komunikan (Communicant)
informasi.
e. Efek (Effect)
17
18
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
(Canggara, 2009:19)
a. To secure understanding
b. To estabilish acceptance
18
19
komunikasi
19
20
atau komunikator.
2.2.3 Humas
yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi
20
21
sebagai berikut :
kedua belah pihak dapat mengambil manfaatnya. Komunikasi dua arah ini
21
22
masyarakat saja. Karena jika hanya itu yang dilakukan, maka kegiatan
Humas bukan hanya berfungsi untuk melihat citra yang terbentuk, tetapi
Mewujudkan visi dan misi sebuah institusi untuk menjadi besar dan
22
23
(empat) yaitu:
23
24
2.2.5 Strategi
menghadapi tekanan yang muncul dari dalam atau dari luar. Strategi
mencapai tujuan.
24
25
mengutip empat proses pokok Public Relations menurut Scoot M. Cutlip &
Four Step
25
26
perusahaan. Rencana jangka panjang ini akan menjadi acuan bagi praktis
Humas, dimana rencana jangka panjang ini harus sesuai dengan visi dan
26
27
menurut Cutlip. Center & Broom yang dikutip oleh Supriyanto (2007;3),
1. ”Creadibility (Kreadibilitas)
Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang
diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-sungguh,
untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan respek,
maka dari itu komunikator sangatlah berperan penting dalam
meyakinkan masyarakat dan menimbulkan respek yang baik
dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan.
2. Contex (Konteks)
Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan
kehidupan sosial, pesan disampaikan harus dengan jelas serta
sikap partisipatif. Komunikasi efektif diperlukan untuk
mendukung sebuah kegiatan melalui pemberitaan diberbagai
media massa. Pesan disampaikan secara edukatif persuasive
melalui talkshow maupun melalui acara-acara hiburan yang
diberikan pihak pelaksana kegiatan.
3. Content (isi)
Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/publik
sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang
bermanfaat secara umum bagi masyarakat. Isi pesan yang
disampaikan dalam kegiatan merupakan sebuah pesan
berharga yang disampaikan dari komunikator yang dipilih yang
benar-benar mengerti dan memahami akan seluk beluk virus
mematikan ini sehingga masyarakat diharapkan mampu
merubah pola gay hidup dan menjaga pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Clarity (Kejelasan)
Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah
dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara
komunikator dan komunikan dalam hal maksud, tema, dan
tujuan semua pihak. Dalam kegiatan sosialisasi ini, komunikator
menyesuaikan gaya bahasa serta tema sesuai dengan target
sasaran, jika target publiknya adalah kaum muda, maka gaya
bahasa dan media yang digunakan lebih bersifat fun dan
atraktif, seperti konser musik. Tetapi jika sasarannya adalah
orang yang sudah berumur, maka gaya bahasa dibuat lebih
formal, dan media penyampaiannya dibuat dengan bentuk
talkshow.
5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi)
Komunikasi merupaka proses yang tidak pernah berakhir, oleh
karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai
27
28
28
29
2.2.7 Sosialisasi
diri dengan lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi
anggotanya.
manusia sebagai aktor yang kreatif dalam realitas sosialnya. Intisari teori
29
30
30
31
Gambar 2.1
MABES POLRI
HUMAS MABES
POLRI
STRATEGI KOMUNIKASI
HUMAS
7-Cs PR Communication:
Four Step:
1. Creadibility (Kreadibilitas)
1. Defining the 2. Contex (Konteks)
problem 3. Content (Isi)
2. Planning and 4. Clarity (Kejelasan)
programming 5. Continuity and Consistency
3. Taking action (Kontinuitas dan Konsistensi)
and 6. Channels (Saluran)
communicatin 7. Capability Of The Audience
4. Evaluating the (Kapabilitas atau kemampuan
program audiens)
Sosialisasi Informasi
Publik
31
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang perlu dijawab melalui penelitian, serta teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
ideologi, atau kerangka. George Ritzer seperti yang dikutip Agus Salim
mengenai :
32
33
71), yaitu :
1. Positivisme
Paradigma yang muncul paling awal dalam dunia ilmu
pengetahuan. Keyakinan dasar aliran ini berakar pada paham
ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas berada dalam
kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam. Penelitian
berupaya mengungkap kebenaran realitas yang ada dan
bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan
2. Post-positivisme
Aliran ini juga memandang bahwa secara epistemologi hubungan
antara periset dan objek yang diteliti tidak bisa di pisahkan.
Namun, aliran ini menambah pendapatnya bahwa suatu
kebenaran tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset ada
dibelakang layar, tanpa terlibat dengan objeknya secara langsung.
Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan interaktif antara
periset dan objek yang diteliti, sepanjang dalam hubungan tersebut
periset bisa bersifat netral. Dengan cara lain, tingkat subjektivitas
setidaknya dapat dikurangi.
3. Teori Kritis
Aliran ini sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu
paradigma, akan tetapi lebih tepat disebut ideologically oriented
inquiry, yaitu suatu wacana atas realitas dengan muatan orientasi
ideologi tertentu, yakni meliputi nep-Marxisme, materialisme,
feminisme, fretreisme, participatory inquiry, dan paham-paham
yang setara. Pada tataran metedologis, aliran ini mengajukan
metode dialog sebagai sarana transformasi bagi ditemukannya
kebenaran realitas yang hakiki.
4. Konstruktivisme
Paradigma ini hampir merupakan antitesis terhadap paham yang
menempatkan pentingnya pangamatan dan objektivitas dalam
menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara tegas
paham ini menyatakan bahwa positivisme dan pos-positivisme
keliru dalam mengungkap realitas dunia, dan harus ditinggalkan
dan digantikan oleh paham yang bersifat konstruktif”. (Salim,
2006:68-71).
33
34
Tabel 3.1
Positivisme
Konstruktivisme
& Teori Kritis
(Interpretif)
Post-positivisme
dikemukakan agar kita tidak keluar dari kaidah-kaidah yang ada dalam
34
35
konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak
(Morissan, 2009;107)
35
36
teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan
dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna maupu
dalam masyarakat.
36
37
objektif.
penelitian ini.
37
38
mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati
dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang
utuh.
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sifat dari
38
39
metode kualitatif.
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu
39
40
Pada tahap berikutnya, metode ini harus diberi bobot yang lebih tinggi.
menyusun data, tetapi juga meliputi analisa dan interpretasi tentang arti
data itu.
ada dilapangan tentunya denga teori yang ada. Dalam penelitian ini,
40
41
sepanjang penelitian.
41
42
dan menyusun objek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan
baik, yaitu berkaitan dengan apa itu objek penelitian kualitatif, apa saja
objek penelitian kualitatif dan kriteria apa saja yang layak dijadikan objek
42
43
raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu
berada dilapangan”.
masalah yang akan diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti
tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama, sehingga judul proposal
43
44
dengan judul laporan penelitian sama, (2) masalah yang dibawa peneliti
masalah sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan
melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa
gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan
pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi (1) aspek tempat – place, (2)
44
45
a. Wawancara
melakukan penelitian.
45
46
sebagai berikut:
46
47
47
48
penelitian.
48
49
penulis.
a. Studi Kepustakaan
topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu
lain.
49
50
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara yang sudah
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
(Sugiyono, 2010:88)
50
51
1. Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya,
dengan demikian data yang direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya. Oleh karenanya
dalam penelitian ini data akan terfokus hanya pada peran Humas
Polda Metro Jaya saja hinhha dapat dicari data-data lain yang
relevan dan mendukung terlaksananya strategi humas ini.
2. Data Display
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori. Menurut Miles dan Huberman
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing atau Verification
Langkah ketiga dalam menganalisa data kualitatif menuru Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan dan berikutnya.
Dalam penelitian ini ketiga langkah diatas digunakan untuk
51
52
Gambar 3.2
Display Data
Koleksi Data
(Penyajian Data)
Reduksi Data
Kesimpulan/
Verifikasi
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang
gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian
52
53
53
54
BAB IV
yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Polri mengemban tugas-
oleh Jenderal Polisi Tito Karnavian, serta sebagian Provinsi Jawa Barat
dan Banten. Mabes Polri dipimpin oleh oleh seorang kepala kepolisian.
54
55
penggalangan;
dan barang;
55
56
Logo
Bentuk :
Wujud:
56
57
bahwa Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan negara.
stabilitas nasional yang tinggi dan prima agar dapat selalu berpikir
57
58
berikut :
pada sub ini penulis akan menjelaskan secara ringkas profil key informan
58
59
Kombes Pol. Sulistyo Pubjo, SIK, Msi yang menjabat sebagai Kepala
Bagian Yaninfodok Humas Mabes Polri. Serta pakar ahli komunikasi yaitu
Timur.
M.Si. (lahir Agustus 1969) adalah seorang perwira menengah Polri yang
Ahli Komunikasi
59
60
To School.
Iqbal:
60
61
tersebut.
Mohammad Iqbal:
61
62
sebagai berikut:
62
63
berikut:
program tersebut.
Communications
1) Creadibility (Kreadibilitas)
63
64
2) Contex (Konteks)
64
65
3) Content (Isi)
dikenakan biaya.
65
66
4) Clarity (Kejelasan)
penulis analisis yakni cara agar isi dari sosialisasi program PID
66
67
6) Channels (Saluran)
67
68
Mabes Polri.
Audiens)
berikut:
68
69
sebagai berikut:
69
70
70
71
sosialisasinya.
71
72
lainnya. Hal ini dilakukan supaya tidak timbul masalah, agar ada
72
73
informan dan dalam hal ini ialah Irjen Pol. Mohammad iqbal
Mabes Polri dan Kombes Pol. Sulistyo Pudjo, SIK, Msi yang
karena target sasaran dari program PID Goes To School ialah para
73
74
Jakarta.
74
75
dimengerti.
Bintara.
75
76
Hal ini dilakukan agar masyarakat khusus nya para pelajar dan
76
77
satu dengan yang lainnya. Hal ini dilakukan supaya tidak timbul
ada yang terlewat. Setiap detail dalam elemen tersebut harus jelas
dan tetap harus diawasi agar sosialisasi dapat berjalan dengan baik
sesuai.
77
78
BAB V
5.1 Simpulan
kantor Mabes Polri, karena target sasaran dari program PID Goes To
School ialah para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3. Dan
Goes To School ialah Divisi Humas Mabes Polri, khususnya biro PID
78
79
PID Goes To School ialah bagian infodok Divisi Humas Mabes Polri.
5.2 Saran
Sekolah Menengah Atas (SMA) seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan agar para
siswa siswi di daerah yang memiliki cita-cita sebagai anggota kepolisian pun bisa
mengetahui dengan jelas dan transparan bagaimana tata cara serta persyaratan
yang diperlukan untuk menjadi anggota kepolisian Republik Indonesia. Jadi tidak
hanya di Jakarta saja sosialisasi ini dilakukan, namun di daerah kota lain di
79
80
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ardianto, Elvinaro. (2010). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kualitatif
dan Kuantitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Cutlip, Scott M dan Broom, Glen M dan Center, Allen H. (2006). Effective Public
Relations. Jakarta: Kencana
Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
80
81
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. (2009). Metode Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara
Web:
Polri.go.id
81