Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.
Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Oleh:
SITI PATIMAH
NIM: 217410734
Pembimbing:
M.Ziyadul Haq, SQ., S.H.I., MA., Ph.D.
Dr. H. Ahmad Syukron, MA.
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
v
6. Hj. Ade Naelul Huda, MA., Ph.D selaku penguji tesis yang telah menguji
dan memberikan kritik konstruktif, arahan , saran serta masukan kepada
penulis dalam perbaikan tesis ini.
7. Seluruh dosen Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) yang telah
berbagi ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan member motivasi
dalam menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi
kemaslahatan umat manusia dengan terus membaca, meneliti, menulis dan
menyebarkannya kepada masyarakat.
8. Segenap civitas akademika Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) yang telah
memberikan fasilitas, kemudahan dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Suami dan Anak-anakku tercinta yang menjadi sumber Inspirasi dalam
penyusunan tesis ini. Tidak ada kata yang dapat penulis sampaikan selain
terima kasih yang sedalam-dalam atas segala kasih sayang, suport, do’a,
pengorbanan, dukungan moril yang mereka berikan dengan keikhlasan
dan kesabaran yang tak terhingga.
10. Keluarga besar Yayasan Islam Syekh-Yusuf, terutama guru-guru dan staff
karyawan SMA Syekh-Yusuf kota Tangerang yang tiada hentinya
memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya, penulis berdoa dan memohon kepada Allah. Semoga segala
bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis bisa menjadi amal
sholeh di sisi-Nya dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saran dan keritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan tesis ini.
Akhirnya penulis menyerahkan segalanya kepada Allah. semoga Allah
meridhoi jerih payah penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga
vi
sangat berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan khususnya bagi penulis, serta anak keturunan penulis kelak.
Amiin.
Jakarta, 10 Agustus 2020
SITI PATIMAH
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................... 17
1. Identifikasi Masalah .................................................... 17
2. Pembatasan Masalah ................................................... 19
3. Perumusan Masalah..................................................... 19
4. Tujuan Penulisan ......................................................... 19
C. Kegunaan Penelitian .......................................................... 20
1. Manfaat Teoritis .......................................................... 20
2. Manfaat Praktis ........................................................... 20
D. Kajian Pustaka ................................................................... 21
E. Metodolologi Penelitian .................................................... 23
F. Sistematika Penelitian ....................................................... 24
viii
2. Pengertian Akhlak ........................................................ 28
3. Bentuk-Bentuk Degrasi Moral...................................... 32
4. Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Moral ................... 34
B. Remaja ............................................................................... 37
1. Pengertian Remaja ........................................................ 37
2. Indikator Remaja .......................................................... 39
3. Karakteristik Remaja .................................................... 41
4. Pergaulan Remaja ......................................................... 42
5. Remaja dalam Kisah Al-Quran..................................... 46
C. Era Digital ......................................................................... 65
1. Pengertian Umum Era Digital ...................................... 65
2. Perkembangan Era Digital ............................................ 69
D. Sintesis ............................................................................. 73
ix
BAB IV ANALISIS NILAI- NILAI MORAL DARI KISAH KISAH
AL-QURAN DENGAN KONTEKS KEKINIAN (ERA
DIGITAL)
A. Ancaman Degradasi Moral Remaja di Era Digital ........... 132
1. Faktor-faktor Global Penyebab Degradasi Moral ...... 132
2. Bentuk-bentuk Penyelewengan Moral Remaja .......... 133
B. Korelasi Nilai-Nilai Moral dalam Kisah Al-Quran dengan
Konteks Kekinian (Era Digital)......................................... 136
1. Kisah Ashab al-Kahfi .................................................. 137
2. Nabi Musa ................................................................... 140
3. Nabi Khidir .................................................................. 143
4. Zulkarnain ................................................................... 145
5. Ya’juj dan Ma’juj ........................................................ 147
6. Nabi Yusuf. as ............................................................. 148
C. Strategi Pendidikan Agama Islam Integral Progresif
Fungsional ........................................................................ 154
D. Sintesis ............................................................................. 159
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
ا :a ط : th
ب :b ظ : zh
ت :t ع :‘
ث : ts غ : gh
ج :j ف :f
ح :h ق :q
خ : kh ك :k
د :d ل :l
ذ : dz م :m
ر :r ن :n
ز :z و :w
س :s ه :h
ش ’ : ءys :
ص : sh ي :y
ض : dh
2. Vokal
Dhammah :u و: û
xi
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( )الqamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ( )الqamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
البقرة: al-Baqarah
المدينة: al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ( )الsyamsyiah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ()ال
syamsyiah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang
digariskan didepan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
الر ﺟﻞ: ar-Rajul السيدة: as-Sayyidah
الشمس: asy-Syams الدارمي: ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (
◌ ّ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir
kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-
huruf syamsiyah.
Contoh:
با
ِ نم َا ﱠ ِ ا
َ : Âmannâbillâhi
ال نَ َم َا ﱡ ُء اهَ َفس: Âmana as-sufahâ’u
ي ِذ
ْ َِا ﱠال نﱠ ن : Inna al-ladzîna
الو ﱡر ِﱠِع ك
َ : waar-rukka‘i
d. Ta Marbûthah ()ة
Ta Marbûthah ( )ةapabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
َفْ َدئ
ِ ِا ﻷ ة : al-Af’idah
ﻶيم ﱠُِ ة
ِ سْ ﻹ َاجال مِ َع ةُ ا: al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah
Sedangkan ta marbûthah ( )ةyang diikuti atau disambungkan (diwashal)
dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”.
Contoh:
ةب َ : ‘Âmilatun Nâshibah ىر بْ كُ ْل
َ ُِﻋ ِم اﻠ ٌةَﻧَا ﺻ َ
ا ﻵا ُةَي: al-Âyat al-Kubrâ
xii
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang
disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh: ‘AlîHasan al-‘Âridh, al-’Asqallânî, al-Farmawî
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur’an dan namanama
surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an, AlBaqarah,
Al-Fâtihah dan seterusnya
xiii
ABSTRAK
Siti Patimah
NIM: 217410734
Dunia mengalami perubahan fundamental yang masif sebagai akibat dari era
digital. Tidak hanya dalam bidang teknologi dan komunikasi, perubahan juga
terjadi Kemajuan TIK dengan munculnya media sosial dan jejaring sosial telah
memasuki dan merambah generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa.
Mereka dapat bahkan sangat mahir dan akrab dengan gadget. Interaksi para
remaja dengan gadget-nya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari bangun tidur sampai tidur lagi, gadget tidak dapat lepas dari tangannya.
Banyak di antara mereka yang memanfaatkan gadget hanya untuk bermain,
chatting melalui jejaring sosial. Bahkan, untuk melakukan hal-hal yang
melanggar norma seperti menonton film-film dewasa, mengikuti game online
yang berbau judi, dan sebagainya. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kisah-kisah teladan yang terdapat dalam Al-Quran untuk kemudian dikorelasikan
dengan konteks kekinian (era digital) dan mendeskripsikan strategi Pendidikan
Islam dalam Al-Quran sebagai solusi mengatasi degradasi moral remaja di era
digital.
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research),
sekaligus merupakan penelitian literal, karena menelusuri ayat-ayat Alquran
yang berkenaan problematika remaja. Objek kajian ini berfokus pada ayat-ayat
kisah Alquran, maka sumber pertama dan utamanya adalah kitab suci Alquran
dan hadis Nabi saw. Sumber-sumber lainnya adalah kitab-kitab tafsir yang
dibatasi pada beberapa kitab yang dianggap representatif.
Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa ancaman Degradasi moral
remaja di era digital diantaranya dipengaruhi oleh: 1) Pengaruh lingkungan
yang buruk, ditambah dengan kontrol diri dan kontrol sosial yang semakin
melemah; 2) Pegaruh modernisasi dan globalisasi maka terjadi pergeseran
batas kesopanan dan moralitas; 3) Pergeseran yang sangat mengerikan dari sisi
norma agama, namun dianggap biasa dari sisi norma sosial. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Kisah al-Qur’an menjadi suatu metode pembelajaran yang
sangat perlu diterapkan demi terciptanya generasi rabbani yang
membanggakan.
xiv
ABSTRACT
Siti Patimah
NIM: 217410734
xv
الملخص
حلول القرآن في التغلب على االنحالل األخالقي لدى المراهقين في العصر الرقمي
(دراسة تحليل القيم األخالقية في قصص القرآن).
سيتي فاطمة
يشهد العالم تغيرات أساسية هائلة نتيجة للعصر الرقمي .ليس فقط في مجال التكنولوجيا واالتصاالت ،فقد
حدثت تغيرات أيضًا .تم إدخال تقدم تكنولوجيا المعلومات واالتصاالت مع ظهور وسائل التواصل االجتماعي والشبكات
االجتماعية واختراق جي ل الشباب ،وخاصة الطالب .حتى أنها يمكن أن تكون محترفة جدًا ومألوفة لألجهزة .ال يمكن
فصل تفاعل المراهقين مع أ دواتهم في الحياة اليومية .من االستيقاظ إلى النوم مرة أخرى ،ال يمكن فصل األداة عن يديه.
يستخدم العديد منهم األدوات فقط للعب والدردشة عبر الشبكات االجتماعية .في الواقع ،للقيام بأشياء تنتهك القاعدة مثل
مشاهدة أفالم الكبار ،ومتابعة األلعاب عبر اإلنترنت التي تشم رائحتها مثل المقامرة ،وما إلى ذلك .تهدف هذه الدراسة
إلى وصف القصص النموذجية الواردة في القرآن لربطها بالسياق الحالي (العصر الرقمي) ووصف استراتيجية التربية
اإلسالمية في القرآن كحل للتغلب على التدهور األخالقي للمراهقين في العصر الرقمي.
يستخدم هذا البحث طريقة البحث في المكتبة ،والتي هي في نفس الوقت بحث حرفي ،ألنه يتتبع آيات القرآن
المتعلقة بمشكالت المراهقين .يركز موضوع هذه الدراسة على آيات القصة القرآنية ،لذا فإن المصدر األول واألهم هو
القرآن الكريم وحديث النبي الكريم .المصادر األخرى هي الكتب التفسيرية التي تقتصر على العديد من الكتب التي تعتبر
تمثيلية.
وخلصت نتائج الدراسة إلى أن خطر التدهور األخالقي للمراهقين في العصر الرقمي تأثر بما يلي)1 :
التأثيرات البيئية السيئة ،إلى جانب ضبط النفس وإضعاف السيطرة االجتماعية ؛ )2سيحدث تأثير التحديث والعولمة
تحوال في حدود األدب واألخالق )3 .تحول رهيب للغاية من حيث المعايير الدينية ،لكنه يعتبر طبيعيًا من حيث المعايير
االجتماعية .تصبح القيم الواردة في قصة القرآن طريقة للتعلم تحتاج حقًا إلى تطبيقها إلنشاء جيل فخور من رباني.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam; Menuju Pembentukan Karakter
menghadapi Arus Global (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2014), h. 2
1
2
jika user tidak bertanggung jawab, maka kemajuan TIK justru akan
melahirkan masalah-masalah baru yang terkadang menabrak aspek-
aspek moralitas yang selama ini dijaga dan dihormati oleh masyarakat.
Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini yang semakin
canggih dan realitas keadaan masyarakat menjadi pertimbangan
menumbuhkan kembali etika sosial yang ada di Indonesia. Masalah
etika sosial yang terwujud dalam kepercayaan, kejujuran, nilai-nilai
sosialisasi, nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai moralitas semakin
mengikis mengikuti perkembangan zaman.2 Terdapat tiga alasan yang
menjadikan peran etika sangat penting dalam realitas kehidupan
masyarakat, diantaranya :
1. Kehidupan masyarakat semakin pluralistic sehingga menyebabkan
nilai-nilai moral pun semakin heterogen. Tatanan normatif dan
pandangan moral saling bertentangan dan mengajukan klaimnya,
sehingga membingungkan moralitas mana yang akan diikuti.
Budaya munafik dan terpisahnya ucapan dengan perbuatan
kelompok tertentu, menyebabkan semakin bingungnya norma
sosial.
2. Terjadinya transformasi kehidupan masyarakat menyebabkan
terjadi perubahan berpikir yang radikal, rasionalisme,
individualisme, nasionalisme, sekularisme, kepercayaan akan
kemajuan, konsumerisme, pluralisme, religious serta sistem
pendidikan yang merubah lingkungan.
3. Proses pembangunan dan teknologi yang terkadang tidak sesuai
dengan nilai- nilai budaya lokal dan tradisoanal menyebabkan
terjadinya perubahan sosial budaya dan moral, maka nilai-nilai dari
2
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial),
(Bandung:Refika Aditama, 2006), h.101
3
3
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial), ..,
h.101
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Bandung: Diponegoro,
4
2010), h. 283
5
Said Agil, Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), h. 3
4
Al-Qur‟an yang hikmahnya meliputi seluruh alam dan isinya, baik yang
tersirat maupun yang tersurat tidak akan pernah habis utuk digali dan
dipelajari. Ketentuan-ketentuan hukum yang dinyatakan dalam al-
Qur‟an dan al-Sunah berlaku secara universal untuk semua waktu dan
tempat.
Untuk menghindari terjadinya dekadensi moral dan
menurunnya akhlak, generasi muda perlu ditumbuhkan kembali peran
dari komponen-komponen pendidikan di negeri ini. Peran keluarga
sebagai benteng utama dan pertama harus diperkokoh. Keharmonisan
dan perhatian orang tua harus dapat diberikan dengan baik kepada
anak-anak. Orang tua tidak hanya bisa memberikan atau membelikan
gadget, namun yang lebih penting adalah pemanfaatannya dan
pengawasannya yang baik.
Peran pendidikan di sekolah adalah memperkuat pendidikan di
rumah dengan membuat lingkungan belajar yang menyenangkan,
menantang, dan bermakna serta bertanggung jawab. Sekolah dapat
membuat aturan tentang pembatasan penggunaan gadget di sekolah.
Masyarakat sebagai tempat aktivitas remaja harus lebih peka dan peduli
terhadap tindakan-tindakan yang tidak patut dilakukan remaja,
masyarakat jangan permisif terhadap kehidupan remaja. Sedangkan,
peran pemerintah dan negara adalah menciptakan regulasi-regulasi
yang mendukung terciptanya kehidupan remaja dan masyarakat yang
sehat. Seperti, pembatasan terhadap tayangan-tayangan yang tidak
mendidik di televisi, memblokir situs yang tidak sehat, dan lainnya.
Konsep dan standar baik buruk, pantas dan tidak pantas telah
berkembang sangat pesat sejajar dengan semakin majunya proses
industrialisasi dan urbanisasi yang ditopang dengan cepatnya
perkembangan teknologi informasi. Kesemuanya itu menjadi kesatuan
5
6
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 85
6
7
Patologi yaitu penyakit masyarakat atau gejala- gejala sosial yang dianggap
sakit. Disebebabkan oleh beberapa faktor-faktor sosial.
8
Ilmiah Jurnal‟, „أصول التفسير عند عبد هلال به عمر رضي هلال عنهما في تفسير القرآن,AN
Nirwana Andri 1 Peuradeun, 2014
7
9
Machsun Rifauddin, Fenomena Cyberbullying Pada Remaja (Studi Analisis
Media Soasial Facebook), Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah
Al-Hikmah, 4(1),35-44.
8
mata pelajaran, akan tetapi amatlah miris jika kita melihat dari sisi
moralitasnya.
Pakar pendidikan juga mengkritisi fenomena ini, diantaranya
adalah Arif Rahman, beliau menilai bahwa sampai saat ini masih ada
yang keliru dalam pendidikan Tanah Air. Menurutnya titik berat
pendidikan masih lebih banyak pada masalah kognitif, Penentu
kelulusan pun masih lebih banyak pada akademik dan kurang
memperhitungkan karakter/akhlaq dan budi pekerti siswa.10
Syafri mengutip Juga ungkapan Ahmad Tafsir, kesalahan
terbesar dalam dunia pendidikan Indonesia selama ini adalah para
konseptor pendidikan melupakan keimanan sebagai inti kurikulum
Nasional.11 Meskipun konsep konsep pendidikan nasional yang
disusun pemerintah dalam UU Sisdiknas 2003 sudah menekankan
pentingnya pendidikan akhlaq dalam hal pembinaan moral dan budi
pekerti, namun ternyata hal tersebut tidak diimplementasikan kedalam
kurikulum sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP). Akibatnya, pelaksanaan pendidikan di tiap
lembaga tidak menjadikan pendidikan keimanan sebagai inti semua
kegiatan pendidikan. Sehingga lulusan yang dihasilkan tidak memiliki
keimanan yang kuat.12 Alhasil mereka tidak mempunyai kontrol dan
filter dalam menghadapi kemajuan zaman serta lingkungan yang serba
bebas tanpa batas.
Kelemahan para konseptor pendidikan di Indonesia yang
sebenarnya mereka paham akan pentingnya pembentukan karakter
10
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada: 2012), h. 2
11
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an,….h. 4
12
Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya;
2012), h. 5
11
13
Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islami,…h. 23
14
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an,….h. 5
15
Nur, Ramli, Revolusi Akhlaq ( Pendidikan Karakter), (Tanggerang: Tsmart,
2016), h.2
12
16
Abdul Halim al-Jundi, Al-Quran Wa al-Manhaj al-Ilmy al-Ma’āshir,
(Qāhirah: Dār Ma’ārif, 1984M/ 1404H), h. 26.
17
Mahmud al-Misri, Qasas al Qurān, (Mesir: Maktabah al-Taqwa, 2001
M/1422 H), h. 4.
13
18
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an,….h. 5
19
Sayid Quthub, al-Tashwir al-Fanny fī al Qurān, (Libanon: Dār al-Syurūq,
1992), h. 241.
14
20
Mardan, Simbol Wanita Dalam Kisah Alquran, (Makasar: Alauddin Press
University Makassar, 2014), h.79
21
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1997), h.97.
22
Hanafi, Segi-segi Kesusastraan Kisah-kisah alQur'an, (Jakarta: Pustaka al-
Husna, 1983), h. 23
15
23
Sayid Quthub, al-Tashwir al-Fanny fī al Qurān, h. 117
24
Manna al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an (t.tp.: Mansyûrah al-‘Ashr
al-Hadits, 1973, h.306
25
Said Aqil Husain Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam sistem
Pendidi kan Islam, (Nipan: Ciputat Pres, 2005), h. 27.
16
orientasi seksual agar manusia tetap berjalan dalam bingkai moral dan
kebenaran. Seksualitas dalam perspektif pendidikan Islam tidak harus
dimatikan, tetapi diatur dengan baik agar tidak liar. Al-Qur’an memuji
orang-orang yang bisa mengendalikan seks, termasuk orang yang
beruntung.
Di sisi lain Al-Qur’an juga menampilkan kisah orang-orang
yang tidak bisa mengendalikan nafsu seksnya sehingga terjerembab
dalam perbuatan homo, sebagaimana yang dilakukan kaum Nabi Luth.
Orientasi seksual yang ditujukan kepada yang sejenis atau homoseskual
yang dalam hadis disebut dengan istilah liwâth (homoseksual) atau al-
sihâq (lesbianisme) yang menceritakan tentang kisah kaum Nabi
Luth,26 yaitu kaum Sodom dan kaum Amoro, suatu daerah di negeri
Syam.27
Setelah mencermati berbagai kisah dalam Al-Qur’an, maka
dapat disimpulkan bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an memang sarat
dengan nilai-nilai pendidikan. Al-Qur’an memang layak disebut
sebagai kitab pendidikan yang paling agung. Kisah Al-Qur’an bukan
sekedar cerita untuk dibaca, apalagi dihafal, melainkan untuk diteladani
pesan moral dan nilai pendidikan yang ada, sehingga kita bisa
bercermin dari kisah-kisah tersebut. Shalah al-Khalidy, dengan
karyanya yang berjudul Ma’a Qasash As-Sabiqin fi Al-Qur’an beliau
mengajak umat Islam untuk mempelajari kisah Nabi-Nabi dan orang-
orang terdahulu yang terdapat dalam Al-Qur’an untuk dijadikan
pelajaran.28 Metode menyampaikan pesan moral melalui kisah dinilai
26
.Qs. Al-Arâf (7):81.
27
. Abû Ja’far Muhammad ibn Jarîr al-Thabârî, Jâm’ al-Bayân an Tawîl Âyât Al-
Qur’ân, juz 1 (Beirut: Dâr al-Fikr, 1995), 304.
28
Shalah Abdul Fattah Al-Khalidy, Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an: Pelajaran
dari Orang-Orang Dahulu Jilid I, Terj. Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Gema Insani Press,
1999)
17
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, antara lain:
a. Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini yang semakin
canggih dan realitas keadaan masyarakat menjadi pertimbangan
menumbuhkan kembali etika sosial khususnya pada remaja.
b. Masalah moral remaja yang terwujud dalam kepercayaan,
kejujuran, nilai-nilai sosialisasi, nilai-nilai keluarga dan nilai-
nilai moralitas semakin mengikis mengikuti perkembangan
zaman.
c. Kehidupan masyarakat semakin pluralistic sehingga
menyebabkan nilai-nilai moral pun semakin heterogen.
18
2. Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitia ini
adalah sebagai berikut:
a. Ancaman Degradasi moral remaja di era digital.
b. Menganalisis nilai-nilai moral yang terkandung dalam kisah-
kisah Al-Quran seperti kisah Kisah Ashab al-Kahfi, Nabi Musa,
Nabi Khidir, Zulkarnain dan Ya’juj dan Ma’juj, Nabi Yusuf.
c. Korelasi nilai-nilai moral dalam kisah-kisah Al-Qur’an dalam
mengatasi degradasi moral remaja dengan konteks kekinian (era
digital).
3. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana ancaman degradasi moral remaja di era digital?
b. Bagaimana korelasi nilai-nilai moral dari kisah para Nabi dan
umat terdahulu dengan konteks kekinian (era digital)
c. Strategi Al-Quran mengatasi degradasi moral remaja di era
digital?
4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui ancaman degradasi moral remaja di era
digital.
b. Untuk mengetahui korelasi nilai-nilai moral dari kisah para Nabi
dan umat terdahulu dengan konteks kekinian (era digital)
c. Untuk mengetahui strategi Al-Quran mengatasi degradasi moral
remaja di era digital
20
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang berarti bagi khazanah ilmu pengetahuan yang
relevan, khususnya dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan tafsir serta
menambahkan bahan pustaka tentang kisah-kisah Al-Quran dan
aktualisasi nilai-nilai moral dalam kisah-kisah tersebut sebagai
upaya mengatasi degradasi moral remaja di Era digital.
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian secara praktis diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi Penulis dan Peminat kajian Ulumul
Quran dan tafsir, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan dan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan di dalam proses aktualisasi
pemberdayaan diri untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi
terutama dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan pengembangan pendidikan moral remaja,
dan serta aktualisasi pemberdayaan dan keikutsertaannya dalam
pembangunan masyarakat, bangsa dan negara sekaligus sebagai
kontribusi bagi keilmuan Islam, khususnya dalam bidang tafsir
Al-Qur’an.
21
D. Kajian Pustaka
1. Pemuda dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah:Pemuda Islam yang
Berkualitas Tidak Lepas dari Pendidikan Orang Tua Yang Totalitas.
Misbahul Wani. AL-DZIKRA Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Al-
Hadits. Volume 13, No. 1, Juni Tahun 2019. Pemuda adalah aset
terpenting dalam sebuah Negara, bangsa, dan Agama. Karena
pemuda bukan hanya sekedar harapan regenerasi, akan tetapi adalah
bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga
datangnya akhir zaman. Jika kita lihat pada kenyataan pemuda saat
ini, pemuda Islam mulai kehilangan spirit berjuang, spirit belajar,
padahal, sadar maupun tidak disadari (secara otomatis) pemudalah
yang akan meneruskan sebuah perjuangan-perjuangan Islam
kedepannya. Zaman yang dinamis bukan menjadi alasan untuk
mundur, akan tetapi menjadi sebuah alasan untuk bangkit dan
mendalami Al-Qur’an dan Sunnah dengan lebih tepat dan bijak lagi.
Karena kita juga meyakini bahwa sunnah mengandung pancaran dan
teladan dari baginda Agung Nabi Muhammad saw yang sudah
terjamin dan menjadi orang terpercaya dalam lingkungan
masyarakatnya di Mekkah. Secara garis besar, dalam artikel ini akan
mencoba menjelaskan bagaimana pentingnya pendidikan orang tua
terhadap terbentuknya pemuda. Dalam kesempatan ini penulis
mengangkat kisah Luqman yang kerap memberikan wejangan pada
anaknya. Selanjutnya kami menjelaskan bagaimana perhatian Nabi
terhadap para kaum muda, serta dampak positif
2. Problem Karakter Remaja Dan Solusinya Dalam Al-Qur’an
Perspektif Kecerdasan Emosi, Uul Nurjannah, penelitian tesis, UIN
Sunan Kalijaga tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendektan
tafsir tematik dan ilmu psikologi. peneliti membahas tentang
22
E. Metodolologi Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif29 dan telaah pustaka murni
(library research).30 Sekaligus merupakan penelitian literal, yaitu
menelusuri ayat-ayat Alquran yang berkenaan problematika remaja.
Karena objek kajian ini berfokus pada ayat-ayat kisah Alquran, maka
sumber pertama dan utamanya adalah kitab suci Alquran dan hadis
Nabi saw. Sumber-sumber lainnya adalah kitab-kitab tafsir yang
dibatasi pada beberapa kitab yang dianggap representatif. Diantaranya
Kitab Tafsir Ibnu katsir, Tafsir al-Qurthubi, Tafsir al-Maraghi, Tafsir
al-Mishbah, tafsir al-Mizan, Tafsir Ibn ‘Asyur, Tafsir al-Biqai dan
Tafsir al-Alusi. Serta sumber kajian yang bersifat sekunder yaitu buku-
buku rujukan lain yang berkaitan dengan tema pokok penelitian.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa objek kajian
penelitian ini adalah ayat-ayat Alquran yang berkenaan dengan kisah
Alquran. Dengan demikian, metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analitis, yakni memaparkan penjelasan-penjelasan mengenai
bahasan materi yang diambil dari bahan-bahan rujukan yang diperoleh.
Dengan pendekatan ilmu tafsir dan metode maudhui dapat menggali
makna-makna yang terkandung dalam kosakata ayat dengan merujuk
kepada penggunaan Al-Qur’an sendiri, dengan melihat kepada bentuk
29
Penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Lihat
Sugiyono, Metode penelitian kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke-8,
h.1
30
Penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian. Lihat Mestika Zed, Metode penelitian kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia,2008) edisi ke-2, cet. Ke-1, h.3.
24
F. Sistematika Penelitian
Untuk mencapai suatu kesimpulan yang dituju dan
mempermudah penyusunan proposal tesis ini, penulis membagi
pembahasan menjadi beberapa bab yang antara satu bab dengan bab
yang lain memiliki keterkaitan.
BAB I Pendahuluan. berisi latar belakang masalah,
permasalahan yang meliputi identifikasi masalah,
pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II Pada bab ini terdiri dari tiga sub Bab: pertama,
Memaparkan pengertian degradasi Moral, pengertian
Akhlak, bentuk-bentuk degradasi moral, dan Faktor-
faktor penyebab degradasi moral remaja. Kedua,
Memaparkan pengertian remaja, indikator remaja,
karakteristik remaja, pergaulan remaja, dan remaja dalam
kisah Al-Qur’an. Ketiga, memaparkan pengertian era
digital dan perkembangan era digital.
BAB III Pada bab ini memaparkan tentang gambaran kisah kisah
moral dalam Al-Qur’an. Bab ini terdiri dari dua sub bab:
Pertama, Kisah-kisah moral dalam Al-Qur’an Kedua,
Bentuk- bentuk tindakan Amoral yang terungkap dalam
Al-Qur’an seperti: Mabuk- mabukkan (Minum Khamr),
31
. M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat (Cet.I; Bandung: Penerbit Mizan, 1992), h.116.
25
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian tentang moral yang terdapat dalam Al-quran
dari kisah-kisah para nabi dan orang-orang terdahulu dalam upaya
mencari solusi atas degradasi moral remaja di era digital, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ancaman Degradasi moral remaja di era digital diantaranya
dipengaruhi oleh:
a. Pengaruh lingkungan yang buruk, ditambah dengan kontrol diri
dan kontrol sosial yang semakin melemah dapat mempercepat
munculnya kenakalan remaja ataupun degradasi moral remaja
b. Pegaruh modernisasi dan globalisasi maka terjadi pergeseran
batas kesopanan dan moralitas, dari yang dulunya tidak pantas
menjadi biasa-biasa, dari yang dulunya sangat tidak mungkin
dibayangkan menjadi kenyataan dan lain-lain.
d. Pergeseran yang sangat mengerikan dari sisi norma agama,
namun dianggap biasa dari sisi norma sosial.
2. Korelasi nilai-nilai moral dari kisah para Nabi dan umat terdahulu
dengan konteks kekinian (era digital) dan Strategi Al-Quran
mengatasi degradasi moral remaja di era digital, dapat diwujudkan
dengan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Nilai-nilai yang terkandung dalam Kisah kisah-kisah dalam
al-Qur’an menjadi suatu metode pembelajaran yang sangat perlu
diterapkan demi terciptanya generasi rabbani yang
membanggakan.
164
165
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk dunia pendidikan Islam
Pengajaran dan penanaman karakter harus terus dilakukan,
dimana krisis moral dan krisis keimanan sudah melanda negeri ini.
Oleh karena itu seorang pendidik sebagai sosok yang diharapkan
Masyarakat dapat mengentaskan krisis moral, hendaknya selalu
memberikan dan mengutamakan hal yang terkait dalam membimbing
dan mengarahkan generasi penerus bangsa serta mampu menjadi
qudwah hasanah diantara mereka.
2. Untuk Peneliti selanjutnya (akademisi)
Dengan penuh kesadaran diri, disini penulis mengakui bahwa
karya tulis Tesis ini jauh dari kata sempurna, sebab terdapat
kekurangan-kekurangan yang tak terjamah dalam pembahasan.
Kekurangan disini bisa saja terjadi sebab pembacaan maupun
pemahaman penulis yang masih renggang dalam literatur islam
apalagi dalam penafsiran. Selain itu kekurangan lain yang terjadi bisa
saja karena penulis belum mampu mengaplikasikan makna penafsiran
dalam al-Qur’an terutama yang bertautan langsung dengan
keteladanan Ibu, sehingga adanya sisi dan segi persoalan yang belum
dibahas.
Meminimalisir kekurangan ini dirasa perlu dalam penelitian,
maka sangat dianjurkan para akademisi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai materi dan memilih pendekatan yang lebih
167
Abû Ja’far Muhammad ibn Jarîr al-Thabârî, Jâm’ al-Bayân an Tawîl Âyât
Al-Qur’ân, Beirut: Dâr al-Fikr, 1995.
Ali al-Shabuniy, Muhammad. Kenabian dan Para Nabi, terj. Arifin Jamian
Maun, Surabaya; PT. Bina Ilmu, t.th.
168
169
Kartono, Kartini dan Andari, Jenny, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental
dalam Islam, Bandung: Mandar Maju, 2009
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi juz 15, Mesir: al-Babi al-
Halabi, 1946.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Maraghi, juz 16, terj. Bahrun Abu
Bakar.
171
Muhammad, Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazli, Ihya’ ‘Ulum al- Din
Jilid III, Beirut: Dar al-Kutub, t.t.
Muhammad, Abu Ja’far bin Jarir al-Tabari, Tafsir Al-Tabari, terj. Ahsan
Askan, Besut Hidayat Amin (ed), jld 17, Jakarta: Pustaka Azzam,
2007.
2000.
Qutb, Sayyid. Tafsir Fi zhilal Al-Qur‟an Juz 7, terj As’ad Yasin, dkk.
Rahmah, Itsna Fitria, Etika Muslim yang Ramah Ditinjau dari Konsep
Peach Education, Junal Pendidikan Madrasah, Vol. 1, No.2,
November, 2016
Rojak, Abdul, dan Sayuti, Wahdi, Remaja Dan Bahaya Narkoba, Jakarta:
Prenada, 2006
Subhani, Ja’far. Studi Kritis Faham Wahabi Tauhid dan Syirik, Terj. Al-
Baqir, Muhammad, Cet. IV, Bandung: Penerbit Mizan, 1992
Yusuf, Ali Anwar. Studi Agama Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
BIOGRAFI PENULIS
Identitas Diri
Nama : Siti Patimah
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juli 1973
Nama Ayah : S.Hidayat
Nama Ibu : Achyani
Nomor Telpon : 081281520055
Email : sfatimah801@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
TEMPAT DARI SAMPAI
MI Hidayatul Hasana Depok 1979 1985
MTS. Al-Awwabin Depok 1985 1988
MA. Al-Awwabin Depok 1988 1991
SI ADAB / Sastra Arab IAIN, Jakarta 1991 1996
S2 Jurusan Ilmu Al-Qur’an, Jakarta 2017 Sekarang
Pendidikan Non-Formal
TEMPAT DARI SAMPAI
Pondok Pesantren Al-Awwabin 1985 1991
LIPIA Salemba, Jakarta 1992 1994
Riwayat Pekerjaan
TEMPAT DARI SAMPAI
Pengajar SMA Syekh yusuf Tangerang 1997 2015
Kepala Sekolah SMA Syekh yusuf 2016 Sekarang
Tangerang