Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Syahril Aziz
109011000170
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya
yang telah mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak
sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari
penulis sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.d, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bahrissalim, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Sapiudin Shidiq, M.A. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Ahmad Ghalib, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada
peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.
6. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
7. Drs. H. Bahruddin Marzuki, sebagai Kepala MTs sekaligus guru bidang
studi Akidah Akhlak MTs, Qotrun Nada beserta staf yang telah membantu
proses penelitian serta memberikan data-data yang diperlukan peneliti.
8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis
selama penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.
9. Untuk kedua orang tua tercinta yang tiada henti-hentinya mengucurkan
semua pengorbanan baik materi, semangat, dan yang terpenting do’a.
Semoga beliau selalu diberkahkan hidupnya.
10. Untuk yang tersayang Nazliyah Intan Sari yang dengan penuh kasih
sayang selalu memberikan kesadaran pentingnya arti kesungguh-
sungguhan, Ahmad Fauzi kakak yang membantu secara materil, ibenk,
Abd. Rojak, Muflihah, Uvi Silvia, Siti Maryam teman-teman yang tiada
henti memberikan semangat, dan selalu mendo’akan penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Jakarta.
11. Untuk teman-teman PAI E 2009 tercinta, yang selalu mengobarkan api
semangat dalam keputusasaan penulis dan telah memberikan bantuan baik
langsung maupun tidak langsung dengan penuh toleransi ikut serta
memberikan sumbangan yang amat berharga dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan terima
kasih penulis, semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka, dan
akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti
dan umumnya kepada pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Beribadah ................................................................................ 8
10
1. Pengertian Ibadah ...................................................................
10
2. Tujuan Ibadah ......................................................................... 11
13
1. Macam-macam Ibadah ...........................................................
16
2. Waktu-waktu beribadah ......................................................... 16
16
3. Hikmah beribadah...................................................................
20
24
vi
B. Hasil Belajar ........................................................................... 26
26
1. Pengertian Hasil Belajar .........................................................
27
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .......................... 27
27
3. Indikator Prestasi Belajar ........................................................
28
C. Pengertian Akidah Akhlak .......................................................... 29
30
1. Pengertian Akidah ..................................................................
32
2. Fungsi dan Peranan Akidah ....................................................
vii
G. Hipotesis Statistik .......................................................................
BAB 5 Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
74
B. Implikasi ......................................................................................
74
C. Saran ............................................................................................
Daftar Pustaka 75
Lampiran
viii
DAFTAR TABEL
No Tabel Nama Tabel Halaman
ix
tiap hari
x
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Nomor Gambar Nomor Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 3. Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4: Surat Pernyataan Jurusan
Lampiran 5: Kuesioner Penelitian
Lampiran 6: Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A
Lampiran 7: Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B
Lampiran 8: Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C
Lampiran 9: Hasil Perhitungan SPSS 20
Lampiran 10: Profil Sekolah
Lampiran 11: Uji Refrensi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah anugrah terindah yang diberikan oleh Allah SWT. Setiap orang
ingin memiliki anak. Dalam kehidupan rumah tangga apabila dalam keluarga kecil
tersebut tidak didapati seorang anak kehidupan rumah tangga tersebut akan sunyi
senyap dan tanpa ada kebahagiaan. Sehingga, anak memiliki peran penting dalam
kehidupan keluarga, baik dalam lingkup bernegara, berbangsa dan beragama.
Anak memiliki fungsi yang sangat besar yaitu sebagai generasi penerus pada
era yang akan datang nantinya, itu salah satunya. Sehubungan dengan hal tersebut
anak harus dilatih, diasuh, dibina dan dididik dengan baik dan benar, agar kelak
1
2
mampu menjadi anak yang soleh atau solehah, berbudi pekerti luhur, dan
mempunyai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.1
Dan untuk itu masalah kebiasaan menjadi perhatian bagi setiap pembina,
baik dia orang tua maupun unsur pemerintah yang disebut pejabat beserta
jajarannya. Semua pembina mengharapkan agar setiap Siswa mempunyai
kebiasaan, kebiasaan pribadi meningkatkan ketekunan serta memperbesar
kemungkinan Siswa untuk berkreasi dan berprestasi.
Dengan pola kebiasaan dapat menyadarkan anak bahwa anak harus mengubah
dan mengendalikan segi-segi yang tidak baik dari tingkah lakunya. Dengan
demikian, disiplin yang disodorkan dan dibebankan oleh pendidik, lambat laun
akan tertanam dalam lubuk hati anak.
Dengan demikian kebiasaan yang tertanam dari dalam diri Siswa akan
membawa Siswa menuju kepada perubahaan sikap yang lebih baik, serta
menjadikan Siswa untuk selalu percaya diri dan mempunyai keyakinan yang kuat
akan ajaran agama yang sesungguhnya, sehingga prilaku yang akan nampak
adalah terbinanya kesadaran hidup yang mandiri, penuh rasa tanggung jawab, dan
disiplin dalam tingkah lakunya serta dalam agamanya. Dan sebaliknya, jika Siswa
selalu dihadapkan oleh masalah dalam hidupnya, rasa bimbang dalam beribadah
tidak mustahil akan membuat mereka lalai bahkan ragu dalam beragama. Perasaan
seperti itulah yang akan muncul dalam hasil belajar akidah akhlak Siswa di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Zakiyah Darajat dalam bukunya
”problema Remaja di Indonesia” bahwa: “ Sesungguhnya masalah kepercayaan
adalah persoalan pertama dari agama yang dihadapi para remaja umumnya, karena
masa remaja adalah masa pertarungan antara ragu dan percaya, sehingga remaja
terombang-ambing antara kedua sumbu ini. Maka dia membutuhkan kepercayaan
kepada Allah sebagai penolong moral yang meluruskan kelakuannya”.4
Hasil belajar dimaksudkan terutama dalam hal yang bersifat kognitif yang
meliputi kualitas pengetahuan Siswa dan kuantitas nilai raport. Namun tidak
terlepas dari itu, nilai afektif dan psikimotorik Siswa juga termasuk ruang lingkup
hasil belajar, namun bersifat relatif, tergantung dengan kondisi kejiwaan dan
lingkung sosial Siswa.
Secara objektif hasil belajar adalah adanya perubahan dalam kemampuan dan
tingkah laku, dimana perubahan itu mengarah pada perubahan yang lebih baik.
3
Ibid, h.64
4
.Zakiyah Dradjat, Problem Remaja di Indonesia, (Jakarta:Bulan Bintang, 1978), cetakan
ketiga, h. 104.
4
Jadi Siswa dianggap berhasil dalam pembelajaran agama Islam, manakala hasil
belajarnya menunjukkan kemajuan dalam bentuk nilai dan perubahan sikap.
Ketidak biasaan Siswa beragama akan selalu ada apabila tidak ada peran para
pendidik menjadi teladan bagi kehidupan Siswa. Pendidik mempunyai kewajiban
untuk memerintahkan anak dalam melalukan sholat.
Dari sumber di atas menerangkan peranan orang tua terhadap anaknya dalam
membiasakan melaksanakan peribadatan maka pendidik berperan dalam
mengarahkan anak untuk kebiasan dalam melaksankan shalat. Karena jika anak
telah dibiasakan dalam shalatnya, maka segala aktivitasnya yang dilakukannya
akan membawa kepada sikap yang teatur dan terarah.
Dan Ibadah tidak terlepas dari pemahaman terhadap pengertian itu sendiri.
Oleh sebab itu Ibadah mencakup semua bentuk cinta dan kerelaan kepada Allah
SWT, baik dalam perkataan dan perbuatan, lahir, batin. Maka yang termasuk ke
dalam hal ini adalah shalat, zakat, puasa, haji, benar dalam berbicara, menjalankan
amanah, berbuat baik kepada orang tua, menghubungkan silaturrahmi, memenuhi
janji, amar ma‟ruf, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin dan ibn
5
sabil, berdoa, berzikir, membaca Al-Qur‟an, ikhlas, sabar, syukur, rela menerima
ketentuan Allah SWT, tawakal, raja, khauf (takut terhadap azab), dan sebagainya.
Lebih khusus lagi Ibadah dapat diklasifikasikan menjadi Ibadah umum dan
Ibadah khusus. Ibadah umum mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, yaitu
mencakup segala amal kebajikan yang dilakukan dengan niat ikhlas dan sulit
untuk mengemukakan sistematiknya. Tetapi Ibadah khusus ditentukan oleh
syara‟(nash) bentuk dan caranya. Oleh karena itu dapat di kemukakan
sistematikanya secara garis besar berikut: Shalat, puasa, zakat.
Dan dalam pendidikan keluarga juga beperan penting dapat dilihat bahwa
pengaruh pertama yang diterima oleh seorang anak dalam hidupnya, ialah
pengaruh sosok-sosok yang berada di sekelilingnya. Di lingkungan rumah
mereka, adalah ayah dan keluarganya. Untuk lebih menjelaskan betapa pentingnya
pendidikan keluarga itu bagi tiap-tiap anak yang nantinya akan terjun ke dalam
masyarakat. Di dalam keluarga anak dididik untuk dapat memahami mana yang
baik dan yang buruk dan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan membiasakan
perilaku yang baik dan sopan satun.
Dan banyak hal-hal yang dapat dijadikan contoh misalnya: shalat apabila
anak dibiasakan dari kecil shalat maka ia akan terbiasa melakukannya maka di
sekolah maupun di rumah sudah terbiasa dan secara tidak langsung dengan
kebiasaan melakukan ibadah anak akan paham pengertian dari ibadah tersebut
seperti shalat ada rukun, syarat dan sebagainya.
B. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan masalah secara jelas agar tidak terlalu luas ruang
lingkupnya maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
Berdasarkan pembatasan diatas, maka masalah yang dapat penulis rumus kan
adalah sebagai berikut:
LANDASAN TEORI
A. Beribadah
1. Pengertian Ibadah
Kata “Ibadah” yang berasal dari bahasa arab telah menjadi bahasa
Melayu yang terpakai dan di pahami secara baik oleh orang-orang yang
menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia. Ibadah dalam istilah bahasa
Arab di artikan dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh, mengesakan dan
merendahkan diri. Dalam istilah Melayu di artikan: perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada Allah yang di dasari ketaatan untuk mengerjakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.5
Ibadah adalah bahasa Arab yang secara etimologi yang berarti taat,
patuh, merendahkan diri dan hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna
yang berdekatan. “Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina
di hadapan yang di sembah di sebut abid (yang beribadah)”.6
5
Amir Syarifuddin, Garis-garis besar fiqih, (Jakarta: prenada media, 2003), h. 17
6
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),
h. 1
8
9
7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Jaya
Sakti, 1998), hal. 452
8
Ibid, hal. 574
10
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” .10
9
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),
h. 9.
10
Departemen Agama Republik Indonesia, op, cit. h. 258
11
Karena manusia di ciptakan oleh Allah bukan untuk sekedar untuk hidup
di dunia ini kemudian mati tanpa pertanggung jawaban, tetapi manusia di
ciptakan oleh Allah hidup di dunia untuk beribadah.11 Hal ini dapat di pahami
dari firman Allah surat Adz-dzariyat ayat 56.
Artiinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-dzariyat : 56)
3. Macam-macam Ibadah
Menurut Ali Anwar Yusuf, M.Si yang berkaitan dengan ulama fiqih itu
membagi menjadi tiga macam yaitu:
11
Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana wakaf, 1995, cet 1), h. 5
12
12
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung:CV Pustaka setia, 2003, cet 1), h. 146.
13
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 3.
13
Dan jika dilihat dari beberapa bagian ibadah memiliki banyak bagian
yang meliputi rohani dan jasmani dalam beribadah tetapi dari berbagai bagian
hanya sebagian yang dapat dimengarti. Oleh karena itu makna ibadah yang
harus kita pahami karena klo arti dari ibadah dipahami maka sudah mencakup
hal-hal yang bersifat baik.
Menurut sebagian pendapat bahwa apabila ditinjau dari segi sifat, waktu,
keadaan dan hukumnya, ibadah terbagi menjadi 15 bagian yaitu:
14
Ibid., h. 4.
14
c. Mudad, yaitu ibadah yang diulang sekali lagi dalam waktunya untuk
menambah kesempurnaan, misalnya melaksanakan shalat berjamaah
dalam waktu yang ditentukan setelah melaksanakannya secara
sendirian pada waktu yang sama.
d. Muthlaq, yaitu ibadah yang tidak dikaitkan waktunya oleh syara
dengan sesuatu waktu yang terbatas, seperti membayar kafarat
sebagai hukuman bagi pelanggar sumpah.
e. Muakkot, yaitu ibadah yang dikaitkan oleh syara‟ dengan waktu
yang tertentu dan terbatas, seperti shalat pada waktu shubuh, dzuhur,
ashar, maghrib, dan isya. Termasuk juga puasa pada bulan
ramadhan.
f. Muassa‟, yaitu ibadah yang lebih luas waktunya dari yang
diperlukan untuk melaksanakan kewajiban yang dituntut pada waktu
itu, seperti shalat lima waktu. Seorang yang shalat diberikan
kepadanya hak mengerjakan shalatnya diawal waktu, dipertengahan
dan diakhirnya asal selesai dikerjakan sebelum berakhir waktunya.
Dalam jangka waktu itu boleh dikerjakan shalat sunnat.
g. Mudhayyaq, yaitu ibadah yang waktunya sebanyak atau sepanjang
fardhu yang difardhukan pada waktu itu, seperti puasa. Dalam bulan
ramadhan, hanya dikhusukan untuk puasa wajib dan tidak boleh
dikerjakan puasa yang lain pada waktu itu seperti puasan sunnat,
nadzar dan lain-lain.
h. Dzusyabhain, yaitu ibadah yang mempunyai persamaan dengan
mudhayyaq dan mempunyai persamaan pula dengan muassa‟, seperti
ibadah haji. Dari segi pelaksanaanya, ibadah haji menyerupai
mudayyaq, karena hanya diwajibkan sekali dalam setahum, dan dari
segi berlanjutan bulan-bulan haji itu menyerupai muassa‟
i. Muayyam, yaitu ibadah tertentu dituntut oleh syara‟ misalnya Allah
SWT memerintahkan shalat maka mukallaf wajib melaksanakan
shalat yang diperintahkam itu, tidak adalah ibadah lain yang dapat
dipilih sebagai gantinya.
15
j. Mukhayyar, yaitu ibadah yang boleh dipilih salah satu dari yang
diperintahkan. Seperti, kebolehan memilih antara ber-istinja‟ dengan
air dan ber-istinja dengan batu. Atau memilih kaffarat sumpah yang
terdiri dari memberi makan fakir miskin, memberi pakaian mereka
atau memerdekakan hamba sahaya (QS 5:89)
15
Rahman Ritonga dan Zainuddin MA, Fiqih Ibadah, (Jakarta, Gaya Media Pratama,
1997, cet 1), h. 15-17.
16
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung :CV Pustaka setia, 2003, cet 1), h.152.
17
Pengertian hasil dalam kamus bahasa indonesia kata hasil berarti suatu
yang diadakan ( dibuat, dijadikan, dan sebagai berikut). Oleh usaha maka dari
kata hasil bisa disimpulkan bahwa sesuatu usaha yang telah ada.17
Dan pengertian secara psikologi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhannya, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.22
17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar Bahasa Indonesia,(
Jakarta: Balai Pustaka, ed. Ke 3 2007), h. 146.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 20060, h. 89.
19
Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 64.
20
Ibid., h. 66.
21
Muhibbin Syah, op. Cit., h. 87.
22
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya,, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet ke 4 2003), h. 2.
18
25
Ibid., h. 126.
20
Faktor intern Faktor intern yang ada dalam diri individu terdiri atas faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
26
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alphabeta, cet ke 8
2010), h, 58.
27
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Cet ke 5, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010, hal..54
28
Ibid., h. 55.
21
Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui
pemberian rangsangan atau stimuli yang menarik perhatian anak didik.32
Selain minat, bakat merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Hilgard bakat atau aptitude
adalah "the capacity to learn", dengan kata lain bakat adalah kemampuan
29
Hamalik, Oemar, psikologi belajar dan mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algensindo,
2002), h. 89.
30
Slameto, op. Cit., h. 56.
31
Ibid., h. 56.
32
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alphabeta, cet ke 8
2010), h..130.
33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet ke 5 2010), h. 57.
22
untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang
nyata sesudah belajar atau berlatih.34
a. Faktor kelelahan
1. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.
34
Ibid., h. 57.
35
Ibid., h. 58.
36
Ibid., h. 59.
23
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah relasi antar keluarga. Demi
kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik
di dalam kelurga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.38
Selain itu, suasana rumah juga merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Suasana rumah yang dimaksud adalah situasi
atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak
berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan
suasana rumah yang tenang dan tenteram.39
Keadaan ekonomi keluarga juga merupakan salah satu faktor yang erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar yang baik
yang dapat terpenuhi dengan kondisi ekonomi yang sehat.40
37
Ibid., h. 61.
38
Ibid., h. 62.
39
Ibid., h. 63.
40
Ibid., h. 63.
41
Ibid., h. 64.
24
2. Lingkungan nonsosial
42
Ibid., h. 65.
25
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.43
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar
indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi
yang hendak diungkapkan atau diukur, digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.1
2) Ingatan
a) Dapat menyebutkan (1) Tes Lisan
b) Dapat menunjukkan (2) Tes tertulis
kembali (3) Observasi
43
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, cet 15, 2010),
h. 92.
26
44
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, cet 1, 2003), h.
109.
27
Sistem keyakinan atau akidah islam pada intinya dibangun diatas enam
dasar keimanan yang lazim disebut rukun iman. Rukun iman tersebut
sekaligus menjadi pokok bahasan akidah islam yang meliputi : iman kepada
Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rosul, dan ketentuan-Nya qadha dah
qadr.45
4. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan kata jama dari kata khilqun atau khuluqun yang
artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas.
Menggunakan kata khilqun untuk arti budi perkerti, sedangkan kata khuluqun
untuk kata kebiasaan.46
45
Ibid., h. 113.
46
Ibid., h. 174-175.
28
a. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau
perbuatan manusia lahir dan batin.
b. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian
tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia
dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan
pekerjaan mereka.
47
Ibid., h. 12.
48
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, cet 1, 2003), h.
177.
29
Sistem keyakinan atau akidah Islam pada intinya dibangun diatas enam
dasar keimanan yang lazim disebut rukun iman. Rukun iman tersebut
sekaligus menjadi pokok bahasan akidah islam yang meliputi : iman kepada
Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, dan ketentuan-Nya qadha dan
qadr.49
Anak memiliki fungsi yang sangat besar yaitu sebagai generasi penerus pada
era yang akan datang nantinya, itu salah satunya. Sehubungan dengan hal tersebut
anak harus dilatih, diasuh, dibina dan dididik dengan baik dan benar, agar kelak
mampu menjadi anak yang soleh atau solehah, berbudi pekerti luhur, dan
mempunyai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.51
Dan untuk itu masalah kebiasaan menjadi perhatian bagi setiap pembina,
baik dia orang tua maupun unsur pemerintah yang disebut pejabat beserta
jajarannya. Semua pembina mengharapkan agar setiap siswa mempunyai
kebiasaan, kebiasaan pribadi meningkatkan ketekunan serta memperbesar
kemungkinan siswa untuk berkreasi dan berprestasi.
Hasil belajar dimaksudkan terutama dalam hal yang bersifat kognitif yang
meliputi kualitas pengetahuan siswa dan kuantitas nilai raport. Namun tidak
terlepas dari itu, nilai afektif dan psikimotorik siswa juga termasuk ruang lingkup
50
Op,cit Hamzah Ya'kub, Etika Islam,(Bandung:CV. Diponegoro,1996), h. 61
51
Ana Rizki Saputri, Pendidikan untuk anak pre natal dan anak usia dini dengan cara
islami, Jurnal Ilmiah, http://anariezqysaputry.blogspot.com/2012/06/artikel-jurnal-ilmiah.html,
Jum‟at 15 September 2013, 10:55.
31
hasil belajar, namun bersifat relatif, tergantung dengan kondisi kejiwaan dan
lingkung sosial siswa.
Secara objektif hasil belajar adalah adanya perubahan dalam kemampuan dan
tingkah laku, dimana perubahan itu mengarah pada perubahan yang lebih baik.
Jadi siswa dianggap berhasil dalam pembelajaran Agama islam, manakala hasil
belajarnya menunjukkan kemajuan dalam bentuk nilai dan perubahan sikap.
Dan dalam pendidikan keluarga juga beperan penting dapat dilihat bahwa
pengaruh pertama yang diterima oleh seorang anak dalam hidupnya, ialah
pengaruh sosok-sosok yang berada di sekelilingnya. Di lingkungan rumah
mereka, adalah ayah dan keluarganya. Untuk lebih menjelaskan betapa pentingnya
pendidikan keluarga itu bagi tiap-tiap anak yang nantinya akan terjun ke dalam
masyarakat. Di dalam keluarga anak di didik untuk dapat memahami mana yang
baik dan yang buruk dan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan membiasakan
perilaku yang baik dan sopan satun.
bangun pada waktu yang teratur, demikian pula makan, mandi, bermain-main,
berbicara, belajar, berkerja, dan sebagainya.
F. Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian yaitu di MTs. Qotrun Nada yang beralamat di jl. Pondok
pesantren Qotrun Nada, cipayung jaya, pancoran mas, kota depok. Dan penelitian
ini berlangsung selama 9 bulan, dari bulan april sampai bulan November.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kolerasi, yaitu
metode yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam variabel berhubungan dengan variasi dalam variable yang lain52,
yaitu kebiasaan beribadah anak dengan hasil belajar. Penelitian kolerasi ini
termasuk salah satu jenis penelitian katagori penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kolerasi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan untuk
hubungan dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti apa tidak
hubungan itu.53 Hubungan kebiasaan anak beribadah dengan hasil belajar akidah
akhlak di Mts Qotrun nada.
33
34
2. Sample
“Sebagian atau wakil populasi yang diteliti disebut sampel, untuk ancer-
ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar dapat diambil 10/15 % atau 20-25% atau
lebih”55dikarenakan jumlah populasi lebih dari 100 maka penulisan
mengambil sampelnya sebanyak 20% dari jumlah populasi dengan
perhitungan (150x20%) jadi sampelnya 30 orang. Penulis dalam pengambilan
sampelnya mencampur subjek –subjek didalam populasi sehingga subjek
dianggap sama. Dari hasil random terpilih kelas yang menjadi sampel dengan
jumlah siswa 30 orang.
Tabel 3.1
Penentuan simpel siswa
No Kelas Populasi Sampel
1. Observasi
55
Ibid. ,h. 134.
35
2. Angket
3. Wawancara
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur hasil keaktifan
berorganisai siswa intra sekolah adalah tes objektif sebanyak 15 butir soal dalam
bentuk multiple choices (pilihan ganda) dengan 4 (empat) alternatif jawaban yaitu:
56
Ibid. ,h. 134.
57
Ibid., h .76.
36
n( XY ) ( X )( Y )
rxy
n( X 2
) ( X ) 2 n( Y 2 ) ( Y ) 2
Dimana: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
k b
2
r11 1 ,
k 1 Vt 2
2
b = jumlah varian butir/item
Vt 2 = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Untuk memudahkan dalam mencari uji realibilitas, maka penulis juga
menggunakan SPSS versi 20.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel atau
data yang diteliti memiliki tingkat keragaman yang sama atau berbeda.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F untuk data yang
independen, dengan rumus:
38
Keterangan:
2. Uji Hipotesis
Adapun analisis data, penulis mengunakan rumus korelasi product
moment untuk melihat apakah ada hubungan antara kedua variabel dalam
penelitian ini. Menghitung koefisien korelasi dengan mengunakan rumus uji
korelasi product moment yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
N = Number of Cases
G. Hipotesis Statistik
1.
2.
Terdapat hubungan positif hubungan kebiasaan beribadah anak di rumah
terhadap hasil belajar akidah akhlak di MTs. Qotrun Nada atau makin
tinggi kebiasaan maka makin baik hasil belajar siswa.
58
Ibid., h. 206.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel kebiasaan beribadah
siswa (Variabel X) dan variabel hasil belajar (Variabel Y). Adapun untuk variabel
kebiasaan beribadah, data yang penulis dapatkan adalah hasil penyebaran angket
dengan menggunakan skala likert kepada 30 siswa kelas VIII dengan jumlah soal
15 item dan memberi nilai pada setiap butir pertanyaan dengan ketentuan dengan
skala 4-3-2-1 untuk pernyataan positif, dan skala 1-2-3-4 untuk pernyataan
negatif. Sedangkan variabel hasil belajar, data yang penulis dapatkan adalah hasil
dari nilai raport masing-masing siswa yang penulis dapatkan dari pihak Madrasah
Tsanawiyah Qotrun Nada Depok.
Dari hasil angket yang telah diberikan kepada 30 anak dari 15 soal yaitu
untuk mengetahui kebiasaan anak beribadah dirumah kelas VIII MTs.Qotrun
Nada Depok dapat dilihat dari tabel berikut :
40
41
Tabel 4.1
Rekapitulasi Variabel X
Angket
Pertany
Kadang- Tidak Jumlah
No aan Selalu Sering
kadang pernah
Angket
F % F % F % F % F %
36, 36,
2 2 8 26,6 11 11 0 0 30 100
7 7
23,
3 3 11 36,7 12 40 7 0 0 30 100
3
23,
4 4 17 56,7 7 6 20 0 0 30 100
3
53, 36,
5 5 3 10 16 11 0 0 30 100
3 7
36,
6 6 7 23,3 12 40 11 0 0 30 100
7
43, 33,
7 7 7 23,3 13 10 0 0 30 100
3 3
23,
8 8 17 56,7 7 6 20 0 0 30 100
3
36, 36,
9 9 8 26,7 11 11 0 0 30 100
7 7
42
53, 36,
11 11 3 10 16 11 0 0 30 100
3 7
23,
12 12 11 36,7 12 40 7 0 0 30 100
3
43, 33,
13 13 7 23,3 13 10 0 0 30 100
3 3
36, 36,
14 14 8 26,7 11 11 0 0 30 100
7 7
36,
15 15 7 23,3 12 40 11 0 0 30 100
7
16 15
Jumlah 125 0
8 7
Dari tabel data frekuensi di atas, maka dapat diketahui deskripsi data sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Mean 46,43
Median 47,50
Variance 44,737
Std. Deviation 6,689
Minimum 32
Maximum 60
Range 28
43
Gambar 4.1
2. Prestasi belajar
Nilai Prestasi disini, penulis dapatkan dari hasil nilai raport semester
ganjil. Berikut penulis tampilkan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.3
Nilai Rapot Akidah Akhlak kelas VIII
1 Dina lutfia 80
3 Julia amanah 70
4 Chaerina fauziah 70
5 Qurata a‟ini 90
6 Rifa satira 65
7 Elvidra yohana 60
8 Isma ulfahtuzzaqiyah 80
10 Hafidah mardiyah 95
11 Nuriza nurfada 80
12 Ines salsabila 75
13 Ummul farhani 70
14 Nuraini 55
15 Nadya solihah 60
16 Misna 80
45
17 Anisa nabila z 90
18 Ade lia f 85
19 Apsari winda k 95
20 Jannati handayani 70
21 Efrida yanti 80
23 Raudatul jauhari 80
24 Nur‟aini nasution 80
26 Lis aisah 80
27 Khilyatussolah 50
28 Dia zakiyah h 60
29 Anggun fitriyani 75
30 Nurmala 65
Jumlah 2245
46
Kemudian data yang juga diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai rata-
rata raport siswa sebagai variable Y, maka dapat diperoleh deskripsi data
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Mean 74,83
Median 75,00
Variance 123,247
Std. Deviation 11,102
Minimum 50
Maximum 95
Range 45
Gambar 4.2
Tabel 4.5
1 Dina lutfia 60 80
3 Julia amanah 56 70
4 Chaerina fauziah 52 70
48
5 Qurata a‟ini 49 90
6 Rifa satira 53 65
7 Elvidra yohana 43 60
8 Isma ulfahtuzzaqiyah 47 80
10 Hafidah mardiyah 48 95
11 Nuriza nurfada 42 80
12 Ines salsabila 52 75
13 Ummul farhani 46 70
14 Nuraini 48 55
15 Nadya solihah 47 60
16 Misna 52 80
17 Anisa nabila z 51 90
18 Ade lia f 50 85
19 Apsari winda k 48 95
20 Jannati handayani 48 70
21 Efrida yanti 44 80
23 Raudatul jauhari 43 80
24 Nur‟aini nasution 43 80
49
26 Lis aisah 38 80
27 Khilyatussolah 34 50
28 Dia zakiyah h 36 60
29 Anggun fitriyani 32 75
30 Nurmala 39 65
Setelah data di deskripsikan seperti di atas, maka data tersebut diolah dan
diujikan tingkat keabsahan data atau valid dan tingkat normal data-data tersebut,
hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut layak dijadikan data yang
sah untuk penelitian.
1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang telah
didapat melalui penyebaran angket merupakah data yang valid atau tidak. Jika
data itu valid maka data tersebut layak untuk dijadikan penelitian, sedangkan
jika data tersebut tidak valid maka data tersebut tidak layak untuk dijadikan
penelitian. Dalam uji validitas ini, butir pertanyaan yang dianggap valid
adalah r hitung > r tabel.
50
Tabel 4.6
2. Uji Reabilitas
Uji realibilitas dalam penelitian ini juga dilakukan dengan SPSS 20 yang
outputnya dapat dilihat pada lampiran. Suatu variabel dapat dikatakan realibel
jika nilai Crobanch‟s Alpha dari variabel tersebut lebih besar dari 0,60 atau
60%.
Tabel 4.7
Reliability Statistics
,880 15
Analisis data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk memberi
arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian. Langkah awal dalam
menganalisis data adalah memberi nilai terhadap jawaban angket mengenai
kebiasaan beribadah siswa dan memberi nilai terhadap hasil belajar. Dalam
penelitian angket digunakan ketentuan dengan skala 4-3-2-1 untuk pernyataan
positif, dan skala 1-2-3-4 untuk pernyataan negatif.
52
Oleh karena itu, sebelum penulis melakukan analisis data tersebut, penulis
melakukan uji prasyarat analisis untuk mendapatkan data yang akurat dan otentik
guna mendapatkan hasil yang baik.
1. Uji Normalitas
Tabel 4.8
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Nilai
,100 30 ,200*
angket
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 4.9
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Hasil
,154 30 ,067
Belajar
a. Lilliefors Significance Correction
53
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan atau keragaman
antara dua keadaan variabel, uji homogen yang dilakukan dengan uji fisher.
Dari hasil pengujian diperoleh F hitung = 2,75 (dapat dilihat pada lampiran)
sedangkan F tabel = 1,86 pada taraf signifikansi 5%. Karena F hitung (2,75)
> F tabel (1,86) maka varians dari kedua variabel tersebut tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah penulis melakukan uji prasyarat dan menghitung angket dari tiap-
tiap responden dan mengumpulkannya, Kemudian tabel dibawah ini adalah
tabel yang menunjukkan nilai angket tentang kebiasaan beribadah (X) dan
nilai hasil belajar siswa (Y)
Tabel 4.10
Nilai Rata-rata
Nilai Angket (X)
Raport (Y)
60 80
58 75
54
56 70
52 70
49 90
53 65
43 60
47 80
44 75
48 95
42 80
52 75
46 70
48 55
47 60
52 80
51 90
50 85
48 95
48 70
44 80
49 80
55
43 80
43 80
41 75
38 80
34 50
36 60
32 75
39 65
1393 2245
Dari data tabel di atas jumlah total dari nilai angket yaitu 1393 dan nilai
rata-rata raport siswa yaitu 46,43. Kemudian untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi antara nilai angket kebiasaan beribadah siswa dengan
prestasi belajar siswa maka penulis menggunakan rumus Product Moment
dengan memasukkan data-data yang diperoleh kedalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11
No X Y XY
Diketahui :
N = 30 ∑Y = 2245
∑ –∑ ∑
r
√ ∑ ∑ ∑ ∑
–
√
–
√
58
KD = r2 x 100%
= 0,282 x 100%
= 0,56 x 100%
= 5,6%
Hasil penelitian diatas diperoleh nilai koefisiensi korelasi rxy yaitu 0,28.
Jika diperhatikan maka indeks korelasi yang diperoleh bertanda searah, ini
berarti korelasi antara variabel X (kebiasaan beribadah) dan variabel Y (hasil
belajar siswa) terdapat hubungan yang searah, atau terdapat hubungan yang
positif antara kebiasaan beribadah siswa dengan hasil belajar siswa.
Kemudian nilai tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana yaitu dengan
memberikan interpretasi terhadap angka koefisien product moment.
59
Tabel 4.12
Apabila diperhatikan nilai rxy yang telah diperoleh yaitu dan ternyata
terletak antara 0,00 - 0,20. Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas, dapat
dijelaskan bahwa korelasi antara variabel X (kebiasaan beribadah siswa) dan
variabel Y (hasil belajar siswa) adalah tergolong korelasi yang lemah atau
rendah, sehingga dapat di interpretasikan bahwa antara kebiasaan beribadah
siswa dan hasil belajar siswa terdapat korelasi yang positif namun korelasi itu
adalah korelasi yang lemah (hubungan diantara variabel itu rendah atau
lemah).
Pada taraf signifikan 1% diketahui bahwa 0,28 < 0,463 (r hitung lebih
kecil daripada r tabel). Maka Ho juga diterima dan Ha ditolak. Berarti pada
taraf signifikasi 1% juga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
variabel X (kebiasaan beribada) dan variabel Y (hasil belajar siswa).
hasil belajar siswa di MTs. Qotrun Nada Depok merupakan korelasi positif
yang lemah atau bukanlah merupakan korelasi positif yang meyakinkan.
Jika melihat hasil interpretasi data diatas maka dapat diketahui bahwa
hubungan antara siswa yang terbiasa beribadah dengan hasil belajar yang
mereka dapat bukanlah hubungan positif yang meyakinkan.
Tabel 4.13
Memahami penjelasan guru tentang shalat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %
a. Selalu 27 90
b. Sering 2 6,7
1
c. Kadang-kadang 1 3,3
Jumlah 30 100
Pertanyaan : apakah anda memahami penjelasan yang diberikan oleh guru tentang
arti shalat ?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan persentase sebesar 3,3 %, responden
62
yang memilih jawaban “b” dengan persentase sebesar 6,7 % dan responden yang
memilih jawaban “a” dengan persentase sebesar 90 % termasuk katagori sangat
baik karena hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa selalu
memahami penjelasan yang diberikan oleh guru
Tabel 4.14
Mengerjakan shalat dalam sehari 5 waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %
a. Selalu 8 26,6
b. Sering 11 36,7
1
c. Kadang-kadang 11 36,7
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7 %,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 36,7 %, dan responden
yang memilih jawaban “a” dengan presentase 26,6 %, termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
mengerjakan shalat dalam 5 waktu.
Tabel 4.15
1 a. Selalu 11 36,7
63
b. Sering 12 40
c. Kadang-kadang 7 23,3
Jumlah 30 100
Pertanyaan : apakah anda merasa senang melakukan shalat sunnah tiap hari ?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 23,3 %,
responden yng memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 40 %, dan
responden yang memiliih jawaban “a” dengan presentase sebesar 36,7 %.
Termasuk katagori baik karena dari tabel di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa siswa sering dan senang melakukan shalat sunnah tiap hari.
Tabel 4.16
a. Selalu 17 56,7
b. Sering 7 23,3
1
c. Kadang-kadang 6 20
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “b‟ dengan presentase sebesar 0,0 %,
64
Tabel 4.17
a. Selalu 3 10
b. Sering 16 53,3
1
c. Kadang-kadang 11 36,7
d. Tidak pernah 0 0
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagia responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 0,10 %,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 53,3 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7 %, dan
responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%, termasuk
katagori kurang baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa siswa sering menunda-nunda wakatu shalat.
Tabel 4.18
a. Selalu 7 23,3
b. Sering 12 40
1
c. Kadang-kadang 11 36,7
Jumlah 30 100
Pertanyaan : apakah anda selalu mengerjakan shalat tanpa disuruh orang tua?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 40%, responden
yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
mengerjakan shalat tanpa disuruh orang tua.
Tabel 4.19
a. Selalu 7 23,3
b. Sering 13 43,3
1
c. Kadang-kadang 10 33.3
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang dijawab
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan persentase sebesar 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 43,3%,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 33,3%, dan
responden yang memilih “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk katagori
sangat baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa
siswa sering melihat yang dicontohkan orang tua.
Tabel 4.20
a. Selalu 17 56,7
b. Sering 7 23,3
1
c. Kadang-kadang 6 20
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terlihat dengan jelas dari pertanyaan
yang mereka jawab, sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan
presentase sebesar 56,7%, responden yang memilih jawaban “b” dengan
presentase sebesar 23,3%, responden yang memilih jawaban “c” dengan
presentase sebesar 20%, dan responden yang mimilih jawaban “d” dengan
presentase sebesar 0%. Termasuk katagori sangat baik karena dari hasil tabel di
atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa selalu memahami penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
67
Tabel 4.21
a. Selalu 8 26,7
b. Sering 11 36,7
1
c. Kadang-kadang 11 36,7
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaa yang di jawab
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 26,7%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 36,7%,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan
responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk
katagori sangat baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa siswa sering mengerjakan puasa pada bulan ramadhan.
Tabel 4.22
a. Selalu 27 90
1 b. Sering 2 6,7
c. Kadang-kadang 1 3,3
68
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 90%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 6,7%, responden
yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 3,3%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa selalu
mengerjakan puasa selalin bulan ramadhan.
Tabel 4.23
a. Selalu 3 10
b. Sering 16 53,3
1
c. Kadang-kadang 11 36,7
Jumlah 30 100
Pertanyaan : apakah anda suka membiasakan diri untuk mengerjakan puasa senin
kamis di rumah ?
Dari tabel di atas dapat diketahui dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawban “a” dengan presentase sebesar 10%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 53,3%,
69
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan
responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0%. Termasuk
katagori baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa
siswa sering melakukan puasa senin kamis di rumah.
Tabel 4.24
a. Selalu 11 36,7
b. Sering 12 40
1
c. Kadang-kadang 7 23,3
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 36,7%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 40%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 23,3%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
membantu orang tua di rumah.
Tabel 4.25
a. Selalu 7 23,3
b. Sering 13 43,3
1
c. Kadang-kadang 10 3,4
Jumlah 30 100
Pertanyaan : apakah anda suka membiasakan diri untuk menolong orang lain ?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 43,3%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 3,4%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
menolong orang lain.
Tabel 4.26
a. Selalu 8 26,6%
b. Sering 11 36,7%
1
c. Kadang-kadang 11 36,7%
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 26,6%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 36,7%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
berfikir positif terhadap orang lain.
Tabel 4.27
a. Selalu 7 23,3
b. Sering 12 40
1
c. Kadang-kadang 11 36,7
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 40%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
72
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dan pada penelitian ini, memang hasil belajar siswa tidaklah hanya sekedar
dari pengaruh terhadap kebiasaan beribadahnya. Akan tetapi terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhinya diantaranya keluarga, sekolah, dan lingkungan.
E. Keterbatasan Penelitian
Dari penelitian ini, penulis merasakan bahwa penelitian ini masih kurang dari
hasil yang lebih baik. Hal tersebut karena keterbatasan penelitian yang penulis
rasakan selama penelitian ini berlangsung. Keterbatasan penelitian itu diantara
lain:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
73
74
atau dengan kata lain terdapat hubungan yang sedang atau cukup
hubungan kebiasaan beribadah anak di rumah dengan hasil belajar akidah
akhlak di MTs. Qotrun Nada.
B. Implikasi
Dari hipotesis yang diajukan dan landasan teori, penelitian ini membuktikan
adanya hubungan antara kebiasaan beribadah siswa di rumah dengan hasil belajar
akidah akhlak, semakin bagus kebiasaan beribadah siswa maka akan semakin baik
pula hasil belajar siswa. Dan ini sekaligus membuktikan bahwa kebiasaan
beribadah siswa itu sangat penting terhadap hasil belajar siswa.
C. Saran –saran
Ritonga, A Rahman dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
1997.
Yusuf, Ali Anwar, Studi Agama Islam, Bandung:CV Pustaka Setia, cet 1, 2003.
75
76
Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana wakaf, 1995, cet 1.
No Responden :
Nama :
Hari, tanggal :
I. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan seksama dan jawablah
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, d yang
sesuai dengan pilihan anda.
b. Jawaban tidak memiliki nilai benar atau salah karena itu, mohon untuk
dijawab dengan sebenar-benarnya menurut kebiasaan sehari-hari.
c. Jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai yang anda peroleh.
d. Semua jawaban dijamin kerahasiaannya.
e. Saya sebagai peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda mengisi
kuesioner ini.
II. Biodata Siswa
a. Nama Lengkap : .......................................................................
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
c. Umur : ......... tahun
d. Agama : ........................................................................
e. Nama orang tua : ........................................................................
f. Pekerjaan orang tua : ........................................................................
PERTANYAAN KUESIONER
Pearson * ** * **
1 ,356 ,157 ,144 ,240 ,355 ,377 ,144 ,356 1,000 ,240 ,157 ,377 ,356 ,355 ,543
Skor Correlation
Jawaban A Sig. (2-tailed) ,053 ,408 ,448 ,201 ,054 ,040 ,448 ,053 ,000 ,201 ,408 ,040 ,053 ,054 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** **
,356 1 ,077 ,165 ,282 ,199 ,323 ,165 1,000 ,356 ,282 ,077 ,323 1,000 ,199 ,638
Skor Correlation
Jawaban B Sig. (2-tailed) ,053 ,684 ,385 ,131 ,291 ,082 ,385 ,000 ,053 ,131 ,684 ,082 ,000 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** * ** ** * **
,157 ,077 1 ,304 ,491 ,374 -,094 ,304 ,077 ,157 ,491 1,000 -,094 ,077 ,374 ,513
Skor Correlation
Jawaban C Sig. (2-tailed) ,408 ,684 ,102 ,006 ,042 ,622 ,102 ,684 ,408 ,006 ,000 ,622 ,684 ,042 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** **
,144 ,165 ,304 1 ,595 ,245 ,343 1,000 ,165 ,144 ,595 ,304 ,343 ,165 ,245 ,639
Skor Correlation
Jawaban D Sig. (2-tailed) ,448 ,385 ,102 ,001 ,191 ,064 ,000 ,385 ,448 ,001 ,102 ,064 ,385 ,191 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** ** ** ** ** **
,240 ,282 ,491 ,595 1 ,343 ,511 ,595 ,282 ,240 1,000 ,491 ,511 ,282 ,343 ,777
Skor Correlation
Jawaban E Sig. (2-tailed) ,201 ,131 ,006 ,001 ,064 ,004 ,001 ,131 ,201 ,000 ,006 ,004 ,131 ,064 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * * ** **
,355 ,199 ,374 ,245 ,343 1 ,211 ,245 ,199 ,355 ,343 ,374 ,211 ,199 1,000 ,609
Skor Correlation
Jawaban F Sig. (2-tailed) ,054 ,291 ,042 ,191 ,064 ,264 ,191 ,291 ,054 ,064 ,042 ,264 ,291 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * ** * ** ** **
,377 ,323 -,094 ,343 ,511 ,211 1 ,343 ,323 ,377 ,511 -,094 1,000 ,323 ,211 ,600
Skor Correlation
Jawaban G Sig. (2-tailed) ,040 ,082 ,622 ,064 ,004 ,264 ,064 ,082 ,040 ,004 ,622 ,000 ,082 ,264 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** **
,144 ,165 ,304 1,000 ,595 ,245 ,343 1 ,165 ,144 ,595 ,304 ,343 ,165 ,245 ,639
Skor Correlation
Jawaban H Sig. (2-tailed) ,448 ,385 ,102 ,000 ,001 ,191 ,064 ,385 ,448 ,001 ,102 ,064 ,385 ,191 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** **
,356 1,000 ,077 ,165 ,282 ,199 ,323 ,165 1 ,356 ,282 ,077 ,323 1,000 ,199 ,638
Skor Correlation
Jawaban I Sig. (2-tailed) ,053 ,000 ,684 ,385 ,131 ,291 ,082 ,385 ,053 ,131 ,684 ,082 ,000 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** * * **
1,000 ,356 ,157 ,144 ,240 ,355 ,377 ,144 ,356 1 ,240 ,157 ,377 ,356 ,355 ,543
Skor Correlation
Jawaban J Sig. (2-tailed) ,000 ,053 ,408 ,448 ,201 ,054 ,040 ,448 ,053 ,201 ,408 ,040 ,053 ,054 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** ** ** ** ** **
,240 ,282 ,491 ,595 1,000 ,343 ,511 ,595 ,282 ,240 1 ,491 ,511 ,282 ,343 ,777
Skor Correlation
Jawaban K Sig. (2-tailed) ,201 ,131 ,006 ,001 ,000 ,064 ,004 ,001 ,131 ,201 ,006 ,004 ,131 ,064 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** * ** * **
,157 ,077 1,000 ,304 ,491 ,374 -,094 ,304 ,077 ,157 ,491 1 -,094 ,077 ,374 ,513
Skor Correlation
Jawaban L Sig. (2-tailed) ,408 ,684 ,000 ,102 ,006 ,042 ,622 ,102 ,684 ,408 ,006 ,622 ,684 ,042 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * ** ** * ** **
,377 ,323 -,094 ,343 ,511 ,211 1,000 ,343 ,323 ,377 ,511 -,094 1 ,323 ,211 ,600
Skor Correlation
Jawaban M Sig. (2-tailed) ,040 ,082 ,622 ,064 ,004 ,264 ,000 ,064 ,082 ,040 ,004 ,622 ,082 ,264 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** **
,356 1,000 ,077 ,165 ,282 ,199 ,323 ,165 1,000 ,356 ,282 ,077 ,323 1 ,199 ,638
Skor Correlation
Jawaban N Sig. (2-tailed) ,053 ,000 ,684 ,385 ,131 ,291 ,082 ,385 ,000 ,053 ,131 ,684 ,082 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * ** * **
,355 ,199 ,374 ,245 ,343 1,000 ,211 ,245 ,199 ,355 ,343 ,374 ,211 ,199 1 ,609
Skor Correlation
Jawaban O Sig. (2-tailed) ,054 ,291 ,042 ,191 ,064 ,000 ,264 ,191 ,291 ,054 ,064 ,042 ,264 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,543 ,638 ,513 ,639 ,777 ,609 ,600 ,639 ,638 ,543 ,777 ,513 ,600 ,638 ,609 1
Correlation
Skor Total
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A. Profil Umum Pondok Pesantren Qotrun Nada
Cipayung jaya – Pancoranmas, Depok, Jawa Barat. Awalnya Qotrun nada hanyala
sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan masyarakat Cipayung untuk
kegiatan mengajarkan Al- Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis
Ta’lim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya, sampe
akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat pada tahun 1995 mulailah diadakan
penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar
jam sekolah atau pada bahasa masyarakat Cipayung adalah santri kalong.
Karena peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali
santri agar pengajian yang selama ini diadakan agar lebih dimaksimalkan lagi, maka
pada saat itulah para santri diwajibkan bermukim di Majlis Ta’lim, khusus putra
bermukim disebelah kediaman kyai, yaitu Al- Walid H. Marzuki karena pada waktu
itu belum tersedia tempat yang memadai untuk dijadikan tempat bermukim bagi para
santri.
Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September
1996 dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan
sejak itu pula Majlis Ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang merupakan
guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad zaini dengan nama ‘ QOTRUN
Tepat pada tahun 1997 secara resmi penerimaan santri baru dengan jumlah santri
yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim
atas do’a para muslimin sekalian dan hingga saat ini pula kami telah memiliki sekitar
Program yang dikembangkan oleh pondok pesantren Qotrun nada adalah program
terpadu yaitu panduan belajar selama enam tahun yang meliputi Madrasah
Nada ini juga membuka program pendidikan yang agak singkat melalui program
Takhassus /Intensif yang setingkat dengan aliyah yaitu hanya tiga tahun bagi lulusan
Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) atau SLTP ysng ingin melanjutkan studinya dipondok
Upaya pengembangan pondok pesantren tidak cukup jika hanya dari banyaknya
prestasi saja, tapi juga jasa dari pengasuh dan pimpinan yang senantiasa selalu
mengenal lebih dekat tentang apa itu sebuah pondok pesantren dan bagaimana cara
nantinya. Selain itu juga ada kegiatan akhir tahun yang dilaksanakan oleh para calon
atau yang biasa disebut dengan PPM ( Praktek Pengabdian Masyarakat ) hasil dari
yang menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut dan Alhamdulillah semuanya yang
dilakukan oleh para santri kami semuanya dapat mereka terima dan dipandang dengan
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam suatu
kelompok yang berkarja sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Susunan ini
yangb jelas antar individun yang satu dengan yang lainnya. Adapun struktur
STRUKTUR ORGANISASI
Sebelum menentukan tujuan, sebuah organisasi atau lembaga harus terlebih dahulu
menetapkan visi dan misi lembaga atau organisasi, menyajikan kerangka kerja yang
menuntun suatu nilai kepercayaan struktur organisasi, pernyataan visi dan misi suatu
organisasi dan pemahaman terhadap arah yang dituju oleh organisasi tersebut.
Visi adalah suatu pernyataan yang relatif singkattentang inspirasi atau arah
organisasi yang akan datang. Sedangkan misi adalah tujuan yang paling hakiki dan
mempunyai nilai yang paling tinggi dalam kehidupan manusia maupun organisasi
(melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang
lebih baik)
Untuk melaksanakan visi di atas, Pondok Pesantren Qotrun Nada mempunyai misi
sebagai berikut :
4. Tujuan
Tujuan adalah akhir dari segala aktifitas atau kegiatan oleh sebab itu. Setiap orang
lebih terarah.
3. Dan mempererat tali silaturahmi wantara warga sekitar dengan para santri dan
Adapun program kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada sudah
disusun seperti :
1. Kegiatan Harian
a. Pengajain rutin yang dilaksanakan olaeh santri Qotrun Nada setiap ba’da
2. Kegiatan Mingguan
3. Kegiatan Bulanan
pada awal bulan, tepatnya pada hari munggu, Diadakannya kegiatan pengajian ini,
selain untuk menambah Ilmu Agama tapi juga salah satunya untuk mempererat tali
b. Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, yang dihadiri oleh para tokoh agama
d. Perayaan 1 Muharram.