Anda di halaman 1dari 119

HUBUNGAN BERIBADAH ANAK DIRUMAH

TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK DI


MTs. QOTRUN NADA DEPOK
Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Syahril Aziz

109011000170

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ABSTRAK

SYAHRIL AZIZ (109011000170), “Hubungan Beribadah Siswa di Rumah


Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MTs. Qotrun Nada Depok”.
Kata Kunci: Beribadah Siswa di Rumah, Hasil Belajar Akidah Akhlak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebiasaan belajar
terhadap hasil belajar Siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlak, seberapa besar
kontribusi yang diberikan dan apakah dengan adanya kebiasaan beribadah ini
hasil belajar Siswa menjadi lebih optimal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode penelitian korelasi. Yaitu dengan melakukan teknik
pengumpulan data dan analisis data meliputi: observasi, soal angket. Obyek
penelitian disini ialah siswa kelas VIII di MTs. Qotrun Nada.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, soal angket, dan
setelah melakukan analisis data dapat disimpulkan bahwa kebiasaan beribadah
hasil belajar Siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di MTs. Qotrun Nada
Depok yakni hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya meskipun masih ada
beberapa Siswa yang hasil belajarnya masih rendah.

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya
yang telah mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak
sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari
penulis sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.d, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bahrissalim, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Sapiudin Shidiq, M.A. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Ahmad Ghalib, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada
peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.
6. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

iv
7. Drs. H. Bahruddin Marzuki, sebagai Kepala MTs sekaligus guru bidang
studi Akidah Akhlak MTs, Qotrun Nada beserta staf yang telah membantu
proses penelitian serta memberikan data-data yang diperlukan peneliti.
8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis
selama penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.
9. Untuk kedua orang tua tercinta yang tiada henti-hentinya mengucurkan
semua pengorbanan baik materi, semangat, dan yang terpenting do’a.
Semoga beliau selalu diberkahkan hidupnya.
10. Untuk yang tersayang Nazliyah Intan Sari yang dengan penuh kasih
sayang selalu memberikan kesadaran pentingnya arti kesungguh-
sungguhan, Ahmad Fauzi kakak yang membantu secara materil, ibenk,
Abd. Rojak, Muflihah, Uvi Silvia, Siti Maryam teman-teman yang tiada
henti memberikan semangat, dan selalu mendo’akan penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Jakarta.
11. Untuk teman-teman PAI E 2009 tercinta, yang selalu mengobarkan api
semangat dalam keputusasaan penulis dan telah memberikan bantuan baik
langsung maupun tidak langsung dengan penuh toleransi ikut serta
memberikan sumbangan yang amat berharga dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan terima
kasih penulis, semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka, dan
akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti
dan umumnya kepada pembaca.

Jakarta, 24 November 2013

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... ii
ABSTRAKSI ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN .................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


6
B. Pembatasan Masalah ...................................................................
6
C. Perumusan Masalah .................................................................... 6
7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................

E. Kegunaan Penelitian Penelitian ..................................................

BAB II Landasan Teori

A. Beribadah ................................................................................ 8
10
1. Pengertian Ibadah ...................................................................
10
2. Tujuan Ibadah ......................................................................... 11
13
1. Macam-macam Ibadah ...........................................................
16
2. Waktu-waktu beribadah ......................................................... 16
16
3. Hikmah beribadah...................................................................
20
24

vi
B. Hasil Belajar ........................................................................... 26
26
1. Pengertian Hasil Belajar .........................................................
27
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .......................... 27
27
3. Indikator Prestasi Belajar ........................................................
28
C. Pengertian Akidah Akhlak .......................................................... 29
30
1. Pengertian Akidah ..................................................................
32
2. Fungsi dan Peranan Akidah ....................................................

3. Pokok Bahasan Akidah ...........................................................

4. Pengertian Akhlak ..................................................................

5. Ruang Lingkup Akidah Akhlak ..............................................

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................

E. Kerangka Berfikir .......................................................................

F. Hipotesis Penelitian ....................................................................

BAB III Metodologi Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33


33
B. Metode Penelitian .......................................................................
33
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 34
35
D. Tekhnik Pengumpulan Data ........................................................
37
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 39

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...........................

vii
G. Hipotesis Statistik .......................................................................

BAB IV Hasil Penelitian

A. Deskripsi Data ............................................................................. 40


49
B. Uji Instrumen Penelitian dan Uji Prasyarat Analisis ..................
51
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ........... 58
72
D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................

E. Keterbatasan Penelitian ...............................................................

BAB 5 Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................. 73
74
B. Implikasi ......................................................................................
74
C. Saran ............................................................................................

Daftar Pustaka 75

Lampiran

viii
DAFTAR TABEL
No Tabel Nama Tabel Halaman

2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi 25

3.1 Penentuan Sample Siswa 34

4.1 Rekapitulasi Variabel X 41

4.2 Deskripsi Data Kebiasaan Beribadah (Variabel X) 42

4.3 Nilai Rapot Akidah Akhlak kelas VIII 44

4.4 Deskripsi Data Rata-rata Nilai Raport Siswa 46


(Variabel Y)

4.5 Hasil Penskoran Dan Pengumpulan Data Tentang 47


Kebiasaan Beribadah Siswa dan Hasil Belajar

4.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Ibadah Siswa 50

4.7 Hasil Uji Realibilitas menggunakan SPSS 20 51

4.8 Hasil Uji Normalitas Kebiasaan beribadah siswa 52

4.9 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa MTs. 52


Qotrun Nada

4.10 Nilai Angket dan Nilai Rata-rata Raport Siswa 53

4.11 Jumlah Variabel X dan Variabel Y 55

4.12 Interpretasi r Product Moment 59

4.13 Memahami penjelasan guru tentang shalat 61

4.14 Mengerjakan shalat dalam sehari 5 waktu 62

4.15 Merasa senang dengan melakukan shalat sunnah 62

ix
tiap hari

4.16 Siswa berusaha mengerjakan shalat tepat pada 63


waktunya

4.17 Menunda-nunda waktu shalat 64

4.18 Mengerjakan shalat tanpa disuruh orang tua 64

4.19 Contoh orang tua untuk mengerjakan shalat tepat 65


waktu

4.20 Memahami penjelasan oleh guru tentang puasa 66

4.21 Mengerjakan puasa pada bulan ramadhan 67

4.22 Mengerjakan puasa selain puasa ramadhan 67

4.23 Kebiasaan untuk mengerjakan puasa senin kamis 68

4.24 Kebiasaan membantu orang tua di rumah 69

4.25 Kebiasaan menolong orang lain 69

4.26 Kebiasaan berfikir posotif terhadap orang lain 70

4.27 Memperhatikan pelajaran yang diberikan kepada 71


guru tentang beribadah

x
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Nomor Gambar Nomor Gambar Halaman

Gambar 4.1 Histogram kebiasaan beribadah 43


siswa

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar yang 47


Diperoleh Siswa

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 3. Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4: Surat Pernyataan Jurusan
Lampiran 5: Kuesioner Penelitian
Lampiran 6: Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A
Lampiran 7: Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B
Lampiran 8: Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C
Lampiran 9: Hasil Perhitungan SPSS 20
Lampiran 10: Profil Sekolah
Lampiran 11: Uji Refrensi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya Ibadah adalah pengabdian, penyembahan, ketaatan,


merendahkan diri, doa, secara Ibadah berarti perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang sebagai usaha menghubungkan dan mendekatkan dirinya kepada Allah
sebagai Tuhan yang disembah. Seperti yang telah di yakini oleh umat Islam
bahwa tidak ada satupun di antara ciptaan Allah hampa dari nilai-nilai kebaikan
atau hikmah.

Namun untuk memperoleh hikmah tersebut, sangat bergantung pada ilmu


pengetahuan manusia yang dimilikinya. Al-quran menggambarkan bahwa dari
Ibadah yang dilakukan akan menimbulkan kemaslahatan, seperti hikmah puasa
adalah agar mencapai derajat taqwa bagi pelakunya. Begitu juga dengan hikmah-
hikmah Ibadah-ibadah lainnya, secara umum untuk mencapai taqwa agar
memperoleh ridho Allah SWT.

Anak adalah anugrah terindah yang diberikan oleh Allah SWT. Setiap orang
ingin memiliki anak. Dalam kehidupan rumah tangga apabila dalam keluarga kecil
tersebut tidak didapati seorang anak kehidupan rumah tangga tersebut akan sunyi
senyap dan tanpa ada kebahagiaan. Sehingga, anak memiliki peran penting dalam
kehidupan keluarga, baik dalam lingkup bernegara, berbangsa dan beragama.

Anak memiliki fungsi yang sangat besar yaitu sebagai generasi penerus pada
era yang akan datang nantinya, itu salah satunya. Sehubungan dengan hal tersebut
anak harus dilatih, diasuh, dibina dan dididik dengan baik dan benar, agar kelak

1
2

mampu menjadi anak yang soleh atau solehah, berbudi pekerti luhur, dan
mempunyai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.1

Dan untuk itu masalah kebiasaan menjadi perhatian bagi setiap pembina,
baik dia orang tua maupun unsur pemerintah yang disebut pejabat beserta
jajarannya. Semua pembina mengharapkan agar setiap Siswa mempunyai
kebiasaan, kebiasaan pribadi meningkatkan ketekunan serta memperbesar
kemungkinan Siswa untuk berkreasi dan berprestasi.

Dalam kegiatan sehari-hari mendidik dan mengasuh anak, sering kali


berhadapan dengan berbagai prilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan
pendidik. Oleh karena itu, sering timbul dalam pemikiran untuk “membiasakan”
anak. Ada berbagai pandangan di dalam permasalahan kebiasaan, perbedaan
pandangan kebiasaan itu ada yang masih berpijak kepada pandangan lama dan
pandangan baru. Pandangan lama tentang kebiasaan berpendapat bahwa untuk
membiasakan anak pendidik berusaha untuk mencegah perbuatan yang tidak
diinginkan. Sebaliknya, pandangan baru mengenai kebiasaan adalah membantu
anak dalam rasa perasaan dan perbuatan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Dr. H. Hamzah Ya‟qub didalam bukunya”Etika Islam” bahwa “Orang yang sudah
menerima sesuatu pekerjaan menjadi kebiasaan atau adat dalam dirinya, maka
pekerjaan itu sukar ditinggalkan karena berakar kuat dalam pribadinya”.2

Dengan pola kebiasaan dapat menyadarkan anak bahwa anak harus mengubah
dan mengendalikan segi-segi yang tidak baik dari tingkah lakunya. Dengan
demikian, disiplin yang disodorkan dan dibebankan oleh pendidik, lambat laun
akan tertanam dalam lubuk hati anak.

Sesungguhnya hambatan dalam dunia pendidikan sekarang ini, di antaranya


adalah kesadaran inisiatif Siswa dalam tanggung jawabnya terhadap kebiasaannya
di sekolah. Hal ini memberi perhatian kepada pendidik untuk selalu memberikan
1
Ana Rizki Saputri, Pendidikan untuk anak pre natal dan anak usia dini dengan cara
islami, Jurnal Ilmiah, http://anariezqysaputry.blogspot.com/2012/06/artikel-jurnal-ilmiah.html,
Jum‟at 15 September 2013, 10:55.
2
Hamzah ya‟qub, Etika Islam pembinaan akhlaqulkarimah, (Bandung: CV.
DIPONEGORO, 1996), cetakan VII, h. 62.
3

keteladanan kepada para Siswanya. Sebagaimana dikemukakan oleh H. Hamzah


Ya‟qub didalam bukunya”Etika Islam” bahwa : “Segala pekerjaan yang berat bagi
orang lain, menjadi mudah bagi seseorang karena sudah terbiasa. Pribahasa
mengungkapkan: “Kalah kepintaran dari kebiasaan” dan “Alah bisa karena
biasa”.3

Dengan demikian kebiasaan yang tertanam dari dalam diri Siswa akan
membawa Siswa menuju kepada perubahaan sikap yang lebih baik, serta
menjadikan Siswa untuk selalu percaya diri dan mempunyai keyakinan yang kuat
akan ajaran agama yang sesungguhnya, sehingga prilaku yang akan nampak
adalah terbinanya kesadaran hidup yang mandiri, penuh rasa tanggung jawab, dan
disiplin dalam tingkah lakunya serta dalam agamanya. Dan sebaliknya, jika Siswa
selalu dihadapkan oleh masalah dalam hidupnya, rasa bimbang dalam beribadah
tidak mustahil akan membuat mereka lalai bahkan ragu dalam beragama. Perasaan
seperti itulah yang akan muncul dalam hasil belajar akidah akhlak Siswa di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Zakiyah Darajat dalam bukunya
”problema Remaja di Indonesia” bahwa: “ Sesungguhnya masalah kepercayaan
adalah persoalan pertama dari agama yang dihadapi para remaja umumnya, karena
masa remaja adalah masa pertarungan antara ragu dan percaya, sehingga remaja
terombang-ambing antara kedua sumbu ini. Maka dia membutuhkan kepercayaan
kepada Allah sebagai penolong moral yang meluruskan kelakuannya”.4

Hasil belajar dimaksudkan terutama dalam hal yang bersifat kognitif yang
meliputi kualitas pengetahuan Siswa dan kuantitas nilai raport. Namun tidak
terlepas dari itu, nilai afektif dan psikimotorik Siswa juga termasuk ruang lingkup
hasil belajar, namun bersifat relatif, tergantung dengan kondisi kejiwaan dan
lingkung sosial Siswa.

Secara objektif hasil belajar adalah adanya perubahan dalam kemampuan dan
tingkah laku, dimana perubahan itu mengarah pada perubahan yang lebih baik.

3
Ibid, h.64
4
.Zakiyah Dradjat, Problem Remaja di Indonesia, (Jakarta:Bulan Bintang, 1978), cetakan
ketiga, h. 104.
4

Jadi Siswa dianggap berhasil dalam pembelajaran agama Islam, manakala hasil
belajarnya menunjukkan kemajuan dalam bentuk nilai dan perubahan sikap.

Ketidak biasaan Siswa beragama akan selalu ada apabila tidak ada peran para
pendidik menjadi teladan bagi kehidupan Siswa. Pendidik mempunyai kewajiban
untuk memerintahkan anak dalam melalukan sholat.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah QS. At-Tahrim : 6

        

         

   

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim : 6)

Dari sumber di atas menerangkan peranan orang tua terhadap anaknya dalam
membiasakan melaksanakan peribadatan maka pendidik berperan dalam
mengarahkan anak untuk kebiasan dalam melaksankan shalat. Karena jika anak
telah dibiasakan dalam shalatnya, maka segala aktivitasnya yang dilakukannya
akan membawa kepada sikap yang teatur dan terarah.

Dan Ibadah tidak terlepas dari pemahaman terhadap pengertian itu sendiri.
Oleh sebab itu Ibadah mencakup semua bentuk cinta dan kerelaan kepada Allah
SWT, baik dalam perkataan dan perbuatan, lahir, batin. Maka yang termasuk ke
dalam hal ini adalah shalat, zakat, puasa, haji, benar dalam berbicara, menjalankan
amanah, berbuat baik kepada orang tua, menghubungkan silaturrahmi, memenuhi
janji, amar ma‟ruf, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin dan ibn
5

sabil, berdoa, berzikir, membaca Al-Qur‟an, ikhlas, sabar, syukur, rela menerima
ketentuan Allah SWT, tawakal, raja, khauf (takut terhadap azab), dan sebagainya.

Lebih khusus lagi Ibadah dapat diklasifikasikan menjadi Ibadah umum dan
Ibadah khusus. Ibadah umum mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, yaitu
mencakup segala amal kebajikan yang dilakukan dengan niat ikhlas dan sulit
untuk mengemukakan sistematiknya. Tetapi Ibadah khusus ditentukan oleh
syara‟(nash) bentuk dan caranya. Oleh karena itu dapat di kemukakan
sistematikanya secara garis besar berikut: Shalat, puasa, zakat.

Dan dalam pendidikan keluarga juga beperan penting dapat dilihat bahwa
pengaruh pertama yang diterima oleh seorang anak dalam hidupnya, ialah
pengaruh sosok-sosok yang berada di sekelilingnya. Di lingkungan rumah
mereka, adalah ayah dan keluarganya. Untuk lebih menjelaskan betapa pentingnya
pendidikan keluarga itu bagi tiap-tiap anak yang nantinya akan terjun ke dalam
masyarakat. Di dalam keluarga anak dididik untuk dapat memahami mana yang
baik dan yang buruk dan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan membiasakan
perilaku yang baik dan sopan satun.

Dan dalam pendidikan juga mempunyai alat pendidikan yaitu adalah


pembiasaan, pembiasaan yang dimaksud adalah salah satu alat pendidikan yang
penting, terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Anak-anak kecil belum
mengerti apa yang dikatakan baik dan apa yang dikatakan buruk dalam arti susila.
Juga anak kecil belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan
seperti pada orang dewasa tetapi hak mereka sudah mempunyainya, seperti hak
dipelihara, hak mendapat perlindungan, dan hak mendapat pendidikan. Anak
kecil belum kuat ingatannya, ia lekas melupakan apa yang sudah dan baru terjadi.
Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru, yang lain,
yang disukainya.

Karena itu sebagai pemulaan pembiasaan merupakan alat pendidikan. Sejak


dilahirkan anak-anak harus dilatih kepada kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-
perbuatan yang baik, seperti dimandikan dan ditidurkan pada waktu tertentu,
6

diberikan makan dengan teratur, dan sebagainya. Menjadi besar kebiasaan-


kebiasaan yang baik itu harus tetap diberikan dan dilaksanakan, seperti tidur dan
bangun pada waktu yang teratur, demikian pula makan, mandi, bermain-main,
berbicara, belajar, berkerja, dan sebagainya.

Dan banyak hal-hal yang dapat dijadikan contoh misalnya: shalat apabila
anak dibiasakan dari kecil shalat maka ia akan terbiasa melakukannya maka di
sekolah maupun di rumah sudah terbiasa dan secara tidak langsung dengan
kebiasaan melakukan ibadah anak akan paham pengertian dari ibadah tersebut
seperti shalat ada rukun, syarat dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melaksanakan penelitian


dengan judul “ HUBUNGAN BERIBADAH SISWA DI RUMAH
TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK DI MTS QOTRUN
NADA DEPOK”

B. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan masalah secara jelas agar tidak terlalu luas ruang
lingkupnya maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Adakah dampak aktif beribadah di rumah dengan hasil belajar di sekolah


terutama pada mata pelajaran dan aqidah akhlak.
C. Perumusan

Berdasarkan pembatasan diatas, maka masalah yang dapat penulis rumus kan
adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kebiasaan Ibadah Siswa di rumah ?


2. Bagaimana hasil belajar Siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs
Qotrun Nada Depok?
3. Bagaimana hubungan beribadah Siswa di rumah dengan hasil belajar
akidah akhlak di MTs Qotrun Nada?
D. Tujuan Penelitian
7

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang


hubungan beribadah Siswa di rumah terhadap hasil belajar akidah akhlak di Mts
Qotrun Nada. Adapun sasaran yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui beribadah Siswa anak di rumah


2. Untuk mengetahui hasil belajar Siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak
di Mts Qotrun Nada.
3. Untuk mengetahui hubungan antara beribadah Siswa di rumah terhadap
hasil belajar dan akidah akhlak di MTs Qotrun Nada.
E. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang berguna:

1. Untuk memberikan sumbangan pokok-pokok pikiran semaksimal


mungkin sesuai kemampuan penulis dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Agama di Mts Qotrun Nada khususnya dan di sekolah lain
umumnya.
2. Untuk memberikan gambaran pentingnya menanamkan beribadah,
terutama bagi pelajar agar hasil belajar mereka mengalami peningkatan.
3. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
dalam bidang bidang sama.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Beribadah
1. Pengertian Ibadah

Kata “Ibadah” yang berasal dari bahasa arab telah menjadi bahasa
Melayu yang terpakai dan di pahami secara baik oleh orang-orang yang
menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia. Ibadah dalam istilah bahasa
Arab di artikan dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh, mengesakan dan
merendahkan diri. Dalam istilah Melayu di artikan: perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada Allah yang di dasari ketaatan untuk mengerjakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.5

Ibadah adalah bahasa Arab yang secara etimologi yang berarti taat,
patuh, merendahkan diri dan hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna
yang berdekatan. “Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina
di hadapan yang di sembah di sebut abid (yang beribadah)”.6

Profesor TM Hasbi Ashshidiqi, dalam kitab kuliah Ibadah membagi arti


Ibadah dalam dua arti, arti menurut bahasa dan arti menurut istilah.

a. Ibadah dari segi bahasa berarti: taat, menurut, mengikuti dan


sebagainya. Juga Ibadah di gunakan dalam arti doa penggunaan kata
Ibadah dalam arti taat dan sebagainya, tersebut dalam Al-Quran
Surat Yasin Ayat 60

5
Amir Syarifuddin, Garis-garis besar fiqih, (Jakarta: prenada media, 2003), h. 17
6
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),
h. 1

8
9

             

 

Artinya: “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam


supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi kamu", 7 (Q.S. Yasin:60)

b. Penggunaan Ibadah dalam arti doa ialah tersebut dalam Al-Quran


surat Al-Mu‟min ayat 60

          

   

Artinya: “dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan


Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina
dina".8 (Q.S. Al-Mu‟min : 60)

c. Ibadah menurut istilah ahli tauhid, Ibadah berarti meng-Esakan


Allah, mentakzimkannya dengan sepenuh-penuhnya takzhim serta
menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepadaNya.
d. Ahli fiqih mengartikan Ibadah dengan apa yang di kerjakan untuk
mendapatkan keridhaan Allah dan mengharapkan pahala-Nya di
akhirat.

Moh.Rifai berpendapat bahwa Ibadah memiliki dua arti yaitu:

a. Ibadah dalam arti Ibadah semata-mata ialah ketundukan jiwa


seseorang yang menumbuhkan mengetuk hati nurani, karena cinta

7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Jaya
Sakti, 1998), hal. 452
8
Ibid, hal. 574
10

kepada yang berhak disembah dan berkeyakinan bahwa


sesungguhnya di alam semesta ini ada penguasa yang tidak dapat di
jangkau oleh akal pikiran manusia, yaitu Allah.
b. Ibadah dalam arti luas ialah segala macam perbuatan dan ucapan
yang di niatkan karena Allah. Misalnya: membaca bismillah, istigfar,
shalawat, tasbih mengajak orang lain mengaji, berdakwah dan
ucapan-ucapan baik lainnya yang di niatkan karena Allah.
2. Tujuan Ibadah

Ibadah mempunyai tujuan pokok dan tujuan tambahan. Tujuan pokoknya


adalah mengahadapkan diri kepada Allah yang Maha Esa dan
mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan adanya
tujuan seseorang akan mencapai derajat yang tinggi diakhirat. Sedangkan
tujuan tambahan adalah agar terciptanya kemaslahatan diri manusia dan
terwujudnya usaha yang baik. Shalat umpamanya, di syariatkan pada
dasarnya bertujuan untuk menundukkan diri kepada Allah dengan ikhlas,
mengingatkan diri dengan berdzikir.9 Sedangkan tujuan tambahannya antara
lain adalah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan munkar,
sebagaimana di pahami dari firman Allah dalam Al-Quran surat 29 ayat 45.

           

            

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” .10

9
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),
h. 9.
10
Departemen Agama Republik Indonesia, op, cit. h. 258
11

Karena manusia di ciptakan oleh Allah bukan untuk sekedar untuk hidup
di dunia ini kemudian mati tanpa pertanggung jawaban, tetapi manusia di
ciptakan oleh Allah hidup di dunia untuk beribadah.11 Hal ini dapat di pahami
dari firman Allah surat Adz-dzariyat ayat 56.

      

Artiinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-dzariyat : 56)

Karena Allah Maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar


manusia terjaga hidupnya, taqwa, di beri kewajiban Ibadah. Tegasnya
manusia di wajibkan beribadah, agar manusia itu mencapai ketaqwaan.

3. Macam-macam Ibadah

Menurut Ali Anwar Yusuf, M.Si yang berkaitan dengan ulama fiqih itu
membagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Ibadah mahdhah adalah Ibadah yang mengandung hubungan dengan


Allah semata-mata. Ciri-ciri Ibadah ini adalah semua ketentuan dari
aturan pelaksanaannya telah di tetapkan secara rinci melalui
penjelasan-penjelasan Al-Qur‟an atau Sunnah.
b. Ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah yang tidak hanya sekadar
menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi juga menyangkut
hubungan sesama mahluk, atau di samping hubungan sesama
makhluk tidak terbatas pada hubungan antar manusia, tetapi juga
hubungan manusia dengan lingkungan, seperti dinyatakan dalam Al-
Qur‟an:
“ janganlah kamu sekalian berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah
memperbaikinya”.( Q. S. Al-A‟raf ayat 56).

11
Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana wakaf, 1995, cet 1), h. 5
12

c. Ibadah Dzil- wajhain, yaitu ibadah yang memiliki dua sifat


sekaligus, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah
maksudnya adalah sebagian dari maksud dan tujuannya
pensyariatannya dapat diketahui dan sebagian tidak dapat diketahui,
seperti nikah dan adanya‟ iddah dalam talak nikah.12
Dan Zakiah Daradjat berpendapat bahwa macam-macam ibadah
ditentukan dari pembagiannya.
a. Pembagian ibadah didasarkan pada umum dan khususnya, maka ada
dua macam, yakni ibadah khashah dan ibadah „ammah.
- Ibadah khashah adalah ibadah yang ketetuannya telah ditetapkan
oleh nash, seperti: shalat, zakat, puasa, haji.
- Ibadah „ammah ialah semua pertanyaan baik, yang dilakukan
dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah, seperti
makan dan minum, bekerja dan lain sebagainya dengan niat
melaksanakan perbuatan itu untuk menjaga badan jasmaniyah
dalam rangka agar dapat beribadah kepada Allah.13
b. Pembagian ibadah dari segi hal-hal yang bertalian dengan
pelaksanaannya, dibagi menjadi 3 macam:
- Ibadah jasmaniyah ruhiyah, seperti shalat dan puasa.
- Ibadah ruhiyah dan amaliyah, seperti zakat.
- Ibadah jasmaniyah ruhiyah dan ruhiyah dan amaliyah, seperti
mengerjakan ibadah haji.
c. Pembagian ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau
masyarakat, maka dibagi dua:
- Ibadah fardu, seperti shalat dan puasa
- Ibadah ijtima‟i, seperti zakat dan haji
d. Pembagian ibadah dari segi dan bentuknya

12
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung:CV Pustaka setia, 2003, cet 1), h. 146.
13
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 3.
13

- Ibadah yang berupa perkataan atau ucapan lidah seperti


membaca doa, membaca Al-Qur‟an, membaca zikir, membaca
tahmid, dan mendoakan orang bersin.
- Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya
seperti menolong orang lain, berjihad, membela diri dari
gangguan, takhizul janazah.
- Ibadah yang berupa perkerjaan yang tertentu bentuknya meliputi
perkataan dan perbuatan seperti, shalat, zakat, puasa, haji.
- Ibadah yang pelaksanaannya menahan diri seperti, ihram, puasa,
itikaf.
- Ibadah yang sifatnya mengugurkan hak, seperti membebaskan
hutang, memaafkan hutang yang bersalah.14

Dan jika dilihat dari beberapa bagian ibadah memiliki banyak bagian
yang meliputi rohani dan jasmani dalam beribadah tetapi dari berbagai bagian
hanya sebagian yang dapat dimengarti. Oleh karena itu makna ibadah yang
harus kita pahami karena klo arti dari ibadah dipahami maka sudah mencakup
hal-hal yang bersifat baik.

4. Waktu- waktu beribadah

Menurut sebagian pendapat bahwa apabila ditinjau dari segi sifat, waktu,
keadaan dan hukumnya, ibadah terbagi menjadi 15 bagian yaitu:

a. Muadda, yaitu ibadah yang dikerjakan dalam waktu yang ditetapkan


syara‟. Ibadah ini disebut dengan ibadah tunai (ada).
b. Maqdhi, yaitu ibadah yang dikerjakan sesudah keluar waktu yang
ditentukan syara. Ibadah ini bersifat sebagai pengganti yang
tertinggal, baik karena sengaja atau tidak, seperti tertinggal karena
sakit atau sedang dalam perjalanan. Pelaksanaan ibadah ini disebut
dengan qadha.

14
Ibid., h. 4.
14

c. Mudad, yaitu ibadah yang diulang sekali lagi dalam waktunya untuk
menambah kesempurnaan, misalnya melaksanakan shalat berjamaah
dalam waktu yang ditentukan setelah melaksanakannya secara
sendirian pada waktu yang sama.
d. Muthlaq, yaitu ibadah yang tidak dikaitkan waktunya oleh syara
dengan sesuatu waktu yang terbatas, seperti membayar kafarat
sebagai hukuman bagi pelanggar sumpah.
e. Muakkot, yaitu ibadah yang dikaitkan oleh syara‟ dengan waktu
yang tertentu dan terbatas, seperti shalat pada waktu shubuh, dzuhur,
ashar, maghrib, dan isya. Termasuk juga puasa pada bulan
ramadhan.
f. Muassa‟, yaitu ibadah yang lebih luas waktunya dari yang
diperlukan untuk melaksanakan kewajiban yang dituntut pada waktu
itu, seperti shalat lima waktu. Seorang yang shalat diberikan
kepadanya hak mengerjakan shalatnya diawal waktu, dipertengahan
dan diakhirnya asal selesai dikerjakan sebelum berakhir waktunya.
Dalam jangka waktu itu boleh dikerjakan shalat sunnat.
g. Mudhayyaq, yaitu ibadah yang waktunya sebanyak atau sepanjang
fardhu yang difardhukan pada waktu itu, seperti puasa. Dalam bulan
ramadhan, hanya dikhusukan untuk puasa wajib dan tidak boleh
dikerjakan puasa yang lain pada waktu itu seperti puasan sunnat,
nadzar dan lain-lain.
h. Dzusyabhain, yaitu ibadah yang mempunyai persamaan dengan
mudhayyaq dan mempunyai persamaan pula dengan muassa‟, seperti
ibadah haji. Dari segi pelaksanaanya, ibadah haji menyerupai
mudayyaq, karena hanya diwajibkan sekali dalam setahum, dan dari
segi berlanjutan bulan-bulan haji itu menyerupai muassa‟
i. Muayyam, yaitu ibadah tertentu dituntut oleh syara‟ misalnya Allah
SWT memerintahkan shalat maka mukallaf wajib melaksanakan
shalat yang diperintahkam itu, tidak adalah ibadah lain yang dapat
dipilih sebagai gantinya.
15

j. Mukhayyar, yaitu ibadah yang boleh dipilih salah satu dari yang
diperintahkan. Seperti, kebolehan memilih antara ber-istinja‟ dengan
air dan ber-istinja dengan batu. Atau memilih kaffarat sumpah yang
terdiri dari memberi makan fakir miskin, memberi pakaian mereka
atau memerdekakan hamba sahaya (QS 5:89)

         

         

             

           

    

“Artinya Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang


tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu,
ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa
kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka
atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan
yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu
adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu
langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)”.

k. Muhaddad, yaitu ibadah yang dibatasi kadarnya oleh syara‟, seperti


shalat fardhu dan zakat.
16

l. Goiru Muhaddad, yaitu ibadah yang tidak dibatasi kadarnya oleh


syara‟, seperti mengeluarkan harta dijalan Allah SWT.
m. Murratab, yaitu ibadah yang harus dikerjakan secara tertib.
n. Ma yaqbal al-takhyir wa la yaqbal al-taqdim, yaitu ibadah yang
dapat dilambatkan dan tidak dapat didahulukan dari waktunya,
seperti shalat dzuhur, magrib, dan puasa.
o. Ma yaqbal al-taqdim wa la yaqbal attakhir, yaitu ibadah yang boleh
didahulukan dari waktunya, tetapi tidak boleh ditunda dari
waktunya, seperti shalat ashar dan isya. Shalat ashar bisa
didahulukan waktunya ke waktu dzuhur tetapi tidak boleh
ditakhirkan ke waktu maghrib dan shalat isya bisa pula didahulukan
kewaktu maghrib tetapi tidak bisa ditunda ke waktu shubuh.15
5. Hikmah beribadah

Menurut pendapat Ali Anwar Yusuf hikmah beribadah adalah akan


melahirkan

a. Kesadaran bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Allah dan harus


mengabdi dan menyembah hanya kepada- Nya, sehingga ibadah
merupakan tujuan akhir ihidupnya.
b. Kesadaran bahwa sesudah kehidupan dunia ini ada kehidupan
akhirat sebagai masa untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan
perintah Allah selama menjalani kehidupan di dunia.
c. Kesadaran bahwa dirinya diciptakan Allah bukan sekedar pelengkap
alam semesta, melainkan justru menjadi sentral alam dan segala
isinya.16
B. Hasil belajar
1. Pengertian Hasil Belajar

15
Rahman Ritonga dan Zainuddin MA, Fiqih Ibadah, (Jakarta, Gaya Media Pratama,
1997, cet 1), h. 15-17.
16
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung :CV Pustaka setia, 2003, cet 1), h.152.
17

Pengertian hasil dalam kamus bahasa indonesia kata hasil berarti suatu
yang diadakan ( dibuat, dijadikan, dan sebagai berikut). Oleh usaha maka dari
kata hasil bisa disimpulkan bahwa sesuatu usaha yang telah ada.17

Pengertian belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur


yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan.18 Skinner berpendapat bahwa belajar adalah proses adaptasi yang
berlangsung secara progresif.19

Dan menurut Reber dalam kamusnya, membatasi belajar dengan dua


macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan.
Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi
kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak
mengikut sertakan nonkognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
diperkuat.20

Dan menurut Muhibbinsyah dalam Psikologi pendidikan belajar adalah


kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.21

Dan pengertian secara psikologi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhannya, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.22

Setiap perilaku belajar tersebut selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan


yang spesifik antara lain seperti dikemukakan berikut ini :

17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar Bahasa Indonesia,(
Jakarta: Balai Pustaka, ed. Ke 3 2007), h. 146.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 20060, h. 89.
19
Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 64.
20
Ibid., h. 66.
21
Muhibbin Syah, op. Cit., h. 87.
22
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya,, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet ke 4 2003), h. 2.
18

a. Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang


berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar
selanjutnya.
b. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.
c. Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin
dicapai melalui proses belajar.
d. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan
keseluruhan tingkah laku secara integrasi.
e. Belajar adalah proses interaksi.
f. Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada
kompleks.23
Dari pembahasan tersebut ditegaskan bahwa ciri khas belajar adalah
perubahan, yaitu belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta
didik. Belajar menghasilkan perubahan perilaku yang secara relatif tetap
dalam berpikir, merasa dan melakukan pada diri peserta didik. Perubahan
tersebut terjadi sebagai hasil latihan, pengalaman dan pengembangan yang
hasilnya tidak dapat diamati secara langsung.

Dalam belajar, terdapat unsur-unsur yang menjadi indikator


keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran
teori belajar yang dianutnya, memberikan aksentuasi tentang hal-hal apa yang
penting dipahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar.24

Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme menyatakan bahwa ada


tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi :

a. Tujuan. Belajar dimulai karena adanya tujuan yang ingin dicapai.


tujuan ini muncul karena adanya suatu kebutuhan. perbuatan belajar
atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan pada tujuan yang
jelas dan bermakna bagi individu.
23
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alphabeta, cet ke 8
2010), h. 53.
24
Suryono Haryanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Osdakarya, cet ke
1), h. 126.
19

b. Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan


baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik fisik, psikis, maupun
kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang
terkait dengan pengalaman belajar.
c. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun
yang dimaksud dengan situasi belajar adalah tempat, lingkungan
sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pagawai
administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain
d. Interpretasi. Di sini anak melakukan interpretasi yaitu melihat
hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat
makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan.
e. Respon. Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya
dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. respon
ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga
berupa usaha coba-coba, (trial and error)
f. Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun
hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih
siswa
g. Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat,
motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namur,
dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari
kegagalan.25
Proses pembelajaran tidak selalu efektif dan efisien dan hasil proses
belajar mengajar tidak selalu optimal, karena ada sejumlah hambatan. Karena
itu, guru dalam memberikan materi relajaran hanya yang berguna dan
bermanfaat bagi para siswanya. Materi tersebut disesuaikan dengan
kubutuhan mereka akan pelajaran tersebut. Belajar seperti ini akan lebih
mengutamakan penguasaan ilmu, dan diyakini akan memberi peluang untuk
siswa lebih kreatif dan guru lebih profesional. Dengan demikian

25
Ibid., h. 126.
20

pembelajaran akan lebih membangun kreatifitas siswa untuk menguasai ilmu


pengetahuan.26
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi balajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.27

Faktor intern Faktor intern yang ada dalam diri individu terdiri atas faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a. Faktor jasmaniah ; terdiri atas faktor kesehatan dan faktor cacat


tubuh. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar,
istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Keadaan cacat
tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.28
b. Faktor Psikologis ; sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang
tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar,
yaitu faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan.

26
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alphabeta, cet ke 8
2010), h, 58.
27
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Cet ke 5, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010, hal..54
28
Ibid., h. 55.
21

Intelegensi menurut Wechsler adalah "kecakapan global dari individu


untuk bertindak secara bertujuan, berpikir secara rasional dan berhubungan
dengan lingkungan secara efektif".29

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi


yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.30

Selain intelegensi, hal yang termasuk faktor psikologis yang dapat


mempengaruhi prestasi belajar adalah perhatian. Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya.31

Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui
pemberian rangsangan atau stimuli yang menarik perhatian anak didik.32

Faktor psikologis lainnya adalah minat, yang merupakan kecenderungan


yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
“Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai
dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”.33

Selain minat, bakat merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Hilgard bakat atau aptitude
adalah "the capacity to learn", dengan kata lain bakat adalah kemampuan

29
Hamalik, Oemar, psikologi belajar dan mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algensindo,
2002), h. 89.
30
Slameto, op. Cit., h. 56.
31
Ibid., h. 56.
32
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alphabeta, cet ke 8
2010), h..130.
33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet ke 5 2010), h. 57.
22

untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang
nyata sesudah belajar atau berlatih.34

Hal lainnya adalah motif yang merupakan daya penggerak/pendorong


yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau
melakukan sesuatu. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya
mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan
dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.35

Faktor psikologis lainnya adalah kematangan, yaitu suatu tingkat/fase


dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah
siap (matang). Dan hal terakhir yang termasuk faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi hasil atau prestasi belajar adalah kesiapan, yang menurut
jamies Drever adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.36

a. Faktor kelelahan
1. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga : Siswa yang belajar akan menerima


pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan
pendidikan anaknya, dapat menyebabkan anak kurang/tidak
berhasil dalam belajar. Mungkin anak sendiri sebetulnya
pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya

34
Ibid., h. 57.
35
Ibid., h. 58.
36
Ibid., h. 59.
23

kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami


ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak menjadi
malas belajar.37

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah relasi antar keluarga. Demi
kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik
di dalam kelurga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.38

Selain itu, suasana rumah juga merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Suasana rumah yang dimaksud adalah situasi
atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak
berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan
suasana rumah yang tenang dan tenteram.39

Keadaan ekonomi keluarga juga merupakan salah satu faktor yang erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar yang baik
yang dapat terpenuhi dengan kondisi ekonomi yang sehat.40

Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam


keluarga juga merupakan faktor penting yang dapat mempangaruhi sikap
anak dalam belajar, yang tentunya akan bedampak terhadap hasil belajar
mereka.

b. Faktor sekolah : Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini


mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.41

37
Ibid., h. 61.
38
Ibid., h. 62.
39
Ibid., h. 63.
40
Ibid., h. 63.
41
Ibid., h. 64.
24

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam


mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efektif dan efisien
mungkin.42

c. Faktor masyarakat : Yaitu faktor lingkungan terbagi dalam dua


bagian yakni, faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial.
1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial seperti para guru, para staf administrasi, dan


teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar.

2. Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lngkungan nonsosial ialah gedung


sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal, keluarga.

3. Indikator Prestasi Belajar


Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah
itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan
hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena
itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil
cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat

42
Ibid., h. 65.
25

mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.43

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar
indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi
yang hendak diungkapkan atau diukur, digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jenis, indikator dan cara evaluasi prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

3. Ranah cipta (Kognitif)


1) Pengamatan

a) Dapat menunjukkan (1) Tes Lisan


b) Dapat membandingkan (2) Tes tertulis
c) Dapat menghubungkan (3) Observasi

2) Ingatan
a) Dapat menyebutkan (1) Tes Lisan
b) Dapat menunjukkan (2) Tes tertulis
kembali (3) Observasi

3) Pemahaman a) Dapat menjelaskan (1) Tes lisan


b) Dapat mendefinisikan (2) Tes tertulis
dengan lisan sendiri

a) Dapat memberikan contoh

43
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, cet 15, 2010),
h. 92.
26

4) Penerapan b) Dapat menggunakan (1) Tes tertulis


secara tepat (2) Pemberian
tugas
(3) Observasi
a) Dapat menguraikan
b) Dapat
mengklasifikasikan/memil (1) Tes tertulis
ah-milah (2) Pemberian
5) Analisis
tugas
(pemeriksaan dan
pemilihan secara a) Dapat menghubungkan
teliti) b) Dapat menyimpulkan
c) Dapat
(1) Tes tertulis
menggeneralisasikan
6) Sintesis (membuat (2) Pemberian
(membuat prinsip umum)
paduan baru dan tugas
utuh)
C. Pengertian Akidah Akhlak
1. Pengertian aqidah

Akidah islam merupakan penutup akidah bagi agama-agama yang pernah


Allah turunkan sebelumnya, bersamaan diutusnya Nabi Muhammad sebagai
rosul Allah yang terakhir. Al-Quran dan sunnah telah menjelaskan hakikat
akidah tersebut berikut prinsip-prinsipnya secara lengkap dan sempurna
dalam bentuk keimanan kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, para
rosul-rosul-Nya, hari akhir dan ketentuan-Nya.44

Pengertian akidah secara etimologis, akidah berasal dari kata ‟ aqada


yang mengandung arti ikatan atau terkaitan, atau dua utas tali dalam
satubuhul yang tersambung. Akidah berarti pula janji, karena janji merupakan
ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian.

44
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, cet 1, 2003), h.
109.
27

Secara terminologis akidah dalam islam berarti keimanan atau keyakinan


seseorang terhadap Allah yang menciptakan alam semesta berserta isinya
dengan segala sifat dan perbuatan-Nya.

2. Fungsi dan Peranan Aqidah

Akidah sebagai ketentuan-ketentuan dasar mengenai keimanan seseorang


merupakan landasan bagi ketentuan ajaran islam lainnya yang merupakan
pedoman bagi seseorang untuk berinteraksi atar sesamanya. Oleh karena itu
akidah tidak hanya berfungsi sebagai landasan secara pasif, melainkan ia
berfungsi sebagai ukuran atau patokan untuk mengukur prilaku seseorang
dalam berperilakunya. Pada hakikatnya iman dan akidah adalah keseluruhan
tingkah laku, sehingga setiap prilaku yang tidak disertai dengan dan tidak
dikaitkan kepada keimanan dinyatakan hampa, kosong, tidak berbobot dan
tidak mengandung arti apa-apa.

3. Pokok Bahasan Akidah

Sistem keyakinan atau akidah islam pada intinya dibangun diatas enam
dasar keimanan yang lazim disebut rukun iman. Rukun iman tersebut
sekaligus menjadi pokok bahasan akidah islam yang meliputi : iman kepada
Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rosul, dan ketentuan-Nya qadha dah
qadr.45

4. Pengertian Akhlak

Akhlak merupakan kata jama dari kata khilqun atau khuluqun yang
artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas.
Menggunakan kata khilqun untuk arti budi perkerti, sedangkan kata khuluqun
untuk kata kebiasaan.46

45
Ibid., h. 113.
46
Ibid., h. 174-175.
28

Dari dua definisi tersebut akhlak dapat disimpulkan bahwa suatu


perbuatan atau sikap dikatagorikan akhlak apabila memenuhi kriterianya
sebagai berikut: pertama perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya. Kedua perbuatan yang
dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat
melakukan suatu perbuatan yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur atau gila.

Adapun pengertian sepanjang terminologi yang dikemukakan oleh Ulama


Akhlak antara lain sebagai berikut:

a. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau
perbuatan manusia lahir dan batin.
b. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian
tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia
dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan
pekerjaan mereka.

Ahmad Amin dalam bukunya “Al-akhlaq” merumuskan pengertian


Akhlaq sebagai berikut : “Akhlaq ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah
manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan apa yang harus diperbua”.t47

Dilihat dari fungsinya dan perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak,


etika, dan moral sama yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu
perbuatan yang dilakukan seseorang untuk ditentukan baik dan buruknya. 48

5. Ruang Lingkup Akidah Akhlak

47
Ibid., h. 12.
48
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, cet 1, 2003), h.
177.
29

Sistem keyakinan atau akidah Islam pada intinya dibangun diatas enam
dasar keimanan yang lazim disebut rukun iman. Rukun iman tersebut
sekaligus menjadi pokok bahasan akidah islam yang meliputi : iman kepada
Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, dan ketentuan-Nya qadha dan
qadr.49

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut ini peneliti menyajikan beberapa penelitian terdahulu yang


menyangkut hubungan kebiasaan siswa dirumah terhadap hasil belajar.
Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk
memahami pengaruh dalam penelitian ini.

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya adalah :

1. Sri Fajar Wati Rejeki Lestar (207011000388) jurusan pendidikan agama


islam fakultas ilmu taqrbiyah dan keguruan UIN jakarta, dalam
skripsinya yang berjudul “Hubungan Perhatian Orang Tua Pada
Pendidikan Anak Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. berdasarkan hasil
penelitian dan perhitungan terdapat korelasi positif sebesar 0.454,
menunjukan adanya variabel X dan Y tidak bertanda negatife. Dalam
interprestasinya tergolong antara Variabel X dan Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup.
2. Nurlaela (102011023513) jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu
taqrbiyah dan keguruan UIN jakarta, dalam skripsinya yang berjudul
“Hubungan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa di
MTs. Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. Dari hasil penelitian
tersebut yang menggunakan korelasi product moment diketahui hasil
dengan nilai 0.730 , jadi adanya hubungan antara prestasi belajar akidah
akhlak dengan akhlak siswa.
3. Dias woro pertiwi (209011000292) jurusan pendidikan agama islam
fakultas ilmu taqrbiyah dan keguruan UIN jakarta, dalam skipsinya yang
49
. Ibid, hal 11
30

berjudul “Pengaruh Pengawasan Orang Tua Terhadap Pendidikan Akhlak


Anak Di MTs. Sa‟adatuddara Mampang Jakarta Selatan. Dan hasil yang
didapat setelah terjadi perhitungan diperoleh sebesar 0,572. Dengan
demikian korelasi antara variabel X dan Y berada pada derajat sedang
atau cukup. Hal ini berarti bahwaq pengawasan orang tua cukup
berpengaruh terhadap pendidikan akhlak anak.
E. Kerangka Berfikir

Dr.H.Hamzah Ya‟qub bependapat bahwa: “salah satu faktor penting dalam


tingkah manusia adalah” kebiasaan” atau “adat kebiasaan”yang dimaksud dengan
kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan
contohnya: Bangun tengah malam melakukan shalat tahajjud, berat bagi orang
yang tidak biasa. Tetapi jika hal itu terus diulang akhirnya akan menjadi kebiasaan
yang menyenangkan”.50

Anak memiliki fungsi yang sangat besar yaitu sebagai generasi penerus pada
era yang akan datang nantinya, itu salah satunya. Sehubungan dengan hal tersebut
anak harus dilatih, diasuh, dibina dan dididik dengan baik dan benar, agar kelak
mampu menjadi anak yang soleh atau solehah, berbudi pekerti luhur, dan
mempunyai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.51

Dan untuk itu masalah kebiasaan menjadi perhatian bagi setiap pembina,
baik dia orang tua maupun unsur pemerintah yang disebut pejabat beserta
jajarannya. Semua pembina mengharapkan agar setiap siswa mempunyai
kebiasaan, kebiasaan pribadi meningkatkan ketekunan serta memperbesar
kemungkinan siswa untuk berkreasi dan berprestasi.

Hasil belajar dimaksudkan terutama dalam hal yang bersifat kognitif yang
meliputi kualitas pengetahuan siswa dan kuantitas nilai raport. Namun tidak
terlepas dari itu, nilai afektif dan psikimotorik siswa juga termasuk ruang lingkup

50
Op,cit Hamzah Ya'kub, Etika Islam,(Bandung:CV. Diponegoro,1996), h. 61
51
Ana Rizki Saputri, Pendidikan untuk anak pre natal dan anak usia dini dengan cara
islami, Jurnal Ilmiah, http://anariezqysaputry.blogspot.com/2012/06/artikel-jurnal-ilmiah.html,
Jum‟at 15 September 2013, 10:55.
31

hasil belajar, namun bersifat relatif, tergantung dengan kondisi kejiwaan dan
lingkung sosial siswa.

Secara objektif hasil belajar adalah adanya perubahan dalam kemampuan dan
tingkah laku, dimana perubahan itu mengarah pada perubahan yang lebih baik.
Jadi siswa dianggap berhasil dalam pembelajaran Agama islam, manakala hasil
belajarnya menunjukkan kemajuan dalam bentuk nilai dan perubahan sikap.

Dan dalam pendidikan keluarga juga beperan penting dapat dilihat bahwa
pengaruh pertama yang diterima oleh seorang anak dalam hidupnya, ialah
pengaruh sosok-sosok yang berada di sekelilingnya. Di lingkungan rumah
mereka, adalah ayah dan keluarganya. Untuk lebih menjelaskan betapa pentingnya
pendidikan keluarga itu bagi tiap-tiap anak yang nantinya akan terjun ke dalam
masyarakat. Di dalam keluarga anak di didik untuk dapat memahami mana yang
baik dan yang buruk dan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan membiasakan
perilaku yang baik dan sopan satun.

Dan dalam pendidikan juga mempunyai alat pendidikan yaitu adalah


pembiasaan, pembiasaan yang dimaksud adalah salah satu alat pendidikan yang
penting, terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Anak-anak kecil belum
mengerti apa yang dikatakan baik dan apa yang dikatakan buruk dalam arti susila.
Juga anak kecil belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan
seperti pada orang dewasa tetapi hak mereka sudah mempunyainya, seperti hak
dipelihara, hak mendapat perlindungan, dan hak mendapat pendidikan. Anak
kecil belum kuat ingatannya, ia lekas melupakan apa yang sudah dan baru terjadi.
Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru, yang lain,
yang disukainya.

Karena itu sebagai pemulaan pembiasaan merupakan alat pendidikan. Sejak


dilahirkan anak-anak harus dilatih kepada kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-
perbuatan yang baik, seperti dimandikan dan ditidurkan pada waktu tertentu,
diberikan makan dengan teratur, dan sebagainya. Menjadi besar kebiasaan-
kebiasaan yang baik itu harus tetap diberikan dan dilaksanakan, seperti tidur dan
32

bangun pada waktu yang teratur, demikian pula makan, mandi, bermain-main,
berbicara, belajar, berkerja, dan sebagainya.

Setelah menganalis teori-teori di atas, kebiasaan dan prestasi belajar serta


keterkaitan teori-teori keduanya, peneliti menduga bahwa “diduga terdapat
korelasi yang positif antara hubungan kebiasaan beribadah anak di rumah
terhadap hasil belajar akidah akhlak.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara tehadap masalah


penelitian, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah hipotesis analisis (Ha) yang menyatakan adanya
hubungan antara kebiasan beribadah anak di rumah terhadap hasil belajar akidah
akhlak di MTS Qotrun Nada Depok.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempa dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yaitu di MTs. Qotrun Nada yang beralamat di jl. Pondok
pesantren Qotrun Nada, cipayung jaya, pancoran mas, kota depok. Dan penelitian
ini berlangsung selama 9 bulan, dari bulan april sampai bulan November.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kolerasi, yaitu
metode yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam variabel berhubungan dengan variasi dalam variable yang lain52,
yaitu kebiasaan beribadah anak dengan hasil belajar. Penelitian kolerasi ini
termasuk salah satu jenis penelitian katagori penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kolerasi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan untuk
hubungan dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti apa tidak
hubungan itu.53 Hubungan kebiasaan anak beribadah dengan hasil belajar akidah
akhlak di Mts Qotrun nada.

C. Populai dan Sampel


1. Populasi

Menurut Suharsimi bahwa populasi adalah : “keseluruhan subyek


penelitian disebut populasi,”54. sesuai dengan kebutuhan dalam proses
penelitian ini maka yang dijadikan populasi adalah siswa kelas VIII di MTs
Qotrun nada yang berjumlah 150 siswa, terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas VIII a
50 siswa, VIII b 50 siswa, VIII c 50 siswa.
52
Trianto,Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta :Kencana) ,h. 201.
53
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka
Cipta,2006), h. 270.
54
Ibid., h. 130-131.

33
34

2. Sample

“Sebagian atau wakil populasi yang diteliti disebut sampel, untuk ancer-
ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar dapat diambil 10/15 % atau 20-25% atau
lebih”55dikarenakan jumlah populasi lebih dari 100 maka penulisan
mengambil sampelnya sebanyak 20% dari jumlah populasi dengan
perhitungan (150x20%) jadi sampelnya 30 orang. Penulis dalam pengambilan
sampelnya mencampur subjek –subjek didalam populasi sehingga subjek
dianggap sama. Dari hasil random terpilih kelas yang menjadi sampel dengan
jumlah siswa 30 orang.

Tabel 3.1
Penentuan simpel siswa
No Kelas Populasi Sampel

Kelas VIII-A 50 Siswa 10 Siswa


1
Kelas VIII-B 50 Siswa 10 Siswa
2
Kelas VIII-C 50 Siswa 10 Siswa
3
150 Siswa 30 Siswa
Jumlah

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif yang berhubungan dengan pokok-


pokok masalah ini, maka digunakan alat pengumpul data sebagai berikut:

1. Observasi

55
Ibid. ,h. 134.
35

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.56
Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi
objektif lapangan penelitian. Yang behubungan dengan kebiasaan beribadah
anak dirumah dengan hasil belajar aqidah akhlak.

2. Angket

Angket adalah suatu teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan


cara membuat sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti, angket ini diberikan oleh penelitian kepada siswa kelas VIII di Mts
Qotrun nada.

Angket ini diberikan berupa pertanyaan, yang akan diberikan kepada


siswa untuk mengungkap data tentang kebiasaan beribadah anak di rumah
yang merupakan variabel X, kepada responden dengan maksud untuk
memperoleh data-data tentang kebiasaan beribadah anak di rumah terhadap
hasil mata pelajaran aqidah akhlak siswa. Dan bertujuan untuk mengetahui
kebiasaan anak dirumah.

3. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang


berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan.57 Dalam proses wawancara ini melibatkan wali kelas, guru
agama, orang tua dan pengurus.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur hasil keaktifan
berorganisai siswa intra sekolah adalah tes objektif sebanyak 15 butir soal dalam
bentuk multiple choices (pilihan ganda) dengan 4 (empat) alternatif jawaban yaitu:
56
Ibid. ,h. 134.
57
Ibid., h .76.
36

A, B, C, dan D. Dalam penelitian angket digunakan ketentuan dengan skala 4-3-2-


1 untuk pernyataan positif, dan skala 1-2-3-4 untuk pernyataan negatif.
Sebelum digunakan untuk pengambilan data, instrumen tersebut terlebih
dahulu diuji coba agar dapat mengetahui validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk (Construct Validity). Validitas konstruk merupakan yang terluas
cakupannya dibanding dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak
prosedur termasuk validitas isi dan validitas kriteria. Uji Validitas digunakan
rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

n( XY )  ( X )(  Y )
rxy 
n( X 2
)  (  X ) 2 n(  Y 2 )  (  Y ) 2 
Dimana: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item

Y = skor total (Arikunto, 2005: 72)

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari


rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.
Untuk memudahkan dalam mencari uji realibilitas, maka penulis juga
menggunakan SPSS versi 20.
2. Uji Realibilitas
Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

 k    b 
2

r11   1  ,
 k  1  Vt 2 

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen


k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
37

 2
b = jumlah varian butir/item

Vt 2 = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Untuk memudahkan dalam mencari uji realibilitas, maka penulis juga
menggunakan SPSS versi 20.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
dimiliki peneliti berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas
yang digunakan adalah uji Liliefors dengan rumus:

Lh = Nilai terbesar dari |F(z) – S(z)|


Keterangan:

Lh = Nilai Liliefors hitung

F(z) = Peluang angka baku

S(z) = Proporsi angka baku

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang


berdistribusi normal atau tidak, maka nilai Lh dibandingkan dengan nilai
kritis L (Ltabel/ Lt) pada taraf nyata 5% (0.05). Kriteria pengujian sampel
dianggap normal jika nilai Lh lebih kecil dari Lt (Lh < Lt), dan sebaliknya
sampel dianggap tidak normal jika nilai Lh lebih besar dari Lt (Lh > Lt).

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel atau
data yang diteliti memiliki tingkat keragaman yang sama atau berbeda.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F untuk data yang
independen, dengan rumus:
38

Keterangan:

Fh = Nilai hitung dari uji F

S² = Nilai Varian dari masing-masing data

Untuk mengetahui apakah sampel memiliki tingkat keragaman yang


sama atau berbeda, maka Fh dikonsultasikan ke dalam tabel nilai kritis F
dengan taraf nyata 5% (0.05). Dalam pengujian ini data dianggap
homogen (keragaman sama) apabila nilai Fh lebih kecil dari Ft (Fh < Ft).

2. Uji Hipotesis
Adapun analisis data, penulis mengunakan rumus korelasi product
moment untuk melihat apakah ada hubungan antara kedua variabel dalam
penelitian ini. Menghitung koefisien korelasi dengan mengunakan rumus uji
korelasi product moment yaitu:

∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

Rxy = Angka Ideks Korelasi “r”Product Moment

N = Number of Cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan Y

∑X = Jumlah seluruh sekor X

∑Y = Jumlah seluruh sekor Y

∑X2 = Jumlah sekor X setelah terlebih dulu dikuadratkan


39

∑Y2 = Jumlah sekor Y setelah terlebih dahulu dikuadratkan.58

G. Hipotesis Statistik
1.
2.
Terdapat hubungan positif hubungan kebiasaan beribadah anak di rumah
terhadap hasil belajar akidah akhlak di MTs. Qotrun Nada atau makin
tinggi kebiasaan maka makin baik hasil belajar siswa.

58
Ibid., h. 206.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi data

Dalam deskripsi variabel penelitian, penulis menganalisis terhadap hasil


obyektif tentang kebiasaan beribadah siswa dalam bentuk pilihan ganda dengan
menggunakan skala likert dan prestasi belajar dalam bentuk nilai raport pada
siswa Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada depok, kelas VIII sebanyak 30 orang
siswa. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel kebiasaan beribadah
siswa (Variabel X) dan variabel hasil belajar (Variabel Y). Adapun untuk variabel
kebiasaan beribadah, data yang penulis dapatkan adalah hasil penyebaran angket
dengan menggunakan skala likert kepada 30 siswa kelas VIII dengan jumlah soal
15 item dan memberi nilai pada setiap butir pertanyaan dengan ketentuan dengan
skala 4-3-2-1 untuk pernyataan positif, dan skala 1-2-3-4 untuk pernyataan
negatif. Sedangkan variabel hasil belajar, data yang penulis dapatkan adalah hasil
dari nilai raport masing-masing siswa yang penulis dapatkan dari pihak Madrasah
Tsanawiyah Qotrun Nada Depok.

1. Kuisoner kebiasaan beribadah siswa (Variabel X)

Dari hasil angket yang telah diberikan kepada 30 anak dari 15 soal yaitu
untuk mengetahui kebiasaan anak beribadah dirumah kelas VIII MTs.Qotrun
Nada Depok dapat dilihat dari tabel berikut :

Kategorisasi jawaban angket : (Selalu: sangat baik), (sering: baik),


(kadang-kadang : kurang baik), (tidak pernah : tidak baik).

40
41

Tabel 4.1

Rekapitulasi Variabel X

Angket
Pertany
Kadang- Tidak Jumlah
No aan Selalu Sering
kadang pernah
Angket
F % F % F % F % F %

1 1 27 90 2 6,7 1 3,3 0 0 30 100

36, 36,
2 2 8 26,6 11 11 0 0 30 100
7 7

23,
3 3 11 36,7 12 40 7 0 0 30 100
3

23,
4 4 17 56,7 7 6 20 0 0 30 100
3

53, 36,
5 5 3 10 16 11 0 0 30 100
3 7

36,
6 6 7 23,3 12 40 11 0 0 30 100
7

43, 33,
7 7 7 23,3 13 10 0 0 30 100
3 3

23,
8 8 17 56,7 7 6 20 0 0 30 100
3

36, 36,
9 9 8 26,7 11 11 0 0 30 100
7 7
42

10 10 27 90 2 6,7 1 3,3 0 0 30 100

53, 36,
11 11 3 10 16 11 0 0 30 100
3 7

23,
12 12 11 36,7 12 40 7 0 0 30 100
3

43, 33,
13 13 7 23,3 13 10 0 0 30 100
3 3

36, 36,
14 14 8 26,7 11 11 0 0 30 100
7 7

36,
15 15 7 23,3 12 40 11 0 0 30 100
7

16 15
Jumlah 125 0
8 7

Dari tabel data frekuensi di atas, maka dapat diketahui deskripsi data sebagai
berikut :

Tabel 4.2

Deskripsi Data Kebiasaan Beribadah (Variabel X)

Mean 46,43
Median 47,50
Variance 44,737
Std. Deviation 6,689
Minimum 32
Maximum 60
Range 28
43

Dari data tentang kebiasaan beribadah siswa tersebut, diperoleh nilai-nilai


penting seperti nilai mean hitung dari nilai skor sebesar 46,43 nilai median sebesar
47,50 yang menunjukan nilai pertengahan dari nilai skor, nilai range sebesar 28
yang menunjukan ukuran yang menunjukan jarak penyebaran antara skor terendah
sampai skor yang tertinggi atau sering disebut sebagai ukuran penyebaran data
yang paling kasar dari nilai skor, nilai standar deviasi sebesar 6,689 yang
menunjukan selisih atau simpangan dari masing-masing skor, nilai variansi
sebesar 44,737. Setelah data diperoleh, maka diketahui nilai skor tertingginya
sebesar 60 dan skor terendahnya 32 dengan jumlah skor total 1393 dari 30 siswa,
histogram data dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.1

Histogram kebiasaan beribadah siswa


44

2. Prestasi belajar
Nilai Prestasi disini, penulis dapatkan dari hasil nilai raport semester
ganjil. Berikut penulis tampilkan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.3
Nilai Rapot Akidah Akhlak kelas VIII

NO NAMA SISWA NILAI RAPOT AKIDAH AKHLAK

1 Dina lutfia 80

2 Siti maria ulfa 75

3 Julia amanah 70

4 Chaerina fauziah 70

5 Qurata a‟ini 90

6 Rifa satira 65

7 Elvidra yohana 60

8 Isma ulfahtuzzaqiyah 80

9 Rizka dewi lestari 75

10 Hafidah mardiyah 95

11 Nuriza nurfada 80

12 Ines salsabila 75

13 Ummul farhani 70

14 Nuraini 55

15 Nadya solihah 60

16 Misna 80
45

17 Anisa nabila z 90

18 Ade lia f 85

19 Apsari winda k 95

20 Jannati handayani 70

21 Efrida yanti 80

22 Putri widia sari 80

23 Raudatul jauhari 80

24 Nur‟aini nasution 80

25 Alda zulfa zumrah 75

26 Lis aisah 80

27 Khilyatussolah 50

28 Dia zakiyah h 60

29 Anggun fitriyani 75

30 Nurmala 65

Jumlah 2245
46

Kemudian data yang juga diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai rata-
rata raport siswa sebagai variable Y, maka dapat diperoleh deskripsi data
sebagai berikut:

Tabel 4.4

Deskripsi Data Rata-rata Nilai Raport Siswa (Variabel Y)

Mean 74,83
Median 75,00
Variance 123,247
Std. Deviation 11,102
Minimum 50
Maximum 95
Range 45

Dari data tentang kebiasaan beribadah siswa tersebut, diperoleh nilai-


nilai penting seperti nilai mean hitung dari nilai skor sebesar 74,83 nilai
median sebesar 75,00 yang menunjukan nilai pertengahan dari nilai skor, nilai
range sebesar 45 yang menunjukan ukuran yang menunjukan jarak
penyebaran antara skor terendah sampai skor yang tertinggi atau sering
disebut sebagai ukuran penyebaran data yang paling kasar dari nilai skor,
nilai standar deviasi sebesar 11,102 yang menunjukan selisih atau simpangan
dari masing-masing skor, nilai variansi sebesar 123,247. Setelah data
diperoleh, maka diketahui nilai skor tertingginya sebesar 95 dan skor
terendahnya 50 dengan jumlah skor total 2245 dari 30 siswa, dan penyajian
gambar histogram data dapat dilihat sebagai berikut :
47

Gambar 4.2

Histogram Hasil Belajar yang Diperoleh Siswa

Setelah data dideskripsikan di atas maka dapat diketahui bahwa dari 30


sampel terdapat nilai kebiasaan beribadah dan nilai hasil belajar sebagai
berikut :

Tabel 4.5

Hasil Penskoran Dan Pengumpulan Data Tentang Kebiasaan


Beribadah Siswa dan Hasil Belajar

Kebiasaan beribadah Prestasi belajar


No Nama
(variabel X) (variabel Y)

1 Dina lutfia 60 80

2 Siti maria ulfa 58 75

3 Julia amanah 56 70

4 Chaerina fauziah 52 70
48

5 Qurata a‟ini 49 90

6 Rifa satira 53 65

7 Elvidra yohana 43 60

8 Isma ulfahtuzzaqiyah 47 80

9 Rizka dewi lestari 44 75

10 Hafidah mardiyah 48 95

11 Nuriza nurfada 42 80

12 Ines salsabila 52 75

13 Ummul farhani 46 70

14 Nuraini 48 55

15 Nadya solihah 47 60

16 Misna 52 80

17 Anisa nabila z 51 90

18 Ade lia f 50 85

19 Apsari winda k 48 95

20 Jannati handayani 48 70

21 Efrida yanti 44 80

22 Putri widia sari 49 80

23 Raudatul jauhari 43 80

24 Nur‟aini nasution 43 80
49

25 Alda zulfa zumrah 41 75

26 Lis aisah 38 80

27 Khilyatussolah 34 50

28 Dia zakiyah h 36 60

29 Anggun fitriyani 32 75

30 Nurmala 39 65

Jumlah skor 1393 2245

B. Uji instrument penelitian dan uji prasyarat analisis

Setelah data di deskripsikan seperti di atas, maka data tersebut diolah dan
diujikan tingkat keabsahan data atau valid dan tingkat normal data-data tersebut,
hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut layak dijadikan data yang
sah untuk penelitian.

1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang telah
didapat melalui penyebaran angket merupakah data yang valid atau tidak. Jika
data itu valid maka data tersebut layak untuk dijadikan penelitian, sedangkan
jika data tersebut tidak valid maka data tersebut tidak layak untuk dijadikan
penelitian. Dalam uji validitas ini, butir pertanyaan yang dianggap valid
adalah r hitung > r tabel.
50

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Kuesioner Ibadah Siswa

No Variabel (X) Uji Validitas

Angket Kebiasaan r Hitung r Tabel Keterangan


beribadah

1 Butir Pertanyaan 1 0,543 0,361 Valid

2 Butir Pertanyaan 2 0,638 0,361 Valid

3 Butir Pertanyaan 3 0,513 0,361 Valid

4 Butir Pertanyaan 4 0,639 0,361 Valid

5 Butir Pertanyaan 5 0,777 0,361 Valid

6 Butir Pertanyaan 6 0,609 0,361 Valid

7 Butir Pertanyaan 7 0,600 0,361 Valid

8 Butir Pertanyaan 8 0,639 0,361 Valid

9 Butir Pertanyaan 9 0,638 0,361 Valid

10 Butir Pertanyaan 10 0,543 0,361 Valid

11 Butir Pertanyaan 11 0,777 0,361 Valid

12 Butir Pertanyaan 12 0,513 0,361 Valid

13 Butir Pertanyaan 13 0,600 0,361 Valid

14 Butir Pertanyaan 14 0,638 0,361 Valid

15 Butir Pertanyaan 15 0,609 0,361 Valid


51

Tabel diatas dapat diartikan bahwa 15 kuesioner mendapatkan r hitung >


r tabel, sehingga kuesioner diatas dinyatakan valid.

2. Uji Reabilitas

Uji realibilitas dalam penelitian ini juga dilakukan dengan SPSS 20 yang
outputnya dapat dilihat pada lampiran. Suatu variabel dapat dikatakan realibel
jika nilai Crobanch‟s Alpha dari variabel tersebut lebih besar dari 0,60 atau
60%.

Tabel 4.7

Hasil Uji Realibilitas menggunakan SPSS 20

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,880 15

Setelah proses dengan SPSS, maka didapat nilai Cronbanch‟s Alpha


untuk variabel kebiasaan beribadah siswa = 0,880%. Nilai Cronbach Alpha
tersebut ternyata diatas 0,60%, maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan
untuk variabel tersebut adalah reliable untuk memiliki tingkat realibilitas
yang sangat baik.

C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Analisis data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk memberi
arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian. Langkah awal dalam
menganalisis data adalah memberi nilai terhadap jawaban angket mengenai
kebiasaan beribadah siswa dan memberi nilai terhadap hasil belajar. Dalam
penelitian angket digunakan ketentuan dengan skala 4-3-2-1 untuk pernyataan
positif, dan skala 1-2-3-4 untuk pernyataan negatif.
52

Oleh karena itu, sebelum penulis melakukan analisis data tersebut, penulis
melakukan uji prasyarat analisis untuk mendapatkan data yang akurat dan otentik
guna mendapatkan hasil yang baik.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu data


dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung < L
tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan SPSS
20. Uji Normalitas akan dilakukan untuk kedua variabel tersebut yaitu
variabel kebiasaan beribadah siswa (X) dan variabel prestasi belajar siswa di
MTs. Qotrun Nada Depok. Adapun hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Kebiasaan beribadah siswa

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Nilai
,100 30 ,200*
angket
*. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa MTs. Qotrun Nada

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Hasil
,154 30 ,067
Belajar
a. Lilliefors Significance Correction
53

Dari tabel kebiasaan beribadan siswa diatas dapat diartikan bahwa L


hitung 0,100. Karena jumlah respon sebanyak 30 orang maka nilai L tabel =
0,161. Maka dapat diketahui bahwa 0,100 < 0,161 (L hitung < L tabel), dapat
disimpulkan Ho diterima dan data berdistribusi normal.

Kemudian dari tabel prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Darul


Muttaqien diatas dapat diartikan bahwa L hitung 0,154. Karena jumlah respon
sebanyak 30 orang maka nilai L tabel = 0,161. Maka dapat diketahui bahwa
0,082 < 0,161 (L hitung < L tabel), dapat disimpulkan Ho diterima dan data
berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan atau keragaman
antara dua keadaan variabel, uji homogen yang dilakukan dengan uji fisher.
Dari hasil pengujian diperoleh F hitung = 2,75 (dapat dilihat pada lampiran)
sedangkan F tabel = 1,86 pada taraf signifikansi 5%. Karena F hitung (2,75)
> F tabel (1,86) maka varians dari kedua variabel tersebut tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis

Setelah penulis melakukan uji prasyarat dan menghitung angket dari tiap-
tiap responden dan mengumpulkannya, Kemudian tabel dibawah ini adalah
tabel yang menunjukkan nilai angket tentang kebiasaan beribadah (X) dan
nilai hasil belajar siswa (Y)

Tabel 4.10

Nilai Angket dan Nilai Rata-rata Raport Siswa

Nilai Rata-rata
Nilai Angket (X)
Raport (Y)

60 80

58 75
54

56 70

52 70

49 90

53 65

43 60

47 80

44 75

48 95

42 80

52 75

46 70

48 55

47 60

52 80

51 90

50 85

48 95

48 70

44 80

49 80
55

43 80

43 80

41 75

38 80

34 50

36 60

32 75

39 65

1393 2245

Dari data tabel di atas jumlah total dari nilai angket yaitu 1393 dan nilai
rata-rata raport siswa yaitu 46,43. Kemudian untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi antara nilai angket kebiasaan beribadah siswa dengan
prestasi belajar siswa maka penulis menggunakan rumus Product Moment
dengan memasukkan data-data yang diperoleh kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11

Jumlah Variabel X dan Variabel Y

No X Y XY

1 60 80 4800 3600 6400

2 58 75 4350 3364 5625

3 56 70 3920 3136 4900

4 52 70 3640 2704 4900


56

5 49 90 4410 2401 8100

6 53 65 3445 2809 4225

7 43 60 2580 1849 3600

8 47 80 3760 2209 6400

9 44 75 3300 1936 5625

10 48 95 4560 2304 9025

11 42 80 3360 1764 6400

12 52 75 3900 2704 5625

13 46 70 3220 2116 4900

14 48 55 2640 2304 3025

15 47 60 2820 2209 3600

16 52 80 4160 2704 6400

17 51 90 4590 2601 8100

18 50 85 4250 2500 7225

19 48 95 4560 2304 9025

20 48 70 3360 2304 4900

21 44 80 3520 1936 6400

22 49 80 3920 2401 6400

23 43 80 3440 1849 6400

24 43 80 3440 1849 6400


57

25 41 75 3075 1681 5625

26 38 80 3040 1444 6400

27 34 50 1700 1156 2500

28 36 60 2160 1296 3600

29 32 75 2400 1024 5625

30 39 65 2535 1521 4225

JML 1393 2245 104855 65979 171575

Kemudian dari hasil perhitungan di atas dicari tingkat korelasi variabel X


(kebiasaan beribadah anak di rumah) terhadap variabel Y (hasil belajar) dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut :

Diketahui :

N = 30 ∑Y = 2245

∑X = 1393 ∑Y2 = 171575

∑X2 = 65979 ∑XY = 104855

Dari data tersebut, maka dapat dicari koefisien (rxy)

∑ –∑ ∑
r
√ ∑ ∑ ∑ ∑




58

Jadi nilai keofisien rxy adalah 0,28

Kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan


variabel X (Keaktifan Berorganisasi) dalam menunjang keberhasilan variabel
Y (Prestasi Belajar Siswa), ini diketahui dari hasil Coefficient of
determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= 0,282 x 100%

= 0,56 x 100%

= 5,6%

D. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Interpretasi Data

Hasil penelitian diatas diperoleh nilai koefisiensi korelasi rxy yaitu 0,28.
Jika diperhatikan maka indeks korelasi yang diperoleh bertanda searah, ini
berarti korelasi antara variabel X (kebiasaan beribadah) dan variabel Y (hasil
belajar siswa) terdapat hubungan yang searah, atau terdapat hubungan yang
positif antara kebiasaan beribadah siswa dengan hasil belajar siswa.
Kemudian nilai tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana yaitu dengan
memberikan interpretasi terhadap angka koefisien product moment.
59

Adapun pedoman yang umum digunakan dalam memberikan interpretasi


secara sederhana terhadap angka hasil korelasi product moment adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.12

Interpretasi r Product Moment

Besarnya “r” Product Moment


Interpretasi
(rxy)

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y


memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi atau pengaruh antara variabel
X dan variabel Y)

0,20 -0,40 Antara variabel X dan variabel Y


terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y


terdapat korelasi yang sedang atau
cukupan.

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y


terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y


terdapat korelasi yang sangat kuat
atau sangat tinggi.
60

Apabila diperhatikan nilai rxy yang telah diperoleh yaitu dan ternyata
terletak antara 0,00 - 0,20. Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas, dapat
dijelaskan bahwa korelasi antara variabel X (kebiasaan beribadah siswa) dan
variabel Y (hasil belajar siswa) adalah tergolong korelasi yang lemah atau
rendah, sehingga dapat di interpretasikan bahwa antara kebiasaan beribadah
siswa dan hasil belajar siswa terdapat korelasi yang positif namun korelasi itu
adalah korelasi yang lemah (hubungan diantara variabel itu rendah atau
lemah).

Selanjutnya untuk menjawab hipotesis nihil dan hipotesis alternatif


dilakukan dengan cara berkonsultasi pada nilai tabel (r tabel) product
moment. Hal pertama yang dilakukan adalah terlebih dahulu mencari df atau
db (degree of freedom atau derajat kebebasan) dengan menggunak rumus df =
N-nr. Diketahui responden yang diteliti sebanyal 30 orang, maka N = 30.
Kemudian terdapat 2 variabel yang penulis teliti dalam penelitian ini yaitu
variabel X (kebiasaan beribadah siswa) dan variabel Y (hasil belajar siswa),
maka nr = 2. Dengan demikian maka df = 30 - 2 = 28. Maka dapat diketahui
dengan df sebesar 28 diperoleh r tabel pada taraf signifikasi 5% sebesar 0,361
dan pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,463. Kemudian dapat
diinterpretasikan sebagai berikut

Pada taraf signifikan 1% diketahui bahwa 0,28 < 0,463 (r hitung lebih
kecil daripada r tabel). Maka Ho juga diterima dan Ha ditolak. Berarti pada
taraf signifikasi 1% juga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
variabel X (kebiasaan beribada) dan variabel Y (hasil belajar siswa).

Kemudian pada taraf signifikan 5% diketahui bahwa 0,28 < 0,361 (r


hitung lebih kecil daripada r tabel). Maka H0 diterima dan Ha ditolak. Berarti
pada taraf signifikasi 5% itu tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
variabel X (kebiasaan beribadah) dan variabel Y (hasil belajar siswa).
Dengan demikian korelasi positif antara kebiasaan beribadah siswa dengan
61

hasil belajar siswa di MTs. Qotrun Nada Depok merupakan korelasi positif
yang lemah atau bukanlah merupakan korelasi positif yang meyakinkan.

2. Hubungan Antara kebiasaan beribadah siswa terhadap


hasil belajar akidah akhlak

Jika melihat hasil interpretasi data diatas maka dapat diketahui bahwa
hubungan antara siswa yang terbiasa beribadah dengan hasil belajar yang
mereka dapat bukanlah hubungan positif yang meyakinkan.

Meskipun bukanlah hubungan positif yang meyakinkan penulis


menyajikan indikator yang menguatkan bahwa kebiasaan beribadah siswa
tetap mempunyai hubungan yang positif dalam meningkatkan hasil belajar
adalah dapat dilihat dari jawaban responden pada kuesioner tentang kebiasaan
beribadah.

Tabel 4.13
Memahami penjelasan guru tentang shalat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 27 90

b. Sering 2 6,7
1
c. Kadang-kadang 1 3,3

d. Tidak pernah 0 0.0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda memahami penjelasan yang diberikan oleh guru tentang
arti shalat ?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan persentase sebesar 3,3 %, responden
62

yang memilih jawaban “b” dengan persentase sebesar 6,7 % dan responden yang
memilih jawaban “a” dengan persentase sebesar 90 % termasuk katagori sangat
baik karena hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa selalu
memahami penjelasan yang diberikan oleh guru

Tabel 4.14
Mengerjakan shalat dalam sehari 5 waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 8 26,6

b. Sering 11 36,7
1
c. Kadang-kadang 11 36,7

d. Tidak pernah 0 0.0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda mengerjakan shalat dalam sehari 5 waktu ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7 %,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 36,7 %, dan responden
yang memilih jawaban “a” dengan presentase 26,6 %, termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
mengerjakan shalat dalam 5 waktu.

Tabel 4.15

Merasa senang dengan melakukan shalat sunnah tiap hari

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

1 a. Selalu 11 36,7
63

b. Sering 12 40

c. Kadang-kadang 7 23,3

d. Tidak pernah 0 0.0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda merasa senang melakukan shalat sunnah tiap hari ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 23,3 %,
responden yng memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 40 %, dan
responden yang memiliih jawaban “a” dengan presentase sebesar 36,7 %.
Termasuk katagori baik karena dari tabel di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa siswa sering dan senang melakukan shalat sunnah tiap hari.

Tabel 4.16

Siswa berusaha mengerjakan shalat tepat pada waktunya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 17 56,7

b. Sering 7 23,3
1
c. Kadang-kadang 6 20

d. Tidak pernah 0 0.0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda berusaha mengerjakan shalat tepat pada waktunya?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “b‟ dengan presentase sebesar 0,0 %,
64

responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 20 %, responden


yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 23,3 %, dan responden yang
memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 56,7 %, termasuk katagori yang
baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa
selalu berusaha shalat tepat waktunya.

Tabel 4.17

Menunda-nunda waktu shalat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 3 10

b. Sering 16 53,3
1
c. Kadang-kadang 11 36,7

d. Tidak pernah 0 0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda selalu menunda-nunda waktu shalat ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagia responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 0,10 %,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 53,3 %,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7 %, dan
responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%, termasuk
katagori kurang baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa siswa sering menunda-nunda wakatu shalat.

Tabel 4.18

Mengerjakan shalat tanpa disuruh orang tua

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %


65

a. Selalu 7 23,3

b. Sering 12 40
1
c. Kadang-kadang 11 36,7

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda selalu mengerjakan shalat tanpa disuruh orang tua?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 40%, responden
yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
mengerjakan shalat tanpa disuruh orang tua.

Tabel 4.19

Contoh orang tua untuk mengerjakan shalat tepat waktu

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 7 23,3

b. Sering 13 43,3
1
c. Kadang-kadang 10 33.3

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah bapak/ibu anda mencontohkan shalat tepat waktu pada


waktunya ?
66

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang dijawab
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan persentase sebesar 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 43,3%,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 33,3%, dan
responden yang memilih “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk katagori
sangat baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa
siswa sering melihat yang dicontohkan orang tua.

Tabel 4.20

Memahami penjelasan oleh guru tentang puasa

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 17 56,7

b. Sering 7 23,3
1
c. Kadang-kadang 6 20

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru


tentang puasa?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terlihat dengan jelas dari pertanyaan
yang mereka jawab, sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan
presentase sebesar 56,7%, responden yang memilih jawaban “b” dengan
presentase sebesar 23,3%, responden yang memilih jawaban “c” dengan
presentase sebesar 20%, dan responden yang mimilih jawaban “d” dengan
presentase sebesar 0%. Termasuk katagori sangat baik karena dari hasil tabel di
atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa selalu memahami penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
67

Tabel 4.21

Mengerjakan puasa pada bulan ramadhan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 8 26,7

b. Sering 11 36,7
1
c. Kadang-kadang 11 36,7

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda selalu mengerjakan puasa pada bulan ramadhan?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaa yang di jawab
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 26,7%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 36,7%,
responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan
responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk
katagori sangat baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa siswa sering mengerjakan puasa pada bulan ramadhan.

Tabel 4.22

Mengerjakan puasa selain puasa ramadhan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 27 90

1 b. Sering 2 6,7

c. Kadang-kadang 1 3,3
68

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda suka mengerjakan puasa selain puasa dibulan


ramadhan?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase sebesar 90%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 6,7%, responden
yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 3,3%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa selalu
mengerjakan puasa selalin bulan ramadhan.

Tabel 4.23

Kebiasaan untuk mengerjakan puasa senin kamis

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 3 10

b. Sering 16 53,3
1
c. Kadang-kadang 11 36,7

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda suka membiasakan diri untuk mengerjakan puasa senin
kamis di rumah ?

Dari tabel di atas dapat diketahui dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawban “a” dengan presentase sebesar 10%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase sebesar 53,3%,
69

responden yang memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan
responden yang memilih jawaban “d” dengan presentase sebesar 0,0%. Termasuk
katagori baik karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa
siswa sering melakukan puasa senin kamis di rumah.

Tabel 4.24

Kebiasaan membantu orang tua di rumah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 11 36,7

b. Sering 12 40
1
c. Kadang-kadang 7 23,3

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan: apakah anda suka membantu orang tua di rumah?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 36,7%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 40%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 23,3%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
membantu orang tua di rumah.

Tabel 4.25

Kebiasaan menolong orang lain

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %


70

a. Selalu 7 23,3

b. Sering 13 43,3
1
c. Kadang-kadang 10 3,4

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda suka membiasakan diri untuk menolong orang lain ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 43,3%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 3,4%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
menolong orang lain.

Tabel 4.26

Kebiasaan berfikir posotif terhadap orang lain

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 8 26,6%

b. Sering 11 36,7%
1
c. Kadang-kadang 11 36,7%

d. Tidak pernah 0 0,0


71

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah and selalu berfikiran positif terhadap orang lain ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 26,6%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 36,7%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
berfikir positif terhadap orang lain.

Tabel 4.27

Memperhatikan pelajaran yang diberikan kepada guru tentang beribadah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

a. Selalu 7 23,3

b. Sering 12 40
1
c. Kadang-kadang 11 36,7

d. Tidak pernah 0 0,0

Jumlah 30 100

Pertanyaan : apakah anda memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru


tentang beribadah ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari pertanyaan yang mereka jawab,
sebagian responden yang memilih jawaban “a” dengan presentase 23,3%,
responden yang memilih jawaban “b” dengan presentase 40%, responden yang
memilih jawaban “c” dengan presentase sebesar 36,7%, dan responden yang
memilih jawaban “d” dengan presentse sebesar 0%. Termasuk katagori baik
72

karena dari hasil tabel di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa sering
memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru.

Terbiasanya siswa dalam ibadah merupakan proses pembelajaran mereka


dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, baik tingkah
laku ia ketika di rumah maupun disekolah ditempat ia belajar. Dengan ditanamkan
rasa dan sikap terbiasa secara tidak langsung menghasilkan rasa sadar diri untuk
meningkatkan hasil belajar mereka.

Dan pada penelitian ini, memang hasil belajar siswa tidaklah hanya sekedar
dari pengaruh terhadap kebiasaan beribadahnya. Akan tetapi terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhinya diantaranya keluarga, sekolah, dan lingkungan.

E. Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian ini, penulis merasakan bahwa penelitian ini masih kurang dari
hasil yang lebih baik. Hal tersebut karena keterbatasan penelitian yang penulis
rasakan selama penelitian ini berlangsung. Keterbatasan penelitian itu diantara
lain:

1. Keterbatasannya pengambilan data nilai responden dengan pengambilan


jawaban dari angket, yang memang responden tersebut hanya bisa
diambil dari siswi, dikarenakan dilingkungan sekolah tersebut tidak
mencampur antara siswa pria dan wanita.
2. Penggunaan aplikasi SPSS 20, aplikasi baru yang butuh lebih ekstra
konsentrasi. Karena di bangku perkuliahan penulis belum merasakan
belajar.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:

1. Dari rekapitulasi Variabel X tentang kebiasaan beribadah anak dirumah


“sangat baik” hal ini dapat dilihat dari rata-rata presentase yaitu : “A”
dengan rata-rata presentse 37,33%, “B” dengan rata-rata presentase
34,88 %, “C” dengan rata-rata presentase 27,78 %. “D” dengan rata-rata
presentase 0 %, dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah “A”
yaitu dengan rata-rata presentase 37,33 %. Sehingga bisa ditarik
kesimpulan bahwa kebiasaan beribadah anak dirumah adalah sangat baik.
Karena dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa siswa kelas VIII selalu
mengerjakan shalat tepat waktu, mengerjakan shalat 5 waktu dan
sebagainya.
2. Dari variabel Y yaitu tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran
aqidah akhlak cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata perolehan
nilai siswa yaitu 74,83 nilai tersebut merupakan indikator yang dapat
digunakan untuk menyatakan bahwa siswa memiliki hasil belajar yang
cukup baik. Dilihat dari hasil evaluasi.
3. Terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara kebiasaan beribadah
anak di rumah dengan hasil belajar aqidah akhlak di MTs. Qotrun Nada.
Hal ini dibuktikan dengan angka hubungan yang menunjukan nilai 0,28.
berdasarkan tabel interprestasi nilai angka, 0,28 berada diantara nilai 0,20
sampai dengan 0,40 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan
kebiasaan beribadah anak dirumah dengan hasil belajar aqidah akhlak di
MTs. Qotrun Nada memiliki hubungan yang sedang atau cukup, maka
hipotesis nol (Ho) ditolak, hal ini berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima

73
74

atau dengan kata lain terdapat hubungan yang sedang atau cukup
hubungan kebiasaan beribadah anak di rumah dengan hasil belajar akidah
akhlak di MTs. Qotrun Nada.
B. Implikasi

Dari hipotesis yang diajukan dan landasan teori, penelitian ini membuktikan
adanya hubungan antara kebiasaan beribadah siswa di rumah dengan hasil belajar
akidah akhlak, semakin bagus kebiasaan beribadah siswa maka akan semakin baik
pula hasil belajar siswa. Dan ini sekaligus membuktikan bahwa kebiasaan
beribadah siswa itu sangat penting terhadap hasil belajar siswa.

C. Saran –saran

Berdasarkan pada hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-


saran sebagai berikut :

1. Untuk guru, di harapkan mampu meningkatkan kebiasaan siswa dalam


beribadah dengan memberikan dorongan-dorongan kepada siswa agar
tumbuh keinginan untuk membiasakan diri untuk beribadah.
2. Untuk orang tua, hendaklah orang tua memberikan perhatian khusus
kepada anak agar anak terbiasa melakukan ibadah di rumah.
3. Untuk siswa, hendaklah siswa membiasakan diri sejak dini untuk
melakukan ibadah-ibadah seperti shalat sunnah atau puasa sunnah.
DAFTAR PUSTAKA

Ritonga, A Rahman dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
1997.

Yusuf, Ali Anwar, Studi Agama Islam, Bandung:CV Pustaka Setia, cet 1, 2003.

Syarifuddin, Amir, Garis-garis besar fiqih, Jakarta: prenada media, 2003.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada, 2008.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, Surabaya:


Jaya Sakti, 1998.

Oemar, Hamalik, psikologi belajar dan mengajar, Bandung:Sinar Baru


Algensindo, 2002.

ya‟qub, Hamzah, Etika Islam pembinaan akhlaqulkarimah, Bandung: CV.


DIPONEGORO, 1996 cetakan VII.

Syah, Muhibbin, Psikologi belajar, jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet 15,


2010.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka, ed. Ke 3 2007.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Cet ke 5, Jakarta:


PT. Rineka Cipta, 2010.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya,, Jakarta: PT. Rineka


Cipta, cet ke 4 2003.

75
76

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:PT


Rineka Cipta,2006.

Haryanto, Suryono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Osdakarya, cet


ke 1, 2007.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alphabeta, cet ke 8


2010.

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi


PendidikanDan Tenaga Kependidikan, (Jakarta :Kencana)

W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga,


(akarta:Balai Pustaka, 2007.

Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana wakaf, 1995, cet 1.

Dradjat, Zakiyah, Problem Remaja di Indonesia, Jakarta:Bulan Bintang, 1978,


cetakan ketiga
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN BERBADAH SISWA DI RUMAH TERHADAP
HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MTS QOTRUN
NADA DEPOK

No Responden :

Nama :

Hari, tanggal :

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2013
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KEBIASAAN BERIBADAH ANAK DI RUMAH TERHADAP HASIL


BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MTS QOTRUN NADA

I. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan seksama dan jawablah
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, d yang
sesuai dengan pilihan anda.
b. Jawaban tidak memiliki nilai benar atau salah karena itu, mohon untuk
dijawab dengan sebenar-benarnya menurut kebiasaan sehari-hari.
c. Jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai yang anda peroleh.
d. Semua jawaban dijamin kerahasiaannya.
e. Saya sebagai peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda mengisi
kuesioner ini.
II. Biodata Siswa
a. Nama Lengkap : .......................................................................
b. Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan
c. Umur : ......... tahun
d. Agama : ........................................................................
e. Nama orang tua : ........................................................................
f. Pekerjaan orang tua : ........................................................................
PERTANYAAN KUESIONER

No PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN


Apakah anda memahami penjelasan yang diberikan a. Selalu
oleh guru tentang shalat b. Sering
1
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda mengerjakan shalat dalam sehari lima a. Selalu
waktu? b. Sering
2
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda merasa senang melakukan shalat sunnah a. Selalu
tiap hari? b. Sering
3
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda berusaha mengerjakan shalat tepat pada a. Selalu
waktunya? b. Sering
4
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda selalu menunda-nunda waktu a. Selalu
shalat? b. Sering
5
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda selalu mengerjakan shalat tanpa disuruh a. Selalu
orang tua? b. Sering
6.
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah orang tua anda mencontohkan shalat tepat a. Selalu
pada waktunya? b. Sering
7
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda memahami penjelasan yang a. Selalu
8
disampaikan oleh guru tentang puasa? b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda selalu mengerjakan puasa di bulan a. Selalu
ramadhan? b. Sering
9
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda suka mengerjakan puasa selain puasa a. Selalu
ramadhan? b. Sering
10
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda suka membiasakan diri untuk a. Selalu
mengerjakan puasa senin kamis di rumah? b. Sering
11
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda suka membantu orang tua di rumah? a. Selalu
b. Sering
12
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda suka membiasakan diri untuk menolong a. Selalu
orang lain? b. Sering
13
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda selalu berfikir positif terhadap orang a. Selalu
lain? b. Sering
14
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda memperhatikan pelajaran yang a. Selalu
disampaikan oleh guru tentang ibadah? b. Sering
15
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda sering berlaku tidak sopan? a. Selalu
16 b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda segera menolong orang lain yang a. Selalu
membutuhkan pertolongan? b. Sering
17
c. Kadang-kadang
Tidak pernah
Apakah anda suka melihat contoh orang-orang yang a. Selalu
berprilaku baik? b. Sering
18
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda sering ikut serta dalam kegiatan bakti a. Selalu
sosial? b. Sering
19
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda suka menjumpai orang-orang sekitar a. Selalu
anda yang mempunyai sifat tidak baik? b. Sering
20
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
apakah anda suka menolak perintah orang tua? a. Selalu
b. Sering
21
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda suka di marahi orang tua? a. Selalu
b. Sering
22
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah lingkungan orang di sekitar rumah anda a. Selalu
memiliki nilai religius? b. Sering
23
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda sering mengikuti kegiatan keagamaan? a. Selalu
b. Sering
24
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Apakah anda sering untuk menilai prilaku yang baik a. Selalu
dan buruk? b. Sering
25
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
LAPORAN HASIL BELAJAR SANTRI
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MATA PELAJARAN : Aqidah Akhlak


KELAS : VIII A
Nilai Nilai
No Nama Santri KKM Nilai Mid Ket
Semester Rapot
1 ADELLA NOVIYANTI 70 95 90 93
2 ALFI NUR FADLILAH 70 98 91 93
3 ANNEKE TRIANA 70 98 95 96
4 ANNISA FAUZIAH 70 98 98 98
5 ARIQAH RIFDATUL HASANAH 70 100 97 98
6 AYU TAMARA 70 100 90 93
7 BELLA HERLINA 70 100 90 93
9 DINA LUTHFIA 70 75 85 80
10 DINAR ALFI SYAHRIN 70 100 91 94
11 ELMA FEBRIANI 70 93 90 91
12 ELVIDRA YOHANA 70 65 70 60
13 ELVINA NENGSIH 70 100 90 93
14 HAFIDAH MARDIYAH 70 85 90 95
15 HEFILDA DWI BUDIYANTI 70 90 86 87
16 HELYA SYAFIROH 70 100 90 93
17 IQLIMA AZQIANI SYADZA 70 100 91 94
18 ISMA ULFAHTUZZAQIYAH 70 73 87 80
19 JANNATHUL ALIFIA 70 98 85 89
20 JIHANA PUTRI 70 70 80 77
21 JULIA AMANAH 70 65 83 70
22 KHOFIFAH AYU KARTIKA 70 72 80 78
23 KHILDA ASMAHANI 70 100 97 98
24 KHONSA TSABITA IHSANI 70 95 91 92
25 MARWAH ZUL ALITA 70 93 91 92
26 MAYANG RESTI AMELIA 70 100 91 94
27 MUTIA ISMA ANANDA 70 98 93 95
28 KHOFIFAH AYU KARTIKA 70 72 80 78
29 KHILDA ASMAHANI 70 100 97 98
30 KHONSA TSABITA IHSANI 70 95 91 92
31 RIFA SATIRA 70 72 65 65
32 RIKA AMALIA ZAHRA 70 100 91 94
33 RIYANA RASTI RESTIANA 70 98 93 95
34 RIZKA LAILIA 70 100 91 94
35 RIZKA DEWI LESTARI 70 72 68 75
36 SA'DIAH ANWAR 70 73 75 74
37 SELVIA HERYANTO 70 75 75 75
38 SINDI APRILIA 70 75 80 79
39 SITI KHOLILAH 70 70 80 77
40 SITI USWATUN HASANAH 70 75 75 75
41 SITI HABZAH DINIYANTI 70 98 97 97
42 SOVIA BAHIJAH 70 100 85 90
43 SITI MARIA ULVA 70 70 75 75
44 QURATA' A'INI 70 87 78 90
45 UMMI KHULSYUM 70 72 80 78
46 WIDIA NANING SUGIANTI 70 73 80 78
47 YUSHA NUR HADIANTI 70 70 80 77
48 YUWITA DEWI 70 70 85 80
49 ZAIDAH 70 73 75 75
50 ZAIN KHOLISOTUL MA'RUFAH 70 100 90 93
LAPORAN HASIL BELAJAR SANTRI
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MATA PELAJARAN : Aqidah Akhlak


KELAS : VIII B
Nilai Nilai
No Nama Santri KKM Nilai Mid Ket
Semester Rapot
1 ADE LIA F 70 90 85 85
2 ANISA NABILA Z 70 85 85 80
3 ANISA LESTARI 70 90 84 86
4 APSARI WINDA K 70 95 90 90
5 ARIKAH QOTHRUNNADA 70 90 91 91
6 ATINA RIZQIANA 70 98 81 86
7 AULIA OKTAVIANI 70 98 86 90
8 CEMARA ANUGRAH PERTIWI 70 100 95 97
9 DEVI PURNAMA SARI 70 95 84 87
10 DIAH INDRAWATI 70 73 93 87
11 ERIKA DAFFA LILLA 70 93 84 87
12 FIKA ANGGRAENI 70 100 81 87
13 FITRI HANIFAH ISNAINI 70 100 93 95
14 HALIMAHTUSADIAH 70 98 86 90
15 IIS ARNIYATI 70 95 79 84
16 INES SALSABILA 70 80 90 85
17 ISMI AULIYA 70 98 93 95
18 JANNATI HANDAYANI 70 60 75 70
19 JIHANA PUTRI 70 100 95 97
20 KHOFIFAH AYU KARTIKA 70 100 95 97
21 MEIDIANA ANANDA PUTRI 70 100 88 92
22 MISNA 70 75 85 80
23 MITA MEGA UTARI 70 95 86 89
24 MUNIYYATI ILLYAH 70 90 91 91
25 NADYA SHOLIHAH 70 85 95 90
26 NAHDA ZULFIA 70 90 86 87
27 NAJMATUNNISA HANNANI 70 95 86 89
28 NANDA FIRDA SYAFITRI 70 98 97 97
29 NENG ENDANG KASILOWATI 70 88 91 90
30 NETA LATIFA AZMI 70 90 90 90
31 NURSYIFA MAULIDIA 70 98 83 88
32 NURUL AINI RAHMADANI 70 80 86 84
33 NURAINI 70 73 82 85
34 NUR ANNISA AL ZAHRA 70 98 81 86
35 NURJANAH 70 98 95 96
36 NURROHMAH QOMARIYYATUZZAMAN 70 98 91 93
37 NURIZA NURFADA 70 85 75 80
38 RATU ANNISA AFRECIA 70 100 95 97
39 RIFKA ANNISA 70 93 88 90
40 SA'DIAH ANWAR 70 98 90 92
41 SELVIA HERYANTO 70 100 83 88
42 SINDI APRILIA 70 98 86 90
43 SITI KHOLILAH 70 100 97 98
44 SITI USWATUN HASANAH 70 100 88 92
45 SYARA QURROTUL AINI 70 80 77 78
46 UMMI KHULSYUM 70 98 90 92
47 UMMUL FARHANI 70 65 75 70
48 TYAS AULIA 70 90 86 87
49 WAHDA MAULIDA 70 98 75 82
50 WINDA LESTARI 70 88 81 83
LAPORAN HASIL BELAJAR SANTRI
SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MATA PELAJARAN : Aqidah Akhlak


KELAS : VIII C
Nilai Nilai
No Nama Santri KKM Nilai Mid Ket
Semester Rapot
1 AJENG RANIA ASYIFA 70 83 72 75
2 ALDA ZULFA ZUMRAH 70 63 72 75
3 ANGGUN FITRIYANI 70 65 70 75
4 ANISA YUNI KARTIKA 70 70 93 86
5 ANNISA NURUL FAJRI 70 90 81 84
6 AULIA ANGGRAINI 70 98 75 82
7 DEA MIANTY 70 80 87 85
8 DEWI SUSANTI 70 78 76 77
9 DIA ZAKIAH H 70 85 80 80
10 EFRIDA YANTI 70 65 70 75
11 HAYATUN NISA AULIA 70 90 84 86
12 HILWATUL UZMAH 70 80 84 83
13 ITA FITRIANA 70 75 70 72
14 KHALINSA ALSA DILLA 70 85 86 86
15 Khilyatussolah 70 75 85 80
16 LINTANG AZZURA ASRI 70 95 70 78
17 LIS AISYAH 70 90 85 90
18 NABILAH NUR APIPAH 70 98 86 90
19 NURAISAH 70 90 80 83
20 NURMALA 70 70 85 85
21 NAWA ADDATUL ULFAH 70 85 84 84
22 NOVITA AWALIA 70 90 70 76
23 NURAISAH 70 90 80 83
24 NURPITA SARI 70 90 70 76
25 NUR'AINI NASUTION 70 90 77 81
26 PUTRI ALIYAH 70 85 77 79
27 PUTRI WIDIA SARI 70 80 75 80
28 RAHMA YULIANTI 70 85 77 79
29 RAUDATUL ZAUHARI 70 85 90 90
30 RESSY HERLINA YAHYA 70 85 79 81
31 RIZKIA PRIHANDINI 70 89 88 88
32 ROSADAH 70 90 77 81
33 SARIPAH 70 90 80 83
34 SELLY ELITASARI 70 90 84 86
35 SELVIA ALFIANTI 70 90 70 76
36 SITI BADRIAH 70 75 83 85
37 SITI WAHYUNI 70 80 75 80
38 SRI AJENG LESTARI 70 80 95 90
39 SRI WAHYUNI 70 70 84 75
40 SUMIARTI 70 70 77 78
41 SYIFA FAUZIAH 70 87 80 83
42 SISKA FUJI ASTUTI 70 85 65 71
43 SRI HAFIFAH 70 85 72 76
44 TINA TRISNA WATI 70 90 70 76
45 VIVIT VITRIA 70 78 79 79
46 WANDA AMELIA 70 98 79 85
47 YUSNIA KHOLIQOH 70 90 80 83
48 YONITA 70 80 79 82
49 ZAINAB 70 78 87 84
50 ZAKIYAH 70 70 75 75
Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Total
A B C D E F G H I J K L M N O

Pearson * ** * **
1 ,356 ,157 ,144 ,240 ,355 ,377 ,144 ,356 1,000 ,240 ,157 ,377 ,356 ,355 ,543
Skor Correlation

Jawaban A Sig. (2-tailed) ,053 ,408 ,448 ,201 ,054 ,040 ,448 ,053 ,000 ,201 ,408 ,040 ,053 ,054 ,002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** **
,356 1 ,077 ,165 ,282 ,199 ,323 ,165 1,000 ,356 ,282 ,077 ,323 1,000 ,199 ,638
Skor Correlation
Jawaban B Sig. (2-tailed) ,053 ,684 ,385 ,131 ,291 ,082 ,385 ,000 ,053 ,131 ,684 ,082 ,000 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** * ** ** * **
,157 ,077 1 ,304 ,491 ,374 -,094 ,304 ,077 ,157 ,491 1,000 -,094 ,077 ,374 ,513
Skor Correlation
Jawaban C Sig. (2-tailed) ,408 ,684 ,102 ,006 ,042 ,622 ,102 ,684 ,408 ,006 ,000 ,622 ,684 ,042 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** **
,144 ,165 ,304 1 ,595 ,245 ,343 1,000 ,165 ,144 ,595 ,304 ,343 ,165 ,245 ,639
Skor Correlation
Jawaban D Sig. (2-tailed) ,448 ,385 ,102 ,001 ,191 ,064 ,000 ,385 ,448 ,001 ,102 ,064 ,385 ,191 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** ** ** ** ** **
,240 ,282 ,491 ,595 1 ,343 ,511 ,595 ,282 ,240 1,000 ,491 ,511 ,282 ,343 ,777
Skor Correlation
Jawaban E Sig. (2-tailed) ,201 ,131 ,006 ,001 ,064 ,004 ,001 ,131 ,201 ,000 ,006 ,004 ,131 ,064 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * * ** **
,355 ,199 ,374 ,245 ,343 1 ,211 ,245 ,199 ,355 ,343 ,374 ,211 ,199 1,000 ,609
Skor Correlation
Jawaban F Sig. (2-tailed) ,054 ,291 ,042 ,191 ,064 ,264 ,191 ,291 ,054 ,064 ,042 ,264 ,291 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * ** * ** ** **
,377 ,323 -,094 ,343 ,511 ,211 1 ,343 ,323 ,377 ,511 -,094 1,000 ,323 ,211 ,600
Skor Correlation
Jawaban G Sig. (2-tailed) ,040 ,082 ,622 ,064 ,004 ,264 ,064 ,082 ,040 ,004 ,622 ,000 ,082 ,264 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** **
,144 ,165 ,304 1,000 ,595 ,245 ,343 1 ,165 ,144 ,595 ,304 ,343 ,165 ,245 ,639
Skor Correlation
Jawaban H Sig. (2-tailed) ,448 ,385 ,102 ,000 ,001 ,191 ,064 ,385 ,448 ,001 ,102 ,064 ,385 ,191 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** **
,356 1,000 ,077 ,165 ,282 ,199 ,323 ,165 1 ,356 ,282 ,077 ,323 1,000 ,199 ,638
Skor Correlation
Jawaban I Sig. (2-tailed) ,053 ,000 ,684 ,385 ,131 ,291 ,082 ,385 ,053 ,131 ,684 ,082 ,000 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** * * **
1,000 ,356 ,157 ,144 ,240 ,355 ,377 ,144 ,356 1 ,240 ,157 ,377 ,356 ,355 ,543
Skor Correlation
Jawaban J Sig. (2-tailed) ,000 ,053 ,408 ,448 ,201 ,054 ,040 ,448 ,053 ,201 ,408 ,040 ,053 ,054 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** ** ** ** ** **
,240 ,282 ,491 ,595 1,000 ,343 ,511 ,595 ,282 ,240 1 ,491 ,511 ,282 ,343 ,777
Skor Correlation
Jawaban K Sig. (2-tailed) ,201 ,131 ,006 ,001 ,000 ,064 ,004 ,001 ,131 ,201 ,006 ,004 ,131 ,064 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** * ** * **
,157 ,077 1,000 ,304 ,491 ,374 -,094 ,304 ,077 ,157 ,491 1 -,094 ,077 ,374 ,513
Skor Correlation
Jawaban L Sig. (2-tailed) ,408 ,684 ,000 ,102 ,006 ,042 ,622 ,102 ,684 ,408 ,006 ,622 ,684 ,042 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * ** ** * ** **
,377 ,323 -,094 ,343 ,511 ,211 1,000 ,343 ,323 ,377 ,511 -,094 1 ,323 ,211 ,600
Skor Correlation
Jawaban M Sig. (2-tailed) ,040 ,082 ,622 ,064 ,004 ,264 ,000 ,064 ,082 ,040 ,004 ,622 ,082 ,264 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** **
,356 1,000 ,077 ,165 ,282 ,199 ,323 ,165 1,000 ,356 ,282 ,077 ,323 1 ,199 ,638
Skor Correlation
Jawaban N Sig. (2-tailed) ,053 ,000 ,684 ,385 ,131 ,291 ,082 ,385 ,000 ,053 ,131 ,684 ,082 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson * ** * **
,355 ,199 ,374 ,245 ,343 1,000 ,211 ,245 ,199 ,355 ,343 ,374 ,211 ,199 1 ,609
Skor Correlation
Jawaban O Sig. (2-tailed) ,054 ,291 ,042 ,191 ,064 ,000 ,264 ,191 ,291 ,054 ,064 ,042 ,264 ,291 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,543 ,638 ,513 ,639 ,777 ,609 ,600 ,639 ,638 ,543 ,777 ,513 ,600 ,638 ,609 1
Correlation
Skor Total
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A. Profil Umum Pondok Pesantren Qotrun Nada

1. Sejarah singkat terbentuknya pondok pesantren Qotrun Nada

Qotrun Nada adalah sebuah nama pondok pesantrenyang terletak didaerah

Cipayung jaya – Pancoranmas, Depok, Jawa Barat. Awalnya Qotrun nada hanyala

sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan masyarakat Cipayung untuk

kegiatan mengajarkan Al- Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis

Ta’lim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya, sampe

akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat pada tahun 1995 mulailah diadakan

penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar

jam sekolah atau pada bahasa masyarakat Cipayung adalah santri kalong.

Karena peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali

santri agar pengajian yang selama ini diadakan agar lebih dimaksimalkan lagi, maka

pada saat itulah para santri diwajibkan bermukim di Majlis Ta’lim, khusus putra

bermukim disebelah kediaman kyai, yaitu Al- Walid H. Marzuki karena pada waktu

itu belum tersedia tempat yang memadai untuk dijadikan tempat bermukim bagi para

santri.

Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September

1996 dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan

sejak itu pula Majlis Ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang merupakan

guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad zaini dengan nama ‘ QOTRUN

NADA ’ yang memiliki arti “ tetesan enbun pagi ’’.

Tepat pada tahun 1997 secara resmi penerimaan santri baru dengan jumlah santri

yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim

dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana sini, dan Alhamdulillah seiring


dengan berjalannya waktu, pondok pesantren Qotrun nada berkembang hingga saat ini

atas do’a para muslimin sekalian dan hingga saat ini pula kami telah memiliki sekitar

750 santri seluruhnya bermukim dipondok.

Program yang dikembangkan oleh pondok pesantren Qotrun nada adalah program

terpadu yaitu panduan belajar selama enam tahun yang meliputi Madrasah

Tsanawiyah ( MTs) dan Madrasah Aliyah ( MA ). Namun pondok pesantren Qotrun

Nada ini juga membuka program pendidikan yang agak singkat melalui program

Takhassus /Intensif yang setingkat dengan aliyah yaitu hanya tiga tahun bagi lulusan

Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) atau SLTP ysng ingin melanjutkan studinya dipondok

pesantren Qotrun nada ini.

Upaya pengembangan pondok pesantren tidak cukup jika hanya dari banyaknya

prestasi saja, tapi juga jasa dari pengasuh dan pimpinan yang senantiasa selalu

menyiarkan tentang pondok pesantren kehadapan publik sehingga masyarakat dapat

mengenal lebih dekat tentang apa itu sebuah pondok pesantren dan bagaimana cara

memilih pondok pesantren yang benar sehingga tidak menimbulkan kesalahan

nantinya. Selain itu juga ada kegiatan akhir tahun yang dilaksanakan oleh para calon

alumni setelah mereka mengikuti Ujian Akhir ( UN ) yaitu kegiatan pembelajaran

atau yang biasa disebut dengan PPM ( Praktek Pengabdian Masyarakat ) hasil dari

kegiatan tersebut yang sedikit banyaknya mampu menambil perhatian masyarakat

yang menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut dan Alhamdulillah semuanya yang

dilakukan oleh para santri kami semuanya dapat mereka terima dan dipandang dengan

pandangan yang baik.

2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam suatu

kelompok yang berkarja sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Susunan ini

dibentuk supaya terdapat pembagian kerja, pelimpahan wewenang dan kewajiban

yangb jelas antar individun yang satu dengan yang lainnya. Adapun struktur

orgsnisasi Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :

STRUKTUR ORGANISASI

PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA

Tahun Pelajaran 2012/2013

1. Pengasuh : Drs. KH. Burhanuddin Marzuki

2. Direktur : Ust. Drs. H. Syamuwari

3. Wakil Direktur : Ust. Achyanuddin syakier

4. Sekretaris : Ust. Muhammad Fitri Yadi

5. Bendahara : Ustzh. Yayah Ummu adiyah, S. Ag

6. Pembina ISQN : Ust. Sandy Maelas

7. Pembina Pramuka : Ust. Syahril Azis

8. Pembina Bahasa : Ust. Andi Shofyan Effendi

9. Koordinator Kutubut Turats dan Pengajian Bulanan

Ketua : Ust. Ayyub Sholihin

Sekretaris : Ust. Muhammad Irfan

Anggota : Ust. Muhammad Nashruddin

: Ustzh. Ummu Farida

10. Koordinator Komputer : Ust. Saipul Hidayat, S. Sy.

11. Koordinator Tahfidz Qur’an : Ust. Habibi Hasan

: Ustzh Aini Fitria


3. Visi dan Misi

Sebelum menentukan tujuan, sebuah organisasi atau lembaga harus terlebih dahulu

menetapkan visi dan misi lembaga atau organisasi, menyajikan kerangka kerja yang

menuntun suatu nilai kepercayaan struktur organisasi, pernyataan visi dan misi suatu

organisasi suatu peranan penting dalam meningkatkan semangat aktivitas atau

mengembangkan system kualitas. Visi dan misi memberikan identitas sebuah

organisasi dan pemahaman terhadap arah yang dituju oleh organisasi tersebut.

Visi adalah suatu pernyataan yang relatif singkattentang inspirasi atau arah

organisasi yang akan datang. Sedangkan misi adalah tujuan yang paling hakiki dan

mempunyai nilai yang paling tinggi dalam kehidupan manusia maupun organisasi

yaitu mempertahankan kelangsungan hidup.

Adapun Visi Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :

(melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang

lebih baik)

Untuk melaksanakan visi di atas, Pondok Pesantren Qotrun Nada mempunyai misi

sebagai berikut :

1. Menciptakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah

2. Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah

3. Mampu Menjalankan Perintah Dan Menjauhi Larangan ALLAH SWT.

4. Tujuan

Tujuan adalah akhir dari segala aktifitas atau kegiatan oleh sebab itu. Setiap orang

mempunyai keinginan dan berusaha melakukan kegiatan yang berakhir dengan

tercapainya keinginan tersebut.dimana tujuan-tujuan tersebut mempunyai arahan


dasar akan kemana sebuah organisasi di bawa serta menjadikan organisasi tersebut

lebih terarah.

Adapun tujuan Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :

1. Sebagai sarana menuntut ilmu.

2. Membentuk generasi muda yang akhlakul karimah.

3. Dan mempererat tali silaturahmi wantara warga sekitar dengan para santri dan

guru-guru yang lainnya.

5. Program Pondok Pesantren Qotrun Nada

Adapun program kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada sudah

disusun seperti :

1. Kegiatan Harian

a. Pengajain rutin yang dilaksanakan olaeh santri Qotrun Nada setiap ba’da

Subuh, Ashar, Maghrib, dan Isya.

2. Kegiatan Mingguan

a. Penbacaan surah Yasiin Fadilah, surat Al-Waqi’ah, Tahlil, Sholawat, Rawi,

dan Doa yang dilaksanakan setiap malam Jum’at.

b. Pengajian Ta’lim Mutaalim

c. Muhadhoroh ( pelatihan pidato )

d. Pengajian Batsul Masail

3. Kegiatan Bulanan

a. Mengadakan pengajian bulanan uuntuk para wali murid.

Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya pengajian bulanan ini dilaksanakan

pada awal bulan, tepatnya pada hari munggu, Diadakannya kegiatan pengajian ini,

selain untuk menambah Ilmu Agama tapi juga salah satunya untuk mempererat tali

silaturahmi antara wali murid dengan kyai dan ustadz-ustadz lainnya.


4. Kegiatan tahunan

a. Mengadakan peringantan hari ( PBHI ), seperti :

b. Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, yang dihadiri oleh para tokoh agama

dan Alim Ulama.

c. Perayaan Isra Mi’raj.

d. Perayaan 1 Muharram.

e. Mengadakan acara Nuzulul Quran.

f. Pemotongan hewan Qurban.

g. Pelaksanaan bakti sosial.

Anda mungkin juga menyukai