Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

B. RumusanMasalah
1. Apapengertianthaharahsecarabahasa dan istilah?
2. Apasajasarana yang digunakanuntukmelakukanthaharah?
3. Apasajamacam-macambentukthaharah?
4. Apapengertianhadas dan najis dan caramensucikannya?
5. ApaTujuanThaharah?
C. TujuanPenelitian
1. Untukmengetahuipengertianthaharahsecarabahasa dan istilah
2. Untukmengetahuisarana yang digunakanuntukmelakukanthaharah
3. Untukmengetahuimacam-macambentukthaharah
4. Untukmengetahuipengertianhadas dan najis
5. Untukmengetahuitujuanthaharah
D. ManfaatPenulisan
Berdasarkan penulisanmakalahini, maka di harapkandapatbermanfaatbagi:
1.
2.
3.

1.THAHAROH
Secara Bahasa bersuci
SecaraIstilahmensucikandiridaripakaian, tempat dan segalajenisnajis, kotoran dan
hadas, baikhadasbesarmaupunkecilsesuaidenganketentuan yang telah di tetapkan oleh
syariatislam.
A. Air
1. TujuhMacam Air Bersuci
‫املياه اليت جيوز هبا التطهري سبع مياه ماء السماء وماء‬
‫البحر وماء النهر وماء البئر وماء العني وماء الثلج وماء‬
‫الربد‬
Air yang dapatdibuatuntukbersuciada 7 (tujuh)
yaitu :1
1. air langit (hujan)
2. air laut
3. air sungai
4. air sumur
5. air mata air
6. air salju
7. air embun

2. EmpatPembagian Air
‫ مكروه وهو‬،‫ طاهر مطهر‬: ‫مث املياه على أربعة أقسام‬
‫ وطاهر غري مطهر وهو امالء املستعمل‬، ‫امالء املشمس‬
‫ وماء جنس وهو الذي‬، ‫واملتغري مبا خالطه من الطاهرات‬
‫حلت فيه جناسة وهو دون القلتني أو كان قلتني فتغري‬
‫والقلتان مخسمائة رطل بغدادي تقريبا يف األصح‬.
Jenis air ada 4 (empat) yaitu :
1. Air suci dan mensucikan2
2. Air yang makruhyaitu air musyammas3
3. Air sucitapitidakmeyucikanyaitu air
musta’mal4 dan air yang air berubahkarena
4. Air najisyaitu
a. air kurang 2 qullah yang terkenanajisatau,
b. air mencapai 2 qullahterkenanajis dan
berubah. Adapun ukuranduaqullahadalah
500 (lima ratus) katibaghdadmenurut
pendapat yang paling sahih.

B. Kulit Bangkai
HaditsSalamah bin al-Muhabbiqradhiallahu ‘anhu yang dikeluarkan oleh Ahmad, Abu
Dawud, an-Nasa’i, dan IbnuHibbandarijalanriwayatQatadah, dari al-Hasan, dariJaun
bin Qatadah, dariSalamah bin al-Muhabbiqradhiallahu ‘anhu. Riwayat Abu Dawud
denganlafadz,
‫ يَا‬:‫ فَ َسأ َ َل ْال َما َء فَقَالُوا‬،ٌ‫ت فَإ ِ َذا قِرْ بَةٌ ُم َعلَّقَة‬
ٍ ‫ُول هللاِ فِي غ َْز َو ِة تَبُوكَ أَتَى َعلَى بَ ْي‬
َ ‫أَ َّن َرس‬
‫ ِدبَا ُغهَا طُهُو ُرهَا‬:‫ فَقَا َل‬.ٌ‫ إِنَّهَا َم ْيتَة‬،ِ‫ُول هللا‬ َ ‫ َرس‬.
“SesungguhnyaRasulullahshallallahu ‘alaihiwasallam pada perang Tabuk
mendatangisebuahrumah, ternyataadageriba yang digantung. Lantas Rasul shallallahu
‘alaihiwasallamminta air. Merekamenjawab, ‘WahaiRasulullah,
sesungguhnyageribaitudaribangkai.’ Beliaushallallahu ‘alaihiwasallambersabda,
‘Penyamakannyaadalahkesuciannya

3.Tidak bolehmenggunakanwadah yang terbuatdariemas dan perak.


Bolehmenggunakanwadah yang selaindariemas dan perak.

4. Siwak
)‫بعد الزوال‬ ‫فصل( والسواك مستحب يف كل حال إال‬
‫ عند تغري‬:‫للصائم وهو يف ثالثة مواضع أشد استحباب‬
‫الفم من أزم وغريه وعند القيام من النوم وعند القيام إىل‬
‫الصالة‬.
Bersiwakituhukumnya sunnah
dalamsetiapkeadaankecualisetelahcondongnyamataharibagi yang berpuasa.
Bersiwak sangat disunnah
dalam 3 waktu, yaitu :
1. Saatterjadiperubahanbaumulutkarenaazm
dan sebablain. 10
2. Setelah banguntidur
3. hendakmelaksanakanshalat.

5. Wudhu
1. Fardhu Wudhu11

)‫فصل( وفروض الوضوء ستة أشياء النية عند غسل‬


‫وجه وغسل الوجه وغسل اليدين إىل املرفقين ومسح‬
‫بعض الرأس وغسل الرجلين إىل الكعبين والرتتيب على‬
‫ما ذكرانه‬.
Fardhu-fardhu wudhu ada 6 (enam) perkara, yaitu:
1. Niatsaatmembasuh wajah.12
2. Membasuhwajah. 13
3. Membasuhkeduatangansampai siku.14
4. Mengusap15 sebagiankepala. 16
5. Membasuhkedua kaki sampaimatakak

Sunnah Wudhu
)‫فصل( وسننه عشرة أشياء التسمية وغسل الكفني قبل‬
‫إدخاهلما اإالنء واملضمضة واالستنشاق ومسح مجيع‬
‫الرأس ومسح األذنني ظاهرها وبطنهما مباء جديد‬
‫وختليل اللحية الكثة وختليل أصابع اليدين والرجلني‬
‫وتقدمي اليمىن على اليسرى والطهارة ثاالث ثاالث واملوالة‬.
Sunnahnya wudhu ada 10 (sepuluh):
1. Membaca bismillah
2. Membasuhkeduatelapaktangansebelum
memasukkankewadah air
3. Berkumur
4. Menghirup air kehidup
5. Mengusapseluruhkepala
6. Mengusapkeduatelingaluardalamdengan air
baru
7. Menyisirjenggottebaldenganjari
8. Membasuh sela-sela jaritangan dan kaki,
mendahulukanbagiankanandarikiri
9. Menyucikan masing-masing 3 (tiga) kali
10.
Muwalat (tidakterputus).

3. Istinja’
a. Kewajiban
)‫فصل( واالستنجاء واجب من البول والغائط‬
Instinja' ituwajibsetelahbuang air kecil dan buang
air besar.
‫واألفضل أن يستنجي بأحلجار مث يتبعها مبالء وجيوز‬
‫أن يقتصر على امالء أو على ثالثة أحجار ينقي هنب‬
‫امحلل فإذا أراد االقتصار على أحدها فامالء أفضل‬.
Yang utamaadalahbersucidenganmemakai
beberapa batu kemudiandengan air. Bolehbersuci
dengan air sajaataudengan 3 buah batu yang
dapatmembersihkantempatnajis. Apabilahendak
memakai salah satudariduacara, makamemakai
air lebihutama.
b. Adab
‫وجيتنب استقبال القبلة واستدبرها يف الصحراء وجيتنب‬
‫البول والغائط يف امالء الراكد وحتت الشجرة املثمرة ويف‬
‫يق والظل والثقب وال يتكلم على البول وال يستقبل‬
‫الشمس والقمر وال يستدبرها‬.
Orang yang sedangbuang air besarhendaknya
tidakmenghadapkiblat dan tidakmembelakangi
nyaapabiladalamtempat terbuka19. Kencingatau
BAB hendaknyatidakdilakukan di air yang diam, di
bawahpohon yang berbuah, di jalan, di tempat
bernaung, di batu. Dan hendaknyatidakberbicara
saatkencing dan tidakmenghadapmatahari dan
bulan dan tidakmembelakangikeduanya.

6. Hal – Hal yang membatalkan wudhu


wudhu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-
hal seperti berikut:
1. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur
(anus), baik berupa angin maupun cairan kecuali mani.
2. Tidur pada selain tingkah yang lubang pantatnya menempel ke lantai   
3. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.
4. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan telapak tangan.
‫فليتوضاء ( رواه ماجه و‬
ّ ‫مس فرجه‬
ّ ‫عن ّام حبيبة قالت مسعت رسول اللّه صلّى اللّه عليه و سلّم يقول من‬
) ‫صححه امحد‬ ّ
Artinya: Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar
Rasulullah Saw bersabda: “ Barang siapa menyentuh kemaluannya
hendaklah berwudhu”( HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad )
5. Hilang akal
7. Mandi Janabah
Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat.
Mandi wajib adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki dengan disertai niat mandi wajib di dalam hati.
Firman Allah Swt:
) 6 : ‫َو إِ ْن ُكْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّ َهُروا ( املائدة‬
Artinya: “ …… dan jika kamu junub maka mandilah”
Tata cara mandi wajib :
a) Niat
b) Membasuh tangan tiga kali
c) Membasuh kemaluan atau badan yang terkena junub
d) Berwudhu secara sempurna
e) Membasuh seluruh tubuh mulai dari bagian sebelah kanan
f) Wanita tidak perlu menggerai rambutnya ketika mandi karena
junub. Tapi dianjurkan menggeraikan ketika mandi karena haid
atau nifas.Dalilnya adalah :“gerailah rambutmu  lalu  mandilah.
”Dari Ummu salamah, dia berkata “Ya Nabi Allah aku wanita
berambut lebat, haruskan aku menggerainya untuk mandi junub?”
beliau bersabda : “tidak! Cukup bagimu mencidukkan air dengan
telapak tanganmu ke kepala dengan tiga kali, lalu megguyur
seluruh tubuh dengan air. Dengan begitu engkau telah suci.” (H.R.
jama’ah kecuali Al-Bukhari)
Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi
wajib:
a) Keluarnya air mani (sperma).
b) Selesainya haid bagi perempuan.
c)  Selesai melahirkan. 
d)  Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan.
e) Meninggalnya seseorang (jenazah)

8. Mengusap sepatu saat wudhu


Mengusap khuf itu boleh dengan 3 (tiga) syarat:
1. Memakai khuf setelah suci dari hadats kecil dan hadats besar.
2. Khuf (kaus kaki) menutupi mata kaki .
3. Dapat dipakai untuk berjalan.
Orang mukim dapat memakai khuf selama satu hari satu malam (24 jam).
Sedangkan musafir selama 3 (tiga) hari 3 malam. Masanya dihitung dari
saat hadats (kecil) setelah memakai khuf.
Yang Membatalkan
‫ويبطل املسح بثالثة أشياء خبلعهما وانقضاء املدة وما يوجب الغسل‬
Mengusap khuf batal oleh 3 (tiga) hal:
1. Melepasnya
2. Habisnya masa
3. Hadats besar
9. Tayamum
Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, tanah) yang
suci karena tidak ada air atau adanya halangan memakai air.
Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu yang suci
ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da
rukunnya sebagai pengganti dari wudu atau mandi wajib karena tidak
adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan sakit.
Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43:
‫صعِْي ًدا طَيِّبًا فَ ْام َس ُحوا‬ ِ
َ ‫ِّساءَ َفلَ ْم جَت ُدوا َماءً َفتَّيَ َّم ُموا‬
ِِ ِ ِ ‫مرضى أَو علَى س َف ٍر أَو جاء أ‬
َ ‫َح ٌد مْن ُك ْم م َن الغَائط أ َْو الََم ْستُ ُم الن‬ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َْ
)43( ‫بُِو ُج ْو ِه ُك ْم َوأَيْ ِديْ ُك ْم إِ َّن اللَّهَ َكا َن َع ُف ًّوا َغ ُف ْو ًرا‬
Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu sesungguhnya Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An Nisa:43)
 Fardhu atau tayammum ada 4 (empat) yaitu:
1. Niat
2. Mengusap wajah
3. Mengusap kedua tangan sampai siku
4. Tertib
 Sunnahnya tayammum ada 3 (tiga) yaitu:
1. Membaca bismillah
2. Mendahulukan yang kanan dari yang kiri
3. Muwalat (tidak terputus)
 Yang membatalkan tayammum ada 3 (tiga) yaitu:
1. perkara yang membatalkan wudhu
2. melihat air di selain waktu shalat
3. murtad.
10. Najis
Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan menurut
istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan yang harus
disucikan, karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah
tertentu.
Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya
Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam. Najis
tersebut adalah Mukhafafah, Najis Mutawasitah, dan Najis Muqalazah.
1) Najis Mukhaffafah (ringan)
Najis mukhafafah adalah najis ringan. Yang tergolong najis
mukhafafah yaitu air kencing bayi laki-laki yang berumur tidak
lebih dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya.
Cara mensucikan najis mukhafafah cukup dengan mnegusapkan/
memercikkan air pada benda yang terkena najis.
2)  Najis Muthawassithah (sedang)

Najis mutawasitah adalah najis sedang. Termasuk najis


mutawasitah antara lain air kencing, darah, nanah, tina dan kotoran
hewan. Najis mutawasitah terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
   Najis hukmiah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi, zat, bau,
warna dan rasanya tidak nyata. Misalnya air kencing yang telah
mengering. Cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air
pada benda yang terkena najis tersebut.
   Najis ainiyah adalah najis yang nyata zat, warna, rasa dan
baunya. Cara mensucikannya dengan menyirkan air hingga hilang
zat, warna, rasa dan baunya.
3) Najis Mughallazah (berat)
Najis mugalazah adalah najis berat, seperti najisnya anjing dan
babi. Adapun cara mensucikannya ialah dengan menyiramkan air
suci yang mensucikan air suci yang mensucikan (air mutlak) atau
membasuh benda atau tempat yang terkena najis sampai tujuh kali

KESIMPULAN

Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat


penghalang (kotoran) yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi
badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan. Taharah
merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Hukum taharah ialah WAJIB
di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.
Syarat wajib melakukan thaharah  yang paling utama adalah beragama
Islam dan sudah akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan
thaharah adalah air suci, tanah, debu serta benda-benda lain yang
diperbolehkan. Air digunakan untuk mandi dan berwudhu, debu dan
tanah digunakan untuk bertayamum jika tidak ditemukan air, sedangkan
benda lain seperti batu, kertas, tisur dapat digunakan untuk melakukan
istinja’.
Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan
sehat sebagaimana yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan
sarana untuk berkomunikasi dengan Allah Swt. Manfaat thaharah dalam
kehidupan sehari-hari yaitu membersihkan badan, pakaian, dan tempat
dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Abdurrahim, Tuntunan Sholat Lengkap, Jakarta,Sandro Jaya Jakarta,
2006
Sumber Internet:
Muthoharoh,Hafiz.2009.Fungsi Thaharah dalam
Kehidupan   http://alhafizh84.wordpress.com.
Fadholi, Arif. Ketentuan Thaharah
(bersuci).  http://ariffadholi.blogspot.com.
Sumber: Kitab Al-Mulakhosh Al-Fiqhiy 1/27

Anda mungkin juga menyukai