Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

Disusun Oleh :

1. Danang Saputra ( 19.2764 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjakan kehadirat Allah Swt. Karna atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul
“PENDIDIKAN PROFESI GURU” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Profesi Guru 1. Makalah ini disusun bertujuan untuk mmenambah wawasan bagi pembaca
maupun penulis.

Dalam penyusunan makalah ini masih begitu banyak kekurangan. Sehingga kami
memhon maaf yang sebesar-besarnya apabila banyak terjadi kesalahan dalam penyusunan
makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini meberikan pemahaman kepada pembaca. Akhir
kata kami sampaikan sampaikan teria kasih kepada semua anggota kelompok yang telah
berperan dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt. Senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Surakarta, 30 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan profesi guru...........................................................................3


B. Tujuan Program Pendidikan Profesi Guru.................................................................3
C. Pembentukan professional.........................................................................................5
D. Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi Guru........................5
E. Bagaimana Kurikulum Pendidikan Profesi Guru.......................................................6
F. Beban Belajar Program Pendidikan Profesi Guru...................................................... 7
G. Sistem Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Guru........................................... 7
H. Uji Kompetensi Program Pendidikan Profesi Guru...................................................7
I. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)............................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan sarana untuk memajukan kehidupan masyarakat. Oleh


karenanya peranan pendidikan sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan.
Seringkali permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
diupayakan pemecahannya melalui jalur pendidikan yang ada. Namun kualitas
pendidikan juga menuntut tanggung jawab dan peran serta dari semua pihak. Agar dapat
dicapai kualitas seperti yang diharapkan, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan ditentukan banyak
komponen. Komponen pendidikan tersebut antara lain : guru, peserta didik, kurikulum
atau program pendidikan, tujuan, fasilitas, dan manajemen pendidikan. Masing-masing
faktor itu saling berhubungan erat. Setiap faktor harus dapat melaksanakan fungsi dan
tugasnya.

Salah satu bagian dari komponen pendidikan dewasa ini yang penting adalah guru
yang profesional. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 (pasal 1 ayat
1) dinyatakan bahwa : guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.
Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang
ditandai oleh keahlian baik dalam materi maupun metode, rasa tanggung jawab, pribadi,
sosial, intelektual moral dan spiritual, dan rasa kesejawatan yaitu  rasa kebersamaan di
antara sesama guru. Sementara itu, perwujudan unjuk kerja profesional guru ditunjang
dengan jiwa profesionalisme. Jiwa profesionalisme yaitu sikap mental yang senantiasa
mendorong untuk mewujudkan diri sebagai guru yang profesional.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pendidikan profesi guru ?
2. Apa Tujuan Program Pendidikan Profesi Guru ?
3. Apa Pembentukan professional ?
4. Bagaimana Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi Guru ?
5. Bagaimana Kurikulum Pendidikan Profesi Guru?
6. Apa Beban Belajar Program Pendidikan Profesi Guru ?
7. Apa Sistem Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Guru ?
8. Bagaimana Uji Kompetensi Program Pendidikan Profesi Guru ?
9. Apa Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan profesi guru
2. Untuk mengetahui Tujuan Program Pendidikan Profesi Guru
3. Untuk mengetahui Pembentukan professional
4. Untuk mengetahui Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi
Guru
5. Untuk mengetahui Kurikulum Pendidikan Profesi Guru
6. Untuk mengetahui Beban Belajar Program Pendidikan Profesi Guru
7. Untuk mengetahui Sistem Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Guru
8. Untuk mengetahui Uji Kompetensi Program Pendidikan Profesi Guru
9. Untuk mengetahui Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Profesi Guru

Pendidikan profesi guru (PPG) merupakan suatu program pendidikan yang diberikan
untuk para sarjana pendidikan atau diploma 4 yang berminat untuk menjadi guru. Agar dapat
menjadi guru yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan serta standar nasional dalam
masalah pendidikan dan untuk memperoleh sertifikat sebagai pendidik, maka diwajibkan
bagi para calon guru untuk melanjutkan studinya untuk mendapatkan pelatihan dan
pembimbingan lagi agar dapat menjadi guru yang profesional.

Terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam segala aspek kehidupan


akibat dari gelombang globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memunculkan serangkaian tantangan baru yang perlu disikapi dengan cermat dan sistematis.
Perubahan tersebut secara khusus berdampak terhadap tuntutan akan kualitas pendidikan
2
secara umum, dan kualitas pendidikan guru secara khusus untuk menghasilkan guru yang
profesional melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Guru profesional adalah guru yang dalam melaksanakan tugasnya mampu menunjukkan
kemampuannya yang ditandai dengan penguasaan kompetensi akademik kependidikan dan
kompetensi substansi dan/atau bidang studi sesuai bidang ilmunya. Calon guru harus
disiapkan menjadi guru profesional melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG). Menurut
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan mahasiswa didik
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

B. Tujuan Program Pendidikan Profesi Guru


1. Tujuan umum

Tujuan umum PPG tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu menghasilkan
calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru tercantum dalam


Permendiknas No 8 Tahun 2009 Pasal 2 yaitu untuk menghasilkan calon guru yang
memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran,
menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, pelatihan peserta didik, dan
melakukan penelitian, serta mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan
mengadakan pelatihan antara lain:

a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku atau performance kerja. Hal ini sangat
diperlukan agar pendidik lebih mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan
diharapkan berhasil dalam upaya pelaksanaan program kerja organisasi atau
lembaga.

3
b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promo ketenagaan untuk jabatan yang lebih
rumit dan sulit.
c. Pelatihan berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih
tinggi.

Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima dalam arti efektif
dan efesien, menempatkan profesi guru sebagai sebuah profesi.Sehubungan dengan itu
Djojonegoro (1998) menyatakan bahwa profesionalisme dalam suatu jabatan ditentukan
oleh tiga faktor penting.Ketiga faktor tersebut dapat disajikan sebagai berikut :

a. Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian


atau spesialisasi.
b. Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan (keterampilan dan keahlian khusus
yang dikuasai).
c. Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang
dimilikinya

C. Pembentukan professional

Guru harus mencapai kemampuan pofesional tingkat tinggi. Kemampuan itu dapat tercapai
melalui pendidikan persiapan, praktik kerja lapangan, pendidikan profesi, atau pengembangan
profesional berkelanjutan. Secara teoritis dan simultan, simultan kegiatan ini dimaksudkan
untuk membentuk guru profesinal sungguhan, yang mampu melaksanakan proses
pembelajaran secara baik dan bermutu. Menurut Vigotsky dimensi yang terkait dalam
pembentukan guru profesional disajikan berikut ini

Pembentukan guru sebagai pribadi yang utuh.Kemampuan ini diperlukan agar guru mampu
membimbing dan mengarahkan paserta didik dalam setiap aspek pengembangan kepribadian
dan dimensi sosialnya. Pembentukan karakter sistemik yang diperlukan untuk
memberdayakan siswa, dimulai ketika siswa teregistrasi untuk keperluan studinya dan hingga
mereka dinyatakan lulus.

4
Pembentukan karakter pribadi (personalized character) dengan dua jalur referensi, yaitu
individualisasi (orientasi pada orang-orang tertentu secara indifidual) dan integrasi (orientasi
pada orang secara keseluruhan) dengan mempertimbangkan berbagai sisi pengembangan,
termasuk yang terkait dengan tujuan edukatif. Pembentukan karakter preventif, tidak hanya
dalam kaitannya dengan pemecahan masalah melainkan juga dalam rangka mengantisipasi
kesulitan dan dalam situasi defisit yang dapat menghambat pemenuhan tujuan.

D. Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi Guru


1. S1 Kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan di
tempuh.
2. S1 Kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan profesi yang akan di
tempuh dengan menempuh materikulasi.
3. S1/DIV Non kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan
di tempuh dengan menempuh materikulasi mata kuliah akademik kependidikan.
4. S1/DIV Non kependidikan serumpun dengan program pendidikan profesi yang akan di
tempuh dengan menempuh materikulasi.
5. S1 Psikologi untuk program PPG pada PAUD SD, dengan menempuh materikulasi.

E. Kurikulum Pendidikan Profesi Guru

Sebagaimana dikemukakan pada landasan konseptual di depan dan yang tertuang dalam
Pasal 1 (13) PP No. 19/2005 tentang SNP, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pasal 9 PP No. 19/2005 tentang SNP mengemukakan bahwa kerangka dasar dan struktur
kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan sendiri untuk setiap program studi. Dengan
demikian masing-masing LPTK yang akan menyelenggarakan PPG dapat menyusun sendiri
kurikulumnya , baik kurikulum PPG pasca S1/D-IV Non Kependidikan. Walaupun demikian
LPTK penyelenggara melakukan kerjasama dalam pengembangan kurikulum dengan
difasilitasi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Dengan kerjasama ini deharapkan

5
terwujudnya kurikulum PPG yang setara dalam menjaga mutu LPTK penyelenggara dan akan
memudahkan mahasiswa pindah dari satu PPG ke PPG lainnya serta memudahkan dalam
penilain jika terjadi mobilitas guru dari satu daerah ke daerah lain.

Dalam menyusun kurikulum PPG perlu diperhatikan kompetensi guru sebagaiman di


maksud dalam pasal 10 UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, yakni kompetensi
kepribadian, kompeten sisosial dan kompetensi profesionalyang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Namun demikian pengelompokkan kompetensi ini tidak dapat dijadikan sebagai
pengelompokkan mata kuliah, oleh karena itu merupakan hasil akhir dari proses pendidikan,
dan kompetensi-kompetensi itu dapat tertampung dalam beberapa mata kuliah, misalnya mata
kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan Bahasa Ingris
dapat menampung kompetensi kepribadian dan sosial. Dengan demikian dalam penyusun
kurikulum PPG kompetensi yang ingin di capai dapat disederhanakan menjadi kompetensi
akademik dan kompetensi professional.

Kompetensi akademik adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari kegiatan
mendidik yang akan di aplikasikan secara otentik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
di lapangan. Kompetensi profesional adalah seluruh kemampuan mengaplikasikan prinsip-
prinsip keilmuan dalam praktik nyata di sekolah yang memiliki stuktur, yang terdiri atas
orientasi, latiahan terbimbing, latihan mandiri, mengatasi masalah-masalah belajar siswa dan
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan non mengajar yang terjadi di sekolah.

Sebelum menetapkan kurikulum yang akan di berlakuakan untuk PPG, perlu dianalisa
terlebih dahulu apa saja kompetensi yang telah diperoleh mahasiswa lulusan S-1 kependidikan
dan S-1/D-IV non kependidikan. Analisis ini akan menentukan apa saja kegiatan perkuliahan
yang perlu ditambahnkan untuk kedua program tersebut. Sebagai mana diketahui pada
program PPG pasca S1 pendidikan diperuntukkan bagi peserta didik yang sebelumnya berasal
dari S1 kependidikan.

F. Beban Belajar Program Pendidikan Profesi Guru.

PROGRAM PPG

 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB


 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB

6
 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan PGTK dan PG PAUD
 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan S1 selain PGSD
 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SMP/MTS/SMPLB
 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB

G. Sistem Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Guru


a. Sistem pembelajaran mencakup perkuliahan, partikum dan praktek penggalaman
lapangan yang diselengarakan dengan pemantauan langsung secara insentif oleh
dosen yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara objektif dan
transparan.
b. Perkuliahan praktikum dan praktek pengalaman lapangan dilaksanakan secara
tatap muka dan berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menulis hasil pembelajaran, menindak lanjuti
hasil pembelajaran, serta melakukan pembembingan pada pelatih.

H. Uji Kompetensi Program Pendidikan Profesi Guru


a. Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis ujian kinerja, ditempuh
setelah peserta lulus semua program PPG.
b. Ujian tulis di laksanakan oleh program studi/jurusan penyelenggara, xedangkan
ujian kinerja dilaksanakan oleh program studi/jurusan dengan melibatkan
organisasi profesi atau pihak eksternal yang professional dan relevan.
c. Peserta yang lulus uji kompetensi yang memperoleh sertifikat pendidik bernomor
registrasi yang di keluarkan oleh PPG.
I. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru tentunya memiliki landasan yang


digunakan sebagai acuan yang mengatur keseluruhan bagian program tersebut.Landasan
tersebut adalah :

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Dalam Undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal yang terkait dengan
penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan profesi guru, yaitu:

7
 Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk meujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan
oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
 Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.selanjutnya
dikatakan pula bahwa:
 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
 Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakannya.
 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membantu pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal
yang diselenggarakan oleh masyarkat.
b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen mengenai
pendidikan profesi guru dinyatakan bahwa:
 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasamani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
 Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tunggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh pemerintah.
 Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel.
 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam
jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

8
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.J.Manfaat Pelaksanaan
Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Kegiatan Pendidikan Profesi guru (PPG) dapat memberikan manfaat sebagai berikut yaitu:

1) Bagi guru dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses
pendidikan dan proses pembelajaran disekolah.
2) Dapat menciptakan guru profesional dibidangnya.
3) Dapat meningkatkan kesejahteraan bagi guru.
4) Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner
sehingga dapat memahami keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan
pendidikan yang ada disekolah. Mempertajam daya nalar dalam penelaahan
perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada disekolah.
5) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sabagai
motivator, dinamisator dalam pembelajaran.
6) Bagi sekolah menemukan penyegaran serta ide baru dalam proses pembelajaran
baik sistem pengajarannya maupun tugas kependidikan, sehingga diharapkan
model pembelajaran akan menjadi lebih baik.
7) Bagi masyarakat tersedianya calon tenaga pendidik (guru) yang memiliki kualitas
yang baik dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk percaya bahwa dunia
pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup memuaskan.

Guru sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan
kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan,
disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu
memperhatikan perbedaan individual peserta didik, serta lingkungannya.

Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru.Kebutuhan ini


meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk
menghasilkan guru yang profesional.Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan
penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru,
pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan
yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar.

9
Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan
untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Hal ini sesuai dengan PP No. 19
Tahun 2005 akan jelas bahwa untuk menjadi seorang tenaga pendidik yang professional
tidaklah mudah, mereka harus benar-benar teruji dan memenuhi persyaratan. Setelah
diberlakukannya uji sertifikasi yang diikuti dengan mendapatkan tunjangan profesi bagi
guru, diharapkan ada peningkatan kesejahteraan yang diikuti dengan peningkatan kinerja.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian,
kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan tugas
pokok seperti mendidik, mengajar, membimbing melatih, serta mengevaluasi peserta
didik, agar memiliki sikap dan prilaku yang diharapkan. Profesi harus memiliki tiga pilar
pokok, penting yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

10
masyarakat, terutama bagi pendidik guru yang memenuhi standar mutu (memenuhi
kualifikasi) yang dipersyaratkan.

Secara teoritis kegiatan pendidikan profesi guru dimaksudkan untuk membentuk


guru profesinal yang mampu melaksanakan proses pembelajaran secara baik dan
bermutu. Manfaat tersebut dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang
proses pendidikan serta proses pembelajaran di sekolah.

Dengan adanya pelatihan profesi guru sangat menguntungkan bagi guru,


sekolah, dan masyarakat. Dengan tersedianya calon tenaga pendidik (guru), yang
memiliki kualitas yang bermutu dapat menumbuhkan motivasi masyarakat untuk semakin
percaya bahwa dunia pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup
memuaskan. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih turut aktif
menggalakkan program wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan H. Khairil, Profesi Kependidikan. Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2010

------- Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2013

Darajat, Zakiah Ilmu Pendidikan Islam. Cet. X; Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai