Anda di halaman 1dari 112

1

BUKU PEGANGAN
LOKAKARYA

Pendidikan Guru Penggerak


Untuk Pengajar Praktik

Lokakarya Kedua
Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK


ANGKATAN 5
2022
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL GURU DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam
menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam
menyinergikan berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang
berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem
sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang
secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah
merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu


mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan
Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar
episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk
menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders).
Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa
depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang
lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah.
Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana
keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya.

Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian
pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi
program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga
menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas,
baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda
penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia
sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job
learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus

Buku Pegangan Lokakarya Kedua | i


menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di
kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat
dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat
di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan
implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP.

Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim
pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan
penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan
terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim
digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang
Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi
pendidikan Indonesia. Amin.
Jakarta, Mei 2022
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,

Dr. Iwan Syahril, Ph.D.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua


DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

SEKILAS PROGRAM.......................................................................................................... 1

JADWAL & RANGKUMAN SESI.........................................................................................3

GAMBARAN DETAIL SESI..................................................................................................7

LAMPIRAN......................................................................................................................47

Buku Pegangan Lokakarya Kedua | iii


SEKILAS PROGRAM

PEMAHAMAN BERMAKNA

Visi guru penggerak mengenai lingkungan belajar yang positif melandasi proses pengembangan kodrat
murid yang selamat dan bahagia

PRODUK YANG DIHASILKAN

● Rencana terkait prakarsa perubahan yang terbaru level diri yang sudah diberikan umpan balik oleh
Calon Guru Penggerak lain

● Rencana terkait strategi penyampaian disiplin positif di kelas dan konteks sekolah yang sudah diberikan
umpan balik oleh Calon Guru Penggerak lain yang terbaru

TUJUAN BELAJAR

● Peserta dapat menjelaskan perkembangan/kemajuan prakarsa perubahan level diri (Aksi Nyata modul
1.3) serta memperbaharui rencana berdasarkan umpan balik Calon Guru Penggerak lain

● Peserta dapat menjelaskan rencana penyampaian disiplin positif di kelas dan strategi penerapan di
sekolah (Aksi Nyata modul 1.4) serta memperbaharui rencana berdasarkan umpan balik Calon Guru
Penggerak lain

● Peserta dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan Segitiga Restitusi dalam penerapan disiplin
positif

● Peserta dapat menunjukkan kemampuan dalam memandu pembuatan Keyakinan Kelas

INDIKATOR KEBERHASILAN

● Calon Guru Penggerak dapat memperbaharui rencana prakarsa perubahan level diri

● Calon Guru Penggerak dapat memperbaharui rencana penyampaian penerapan disiplin positif di kelas
dan di sekolah

● Calon Guru Penggerak dapat menunjukkan kemampuan dalam salah satu bagian praktik keyakinan
kelas

● Calon Guru Penggerak dapat menunjukkan kemampuan melakukan disiplin positif dengan segitiga
restitusi

AGENDA

1. Pembukaan

2. Presentasi dan Umpan Balik Perkembangan Aksi Nyata 1.3


3. Presentasi dan Umpan Balik Rencana Aksi Nyata modul 1.4

Buku Pegangan Lokakarya Kedua


4. Reviu singkat Keyakinan Kelas dan Segitiga Restitusi

5. Latihan membuat Keyakinan Kelas


6. Praktik Segitiga Restitusi

7. Penutup

TARGET PESERTA

● 1 kelas berisi 15 Calon Guru Penggerak

PERAN TERLIBAT

● 1 kelas berisi 3 Pengajar Praktik

● Panitia Dinas Pendidikan setempat

● BBGP/BGP sebagai tim monitoring dan evaluasi (tidak wajib)

KETERANGAN TAMBAHAN

● Peserta membawa tugas Visi dan keterangan Prakarsa Perubahan dengan BAGJA pada modul 1.3

● Peserta membawa tugas rencana penyampaian strategi penerapan disiplin positif pada pemangku
kepentingan sekolah, yang dibuat pada sesi Aksi Nyata modul 1.4

● Ada beberapa kebutuhan yang diperlukan pendukung pembelajaran pada lokakarya 2 dipersiapkan
oleh panitia Dinas Pendidikan setempat yaitu sarana, prasarana, alat,bahan dan dokumen cetak
a. Sarana prasarana
● Ruangan/kelas pertemuan yang cukup nyaman bagi seluruh peserta dengan desain Cabaret
Style atau U-Shapes (dengan meja)
● Proyektor
● Layar proyektor
● Papan Pleno
● Audio
● Laptop
b. Alat/Bahan
● Spidol marker
● spidol warna-Warni
● Post-it (Oranye, biru, kuning, hijau)
● Lakban kertas
● Flipchart/kertas plano
c. Dokumen Cetak
● Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif
● Lembar Praktik Keyakinan kelas 1-5
● Panduan praktik Keyakinan kelas 1-5
● Lembar kasus A,B,C segitiga restitusi (Guru)
● Lembar Kasus A,B,C segitiga restitusi (Murid)
● Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga Restitusi
● Lembar Absensi

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


JADWAL & RANGKUMAN SESI

PERLENGKAPAN, MEDIA,
NO JUDUL SESI AKTIVITAS METODE DURASI JUMLAH JP
DAN APLIKASI

Pembukaan & Icebreaking Pleno 10’ ⅓ JP


● Layar
1 PEMBUKAAN
Penjelasan Tujuan, Agenda & ● Laptop
Pleno 5’
Kesepakatan Belajar
● Proyektor

Instruksi pembagian kelompok Pleno 5’ 2 ⅔ JP ● Slide Pemandu


PRESENTASI
PERKEMBANGAN ● Alat tulis
Aktivitas Kelompok
DAN UMPAN BALIK Instruksi Aktivitas dalam
bersama Pengajar 10’ ● Spidol Marker
kelompok
2 PRAKARSA Praktik
● Kertas Plano
PERUBAHAN LEVEL
Aktivitas Kelompok ● Post-it
DIRI (AKSI NYATA
Presentasi dan umpan balik bersama Pengajar 105’
1.3) ● Lakban Kertas
Praktik

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Aktivitas Kelompok 1 JP ● Daftar hadir
Instruksi Aktivitas dalam
PRESENTASI DAN bersama Pengajar 5’
kelompok ● Lembar Rencana
UMPAN BALIK Praktik
Penyampaian Disiplin
RENCANA
Penulisan dan penempelan Positif
3 PENYAMPAIAN Aktivitas Kelompok
rencana penyampaian penerapan
PENERAPAN bersama Pengajar 10’ ● Lembar Panduan Praktik
disiplin positif dan strategi
Praktik
DISIPLIN POSITIF penerapannya Keyakinan Kelas
(AKSI NYATA 1.4) ● Lembar Kasus Segitiga
Pemberian umpan balik Pleno 30’
Restitusi A, B, C (Guru &
4 ISTIRAHAT Murid)

● Lembar Panduan Observasi


REVIU SINGKAT
dan Refleksi Praktik
KEYAKINAN KELAS Kuis mengenai Keyakinan Kelas
5 Pleno 25’ 2 ⅓ JP Segitiga Restitusi
DAN SEGITIGA dan Segitiga Restitusi
RESTITUSI

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Instruksi latihan membuat
keyakinan kelas & pembuatan Pleno 5’
kelompok

Aktivitas Kelompok
PRAKTIK KEYAKINAN
5 Persiapan dalam kelompok bersama Pengajar 15’
KELAS
Praktik

Aktivitas Kelompok
Praktik dan Refleksi bersama Pengajar 60’
Praktik

Instruksi Pleno 10’

Persiapan, Praktik dan Refleksi


PRAKTIK SEGITIGA Praktik Kelompok 15’
6 Putaran 1
RESTITUSI

Persiapan, Praktik dan Refleksi


Praktik Kelompok 15’
Putaran 2

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Persiapan, Praktik dan Refleksi 1 ⅔ JP
Praktik Kelompok 15’
Putaran 3

Refleksi Lokakarya Pleno 15’


PENUTUPAN
7
LOKAKARYA
Foto Bersama Pleno 5’

8 JP
TOTAL JAM PELAJARAN 360 menit

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


GAMBARAN DETAIL SESI

PEMBUKAAN DURASI: 15 MENIT

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat menciptakan koneksi dengan peserta lain dan Pengajar
Praktik

● Calon Guru Penggerak dapat memahami tujuan dan agenda pada lokakarya ini

PERLENGKAPAN YANG DIBUTUHKAN:

● Laptop

● Proyektor

● Layar

● Pointer

● Slide Pemandu

PEMBUKAAN & ICEBREAKING (10’)

Persiapan:

● Pastikan laptop tersambung ke proyektor dan layar

● Pastikan slide pemandu dapat ditampilkan di layar

Pelaksanaan:

[Tayangkan slide 2]

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Sesi pembukaan menjadi kunci keterlibatan peserta di pelatihan. Mulai pelatihan
dengan sapaan hangat dan bersemangat. Ingat bahwa Bapak-Ibu menjadi role-model
akan semangat peserta. Berikan ucapan:

Selamat pagi, Bapak-Ibu! Apa kabarnya?

Senang rasanya bisa melihat wajah Bapak-Ibu kembali di Lokakarya kedua!

Setelah menyapa dengan semangat, berikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat


membuat peserta terlibat dan membentuk koneksi antar Calon Guru Penggerak dan
memberi apresiasi atas kedatangannya ke lokakarya ini. Contoh pertanyaan yang bisa
Pengajar Praktik ajukan:

Siapa di antara Bapak-Ibu yang jarak tempuh ke tempat ini dalam 1 km?

Siapa di antara Bapak-Ibu yang jarak tempuh ke tempat ini lebih dari 1 km?

Berapa jarak tempuh Bapak-Ibu kira-kira Bapak-Ibu?

Terima kasih atas kedatangannya di lokakarya kedua ini Bapak-Ibu! Jarak yang
Bapak-Ibu tempuh akan sepadan dengan pengalaman yang kita dapatkan hari
ini.

Setelah menyapa, lakukan ice breaking. Ice breaking digunakan di awal untuk
membuat koneksi antar Calon Guru Penggerak , pemandu yang membawakan
kegiatan, ataupun dengan kegiatan yang dilaksanakan. Walaupun ice breaking telah
diberikan juga di lokakarya sebelumnya, ice breaking kali ini digunakan untuk membuat
peserta nyaman dengan peserta lain dan Pengajar Praktik yang tidak bertemu selama 1
bulan, dan materi yang khususnya diberikan di hari ini. Pimpin ice breaking dengan
judul tembak nama.

(Ice breaking dapat dilihat dalam bagian lampiran)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Minta Calon Guru Penggerak kembali ke tempat duduknya masing-masing (apabila ice
breaking mengharuskan Calon Guru Penggerak beranjak dari tempat duduknya)

Terimakasih sudah ikut bermain. Silakan Bapak-Ibu kembali ke tempat


duduknya masing-masing.

PENJELASAN TUJUAN, AGENDA & KESEPAKATAN BELAJAR (5’)

[Tayangkan slide 3]

Pengajar Praktik membacakan tujuan lokakarya kedua

Di akhir lokakarya kedua ini, peserta dapat...

[Tayangkan slide 4]

Untuk mencapai tujuan ini, ada beberapa agenda yang harus kita lakukan yaitu:
… (bacakan menu belajar).

Setelah memberitahukan tujuan dan agenda belajar lokakarya kedua ini, beri
kesempatan bertanya pada peserta. Setelah pemberian waktu untuk bertanya, ajak
peserta untuk meninjau kembali kesepakatan bersama yang sudah dibuat pada
lokakarya sebelumnya.

Untuk mencapai tujuan belajar dan membuat situasi belajar yang nyaman, mari
kita tinjau kembali kesepakatan belajar yang sudah kita rumuskan dari
lokakarya sebelumnya untuk lokakarya kedua ini. (bacakan kesepakatan
belajar).

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Apakah ada ide atau saran dari Bapak-Ibu yang bisa kita masukkan sebagai
kesepakatan belajar kita di lokakarya ini?

[Tayangkan slide 5]

Pengajar Praktik dapat memberikan salah satu saran untuk kesepakatan bersama. Saat
salah satu Pengajar Praktik, menggali saran kesepakatan belajar dari peserta, pastikan
ada Pengajar Praktik lain yang mendokumentasikan kesepakatan belajar tersebut di
slide powerpoint pemandu, yang bisa dilihat oleh peserta. Pastikan kesepakatan
belajar yang dibuat mendukung suasana belajar. Setelah semua ide terkumpulkan,
pemandu membacakan kembali kesepakatan yang telah dibuat dan menyepakatinya
bersama dengan peserta.

Terimakasih atas saran dan idenya. Saya bacakan kembali kesepakatan


bersama yang sudah dibuat. (bacakan kesepakatan bersama). Apakah Bapak-
Ibu setuju kesepakatan belajar ini? (jika ya) Berikan tepuk tangan untuk
meresmikan kesepakatan belajar ini (sejumlah dengan jumlah kesepakatan
bersama. Contoh: Jika ada 7 kesepakatan maka tepuk tangan 7 kali). Ingat
kesepakatan belajar ini sudah berlaku dari sekarang hingga proses belajar
selesai di sore nanti. Sekarang marilah kita masuk ke dalam sesi pertama.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


PRESENTASI PERKEMBANGAN DAN UMPAN BALIK DURASI: 120 MENIT
PRAKARSA PERUBAHAN LEVEL DIRI (AKSI NYATA 1.3)

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan progress/kemajuan pelaksanaan prakarsa


perubahan level diri (Aksi Nyata 1.3)

● Calon Guru Penggerak dapat memperbaharui rencana pelaksanaan prakarsa


perubahan (Aksi Nyata 1.3) berdasarkan umpan balik dari Pengajar Praktik serta Calon
Guru Penggerak

PERLENGKAPAN, MEDIA, DAN APLIKASI YANG DIBUTUHKAN

● Alat tulis

● Laptop

● Layar

● Proyektor

INSTRUKSI PEMBENTUKAN KELOMPOK (5’)

Persiapan:

- Pastikan peserta membawa dokumen visi serta daftar pertanyaan prakarsa


perubahan yang sudah dibuatnya pada modul 1.3

Pelaksanaan:

[Tayangkan slide 6]

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pengajar Praktik membuka sesi dengan menyampaikan tujuan sesi sebelum
memberikan gambaran mengenai aktivitas pada sesi ini.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , kita akan memasuki sesi pertama di


Lokakarya 2 ini. Seperti yang sudah saya jelaskan pada bagian agenda
sebelumnya, kita mempresentasikan progress ataupun perkembangan prakarsa
perubahan diri (Aksi Nyata) yang sudah kita lakukan pada modul 1.3. Silakan
keluarkan visi serta rancangan prakarsa perubahan (daftar pertanyaan) yang
sudah Bapak-Ibu buat lalu akan kita presentasikan. Dari aktivitas ini diharapkan
Bapak-Ibu juga bisa mendapatkan umpan balik dari rekan sejawat Bapak-Ibu,
agar pelaksanaan prakarsa perubahan ini menjadi lebih efektif untuk diri
Bapak- Ibu.

Pengajar Praktik membagi Calon Guru Penggerak menjadi 3 kelompok

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , proses ini akan kita lakukan dalam
kelompok- kelompok kecil berisi 5 orang, dan nanti akan ada satu pengajar
praktik yang mendampingi dan memandu sesi di dalam kelompok. Sekarang
saya akan membagi Bapak-Ibu dalam kelompok. Pembagian kelompok ini akan
kita lakukan dengan berhitung 1, 2, 3. Saya akan mulai dari Bapak-Ibu (tunjuk
salah satu Calon Guru Penggerak , lalu berpindah ke Calon Guru Penggerak di
sebelahnya).

Pengajar Praktik mempersilakan Calon Guru Penggerak untuk bergabung dengan


kelompoknya

Baik Bapak-Ibu, sekarang silahkan bergabung dengan kelompoknya masing-


masing

(Pengajar Praktik bergabung dengan kelompok masing-masing)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


INSTRUKSI AKTIVITAS DALAM KELOMPOK (10’)

Persiapan:

- Pastikan Calon Guru Penggerak terbagi dalam 3 kelompok (sesuai dengan


jumlah Pengajar Praktik)

- Pastikan lokasi aktivitas tiap kelompok berjarak satu dengan lainnya

Pelaksanaan:

Pengajar Praktik menjelaskan instruksi dalam kelompok yang didampinginya.

Bapak-Ibu Calon Penggerak, seperti yang tadi sudah dijelaskan, kita akan
mempresentasikan perkembangan Aksi Nyata Bapak-Ibu. Proses ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperkaya diri kita serta perubahan yang kita capai
pada diri kita. Bapak-Ibu akan secara bergilir mempresentasikan visi serta
prakarsa perubahan Bapak-Ibu, mulai dari sejauh mana Bapak-Ibu sudah
melakukan Aksi Nyata Bapak-Ibu dengan daftar pertanyaan BAGJA Bapak-Ibu,
beserta dengan apa rencana Bapak-Ibu ke depannya. Lalu setelah Bapak-Ibu
selesai presentasi, rekan-rekan yang lain bisa bertanya serta memberikan
umpan balik kepada rencana Bapak-Ibu.

Untuk Bapak-Ibu yang mendengarkan presentasi, silakan cermati mulai dari


visi, kesesuaian daftar pertanyaan BAGJA dengan visi, kesesuaian rencana
dengan daftar pertanyaan dengan visinya. Umpan balik yang Anda berikan
dapat berupa saran perbaikan/pengembangan. Anda juga dapat bertanya
terhadap visi ataupun rencana-rencana yang disusun oleh Calon Guru
Penggerak yang sedang presentasi.

Perlu diingat, ini bukan proses menilai, menghakimi, ataupun evaluasi. Proses
ini adalah proses berbagi rencana, praktik baik. Mari kita bersikap terbuka
dalam menerima masukan, serta dalam memberi masukan. Catatlah tiap
pertanyaan ataupun masukan dari rekan Bapak-Ibu. Kita akan memberikan
rasa hormat

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


kepada rekan kita yang sedang presentasi, jadi mari kita fokuskan perhatian
kita kepada rekan kita yang sedang presentasi.

Pengajar Praktik memberikan informasi mengenai ketentuan presentasi tiap Calon


Guru Penggerak .

Waktu untuk tiap orang adalah 20 menit, 10 menit untuk presentasi serta 10
menit untuk tanya jawab dan masukan. Apakah ada dari proses ini yang ingin
ditanyakan?

Jika tidak ada, mari kita mulai sesi presentasi. Apakah ada yang ingin memulai
terlebih dahulu?

PRESENTASI DAN UMPAN BALIK DALAM KELOMPOK ( 105’)

Pengajar Praktik menghitung waktu presentasi serta memberikan peringatan waktu 2


menit terhadap Calon Guru Penggerak yang sedang presentasi. Setelah waktu habis,
Pengajar Praktik membuka sesi tanya jawab serta masukan (catatan: Pengajar Praktik
juga bisa memberikan masukan terhadap Aksi Nyata Calon Guru Penggerak )

(Ketika waktu presentasi tersisa 3 dan 1 menit) 3/1 menit lagi untuk waktu
presentasi

(Ketika waktu habis dan membuka tanya jawab) Waktunya habis, sekarang
saya akan buka sesi tanya jawab serta masukan

Pengajar Praktik memberikan waktu 1 menit kepada Calon Guru Penggerak yang baru
selesai presentasi untuk menyimpulkan masukan dari rekan Calon Guru Penggerak lain

Bapak-Ibu (nama Calon Guru Penggerak ) silakan simpulkan secara singkat


apa saja yang menjadi masukan kepada Bapak-Ibu

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Setelah Calon Guru Penggerak selesai, ajak Calon Guru Penggerak lainnya untuk
presentasi. Pengajar Praktik melakukan proses yang sama dengan sebelumnya hingga
seluruh Calon Guru Penggerak semua selesai melakukan presentasi.

Mari kita beralih ke presentasi berikutnya. Ada Bapak-Ibu yang bersedia untuk
mempresentasikan perkembangannya?

Pengajar Praktik mengucapkan apresiasi kepada seluruh anggota kelompoknya dan


melanjutkan sesi berikutnya tetap dalam kelompok yang sama.

Terima kasih Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak atas presentasinya. Saya harap
masing-masing prakarsa perubahan yang ingin Bapak-Ibu lakukan tercapai
dengan maksimal. Sekarang kita akan masuk ke dalam bagian berikutnya,
masih dengan kelompok ini.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


PRESENTASI DAN UMPAN BALIK RENCANA DURASI: 45 MENIT
PENYAMPAIAN PENERAPAN DISIPLIN POSITIF (AKSI
NYATA 1.4)

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan rencana penyampaian penerapan disiplin


positif (Aksi Nyata 1.4)

● Calon Guru Penggerak dapat memperbaharui rencana penyampaian penerapan disiplin


positif (Aksi Nyata 1.4) berdasarkan umpan balik dari Pengajar Praktik atau Calon Guru
Penggerak lain

PERLENGKAPAN, MEDIA, DAN APLIKASI YANG DIBUTUHKAN

● Alat tulis

● Post-it (oranye)

● Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif (30 lembar)

● Lakban kertas

● Musik & Speaker (jika dibutuhkan)

INSTRUKSI SESI (5’)

Persiapan:

● Tiap Pengajar Praktik mendampingi kelompok yang sama dengan sesi


sebelumnya

● Siapkan Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif


sesuai dengan jumlah peserta dalam kelompok

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pelaksanaan:

Pengajar Praktik membuka sesi dalam kelompok dengan menjelaskan tujuan sesi

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , tadi kita sudah mempresentasikan


perkembangan prakarsa perubahan level diri Aksi Nyata kita pada modul 1.3.
Sekarang kita akan mempresentasikan rencana penyampaian penerapan
disiplin positif di sekolah yang kita buat pada Aksi Nyata modul 1.4. Sama
seperti sesi sebelumnya, sesi ini bertujuan untuk mengembangkan rencana
ataupun strategi yang kita buat dengan adanya umpan balik dari rekan Calon
Guru Penggerak lain.

Pengajar Praktik menjelaskan instruksi serta ketentuan pelaksanaan presentasi.


Setelah penjelasan, pengajar praktik membagikan lembar kerja rencana penyampaian
penerapan disiplin positif di kelas dan strategi penerapan pada konteks sekolah.

Berbeda dari sesi sebelumnya, pada sesi ini kita akan menuliskan rencana kita
pada lembar kerja rencana penyampaian disiplin positif. Bapak-Ibu bisa
menuliskan rencana Bapak-Ibu serta alasan pemilihan strategi yang Bapak-Ibu
pilih. Lalu setelah Bapak-Ibu selesai menuliskan rencana Bapak-Ibu, kita akan
tempel lembar kerja Bapak-Ibu tersebut di tembok. Fungsinya adalah agar
rencana Bapak-Ibu bisa dilihat oleh Calon Guru Penggerak lain dan diberikan
umpan balik. Untuk instruksi ini, apakah ada yang ingin ditanyakan? (jika tidak
ada pertanyaan) baik saya akan berikan lembar kerjanya. Bapak-Ibu bisa mulai
mengerjakan.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


PENULISAN RENCANA PENYAMPAIAN PENERAPAN DISIPLIN POSITIF (10’)

Pengajar praktik memberikan kesempatan kepada Calon Guru Penggerak untuk


menuliskan rencana yang sudah dibuat. Pada penulisan ini, pengajar praktik dapat
bertanya ataupun memberikan masukan terhadap rencana yang dibuatnya. Lembar
kerja tambahan dapat diberikan apabila ada Calon Guru Penggerak yang
membutuhkan.

Setelah Calon Guru Penggerak selesai menulis, pengajar praktik meminta Calon Guru
Penggerak untuk menempelkan rencananya di salah satu dinding tempat kegiatan dan
memberikan post-it berwarna oranye untuk menuliskan pertanyaan ataupun masukan
kepada rencana yang ditulis oleh Calon Guru Penggerak lain.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , jika sudah selesai Bapak-Ibu bisa


menempelkan rencana Bapak-Ibu pada dinding tempat kegiatan kita. Lalu
Bapak-Ibu bisa berkeliling dan memberikan masukan ataupun pertanyaan
kepada rencana Calon Guru Penggerak lain (termasuk dari kelompok lain) yang
juga sudah tertempel. Saat Bapak-Ibu sudah menempel, fokuskan perhatian
Bapak-Ibu pada rencana Calon Guru Penggerak lain terlebih dahulu. Pastikan
post-it tersebut ada nama Bapak-Ibu agar Calon Guru Penggerak yang
diberikan pertanyaan ataupun umpan balik dapat bertanya langsung kepada
Bapak-Ibu apabila ada kebingungan. Jika post-it berwarna oranye Bapak-Ibu
habis, Bapak- Ibu bisa mengambil di saya ataupun di pengajar praktik lain.

PEMBERIAN UMPAN BALIK (25’)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pada proses ini biarkan Calon Guru Penggerak berkeliling dan memberikan masukan
terhadap rencana Calon Guru Penggerak lain. Pengajar praktik dapat memutar musik
selama aktivitas ini.

Setelah waktu aktivitas selama 10 menit. Pengajar praktik (dalam kelas pleno)
mengumumkan bahwa Calon Guru Penggerak bisa memperbaharui rencana,
mengonfirmasi masukan ataupun pertanyaan yang diberikan oleh Calon Guru
Penggerak lain.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , setelah Bapak-Ibu berkeliling dan memberi


umpan balik, sekarang Bapak-Ibu bisa juga sudah bisa untuk memperbaharui
rencana Bapak-Ibu, ataupun mengonfirmasi pertanyaan ataupun masukan dari
rekan-rekan Bapak-Ibu. Jangan lupa untuk memasukkan pembaharuan rencana
Bapak-Ibu pada portfolio digital Bapak-Ibu.

Pengajar praktik mengistirahatkan aktivitas lokakarya, dan bertemu kembali setelah 1


jam istirahat.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak sekarang kita hentikan dulu sesi kita kali ini.
Kita akan beristirahat dulu. Apabila Bapak-Ibu tetap ingin berdiskusi dengan
rekan Bapak-Ibu mengenai rencana Bapak-Ibu, saya persilakan. Namun setelah
60 menit atau jam 13.00 kita akan mulai sesi kita kembali dan masuk agenda
berikutnya dengan kondisi sudah beristirahat dan makan. Selamat beristirahat!

ISTIRAHAT DURASI: 60 MENIT

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lembar kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif (juga tersedia di
bagian Lampiran)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


REVIU SINGKAT MATERI KEYAKINAN KELAS DAN DURASI: 25 MENIT
SEGITIGA RESTITUSI

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan kembali pemahaman materi keyakinan kelas
dan segitiga restitusi

PERLENGKAPAN, MEDIA, DAN APLIKASI YANG DIBUTUHKAN

● Slide Pemandu

● Layar

● Laptop

REVIU SINGKAT MATERI KEYAKINAN KELAS DAN SEGITIGA RESTITUSI (25’)

Persiapan:

● Pastikan Calon Guru Penggerak sudah kembali ke dalam ruangan

● Pastikan slide pemandu dapat ditampilkan di layar

Pelaksanaan:

[Tayangkan slide 7]

Pengajar Praktik memberikan pengantar sesi reviu materi.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , tadi kita sudah membahas mengenai


rencana kita masing-masing untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang
berpihak pada murid. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana kita
mewujudkan budaya positif yang ada di sekolah kita. Nanti kita akan
melakukan simulasi praktik terkait

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


pembentukan keyakinan kelas serta praktik segitiga restitusi. Namun sebelum
kita masuk kesana, mari kita telusuri kembali materi-materi penting yang ada di
modul 1.4

Pengajar Praktik menjelaskan aktivitas kuis sebagai media reviu materi dalam modul.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , untuk sesi reviu ini saya akan menyajikannya
dalam bentuk kuis. Di dalam slide pemandu saya ini, akan terdapat beberapa
pertanyaan mengenai materi modul 1.4. terutama pada bagian keyakinan kelas
dan segitiga restitusi. Apabila Bapak-Ibu mengetahui jawabannya silahkan
angkat tangan dan menjawab. Kuis ini tidak ada penilaian apapun, ini hanya
membantu kita semua untuk mengulas kembali materi yang sudah kita pelajari
sebelumnya. Apakah ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak mari kita mulai

Pengajar Praktik mengajukan pertanyaan berdasarkan slide dan mengajak Calon Guru
Penggerak untuk menjawab.

[Tayangkan slide 8]

Pertanyaan 1: Keyakinan kelas dan peraturan kelas adalah hal yang sama. Betul
atau salah? Silakan angkat tangan Bapak-Ibu! (Gali jawaban beberapa Calon
Guru Penggerak )

[Tayangkan slide 9]

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Jawabannya adalah Salah. Keyakinan kelas berbeda dengan peraturan kelas.
Namun keyakinan kelas muncul dari peraturan-peraturan kelas. Kita lanjut ke
soal selanjutnya.

[Tayangkan slide 10]

Pertanyaan 2: Keyakinan Kelas berlandaskan nilai-nilai kebajikan atau prinsip


universal. Betul atau salah? (gali jawaban beberapa Calon Guru Penggerak )

Dan jawabannya adalah….

[Tayangkan slide 11]

Betul. Keyakinan kelas berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan universal. Mari kita
lanjut ke soal selanjutnya.

[Tayangkan slide 12]

Pertanyaan 3: Apa nilai kebajikan atau keyakinan yang ingin diangkat dari
peraturan-peraturan berikut ini? Menggunakan helm saat mengendarai motor,
membuang sampah pada tempatnya, dan dilarang menggunakan kata-kata
kasar. Ada yang bisa bantu saya? (gali jawaban beberapa Calon Guru Penggerak
). Mari kita lihat jawabannya.

[Tayangkan slide 13]

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Menggunakan helm saat mengendarai motor adalah keselamatan. Membuang
sampah pada tempatnya adalah menjaga kebersihan, dan dilarang
menggunakan kata-kata kasar adalah selalu bersikap positif dan hormat. Apakah
ada yang mempunyai jawaban lain? Mari kita diskusikan.

[Tayangkan slide 14]

Pertanyaan 4: Di layar sudah terlihat langkah-langkah menetapkan keyakinan


kelas serta pendalamannya. Tugas Bapak-Ibu adalah mengurutkan. Ada yang
mau mencoba? (tunggu respon dari Calon Guru Penggerak ). Mari kita lihat
jawabannya.

[Tayangkan slide 15]

Pengajar praktik membacakan urutan langkah-langkah sesuai dengan nomor yang


tertera pada kotak

Nomor 1 adalah memunculkan peraturan. Nomor 2 adalah mengubah peraturan


dengan kalimat yang lebih positif. Nomor 3 adalah menyarikan peraturan
menjadi keyakinan. Nomor 4 adalah berdiskusi mengenai gambaran perilaku
yang mencerminkan keyakinan kelas. Nomor 5 adalah berdiskusi mengenai peran
seluruh warga kelas. Dan Nomor 6 adalah meninjau ulang keyakinan yang sudah
kita buat dari waktu ke waktu. Mari kita lanjut ke soal berikutnya.

[Tayangkan slide 16]

Pertanyaan 5: Ada 5 kebutuhan dasar manusia. Sebutkan! (tunggu respon dari


Calon Guru Penggerak ) mari kita lihat jawabannya.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


[Tayangkan slide 17]

Pengajar praktik memberi jawaban dari pertanyaan 5, sambil bertanya jawab apa yang
dimaksud dari tiap-tiap kebutuhan.

Nomor 1 adalah kesenangan. Nomor 2 adalah cinta dan kasih sayang. Nomor 3
adalah kebebasan. Nomor 4 adalah penguasaan. Dan nomor 5 adalah bertahan
hidup. Ada yang bisa bantu saya apa yang dimaksud dari masing-masing
kebutuhan ini? (gali jawaban dari Calon Guru Penggerak )

Pengajar praktik membacakan secara singkat sekilas mengenai tiap-tiap kebutuhan di


slide pemandu.

[Tayangkan slide 18]

Ini adalah pertanyaan terakhir. Ada 3 tahapan dalam melakukan restitusi, yaitu…
Silahkan Bapak-Ibu urutkan! (gali jawaban dari Calon Guru Penggerak ).
Sekarang mari kita lihat jawabannya.

[Tayangkan slide 19]

Ya betul tatanannya sudah urut dari atas sampai bawah. Pertama adalah
menstabilkan identitas, lalu validasi tindakan yang salah, dan menanyakan
keyakinan. Mari kita lihat lagi sekilas mengenai 3 tahapan ini.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


[Tayangkan slide 20]

Pengajar praktik membacakan tiap tahapan, lalu sekilas mengenai tahapan tersebut
dan contoh kata-kata atau respon yang sesuai dengang tahapan tersebut.

[Tayangkan slide 21]

Pengajar Praktik memberi apresiasi, menutup sesi reviu dan mengajak peserta untuk
mulai memasuki sesi praktik pembentukan keyakinan kelas.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , hebat sekali jawaban-jawaban Bapak-Ibu.


Dari kuis ini banyak sekali hal yang kita bahas terkait keyakinan kelas dan
praktik segitiga restitusi. Sekarang mari kita tutup kuisnya dan mari kita
praktikkan.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


PRAKTIK KEYAKINAN KELAS DURASI: 80 MENIT

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat menunjukkan keterampilan memandu pembuatan


keyakinan kelas

PERLENGKAPAN, MEDIA, DAN APLIKASI YANG DIBUTUHKAN

● Flipchart/kertas Plano (15)

● Alat tulis (Spidol Marker)

● Lakban Kertas

● Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian 1-5 (15)

● Layar

● Proyektor

● Laptop

● Slide Pemandu

INSTRUKSI PRAKTIK PEMBUATAN KEYAKINAN KELAS (5’)

Persiapan:

- Pastikan slide pemandu dapat ditampilkan di layar

Pelaksanaan:

[Tayangkan slide 22 ]

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pengajar Praktik menjelaskan gambaran aktivitas yang akan dilakukan oleh Calon Guru
Penggerak

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , kita akan memulai praktik memandu


pembuatan keyakinan kelas ini. Praktik ini akan dilaksanakan dalam kelompok
dan kita hanya akan mempraktikkan ini satu kali. Saya akan jelaskan ketentuan
aktivitas kita.

[Tayangkan slide 23]

- Hanya akan ada satu kali praktik keyakinan kelas dalam kelompok

- Masing-masing Calon Guru Penggerak akan mendapatkan bagian dalam alur


penyusunan keyakinan kelas. Bagiannya adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan dan memimpin diskusi memunculkan peraturan-peraturan


sekolah (tulis di flipchart)

2. Memimpin diskusi untuk mengubah peraturan kelas dengan kalimat-kalimat


yang lebih positif (yang sudah dibuat di bagian 1)

3. Memimpin diskusi dalam menyarikan peraturan tersebut menjadi keyakinan-


keyakinan yang perlu dianut dalam kelas (yang sudah dibuat di bagian 1&2)

4. Memimpin diskusi pendalaman keyakinan kelas menggunakan tabel T dan


tabel Y (tampak seperti/tidak tampak seperti)

5. Memimpin diskusi pendalaman keyakinan kelas terkait peran Guru dan Murid

- Masing-masing Calon Guru Penggerak akan mendapatkan bagiannya dengan


cara diundi/ditentukan oleh Pengajar Praktik dalam kelompok

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


- Ketika seorang Calon Guru Penggerak sedang memimpin diskusi, Calon Guru
Penggerak lainnya berperan sebagai murid. Termasuk ketika seorang Calon
Guru Penggerak sudah selesai menjalankan bagiannya, Calon Guru Penggerak
tersebut kembali berperan sebagai siswa.

Pengajar Praktik memberikan kesempatan bertanya.

Apakah ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak ada saya akan melanjutkan ke
dalam pembagian kelompok

Pengajar Praktik membagi peserta ke dalam 3 kelompok.

Saya akan membagi Bapak-Ibu ke dalam 3 kelompok berisi 5 orang. Caranya


adalah dengan melakukan pose. Ada 3 gerakan, yaitu duduk biasa, duduk
mengangkat tangan kanan (pengajar praktik memberikan contoh), serta
berdiri. Saya akan menghitung sampai 3, lalu silahkan Bapak-Ibu pilih pose
Bapak-Ibu. Kita coba bagi sekarang, 1…2…3! Pose!

(lakukan sampai 2-3 kali jika pada kesempatan ketiga masih terdapat
ketidakseimbangan jumlah kelompok, ambil pose terakhir dan lakukan
penyesuaian jumlah kelompok dengan penunjukkan langsung oleh pengajar
praktik)

Pengajar Praktik meminta Calon Guru Penggerak untuk berpindah sesuai dengan
kelompok masing-masing

Baik kita sudah dapat kelompoknya, mari kita berpindah. Nanti tiap kelompok
akan didampingi oleh satu pengajar praktik.

PERSIAPAN DALAM KELOMPOK (15’)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Persiapan:

- Pastikan kelompok sudah terkumpul

- Pastikan pengajar praktik sudah mempunyai kelompok untuk didampingi


dan berada dalam kelompok

- Pastikan peralatan kertas plano, lakban kertas dan spidol marker tersedia
untuk setiap kelompok

- Apabila setiap Calon Guru Penggerak sudah menentukan bagiannya minta


tiap peserta tersebut untuk mempersiapkan diri

- Siapkan lembar panduan praktik keyakinan kelas bagian 1-5 masing-masing


untuk tiap peserta

Pelaksanaan:

Pengajar praktik memberikan lembar Panduan Praktik Keyakinan Kelas dan


menjelaskan isinya secara singkat.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , saya akan bagikan lembar panduan praktik
keyakinan kelas. Bapak-Ibu bisa membacanya. Bapak-Ibu akan diberikan 5 buah
kertas untuk Bapak-Ibu baca secara singkat. Tiap bagian sesuai dengan
penjelasan sebelumnya. Namun untuk lebih jelasnya Bapak-Ibu bisa
menggunakan panduan ini. Setiap bagiannya akan dijelaskan pada panduan ini.

Pengajar Praktik menjelaskan peran Calon Guru Penggerak lain untuk berperan sebagai
murid dan mengobservasi.

Ketika Bapak-Ibu sedang tidak berperan sebagai guru, maka peran Bapak-Ibu
adalah sebagai murid. Pada praktik ini kita ingin merasakan, mengalami proses
pembuatan keyakinan kelas. Maka berperanlah sebagai murid, namun tidak
perlu menjadi murid yang berpotensi mengganggu jalannya diskusi. Bapak-Ibu

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


juga diminta untuk mengobservasi jalannya tiap bagian. Pada tiap lembar
panduan, akan ada kotak observasi. Isilah kotak tersebut dengan tanda centang
jika ditampilkan oleh Calon Guru Penggerak yang bertugas. Apabila sedang
bagian 1 yang sedang dijalankan, maka Bapak-Ibu gunakan panduan observasi
pada lembar bagian 1.

Pengajar Praktik mempersilakan Calon Guru Penggerak untuk membaca lembar secara
singkat terlebih dahulu.

Bapak-Ibu sekarang saya akan berikan waktu sekitar 2 menit untuk melihat
gambaran aktivitas tiap bagiannya.

Pengajar Praktik mengajak berdiskusi untuk memilih bagian mana yang akan dijalankan.

Waktu untuk membaca sudah selesai.

Saya akan serahkan Bapak-Ibu untuk memilih bagian mana yang ingin Anda
coba. Apakah ada bagian yang ingin dicoba?

(buat kesepakatan pembagian peran dalam kelompok)

Pengajar Praktik memberikan waktu persiapan sekitar 10 menit untuk Calon Guru
Penggerak

Saya akan berikan waktu 10 menit untuk bersiap. Ketika 10 menit sudah habis,
Bapak-Ibu yang mendapatkan bagian pertama bisa langsung memulai sesinya.
Apabila ada yang ingin ditanyakan bisa tanyakan langsung kepada pengajar
praktik.

Pengajar Praktik memulai sesi dan mengingatkan Calon Guru Penggerak akan tujuan
sesi praktik ini dan pengingat waktu.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Waktu persiapan sudah selesai. Ingat ini hanya sebuah simulasi dan Latihan.
Harapannya kita bisa belajar dari sini jadi tidak apa jika Bapak-Ibu merasa
melakukan kesalahan. Saya persilakan langsung untuk bagian pertama. Ketika
bagian pertama sudah selesai, bisa langsung dilanjutkan oleh bagian kedua.
Jangan lupakan peran Bapak-Ibu sebagai murid. Jika ada instruksi dari saya
(setelah 10 menit) “mohon dipercepat” artinya Bapak-Ibu harus cepat
merampungkan bagian Anda,

PRAKTIK & REFLEKSI PEMBUATAN KEYAKINAN KELAS (60’)

Selama proses berlangsung, Pengajar Praktik bisa ikut menjadi peserta, namun juga
berperan sebagai pengingat waktu. Ketika setiap bagian sudah melewati waktu 10
menit, berikan pengingat kepada Calon Guru Penggerak untuk mempercepat
prosesnya.

Pengajar Praktik mengajak kelompoknya untuk melakukan refleksi singkat setelah


simulasi selesai di bagian kelima

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , mari kita refleksikan pengalaman kita


sejenak. Setiap bagian yang sudah dijalani:

1. Bagaimana hasil observasi Bapak-Ibu tiap bagian?

2. Hal baik apa yang sudah dilakukan pada tiap bagiannya?

3. Hal baru apa yang Bapak-Ibu pelajari dari seluruh proses tadi?

Pengajar Praktik menutup sesi dan mengajak kelompok untuk masuk ke dalam praktik
berikutnya.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak kita sudah melakukan sesi praktik membuat
keyakinan kelas. Semoga praktik ini bisa membantu Bapak-Ibu sekalian dalam
membentuk lingkungan belajar yang berpusat murid. Sekarang kita akan masuk
ke dalam praktik berikutnya yaitu, praktik Segitiga Restitusi. Kita akan lakukan
tetap dalam kelompok ini.

Lembar Panduan Praktik Keyakinan Kelas (juga terdapat di bagian Lampiran)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Contoh Tabel T dan tabel Y (Praktik Keyakinan Kelas bagian 4)

Tabel T

(DIISI DENGAN NILAI KEBAJIKAN ATAU KEYAKINAN)

Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

(diisi dengan perilaku yang mencerminkan nilai) (diisi dengan perilaku yang tidak mencerminkan
nilai)

(contoh: Tekun bekerja dan menyimak guru) (contoh: Tidak mendengarkan guru dan acuh tak
acuh.)

Tabel Y

(Diisi dengan Nilai Kebajikan atau Keyakinan)


Terdengar

Catatan: Pengajar Praktik bisa


Contoh:
membantu memberikan
gambaran ini pada calon guru
penggerak yang mendapatkan
Terlihat Berperilaku
bagian 4 pada saat persiapan.
Contoh: Memegang barang milikContoh:
orang lain Ajak calon guru
Tersenyum Ramah

gan Lokakarya
Buku Kedua |
Contoh Tabel Peran Guru dan Murid (Praktik Keyakinan Kelas bagian 5)

Guru Murid

Tugasnya... Tugasnya...

● mengajar ● belajar

● mendidik ● mencoba

● menjawab pertanyaan ● menghasilkan yang terbaik dari diri

● memberi nilai ● bertanya jika tidak paham

● mengatur kelas ● mengikuti peraturan

● menegakkan peraturan kelas/sekolah ● menjalankan keyakinan kelas

● menjalankan keyakinan kelas ● mendengarkan

● peduli terhadap semua murid ● memeriksa tugas kembali

● …………….. ● ………………..

Guru Guru

Tugasnya bukan… Tugasnya bukan…

● menyakiti atau disakiti ● menyakiti atau disakiti

● memaksa kamu untuk belajar ● mengeluh

● merapikan barang-barang murid ● merusak barang pribadi/orang lain

● menyiapkan makanan atau barang-barang ● melakukan tugas guru


alat tulis
● memutuskan untuk teman kamu
● ………………….
● ………………...

Catatan: Pengajar Praktik bisa


membantu memberikan
gambaran ini pada calon guru
penggerak yang mendapatkan
bagian 5 pada saat persiapan.
Buk egangan Lokakarya Kedua |
Ajak calon guru
PRAKTIK SEGITIGA RESTITUSI DURASI: 55 MENIT

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat menunjukkan keterampilan melakukan Segitiga Restitusi

PERLENGKAPAN, MEDIA, DAN APLIKASI YANG DIBUTUHKAN

● Lembar kasus A,B,C Segitiga Restitusi (Guru)

● Lembar kasus A,B,C Segitiga Restitusi (Murid)

● Slide Pemandu

● Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga Restitusi

INSTRUKSI (10’)

Persiapan:

- Pastikan seluruh kelompok sudah selesai melakukan praktik keyakinan kelas

- Pengajar praktik tetap berada dalam kelompok, satu orang yang memimpin
sesi instruksi di depan

- Pastikan Calon Guru Penggerak masih tetap dalam kelompok keyakinan


kelas untuk membagi lagi Calon Guru Penggerak dalam kelompok kecil (3
orang)

Pelaksanaan:

[Tayangkan slide 24]

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pengajar Praktik menjelaskan tujuan sesi praktik segitiga restitusi

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , untuk menguatkan usaha kita dalam


menanam disiplin positif di sekolah, kita juga akan melatih diri kita melakukan
segitiga restitusi. Latihan ini akan membantu kita menggunakan segitiga
restitusi dalam masalah yang kita hadapi sehari-hari.

[Tayangkan Slide 25]

Pengajar Praktik menjelaskan alur aktivitas praktik segitiga restitusi

Praktik ini akan dilaksanakan dalam kelompok, dimana satu kelompok berisi 3
orang. Kami sudah menyediakan 3 kasus untuk Bapak-Ibu. Satu orang akan
berperan sebagai guru, sedangkan akan ada satu orang lagi yang akan
berperan sebagai murid. Tugas Bapak-Ibu adalah mempraktikkan segitiga
restitusi ini pada kasus tersebut. Satu orang yang tersisa akan menjadi observer
yang akan mengamati proses jalannya percakapan ini, memberi umpan balik,
serta memimpin proses refleksi dalam kelompok tiap putaran.

Setelah satu kasus selesai, kasus berikutnya Bapak-Ibu semua akan bertukar
peran. Pastikan dalam tiga kasus tersebut, Bapak-Ibu pernah berperan sebagai
guru, murid, serta observer. Kasus dan panduan observasi akan dibagikan
kepada Bapak-Ibu ketika Bapak-Ibu sudah masuk ke dalam kelompok.

Tiap putaran akan berlangsung sekitar 15 menit, sudah termasuk dengan


persiapan, praktik, dan refleksi singkat.

Pengajar Praktik memberikan kesempatan bertanya

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Apakah ada yang ingin ditanyakan? (jika tidak ada pertanyaan) mari kita bagi
Bapak-Ibu dalam kelompok sesuai nomor

Pengajar praktik menentukan nomor Calon Guru Penggerak dalam kelompoknya untuk
memisahkan mereka ke dalam kelompok lebih kecil.

Saya akan memberikan nomor kepada masing-masing dari Bapak-Ibu. Apabila


Bapak-Ibu mendapatkan nomor 1, maka Bapak-Ibu nanti akan bergabung
dengan nomor 1 dari kelompok-kelompok lain. Begitu pula nomor lainnya.
Sekarang saya akan tentukan nomor Bapak-Ibu. (Pengajar praktik menentukan
nomor pada kelompoknya masing-masing).

Pengajar praktik mengajak Calon Guru Penggerak untuk mencari nomor kelompoknya
masing-masing

Bapak-Ibu, sekarang silahkan Bapak-Ibu bergabung dalam kelompok dengan


nomor yang sama dengan Anda.

Pengajar praktik membagikan lembar kasus dan panduan observasi dan refleksi kepada
Calon Guru Penggerak dalam kelompok. Setelahnya pengajar praktik menjelaskan
sedikit mengenai lembar-lembar tersebut.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , izinkan saya menjelaskan sedikit mengenai


lembar yang dibagikan kepada Bapak-Ibu. Bapak-Ibu akan menerima beberapa
lembar. Akan terdapat 3 kasus, yaitu A, B, dan C. Tiap kasus tersebut akan ada
keterangan peran, antara guru dan murid. Jika Bapak-Ibu berperan sebagai
guru pada kasus A, maka bacalah kasus A dengan keterangan guru. Begitupula
untuk Bapak-Ibu yang berperan sebagai murid pada kasus A, silakan baca
dengan keterangan murid. Ketika Bapak-Ibu menjadi murid, pastikan Anda
mengikuti informasi yang ada, Bapak-Ibu tidak perlu membuat jawaban-
jawaban sendiri.
Buku Pegangan Lokakarya Kedua |
Untuk Bapak-Ibu yang berperan sebagai observer, tugas Bapak-Ibu juga sudah
tertera di dalam lembar tersebut.

PERSIAPAN, PRAKTIK, DAN REFLEKSI PUTARAN 1 (15’)

Persiapan:

● Siapkan penghitung waktu (stopwatch) ataupun smartphone yang bisa


menghitung waktu selama 3 putaran

Pelaksanaan:

Pengajar praktik memberikan tambahan instruksi terkait alur dalam kelompok, lalu
mempersilahkan kelompok untuk memulai

Bapak-Ibu seperti yang saya jelaskan tadi, waktu tiap putaran adalah 15 menit.
Silakan kelola waktu dan pembagian perannya. Setiap selesai 15 menit, saya
akan berikan peringatan waktu yang artinya Bapak-Ibu harus segera berpindah
pada putaran kedua. Sekarang silahkan Bapak-Ibu dalam kelompok
mempersiapkan diri dan memulai praktiknya.

Setelah 15 menit pengajar praktik memberikan peringatan untuk seluruh kelompok


Calon Guru Penggerak .

Bapak-Ibu 15 menit sudah selesai, Bapak-Ibu diharapkan sudah bisa segera


berpindah ke putaran kedua

PERSIAPAN, PRAKTIK, DAN REFLEKSI PUTARAN 2 (15’)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Setelah 15 menit pengajar praktik memberikan peringatan untuk seluruh kelompok
Calon Guru Penggerak .

Bapak-Ibu 15 menit sudah selesai, Bapak-Ibu diharapkan sudah bisa segera


berpindah ke putaran ketiga

PERSIAPAN, PRAKTIK, DAN REFLEKSI PUTARAN 3 (15’)

Setelah 15 menit pengajar praktik memberikan peringatan untuk seluruh kelompok


Calon Guru Penggerak .

Bapak-Ibu 15 menit sudah selesai, tugas diharapkan sudah selesai

Pengajar praktik menutup sesi dengan mengapresiasi dan mengajak peserta untuk
kembali ke dalam kelas besar (Pleno)

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , terima kasih atas praktiknya. Semoga


pengalaman ini mampu membantu Bapak-Ibu sekalian dalam meningkatkan
disiplin di sekolah Bapak-Ibu. Sekarang marilah kita kembali ke dalam kelas
besar.

Lembar Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga Restitusi (juga terdapat di bagian
Lampiran)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Buku Pegangan Lokakarya Kedua |
Lembar Kasus Segitiga Restitusi (juga terdapat di bagian Lampiran)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


PENUTUPAN LOKAKARYA DURASI: 20 MENIT

TUJUAN SESI

● Calon Guru Penggerak dapat mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Lokakarya 2

● Calon Guru Penggerak dapat memaknai pengalaman mengikuti Lokakarya 2

PERLENGKAPAN, MEDIA, DAN APLIKASI YANG DIBUTUHKAN

● Lembar Evaluasi dalam LMS

● Alat tulis

● Kamera

● Post-it (biru-kuning-hijau)

● Kertas Plano

REFLEKSI LOKAKARYA 2 (15’)

Persiapan:

● Siapkan post-it berwarna biru-kuning-hijau masing-masing sejumlah peserta

● Tempelkan 3 plano bertuliskan Hal yang sudah baik, Hal yang bisa ditingkatkan,
Hal yang dipelajari

Pelaksanaan:

Pengajar Praktik menjelaskan bahwa sekarang adalah bagian terakhir dari Lokakarya
kedua.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak, kita sudah sampai pada penghujung


lokakarya kedua ini. Namun masih ada beberapa kegiatan singkat yang perlu
dilakukan.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Ajak Calon Guru Penggerak untuk merefleksikan pengalamannya selama berproses di
Lokakarya 2. Pengajar Praktik memimpin refleksi ini, dengan membahas hal-hal baik
yang sudah dilakukan, hal yang dipelajari, serta hal-hal yang ingin ditingkatkan pada
dalam diri terkait aktivitas di Lokakarya 2

Dengan berakhirnya praktik tadi, maka kita pun sudah berada di penghujung
pertemuan kita hari ini. Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , kita sudah melewati
satu hari penuh dengan aktivitas. Namun pengalaman di Lokakarya ini akan
menjadi lebih berarti apabila kita memaknainya melalui refleksi singkat.

Rekan saya akan membagikan post-it berwarna untuk Bapak-Ibu Calon Guru
Penggerak sekalian untuk berefleksi secara singkat hasil refleksi Bapak-Ibu
setelah mengikuti Lokakarya ini. Hal yang bisa direfleksikan adalah:

1. Hal baik apa yang sudah saya lakukan di hari ini? Silakan gunakan post-it
warna biru

2. Hal apa yang bisa saya tingkatkan ke depannya? Silakan gunakan post-it
berwarna kuning

3. Hal apa yang saya pelajari hari ini? Silakan gunakan post-it berwarna hijau

Jika Bapak-Ibu sudah selesai menulis refleksi, Anda bisa menempelkan hasil
refleksi pada kertas plano yang sudah ditempel di dinding, sesuai dengan label
masing-masing

Pengajar Praktik memberikan penguatan terhadap lokakarya yang dijalankan dalam


hubungannya dengan Standar Nasional Pendidikan.

Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak, kita sudah memperbaharui rencana kita, baik
dalam mencapai visi, serta rencana penerapan disiplin positif di kelas dan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


sekolah kita. Pada lokakarya ini pun kita sudah menguatkan keterampilan kita
dalam memandu proses pembuatan keyakinan kelas, dan juga penerapan
disiplin positif dalam bentuk segitiga restitusi. Keseluruhan aktivitas lokakarya
ini berhubungan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagian Standar
Kompetensi Kelulusan. Semoga pengalaman ini mampu menguatkan
pengetahuan Anda terkait Standar Kompetensi Kelulusan.

Pengajar Praktik memberikan apresiasi pada seluruh Calon Guru Penggerak atas hasil
refleksinya.

Terima kasih Bapak Ibu Calon Guru Penggerak . Semoga refleksi, praktik-praktik
yang kita lakukan disini dapat membantu kita semua untuk menjadi pendidik
yang lebih baik di masa depan.

Ingatkan peserta untuk melakukan evaluasi kegiatan guna menilai kepuasan peserta
pada program serta untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki pemandu di
lokakarya selanjutnya. Lembar tersebut berjudul “Penilaian Kinerja Pengajar Praktik
Oleh CGP (Calon Guru Penggerak)”.

Seperti Bapak/Ibu yang tidak berhenti belajar, kami para pengajar praktik juga
mau belajar untuk lebih baik memfasilitasi Bapak/Ibu. Setelah lokakarya ini
selesai, Bapak/Ibu mohon membuka LMS untuk mengisi lembar evaluasi
sebagai umpan balik atas jalannya lokakarya ini dan untuk pengajar praktik
yang memfasilitasi. Silakan jawab dengan sejujurnya; boleh di lokasi ataupun di
rumah. Bapak/Ibu tidak perlu sungkan atau khawatir dalam menjawabnya
karena jawaban Bapak/Ibu tidak akan mempengaruhi penilaian atau kelulusan
Bapak/Ibu.

PENUTUPAN DAN FOTO BERSAMA (5’)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pengajar Praktik menutup sesi Lokakarya 2 dan mengajak Calon Guru Penggerak untuk
berfoto bersama.

Dengan berakhirnya sesi tadi, maka berakhir pula Lokakarya 2! Terima kasih
atas partisipasi Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak sekalian selama mengikuti
lokakarya ini. Sampai berjumpa lagi di kegiatan-kegiatan berikutnya. Sebelum
kita kembali ke tempat masing-masing, mari kita berkumpul dan berfoto
bersama.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


LAMPIRAN

Lampiran Bentuk Kelas

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar Kerja: Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif

LEMBAR KERJA RENCANA PENYAMPAIAN PENERAPAN DISIPLIN POSITIF

Nama:

Sekolah:

Pemangku Keterangan (diisi dengan


Poin penerapan disiplin di
kepentingan Rencana dan cara penyampaian poin tambahan terkait
kelas atau sekolah
sekolah rencana. Contoh: langkah
pertama, dll)

Tenggat Waktu

Pemangku Keterangan (diisi dengan


Poin penerapan disiplin di
kepentingan Rencana dan cara penyampaian poin tambahan terkait
kelas atau sekolah
sekolah rencana. Contoh: langkah
pertama, dll)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Tenggat Waktu

Keterangan (diisi
Pemangku dengan poin
Poin penerapan disiplin di
kepentingan Rencana dan cara penyampaian tambahan terkait
kelas atau sekolah
sekolah rencana.
Contoh: langkah
pertama, dll)

Tenggat Waktu

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar Kerja: Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian

PANDUAN PRAKTIK KEYAKINAN KELAS – BAGIAN 1

Keterangan Aktivitas

Aktivitas Utama Keterangan Aktivitas

● Tujuan bagian 1 adalah untuk menggali peraturan-peraturan yang


perlu disepakati di dalam kelas.

● Bapak-Ibu akan berperan sebagai guru yang akan bertugas


memfasilitasi curah pendapat dengan Calon Guru Penggerak lain yang
akan berperan sebagai murid.

● Metode curah pendapat diserahkan kepada Anda. Bapak-Ibu bisa


menggunakan post-it, diskusi berpasangan, memimpin diskusi secara
Menggali Peraturan-
langsung, dll.
peraturan yang perlu
● Peraturan yang didapatkan pada bagian ini harus berjumlah minimal
Bagian 1 disepakati di kelas 10 peraturan yang berbeda. Peraturan ini yang akan digunakan untuk
bagian-bagian berikutnya dari praktik keyakinan kelas ini.

● Tulis setiap peraturan yang muncul pada kertas plano.

● Berikan pengantar mengenai aktivitas keyakinan kelas (tujuan,


gambaran aktivitas yang dilakukan).

● Ulas kembali peraturan yang sudah dibuat sebelum menyelesaikan


bagian Anda.

o Menjadi murid yang sedang mengikuti aktivitas. Keluarkan peraturan-


Peran CGP lain peraturan yang biasa muncul di kelas atau sekolah Bapak-Ibu.

o Mengobservasi jalannya bagian 1 sesuai dengan kotak di bawah ini.

Observasi Bagian 1 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan


bagian 1)

Poin Observasi Keterangan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Memberikan pengantar aktivitas (tujuan,
gambaran aktivitas, dll)

Menciptakan suasana curah pendapat yang nyaman


untuk peserta

Mendengarkan pendapat/peraturan dari peserta

Mendokumentasikan peraturan yang dimunculkan


oleh peserta pada kertas plano

Mengulas kembali hasil peraturan yang muncul


dari peserta

Tujuan bagian 1 tercapai

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar Kerja: Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian

PANDUAN PRAKTIK KEYAKINAN KELAS – BAGIAN 2

Keterangan Aktivitas

Aktivitas Utama Keterangan Aktivitas

● Tujuan bagian 2 adalah untuk mengubah peraturan-peraturan yang


sudah disampaikan di bagian 1 menjadi kalimat yang lebih positif.

● Bapak-Ibu akan berperan sebagai guru yang akan bertugas


memfasilitasi diskusi dengan Calon Guru Penggerak lain yang akan
berperan sebagai murid.

Mengubah ● Semua peraturan yang sudah dimunculkan pada bagian 1 harus


diubah menjadi kalimat positif.
peraturan-peraturan
yang sudah dibuat ● Bapak-Ibu bisa mengajak diskusi para Calon Guru Penggerak untuk
merumuskan peraturan dalam kalimat positif.
Bagian 2 dengan kalimat
● Tulis setiap kalimat positif yang muncul pada kertas plano yang sama
positif
dengan bagian 1 atau di kertas plano yang berbeda.

● Berikan pengantar mengenai aktivitas mengubah peraturan menjadi


kalimat positif (tujuan, gambaran aktivitas yang dilakukan).

● Ulas kembali peraturan yang sudah dibuat pada bagian 1 sebelum


memulai diskusi perubahan kalimat tersebut. Ulas kembali seluruh
kalimat positif ini sebelum menyerahkan sesi ke bagian 3.

o Menjadi murid yang sedang mengikuti aktivitas. Ikut berdiskusi dan


Peran CGP lain berpendapat ketika sedang merumuskan kalimat positif ini

o Mengobservasi jalannya bagian 2 sesuai dengan kotak di bawah ini.

Observasi Bagian 2 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan


bagian 2)

Poin Observasi Keterangan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Memberikan pengantar aktivitas (tujuan,
gambaran aktivitas, dll)

Mengulas kembali hasil curah pendapat yang


muncul pada bagian 1

Menciptakan suasana diskusi yang nyaman untuk


peserta

Mendengarkan pendapat/masukan dari peserta

Mendokumentasikan kalimat positif yang


dihasilkan dari diskusi pada kertas plano

Mengulas kembali hasil diskusi kalimat positif yang


muncul dari diskusi

Tujuan bagian 2 tercapai

Lampiran Lembar Kerja: Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian 3

PANDUAN PRAKTIK KEYAKINAN KELAS – BAGIAN 3

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Keterangan Aktivitas

Lampiran Lembar Kerja: Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Aktivitas Utama Keterangan Aktivitas

● Tujuan bagian 3 adalah untuk menyarikan peraturan kelas yang sudah


dibahas pada bagian sebelumnya, menjadi nilai kebajikan atau
keyakinan serta menyepakatinya

● Bapak-Ibu akan berperan sebagai guru yang akan bertugas


Menyarikan memfasilitasi diskusi dengan Calon Guru Penggerak lain yang akan
peraturan-peraturan berperan sebagai murid.

yang sudah dibuat ● Ajak para murid berdiskusi untuk menyarikan seluruh peraturan yang
sudah muncul sebelumnya menjadi nilai kebajikan/keyakinan kelas.
Bagian 3 menjadi nilai
kebajikan/keyakinan ● Tulis setiap keyakinan kelas yang muncul pada kertas plano.

● Berikan pengantar mengenai aktivitas keyakinan kelas (tujuan,


gambaran aktivitas yang dilakukan).

● Ulas kembali keyakinan kelas yang sudah dibuat dan ajak murid
untuk menyepakatinya bersama-sama

o Menjadi murid yang sedang mengikuti aktivitas. Bagikan pendapat


Bapak-Ibu mengenai keyakinan kelas yang bisa diangkat berdasarkan
Peran CGP lain
peraturan yang sudah didiskusikan sebelumnya
o Mengobservasi jalannya bagian 3 sesuai dengan kotak di bawah ini.

Observasi Bagian 3 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan bagian
3)

Poin Observasi Keterangan

Memberikan pengantar aktivitas (tujuan,


gambaran aktivitas, dll)

Menciptakan suasana diskusi yang nyaman untuk


peserta

Mampu menggali nilai kebajikan/keyakinan yang


muncul dari peserta

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Mampu menghasilkan nilai kebajikan/keyakinan
kelompok

Mendokumentasikan keyakinan yang disepakati


pada kertas plano

Menciptakan kesepakatan keyakinan kelas dengan


semua peserta

Tujuan bagian 3 tercapai

Lampiran Lembar Kerja: Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian 4

PANDUAN PRAKTIK KEYAKINAN KELAS – BAGIAN 4

Keterangan Aktivitas

Aktivitas Utama Keterangan Aktivitas

● Tujuan bagian 4 adalah untuk menggali perilaku yang mencerminkan


Kegiatan keyakinan kelas juga yang tidak mencerminkan keyakinan kelas.
pendalaman
Bagian 4 ● Bapak-Ibu akan berperan sebagai guru yang akan bertugas
keyakinan kelas – memfasilitasi diskusi dengan Calon Guru Penggerak lain yang akan
tampak seperti/tidak berperan sebagai murid.

seperti ● Metode diskusi diserahkan kepada Anda. Bapak-Ibu bisa


menggunakan post-it, diskusi berpasangan, memimpin diskusi secara
langsung, dll.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


● Tulis setiap perilaku yang muncul pada kertas plano tabel t (tampak
seperti dan tidak tampak seperti) dan tabel y (terlihat, terdengar,
berperilaku).

● Perilaku yang dimunculkan pada tabel t tertulis dengan kalimat positif


(contoh salah: keyakinan kelas hormat, tidak tampak seperti datang
terlambat, tampak seperti tidak datang terlambat).

● Fokuskan pada 2-3 keyakinan saja.

● Berikan pengantar mengenai aktivitas pendalaman ini (tujuan,


gambaran aktivitas yang dilakukan).

o Menjadi murid yang sedang mengikuti aktivitas. Ikuti diskusi dan


Peran CGP lain berikan pendapat.
o Mengobservasi jalannya bagian 4 sesuai dengan kotak di bawah ini.

Observasi Bagian 4 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan


bagian 4)

Poin Observasi Keterangan

Memberikan pengantar aktivitas (tujuan,


gambaran aktivitas, dll)

Menciptakan suasana diskusi yang nyaman untuk


peserta

Menggali ide/pendapat peserta mengenai isi dari


tabel t dan tabel y

Mendengarkan pendapat/ide dari peserta

Menuliskan hasil pada tabel T dan tabel Y yang


dimunculkan oleh peserta

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Isi dari tabel T dan tabel Y sesuai dengan keyakinan
kelas yang sudah dibuat

Tujuan bagian 4 tercapai

Lampiran Lembar Kerja: Panduan Praktik Keyakinan Kelas Bagian 5

PANDUAN PRAKTIK KEYAKINAN KELAS – BAGIAN 5

Keterangan Aktivitas

Aktivitas Utama Keterangan Aktivitas

● Tujuan bagian 5 adalah untuk memperdalam tugas warga kelas (guru


dan murid)

● Bapak-Ibu akan berperan sebagai guru yang akan bertugas


memfasilitasi diskusi dengan Calon Guru Penggerak lain yang akan
Kegiatan berperan sebagai murid.
Pendalaman ● Metode diskusi diserahkan kepada Anda. Bapak-Ibu bisa
Keyakinan Kelas – menggunakan post-it, diskusi berpasangan, memimpin diskusi secara
Bagian 5 langsung, dll.
Tugas saya dan Tugas
kamu ● Gali apa yang menjadi tanggung jawab guru dan murid di kelas dan
sekolah serta apa yang bukan menjadi tanggung jawab tiap guru dan
murid.

● Berikan pengantar mengenai aktivitas keyakinan kelas (tujuan,


gambaran aktivitas yang dilakukan).

● Berikan penutup atas keseluruhan proses pembuatan keyakinan kelas


o Menjadi murid yang sedang mengikuti aktivitas. Ikuti diskusi dan
Peran CGP lain berikan pendapat.

o Mengobservasi jalannya bagian 5 sesuai dengan kotak di bawah ini.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Observasi Bagian 5 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan
bagian 5)

Poin Observasi Keterangan

Memberikan pengantar aktivitas (tujuan,


gambaran aktivitas, dll)

Menciptakan suasana curah pendapat yang nyaman


untuk peserta

Menggali gagasan dari peserta mengenai tanggung


jawab guru & murid serta yang bukan menjadi
tanggung jawabanya

Mendengarkan pendapat/ide dari peserta

Menuliskan hasil diskusi yang dimunculkan oleh


peserta pada bagan tugas (kertas plano)

Mengulas kembali hasil diskusi yang dihasilkan

Tujuan bagian 5 tercapai

Lampiran Lembar Kerja: Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga Restitusi

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


PANDUAN OBSERVASI DAN REFLEKSI SEGITIGA RESTITUSI

Pada saat praktik, tugas Bapak-Ibu sebagai observer (pengamat) adalah:

1. Mengobservasi jalannya percakapan (sesuai dengan checklist di bawah. Berikan tanda


centang di kolom tengah)

2. Mencatat kata-kata penting yang muncul dari percakapan

3. Memimpin sesi refleksi singkat setelah percakapan selesai dilakukan (panduan di bawah)

Poin Observasi Keterangan

Membuka percakapan dengan ramah

Menggali cerita dari sudut pandang murid

Menggali alasan murid dalam melakukan tindakan


tersebut

Menggunakan tahapan pertama dari segitiga restitusi


(Menstabilkan Identitas)

Menggunakan tahapan kedua dari segitiga restitusi


(Validasi tindakan yang salah)

Menggunakan tahapan ketiga dari segitiga restitusi

(Menanyakan keyakinan)

Menawarkan restitusi pada murid

Menggali tindakan restitusi yang diusulkan oleh murid

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Langkah-langkah memimpin proses refleksi setelah praktik:

1. Diskusikan secara singkat dengan Calon Guru Penggerak yang bermain peran sebagai guru
& murid:

a. Apa yang sekiranya menjadi kebutuhan murid pada kasus tersebut?

b. Apakah nilai keyakinan yang dilanggar dijawab dengan tepat? Apakah ada tambahan?

c. Apakah tindakan restitusi yang diusulkan oleh murid sudah dirasa tepat? Jika belum
tepat, apa tindakan restitusi yang dirasa lebih tepat?

2. Sampaikan hasil observasi Anda

3. Ajak para Calon Guru Penggerak untuk berdiskusi:

a. apa hambatan dalam melakukan segitiga restitusi?

b. apa hal baik yang sudah Anda lakukan selama praktik tadi?

c. apa hal yang bisa ditingkatkan dari diri Anda Untuk melakukan restitusi ini?

c. apa perbedaan perasaan serta pandangan sebelum dan sesudah melakukan restitusi ini?

d. apa hal yang Anda pelajari dari seluruh proses ini?

4. Apresiasi usaha yang sudah dilakukan rekan-rekan Anda..

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar: Kasus Segitiga Restitusi – Kasus A (Guru)

KASUS SEGITIGA RESTITUSI – A (Guru)

Catatan:

Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai guru yang akan melakukan percakapan
dengan murid sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan.

Kasus A:

Anda adalah seorang wali kelas 8 SMP Pelindung. Pada saat jam istirahat makan siang, Anda melihat
salah satu murid Anda bernama Amira sedang menangis sendirian di dalam kelas. Anda menghampiri
Amira dan mengajak berbicara. Ternyata Amira menangis karena tadi Ali sempat mengejek Amira
karena nilai ulangannya lebih rendah dibandingkan nilai yang didapatkan Ali. Anda sebagai Guru
merasa bahwa
ada keyakinan kelas yang tidak diikuti oleh Ali dan akhirnya sepulang sekolah Anda mengajak Ali untuk
berbicara.

Keyakinan Kelas Anda:

1. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU BELAJAR

2. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU MERASA SENANG

3. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU SALING MENGHARGAI

4. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU MERASA AMAN

Tugas Anda:

1. Lakukan percakapan restitusi dengan Ali

2. Percakapan ini harus mampu menggali:

* Sudut pandang Ali dari kejadian ini

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


* Kebutuhan yang berusaha dipenuhi oleh Ali terkait aksi yang dilakukan (tanyakan terkait: alasan Ali
melakukan tindakan tersebut)

* Keyakinan kelas yang dilanggar

* Aksi yang dilakukan ke depannya.

3. Gunakan 3 tahap segitiga restitusi dan tawarkan restitusi kepada Ali

Tahapan Contoh variasi kalimat

Menstabilkan identitas ● “berbuat salah itu tidak apa-apa”

● “Tidak ada manusia yang sempurna”

● “Saya ingin mencari solusi dari permasalahan ini”

● Dsb

Validasi tindakan yang ● “kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal tersebut”
salah
● “ya bisa terlihat kamu merasa bangga terhadap hasil yang kamu
dapatkan, tapi ada hal yang jadinya merugikan untuk orang lain”

● Dsb

Menanyakan keyakinan ● “apa keyakinan kelas yang kita percayai?”

● “keyakinan apa yang belum kamu tunjukkan?”

● “apakah tindakanmu mencerminkan keyakinan kelas tersebut”

● Anda bisa menggunakan contoh kalimat ini ataupun menggunakan kalimat lainnya yang
dirasa tepat dengan situasinya.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar: Kasus Segitiga Restitusi – Kasus A (Murid)

KASUS SEGITIGA RESTITUSI – A (Murid)

Catatan:

Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai Ali yang akan melakukan percakapan
dengan guru Anda sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan. Akan
terdapat penjelasan kasus dari sisi Anda, dan ikutilah petunjuk jawaban di bawah.

Kasus A:

Anda bernama Ali, seorang murid kelas 8 SMP Pelindung. Sewaktu jam sebelum istirahat makan siang
baru dimulai, Anda melihat Amira yang sedang memperhatikan hasil ujian/ulangan yang
didapatkannya. Anda menghampiri Amira dan bertanya berapakah nilai yang didapatkannya. Amira
menjawab mendapatkan hasil 60. Seketika Anda merasa senang dengan nilai yang 90 yang Anda
dapatkan. Rasa senang itu Anda keluarkan dengan mengucapkan “Yee nilai saya lebih bagus dari kamu.
Kamu tidak belajar dengan benar sih. Belajar lebih keras lagi ya hehehe” (dengan nada menyindir).
Amira yang mendengar itu langsung tiba-tiba terlihat sedih dan terlihat mulai menangis. Anda
langsung merasa bersalah, namun menyadari ada teman lain yang masuk ke dalam kelas, Anda
memutuskan untuk keluar dari kelas.

Sewaktu jam pulang sekolah, Guru Anda meminta waktu sebentar untuk berbincang dengan Anda.

Keyakinan Kelas Anda:

1. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU BELAJAR

2. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU MERASA SENANG

3. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU SALING MENGHARGAI

4. SETIAP ANGGOTA KELAS PERLU MERASA AMAN

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Tugas Anda (Ali): berikan informasi pada pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini

1. Lakukan percakapan dengan guru Anda

2. berikan informasi pada pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini (Anda tidak perlu
membuat jawaban Anda sendiri):

● Ceritakan ini dari sudut pandang sebagai Ali

● Kebutuhan yang berusaha Anda penuhi adalah kebutuhan penguasaan. Jika ditanya alasan
dibalik Ali mengejek katakan dengan “karena awalnya saya merasa bangga bahwa saya lebih
hebat dari Amira”

● Anda merasa bersalah karena sudah mengejek Amira

● Keyakinan yang dilanggar adalah Setiap anggota kelas perlu saling menghargai (nomor 3)

● Jika Anda ditawarkan restitusi, jawablah dengan iya. Aksi yang ingin dilakukan untuk
memperbaiki hal ini adalah meminta maaf kepada Amira, dan mengajak rekan sekelas untuk
mengulas kembali keyakinan kelas yang sudah dibuat, terutama dalam Tindakan-tindakan
yang mencerminkan keyakinan kelas tersebut

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar: Kasus Segitiga Restitusi – Kasus B (Guru)

KASUS SEGITIGA RESTITUSI – B (Guru)

Catatan:

Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai guru yang akan melakukan percakapan
dengan murid sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan.

Kasus B:

Anda adalah wali kelas 9 SMP Pelindung. Suatu hari, saat kegiatan belajar mengajar sudah selesai,
Anda dihampiri oleh salah satu guru, yaitu Basti. Guru tersebut menceritakan kejadian yang terjadi
pada hari ini pada salah satu murid Anda, yaitu Bitha. Menurut Bpk. Basti, beliau dan beberapa guru
lainnya merasa bahwa Bitha berbohong. Saat guru-guru tersebut mengajar, Bitha beberapa kali ijin ke
toilet. Pada awalnya guru-guru tersebut merasa biasa saja, namun dalam satu jam pelajaran Bitha bisa
beberapa kali izin ke toilet. Ketika ditanya alasannya, Bitha selalu bilang “sembelit”. Setiap kali Bitha
ijin ke toilet pun selalu diiringi dengan tawa dari teman-temannya. Beberapa guru berkata pada Bpk.
Basti bahwa mereka menawarkan Bitha untuk pergi ke unit Kesehatan sekolah, namun ditolak oleh
Bitha. Anda mengerti dengan situasinya dan akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Bitha.

Keesokan harinya Anda meminta waktu dengan Bitha untuk diskusi dan mengklarifikasi laporan dari
Bpk. Basti.

Keyakinan Kelas Anda:

1. SELALU BERSIKAP POSITIF

2. SENANTIASA MENJADI DIRI TERBAIK

3. PERCAYA DAN MENGHORMATI ORANG LAIN SERTA BARANG MILIKNYA

4. SENANTIASA MEMBANTU

Tugas Anda:

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


1. Lakukan percakapan restitusi dengan Bitha

2. Percakapan ini harus mampu menggali:

* Cerita dari sudut pandang Bitha

* Kebutuhan yang berusaha dipenuhi Bitha dalam melakukan aksi tersebut (Anda bisa
menanyakan alasan Bitha melakukan aksi tersebut)

* Keyakinan kelas yang dilanggar

* Tindakan yang akan dilakukan ke depannya.

3. Gunakan 3 tahap segitiga restitusi dan tawarkan restitusi kepada Bitha

Tahapan Contoh variasi kalimat

Menstabilkan identitas ● “berbuat salah itu tidak apa-apa”

● “Tidak ada manusia yang sempurna”

● “Saya ingin mencari solusi dari permasalahan ini”

● Dsb

Validasi tindakan yang salah ● “kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal tersebut”

● “ya bisa terlihat kamu merasa senang dengan hal yang kamu
lakukan, tapi jadinya merugikan untuk orang lain”

● Dsb

Menanyakan keyakinan ● “apa keyakinan kelas yang kita percayai?”

● “keyakinan apa yang belum kamu tunjukkan?”

● “apakah tindakanmu mencerminkan keyakinan kelas tersebut”

● Anda bisa menggunakan contoh kalimat ini ataupun menggunakan kalimat lainnya yang dirasa
tepat dengan situasinya.

Lampiran Lembar: Kasus Segitiga Restitusi – Kasus B (Murid)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


KASUS SEGITIGA RESTITUSI – B (Murid)

Catatan:

Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai Bitha yang akan melakukan percakapan
dengan guru Anda sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan. Akan
terdapat penjelasan kasus dari sisi Anda, dan ikutilah petunjuk jawaban di bawah.

Kasus B:

Anda adalah Bitha, seorang murid kelas 9 SMP Pelindung. Anda jarang sekali berinteraksi dengan
teman sekelas Anda, dan Anda ingin sekali dekat dengan mereka. Suatu hari sebelum sekolah dimulai,
Anda sedang berbicara dengan teman-teman kelas Anda. Anda bersama dengan teman-teman sedang
berdiskusi mengenai hal apa yang lucu untuk dilakukan. Anda iseng mengeluarkan ide selalu ijin ke
toilet pada setiap jam pelajaran. Tak disangka, teman-teman Anda terlihat senang dengan ide Anda
tersebut dan menantang Anda untuk mencobanya. Anda mencoba pertama kali pada saat kelas
matematika Bpk. Basti. Di tengah penjelasan Bpk. Basti, Anda mengangkat tangan Anda untuk ijin ke
toilet. Izin diberikan oleh Bpk. Basti. Anda juga tidak melakukan apa-apa saat di toilet. Saat Anda
kembali ke kelas, Anda mendengarkan penjelasan ke Bpk. Basti, sampai pada saat Beliau memberikan
waktu untuk bertanya. Tanpa ragu Anda mengangkat tangan Anda, hingga Bpk. Basti bertanya “ya
Bitha mau tanya apa?” lalu Anda menjawab “tidak Pak saya mau ijin ke toilet”. Ketika Anda
mengatakan itu, Anda mendengar teman-teman Anda cekikikan, tertawa pelan. Hal ini pun Anda
lakukan pada jam-jam berikutnya. Ketika ditanya ada apa dengan diri Anda, Anda selalu menjawab
“maaf, saya sembelit”. Namun Anda juga menolak untuk dibawa ke unit Kesehatan sekolah. Di hari itu,
Anda jadi akrab dengan teman-teman sekelas Anda. Anda pun merasa senang karena akhirnya lebih
akrab dengan teman sekelas Anda

Esok harinya, Anda dipanggil oleh wali kelas Anda. Wali kelas Anda menanyakan mengenai laporan
Bpk. Basti.

Keyakinan Kelas Anda:

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


1. SELALU BERSIKAP POSITIF

2. SENANTIASA MENJADI DIRI TERBAIK

3. PERCAYA DAN MENGHORMATI ORANG LAIN SERTA BARANG MILIKNYA

4. SENANTIASA MEMBANTU

Tugas Anda (Bitha): berikan informasi pada pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini

1. Lakukan percakapan dengan guru Anda

2. berikan informasi terkait pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini (Anda tidak perlu
membuat jawaban sendiri):

● Ceritakan ini dari sudut pandang Anda sebagai Bitha (catatan: berperanlah pada awalnya
Anda tidak merasa melakukan kesalahan, namun setelah Anda bercerita, Anda menyadari
kesalahan Anda)

● Kebutuhan yang Anda coba penuhi adalah kebutuhan kasih sayang. Jika Anda ditanya alasan
mengapa melakukan hal itu, jawablah dengan “karena teman-teman menganggap saya orang
yang seru dengan melakukan itu”

● Keyakinan yang dilanggar adalah Percaya Dan Menghormati Orang Lain Serta Barang Miliknya
(nomor 3) dan Selalu Bersikap Positif (nomor 1)

● Jika Anda ditawarkan restitusi, jawablah dengan iya. Aksi yang ingin dilakukan untuk
memperbaiki hal ini adalah mengingatkan teman-teman yang lain agar tetap menghormati
guru-guru yang mengajar.

Lampiran Lembar: Kasus Segitiga Restitusi – Kasus C (Guru)

KASUS SEGITIGA RESTITUSI – C (Guru)

Catatan:

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai guru yang akan melakukan percakapan
dengan murid sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan.

Kasus C:

Anda adalah wali kelas 7 SMP Pelindung. Anda baru saja selesai menghadiri rapat Guru dan ingin
kembali ke ruang kelas Anda untuk melihat tim piket kelas Anda bekerja. Sesampai di kelas Anda
terkejut karena hanya ada 2 murid Anda yang sedang membersihkan kelas. Anda menyadari bahwa
Ciko tidak ikut berpartisipasi dalam piket. Anda tahu betul bahwa Ciko hari ini masuk sekolah. Anda
bertanya kepada murid-murid lain yang sedang piket, dan mereka hanya menjawab bahwa Ciko tiba-
tiba keluar begitu saja dari ruangan kelas dan membawa tasnya. Penasaran dengan hal itu, Anda
mencoba mencari Ciko dan menemukannya di warung depan sekolah sedang jajan. Anda memutuskan
untuk langsung berbicara dengan Ciko di saat itu juga.

Keyakinan Kelas Anda:

1. HORMAT (menghormati semua orang dan barang milik orang lain)

2. BEKERJA (mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti segala kegiatan yang ditugaskan)

3. DITERIMA DAN DIMILIKI (saling menerima satu sama lain dan saling peduli)

Tugas Anda:

1. Lakukan percakapan restitusi dengan Ciko

2. Percakapan ini harus mampu menggali:

* Cerita dari sudut pandang Ciko

* Kebutuhan yang berusaha dipenuhi Ciko dalam melakukan aksi tersebut (Anda bisa
menanyakan alasan Ciko melakukan aksi tersebut)

* Keyakinan kelas yang dilanggar

* Tindakan yang akan dilakukan ke depannya.

3. Gunakan 3 tahap segitiga restitusi dan tawarkan restitusi kepada Ciko

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Tahapan Contoh variasi kalimat

Menstabilkan identitas ● “berbuat salah itu tidak apa-apa”

● “Tidak ada manusia yang sempurna”

● “Saya ingin mencari solusi dari permasalahan ini”

● Dsb

Validasi tindakan yang salah ● “kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal tersebut”

● “ya bisa terlihat kamu merasa senang dengan hal yang kamu lakukan,
tapi jadinya merugikan untuk orang lain”

● Dsb

Menanyakan keyakinan ● “apa keyakinan kelas yang kita percayai?”

● “keyakinan apa yang belum kamu tunjukkan?”

● “apakah tindakanmu mencerminkan keyakinan kelas tersebut”

● Anda bisa menggunakan contoh kalimat ini ataupun menggunakan kalimat lainnya yang dirasa
tepat dengan situasinya.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Lembar: Kasus Segitiga Restitusi – Kasus C (Murid)

KASUS SEGITIGA RESTITUSI – C (Murid)

Catatan:

Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai Ciko yang akan melakukan percakapan
dengan guru Anda sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan. Akan
terdapat penjelasan kasus dari sisi Anda, dan ikutilah petunjuk jawaban di bawah.

Kasus C:

Anda adalah Ciko, seorang murid kelas 7 SMP Pelindung. Pada saat kegiatan belajar mengajar selesai,
Anda merasa senang karena bisa langsung pulang ke rumah. Anda sudah bersiap-siap dengan tas
Anda, sebelum akhirnya dua teman Anda menghampiri untuk mengingatkan bahwa hari ini adalah
jadwal piket Anda. Anda pun teringat akan jadwal piket tersebut, dan akhirnya memutuskan untuk
ikut berpartisipasi. Di tengah-tengah Anda membersihkan kelas, Anda merasa bosan sekali. Seakan
pekerjaan ini tidak pernah selesai-selesai. Anda akhirnya memutuskan untuk keluar saja dari ruangan
pada saat teman-teman Anda tidak melihat. Anda berhasil menyelinap keluar kelas, sebelum
pekerjaan Anda selesai. Anda merasa bebas. Sewaktu Anda keluar dari sekolah, Anda memutuskan
untuk jajan terlebih dahulu di warung depan sekolah. Disana Anda sedang asyik menikmati jajanan
yang Anda beli sebelum akhirnya terdengar suara memanggil Anda. Itu adalah suara wali kelas Anda.
Beliau meminta waktu Anda sebentar untuk berbicara. Anda mengiyakan, dan langsung merasa malu
mengetahui apa
yang ingin dibicarakan.
Keyakinan Kelas Anda:

1. HORMAT (menghormati semua orang dan barang milik orang lain)

2. BEKERJA (mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti segala kegiatan yang ditugaskan)

3. DITERIMA DAN DIMILIKI (saling menerima satu sama lain dan saling peduli)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Tugas Anda (Ciko): berikan informasi pada pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini

1. Lakukan percakapan dengan guru Anda

2. berikan informasi terkait pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini (Anda tidak perlu
membuat jawaban sendiri):

● Ceritakan ini dari sudut pandang sebagai Ciko

● Kebutuhan yang Anda coba penuhi adalah kebutuhan akan kebebasan. Jika Anda ditanya
alasan mengapa melakukan hal itu, jawablah dengan “karena bosan dengan membersihkan
kelas seakan tidak selesai-selesai”

● Keyakinan yang dilanggar adalah Bekerja (nomor 2)

● Jika Anda ditawarkan untuk melakukan restitusi, jawablah dengan iya. Aksi yang ingin
dilakukan untuk memperbaiki hal ini adalah menjadi penanggung jawab utama piket kelas.
Ciko akan melaporkan kejadian yang terjadi seputar kebersihan kelas.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


DAFTAR PERIKSA PERLENGKAPAN

[V] JENIS PERLENGKAPAN TOTAL KETERANGAN

Laptop 1

Proyektor 1

Layar 1

Pointer 1

Kamera 1

Papan plano 1

Kertas plano 20

Spidol marker 5

Spidol warna-warni 20

Lakban kertas 3

Pulpen 20

Post-it
● Oranye 100
● Hijau 30
● Kuning 30
● Biru 30
Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin
20 Dicetak
Positif

Panduan Praktik Keyakinan Kelas – Bagian 1 20 Dicetak

Panduan Praktik Keyakinan Kelas – Bagian 2 20 Dicetak

Panduan Praktik Keyakinan Kelas – Bagian 3 20 Dicetak

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Panduan Praktik Keyakinan Kelas – Bagian 4 20 Dicetak

Panduan Praktik Keyakinan Kelas – Bagian 5 20 Dicetak

Lembar Kerja Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga


20 Dicetak
Restitusi

Lembar Kasus Segitiga Restitusi Kasus A (Guru) 5 Dicetak

Lembar Kasus Segitiga Restitusi Kasus A (Murid) 5 Dicetak

Lembar Kasus Segitiga Restitusi Kasus B (Guru) 5 Dicetak

Lembar Kasus Segitiga Restitusi Kasus B (Murid) 5 Dicetak

Lembar Kasus Segitiga Restitusi Kasus C (Guru) 5 Dicetak

Lembar Kasus Segitiga Restitusi Kasus C (Murid) 5 Dicetak

Lembar Absensi 1

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Bacaan untuk Pengajar Praktik: Keyakinan Kelas (diambil dari Modul Guru
Penggerak 1.4. Budaya Positif - Tidak Perlu Dicetak)

2.3: Keyakinan Kelas

Tujuan Pembelajaran Khusus:

● CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah
tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik
atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.

● CGP dapat memahami proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke


keyakinan kelas.

● CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai
keyakinan-keyakinan pada lingkungan mereka masing-masing.

Pertanyaan Pemantik:

● Mengapa Keyakinan Kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja?

● Mengapa adanya Keyakinan Kelas penting untuk terbentuknya sebuah budaya


positif?

● Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif?

Bapak dan Ibu para Calon Guru Penggerak ,

Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan
terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah
kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya
positif pertama- tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-
prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. Hal ini berkaitan dengan modul 1.2 dan
modul 1.3 yang membahas tentang nilai-nilai kebajikan dan visi sebuah sekolah yang perlu
ada untuk menentukan arah tujuan dari sebuah institusi/sekolah. Penyatuan pemikiran
untuk

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah tersebut kemudian diturunkan di kelas-
kelas menjadi keyakinan kelas yang disepakati bersama.

Mengapa keyakinan kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja?

Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm
pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor?” Kemungkinan jawaban Anda adalah
untuk ‘keselamatan’. Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang
penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat?” Mungkin jawaban Anda adalah
“untuk kesehatan dan/atau keselamatan”.

Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’,
yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara
universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Menurut Gossen
(1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi
secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan
keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Murid-murid pun
demikian, mereka perlu mendengarkan dan mendalami tentang suatu keyakinan, daripada
hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus berlaku begini
atau begitu.

Pembentukan Keyakinan Kelas:

● Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan
konkrit.

● Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.

● Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.

● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas.

● Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


tersebut.

● Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan


kelas lewat kegiatan curah pendapat.

● Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

Prosedur Pembentukan Keyakinan Kelas:

1. Mempersilakan murid-murid di kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan


yang perlu disepakati di kelas.

2. Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar
(kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah
pendapat.

3. Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Gantilah


kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.

Contoh

Kalimat negatif : Jangan berlari di kelas atau koridor.

Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.

4. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Andamungkin akan
mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa
peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak murid-murid untuk menemukan nilai
kebajikan atau keyakinan yang menjadi inti dari peraturan tersebut. Contoh:
Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah tepat waktu bisa disarikan menjadi 1
Keyakinan, yaitu keyakinan untuk Saling Menghormati atau nilai kebajikan
Hormat. Keyakinan inilah yang dijadikan daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga
merupakan peralihan dari bentuk peraturan ke keyakinan kelas.

5. Tinjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa


peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu
banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka
warga kelas akan sulit mengingatnya.

6. Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan
meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas
tersebut, termasuk guru dan semua murid.

7. Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang


mudah dilihat semua warga kelas.

Contoh Keyakinan Kelas:

Keyakinan Kelas !:

Keyakinan Kelas 5
● Setiap anggota kelas perlu belajar.
● ●Setiap anggota
Selalu kelas
bersikap perlu senang.
positif.
● ●Setiap anggotamenjadi
Senantiasa kelas perlu melakukan tugas.
diri terbaik.
● ●Setiap anggota
Percaya dan kelas perlu saling
menghormati menghargai.
orang lain serta
barang
● Setiap miliknya.
anggota kelas perlu merasa aman.
● Berkomitmen terhadap setiap tugas.
● Senantiasa membantu.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Keyakinan Kelas 7

Agar semua warga kelas dapat memahami setiap pernyataan yang telah tercantum
HORMAT
dalam keyakinan kelas, maka selama seminggu di awal tahun ajaran baru dapat
Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati semua orang
didedikasikan untuk pendalaman setiap keyakinan dengan berbagai kegiatan.
dan barang milik orang lain

Kegiatan-kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas:


BEKERJA

a) Kegiatan Tampak
Kami meyakini Seperti/Tidak
bahwa Tampak
sangat penting Seperti: segala
untuk mengerjakan
pekerjaan atau mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan.
Anggota kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok diberikan
kertas. Salah satu anggota kelompok membuat huruf T kapital yang besar (Tabel T).
DITERIMA DAN DIMILIKI
Guru memberikan salah satu ‘keyakinan kelas’ kepada setiap kelompok. Dua kelompok
bisaKami meyakini bahwa
mendapatkan sangat penting
keyakinan yanguntuk
samamerasa
biladiterima
ada 10pada suatu
kelompok. Selanjutnya setiap
kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain.
kelompok diminta untuk bercurah pendapat tentang keyakinan tersebut, tampak
seperti apa, tampak tidak seperti apa. Kemudian hasil curah pendapat setiap kelompok
dipresentasikan pada kelompok besar, dan kertasnya ditempel di sekeliling dinding
kelas untuk dapat dilihat setiap warga kelas agar menguatkan pemahaman.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Contoh

Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti (Tabel T) dari Keyakinan Kelas 7:

HORMAT

Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

Datang tepat waktu Sering hadir terlambat

Menyapa teman dan guru setiap hari Tak acuh kepada teman dan guru

Mengembalikan barang teman yang telah Tidak mengembalikan barang yang telah dipinjam
dipinjam dan mengucapkan ‘terima kasih’ dan meletakkan sembarangan.

……………………………….. dst …………………………….. dst

BEKERJA

Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

Tekun bekerja dan menyimak guru Tidak mendengarkan guru dan acuh tak acuh.

Menyerahkan tugas tepat waktu. Tugas tidak diberikan

Memberikan hasil terbaik. Asal-asalan mengerjakan tugas.

…………………………… dst ……………………………. dst

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


RASA DITERIMA DAN DIMILIKI

Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

Melibatkan semua anggota kelompok. Mengucilkan salah satu teman kita.

Memberikan kata-kata atau komen-komen Marah atau iri kepada atas keberhasilan teman-
membesarkan hati bila teman kita berhasil. teman kita.

Menjenguk atau menanyakan kabar teman yang Acuh tak acuh terhadap teman yang sedang
kurang sehat atau sedang mendapat musibah. kurang sehat atau mendapat musibah.

…………………………….. dst …………………………….. dst

Bagan Tampak Seperti (Tabel Y) dari Keyakinan Kelas 7.

HORMAT

Satu orang berbicara

“Yuk, saya bantu”

“Kita bisa selesaikan ini


bersama’

- Berempati terhadap perasaan


orang lain. - Tersenyum ramah

- Memegang barang milik orang - Memberikan salam hormat

lain hanya dengan izinnya. (berjabat tangan, namaste,

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Tugas Mandiri:

Tersedia 2 butir Keyakinan Kelas 5 (lihat contoh) yang disediakan dalam bentuk Tabel
T. Tuliskan gagasan-gagasan Anda tentang contoh perwujudan dari 2 keyakinan
tersebut, tampak seperti apa dan tidak tampak seperti apa?

Bersikap Positif

Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

● AAA ● AAA

● AAA ● AAA

● AAA ● AAA

● dst ● dst

Percaya dan Menghormati Orang Lain dan Barang Miliknya

Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

● AAA ● AAA

● AAA ● AAA

● AAA ● AAA

● dst ● dst

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Selanjutnya isilah bagaimana perwujudan dari Keyakinan Kelas 1 berikut: "setiap
anggota kelas melakukan tugas". Tuliskan apa yang ingin Anda dengar, lihat, dan
lakukan dalam format Tabel Y, seperti di bawah:

Setiap anggota kelas melakukan tugas

b) Kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu (Tugas Guru-Tugas Murid):

Salah satu kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk memperdalam keyakinan kelas,
adalah mempelajari tanggung jawab setiap warga kelas. Keyakinan bertanggung jawab
serta hak seseorang adalah sesuatu yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara
tentang menumbuhkan murid yang merdeka:

“...beratlah kemerdekaan itu! bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus
juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. dalam

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang
lain (Ki Hadjar Dewantara, buku kuning, hal.4.)

Pada pekan pendalaman Keyakinan Kelas, maka murid-murid dapat diajak berdiskusi
tentang tanggung jawab dan hak masing-masing warga kelas, yaitu apa Tugas Guru dan
Bukan Tugas Guru serta Apa Tugas Murid atau Bukan Tugas Murid. Berikut adalah
langkah yang dapat dilakukan dalam mendiskusikan hal tersebut:

1. Guru akan membuat bagan berisi 4 kotak.

2. Masing-masing kotak diisi judul: Guru-Tugasnya..., Murid-Tugasnya..., Guru-


Tugasnya Bukan.., Murid-Tugasnya Bukan...

3. Guru bercurah pendapat dengan dua cara:

● Mengajak murid berpendapat secara individu, atau

● Membagi murid dalam 4 atau 8 kelompok, dan setiap kelompok diberikan tugas
bercurah pendapat tentang masing-masing tugas/bukan tugas guru maupun
murid.

4. Hasil dari curah pendapat Tugas Saya-Tugas Kamu ditempel di dinding kelas agar
dapat dilihat seluruh warga kelas.

Contoh (hasil curah pendapat guru dan murid-muridnya)

Tugas Saya (Guru)-Tugas Kamu (Murid) (Kelas 4-8)

Guru Murid

Tugasnya... Tugasnya...

● mengajar ● belajar

● mendidik ● mencoba

● menjawab pertanyaan ● menghasilkan yang terbaik dari diri

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


● memberi nilai ● bertanya jika tidak paham

● mengatur kelas ● mengikuti peraturan

● menegakkan peraturan kelas/sekolah ● menjalankan keyakinan kelas

● menjalankan keyakinan kelas ● mendengarkan

● peduli terhadap semua murid ● memeriksa tugas kembali

● …………….. ● ………………..

Guru Guru

Tugasnya bukan… Tugasnya bukan…

● menyakiti atau disakiti ● menyakiti atau disakiti

● memaksa kamu untuk belajar ● mengeluh

● merapikan barang-barang murid ● merusak barang pribadi/orang lain

● menyiapkan makanan atau barang-barang ● melakukan tugas guru


alat tulis
● memutuskan untuk teman kamu
● ………………….
● ………………...

Hukuman, Sanksi, Restitusi

Dalam menjalankan peraturan ataupun keyakinan kelas, bilamana ada suatu


pelanggaran, tentunya sesuatu harus terjadi. Untuk itu kita perlu meninjau ulang
penerapan penegakan peraturan atau keyakinan kelas kita selama ini. Penerapan
terhadap suatu pelanggaran bisa dalam bentuk hukuman atau sanksi, atau berupa
Restitusi. Namun sebelum kita melangkah kepada penerapan Restitusi, kita perlu
bertanya adakah perbedaan antara hukuman dan Sanksi? Bila sama, di mana
persamaannya? Bila berbeda, bagaimana perbedaannya? Perlu ditambahkan bahwa
bentuk sanksi untuk lingkungan pendidikan disesuaikan menjadi konsekuensi.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Pemahaman konsekuensi adalah bahwa dalam setiap tindakan atau perbuatan, pasti
akan berkonsekuensi, baik atau kurang baik. Di bawah ini akan ditunjukkan bagan
perbedaan hukuman dan konsekuensi serta restitusi.

Bila kita melihat bagan di bawah ini, disiplin merupakan identitas berhasil (sukses) dan
hukuman merupakan identitas gagal. Disiplin di sini terbagi dua bagian yaitu Disiplin
dengan Sanksi/Konsekuensi dan Disiplin dengan Restitusi, yang selanjutnya akan
dijelaskan dengan lebih rinci di bagian 2.5 dan 2.6.

IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL (SUKSES)

HUKUMAN DISIPLIN

SANKSI/KONSEKUENSI RESTITUSI

Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi Restitusi merupakan pilihan

Tidak nyaman untuk murid/anak untuk jangka Tidak nyaman untuk murid/anak untuk Menguatkan untuk murid/anak dalam jangka
waktu panjang. jangka waktu pendek. waktu panjang.

‘Korban’ mendapatkan keadilan ‘Korban’ bisa diabaikan.. ‘Korban’ mendapatkan ganti.

Murid/anak akan tersakiti. Murid/anak dibuat tidak nyaman. Murid/anak mendapatkan penguatan.

Perilaku pasif-agresif meningkat Penguatan hanya bertahan dalam jangka Masalah terpecahkan.
waktu pendek.

Sistem tidak akan berjalan bila murid tidak Memerlukan monitoring dan supervisi Murid belajar bertanggung jawab untuk
takut. terus menerus dari guru perilakunya.

Berlaku hanya pada sebuah institusi; tidak Membantu penerapan mengikuti Fokus pada pemecahan masalah dalam jangka
berlanjut pada kehidupan nyata. peraturan dalam masyarakat waktu panjang.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


“Peraturannya adalah….kamu harus..” “Apa peraturannya?” “Mampukah kamu “Apa yang kamu yakini?”
melakukannya? Terima kasih”.
“Apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki
masalah ini?”

Murid/anak membenci peraturan. Murid/anak menghormati peraturan. Murid/anak menghormati dirinya dan orang lain.

NEGATIF NETRAL POSITIF

“Awas kalau dilakukan lagi ya, nanti awas kamu” “Lakukan apa yang “Apakah hal ini yang sesungguhnya ingin kamu
lakukan?”
saya katakan”

Mode Paksaan Stimulus-Respon Teori Kontrol

Mendorong menyalahkan diri Mendorong kepatuhan Mendorong disiplin positif

Konsep Diri Buruk Konsep Diri Baik Konsep Diri Kuat

Murid/anak belajar Murid/anak belajar Murid/anak belajar memecahkan masalah.

menyembunyikan kesalahan taat peraturan.

Mencoba mengontrol anak dengan penguatan Mencoba mengontrol anak dengan Anak paham bahwa dirinya sendiri yang pegang
negatif (membayar impas kesalahan) penguatan positif kendali kontrol.

Dampak pada Murid: Marah, merasa bersalah, Kehilangan hak, waktu jeda seorang diri Murid/anak tidak kehilangan waktu, namun
rendah diri, mengasingkan diri. (timeout), penahanan (detention). bersemangat untuk memperbaiki diri

Tiba-tiba, tidak diharapkan, atau sangat Sudah diketahui, Berupa undangan untuk mengadakan restitusi
melukai.
masuk akal

Dibuat guru Dibuat oleh guru dan murid/anak Dibuat oleh murid/anak

Menyakitkan, guru menjalani konsekuensi Membantu, guru menyatakan peraturan, Menguatkan, guru menyebutkan keyakinan kelas,
dengan menyalahkan, mengkritik, menyindir, melakukan peringatan, dan menerapkan membimbing kerangka acuan berpikir restitusi
merendahkan konsekuensi. murid/anak.

(Disadur dari Diane Gossen - Restitution Restructuring School Discipline, 1998, hal. 70-71)

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Berdasarkan bagan di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa hukuman bersifat
tidak terencana atau tiba-tiba. Anak atau murid tidak tahu apa yang akan terjadi, dan
tidak dilibatkan. Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang memberikan, dan
murid hanya menerima suatu hukuman tanpa suatu diskusi atau pengarahan dari
pihak guru, baik sebelum atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan bisa berupa fisik
maupun verbal dan murid disakiti oleh suatu perbuatan atau kata-kata.

Sementara disiplin dengan bentuk sanksi atau konsekuensi, sudah terencana atau
sudah disepakati. Sudah dibahas dan disetujui oleh murid dan guru. Biasanya
pembentukan sanksi atau konsekuensi dibentuk oleh pihak guru (sekolah), dan murid
sudah mengetahui sanksi/konsekuensi yang akan diterima. Pada sanksi/konsekuensi,
murid tetap dibuat tidak nyaman untuk jangka waktu pendek. Konsekuensi atau sanksi
biasanya diberikan berdasarkan suatu pengukuran, misalnya: setelah 3 kali ditegur di
kelas oleh guru karena tugasnya belum selesai, atau mengobrol, maka murid akan
kehilangan waktu bermain, dan harus menyelesaikan tugas karena ketertinggalannya.
Peraturan ini sudah diketahui oleh murid dan diketahui sebelumnya. Guru senantiasa
perlu memonitor murid.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Lampiran Bacaan untuk Pengajar Praktik: Segitiga Restitusi (diambil dari Modul Guru
Penggerak 1.4. Budaya Positif)

2.6 - Segitiga Restitusi

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1. Calon Guru Penggerak memahami restitusi sebagai salah satu cara menanamkan
disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.

2. Calon Guru Penggerak dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid


berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.

3. CGP bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka.

Eksplorasi Mandiri

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak ,

Bila ada seseorang berbuat salah pada Anda, ketika mereka menawarkan sebuah
tindakan untuk memperbaiki kesalahan mereka, kemungkinan besar, jawaban Anda
adalah akan menolak semua tawaran itu, dan akan bilang, tidak usah, tidak apa-apa.
Lupakan saja.

Kebiasaan kita selama ini, bila ada orang yang berlaku salah pada kita adalah langsung
memaafkan, atau membuat mereka tidak nyaman. Kita cenderung untuk berfokus
pada kesalahan daripada mencari cara bagi mereka untuk memperbaiki diri. Kita lebih
fokus pada bagaimana cara mereka membayar ketidaknyamanan yang disebabkan
oleh kesalahan mereka daripada mengembalikan harga diri mereka. Membuat kondisi
menjadi impas, menjadi lebih penting daripada membuat situasi menjadi benar.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Bapak Ibu guru penggerak,

Sebagai seorang guru, ketika murid Anda melakukan kesalahan, tindakan mana yang
akan Anda lakukan?

- Anda menunjukkan kesalahannya dan memintanya melihat kesalahannya baik-


baik?

- Anda mengatakan, “Kamu seharusnya tahu bagaimana kamu seharusnya


bertindak”.

- Anda mengingatkan murid Anda akan kesalahannya yang sama di waktu


sebelumnya.

- Anda akan bertanya padanya, “Kenapa kamu melakukan sesuatu yang


seharusnya tidak kamu lakukan?”.

- Anda akan mengkritik dia dan mendiamkannya?

Kalau Anda melakukan tindakan-tindakan di atas, mungkin Anda akan membuat murid
Anda merasa menjadi anak yang gagal.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita sebaiknya respon kita bila ada murid kita
melakukan kesalahan? Mari kita baca artikel ini:

Restitusi

Sebuah Cara Menanamkan disiplin positif Pada


Murid

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki


kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari
solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa
yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain
(Chelsom Gossen, 1996).

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan
memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana
berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan,
namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang
mereka percayai. Sebelumnya kita telah belajar tentang teori kontrol bahwa pada
dasarnya, kita memiliki motivasi intrinsik.

Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara
yang memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang
dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan
kembali harga dirinya. Restitusi menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan
orang yang telah berbuat salah. Ini sesuai dengan prinsip dari teori kontrol William
Glasser tentang solusi menang-menang.

Ada peluang luar biasa bagi murid untuk bertumbuh ketika mereka melakukan
kesalahan, bukankah pada hakikatnya begitulah cara kita belajar. Murid perlu
bertanggung jawab atas perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat
memilih untuk belajar dari pengalaman dan membuat pilihan yang lebih baik di
waktu yang akan datang. Ketika guru memecahkan masalah perilaku mereka, murid
akan kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang berharga untuk
hidup mereka.

Di bawah ini adalah ciri-ciri restitusi yang membedakannya dengan program disiplin
lainnya.

● Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari


kesalahan

Dalam restitusi, ketika murid berbuat salah, guru tidak mengarahkan untuk
menebus kesalahan dengan membayar sejumlah uang, memperbaiki
kerugian yang timbul, atau sekedar meminta maaf. Karena kalau fokusnya
kesana, maka murid yang berbuat salah akan fokus pada tindakan untuk
menebus kesalahan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


dan menghindari ketidaknyamanan, yang bersifat eksternal, bukannya pada
upaya perbaikan diri, yang lebih bersifat internal. Biasanya setelah menebus
kesalahan, orang yang berbuat salah akan merasa sudah selesai dengan
situasi itu sehingga merasa lega, dan seolah-olah kesalahan tidak pernah
terjadi.

Terkadang bisa juga muncul perasaan ingin balas dendam, bila orang yang
berbuat salah sebetulnya merasa tidak rela harus melakukan sesuatu untuk
menebus kesalahannya. Kalau tindakan untuk menebus kesalahan dipahami
sebagai hukuman, maka mungkin mereka berpikir untuk membuat situasinya
menjadi impas. Pembalasan seperti ini akan berdampak jangka panjang
karena konfliknya akan tetap ada. Menebus kesalahan itu tidak salah, namun
biasanya tidak membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Restitusi sebenarnya juga meliputi usaha untuk menebus kesalahan, tetapi


sebaiknya merupakan inisiatif dari murid yang melakukan kesalahan. Proses
pemulihan akan terjadi bila ada keinginan dari murid yang berbuat salah
untuk melakukan sesuatu yang menunjukkan rasa penyesalannya. Fokusnya
tidak hanya pada mengurangi kerugian pada korban, tapi juga bagaimana
menjadi orang yang lebih baik dan melakukan hal baik pada orang lain
dengan kebaikan yang ada dalam diri kita.

Ketika murid belajar dari kesalahan untuk menjadi lebih baik untuk masa
depan, mereka akan mendapatkan pelajaran yang mereka bisa pakai terus
menerus di masa depan untuk menjadi orang yang lebih baik.

● Restitusi memperbaiki hubungan

Restitusi adalah tentang memperbaiki hubungan dan memperkuatnya.


Restitusi juga membantu murid-murid dalam hal mereka ingin menjadi orang
seperti apa dan bagaimana mereka ingin diperlakukan. Restitusi adalah
proses refleksi dan pemulihan. Proses ini menciptakan kondisi yang aman

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


bagi murid

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


untuk menjadi jujur pada diri mereka sendiri dan mengevaluasi dampak dari
tindakan mereka pada orang lain. Ketika proses pemulihan dan evaluasi diri
telah selesai, mereka bisa mulai berpikir tentang apa yang bisa dilakukan
untuk menebus kesalahan mereka pada orang yang menjadi korban.

● Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan

Restitusi yang dipaksa bukanlah restitusi yang sebenarnya, tapi konsekuensi.


Bila guru memaksa proses restitusi, maka murid akan bertanya, apa yang
akan terjadi kalau saya tidak melakukannya. Misalnya mereka sebenarnya
tidak suka konsekuensi yang guru sarankan, mereka mungkin akan setuju dan
akan melakukannya, tapi karena mereka menghindari ketidaknyamanan atau
menghindari kehilangan kebebasan atau diasingkan dari kelompok. Mereka
akan percaya kalau mereka menyakiti orang, maka mereka juga tersakiti,
maka mereka pikir itu impas. Seorang anak yang memukul temannya akan
mengatakan, “Kamu boleh pukul aku balik, biar impas”. Memaksa melakukan
restitusi bertentangan dengan perkembangan moral, yaitu kebebasan untuk
membuat pilihan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menciptakan
kondisi yang membuat murid bersedia menyelesaikan masalah dan berbuat
lebih baik lagi, dengan berkata, “Tidak apa-apa kok berbuat salah itu
manusiawi. Semua orang pasti pernah berbuat salah”. Pembicaraan ini
bersifat tawaran, bukan paksaan, bukan mengatakan, “Kamu harus lakukan
ini, kalau tidak maka…”

● Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri

Dalam proses restitusi kita akan melihat adanya ketidakselarasan antara


tindakan murid yang berbuat salah dan keyakinan mereka tentang orang
seperti apa yang mereka inginkan. Untuk membimbing proses pemulihan diri,

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


guru bisa bertanya pada mereka:

● Kamu ingin menjadi orang seperti apa?

● Kamu akan terlihat, terdengar, dan terasa seperti apa kalau kamu
sudah menjadi orang yang seperti itu?

● Apa yang kamu percaya tentang bagaimana orang harus


memperlakukan orang lain?

● Bagaimana kamu mau diperlakukan ketika kamu berbuat salah?

● Apa nilai yang diajarkan di keluargamu tentang hal ini? Apakah


kamu memegang nilai ini?

● Kalau tidak, lalu apa yang kamu percaya?

Kita tidak ingin menciptakan rasa bersalah pada diri anak dengan bertanya seperti
itu. Kalau guru melihat rasa bersalah di wajah murid, maka guru harus cepat-cepat
mengatakan, “Tidak apa-apa kok berbuat salah”.

Ketika murid sudah dibimbing untuk mengeksplorasi orang seperti apa yang
mereka inginkan, guru bisa mulai bertanya tentang kejadiannya, seberapa sering
hal ini terjadi, apa yang ia lakukan, ia berada di mana. Murid tidak akan berbohong
pada guru.

Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan

Untuk berpindah dari evaluasi diri ke restitusi diri, penting bagi murid untuk
memahami dampak dari tindakannya pada orang lain. Kalau murid paham bahwa
setiap orang memiliki kebutuhan dasar untuk dipenuhi, hal ini akan sangat membantu,
sehingga ketika murid melakukan kesalahan, mereka akan menyadari kebutuhan
apa

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


yang sedang mereka coba penuhi, demikian juga kebutuhan orang lain.

Untuk membantu murid mengenali kebutuhan dasarnya, guru bisa meminta mereka mengenali perasaa

Restitusi diri adalah cara yang paling baik

Dalam restitusi diri murid belajar untuk mengubah kebiasaan dari kecenderungan untuk mengomentari

3 Tahap Evaluasi Diri:


Saya tidak suka cara saya berbicara padamu

Kesalahan yang saya lakukan adalah

Saya sebenarnya punya informasi yang kamu butuhkan

Saya lelah dan saya bicara terlalu cepat

Saya tidak jelas menyampaikan apa yang saya inginkan

Pemahaman saya berbeda dengan pemahamanmu

Besok lagi saya akan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Menyampaikan informasi yang saya punya dan kamu butuhkan

Saya akan bicara lebih lambat

Saya akan bicara lebih jelas tentang keinginan saya

Menyampaikan pemahaman saya padamu

Ketika murid bisa melakukan restitusi diri maka dia akan bisa mengontrol dirinya dengan lebih baik den

Ketika Anda berhadapan dengan orang lain, dan melakukan evaluasi diri, maka 9 dari 10 orang yang dia

Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan

Dalam proses restitusi diri, maka murid akan menyadari dia sedang menjadi orang yang seperti apa, yan

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Restitusi menguatkan

Bisakah momen ketika murid melakukan kesalahan menjadi sebuah momen yang
baik? Jawabnya, tentu bisa, asalkan ia bisa belajar dari kesalahan itu. Apa maksud
dari kalimat kita bisa lebih kuat setelah kita belajar dari kesalahan? Lebih kuat disini
maksudnya bukan menekan perasaan kita dalam-dalam. Kuat disini artinya
menyadari apa yang bisa murid ubah, dan murid benar-benar mengubahnya. Guru
bisa bertanya, apa yang dapat kamu ubah dari dirimu sendiri? Bagaimana kamu akan
berubah?

Restitusi fokus pada solusi

Dalam restitusi, guru menstabilkan identitas murid dengan mengatakan, “Kita tidak
fokus pada kesalahan, Bapak-Ibu tidak tertarik untuk mencari siapa yang benar, siapa
yang salah.

Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya

Mari kita lihat praktik pendidikan kita yang seringkali memisahkan anak-anak dari
kelompoknya, misalnya seorang anak TK bersikap tidak kooperatif pada saat kegiatan
mendengar dongeng dari gurunya, anak itu disuruh keluar dari kelompoknya, atau
anak itu diminta duduk di belakang kelas atau di pojok kelas, disuruh keluar kelas ke
koridor, ke kantor guru, seringkali dibiarkan tanpa pengawasan.

Kalau ada anak remaja nakal, orangtua menyuruh pergi dari rumah. Padahal kalau
mereka jauh dari orang tuanya, orang tuanya jadi tidak bisa mengajari mereka dan
mereka tidak belajar nilai-nilai kebajikan. Kalau mereka tidak belajar, bagaimana
nasib generasi kita ke depan? Kalau kita menjauhkan remaja kita, maka mereka akan
putus hubungan dengan kita.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Ketika anak berbuat salah, kita tidak bisa memotivasi anak untuk menjadi baik, kita
hanya bisa menciptakan kondisi agar mereka bisa melihat ke dalam diri mereka.
Kita seharusnya mengajari mereka untuk menyelesaikan masalah mereka, dan
berusaha mengembalikan mereka ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih
kuat.

Disarikan dari Buku It’s All About WE; Rethinking Discipline using Restitution,
Third

Bapak Ibu CGP,

Setelah Anda, mengetahui tentang apa itu restitusi, tentunya Anda ingin mengetahui
bagaimana cara melakukanya. Diane Gossen dalam bukunya Restitution; Restructuring
School Discipline, 2001 telah merancang sebuah tahapan untuk memudahkan para
guru dan orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk
melakukan restitusi, bernama segitiga restitusi/restitution triangle. Proses ini meliputi
tiga tahap dan setiap tahapnya berdasarkan pada prinsip penting dari Teori Kontrol,
yaitu

Langkah Teori Kontrol

1 Menstabilkan Identitas Kita semua akan melakukan hal terbaik


yang bisa kita lakukan
Stabilize the Identity

2 Validasi Tindakan yang Salah Semua perilaku memiliki alasan

Validate the Misbehavior

3 Menanyakan Keyakinan Kita semua memiliki motivasi internal

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


Seek the Belief

Ketiga strategi tersebut direpresentasikan dalam 3 sisi segitiga restitusi. Langkah-


langkah itu tidak harus dilakukan satu persatu. Banyak guru yang sudah
menggunakannya dalam berbagai versi menurut gaya mereka masing-masing bahkan
tanpa mengetahui tentang teori restitusi.

1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity

Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang
yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang
sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia
mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau
kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau
kita ingin ia menjadi proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan
cara

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


mengatakan kalimat-kalimat ini:

● Berbuat salah itu tidak apa-apa.

● Tidak ada manusia yang sempurna

● Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.

● Kita bisa menyelesaikan ini.

● Bapak-Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak-Ibu ingin
mencari solusi dari permasalahan ini.

● Kamu berhak merasa begitu.

● Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

Kalau kita mengatakan kalimat-kalimat diatas, akan sangat sulit, bahkan hampir tidak
mungkin, buat anak untuk tetap membangkang. Para guru yang bertugas mengawasi
anak-anak saat mereka bermain di halaman sekolah, menyatakan bahwa bila mereka
mengatakan kalimat tersebut yang mungkin hanya butuh 30 detik, bisa mengubah
situasi yang sulit menjadi kooperatif.

Ketika seseorang merasa sedih dan emosional, mereka tidak bisa mengakses bagian
otak yang berfungsi untuk berpikir rasional. Saat itulah ketika kita harus menstabilkan
identitas anak. Sebelum terjadi hal-hal lain yang bisa memperburuk keadaan, kita
sebaiknya membantu anak untuk tenang dan kembali ke suasana hati dimana proses
belajar dan penyelesaian masalah bisa dilakukan.

Tentu akan sulit melakukan restitusi bila, anak yang berbuat salah terus berfokus pada
kesalahannya. Ada 3 alasan untuk ini, pertama rasa bersalah menguras energi. Rasa
bersalah membutuhkan energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


mencari penyelesaian masalah. Kedua, ketika kita merasa bersalah, kita mengalami
identitas kegagalan. Dalam kondisi ini, orang akan cenderung untuk menyalahkan
orang lain atau mempertahankan diri, daripada mencari solusi. Ketiga, perasaan
bersalah membuat kita terperangkap pada masa lalu dimana kita sudah tidak bisa
berbuat apa- apa lagi. Kita hanya bisa mengontrol apa yang akan terjadi di masa kini
dan masa datang.

Sisi 2: Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior

Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar.
Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan
bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki
maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan
mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang
mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka sikap seorang anak
yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu
telah memenuhi kebutuhan anak tersebut. Kalimat-kalimat dibawah ini mungkin
terdengar asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan
memvalidasi kebutuhan mereka.

● “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”

● “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”

● “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu
yang penting buatmu”.

● “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang
baru.”

Biasanya guru menyuruh anak untuk menghentikan sikap yang tidak baik, tapi teori

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


kontrol menyatakan bahwa resep itu tidak manjur. Mungkin tindakan guru dengan
memvalidasi sikap yang tidak baik seperti bertentangan dengan aturan yang ada.

Restitusi tidak menyarankan guru bicara ke murid bahwa melanggar aturan adalah
sikap yang baik, tapi dalam restitusi guru harus memahami alasannya, dan paham
bahwa setiap orang pasti akan melakukan yang terbaik di waktu tertentu. Sebuah
pelanggaran aturan seringkali memenuhi kebutuhan anak akan kekuasaan/power
walaupun seringkali bertabrakan dengan kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan akan
cinta dan kasih sayang/love and belonging. Kalau kita tolak anak yang sedang berbuat
salah, dia akan tetap menjadi bagian dari masalah. namun bila kita memahami
alasannya melakukan sesuatu, maka dia akan merasa dipahami.

Para guru yang telah menerapkan strategi ini mengatakan bahwa anak-anak yang
tadinya tidak terjangkau, menjadi lebih terbuka pada mereka. Strategi ini
menguntungkan bagi murid dan guru karena guru akan berada dalam posisi siswa, dan
karena itu akan memiliki perspektif yang berbeda.

Sisi Ketiga: Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika
identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi
(langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia
percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga.

● Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?

● Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?

● Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |


● Kamu mau jadi orang yang seperti apa?

Penting untuk menanyakan ke anak, kehidupan seperti apa nantinya yang mereka
inginkan?

Apakah kamu ingin menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, atau bisa dipercaya?

Kebanyakan anak akan mengatakan “Iya,” Tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya
menjadi orang seperti itu. Guru dapat membantu dengan bertanya, seperti apa jika
mereka jd orang seperti itu. ketika anak sudah mendapat gambaran yang jelas tentang
orang seperti apa yang mereka inginkan, guru dapat membantu anak-anak tetap fokus
pada gambaran tersebut.

Buku Pegangan Lokakarya Kedua |

Anda mungkin juga menyukai