BUKU PEGANGAN
LOKAKARYA
Lokakarya Kedua
Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar
Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian
pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi
program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga
menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas,
baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda
penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia
sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job
learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus
Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim
pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan
penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan
terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim
digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang
Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi
pendidikan Indonesia. Amin.
Jakarta, Mei 2022
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,
LAMPIRAN....................................................................................................................... 47
PEMAHAMAN BERMAKNA
Visi guru penggerak mengenai lingkungan belajar yang positif melandasi proses pengembangan kodrat
murid yang selamat dan bahagia
● Rencana terkait prakarsa perubahan yang terbaru level diri yang sudah diberikan umpan balik oleh Calon
Guru Penggerak lain
● Rencana terkait strategi penyampaian disiplin positif di kelas dan konteks sekolah yang sudah diberikan
umpan balik oleh Calon Guru Penggerak lain yang terbaru
TUJUAN BELAJAR
● Peserta dapat menjelaskan perkembangan/kemajuan prakarsa perubahan level diri (Aksi Nyata modul
1.3) serta memperbaharui rencana berdasarkan umpan balik Calon Guru Penggerak lain
● Peserta dapat menjelaskan rencana penyampaian disiplin positif di kelas dan strategi penerapan di
sekolah (Aksi Nyata modul 1.4) serta memperbaharui rencana berdasarkan umpan balik Calon Guru
Penggerak lain
● Peserta dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan Segitiga Restitusi dalam penerapan disiplin
positif
INDIKATOR KEBERHASILAN
● Calon Guru Penggerak dapat memperbaharui rencana prakarsa perubahan level diri
● Calon Guru Penggerak dapat memperbaharui rencana penyampaian penerapan disiplin positif di kelas
dan di sekolah
● Calon Guru Penggerak dapat menunjukkan kemampuan dalam salah satu bagian praktik keyakinan
kelas
● Calon Guru Penggerak dapat menunjukkan kemampuan melakukan disiplin positif dengan segitiga
restitusi
AGENDA
1. Pembukaan
7. Penutup
TARGET PESERTA
PERAN TERLIBAT
KETERANGAN TAMBAHAN
● Peserta membawa tugas Visi dan keterangan Prakarsa Perubahan dengan BAGJA pada modul 1.3
● Peserta membawa tugas rencana penyampaian strategi penerapan disiplin positif pada pemangku
kepentingan sekolah, yang dibuat pada sesi Aksi Nyata modul 1.4
● Ada beberapa kebutuhan yang diperlukan pendukung pembelajaran pada lokakarya 2 dipersiapkan oleh
panitia Dinas Pendidikan setempat yaitu sarana, prasarana, alat,bahan dan dokumen cetak
a. Sarana prasarana
● Ruangan/kelas pertemuan yang cukup nyaman bagi seluruh peserta dengan desain Cabaret Style
atau U-Shapes (dengan meja)
● Proyektor
● Layar proyektor
● Papan Pleno
● Audio
● Laptop
b. Alat/Bahan
● Spidol marker
● spidol warna-Warni
● Post-it (Oranye, biru, kuning, hijau)
● Lakban kertas
● Flipchart/kertas plano
c. Dokumen Cetak
● Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif
● Lembar Praktik Keyakinan kelas 1-5
● Panduan praktik Keyakinan kelas 1-5
● Lembar kasus A,B,C segitiga restitusi (Guru)
● Lembar Kasus A,B,C segitiga restitusi (Murid)
● Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga Restitusi
● Lembar Absensi
PERLENGKAPAN, MEDIA,
NO JUDUL SESI AKTIVITAS METODE DURASI JUMLAH JP
DAN APLIKASI
4 ISTIRAHAT Murid)
Aktivitas Kelompok
PRAKTIK KEYAKINAN
5 Persiapan dalam kelompok bersama Pengajar 15’
KELAS
Praktik
Aktivitas Kelompok
Praktik dan Refleksi bersama Pengajar 60’
Praktik
8 JP
TOTAL JAM PELAJARAN 360 menit
TUJUAN SESI
● Calon Guru Penggerak dapat menciptakan koneksi dengan peserta lain dan Pengajar
Praktik
● Calon Guru Penggerak dapat memahami tujuan dan agenda pada lokakarya ini
● Laptop
● Proyektor
● Layar
● Pointer
● Slide Pemandu
Persiapan:
Pelaksanaan:
[Tayangkan slide 2]
Siapa di antara Bapak-Ibu yang jarak tempuh ke tempat ini dalam 1 km?
Siapa di antara Bapak-Ibu yang jarak tempuh ke tempat ini lebih dari 1 km?
Terima kasih atas kedatangannya di lokakarya kedua ini Bapak-Ibu! Jarak yang
Bapak-Ibu tempuh akan sepadan dengan pengalaman yang kita dapatkan hari
ini.
Setelah menyapa, lakukan ice breaking. Ice breaking digunakan di awal untuk membuat
koneksi antar Calon Guru Penggerak , pemandu yang membawakan kegiatan, ataupun
dengan kegiatan yang dilaksanakan. Walaupun ice breaking telah diberikan juga di
lokakarya sebelumnya, ice breaking kali ini digunakan untuk membuat peserta nyaman
dengan peserta lain dan Pengajar Praktik yang tidak bertemu selama 1 bulan, dan materi
yang khususnya diberikan di hari ini. Pimpin ice breaking dengan judul tembak nama.
[Tayangkan slide 3]
[Tayangkan slide 4]
Untuk mencapai tujuan ini, ada beberapa agenda yang harus kita lakukan yaitu:
… (bacakan menu belajar).
Setelah memberitahukan tujuan dan agenda belajar lokakarya kedua ini, beri
kesempatan bertanya pada peserta. Setelah pemberian waktu untuk bertanya, ajak
peserta untuk meninjau kembali kesepakatan bersama yang sudah dibuat pada
lokakarya sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan belajar dan membuat situasi belajar yang nyaman, mari
kita tinjau kembali kesepakatan belajar yang sudah kita rumuskan dari lokakarya
sebelumnya untuk lokakarya kedua ini. (bacakan kesepakatan belajar).
[Tayangkan slide 5]
Pengajar Praktik dapat memberikan salah satu saran untuk kesepakatan bersama. Saat
salah satu Pengajar Praktik, menggali saran kesepakatan belajar dari peserta, pastikan
ada Pengajar Praktik lain yang mendokumentasikan kesepakatan belajar tersebut di
slide powerpoint pemandu, yang bisa dilihat oleh peserta. Pastikan kesepakatan belajar
yang dibuat mendukung suasana belajar. Setelah semua ide terkumpulkan, pemandu
membacakan kembali kesepakatan yang telah dibuat dan menyepakatinya bersama
dengan peserta.
Terimakasih atas saran dan idenya. Saya bacakan kembali kesepakatan bersama
yang sudah dibuat. (bacakan kesepakatan bersama). Apakah Bapak-Ibu setuju
kesepakatan belajar ini? (jika ya) Berikan tepuk tangan untuk meresmikan
kesepakatan belajar ini (sejumlah dengan jumlah kesepakatan bersama. Contoh:
Jika ada 7 kesepakatan maka tepuk tangan 7 kali). Ingat kesepakatan belajar ini
sudah berlaku dari sekarang hingga proses belajar selesai di sore nanti. Sekarang
marilah kita masuk ke dalam sesi pertama.
TUJUAN SESI
● Alat tulis
● Laptop
● Layar
● Proyektor
Persiapan:
Pelaksanaan:
[Tayangkan slide 6]
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , proses ini akan kita lakukan dalam kelompok-
kelompok kecil berisi 5 orang, dan nanti akan ada satu pengajar praktik yang
mendampingi dan memandu sesi di dalam kelompok. Sekarang saya akan
membagi Bapak-Ibu dalam kelompok. Pembagian kelompok ini akan kita
lakukan dengan berhitung 1, 2, 3. Saya akan mulai dari Bapak-Ibu (tunjuk salah
satu Calon Guru Penggerak , lalu berpindah ke Calon Guru Penggerak di
sebelahnya).
Persiapan:
Pelaksanaan:
Bapak-Ibu Calon Penggerak, seperti yang tadi sudah dijelaskan, kita akan
mempresentasikan perkembangan Aksi Nyata Bapak-Ibu. Proses ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperkaya diri kita serta perubahan yang kita capai pada
diri kita. Bapak-Ibu akan secara bergilir mempresentasikan visi serta prakarsa
perubahan Bapak-Ibu, mulai dari sejauh mana Bapak-Ibu sudah melakukan Aksi
Nyata Bapak-Ibu dengan daftar pertanyaan BAGJA Bapak-Ibu, beserta dengan
apa rencana Bapak-Ibu ke depannya. Lalu setelah Bapak-Ibu selesai presentasi,
rekan-rekan yang lain bisa bertanya serta memberikan umpan balik kepada
rencana Bapak-Ibu.
Untuk Bapak-Ibu yang mendengarkan presentasi, silakan cermati mulai dari visi,
kesesuaian daftar pertanyaan BAGJA dengan visi, kesesuaian rencana dengan
daftar pertanyaan dengan visinya. Umpan balik yang Anda berikan dapat berupa
saran perbaikan/pengembangan. Anda juga dapat bertanya terhadap visi
ataupun rencana-rencana yang disusun oleh Calon Guru Penggerak yang sedang
presentasi.
Perlu diingat, ini bukan proses menilai, menghakimi, ataupun evaluasi. Proses ini
adalah proses berbagi rencana, praktik baik. Mari kita bersikap terbuka dalam
menerima masukan, serta dalam memberi masukan. Catatlah tiap pertanyaan
ataupun masukan dari rekan Bapak-Ibu. Kita akan memberikan rasa hormat
Pengajar Praktik memberikan informasi mengenai ketentuan presentasi tiap Calon Guru
Penggerak .
Waktu untuk tiap orang adalah 20 menit, 10 menit untuk presentasi serta 10
menit untuk tanya jawab dan masukan. Apakah ada dari proses ini yang ingin
ditanyakan?
Jika tidak ada, mari kita mulai sesi presentasi. Apakah ada yang ingin memulai
terlebih dahulu?
(Ketika waktu presentasi tersisa 3 dan 1 menit) 3/1 menit lagi untuk waktu
presentasi
(Ketika waktu habis dan membuka tanya jawab) Waktunya habis, sekarang
saya akan buka sesi tanya jawab serta masukan
Pengajar Praktik memberikan waktu 1 menit kepada Calon Guru Penggerak yang baru
selesai presentasi untuk menyimpulkan masukan dari rekan Calon Guru Penggerak lain
Bapak-Ibu (nama Calon Guru Penggerak ) silakan simpulkan secara singkat apa
saja yang menjadi masukan kepada Bapak-Ibu
Mari kita beralih ke presentasi berikutnya. Ada Bapak-Ibu yang bersedia untuk
mempresentasikan perkembangannya?
Terima kasih Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak atas presentasinya. Saya harap
masing-masing prakarsa perubahan yang ingin Bapak-Ibu lakukan tercapai
dengan maksimal. Sekarang kita akan masuk ke dalam bagian berikutnya, masih
dengan kelompok ini.
TUJUAN SESI
● Alat tulis
● Post-it (oranye)
● Lakban kertas
Persiapan:
Pengajar Praktik membuka sesi dalam kelompok dengan menjelaskan tujuan sesi
Berbeda dari sesi sebelumnya, pada sesi ini kita akan menuliskan rencana kita
pada lembar kerja rencana penyampaian disiplin positif. Bapak-Ibu bisa
menuliskan rencana Bapak-Ibu serta alasan pemilihan strategi yang Bapak-Ibu
pilih. Lalu setelah Bapak-Ibu selesai menuliskan rencana Bapak-Ibu, kita akan
tempel lembar kerja Bapak-Ibu tersebut di tembok. Fungsinya adalah agar
rencana Bapak-Ibu bisa dilihat oleh Calon Guru Penggerak lain dan diberikan
umpan balik. Untuk instruksi ini, apakah ada yang ingin ditanyakan? (jika tidak
ada pertanyaan) baik saya akan berikan lembar kerjanya. Bapak-Ibu bisa mulai
mengerjakan.
Setelah Calon Guru Penggerak selesai menulis, pengajar praktik meminta Calon Guru
Penggerak untuk menempelkan rencananya di salah satu dinding tempat kegiatan dan
memberikan post-it berwarna oranye untuk menuliskan pertanyaan ataupun masukan
kepada rencana yang ditulis oleh Calon Guru Penggerak lain.
Setelah waktu aktivitas selama 10 menit. Pengajar praktik (dalam kelas pleno)
mengumumkan bahwa Calon Guru Penggerak bisa memperbaharui rencana,
mengonfirmasi masukan ataupun pertanyaan yang diberikan oleh Calon Guru
Penggerak lain.
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak sekarang kita hentikan dulu sesi kita kali ini.
Kita akan beristirahat dulu. Apabila Bapak-Ibu tetap ingin berdiskusi dengan
rekan Bapak-Ibu mengenai rencana Bapak-Ibu, saya persilakan. Namun setelah
60 menit atau jam 13.00 kita akan mulai sesi kita kembali dan masuk agenda
berikutnya dengan kondisi sudah beristirahat dan makan. Selamat beristirahat!
TUJUAN SESI
● Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan kembali pemahaman materi keyakinan kelas
dan segitiga restitusi
● Slide Pemandu
● Layar
● Laptop
Persiapan:
Pelaksanaan:
[Tayangkan slide 7]
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , tadi kita sudah membahas mengenai rencana
kita masing-masing untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang berpihak pada
murid. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana kita mewujudkan budaya positif
yang ada di sekolah kita. Nanti kita akan melakukan simulasi praktik terkait
Pengajar Praktik menjelaskan aktivitas kuis sebagai media reviu materi dalam modul.
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , untuk sesi reviu ini saya akan menyajikannya
dalam bentuk kuis. Di dalam slide pemandu saya ini, akan terdapat beberapa
pertanyaan mengenai materi modul 1.4. terutama pada bagian keyakinan kelas
dan segitiga restitusi. Apabila Bapak-Ibu mengetahui jawabannya silahkan
angkat tangan dan menjawab. Kuis ini tidak ada penilaian apapun, ini hanya
membantu kita semua untuk mengulas kembali materi yang sudah kita pelajari
sebelumnya. Apakah ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak mari kita mulai
Pengajar Praktik mengajukan pertanyaan berdasarkan slide dan mengajak Calon Guru
Penggerak untuk menjawab.
[Tayangkan slide 8]
Pertanyaan 1: Keyakinan kelas dan peraturan kelas adalah hal yang sama. Betul
atau salah? Silakan angkat tangan Bapak-Ibu! (Gali jawaban beberapa Calon Guru
Penggerak )
[Tayangkan slide 9]
Betul. Keyakinan kelas berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan universal. Mari kita
lanjut ke soal selanjutnya.
Pertanyaan 3: Apa nilai kebajikan atau keyakinan yang ingin diangkat dari
peraturan-peraturan berikut ini? Menggunakan helm saat mengendarai motor,
membuang sampah pada tempatnya, dan dilarang menggunakan kata-kata
kasar. Ada yang bisa bantu saya? (gali jawaban beberapa Calon Guru Penggerak
). Mari kita lihat jawabannya.
Pengajar praktik memberi jawaban dari pertanyaan 5, sambil bertanya jawab apa yang
dimaksud dari tiap-tiap kebutuhan.
Nomor 1 adalah kesenangan. Nomor 2 adalah cinta dan kasih sayang. Nomor 3
adalah kebebasan. Nomor 4 adalah penguasaan. Dan nomor 5 adalah bertahan
hidup. Ada yang bisa bantu saya apa yang dimaksud dari masing-masing
kebutuhan ini? (gali jawaban dari Calon Guru Penggerak )
Ya betul tatanannya sudah urut dari atas sampai bawah. Pertama adalah
menstabilkan identitas, lalu validasi tindakan yang salah, dan menanyakan
keyakinan. Mari kita lihat lagi sekilas mengenai 3 tahapan ini.
Pengajar praktik membacakan tiap tahapan, lalu sekilas mengenai tahapan tersebut dan
contoh kata-kata atau respon yang sesuai dengang tahapan tersebut.
Pengajar Praktik memberi apresiasi, menutup sesi reviu dan mengajak peserta untuk
mulai memasuki sesi praktik pembentukan keyakinan kelas.
TUJUAN SESI
● Lakban Kertas
● Layar
● Proyektor
● Laptop
● Slide Pemandu
Persiapan:
Pelaksanaan:
[Tayangkan slide 22 ]
- Hanya akan ada satu kali praktik keyakinan kelas dalam kelompok
5. Memimpin diskusi pendalaman keyakinan kelas terkait peran Guru dan Murid
Apakah ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak ada saya akan melanjutkan ke
dalam pembagian kelompok
(lakukan sampai 2-3 kali jika pada kesempatan ketiga masih terdapat
ketidakseimbangan jumlah kelompok, ambil pose terakhir dan lakukan
penyesuaian jumlah kelompok dengan penunjukkan langsung oleh pengajar
praktik)
Pengajar Praktik meminta Calon Guru Penggerak untuk berpindah sesuai dengan
kelompok masing-masing
Baik kita sudah dapat kelompoknya, mari kita berpindah. Nanti tiap kelompok
akan didampingi oleh satu pengajar praktik.
- Pastikan peralatan kertas plano, lakban kertas dan spidol marker tersedia
untuk setiap kelompok
Pelaksanaan:
Pengajar praktik memberikan lembar Panduan Praktik Keyakinan Kelas dan menjelaskan
isinya secara singkat.
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , saya akan bagikan lembar panduan praktik
keyakinan kelas. Bapak-Ibu bisa membacanya. Bapak-Ibu akan diberikan 5 buah
kertas untuk Bapak-Ibu baca secara singkat. Tiap bagian sesuai dengan
penjelasan sebelumnya. Namun untuk lebih jelasnya Bapak-Ibu bisa
menggunakan panduan ini. Setiap bagiannya akan dijelaskan pada panduan ini.
Pengajar Praktik menjelaskan peran Calon Guru Penggerak lain untuk berperan sebagai
murid dan mengobservasi.
Ketika Bapak-Ibu sedang tidak berperan sebagai guru, maka peran Bapak-Ibu
adalah sebagai murid. Pada praktik ini kita ingin merasakan, mengalami proses
pembuatan keyakinan kelas. Maka berperanlah sebagai murid, namun tidak
perlu menjadi murid yang berpotensi mengganggu jalannya diskusi. Bapak-Ibu
Pengajar Praktik mempersilakan Calon Guru Penggerak untuk membaca lembar secara
singkat terlebih dahulu.
Bapak-Ibu sekarang saya akan berikan waktu sekitar 2 menit untuk melihat
gambaran aktivitas tiap bagiannya.
Pengajar Praktik mengajak berdiskusi untuk memilih bagian mana yang akan dijalankan.
Saya akan serahkan Bapak-Ibu untuk memilih bagian mana yang ingin Anda
coba. Apakah ada bagian yang ingin dicoba?
Pengajar Praktik memberikan waktu persiapan sekitar 10 menit untuk Calon Guru
Penggerak
Saya akan berikan waktu 10 menit untuk bersiap. Ketika 10 menit sudah habis,
Bapak-Ibu yang mendapatkan bagian pertama bisa langsung memulai sesinya.
Apabila ada yang ingin ditanyakan bisa tanyakan langsung kepada pengajar
praktik.
Pengajar Praktik memulai sesi dan mengingatkan Calon Guru Penggerak akan tujuan
sesi praktik ini dan pengingat waktu.
Selama proses berlangsung, Pengajar Praktik bisa ikut menjadi peserta, namun juga
berperan sebagai pengingat waktu. Ketika setiap bagian sudah melewati waktu 10
menit, berikan pengingat kepada Calon Guru Penggerak untuk mempercepat
prosesnya.
3. Hal baru apa yang Bapak-Ibu pelajari dari seluruh proses tadi?
Pengajar Praktik menutup sesi dan mengajak kelompok untuk masuk ke dalam praktik
berikutnya.
Tabel T
(diisi dengan perilaku yang mencerminkan nilai) (diisi dengan perilaku yang tidak mencerminkan
nilai)
(contoh: Tekun bekerja dan menyimak guru) (contoh: Tidak mendengarkan guru dan acuh tak
acuh.)
Tabel Y
Terdengar
Guru Murid
Tugasnya... Tugasnya...
● mengajar ● belajar
● mendidik ● mencoba
● …………….. ● ………………..
Guru Guru
TUJUAN SESI
● Slide Pemandu
INSTRUKSI (10’)
Persiapan:
- Pengajar praktik tetap berada dalam kelompok, satu orang yang memimpin
sesi instruksi di depan
Pelaksanaan:
Praktik ini akan dilaksanakan dalam kelompok, dimana satu kelompok berisi 3
orang. Kami sudah menyediakan 3 kasus untuk Bapak-Ibu. Satu orang akan
berperan sebagai guru, sedangkan akan ada satu orang lagi yang akan berperan
sebagai murid. Tugas Bapak-Ibu adalah mempraktikkan segitiga restitusi ini
pada kasus tersebut. Satu orang yang tersisa akan menjadi observer yang akan
mengamati proses jalannya percakapan ini, memberi umpan balik, serta
memimpin proses refleksi dalam kelompok tiap putaran.
Setelah satu kasus selesai, kasus berikutnya Bapak-Ibu semua akan bertukar
peran. Pastikan dalam tiga kasus tersebut, Bapak-Ibu pernah berperan sebagai
guru, murid, serta observer. Kasus dan panduan observasi akan dibagikan
kepada Bapak-Ibu ketika Bapak-Ibu sudah masuk ke dalam kelompok.
Pengajar praktik menentukan nomor Calon Guru Penggerak dalam kelompoknya untuk
memisahkan mereka ke dalam kelompok lebih kecil.
Pengajar praktik mengajak Calon Guru Penggerak untuk mencari nomor kelompoknya
masing-masing
Pengajar praktik membagikan lembar kasus dan panduan observasi dan refleksi kepada
Calon Guru Penggerak dalam kelompok. Setelahnya pengajar praktik menjelaskan
sedikit mengenai lembar-lembar tersebut.
Persiapan:
Pelaksanaan:
Pengajar praktik memberikan tambahan instruksi terkait alur dalam kelompok, lalu
mempersilahkan kelompok untuk memulai
Bapak-Ibu seperti yang saya jelaskan tadi, waktu tiap putaran adalah 15 menit.
Silakan kelola waktu dan pembagian perannya. Setiap selesai 15 menit, saya
akan berikan peringatan waktu yang artinya Bapak-Ibu harus segera berpindah
pada putaran kedua. Sekarang silahkan Bapak-Ibu dalam kelompok
mempersiapkan diri dan memulai praktiknya.
Pengajar praktik menutup sesi dengan mengapresiasi dan mengajak peserta untuk
kembali ke dalam kelas besar (Pleno)
Lembar Panduan Observasi dan Refleksi Segitiga Restitusi (juga terdapat di bagian
Lampiran)
TUJUAN SESI
● Alat tulis
● Kamera
● Post-it (biru-kuning-hijau)
● Kertas Plano
Persiapan:
● Tempelkan 3 plano bertuliskan Hal yang sudah baik, Hal yang bisa ditingkatkan,
Hal yang dipelajari
Pelaksanaan:
Pengajar Praktik menjelaskan bahwa sekarang adalah bagian terakhir dari Lokakarya
kedua.
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak, kita sudah sampai pada penghujung lokakarya
kedua ini. Namun masih ada beberapa kegiatan singkat yang perlu dilakukan.
Dengan berakhirnya praktik tadi, maka kita pun sudah berada di penghujung
pertemuan kita hari ini. Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak , kita sudah melewati
satu hari penuh dengan aktivitas. Namun pengalaman di Lokakarya ini akan
menjadi lebih berarti apabila kita memaknainya melalui refleksi singkat.
Rekan saya akan membagikan post-it berwarna untuk Bapak-Ibu Calon Guru
Penggerak sekalian untuk berefleksi secara singkat hasil refleksi Bapak-Ibu
setelah mengikuti Lokakarya ini. Hal yang bisa direfleksikan adalah:
1. Hal baik apa yang sudah saya lakukan di hari ini? Silakan gunakan post-it
warna biru
2. Hal apa yang bisa saya tingkatkan ke depannya? Silakan gunakan post-it
berwarna kuning
3. Hal apa yang saya pelajari hari ini? Silakan gunakan post-it berwarna hijau
Jika Bapak-Ibu sudah selesai menulis refleksi, Anda bisa menempelkan hasil
refleksi pada kertas plano yang sudah ditempel di dinding, sesuai dengan label
masing-masing
Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak, kita sudah memperbaharui rencana kita, baik
dalam mencapai visi, serta rencana penerapan disiplin positif di kelas dan
Pengajar Praktik memberikan apresiasi pada seluruh Calon Guru Penggerak atas hasil
refleksinya.
Terima kasih Bapak Ibu Calon Guru Penggerak . Semoga refleksi, praktik-praktik
yang kita lakukan disini dapat membantu kita semua untuk menjadi pendidik
yang lebih baik di masa depan.
Ingatkan peserta untuk melakukan evaluasi kegiatan guna menilai kepuasan peserta
pada program serta untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki pemandu di
lokakarya selanjutnya. Lembar tersebut berjudul “Penilaian Kinerja Pengajar Praktik
Oleh CGP (Calon Guru Penggerak)”.
Seperti Bapak/Ibu yang tidak berhenti belajar, kami para pengajar praktik juga
mau belajar untuk lebih baik memfasilitasi Bapak/Ibu. Setelah lokakarya ini
selesai, Bapak/Ibu mohon membuka LMS untuk mengisi lembar evaluasi sebagai
umpan balik atas jalannya lokakarya ini dan untuk pengajar praktik yang
memfasilitasi. Silakan jawab dengan sejujurnya; boleh di lokasi ataupun di
rumah. Bapak/Ibu tidak perlu sungkan atau khawatir dalam menjawabnya
karena jawaban Bapak/Ibu tidak akan mempengaruhi penilaian atau kelulusan
Bapak/Ibu.
Dengan berakhirnya sesi tadi, maka berakhir pula Lokakarya 2! Terima kasih atas
partisipasi Bapak-Ibu Calon Guru Penggerak sekalian selama mengikuti
lokakarya ini. Sampai berjumpa lagi di kegiatan-kegiatan berikutnya. Sebelum
kita kembali ke tempat masing-masing, mari kita berkumpul dan berfoto
bersama.
Nama:
Sekolah:
Tenggat Waktu
Keterangan (diisi
Pemangku dengan poin tambahan
Poin penerapan disiplin di kelas
kepentingan Rencana dan cara penyampaian terkait rencana.
atau sekolah
sekolah Contoh: langkah
pertama, dll)
Tenggat Waktu
Keterangan Aktivitas
Observasi Bagian 1 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan bagian
1)
Keterangan Aktivitas
Mengubah ● Semua peraturan yang sudah dimunculkan pada bagian 1 harus diubah
menjadi kalimat positif.
peraturan-peraturan
yang sudah dibuat ● Bapak-Ibu bisa mengajak diskusi para Calon Guru Penggerak untuk
merumuskan peraturan dalam kalimat positif.
Bagian 2 dengan kalimat
● Tulis setiap kalimat positif yang muncul pada kertas plano yang sama
positif
dengan bagian 1 atau di kertas plano yang berbeda.
Observasi Bagian 2 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan bagian
2)
Keterangan Aktivitas
yang sudah dibuat ● Ajak para murid berdiskusi untuk menyarikan seluruh peraturan yang
sudah muncul sebelumnya menjadi nilai kebajikan/keyakinan kelas.
Bagian 3 menjadi nilai
kebajikan/keyakinan ● Tulis setiap keyakinan kelas yang muncul pada kertas plano.
● Ulas kembali keyakinan kelas yang sudah dibuat dan ajak murid untuk
menyepakatinya bersama-sama
Observasi Bagian 3 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan bagian
3)
Keterangan Aktivitas
Observasi Bagian 4 (untuk mengobservasi Calon Guru Penggerak yang mensimulasikan bagian
4)
Keterangan Aktivitas
3. Memimpin sesi refleksi singkat setelah percakapan selesai dilakukan (panduan di bawah)
(Menanyakan keyakinan)
1. Diskusikan secara singkat dengan Calon Guru Penggerak yang bermain peran sebagai guru &
murid:
b. Apakah nilai keyakinan yang dilanggar dijawab dengan tepat? Apakah ada tambahan?
c. Apakah tindakan restitusi yang diusulkan oleh murid sudah dirasa tepat? Jika belum tepat,
apa tindakan restitusi yang dirasa lebih tepat?
b. apa hal baik yang sudah Anda lakukan selama praktik tadi?
c. apa hal yang bisa ditingkatkan dari diri Anda Untuk melakukan restitusi ini?
c. apa perbedaan perasaan serta pandangan sebelum dan sesudah melakukan restitusi ini?
Catatan:
Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai guru yang akan melakukan percakapan
dengan murid sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan.
Kasus A:
Anda adalah seorang wali kelas 8 SMP Pelindung. Pada saat jam istirahat makan siang, Anda melihat
salah satu murid Anda bernama Amira sedang menangis sendirian di dalam kelas. Anda menghampiri
Amira dan mengajak berbicara. Ternyata Amira menangis karena tadi Ali sempat mengejek Amira karena
nilai ulangannya lebih rendah dibandingkan nilai yang didapatkan Ali. Anda sebagai Guru merasa bahwa
ada keyakinan kelas yang tidak diikuti oleh Ali dan akhirnya sepulang sekolah Anda mengajak Ali untuk
berbicara.
Tugas Anda:
● Dsb
Validasi tindakan yang ● “kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal tersebut”
salah
● “ya bisa terlihat kamu merasa bangga terhadap hasil yang kamu
dapatkan, tapi ada hal yang jadinya merugikan untuk orang lain”
● Dsb
● Anda bisa menggunakan contoh kalimat ini ataupun menggunakan kalimat lainnya yang
dirasa tepat dengan situasinya.
Catatan:
Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai Ali yang akan melakukan percakapan dengan
guru Anda sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan. Akan terdapat
penjelasan kasus dari sisi Anda, dan ikutilah petunjuk jawaban di bawah.
Kasus A:
Anda bernama Ali, seorang murid kelas 8 SMP Pelindung. Sewaktu jam sebelum istirahat makan siang
baru dimulai, Anda melihat Amira yang sedang memperhatikan hasil ujian/ulangan yang didapatkannya.
Anda menghampiri Amira dan bertanya berapakah nilai yang didapatkannya. Amira menjawab
mendapatkan hasil 60. Seketika Anda merasa senang dengan nilai yang 90 yang Anda dapatkan. Rasa
senang itu Anda keluarkan dengan mengucapkan “Yee nilai saya lebih bagus dari kamu. Kamu tidak
belajar dengan benar sih. Belajar lebih keras lagi ya hehehe” (dengan nada menyindir). Amira yang
mendengar itu langsung tiba-tiba terlihat sedih dan terlihat mulai menangis. Anda langsung merasa
bersalah, namun menyadari ada teman lain yang masuk ke dalam kelas, Anda memutuskan untuk keluar
dari kelas.
Sewaktu jam pulang sekolah, Guru Anda meminta waktu sebentar untuk berbincang dengan Anda.
2. berikan informasi pada pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini (Anda tidak perlu
membuat jawaban Anda sendiri):
● Kebutuhan yang berusaha Anda penuhi adalah kebutuhan penguasaan. Jika ditanya alasan
dibalik Ali mengejek katakan dengan “karena awalnya saya merasa bangga bahwa saya lebih
hebat dari Amira”
● Keyakinan yang dilanggar adalah Setiap anggota kelas perlu saling menghargai (nomor 3)
● Jika Anda ditawarkan restitusi, jawablah dengan iya. Aksi yang ingin dilakukan untuk
memperbaiki hal ini adalah meminta maaf kepada Amira, dan mengajak rekan sekelas untuk
mengulas kembali keyakinan kelas yang sudah dibuat, terutama dalam Tindakan-tindakan
yang mencerminkan keyakinan kelas tersebut
Catatan:
Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai guru yang akan melakukan percakapan
dengan murid sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan.
Kasus B:
Anda adalah wali kelas 9 SMP Pelindung. Suatu hari, saat kegiatan belajar mengajar sudah selesai, Anda
dihampiri oleh salah satu guru, yaitu Basti. Guru tersebut menceritakan kejadian yang terjadi pada hari
ini pada salah satu murid Anda, yaitu Bitha. Menurut Bpk. Basti, beliau dan beberapa guru lainnya
merasa bahwa Bitha berbohong. Saat guru-guru tersebut mengajar, Bitha beberapa kali ijin ke toilet.
Pada awalnya guru-guru tersebut merasa biasa saja, namun dalam satu jam pelajaran Bitha bisa
beberapa kali izin ke toilet. Ketika ditanya alasannya, Bitha selalu bilang “sembelit”. Setiap kali Bitha ijin
ke toilet pun selalu diiringi dengan tawa dari teman-temannya. Beberapa guru berkata pada Bpk. Basti
bahwa mereka menawarkan Bitha untuk pergi ke unit Kesehatan sekolah, namun ditolak oleh Bitha.
Anda mengerti dengan situasinya dan akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Bitha.
Keesokan harinya Anda meminta waktu dengan Bitha untuk diskusi dan mengklarifikasi laporan dari
Bpk. Basti.
4. SENANTIASA MEMBANTU
Tugas Anda:
* Kebutuhan yang berusaha dipenuhi Bitha dalam melakukan aksi tersebut (Anda bisa menanyakan
alasan Bitha melakukan aksi tersebut)
● Dsb
Validasi tindakan yang salah ● “kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal tersebut”
● “ya bisa terlihat kamu merasa senang dengan hal yang kamu lakukan,
tapi jadinya merugikan untuk orang lain”
● Dsb
● Anda bisa menggunakan contoh kalimat ini ataupun menggunakan kalimat lainnya yang dirasa
tepat dengan situasinya.
Catatan:
Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai Bitha yang akan melakukan percakapan
dengan guru Anda sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan. Akan
terdapat penjelasan kasus dari sisi Anda, dan ikutilah petunjuk jawaban di bawah.
Kasus B:
Anda adalah Bitha, seorang murid kelas 9 SMP Pelindung. Anda jarang sekali berinteraksi dengan teman
sekelas Anda, dan Anda ingin sekali dekat dengan mereka. Suatu hari sebelum sekolah dimulai, Anda
sedang berbicara dengan teman-teman kelas Anda. Anda bersama dengan teman-teman sedang
berdiskusi mengenai hal apa yang lucu untuk dilakukan. Anda iseng mengeluarkan ide selalu ijin ke toilet
pada setiap jam pelajaran. Tak disangka, teman-teman Anda terlihat senang dengan ide Anda tersebut
dan menantang Anda untuk mencobanya. Anda mencoba pertama kali pada saat kelas matematika Bpk.
Basti. Di tengah penjelasan Bpk. Basti, Anda mengangkat tangan Anda untuk ijin ke toilet. Izin diberikan
oleh Bpk. Basti. Anda juga tidak melakukan apa-apa saat di toilet. Saat Anda kembali ke kelas, Anda
mendengarkan penjelasan ke Bpk. Basti, sampai pada saat Beliau memberikan waktu untuk bertanya.
Tanpa ragu Anda mengangkat tangan Anda, hingga Bpk. Basti bertanya “ya Bitha mau tanya apa?” lalu
Anda menjawab “tidak Pak saya mau ijin ke toilet”. Ketika Anda mengatakan itu, Anda mendengar
teman-teman Anda cekikikan, tertawa pelan. Hal ini pun Anda lakukan pada jam-jam berikutnya. Ketika
ditanya ada apa dengan diri Anda, Anda selalu menjawab “maaf, saya sembelit”. Namun Anda juga
menolak untuk dibawa ke unit Kesehatan sekolah. Di hari itu, Anda jadi akrab dengan teman-teman
sekelas Anda. Anda pun merasa senang karena akhirnya lebih akrab dengan teman sekelas Anda
Esok harinya, Anda dipanggil oleh wali kelas Anda. Wali kelas Anda menanyakan mengenai laporan Bpk.
Basti.
4. SENANTIASA MEMBANTU
Tugas Anda (Bitha): berikan informasi pada pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini
2. berikan informasi terkait pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini (Anda tidak perlu
membuat jawaban sendiri):
● Ceritakan ini dari sudut pandang Anda sebagai Bitha (catatan: berperanlah pada awalnya Anda
tidak merasa melakukan kesalahan, namun setelah Anda bercerita, Anda menyadari
kesalahan Anda)
● Kebutuhan yang Anda coba penuhi adalah kebutuhan kasih sayang. Jika Anda ditanya alasan
mengapa melakukan hal itu, jawablah dengan “karena teman-teman menganggap saya orang
yang seru dengan melakukan itu”
● Keyakinan yang dilanggar adalah Percaya Dan Menghormati Orang Lain Serta Barang Miliknya
(nomor 3) dan Selalu Bersikap Positif (nomor 1)
● Jika Anda ditawarkan restitusi, jawablah dengan iya. Aksi yang ingin dilakukan untuk
memperbaiki hal ini adalah mengingatkan teman-teman yang lain agar tetap menghormati
guru-guru yang mengajar.
Catatan:
Kasus C:
Anda adalah wali kelas 7 SMP Pelindung. Anda baru saja selesai menghadiri rapat Guru dan ingin kembali
ke ruang kelas Anda untuk melihat tim piket kelas Anda bekerja. Sesampai di kelas Anda terkejut karena
hanya ada 2 murid Anda yang sedang membersihkan kelas. Anda menyadari bahwa Ciko tidak ikut
berpartisipasi dalam piket. Anda tahu betul bahwa Ciko hari ini masuk sekolah. Anda bertanya kepada
murid-murid lain yang sedang piket, dan mereka hanya menjawab bahwa Ciko tiba-tiba keluar begitu
saja dari ruangan kelas dan membawa tasnya. Penasaran dengan hal itu, Anda mencoba mencari Ciko
dan menemukannya di warung depan sekolah sedang jajan. Anda memutuskan untuk langsung
berbicara dengan Ciko di saat itu juga.
2. BEKERJA (mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti segala kegiatan yang ditugaskan)
3. DITERIMA DAN DIMILIKI (saling menerima satu sama lain dan saling peduli)
Tugas Anda:
* Kebutuhan yang berusaha dipenuhi Ciko dalam melakukan aksi tersebut (Anda bisa menanyakan
alasan Ciko melakukan aksi tersebut)
● Dsb
Validasi tindakan yang salah ● “kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal tersebut”
● “ya bisa terlihat kamu merasa senang dengan hal yang kamu lakukan,
tapi jadinya merugikan untuk orang lain”
● Dsb
● Anda bisa menggunakan contoh kalimat ini ataupun menggunakan kalimat lainnya yang dirasa
tepat dengan situasinya.
Catatan:
Kasus ini adalah kasus yang akan digunakan untuk praktik segitiga restitusi dalam lokakarya 2 Program
Pendidikan Guru Penggerak. Perankan lah diri Anda sebagai Ciko yang akan melakukan percakapan
dengan guru Anda sesuai dengan kasus di bawah ini. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah Latihan. Akan
terdapat penjelasan kasus dari sisi Anda, dan ikutilah petunjuk jawaban di bawah.
Kasus C:
Anda adalah Ciko, seorang murid kelas 7 SMP Pelindung. Pada saat kegiatan belajar mengajar selesai,
Anda merasa senang karena bisa langsung pulang ke rumah. Anda sudah bersiap-siap dengan tas Anda,
sebelum akhirnya dua teman Anda menghampiri untuk mengingatkan bahwa hari ini adalah jadwal piket
Anda. Anda pun teringat akan jadwal piket tersebut, dan akhirnya memutuskan untuk ikut
berpartisipasi. Di tengah-tengah Anda membersihkan kelas, Anda merasa bosan sekali. Seakan
pekerjaan ini tidak pernah selesai-selesai. Anda akhirnya memutuskan untuk keluar saja dari ruangan
pada saat teman-teman Anda tidak melihat. Anda berhasil menyelinap keluar kelas, sebelum pekerjaan
Anda selesai. Anda merasa bebas. Sewaktu Anda keluar dari sekolah, Anda memutuskan untuk jajan
terlebih dahulu di warung depan sekolah. Disana Anda sedang asyik menikmati jajanan yang Anda beli
sebelum akhirnya terdengar suara memanggil Anda. Itu adalah suara wali kelas Anda. Beliau meminta
waktu Anda sebentar untuk berbicara. Anda mengiyakan, dan langsung merasa malu mengetahui apa
yang ingin dibicarakan.
2. BEKERJA (mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti segala kegiatan yang ditugaskan)
3. DITERIMA DAN DIMILIKI (saling menerima satu sama lain dan saling peduli)
2. berikan informasi terkait pertanyaan sesuai dengan keterangan di bawah ini (Anda tidak perlu
membuat jawaban sendiri):
● Kebutuhan yang Anda coba penuhi adalah kebutuhan akan kebebasan. Jika Anda ditanya alasan
mengapa melakukan hal itu, jawablah dengan “karena bosan dengan membersihkan kelas
seakan tidak selesai-selesai”
● Jika Anda ditawarkan untuk melakukan restitusi, jawablah dengan iya. Aksi yang ingin dilakukan
untuk memperbaiki hal ini adalah menjadi penanggung jawab utama piket kelas. Ciko akan
melaporkan kejadian yang terjadi seputar kebersihan kelas.
Laptop 1
Proyektor 1
Layar 1
Pointer 1
Kamera 1
Papan plano 1
Kertas plano 20
Spidol marker 5
Spidol warna-warni 20
Lakban kertas 3
Pulpen 20
Post-it
● Oranye 100
● Hijau 30
● Kuning 30
● Biru 30
Lembar Kerja Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin
20 Dicetak
Positif
Lembar Absensi 1
● CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah
tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik
atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.
● CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai
keyakinan-keyakinan pada lingkungan mereka masing-masing.
Pertanyaan Pemantik:
Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya
sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang
akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif pertama-
tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar
bersama di antara para warga kelas. Hal ini berkaitan dengan modul 1.2 dan modul 1.3 yang
membahas tentang nilai-nilai kebajikan dan visi sebuah sekolah yang perlu ada untuk
menentukan arah tujuan dari sebuah institusi/sekolah. Penyatuan pemikiran untuk
Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm
pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor?” Kemungkinan jawaban Anda adalah
untuk ‘keselamatan’. Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang
penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat?” Mungkin jawaban Anda adalah “untuk
kesehatan dan/atau keselamatan”.
Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’, yaitu
nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal,
lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Menurut Gossen (1998), suatu
keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik.
Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Murid-murid pun demikian, mereka perlu
mendengarkan dan mendalami tentang suatu keyakinan, daripada hanya mendengarkan
peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus berlaku begini atau begitu.
● Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan
konkrit.
● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas.
2. Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar
(kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah
pendapat.
Contoh
4. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Andamungkin akan
mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa
peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak murid-murid untuk menemukan nilai
kebajikan atau keyakinan yang menjadi inti dari peraturan tersebut. Contoh:
Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah tepat waktu bisa disarikan menjadi 1
Keyakinan, yaitu keyakinan untuk Saling Menghormati atau nilai kebajikan Hormat.
Keyakinan inilah yang dijadikan daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga
merupakan peralihan dari bentuk peraturan ke keyakinan kelas.
6. Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan
meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas
tersebut, termasuk guru dan semua murid.
7. Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah
dilihat semua warga kelas.
Keyakinan Kelas !:
Keyakinan Kelas 5
HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati semua orang dan
barang milik orang lain
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat penting untuk merasa diterima pada suatu
kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain.
Agar semua warga kelas dapat memahami setiap pernyataan yang telah tercantum
dalam keyakinan kelas, maka selama seminggu di awal tahun ajaran baru dapat
didedikasikan untuk pendalaman setiap keyakinan dengan berbagai kegiatan.
Anggota kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok diberikan
kertas. Salah satu anggota kelompok membuat huruf T kapital yang besar (Tabel T). Guru
memberikan salah satu ‘keyakinan kelas’ kepada setiap kelompok. Dua kelompok bisa
mendapatkan keyakinan yang sama bila ada 10 kelompok. Selanjutnya setiap kelompok
diminta untuk bercurah pendapat tentang keyakinan tersebut, tampak seperti apa,
tampak tidak seperti apa. Kemudian hasil curah pendapat setiap kelompok
dipresentasikan pada kelompok besar, dan kertasnya ditempel di sekeliling dinding kelas
untuk dapat dilihat setiap warga kelas agar menguatkan pemahaman.
HORMAT
Menyapa teman dan guru setiap hari Tak acuh kepada teman dan guru
Mengembalikan barang teman yang telah Tidak mengembalikan barang yang telah dipinjam
dipinjam dan mengucapkan ‘terima kasih’ dan meletakkan sembarangan.
BEKERJA
Tekun bekerja dan menyimak guru Tidak mendengarkan guru dan acuh tak acuh.
Memberikan kata-kata atau komen-komen Marah atau iri kepada atas keberhasilan teman-
membesarkan hati bila teman kita berhasil. teman kita.
Menjenguk atau menanyakan kabar teman yang Acuh tak acuh terhadap teman yang sedang
kurang sehat atau sedang mendapat musibah. kurang sehat atau mendapat musibah.
HORMAT
TERDENGAR
Satu orang berbicara
Tersedia 2 butir Keyakinan Kelas 5 (lihat contoh) yang disediakan dalam bentuk Tabel T.
Tuliskan gagasan-gagasan Anda tentang contoh perwujudan dari 2 keyakinan
tersebut, tampak seperti apa dan tidak tampak seperti apa?
Bersikap Positif
● AAA ● AAA
● AAA ● AAA
● AAA ● AAA
● dst ● dst
● AAA ● AAA
● AAA ● AAA
● AAA ● AAA
● dst ● dst
Salah satu kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk memperdalam keyakinan kelas,
adalah mempelajari tanggung jawab setiap warga kelas. Keyakinan bertanggung jawab
serta hak seseorang adalah sesuatu yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang
menumbuhkan murid yang merdeka:
“...beratlah kemerdekaan itu! bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus
juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. dalam
Pada pekan pendalaman Keyakinan Kelas, maka murid-murid dapat diajak berdiskusi
tentang tanggung jawab dan hak masing-masing warga kelas, yaitu apa Tugas Guru dan
Bukan Tugas Guru serta Apa Tugas Murid atau Bukan Tugas Murid. Berikut adalah
langkah yang dapat dilakukan dalam mendiskusikan hal tersebut:
● Membagi murid dalam 4 atau 8 kelompok, dan setiap kelompok diberikan tugas
bercurah pendapat tentang masing-masing tugas/bukan tugas guru maupun
murid.
4. Hasil dari curah pendapat Tugas Saya-Tugas Kamu ditempel di dinding kelas agar
dapat dilihat seluruh warga kelas.
Guru Murid
Tugasnya... Tugasnya...
● mengajar ● belajar
● mendidik ● mencoba
● …………….. ● ………………..
Guru Guru
Bila kita melihat bagan di bawah ini, disiplin merupakan identitas berhasil (sukses) dan
hukuman merupakan identitas gagal. Disiplin di sini terbagi dua bagian yaitu Disiplin
dengan Sanksi/Konsekuensi dan Disiplin dengan Restitusi, yang selanjutnya akan
dijelaskan dengan lebih rinci di bagian 2.5 dan 2.6.
HUKUMAN DISIPLIN
SANKSI/KONSEKUENSI RESTITUSI
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi Restitusi merupakan pilihan
Tidak nyaman untuk murid/anak untuk jangka Tidak nyaman untuk murid/anak untuk Menguatkan untuk murid/anak dalam jangka
waktu panjang. jangka waktu pendek. waktu panjang.
Murid/anak akan tersakiti. Murid/anak dibuat tidak nyaman. Murid/anak mendapatkan penguatan.
Perilaku pasif-agresif meningkat Penguatan hanya bertahan dalam jangka Masalah terpecahkan.
waktu pendek.
Sistem tidak akan berjalan bila murid tidak Memerlukan monitoring dan supervisi Murid belajar bertanggung jawab untuk
takut. terus menerus dari guru perilakunya.
Berlaku hanya pada sebuah institusi; tidak Membantu penerapan mengikuti Fokus pada pemecahan masalah dalam jangka
berlanjut pada kehidupan nyata. peraturan dalam masyarakat waktu panjang.
Murid/anak membenci peraturan. Murid/anak menghormati peraturan. Murid/anak menghormati dirinya dan orang lain.
“Awas kalau dilakukan lagi ya, nanti awas kamu” “Lakukan apa yang “Apakah hal ini yang sesungguhnya ingin kamu
lakukan?”
saya katakan”
Mencoba mengontrol anak dengan penguatan Mencoba mengontrol anak dengan Anak paham bahwa dirinya sendiri yang pegang
negatif (membayar impas kesalahan) penguatan positif kendali kontrol.
Dampak pada Murid: Marah, merasa bersalah, Kehilangan hak, waktu jeda seorang diri Murid/anak tidak kehilangan waktu, namun
rendah diri, mengasingkan diri. (timeout), penahanan (detention). bersemangat untuk memperbaiki diri
Tiba-tiba, tidak diharapkan, atau sangat Sudah diketahui, Berupa undangan untuk mengadakan restitusi
melukai.
masuk akal
Dibuat guru Dibuat oleh guru dan murid/anak Dibuat oleh murid/anak
Menyakitkan, guru menjalani konsekuensi Membantu, guru menyatakan peraturan, Menguatkan, guru menyebutkan keyakinan kelas,
dengan menyalahkan, mengkritik, menyindir, melakukan peringatan, dan menerapkan membimbing kerangka acuan berpikir restitusi
merendahkan konsekuensi. murid/anak.
(Disadur dari Diane Gossen - Restitution Restructuring School Discipline, 1998, hal. 70-71)
Sementara disiplin dengan bentuk sanksi atau konsekuensi, sudah terencana atau sudah
disepakati. Sudah dibahas dan disetujui oleh murid dan guru. Biasanya pembentukan
sanksi atau konsekuensi dibentuk oleh pihak guru (sekolah), dan murid sudah
mengetahui sanksi/konsekuensi yang akan diterima. Pada sanksi/konsekuensi, murid
tetap dibuat tidak nyaman untuk jangka waktu pendek. Konsekuensi atau sanksi
biasanya diberikan berdasarkan suatu pengukuran, misalnya: setelah 3 kali ditegur di
kelas oleh guru karena tugasnya belum selesai, atau mengobrol, maka murid akan
kehilangan waktu bermain, dan harus menyelesaikan tugas karena ketertinggalannya.
Peraturan ini sudah diketahui oleh murid dan diketahui sebelumnya. Guru senantiasa
perlu memonitor murid.
1. Calon Guru Penggerak memahami restitusi sebagai salah satu cara menanamkan
disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.
Eksplorasi Mandiri
Bila ada seseorang berbuat salah pada Anda, ketika mereka menawarkan sebuah
tindakan untuk memperbaiki kesalahan mereka, kemungkinan besar, jawaban Anda
adalah akan menolak semua tawaran itu, dan akan bilang, tidak usah, tidak apa-apa.
Lupakan saja.
Kebiasaan kita selama ini, bila ada orang yang berlaku salah pada kita adalah langsung
memaafkan, atau membuat mereka tidak nyaman. Kita cenderung untuk berfokus pada
kesalahan daripada mencari cara bagi mereka untuk memperbaiki diri. Kita lebih fokus
pada bagaimana cara mereka membayar ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
kesalahan mereka daripada mengembalikan harga diri mereka. Membuat kondisi
menjadi impas, menjadi lebih penting daripada membuat situasi menjadi benar.
Sebagai seorang guru, ketika murid Anda melakukan kesalahan, tindakan mana yang
akan Anda lakukan?
Kalau Anda melakukan tindakan-tindakan di atas, mungkin Anda akan membuat murid
Anda merasa menjadi anak yang gagal.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita sebaiknya respon kita bila ada murid kita
melakukan kesalahan? Mari kita baca artikel ini:
Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi
untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka
inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen,
1996).
Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang
memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat
mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali
harga dirinya. Restitusi menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan orang
yang telah berbuat salah. Ini sesuai dengan prinsip dari teori kontrol William Glasser
tentang solusi menang-menang.
Ada peluang luar biasa bagi murid untuk bertumbuh ketika mereka melakukan
kesalahan, bukankah pada hakikatnya begitulah cara kita belajar. Murid perlu
bertanggung jawab atas perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat
memilih untuk belajar dari pengalaman dan membuat pilihan yang lebih baik di waktu
yang akan datang. Ketika guru memecahkan masalah perilaku mereka, murid akan
kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang berharga untuk hidup
mereka.
Di bawah ini adalah ciri-ciri restitusi yang membedakannya dengan program disiplin
lainnya.
Dalam restitusi, ketika murid berbuat salah, guru tidak mengarahkan untuk
menebus kesalahan dengan membayar sejumlah uang, memperbaiki kerugian
yang timbul, atau sekedar meminta maaf. Karena kalau fokusnya kesana, maka
murid yang berbuat salah akan fokus pada tindakan untuk menebus kesalahan
Terkadang bisa juga muncul perasaan ingin balas dendam, bila orang yang
berbuat salah sebetulnya merasa tidak rela harus melakukan sesuatu untuk
menebus kesalahannya. Kalau tindakan untuk menebus kesalahan dipahami
sebagai hukuman, maka mungkin mereka berpikir untuk membuat situasinya
menjadi impas. Pembalasan seperti ini akan berdampak jangka panjang
karena konfliknya akan tetap ada. Menebus kesalahan itu tidak salah, namun
biasanya tidak membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.
Ketika murid belajar dari kesalahan untuk menjadi lebih baik untuk masa
depan, mereka akan mendapatkan pelajaran yang mereka bisa pakai terus
menerus di masa depan untuk menjadi orang yang lebih baik.
● Kamu akan terlihat, terdengar, dan terasa seperti apa kalau kamu sudah
menjadi orang yang seperti itu?
● Apa nilai yang diajarkan di keluargamu tentang hal ini? Apakah kamu
memegang nilai ini?
Kita tidak ingin menciptakan rasa bersalah pada diri anak dengan bertanya seperti itu.
Kalau guru melihat rasa bersalah di wajah murid, maka guru harus cepat-cepat
mengatakan, “Tidak apa-apa kok berbuat salah”.
Ketika murid sudah dibimbing untuk mengeksplorasi orang seperti apa yang mereka
inginkan, guru bisa mulai bertanya tentang kejadiannya, seberapa sering hal ini
terjadi, apa yang ia lakukan, ia berada di mana. Murid tidak akan berbohong pada
guru.
Untuk berpindah dari evaluasi diri ke restitusi diri, penting bagi murid untuk
memahami dampak dari tindakannya pada orang lain. Kalau murid paham bahwa
setiap orang memiliki kebutuhan dasar untuk dipenuhi, hal ini akan sangat membantu,
sehingga ketika murid melakukan kesalahan, mereka akan menyadari kebutuhan apa
Untuk membantu murid mengenali kebutuhan dasarnya, guru bisa meminta mereka
mengenali perasaan mereka. Perasaan sedih dan kesepian menunjukkan adanya
kebutuhan cinta dan kasih sayang yang tidak terpenuhi. Perasaan dipaksa, atau terlalu
banyak beban, menunjukkan kurangnya kebutuhan akan kebebasan. Perasaan takut
akan kelelahan, kelaparan, menunjukkan pada kita kalau kita merasa tidak aman.
Perasaan bosan menunjukkan kurang terpenuhinya kebutuhan akan kesenangan.
Dalam restitusi diri murid belajar untuk mengubah kebiasaan dari kecenderungan
untuk mengomentari orang lain, menjadi mengomentari diri sendiri. Dr. William
Glasser menyatakan, orang yang bahagia akan mengevaluasi diri sendiri, orang yang
tidak bahagia akan mengevaluasi orang lain.
Ketika murid bisa melakukan restitusi diri maka dia akan bisa mengontrol dirinya
dengan lebih baik dengan tujuan yang lebih baik pula.
Ketika Anda berhadapan dengan orang lain, dan melakukan evaluasi diri, maka 9 dari
10 orang yang diajak bicara juga akan melakukan evaluasi diri juga. Mungkin akan ada
1 dari 10 orang yang diajak bicara, justru akan menggunakan kesempatan itu untuk
menghukum Anda. Kalau ini terjadi, tanyakan saja, apakah Anda mau menggunakan
kesempatan ini untuk menjelek-jelekkan saya atau Anda mau membuat situasi ini
menjadi lebih baik. Anda mau ke arah mana?
Dalam proses restitusi diri, maka murid akan menyadari dia sedang menjadi orang
yang seperti apa, yang itu adalah menunjukkan fokus pada penguatan karakter. Ketika
guru membimbing murid untuk penguatan karakter, guru akan mengatakan,
“Ibu/Bapak tidak terlalu mempermasalahkan apa yang kamu lakukan hari ini, tetapi
mari kita bicara tentang apa yang akan kamu lakukan besok. Kamu bisa saja minta
maaf, tapi orang akan lebih suka mendengar apa yang akan kamu lakukan dengan
lebih baik lagi.
Bisakah momen ketika murid melakukan kesalahan menjadi sebuah momen yang
baik? Jawabnya, tentu bisa, asalkan ia bisa belajar dari kesalahan itu. Apa maksud dari
kalimat kita bisa lebih kuat setelah kita belajar dari kesalahan? Lebih kuat disini
maksudnya bukan menekan perasaan kita dalam-dalam. Kuat disini artinya menyadari
apa yang bisa murid ubah, dan murid benar-benar mengubahnya. Guru bisa bertanya,
apa yang dapat kamu ubah dari dirimu sendiri? Bagaimana kamu akan berubah?
Dalam restitusi, guru menstabilkan identitas murid dengan mengatakan, “Kita tidak
fokus pada kesalahan, Bapak-Ibu tidak tertarik untuk mencari siapa yang benar, siapa
yang salah.
Mari kita lihat praktik pendidikan kita yang seringkali memisahkan anak-anak dari
kelompoknya, misalnya seorang anak TK bersikap tidak kooperatif pada saat kegiatan
mendengar dongeng dari gurunya, anak itu disuruh keluar dari kelompoknya, atau
anak itu diminta duduk di belakang kelas atau di pojok kelas, disuruh keluar kelas ke
koridor, ke kantor guru, seringkali dibiarkan tanpa pengawasan.
Kalau ada anak remaja nakal, orangtua menyuruh pergi dari rumah. Padahal kalau
mereka jauh dari orang tuanya, orang tuanya jadi tidak bisa mengajari mereka dan
mereka tidak belajar nilai-nilai kebajikan. Kalau mereka tidak belajar, bagaimana nasib
generasi kita ke depan? Kalau kita menjauhkan remaja kita, maka mereka akan putus
hubungan dengan kita.
Disarikan dari Buku It’s All About WE; Rethinking Discipline using Restitution, Third
Edition, Diane Gossen, 2008
Setelah Anda, mengetahui tentang apa itu restitusi, tentunya Anda ingin mengetahui
bagaimana cara melakukanya. Diane Gossen dalam bukunya Restitution; Restructuring
School Discipline, 2001 telah merancang sebuah tahapan untuk memudahkan para guru
dan orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk melakukan
restitusi, bernama segitiga restitusi/restitution triangle. Proses ini meliputi tiga tahap
dan setiap tahapnya berdasarkan pada prinsip penting dari Teori Kontrol, yaitu
Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang
yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang
sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia
mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita
mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita
ingin ia menjadi proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara
● Bapak-Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak-Ibu ingin
mencari solusi dari permasalahan ini.
● Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
Kalau kita mengatakan kalimat-kalimat diatas, akan sangat sulit, bahkan hampir tidak
mungkin, buat anak untuk tetap membangkang. Para guru yang bertugas mengawasi
anak-anak saat mereka bermain di halaman sekolah, menyatakan bahwa bila mereka
mengatakan kalimat tersebut yang mungkin hanya butuh 30 detik, bisa mengubah
situasi yang sulit menjadi kooperatif.
Ketika seseorang merasa sedih dan emosional, mereka tidak bisa mengakses bagian otak
yang berfungsi untuk berpikir rasional. Saat itulah ketika kita harus menstabilkan
identitas anak. Sebelum terjadi hal-hal lain yang bisa memperburuk keadaan, kita
sebaiknya membantu anak untuk tenang dan kembali ke suasana hati dimana proses
belajar dan penyelesaian masalah bisa dilakukan.
Tentu akan sulit melakukan restitusi bila, anak yang berbuat salah terus berfokus pada
kesalahannya. Ada 3 alasan untuk ini, pertama rasa bersalah menguras energi. Rasa
bersalah membutuhkan energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk
Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar.
Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan
bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki
maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan
mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang
mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka sikap seorang anak yang
terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu telah
memenuhi kebutuhan anak tersebut. Kalimat-kalimat dibawah ini mungkin terdengar
asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan
memvalidasi kebutuhan mereka.
● “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
● “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang
penting buatmu”.
● “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang
baru.”
Biasanya guru menyuruh anak untuk menghentikan sikap yang tidak baik, tapi teori
Restitusi tidak menyarankan guru bicara ke murid bahwa melanggar aturan adalah sikap
yang baik, tapi dalam restitusi guru harus memahami alasannya, dan paham bahwa
setiap orang pasti akan melakukan yang terbaik di waktu tertentu. Sebuah pelanggaran
aturan seringkali memenuhi kebutuhan anak akan kekuasaan/power walaupun
seringkali bertabrakan dengan kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan akan cinta dan
kasih sayang/love and belonging. Kalau kita tolak anak yang sedang berbuat salah, dia
akan tetap menjadi bagian dari masalah. namun bila kita memahami alasannya
melakukan sesuatu, maka dia akan merasa dipahami.
Para guru yang telah menerapkan strategi ini mengatakan bahwa anak-anak yang
tadinya tidak terjangkau, menjadi lebih terbuka pada mereka. Strategi ini
menguntungkan bagi murid dan guru karena guru akan berada dalam posisi siswa, dan
karena itu akan memiliki perspektif yang berbeda.
Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika
identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi
(langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya,
dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga.
Penting untuk menanyakan ke anak, kehidupan seperti apa nantinya yang mereka
inginkan?
Apakah kamu ingin menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, atau bisa dipercaya?
Kebanyakan anak akan mengatakan “Iya,” Tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya
menjadi orang seperti itu. Guru dapat membantu dengan bertanya, seperti apa jika
mereka jd orang seperti itu. ketika anak sudah mendapat gambaran yang jelas tentang
orang seperti apa yang mereka inginkan, guru dapat membantu anak-anak tetap fokus
pada gambaran tersebut.