Anda di halaman 1dari 3

Keselarasan Belajar di Kelas Dalam Pendidikan yang Memerdekakan

Pendidikan yang memerdekakan menurut saya adalah sebuah penyelenggaraan


pembelajaran yang memerdekakan semua pelaku di dalamnya. Baik itu pendididk, murid, orang
tua murid dan seluruh stake holder sekolah termasuk ligkungan tidak hidup yang ada di sekolah.
Pemanfaatan kekuatan yang dimiliki oleh ekosistem abiotic dan abiotic merupakan fakotr utama
yang dapat mendukung penyelenggaraan pembelajaran dengan prinsip pendidikan yang
memerdekakan karena dengan memanfaatkan aset semua ekosistem sekolah kita dapat
melaksanakan kegiatan di sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Hal ini bukan
berate kita tidak berinovasi, namun kita berinisiasi sesuai dengan kondisi supaya dalam
pelaksanaan tidak banyak muncul gangguan atau disturbs yang merupakan bagian dari manajemen
resiko dalam setiap perencanaan kegiatan.

Konsep pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar Dewantara yang bermakna bahwa


pendidikan seharusnya mengantar anak didik menjadi manusia merdeka, namun tidak
mengganggu kemerdekaan orang lain. Inilah yang oleh Ki Hadjar disebut sebagai manusia
merdeka yang cakap mengatur hidupnya secara tertib. Ki Hadjar mengenalkan konsep pendidikan
yang memerdekakan ini sejak 1920-an dan dipraktikkan melalui lembaga pendidikan bernama
Taman Siswa.

Maka tak berlebihan bila konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan
pentingnya kemerdekaan ini perlu menjadi inspirasi bagi semua sekolah dalam mengurusi
pendidikan saat ini. Kebijakan-kebijakan pendidikan seperti penentuan kurikulum, akses
pendidikan, pendistribusian guru, penentuan anggaran pendidikan, pelibatan masyarakat dalam
pengembangan pendidikan dan sebagainya, sudah sepatutnya berlandaskan pada visi pendidikan
yang memerdekakan, bukan yang memenjarakan siswa maupun gurunya.

Setelah belajar mengenai pendidikan yang memerdekakan tentu ada pergeseran paradigma
bahwa lembaga pendidikan harus memiliki orientasi pelayanan terhadap siswa dan guru harus
menghamba pada siswa dalam hal pengajaran sehingga tercipta pendidikan yang memanusiakan
manusia dan terwujudnya merdeka belajar.
Hal apa yang dapat saya kembangkan untuk bisa menumbuhkan pendidikan yang
memerdekakan di kelas :

1) Mengenal perserta didik dengan cara merancang dan melakukan asessmen diagnostik
awal untuk mengetahui profil siswa;.

2) Merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah
dilakukan.

Prinsip pendidikan yang memerdekakan adalah sebuah pemahaman yang diaplikasikan


melalui pemikiran yang merdeka yaitu Pemikiran seorang pendidik yang bebas tidak terbelenggu,
pemikiran bahwa kita harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada murid yang dititipkan
ke kita dalam hidupnya. Kegagalan yang ada di amsa depan murid adalah sebagian imbas dari
keegoisan kita merebut hak “bahagia” nya mereka serta tidak menghargai kehendak dan keinginan
mereka selama kita membersamainya di sekolah.

Praktik pembelajaran yang dapat diterapkan adalah praktik pembelajaran yang memantik
kita untuk selalu berefleksi. Sehingga akan selalu muncul ide atau inisiasi kita untuk memperbaiki
jika ada kegagalan dari proses pembelajaran. kita belajar dari murid, dan murid akan menghargai
kita. Bukan mengejar kurikulum dan mengumpulkan nilai yang menjadi tujuan. Tapi praktik
pembelajaran yang membahagiakan meskipun masih harus terbelenggu sama materi yang sudah
ditentukan oleh kurikulum dengan alasan demi kebersamaan. Misalnya dengan mengaitkan materi
yang memang mau tidak mau harus kita sampaikan ke murid dengan mengintegrasikan kondisi
alam, keadaan, dan kemampuan siswa atau guru itu sendiri.

Menekankan prinsip anak belajar sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sangat sesuai
dengan praktik pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran yang memerdekakan.
Misalnya dengan pembelajaran berbasis proyek, yang mengajak murid untuk menghasilkan karya
sesuai dengan kondisi zaman yang sedang trend seperti membuat film pendek tentang materi yang
dipelajari dan diupload ke media social sebagai media untuk mengapresiasi karya mereka.
Penglibatan anak dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan peran dan tanggung jawab
merupakan praktik pembelajaran yang dapat menguatkan dan menumbuhkan karakter anak selaras
dengan profil Pelajar Pancasila. Contohnya pembuatan kelompok kecil di kelas dengan mengganti
peran setiap hari pada masing-masing anggotanya. Hal ini dapat melatih kepemimpinan murid
serta memotivasi murid dalam pembelajaran karena mereka diberi peran dan kepercayaan.

Praktik-praktik pembelajaran yang perlu dihilangkan adalah praktik pembelajaran drilling


materi,drilling soal atau praktik pembelajaran yang tidak mempedulikan murid. Pendidik hanya
asyik dengan kemauannya dan keegoisannnya untuk menyelesaikan materi setumpuk dan
dianggap kurikulum yang harus dicapai dan sebetulnya tidak ada maknanya buat murid.
Pembelajaran berbasis konten bukan lagi hal utama yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Pemikiran guru tentang tujuan belajar mencapai hasil belajar yang diukur dengan nilai
serta pemahaman kognitif murid atau absurd-absurd lain yang tidak bermakna bagi muri dapat
menghampat terlaksananya pendidikan yang memrdekakan. Fokus pada pencapaian KKM saat
belajar sangat membahayakan karena dapat mengakibatkan terjadinya mal praktik dalam
pembelajaran. Murid dibuat menderita lahr batin demi mencapai nilai sesuai KKM, dan pendidik
akan melakukan segala cara agar nilai di laporan hasil belajar sesuai dengan KKM.

Seseorang itu merdeka untuk mengatur dirinya sendiri dengan wajib mengingat kedamaian
dan ketertiban dalam kehidupan bersama, hendaknya setiap murid dapat berkembang menurut
kodrat/bakatnya. Perintah dan hukuman dalam mendidik anak ditiadakan, akan tetapi mereka
dididik dengan sistem among atau Tut Wuri Handayani.

Kita tidak bisa memaksakan murid untuk pintar dan bisa dengan mata pelajaran yang kita
ajarkan selaku guru, biarlah mereka belajar sesuai kebebasan murid untuk mengatur dirinya
sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianih. Secara
lahiriah murid memperoleh kemerdekaan dalam pendidikan melalui pembelajaran dan
pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai