Maka tak berlebihan bila konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan
pentingnya kemerdekaan ini perlu menjadi inspirasi bagi semua sekolah dalam mengurusi
pendidikan saat ini. Kebijakan-kebijakan pendidikan seperti penentuan kurikulum, akses
pendidikan, pendistribusian guru, penentuan anggaran pendidikan, pelibatan masyarakat dalam
pengembangan pendidikan dan sebagainya, sudah sepatutnya berlandaskan pada visi pendidikan
yang memerdekakan, bukan yang memenjarakan siswa maupun gurunya.
Setelah belajar mengenai pendidikan yang memerdekakan tentu ada pergeseran paradigma
bahwa lembaga pendidikan harus memiliki orientasi pelayanan terhadap siswa dan guru harus
menghamba pada siswa dalam hal pengajaran sehingga tercipta pendidikan yang memanusiakan
manusia dan terwujudnya merdeka belajar.
Hal apa yang dapat saya kembangkan untuk bisa menumbuhkan pendidikan yang
memerdekakan di kelas :
1) Mengenal perserta didik dengan cara merancang dan melakukan asessmen diagnostik
awal untuk mengetahui profil siswa;.
2) Merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah
dilakukan.
Praktik pembelajaran yang dapat diterapkan adalah praktik pembelajaran yang memantik
kita untuk selalu berefleksi. Sehingga akan selalu muncul ide atau inisiasi kita untuk memperbaiki
jika ada kegagalan dari proses pembelajaran. kita belajar dari murid, dan murid akan menghargai
kita. Bukan mengejar kurikulum dan mengumpulkan nilai yang menjadi tujuan. Tapi praktik
pembelajaran yang membahagiakan meskipun masih harus terbelenggu sama materi yang sudah
ditentukan oleh kurikulum dengan alasan demi kebersamaan. Misalnya dengan mengaitkan materi
yang memang mau tidak mau harus kita sampaikan ke murid dengan mengintegrasikan kondisi
alam, keadaan, dan kemampuan siswa atau guru itu sendiri.
Menekankan prinsip anak belajar sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sangat sesuai
dengan praktik pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran yang memerdekakan.
Misalnya dengan pembelajaran berbasis proyek, yang mengajak murid untuk menghasilkan karya
sesuai dengan kondisi zaman yang sedang trend seperti membuat film pendek tentang materi yang
dipelajari dan diupload ke media social sebagai media untuk mengapresiasi karya mereka.
Penglibatan anak dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan peran dan tanggung jawab
merupakan praktik pembelajaran yang dapat menguatkan dan menumbuhkan karakter anak selaras
dengan profil Pelajar Pancasila. Contohnya pembuatan kelompok kecil di kelas dengan mengganti
peran setiap hari pada masing-masing anggotanya. Hal ini dapat melatih kepemimpinan murid
serta memotivasi murid dalam pembelajaran karena mereka diberi peran dan kepercayaan.
Seseorang itu merdeka untuk mengatur dirinya sendiri dengan wajib mengingat kedamaian
dan ketertiban dalam kehidupan bersama, hendaknya setiap murid dapat berkembang menurut
kodrat/bakatnya. Perintah dan hukuman dalam mendidik anak ditiadakan, akan tetapi mereka
dididik dengan sistem among atau Tut Wuri Handayani.
Kita tidak bisa memaksakan murid untuk pintar dan bisa dengan mata pelajaran yang kita
ajarkan selaku guru, biarlah mereka belajar sesuai kebebasan murid untuk mengatur dirinya
sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianih. Secara
lahiriah murid memperoleh kemerdekaan dalam pendidikan melalui pembelajaran dan
pengajaran.