Anda di halaman 1dari 17

 

Pengantar Program Pendidikan Guru Penggerak


Pendahuluan

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah
satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta. Visi
tersebut terkait langsung dengan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) sebagai penyelenggara pemerintahan di bidang pendidikan dan
kebudayaan.

Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta, Kemendikbud


mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019. Kebijakan ini
dicetuskan sebagai langkah awal melakukan lompatan di bidang pendidikan. Tujuannya
adalah mengubah pola pikir publik dan pemangku kepentingan pendidikan menjadi
komunitas penggerak pendidikan. Filosofi “Merdeka Belajar” disarikan dari asas penciptaan
manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai
kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.

Sebagai rangkaian kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbud telah mengeluarkan empat


paket kebijakan, yang pada tahap pertama meliputi: 

1. Ujian Sekolah Berstandar Nasional diganti ujian (asesmen) yang diselenggarakan


oleh satuan pendidikan. Hal ini berimplikasi pada guru dan satuan pendidikanlebih
merdeka dalam menilai belajar peserta didik.
2. Ujian Nasional tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter yang meniscayakan penyesuaian tata kelola penilaian pembelajaran
di level satuan pendidikan maupun pada level nasional.
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berimplikasi pada
kebebasan guru untuk dapat memilih, membuat, dan menggunakan format RPP
secara efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu untuk mengelola
pembelajaran.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi
ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.

Keempat kebijakan tersebut tentu saja belum cukup untuk menghasilkan manusia unggul
melalui pendidikan. Hal krusial yang mendasar untuk segera dilakukan adalah mewujudkan
tersedianya guru Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.
Guru Indonesia yang diharapkan tersebut mencirikan lima karakter yaitu berjiwa
nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta
didik. Berbagai kebijakan dan program sedang diupayakan untuk hal tersebut dengan
melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan yang bergerak dan
bersinergi dalam satu pola pikir yang sama antara masyarakat, satuan pendidikan, dan
pemangku kebijakan.

Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya


mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru sebagai
bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru. Pedoman ini disusun
sebagai acuan implementasi agar program ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Kerangka Program Pendidikan Guru Penggerak

PGP merupakankegiatan pengembangan profesi melalui pelatihandan pendampingan yang


berfokus pada kepemimpinan pembelajaranagar mampu mendorong tumbuh kembang
peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya
untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil
pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong,
berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.

Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan


pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam
maupun di luar satuan pendidikanserta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang
dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di
lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta
didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap
positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan,
terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan
tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya.     

Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakankemampuan guru memotivasidan


terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta
berbagi pengetahuan yang merekamiliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok
Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan
Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam
satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.

Desain Program Pendidikan Guru Penggerak


PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan
menggunakan pendekatan andragogi dan blended learningselama 6 (enam) bulan. Kegiatan
PGP dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan
pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-
the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber,
fasilitator, dan pendamping. 

Asesmen dilakukan pada tahap pelatihan dan pendampingan dengan mendapatkan data
hasil penugasan, praktik dan observasi fasilitator dan pendamping. Umpan balik dari rekan
sejawat, kepala sekolah dan peserta didik digunakan sebagai bagian dari proses refleksi dan
pengembangan diri Guru Penggerak. Asesmen pada hasil belajar peserta didik dilakukan
saat proses evaluasi dampak (impact evaluation).

PGP menerapkan andragogi, pembelajaran berbasis pengalaman, kolaboratif, dan reflektif


sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut.

 
Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak

PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru


sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:

1. mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi;
2. memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode
etik;
3. merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
4. mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang
mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan
relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan
5. berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan
satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.

Manfaat Program Pendidikan Guru Penggerak

Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut: 

1. bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai tempat diskusi dan


simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan
potensi dan tahap perkembangan peserta didik;
2. diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya
dan lingkungan sekitar sebagai dampak bergeraknya komunitas guru secara
berkelanjutan; 
3. terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan
pendidikan;
4. meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang
bermuara pada peningkatan hasil belajar;
5. terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan
menyenangkan bagi peserta didik; dan
6. terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan
Pendidikan

Perjalanan Program Pendidikan Guru Penggerak

Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 6 bulan yang terdiri
pembelajaran daring dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan
dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak. Pendampingan
terdiri dari lokakarya dan pendampingan individu yang akan dilaksanakan setiap bulan
selama 6 bulan.
MODUL 1..PARADIGMA DAN VISI GURU PENGGERAK

I.I. REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL KI HAJAR DEWANTARA

1.1.a.1. Peran Fasilitator dan Instruktur - Modul


Mulai dari diri

1. Fasilitator mempelajari jawaban dan pemahaman CGP tentang pemikiran Ki


Hadjar Dewantara dan memetakan CPG yang memiliki pemahaman baik
tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
2. Fasilitator memastikan bahwa harapan dan ekspektasi CGP terhadap Sub-
Modul 1a telah dijawab di LMS

Eksplorasi konsep

Mandiri

1. Memastikan Calon Guru Penggerak (CGP) dapat mengakses tautan video


dan bahan bacaan referensi tulisan Ki Hadjar Dewantara,
2.  Memastikan CGP mengunggah rekaman audio/video (durasi maksimum 2
menit) tanggapan refleksi kritis terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara.’
3. Fasilitator menginvestasikan waktu untuk menyimak rekaman audio peserta.
4. Fasilitator mendorong CGP untuk saling memberikan komentar dan umpan
balik kepada audio/video yang diunggah oleh rekan-rekannya.

Forum Diskusi

1. Memfasilitasi Dialog
2. Memberikan umpan balik positif terhadap proses pembelajaran peserta
terutama pemahaman dan penerapan filosofi pendidikan KHD secara
kontekstual sesuai dengan konteks sosial budaya.

Ruang kolaborasi

1. Membentuk kelompok diskusi sesuai dengan jumlah CGP yang diampu,


2. Memantik CGP untuk mampu menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat; 
3. Peserta mampu merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai
pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran
4. Memberi penguatan terhadap paparan kelompok menemukenali nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.

Demonstrasi kontekstual

1. Memberikan tantangan pemikiran kepada CGP demonstrasi kontekstual


pemikiran KHD di kelas.
2. Memberikan pendampingan teknis dan konseptual kepada CGP dalam
mengembangkan demonstrasi kontekstuasl pemikiran KHD di kelas.
3. Memberikan penilaian terhadap karya demonstrasi kontekstual CGP.

Elaborasi Pemahaman

Menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan CGP bila ada pertanyaan lanjutan dari
CGP setelah mengikuti konferensi.

Peran Instruktur:

1. Mempresentasikan materi
2. Memberi penguatan terhadap pertanyaan-pertanyaan CGP yang telah
dikurasi dari LMS
3. Memberikan umpan balik positif terhadap proses pembelajaran peserta
terutama pemahaman dan penerapan filosofi pendidikan KHD secar
kontekstual sesuai dengan konteks sosial budaya.

1. Membantu CGP dalam meninjau kembali tugas personal kerangka


pembelajaran yang telah dikembangkan pada fase Ruang Kolaborasi,
Refleksi Terbimbing, dan Demonstrasi Kontekstual. 
2. Membimbing CGP dalam mengkonstruksikan kembali secara konkret sesuai
dengan konteks lokal sekolah dan kelas mereka. 
3. Memastikan CGP mengunggah tugasnya di LMS

Aksi Nyata

1. membangun komunikasi dengan Pendamping dalam memantau pelaksanaan


rencana aksi perubahan CGP di kelas dan sekolah mereka.
2. mengingatkan CGP untuk secara rutin menuliskan jurnal refleksi, baik harian
maupun mingguan. Tidak ada format khusus untuk jurnal ini sehingga dapat
dibuat dalam bentuk diary atau bentuk catatan lainnya.

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Selamat! Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP) telah bersedia menyediakan waktu untuk
menjadi bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Program pendidikan ini
merupakan wujud komitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
berkolaborasi dengan berbagai pihak pemangku kepentingan untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas bagi murid-murid Indonesia. Melalui individu-individu yang
proaktif dan memiliki kepedulian terhadap kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia,
maka dibentuklah program pendidikan guru penggerak. 

Selama beberapa bulan ke depan Anda akan diajak untuk mempertajam keterampilan
kepemimpinan Anda, menggali lebih dalam tentang jati diri Anda, mengasah berbagai
keterampilan manajemen sekolah serta memperkaya dan menunjang sumber daya manusia
yang berkualitas dan mumpuni. Semua kegiatan ini akan dilakukan melalui pelatihan daring
(dalam jaringan) maupun tatap muka dengan pemodelan pelatihan yang sudah terbukti
efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik/pelatihan.

Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara menjadi titik awal Anda menjadi
agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dalam transformasi pendidikan di sekolah.
Pada Modul 1.1. ini, kita akan membahas lebih mendalam, dan mendemonstrasikan konsep
pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan penerapan
pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (nilai-nilai luhur sosial-budaya) di tempat asal;
serta bersikap reflektif  kritis terhadap pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan
relevansinya terhadap konteks pendidikan di daerah asal Anda.

Pada akhirnya kami harapkan Anda akan menikmati proses perjalanan pembelajaran,
menjadi seorang pemimpin pembelajar yang berkualitas dan mandiri. Semoga waktu dan
energi yang telah Anda investasikan akan dipergunakan sebaik-baiknya dan tentunya 
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak.

Teruslah bertanya, teruslah menggali dan teruslah belajar!

Salam,
Pengembang Modul 1.1

Kompetensi Lulusan yang Dituju

Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut:

1. Guru Penggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran.


2. Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler
mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi
mendukung pembelajaran murid.

Capaian Khusus

Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu
memiliki:

1. Pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD), 


2. Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal
kelas dan sekolah,
3. Sikap reflektif-kritis dalam menerapkan pembelajaran yang merefleksikan dasar-
dasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya.

ALUR MERDEKA BELAJAR

Mulai dari Diri

Kegiatan pembelajaran pemantik:

1. CGP memberikan jawaban reflektif-kritis untuk mengetahui pemahaman diri tentang


pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara,
2. CGP membuat refleksi diri tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar
Dewantara.

Eksplorasi Konsep

Mari kita lebih mendalam mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD)
dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi Pendidikan pada zaman
kolonial, perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejak pembentukan Perguruan
Taman Siswa hingga pemikiran-pemikiran KHD tentang bagaimana menjadi manusia
merdeka. Anda juga akan lebih jauh memahami 3 (tiga) tulisan KHD untuk
membangun pemikiran reflektif-kritis Anda.

Setelah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD, Anda membuat sebuah
rekaman audio berdurasi 1 hingga 3 menit (maksimum 3 menit) yang
memberikan ilustrasi diri Anda sebagai “Pembelajar Merdeka” yang dapat
menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani”.

MEMBUAT CATATAN DI LMS


Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

VIDEO PENDIDIKAN ZAMAN JEPANG SERTA MEMBERIKAN JAWABAN BEBERAPA


PERTANYYAN DALAM KOLOM NOTES

TANGAPAN REFLEKTIF

ATAS3 TULISAN KHY

1. DASAR PENDIDIKAN INDONESIA 2. Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak


3.
Pidato Sambutan KHD UGM 1956

FORUM DISKUSI PADA GMEET

Mandiri

1. CGP menyimak video tentang pendidikan di Indonesia dari zaman kolonial


dan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan;
2. CGP menyimak video-video tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar
Dewantara;
3. CGP membaca 2 (dua) tulisan karya Ki Hadjar Dewantara.

Forum Diskusi PADA GMEET


1. CGP mendiskusikan pertanyaan reflektif terkait pemikiran (filosofi pendidikan)
Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan Indonesia saat ini
dan pendidikan pada konteks lokal sosial budaya di daerah asal CGP yang
difasilitasi oleh Fasilitator
2. CGP berbagi pengalaman praktik baik penerapan pemikiran filosofis
Pendidikan KHD pada konteks lokal sosial budaya di daerahnya

Ruang Kolaborasi

CGP mengeksplorasi (memaknai dan menghayati) nilai-nilai luhur sosial budaya di


daerah asal dalam menguatkan dan menebalkan Konteks (kodrat) Diri Murid sebagai
manusia dan anggota masyarakat.

GMEET DAN UNGGAH TUGAS

Demonstrasi Kontekstual

CGP mendesain strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD - 'Pendidikan yang


Berpihak pada Murid' - sesuai dengan Konteks Diri Murid dan Sosial Budaya di daerah
asal (kar2ya demonstrasi kontekstual dalam video, atau infografis atau puisi atau lagu,
dll).

Penugasan

1. Buatlah satu karya (karikatur, infografis, video pendek, komik, lagu, puisi, dll) untuk
menggambarkan pemikiran filosofis KHD sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman baru yang Anda peroleh.
2. Karya itu merupakan sebuah perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud
kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran KHD.

Elaborasi Pemahaman
CGP mendapatkan penguatan pemahaman tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
dari Instruktur.
Sebagai persiapan untuk berdiskusi bersama instruktur,ada beberapa hal yang perlu Anda laksanakan,
yaitu menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada instruktur ketika pertemuan
tatap maya dengan instruktur

Setelah memaknai konsep dalam materi di modul 1.1 ini, pertanyaan yang masih muncul di benak saya
adalah

MATERI DARI INTRUKTUR GMEET

Koneksi Antar Materi


nstruksi tugas:

1. Tinjau kembali tugas personal kerangka pembelajaran yang telah dikembangkan


pada fase Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, dan
Elaborasi Pemahaman. 
2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki
Hadjar Dewantara yang Anda pelajari dalam modul ini. 
3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda
peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda
praktekan di sekolah dan kelas Anda.
4. Ceritakan (konstruksikan kembali) proses pembelajaran dan suasana kelas yang
mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks
lokal sosial budaya di kelas dan sekolah Anda. 
5. Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi. Format media
dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat
dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel
dalam blog, dan lainnya.
6. Unggah media informasi yang telah dibuat ke Google Drive/Youtube Anda, dan
jangan lupa untuk mengklik Bagikan/Shared agar bisa diakses oleh fasilitator.
Kemudian kirimkan tautan media yang telah diunggah tadi di kolom Online text/Teks
daring yang telah disediakan.

CGP membuat kesimpulan dalam bentuk esai atau jurnal reflektif tentang ‘Pendidikan
yang Berpihak pada Murid’ dengan merefleksikan seluruh rangkaian materi yang sudah
dipelajari dari pemikiran-pemikiran KHD dan praktik baik yang telah dilakukan di
sekolah-sekolah saat ‘Elaborasi Pemahaman

Aksi Nyata
CGP mengimplementasikan strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD yang telah
dibuat pada Moda: Mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu mendokumentasikan kontribusi nyata


penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat
pengembangan karakter.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata memberikan
ruang bagi Bapak/Ibu CGP menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu
rangkaian modul. Aksi Nyata dimaksudkan sebagai proses pengembangan profesionalisme
berkelanjutan, di mana ia dilihat sebagai kesatuan antara proses pembelajaran dan
implementasi. Dengan demikian, aksi nyata perlu dijalankan secara terus menerus, bahkan
hingga Program Pendidikan Guru Penggerak telah Anda selesaikan. Dalam modul ini, Aksi
Nyata Anda merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembelajaran
sesuai dengan pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di daerah Anda.

Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Anda


dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi yang
ditulis secara rutin merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan
pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi nyata
penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat
pengembangan karakter. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, Anda
akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang Anda
latih dan uji cobakan.

Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini? 

1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas


2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 
4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan
refleksi) aksi Anda. 
5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat
dalam proses perubahan yang Anda lakukan. 

Selain menjadi catatan pengembangan profesi Anda, jurnal refleksi ini nantinya juga dapat
Anda gunakan sebagai referensi pembuatan Portofolio Aksi Nyata pada akhir Paket Modul
1. Anda juga dapat menggunakan jurnal ini sebagai panduan ketika berefleksi Bersama
pengajar praktik dalam pendampingan individu.

‘Demonstra Mari kita lebih mendalam mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar


Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi
Pendidikan pada zaman kolonial, perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejak
pembentukan Perguruan Taman Siswa hingga pemikiran-pemikiran KHD tentang
bagaimana menjadi manusia merdeka. Anda juga akan lebih jauh memahami 3 (tiga)
tulisan KHD untuk membangun pemikiran reflektif-kritis Anda.

Setelah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD, Anda membuat
sebuah rekaman audio berdurasi 1 hingga 3 menit (maksimum 3 menit) yang
memberikan ilustrasi diri Anda sebagai “Pembelajar Merdeka” yang dapat
menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani”. Mari kita lebih mendalam mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi
Pendidikan pada zaman kolonial, perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejak
pembentukan Perguruan Taman Siswa hingga pemikiran-pemikiran KHD tentang
bagaimana menjadi manusia merdeka. Anda juga akan lebih jauh memahami 3 (tiga)
tulisan KHD untuk membangun pemikiran reflektif-kritis Anda.

Setelah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD, Anda membuat sebuah rekaman
audio berdurasi 1 hingga 3 menit (maksimum 3 menit) yang memberikan ilustrasi diri Anda
sebagai “Pembelajar Merdeka” yang dapat menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. si Kontekstual’ secara konkret
sebagai perwujudan 'Kepemimpinan Pembelajaran' yang Berpihak pada Murid' dan
direfleksikan kembali dalam Jurnal Refleksi Pribadi.

Anda mungkin juga menyukai