Anda di halaman 1dari 4

IMPELEMENTASI PENDEKATAN TPACK MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS VI SDK CITRA ANAK BANGSA –
BEKASI
Oleh : Sari Juwitaningsih, S.Kom, S.Pd, Gr.

Tujuan Pembelajaran yang ingin di capai :


Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi
pembuatan iklan menggunakan Project Based Learning dengan pendekatan TPACK.
Saya menemukan sebagian besar siswa di kelas 6 SDK Citra Anak bangsa
belum menguasai materi pembuatan iklan. Karena pengaruh dari pembelajaran secara
online. Walaupun sudah dilakukan pembelajaran secara online, tetapi kegiatan siswa
tidak begitu terkontrol karena mereka suka tutup kameradan akibatnya menurunnya
nilai pencapaian standar kompetensinya. Pembelajaran daring kurang begitu efektif
dalam ingatan siswa. Sebagai akibatnya, siswa seolah-olah turun kompetensinya. Dan
masalah dalam proses pembelajaran selama ini yaitu: peserta didik kurang dilibatkan untuk
belajar bersama kelompok, guru tidak memberikan LKPD, kurang memanfaatkan TPACK
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, serta
peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru melalui metode ceramah.

Peran saya dalam praktik pelaksanaan pembelajaran ini antara lain mengidentifikasi
 permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut. Dari hasil analisa kajian wawancara dan literatur penyebab dari minat
belajar siswa rendah yang terjadi di kelas 6 SDK Citra Anak bangsa antara lain : Model
pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik, Guru masih sering menggunakan metode
ceramah, Kurang motivasi dari guru dan kurangnya penggunaam media pembelajaran yang
variatif. Sehingga saya harus menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang
inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran, yaitu saya memilih Project Based
learning dengan pendekatan TPACK. Siswa membuat ringkasan materi sesuai karakteristik dan
minat masing-masing kelompok, ada yang menggunakan aplikasi yang ada di leptop yaitu
Canva, menggunakan hp dan menulisnya di kertas yang sudah disediakan.
Tantangan yang saya hadapi dalam pembelajaran antara lain : Jaringan internet yang
tidak stabil, jadi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyimpan mind mapping
yang sudah dibuat. Koneksi internet juga sedikit menghambat guru dalam menampilkan hasil
karya siswa untuk ditampilkan di layar LCD, untuk keaktifan siswa dalam berdiskusi, ada
beberapa siswa yang tidak begitu aktif dalam berdiskusi, dan ada juga siswa yang masih belum
percaya diri ketika presentasi.
Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain : Peserta didik sebagai sentral dalam
proses kegiatan belajar mengajar, teman sejawat yaitu Guru Mapel, yang memberikan
dukungan, saran dan solusi sehingga kegiatan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik,
serta Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan di sekolah yang selalu mensupport dan
membimbing setiap kegiatan.
Langkah-langkah yang saya lakukan mulai dari mencari tahu penyebab masalah serta
akar penyebab masalah sering mengantuk di kelas pada peserta didik, kemudian menentukan
solusi pemberian kegiatan belajar mengajar dengan mencari dan menentukan teknik yang
sesuai, selanjutnya menyusun perangkat pemberian kegiatan belajar mengajar, mulai dari RPP,
bahan ajar/materi, LKPD, rubrik evaluasi, dan rencana tindak lanjut. Selanjutnya pemberian
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan penyajian
video-video Peristiwa Sekitar Persiapanan Kemerdekaan serta menggunakan metode dinamika
kelompok agar suasana kelas lebih hidup dan materi lebih bisa tersampaikan dengan baik.
Meminta ijin dari wali murid terkait siswa yang membawa HP ke sekolah, Menyiapkan fasilitas
dan media seperti laptop, kamera, tripod, LCD dan layar LCD (dibantu oleh rekan guru),
Menyiapkan kesiapan siswa untuk belajar, dan juga HP siswa serta seperti quiziz untuk pretest
dan Canva serta jaringan internetnya.

Proses dan Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain : Kepala sekolah dan rekan
sejawat yang berperan memberikan masukan dan saran mengenai praktik pembelajaran yang
dilakukan. Peserta didik lebih berperan dan lebih aktif dalam pembelajaran dalam
mempersiapkan diri untuk mempelajari materi yang diperlukan seperti aplikasi Canva
dilaptop, pembuatan vidio iklan menggunakan Hp, LCD, proyektor, bahan ajar, LKPD dan
tayangan power point.

Setelah diterapkan model PBL (Project Based learning) peserta didik mengalami
perubahan cara belajar. Mereka lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih terampil dalam
berdiskusi dan menampilkan presentasi. Dan tentunya, pembelajaran berpusat kepada siswa.
Pengaruh penggunaan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan TPACK dalam
pembelajaran, peserta didik lebih termotivasi dalam kegiatan belajar. Mereka lebih bisa
berkreasi dengan mudah, dapat menyampaikan pendapatnya dan permasalahan yang dialamai
hingga terbantu mengentaskan permasalahan meski belum sempurna.  Penerapan model
pembelajaran sesuai menjadi lebih menarik karena dibuat melalui aplikasi yang membuat siswa
melek teknologi dan bisa memanfaatkan aplikasi di HP, leptop maupun kertas dalam
pembelajaran dengan baik, Beberapa peserta didik mulai terampil berbicara dalam membuka,
tanya jawab dan menutup presentasi, Guru menggunakan TPACK dalam pembelajaran,dan
menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Peserta didik saling bekerja sama, berbagi
informasi serta mendengarkan atau mengungkapkan ide-ide dan lebih mandiri dalam mencari
jawaban dari berbagai sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mengakibatkan meningkatnya keaktifan perserta
didik ketika berdiskusi, menyelesaikan tugas yang diberikan dan mempresentasikan hasil
diskusinya. Hasilnya sangat efektif, karena dari hasil nilai akhir peserta didik pada google form
menunjukkan bahwa peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung mulai
dari awal hingga akhir sehingga tujuan kegiatan belajar mengajar bisa tercapai. Terlihat dari
evaluasi hasil yang di isi oleh peserta didik setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan,
menunjukkan bahwa peserta didik merasa termotivasi, lebih memahami bagaiamana cara
mereka belajar, mendapat pengetahuan baru dan merasa senang karena mampu mengatasi
permasalahannya dalam kegiatan belajar mengajar.

Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan : Peserta didik sangat antusias dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar terlihat jelas saat awal tahapan, dalam diskusi kelompok,
hingga akhir tahapan, Kepala Sekolah sebagai atasan sangat mensupport untuk lebih sering
dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik dengan mata pelajaran yang
berbeda dan sesuai bagi perkembangan peserta didik. Orang tua peserta didik mendukung
secara penuh ketika siswa diminta untuk membawa HP ke sekolah. Orang tua peserta didik
memberikan respon positif dan merasa senang ketika hasil karya siswa berupa vidio hasil
presentasi di dikirim ke grup wali murid dan juga di media sosial siswa.
Faktor keberhasilan dari kegiatan ini dilihat dari jawaban siswa pada google form
 menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar dan materi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Peserta didik juga dapat bekerja sama dengan sangat baik sehingga
kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar. Dari hasil evaluasi, peserta didik menyatakan
bahwa sangat puas akan kegiatan belajar mengajar dan materi yang diberikan oleh guru dan
berharap semakin sering mendapatkan pengalaman belajar dengan materi-materi yang lain.
Sebagai  guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan indikator materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik dan menarik.

Anda mungkin juga menyukai