Anda di halaman 1dari 6

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,

Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)


Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Perkenalkan saya Lexi Winaldino Pratama, S.Pd sebagai penulis cerita praktik baik
menggunakan metode STAR ( Situasi, Tantangan, Refleksi Hasil dan Dampak). Pelaksanaan
praktik baik ini dilaksanakan di SMA Angkasa Adisutjipto yang beralamatkan Jl. Janti, Komplek
Lanud Adisutjipto, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kelas yang digunakan untuk praktik
baik adalah kelas XI IPA 2 yang memiliki peserta didik sebanyak 21 peserta didik. Praktik baik ini
dilakukan pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2023 pukul 13.00 WIB.

Situasi kondisi yang menjadi latar belakang praktek baik ini adalah guru masih menggunakan
model pembelajaran yang konvensional serta metode ceramah yang monoton tanpa menggukan
memanfaatkan TPACK dalam proses pembelajaran sehingga bosan dengan pelajaran matematika dan
menurunkan semangat belajar peserta didik, minat membaca peserta didik dalam pelajaran
matematika masih rendah dan terkadang kesulitan melakukan operasi hitung sederhana. Berdasarkan
permasalahan yang di atas, penulis telah melakukan eksplorasi penyebab masalah melalui berbagai
sumber refrensi dan hasil wawancara dengan ahli didapatkan akar permasalahannya adalah guru
belum menerapkan model-model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran barisan aritmetika yang
menyebabkan peserta didik kehilangan motivasi dan semangat belajar matematika karena
pembelajaran bersifat monoton dengan model ceramah yang monoton.

Praktek baik ini sangat penting untuk dibagikan kepada orang lain karena permasalahan yang
terjadi dalam ruang lingkup kelas dan sekolah saya serta pembelajaran matematika pada materi
barisan aritmetika mungkin terjadi kepada bapak atau ibu guru lain diluar sana. Oleh karena itu
harapan saya selain untuk menjadi motivasi bagi diri pribadi penulis, juga bagi siapapun yang
membaca latihan baik ini dapat menjadikan salah satu refrensi penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning bagi guru-guru yang mengalami permasalahan yang serupa. Sehingga
memberikan dampak positif atau inovasi pada pembelajaran yang dilakukan kedepannya.
Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktek ini adalah sebagai guru yang memiliki
tanggung jawab untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dengan model, metode,
dan media bersifat inovatif yang tepat dan sesuai denga indikator sehingga tujuan pembelajaran bisa
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan yang dihadapi oleh penulis untuk mencapai tujuan antara lain Menentukan
metode dan model pembelajaran yang inovatif yang tepat bagi peserta didik sesuai dengan materi
Barisan Aritmetika, kurangnya semangat dan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran
matematika yang berdampak pada keaktifan saat belajar kelompok, peserta didik masih kurang dalam
membaca, pada saat pelajaran matematika peserta didik ingin dijelaskan terlebih dahulu tanpa harus
membaca sumber belajar, peserta didik yang terbiasa dengan metode ceramah dan pemberian contoh
soal dan akan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learing dengan metode diskusi
dimana siswa harus memahami permasalahan yang diberikan dengan berbagai sumber belajar,
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learing membutuhkan waktu yang lebih guna
mempersiapkan seperangkat rencana pembelajaran yaitu RPP, LKPD, media belajar, instrumen
penilain, bahan ajar, dan rencana refleksi pembelajaran, dan tidak semua ruangan terdapat proyektor
dan speaker aktif untuk penayangan video perlu mempersiapkan terlebih dahulu sehingga
membutuhkan waktu untuk persiapan. Untuk mengatasi tantangan tersebut penulis tidak akan dapat
menyelesaikannya seorang diri, tentunya membutuhkan banyak bantuan dari orang lain, oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak antara lain
1. Sandhi Eko Prabowo, B.Eng selaku Kepala Sekolah SMA Angkasa Adisutjipto.
2. M. Jindar Harun, M.Psi selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Angkasa Adisutjipto bidang sarana dan
prasarana.
3. Yan Driya Samodra, M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Angkasa Adisutjipto bidang
kesiswaan.
4. Indrasti, S.P Kepala Sekolah SMA Angkasa Adisutjipto bidang kurikulum.
5. Yulida Ekawati, S.Pd. Si dan Silvia Nur Eka Septianingsih, S.Pd selaku guru matematika dan
observer
6. Galih Bagus Nugroho, S.Pd, Minarur Rohman, S.Pd Selaku pengambil gambar
7. Dwi Wahyu Apriyanta, A.Md selaku pengelola jaringan internet
8. Siswa Kelas XI IPA 2

Aksi yang dilakukan untuk menghadap tantangan-tantangan yang terjadi tersebut adalah
1. Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu model
pembelajaran yang inovatif, menarik, dan tidak monoton.
2. Membuat RPP dengan model pembelajaran yang dengan sintaks model pembelajaran Problem
Based Learing mulai dari pembuatan indikator, tujuan pembelajaran, instrumen penilian, dan
materi ajar.
3. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu
penggunaan power point guna menampilakan video pembelajaran, LKPD yang berwarna dan
Google Form
4. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa agar selama pelajaran dapat berjalan lancar
dan memperoleh hasil yang maksimal
5. Menyiapkan psikis peserta didik untuk memastikan telah siap melaksnakan pembelajaran atau
belum
6. Melakukan presensi siswa
7. Apersepsi materi sebelumnya berupa pola bilangan dengan memberikan beberapa soal untuk
dikerjakan bersama-sama.

8. Mengaitkan materi barisan aritmetika yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
dengan menampilkan gambar.
9. Memberitahukan tujuan pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan barisan aritmetika serta
langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan, hal ini sangat penting dilakukan sehingga peserta
didik lebih nyaman karena sudah paham apa yang akan dilakukan pada saat pembelajran.

10. Menampilkan video pembelajaran barisan aritmetika yang ada dalam kehidupan sehari-hari
sehingga peserta didik dengan lebih mudah memahami permasalahan yang terjadi.

11. Membagi peserta didik menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari maksimal 4 peserta
didik dan diberikan LKPD perkelompok sebagai bahan diskusi
12. Mengingatkan peserta didik untuk membaca petunjuk yang ada dalam LKPD

13. Peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok dan guru memfasilitasi kelompok yang
kesulitan dalam mengerjakan LKPD

14. Peserta didik melakukan presentasi serta tanya jawab apabila ada yang berbeda pendapat atau
menggunakan alternatif jawaban yang lain
15. Memberikan penguatan tentang materi hari ini

16. Melaksanakan post test dengan menggunakan google form

17. Peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran pada hari ini
18. Peserta didik diberikan penugasan dan mengingatkan materi yang diajarkan pada pertemuan
berikutnya
19. Doa dan salam penutup

Refleksi hasil dan dampak yang terjadi setelah dilakukan aksi dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning untuk menjawab masalah kontekstual sehingga membantu
siswa dalam memhami materi barian aritmatika. Tentu dalam usaha penulis untuk melakukan yang
terbaik dalam praktek baik pada PPL 2 ini, banyak hal baik yang muncul pada praktek baik ini, namun
masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya.

Hal yang berjalan dengan baik Hal yang kurang berjalan dengan baik
1. Peserta didik lebih bersemangat dan aktif 1. Waktu pelajaran melebihi estimasi
dalam pembelajaran. 2. Penggunaan hp yang tidak sesuai
2. Suasana kelas lebih kondusif 3. Waktu pengerjaan post test terlalu singkat
3. Siswa menggunakan berbagai sumber 4. Hasil post test yang tuntas 55%
belajar salah satunya dengan internet
4. Terdapat berbagai altenatif jawaban
5. Pada sesi prsentasi siswa aktif dalam
menyampaikan pendapat

Hal yang berjalan dengan baik adalah asalah kontekstual membantu peserta didik dapat bersemangat
dan aktif dalam pembelajaran sehingga meraka mau untuk membaca sumber belajar dari berbagai
sumber untuk menyelesaikan masalah yang disediakan oleh guru melalui LKPD dan menemukan
beberapa alternatif penyelesaian dari sebuah masalah, dalam sesi presentasi peserta didik dapat
mengemukakan pendapat mereka karena terdapat perbendaan pendapat sehingga suasana menjadi
lebih hidup. Sedangkan hal berjalan kurang baik adalah terdapat 55% hasil post test yang terjadi
merupakan bentuk implikasi dari waktu pengerjaan yang terlelu singkat.

Hal-hal baik juga muncul dari sikap kerjasama, komunikasi, disiplin, jujur dan aktif.

Berdasarkan pembahasan pada refleksi, peserta didik dapat mencapai pembelajaran yaitu
Menentukan suku ke-n dari suatu deret aritmetika dengan benar, menentukan barisan
aritmetika dari rumus suku ke-n dengan benar dan menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan barisan aritmetika dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai