Anda di halaman 1dari 8

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 11.

2
MELALUI MODEL POBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN
SNOWBALL THROWING PADA MATERI PERKALIAN MATRIKS
DI
SMA NEGERI 1 PURWANEGARA

PENULIS: EKO SUJARWO, S.Pd


LPTK: UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YPGYAKARTA

Mahasiswa PPG Daljab katagori 1 gelombang 3, di LPTK UNIVERSITAS


SARJANAWIYATA TAMANSISWA YPGYAKARTA mendapat kesempatan untuk
meng-upgrade pengetahuan. Salah satunya adalah menyusun cerita baik (best practice).
Penyusunan best practice menggunakan metode STAR (situasi,
tangtangan, aksi, dan refleksi hasil dan dampak) ini mendorong mahasiswa untuk reaktif
dan solutif dalam menangani permaslahan dalam pembelajaran. Pelaksaaan praktek
pembelajaran lapangan atau (PPL) 2 dilakukan di kelas XI.2 SMA Negeri 1 Purwanegara,
Banjarnegara pada hari Senin, 13 Nopember 2023, jam 08.00-09.30 WIB. Tujuan dari
praktik terbaik ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Situasi
Menyadari akan pentingnya peranan pendidikan matematika di segala aspek
kehidupan tentu orang-orang yang terkait dengan dunia pendidikan, akan selalu berusaha
semaksimal mungkin untuk meningkatkan mutu dan kualitas. Pendidikan khususnya
pendidikan matematika. Secara umum tujuan diberikannya matematika diskolah adalah
untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, dan kritis. Serta
mempersiapakan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
Berdasarkan pengamatan saya sebagai guru matematika di SMA Negeri 1 Purwanegara
diketahui bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah, hal ini disebabkan antara lain:
1) Rendahnya motivasi belajar peserta didik karena pembelajaran masih berpusat pada
guru serta kurang inovatif 2) Guru jarang bahkan tidak pernah memberikan materi HOTS.
3) Pembelajaran yang monoton karena guru jarang membuat atau menyiapkan media
pembelajaran berbasis teknologi. 4) Pembelajaran yang belum kontekstual 5) Guru belum
menggunakan model pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik.
Kemampuan awal peserta didik sebelum menerapakan model problem-based learning
(PBL) memberoleh nilai rata-rata 73,2 Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50
ketercapaian pembelajaran baru mencapai 72,08% perlu adanya motivasi dan dan media
yang inovatif dari guru agar hsil belajar peserta didik meningkat.
Berdasarkan data tersebut penulis menyusun best-practice dengan judul
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 11.2 MELALUI
MODEL POBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SNOWBALL
THROWING PADA MATERI PERKALIAN MATRIKS DI SMA NEGERI 1
PURWANEGARA”
A. Tantangan
Setelah melakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara dengan rekan
sejawat, kepala sekolah, dan pakar, maka beberapa tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut antara lain
1. Peserta didik tidak termotivasi untuk belajar
2. Pembelajaran yang monoton karena guru jarang membuat atau menyiapkan
media pembelajaran berbasis teknologi
3. Pembelajaran yang belum kontekstual
4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa
Berdasarkan faktor-faktor tersebut tangtangan yang dihadapi melibatkan peserta
didik, rekan guru, kepala sekolah, dosen pembimbing, dan guru pamong. Beberapa
pihak tersebut perlu dilibatkan untuk memberikan pendapat dan masukan-masukan
sebelum pelaksanaan kegiatan praktik pembelajaran ini. Peran terbesar dalam hal ini
adalah guru dan peserta didik. Dari sisi guru harus mempunyai strategi yang jitu
dengan menerapkan model, metode, dan media yang sesuai dengan pembelajaran
abad 21.

B. Aksi
Dari tantangan tersebut perlu penanganan dan harus segera diselesaikan dengan baik
oleh guru Matematika kelas XI. Salah satu cara yang ditepuh yaitu dengan
menguakan model Problem Based Learning (PBL) yang terdiri dari 5 sintak
pembelajaran yaitu:
Sintaks 1: Mengorientasi peserta didik pada masalah
Setelah peserta didik mendapat pemahaman tentang alur pembelajaran dan tujuan
yang akan dicapai dalam pembelajaran ini, peserta didik akan melakukan
serangkaian sintak model problem-based learning (PBL).
a. Peserta didik mencermati tayangan vidio tentang matriks.
b. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang ada dalam tayangan vidio dan
bertanya jawab untuk mendapatkan pemahaman yang lebih memadai.
Pada sintak yang pertama, peserta didik diarahkan untuk mencermati setiap masalah
yang muncul. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik lebih siap dalam menganalisis
permasalah yang dialami dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pada sintak pertama ini peserta didik sudah dilatih untuk aktif, cermat, dan berani
menyampaikan pendapat tentang masalah yang ditampilkan dalam tayangan vidio.
Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Pendidik menyampaikan identifikasi masalah sesuai dengan tayangan
video

Sintaks 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar


a. Peserta didik membentuk kelompok melalui permainan ‘sama angka’.
b. Peserta didik menerima LKPD dan membaca bahan ajar di dalam LMS yang
dapat diakses melalui jaringan lokal dengan alamat https://192.168.0.200/cbt
menggunakan gawai masing-masing

Gambar 2. Tampilan LMS di SMA Negeri 1 Purwanegara


c. Peserta didik mencermati permasalahan yang diberikan serta menyampaikan
informasi terkait dengan permasalahan dalam LKPD.
Pada sintak dua, peserta didik membentuk kelompok yang bertujuan untuk
menumbuhkan sikap gotong royong dan saling menerima perbedaan. Selain
menerapkan model PBL, media yang digunakan dalam pembelajaran harus menarik
dan inovatif sesuai dengan karakteristik pembelajaran abad 21. Seperti dituntukkan
pada gambar berikut.

Gambar 3. Peserta didik mengerjakan LKPD dengan berdiskusi

Pada sintaks 2 ini juga diselingi dengan permainan saling melempar kertas yang
berisi pertanyaan tujuannya saling bertukar pertanyaan yang telah dibuat oleh peserta
didik. Permainan ini dinamakan snowball throwing, seperti pada gambar berikut

Gambar 4. Praktik Snowball Throwing

Sintaks 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok


a. Peserta didik dengan bimbingan guru aktif mendiskusikan masalah yang
diberikan melalui forum diskusi dan aktif mencari informasi dari berbagai
sumber.
b. Peserta didik dibimbing untuk menyelesaikan masalah mencari atau
menganalisis perkalian matriks
c. Peserta didik bertanya hal-hal yang belum dipahami terkait dengan
permasalahan yang diberikan.
Pada tahapan ketiga ini peserta didik dibimbing untuk aktif berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah. Peserta didik akan mendapat bimbingan dari guru jika ada
hal-hal yang belum diahami. Hal tersebut ditunjukkan dengan gambar berikut ini.

Gambar 5. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menyelesaikan masalah

Sintaks 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


a. Perwakilan kelompok menyajikan atau mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
b. Peserta didik/kelompok lain aktif menanggapi sajian dari perwakilan kelompok
tertentu.
Sintak keempat merupakan perwujudan dari serangkaian tugas yang peserta didik
lakukan dalam penerapan model PBL. Dalam sintak ini peserta didik secara
berkelompok akan mempresentasikan hasil karyanya. Sementara kelompok lain akan
menyimak dan menyampaikan tanggapan tentang penampilan kelompok yang sudah
selesai presentasi.
Gambar 6. Peserta didik secara berkelompok menyajikan hasil karyanya dan
dipresentasikan di depan kelompok lain

Sintaks 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


a. Peserta didik terlibat aktif dalam menyimpulkan hasil temuan yang telah
dilaksanakan.
b. Peserta didik dengan arahan guru membuat rangkuman hasil diskusi dengan
masukan atau tanggapan dari kelompok lain.
c. Guru melaksanakan evaluasi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
oleh peserta didik.
Peristiwa pembelajaran pada sintak 5 merupakan hasil evaluasi pada kegiatan yang
telah dilakukan. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
problem based learning (PBL), hasil belajar peserta didik mengalami kenaikan. Hal
ini dapat dibuktikan dengan hasil tes pengetahuan yang dilakukan guru. Hasil tes
yang dilakukan guru berupa tes tulis melalui kuis yang dapat diakses peserta didik
melalui gawai mereka ke alamat
https://quizizz.com/join/quiz/6550ccfb59e3ac28e8e06927/start?studentShare=true
dengan hasil nilai sebagai berikut:
Hasil Analisis Nilai Pengetahuan
KKM: 70
Rata-Rata: 86,03
Nilai Tetinggi: 100
Nilai Terendah: 70
Ketercapaian pembelajaran: 100% tuntas
Dengan demikian, setelah dilakukan pembelajaran model problem based learning
(PBL) peserta didik akan lebih aktif, semangat dan berkonsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga peserta didik mampu memperoleh pengalaman belajar yang
bermakna dan ketuntasan nilai akan melebihi KKM.
Gambar 7. Siswa menganggapi kelompok yang telah mempresentasikan hasilnya

Selain dari peserta didik, respon positif penerapan model PBL juga ditunjukan oleh
rekan guru Matematika, waka kurikulum, dan kepala sekolah yang dibuktikan
dengan mengapresiasi model dan pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
materi Perkalian Matriks pada kelas 11.2 di SMA N 1 Purwanegara, Banjarnegara.
Pengambilan data ini dari kegiatan survey dan wawancara yang dilakukan setelah
proses pembelajaran dengan model PBL selesai. Dari analisis data tersebut
menunjukkan respon yang positif.

Dari hasil wawancara dengan rekan guru Matematika dapat disimpulkan bahwa
penerapan model PBL juga bisa diterapkan di kelas X atau XII. Alasan tersebut
karena ini mudah dibuat, materi yang disajikan bisa beragam, serta menyenangkan
bagi peserta didik karena seperti bermain namun tidak terasa mereka telah belajar.

C. Refleksi Hasil dan Dampak


Setelah di lakukan pembelajaran dengan penerapan model PBL pada siswa kelas 11.2
di SMA N 1 Purwanegara, Banjarnegara hasil analisis nilai pengetahuan peserta
didik mencapai rata-rata 86,03. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 70, dan
ketercapaian pembelajaran mencapai 100% tuntas. Jadi dapat dikatakan bahwa
model PBL dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi perkalian matriks kelas 11.2 di SMA N 1 Purwanegara,
Banjarnegara Tahun 2023.
Pembelajaran dengan model PBL mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam belajar, meningkatkan kerjasama antar peserta didik, mandiri dalam
menyelesaikan masalah individu atau kelompok, serta meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Tahapan atau alur pembelajaran dalam model PBL mendorong
peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif.
Demikian artikel best practice ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat untuk rekan-
rekan guru sebagai tambahan referensi untuk materi pembelajaran perkalian matriks di
kelas XI, serta dapat memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Jayadiningrat, M. G., & Ati, E. K. (2018). Peningkatan Keterampilan Memecahkan
Masalah Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Mata
Pelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 1-7
Susanto, E., & Retnawati, H. (2016). Perangkat Pembelajaran Matematika Bercirikan
PBL untuk Mengembangkan HOTS SISWA SMA. Jurnal Riset Pendidikan Matematika,
3(2), 189–197. https://doi.org/10.21831/jrpm.v3i2.10631
Makhrus, M., Harjono, A., Syukur, A., Bahri, S., & Muntari, M. (2018). ANALISIS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TERHADAP KESIAPAN GURU
SEBAGAI “ROLE MODEL” KETERAMPILAN ABAD 21 PADA PEMBELAJARAN IPA
SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 5(1). https://doi.org/10.29303/jppipa.v5i1.171
Muah, T. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 9B Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 2 Tuntang - Semarang. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(1), 41–53.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i1.p41-53

Anda mungkin juga menyukai