Anda di halaman 1dari 11

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : IKA ROSLINA


No UKG : 201503104673
NIM : 2398013620
Asal Institusi : SMPN 1 SEKINCAU Kab. Lampung Barat Prov. Lampung

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


yang telah penyebab masalah
diidentifik
asi

1. Motivasi Hasil Literatur : Setelah dianalisis :


belajar siswa 1. Siswa kurang berminat
rendah pada Banyak siswa yang mengalami masalah dalam
pada mata pelajaran
pelajaran belajar akibatnya hasil belajar yang dicapai
matematika matematika.
rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa akan
2. Siswa memiliki masalah
menghambat pencapaian tujuan pendidikan dan
dalam cara belajarnya.
merupakan ancaman bagi kemajuan bangsa yang
3. Pengaruh kurangnya
harus ditangani dengan tepat.
perhatian dari
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
lingkungan keluarga.
belajar siswa diantaranya : Faktor Internal yaitu
4. Guru belum maksimal
faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
berinovasi dalam
seperti kondisi jasmani dan rohani, cita-cita atau
memanfaatkan model-
aspirasi, kemampuan siswa dan perhatian.Faktor
model pembelajaran dan
Eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar
pemanfaatan teknologi
diri siswa seperti kondisi lingkungan siswa,
dalam pelajaran
unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya
matematika
guru dalam mengelola kelas.( Sudaryono, dalam
5. Pengaruh penggunaan
Moslem dkk, 2019 : 259-260)
Hp membuat siswa
Russefendi dalam Apriadi dkk (2021:135)
cenderung
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam
menggunakan nya untuk
dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari
bermain game dari pada
hasil eksperimen atau hasil observasi matematika
belajar
terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang
berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran.Berdasarkan beberapa pendapat maka
penulis menyimpulkan matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran
dan konsep-konsep yamg saling berkaitan.
Hasil Wawancara :

Kepala Sekolah :
Imam Safe’í, M. Pd
Faktor dari siswa yang memang motivasi untuk
belajarnya belum maksimal, tidak memiliki
gairah.
Solusinya adalah guru harus lebih inovasi saat
pembelajaran.

Guru Matematika Kelas VII


Garnis Martaningrum, S. Pd
Siswa kurang minat pada pelajaran Matematika
Solusi : Guru bangkitkan motivasi siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran yang
inovatif.

Guru Matematika Kelas VIII


Nurhudawati, M, Pd
Materi yang disampaikan oleh guru kurang
menarik Solusinya : guru harus lebih inovasi.
Guru Penggerak
Ibu Dewi Indriyani, S. Pd
Siswa kurang minat dengan pelajaran yang
dipelajari, Guru belum maksimal berinovasi.
Solusinya guru mau belajar menggali ilmu-ilmu
baru salah satunya memanfaatkan PMM.

Siswa
Josea Ramot Manurung
Siswa lebih suka bermain handphone khususnya
bermain game daripada belajar materi pelajaran
Solusinya mengurangi penggunaan Hp untuk hal-
hal diluar pelajaran
https://youtu.be/t5BRzR1yxv4
https://drive.google.com/drive/folders/1fP3R-
T2BJIyHRTFoL0UPCs99qmBY2LHz?usp=drive_link
2. Literasi Literatur Setelah dianalisis :
Siswa belum
memiliki Literasi sains yang rendah menyebabkan
literasi kurangnya kecakapan peserta didik Literasi
membaca yang mengembangkan dan meningkatkan kemampuan 1. Program
baik pembiasaan untuk
kreatif dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan di
Numerasi kehidupan sehari- hari, kesulitan dalam pemecahan literasi numerasi
Rendahnya masalah, dan lambat menentukan serta mengambil belum berjalan
kemampuan maksimal.
keputusan. Dampak lain dari rendahnya literasi
menyelesaikan
sains yaitu peserta didik kurang tanggap terhadap 2. Minat siswa untuk
pemecahan
masalah pada permasalahan dan perkembangan yang berkaitan literasi numerasi
soal numerasi kurang.disebabkan
dengan lingkungan sekitar, seperti fenomena alam
dan karakteristik lokal daerah (Safrizal, dkk., media penyampaian

2019). yang kurang


menarik.
Berdasarkan dampak-dampak tersebut, maka 3. Siswa kurang
diperlukan analisis terhadap rendahnya tanggap terhadap
kemampuan literasi sains peserta didik di permasalahan dan
Indonesia sehingga dapat diketahui aspek apa saja perkembangan yang
yang perlu diperbaharui dan dibenahi pada berkaitan dengan
pembelajaran sesuai dengan tuntutan lingkungan sekitar.
perkembangan zaman.

Numerasi

Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor


penghambat belajar yang mempengaruhi kinerja
kognitif, seperti mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah matematika (Sakarti, 2018).

Rendahnya kemampuan literasi numerasi tersebut


disebabkan oleh banyak hal, seperti kurangnya
pembiasaan dari guru untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan soal literasi
numerasi. Kenyataan tersebut membuat peserta
didik kesulitan dalam menyelesaikan soal literasi
numerasi (Diyarko dan Waluyo, 2016).
Hasil Wawancara :

Kepala Sekolah :
Imam Safe’í, M. Pd
Siswa tidak bergairah saat melakukan literasi
numerasi
Solusinya program pembiasaan harus digalakkan
dengan menambah fasilitas buku bacaan yang
menarik.
Guru Matematika Kelas VII
Garnis Martaningrum, S. Pd
Kurangnya kemampuan siswa dalam literasi
numerasi khususnya dipelajaran matematika
Solusinya guru harus bias membangkitkan
motivasi siswa untuk literasi numerasi
Guru Matematika Kelas VIII
Nurhudawati, M, Pd
Siswa kurang berminat melakukan literasi
numerasi. Solusinya guru memberikan
pembiasaan dikelas sebelum memulai
pembelajaran
Guru Penggerak
Ibu Dewi Indriyani, S. Pd
Media penyampaian literasi numerasi di sekolah
belum menarik bagi siswa. Solusinya dibuatkan
media yang menarik minat baca siswa/

Siswa
Josea Ramot Manurung
Siswa belum membiasakan kegiatan litersi
numerasi sebelum dimulainya pembelajaran.
Solusinya guru dan siswa bersama-sama
membiasakan program literasi numerasi sebelum
dimulainya kegiatan belajar.

https://youtu.be/t5BRzR1yxv4

https://drive.google.com/drive/folders/1fP3R-
T2BJIyHRTFoL0UPCs99qmBY2LHz?usp=drive_link

3. Siswa Literatur Setelah dianalisis


berkebutuhan Setiap anak berkebutuhan khusus, baik yang
khusus belum bersifat permanen maupun temporer memiliki 1. Siswa ABK
lancar
perkembangan hambatan belajar dan kebutuhan mengalami kesulitan
membaca dan
berhitung belajar yang berbeda-beda. Hambatan belajar ketika belajar.
yang dialami oleh setiap anak disebabkan oleh 2. Siswa ABK lamban
tiga hal: belajar.
1. Faktor lingkungan
2. Faktor dalam diri anak sendiri
3. Kombinasi antara faktor lingkungan dan
faktor dalam diri anak. Setiap anak dengan
kebutuhan khusus memiliki ciri-ciri tertentu yang
berbeda dengan antara yang satu dengan yang
lainnya, yang termasuk kedalam ABK antara lain:
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, lamban belajar, anak
autis, anak berbakat dan anak hiperaktif. (Delphie,
2009)

Hasil Wawancara :
Guru BK
Delia Atikasari
Siswa lamban dalam membaca dan menulis.
Solusinya siswa harus diberi perhatian dan
pendampingan khusus dari guru-guru yang ikut
mengajar di kelas yang ada siswa ABK nya.
https://youtu.be/Q-MzOgPOCLU
4. Relasi/ Literatur Setelah dianalisi
hubungan guru 1. Siswa kurang
Beberapa penyebab rendahnya keterlibatan
dengan orang mendapatkan
orangtua dalam mendidik anak terkait masa
tua terkait pendampingan
pendidikan anak usia dini seperti yang
pembelajaran orang tua saat
diungkapkan Friedenan meliputi a. Faktor status
masih sangat belajar dirumah..
social, b. Faktor bentuk keluarga, c. Faktor tahap
terbatas
perkembangan keluarga, dan d. Faktor model
2. Sekolah belum
peran, (Irma, 2019)
maksimal
mengkomunikasika
n hasil belajar
Hasil Wawancara : siswa pada orang
tua.
Kepala Sekolah :
Imam Safe’í, M. Pd
Sekolah belum maksimal mengkomunikasikan
hasil belajar siswa kepada orang tua. Solusinya
pihak sekolah akan menambah volume waktu
mengkomunikasikan hasil belajar siswa.

Selaku Wali Kelas


Ika Roslina, S.Pd
Kurang maksimalnya waktu antara guru dan
orang tua dalam mendiskusikan proses dan hasil
pembelajaran siswa.
Solusinya guru dan orang tua menambah volume
untuk berkomunikasi supaya saling terbuka dalam
memecahkan masalah siswa.
Orang tua siswa
Sabirin
Orang tua belum maksimal ikutserta mendidik
siswa di rumah, karena kurangnya kemampuan
dalam pembelajaran. Solusinya orangtua
memberikan perhatian yang lebih untuk siswa.

https://youtu.be/5rfZDJMS-pE
https://youtu.be/207fklRvchA

5. Guru belum Literatur Setelah dianalisis


maksimal
Fakta dilapangan, kemampuan dan kemauan guru
1. Siswa belum
mengimplemen
untuk mahir dalam penggunaan beragam model
maksimal
tasi model-
pembelajaran aktif masih kurang. Kurangnya
memperoleh
model
pengetahuan dan pemahaman guru terhadap
pembelajaran yang
pembelajaran
penggunaan beragam model pembelajaran
inovatif dari
inovatif
menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk
gurunya.
sekolah dan pemimpinnya dalam menerapkan
2. Siswa belum
kebijakan sekolah . Guru kurang optimal dalam
terbiasa belajar
penyampaian materi ajar karena hanya
dengan
menggunakan metode ceramah, (Nurgiansyah,
menggunakan model
2020)
pembelajaran seperti
Kepala Sekolah : PBL, PJBL, dll.
Imam Safe’í, M. Pd

Guru belum maksimal memanfaatkan aplikasi 3. Guru kurang


PMM, wawasan guru terhadap pembelajaran optimal dalam
inovatif masih belum maksimal, siswa terbiasa menyampaikan
diajarkan dengan metode ceramah tanpa model materi ajar karena
pembelajaran yang inovatif Solusinya adalah hanya menggunakan
guru memaksimalkan pelatihan mandiri yang ada metode ceramah.
di PMM.
Guru Matematika Kelas VII
Garnis Martaningrum, S. Pd
Sarana dan prasarana yang masih belum
memadai. Solusinya guru mengikuti pelatihan
dan praktik baik dalam pembelajaran di
kelas.
Guru Matematika Kelas VIII
Nurhudawati, M, Pd
Kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran dengan materi yang akan
diajarkan belum maksimal. Solusinya guru
menambah pengetahuan tentang model-
model pembelajaran.
Guru Penggerak
Dewi Indriyani, S. Pd. Gr
Guru kurang waktu untuk mengembangkan
pembelajaran terbaik, wawasan guru terhadap
pembelajaran inovatif masih kurang maksimal,
siswa terbiasa belajar tanpa menggunakan
model pembelajaran, Solusinya siswa harus
dibiasakan menggunakan proses
pembelajaran yang ada pada model
pembelajaran, seperti model PBL atau PJBL,
guru harus membiasakan menginovasi cara
pembelajaran di kelas.

https://youtu.be/t5BRzR1yxv4
6. Kemampuan Literatur Setelah dianalisis
siswa dalam 1. Siswa kesulitan
Menurut (Saputra, 2016 : 91-92) tujuan utama
memecahkan dalam menerapkan
dari High Order Thinking Skills yaitu,
soal-soal konsep (kesulitan
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik
HOTS dalam dalam mengkaitkan
untuk dapat berada dilevel yang lebih tinggi,
pelajaran konsep antar materi)
terutama yang berkaitan dengan kemampuan
matematika dalam pelajaran
berpikir kritis dalam menerima berbagai jenis
masih rendah matematika
informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan
2. Siswa belum
suatu permasalahan menggunakan pengetahuan
berpikir kritis dalam
yang telah dimilikinya, serta dapat membuat
menerima berbagai
keputusan dalam situasi yang kompleks. Dengan
jenis informasi
adanya soal HOTs diharapkan dapat melatih
3. Siswa belum
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis
terbiasa
dan kreatif dalam memecahkan suatu
mengerjakan soal-
permasalahan, serta diharapkan dapat membuat
soal yang
peserta didik lebih mampu untuk mempelajari
berhubungan dengan
suatu hal yang belum diketahuinya, kemudian
masalah verbal atau
berhasil mengaplikasikannya dalam situasi baru.
soal cerita dalam
Untuk dapat menyelesaikan soal HOTs tersebut
pelajaran
peserta didik perlu memiliki pemahaman materi.
matematika.

Kesulitan dalam memecahkan soal HOTS


dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu: a) kesulitan
dalam mempelajari konsep (kesulitan dalam
mempelajari konsep dalam satu materi), b)
kesulitan dalam menerapkan prinsip (kesulitan
dalam menerapkan konsep yang artinya
kesulitan dalam mengkaitkan konsep antar
materi), c) kesulitan dalam menyelesaikan
masalah verbal (kesulitan dalam menyelesaikan
soal- soal yang berhubungan dengan masalah
verbal atau soal cerita. Cooney (dalam
Abdurrahman, 2003: 278) dalam artikel (Lailli
Ma’atus Sholekah, dkk, 2017)
Hasil wawancara
Kepala Sekolah :
Imam Safe’í, M. Pd
Siswa belum terbiasa mengerjakan soal-soal
HOTS, kemampuan siswa menganalisis soal-
soal HOTS masih rendah, siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita . Solusinya siswa
harus mulai sering diberikan soal-soal HOTS
secara bertahap

Guru Matematika Kelas VII


Garnis Martaningrum, S. Pd
Intake siswa masih rendah, guru juga belum
terampil dalam mengolah pembelajaran yang
berbasis HOTS. Solusinya adalah Siswa harus
sering menganalisis soal HOTS, guru harus
banyak membimbing.

Guru Matematika Kelas VIII


Nurhudawati, M, Pd
Siswa belum maksimal dalam menjawab soal-soal
HOTS, guru belum membiasakan penggunaan
soal-soal HOTS dalam pembelajaran. Solusinya
siswa dibiasakan untuk mengerjakan soal-soal
HOTS

Guru penggerak
Dewi Indriyani, S.Pd
Siswa belum dibiasakan mengerjakan soal-soal
HOTS. Solusinya dengan melatih siswa secara
bertahap untuk mengerjakan soal HOTS
https://youtu.be/t5BRzR1yxv4
https://drive.google.com/drive/folders/1fP3R-
T2BJIyHRTFoL0UPCs99qmBY2LHz?usp=drive_link

7. Pemanfaatkan Literatur Setelah diananlisis


teknologi TIK Faktor penyebab guru belum maksimal 1. Siswa belum
dalam menggunakan teknologi yaitu a. guru tidak secara maksimal
pembelajaran memiliki motivasi untuk mempelajari teknologi, menggunakan
belum b. guru malas untuk menerapkan hal baru dalam teknologi untuk
mengakses materi
maksimal pembelajaran yang dianggap rumit, c. fasilitas
pembelajaran.
guru yang kurang memadai, d. factor umum
2. Siswa belum
membuat guru tidak memiliki motivasi untuk terampil
menggunakan serta mempelajari teknologi. menggunakan alat
teknologi.
(Amalia, 2016)
3. Guru dan siswa
belum memiliki
Hasil wawancara
Kepala Sekolah : motivasi yang besar
Imam Safe’í, M. Pd untuk mempelajari
Guru dan siswa belum secara maksimal teknologi.

menggunakan teknologi untuk memanfaatkan


platform belajar yang sekarang sudah banyak
bisa diakses lewat Hp. Solusinya guru dan
siswa supaya lebih memanfaatkan teknologi
untuk mendukung dalam mencari wawasan
mengenai pembelajaran.
Guru Matematika Kelas VII
Garnis Martaningrum, S. Pd
Guru dan siswa kurang terampil dalam
pemanfaatan teknologi. Solusinya guru dan siswa
banyak berlatih terkait dalam pemanfaatan
teknologi.
Guru Matematika Kelas VIII
Nurhudawati, M, Pd
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan
teknologi. Solusinya guru lebih banyak berlatih.
Guru penggerak
Dewi Indriyani, S.Pd
Siswa dan guru belum terampil menggunakan
tekonologi. Solusinya guru dan siswa lebih
memaksimalkan penggunaan teknologi untuk
pembelajaran.
https://youtu.be/t5BRzR1yxv4
https://drive.google.com/drive/folders/1fP3R-
T2BJIyHRTFoL0UPCs99qmBY2LHz?usp=drive_link
Daftar Pustaka :
Afrizal, Yulia, S., Anastasha, D. A., Husnani, & Rahmi, S. (2021). Gambaran Kemampuan Literasi
Sains Siswa Sekolah Dasar di Kota Padang (Studi Kasus Siswa di Sekolah Akreditasi A). El-Ibtidaiy:
Journal of Primary Education, 4(4), 55-64.Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA Volume 13, Nomor
1, halaman 11-19, 2023 http://jurnallensa.web.id/index.php/lensa. Diakses tanggal 20 November 2023.

Apriadi, Muhammad Akbar.,Elindra, Rahmatika & Harahap, Muhammad syahril. 2021. Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sebelum Dan Sesudah Masa Pandemi Covid-19. JURNAL
MathEdu (Mathematic Education Journal). Volume IV; 133-144.
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu.diakses 20 November 2023.
Delphie, Bandi, M.A, S.E, Dr, Prof. 2009. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam
Setting Pendidikan Inklusi. Klaten: Intan Sejati
hakimzaenal@unmabanten.ac.id robby.rizky@unmabanten.ac.id diakses tanggal
20 November 2023
Diyarko., & Waluya, B. (2016), Analisis Kemampuan Literasi Matematika Ditinjau Dari
Metakognisi Dalam Pembelajaran Inkuiri Berbantu Lembar Kerja Mandiri Mailing
Marge, Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (1) - 2016 Hal: 70-80.
Gais, Z., & Ekasatya, A. A. (2017). Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Higher Order Thinking Skill Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis Siswa.
Mosharafa : Jurnal Pendidikan Matematika.
Hartaka, I. M., Ardiyani, L. P. C., & Suciani, K. (2020). Berbagai Sikap Terhadap Eksistensi Tuhan
Pada Era Industri 4.0. Vidya Darśan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu, 2(1).
Irma, C. N. Nisa, K & Sururiah, S.K. (2019). Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia
dini di TK Marsyitoh 1 Purworejo. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak U
Moslem dkk. 2019. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata
Pelajaran Aircraft Drawing Di SMK. Journal of Mechanical Eingineering Education. Volume
VI Tahun 2020. http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu.diakses 20 November 2023.
Nurgiansyah, T. H & Pringgowijoyo, Y (2020). Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran
Jurisprudensial Pada Guru Di KB TK Surya Marta Yogyakarta. KUAT : Keuangan Umum
dan Akuntansi Terapan, 2(1), 52-57
Sagala, Syaiful. 2005 Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Sakarti, H. (2018). Hubungan kecemasan dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah
matematika. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains (JPIS), 7(1), 28–41.
Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu
Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung:
SMILE’s Publishing. (ainikeren1@gmail.com) (julianto@unesa.ac.id) diakses tanggal
20 November 2023.

Anda mungkin juga menyukai