Anda di halaman 1dari 6

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah Siklus 2


Nama Mahasiswa : IKA ROSLINA
No UKG : 201503104673
NIM : 2398013620
Asal Instansi : SMPN 1 SEKINCAU Kab. Lampung Barat Prov. Lampung

No Hasil eksplorasi Akar penyebab Analisis akar penyebab masalah Masalah terpilih
penyebab masalah masalah (data pendukung) yang akan
diselesaikan

1 Assessment : Yang menjadi Sumber kajian literatur Setelah menganalisis


1. Rendahnya hasil akar penyebab Belum maksimalnya peserta didik akar penyebab masalah
assesment diagnostik masalah adalah : mengerjakan assessment diagnostik maka masalah terpilih
kognitif peserta didik Belum kognitif menjadi penyebab rendahnya yang akan diselesaikan
pada pembelajaran maksimalnya hasil assessment diagnostic kognitif adalah :
matematika. peserta didik peserta didik.
Ranah Kognitif :
2. Rendahnya hasil mengerjakan Penilaian kurang mendapatkan
assessment kompetensi
assessment perhatian dalam siklus belajar dan 1. Sejumlah peserta
minimum peserta didik
khususnya numerasi. diagnostik kognitif pengajaran. Pada umumnya para didik masih
3. Kurangnya motivasi
pada pembelajaran pendidik hanya berfokus pada materi kesulitan dalam
peserta didik dalam
matematika. yang harus diberikan pada siswanya. menganalisis soal-
melakukan assessment
Rutinitas pendidik dalam menjalankan soal berbasis
awal dan sumatif di
tugasnya, serta ketidaktahuan maupun HOTS pada
sekolah.
mengabaikan tingkat pemahaman pembelajaran
peserta didik cenderung untuk matematika.
menghasilkan proses kegiatan belajar 2. Sejumlah peserta
mengajar yang kurang bermakna bagi didik kesulitan
siswa ( Iriyadi, 2014 ). dalam memahami
2. Miskonsepsi Yang menjadi Sumber kajian literature materi pelajaran
1. Peserta didik belum akar penyebab Menurut Malikha dan Amir (2018), siswa yang diberikan oleh
maksimal memahami masalah adalah : mengalami miskonsepsi apabila: (1) Terjadi guru.
konsep dasar sebelum Rendahnya pemahaman suatu konsep yang tidak akurat Ranah Afektif :
memulai materi baru pemahaman yang tidak sesuai dengan konsep yang telah
pada saat belajar konsep awal yang 1. Rendahnya
diterima dan disepakati secara ilmiah oleh
matematika. dimiliki peserta motivasi peserta
pakar ahli dalam bidang tersebut; (2)
2. Beberapa peserta didik didik pada saat didik dalam
Menyatakan ulang konsep secara tidak
belum memahami pembelajar menyelesaikan
konsep soal berbasis benar; (3) Tidak benardalam
matematika assessment
HOTS. mengklasifikasikan obyek-obyek dari diagnostik kognitif
konsep; (4) Tidak benar dalam membedakan pada pembelajaran

mana yang merupakan contoh konsep dan matematika.


2. Rendahnya minat
yang bukan contoh konsep; (5) Tidak benar
literasi numerasi
dalam menyajikan konsep dalam bentuk
peserta didik dalam
lain yang lebih sederhana atau dalam
pembelajaran
bentuk simbol-simbol matematika; (6)
matematika.
Tidak mengetahui secara benar syarat perlu
dan syarat cukup dari suatu konsep; (7)
Menggunakan konsep yang salah dalam
menerapkan konsep dengan prosedur atau
operasi tertentu; (8) Tidak dapat
mengembangkan konsep dengan benar,
dan tidak menggunakan konsep
sebenarnya namun menggunakan konsep
yang lain yang berbeda dengan konsep yang
telah diterima dan disepakati secara ilmiah
oleh para ahli dalam memecahkan masalah”.

3. Feedback / Umpan balik Yang menjadi Sumber kajian literatur


1. Rendahnya motivasi akar penyebab Menurut Suhadi (2008), feedback
peserta didik dalam masalah adalah : (umpan balik) merupakan suatu
menyelesaikan Rendahnya bagian penting dalam kegiatan
assessment kuis yang motivasi peserta belajar-mengajar. Umpan balik
diberikan guru didik dalam sangat mempengaruhi motivasi dan
sehingga berimbas menyelesaikan minat belajar peserta
pada keterlambatan assessment didik/mahapeserta didik.
dalam melakukan diagnostik kognitif Umpan balik segera merupakan peran
feedback. pada pembelajaran peserta didik untuk lebih aktif
2. Guru belum matematika. dibanding dengan peran guru. Pada
maksimal umpan balik ini, setiap jawaban tes
memancing yang benar diberi tanda benar,
apersepsi peserta jawaban tes yang masih salah diberi
didik ketika memulai tanda salah dan diberi petunjuk
kegiatan pembenaran, peserta didik dituntut
pembelajaran di untuk memperbaiki jawaban yang
kelas masih salah hingga benar, dan guru
3. Guru dan peserta memberikan kesempatan kepada
didik belum mahapeserta didik untuk
maksimal berkonsultasi. Hal ini berdasarkan
menggunakan media analisis Angelo dalam Herman
untuk memperlancar (2005:46) yang mengatakan bahwa
kegiatan assesment catatan yang diberikan terhadap
yang dilakukan. kesalahan-kesalahan yang dibuat
mahapeserta didik dan disertai
petunjuk pengerjaan yang benar akan
dapat meningkatkan kemampuan
mahapeserta didik.

4. Perilaku disiplin positif Yang menjadi Sumber kajian literatur


peserta didik di sekolah akar penyebab Belum terjalinnya komunikasi yang

1. Belum maksimalnya masalah adalah : maksimal antara guru dan peserta

pembinaan disiplin Belum terjalinnya didik berkaitan dengan perilaku

positif peserta didik. komunikasi yang disiplin positif menjadi akar penyebab

2. Rendahnya perilaku maksimal antara masalah

disiplin positif peserta guru dan peserta

didik disebabkan didik berkaitan

kurangnya rasa dengan perilaku

tanggung jawab. disiplin positif.

3. Guru dan peserta didik


belum membuat
kesepakatan kelas yang
jelas.
5. Literasi Numerasi Yang menjadi Kurang menariknya media literasi
akar penyebab numerasi yang menjadi akar penyebab
1. Belum maksimalnya
masalah adalah : peserta didik kurang berminat dalam
penggunaan media
Media melakukan kegiatan literasi numerasi.
penyampaian dalam
penyampaian Sumber kajian literature 1
kegiatan pembiasaan
kegiatan literasi Terdapat berbagai faktor penyebab
literasi numerasi.
numerasi yang rendahnya kemampuan literasi
2. Rendahnya hasil kurang menarik numerasi yang dimiliki peserta didik.
assessment minat peserta didik Fiangga, et al. (2019) menyebutkan
kompetensi sehingga berimbas bahwa peserta didik belum terbiasa
minimum peserta pada hasil untuk mengerjakan soal-soal berbasis
didik khususnya assessment. literasi, diman guru cenderung
numerasi. memberikan soal yang dapat langsung
3. Rendahnya minat diselesaikan peserta didik
literasi numerasi menggunakan rumus. Guru masih
peserta didik dalam berfokus pada hafalan, bukan pada
pembelajaran pengembangan kemampuan bernalar
matematika Sumber kajian literature 2
khususnya dalam (Rohim et al., 2021). Guru juga belum
saol berbasis HOTS. optimal dalam mengembangkan media
pembelajaran, model maupun strategi
belajar untuk mendukung optimalisasi
literasi numerasi.
Sumber kajian literature 3
Melalui pengimplementasian blended
learning di kelas V SD Kota Singaraja,
kemampuanliterasi numerasi peserta
didik dapat ditingkatkan (Dantes &
Handayani, 2021).
6. Kemampuan pemecahan Yang menjadi Kurangnya pemahaman guru tentang
pada soal-soal HOTS akar penyebab konsep dan penerapan HOTS.
masih rendah masalah adalah : merupakan akar penyebab
Peserta didik belum pembelajaran yang dilakukan dikelas
1. Peserta didik kesulitan
maksimal dalam masih belum berbasis HOTS
dalam dalam
menganalisis soal- Sumber kajian literature 1
mengkaitkan konsep
soal berbasis Suarjana (2017:104) menyatakan, mata
antar materi dalam
HOTS pada pelajaran matematika diperlukan setiap
pelajaran matematika.
pembelajaran orang untuk menyelesaikan berbagai
2. Peserta didik belum matematika. masalah, melalui proses berhitung
maksimal dalam serta berpikir. Mampu menyelesaikan
mengerjakan soal-soal masalah berarti mampu menelaah
yang berhubungan suatu permasalahan dan mampu
dengan masalah verbal menggunakan pengetahuannya ke
atau soal cerita yang dalam situasi baru.
berbasis HOTS dalam Sumber kajian literatur 2
pembelajaran Agar HOTS peserta didik berkembang
matematika. dengan baik, peserta didik perlu
dibiasakan pengukuran melalui HOTS,
jika tidak akan menyebabkan potensi
HOTS dalam diri peserta didik tidak
berkembang Arifin dan Retnawati
(2017:11).
7. Guru masih belum Yang menjadi Kurangnya Pemahaman guru tentang
mengoptimalkan akar penyebab penggunaan teknologi dalam media
pemanfaatan teknologi masalah adalah : pembelajaran. merupakan akar
dalam pembelajaran Pemanfaatan penyebab Guru masih belum
teknologi dalam mengoptimalkan pemanfaatan
1. Peserta didik belum
pembelajaran teknologi dalam pembelajaran.
maksimal
matematika belum Sumber kajian literature 1
memanfaatkan
maksimal. Dunia pendidikan memerlukan inovasi
teknologi untuk
untuk terus berkembang dan dapat
mengakses materi
mengikuti perkembangan bidang
pembelajaran
lainnya, Peran inovasi pendidikan pada
matematika.
pembelajaran berbasis teknologi
2. Perlunya guru digital sangatlah penting, inovasi
melibatkan peserta dibutuhkan agar pemanfaatan
didik secara langsung teknologi digital bisa dilakukan secara
ketika menggunakan optimal dan menyeluruh,
teknologi di kelas pada Kehadiran teknologi saat ini,
saat proses harapannya dapat dimanfaatkan
pembelajaran. dengan baik oleh semua pihak seperti
guru dan pelaku pendidikan lainnya
(Dewi Ambarwati,dkk, 2021 : 173)

Daftar Pustaka
Ambarwati, D., dkk. 2021. Peran Inovasi Pendidikan pada Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital. Universitas
Negeri Yogyakarta, 8 (2) : 173
(https://journal.uny.ac.id/index.php/jitp/article/view/43560) Diakses pada 22 Nopember 2023
Dantes, N., & Handayani, N. N. L. (2021). Peningkatan Literasi Sekolah dan Literasi Numerasi melalui Model
Blended Learning Pada Peserta didik Kelas V SD Kota Singaraja. WIDYALAYA: Jurnal Ilmu Pendidikan,
1(3),
269–283. Retrieved from http://jurnal.ekadanta.org/index.php/ Widyalaya/article/view/121
…………….(https://ojsdikdas.kemdikbud.go.id/index.php/didaktika/article/view/536) Diakses 22 nopember 2023

Fiangga, S., Amin, S. M., Khabibah, S., Ekawati, R., & Prihartiwi, N. R. (2019). Penulisan Soal Literasi Numerasi
bagi Guru SD di Kabupaten Ponorogo. Jurnal Anugerah, 1(1), 9–18. Retrieved from
https://doi.org/10.31629/anugerah.v1i1.1631
Iriyadi, D. (2014). Pengembangan penilaian Diagnostik hasil belajar Matematika siswa SMA NEGERI 1 Watampone.
Pascasarjana Universitas Negeri Makasar, Makasar.
Malikha, Z. & Amir, M. F. (2018). Analisis miskonsepsi siswa kelas V-B MIN Buduran Sidoarjo pada Materi
Pecahan ditinjau dari kemampuan matematika. Pi:Mathematics Education Journal, 1(2), 75– 81. DOI:
https://doi.org/10.21067/Pmej.V1i2.2329

Muhson, Ali.(2010).Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Pendidikan


Akuntansi Indonesia 8.2.
.(Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 1-6)
(Email: dr.takdirmuhammad@gmail.com) Diakses pada 21 Nopember 2023
Retnawati, H., Djidu, H., Kartianom, Apino, E., & Anazifa, R. D. (2018). Teachers’ knowledge about higher- order
thinking skills and its learning strategy. Problems of Education in the 21st Century, 76(2), 215– 230.
(Open Access: ttps://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/index) Diakses pada 21 Nopember 2023
Rohim, D. C., Rahmawati, S., & Ganestri, I. D. (2021). Konsep Asesmen Kompetensi Minimum Meningkatkan
Kemampuan Literasi Numerasi Sekolah Dasar untuk Peserta didik. Jurnal Varidika, 33(1), 54–62. Retrieved
from
(https://ojsdikdas.kemdikbud.go.id/index.php/didaktika/article/view/536) Diakses pada 22 Nopember 2023.
Suarjana, I. M., Nanci Riastini, N. P., & Yudha Pustika, I. G. N. (2017). Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbantuan
Media Konkret Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar. International Journal of Elementary
Education, 1(2), 103–114. https://doi.org/10.23887/ijee.v1i2.11601
(Open Access: ttps://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/index) Diakses pada 21 Nopember 2023

Anda mungkin juga menyukai