penyebab masalah penyebab masalah 1. 1. kesulitan dalam Guru belum membiasakan Literasi matematika kemampuan siswa dengan soal-soal merupakan menerjemahkan berbasis literasi. Hal ini kemampuan seseorang (linguistic disebabkan masih banyak untuk merumuskan, knowledge) guru yang masih belum menggunakan dan ditunjukkan mampu menyusun soal menafsirkan dengan literasi numerasi terutama matematika dalam kesalahan dalam untuk guru-guru di tingkat berbagai konteks. menafsirkan sekolah dasar agar siswa Hal ini meliputi bahasa soal; menjadi lebih terbiasa untuk penalaran matematik 2. kesulitan dalam menyelesaiakn soal-soal dan pengunaan konsep, menggunakan non-rutin tersebut. Guru prosedur, fakta dan prinsip termasuk cenderung membuat soal latihan matematika didalamnya rutin yang tertutup dan untuk siswa tidak dapat langsung diselesaikan mendeskripsikan, memahami dengan penggunaan suatu menjelaskan, dan variabel, rumus mempresiksi fenomena. kurangnya Hal ini menuntun penguasaan individu untuk dasar-dasar mengenali peranan aljabar dan matematika dalam kurangnya kehidupan dan kemampuan membuat penilaian memahami yang baik dan (schematic pengambilan knowledge) yang keputusan yang ditunjukkan dibutuhkan oleh dengan penduduk yang kesalahan dalam konstruktif, dan mengubah reflektif. bentuk persamaan, Penyebab dari kesulitan kesalahan dalam siswa memunculkan komputasi kemampuan penalaran aljabar, kesulitan diantaranya siswa dalam belum terbiasa menerapkan menyelesaikan soal-soal prinsip gradien yang menuntut tegak lurus dan kemampuan penalaran kesalahan dalam yang tinggi seperti pada operasi bilangan; soal-soal literasi 3. kesulitan dalam matematika yang menggunakan dikerjakan dan konsep termasuk kurangnya penguasaan didalamnya konsep matematika ketidakmampuan yang telah dipelajari untuk mengingat sehingga sulit konsep, memunculkan ketidakmampuan kemampuan penalaran. mendeduksi informasi berguna dari suatu konsep dan kurangnya kemampuan memahami (schematic knowledge) yang ditunjukkan dengan kurang lengkap dalam menuliskan rumus; dan 4. kesulitan dalam kemampuan algoritma termasuk didalamnya kurangnya kemampuan perencanaan (strategy knowledge) dan dalam kemampuan penyelesaian (algorithmic knowledge) ditunjukkan dengan tidak mengerjakan soal, krang langkah, belum selesai, kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan. 5. Kurangnya materi pembelajaran matematika yang dikembangkan guru 6. Siswa kurang aktif dalam menanggapi pembelajaran matematika yang berlangsung 2. Faktor-faktor 1. Faktor keturunan/ 1. Berdasarkan analisis penyebab kesulitan bawaan akar masalah, belajar menulis 2. Gangguan semasa ditemukan bahwa permulaan yaitu: kehamilan, saat penyebab kesulitan Faktor internal siswa melahirkan belajar membaca mencakup: atau prematur permulaan yaitu guru 1. kemampuan 3. Kondisi janin yang kurang variatif dalam motorik halus yang tidak menerima cukup menerapkan metode lemah, oksigen atau nutrisi dan dalam pembelajaran 2. kemampuan visual atau ibu yang merokok, membaca permulaan memori lemah, menggunakan obat- yang terdiri dari: 1) 3. minat dan motivasi obatan (drugs), atau metode bunyi; 2) belajar yang rendah meminum alkohol selam metode abjad; 3) 4. kebiasaan belajar a masa kehamilan. metode suku kata; dan yang dilakukan siswa 4. Trauma pasca 4) metode kata baik di kelas maupun kelahiran, seperti lembaga. di rumah. demam yang sangat 2.Kedua penyebab Faktor eksternal tinggi, trauma kesulitan belajar siswa mencakup: kepala, atau pernah menulis permulaan 1. kurangnya tenggelam. lebih sering disebabkan perhatian orang tua 5. Infeksi telinga yang beru kesalahan penerapan terhadap siswa, lang pada masa bayi dan metode menulis 2. suasana rumah balita. Anak dengan permulaan. Adapun yang kurang kesulitan belajar metode dalam mendukung biasanya pembelajaran menulis 3. kondisi lingkungan mempunyai sistem imun permulaan yaitu: 1) sekitar yang lemah metode struktural 4. pengaruh media 6. Awal masa kanak- analitik sintetik (SAS), sosial. kanak yang sering 2) metode kupas berhubungan dengan rangkai suku kata aluminium, arsenik, (KRSK), dan 3) metode merkuri/raksa, dan neu abjad. rotoksin lainnya. 7. Faktor Intelektual 8. Faktor lingkungan 9. Kurangnya motivasi dari pihak keluarga 10. Kurangnya minat membaca siswa yang rendah
3. Kurangnya Adanya salah satu peraturan 1. komunikasi guru
komunikasi antara yang mengharuskan social dengan orangtua pihak sekolah, guru, distancing pada saat kurang baik karena siswa dan orangtua pandemi, hal ini guru siswa disebabkan mengakibatkan emosi siswa membuat WhatsApp oleh beberapa faktor lebih sulit terkontrol karena group untuk antara lain: kurangnya komunikasi berkomunikasi dengan 1. Faktor Sekolah. antar guru dan orang tua orangtua siswa Kesulitan dan untuk membahas strategi sehingga tidak bisa ketidak-siapan apa yang diharus diterapkan bertemu langsung pihak sekolah dalam mengendalikan untuk terutama guru emosional siswa. mengkomunikasikan kelas dan guru permasalahan siswa. pendamping 2. keterlibatan orangtua khusus sebagai dalam proses pembimbing anak pembelajaran bisa dalam dikatakan belum melaksanakan maksimal karena pembelajaran dibuktikan dari siswa online yang kurang disiplin dalam inovatif. mengikuti 2. Faktor Orang tua. pembelajaran baik Kurang menguasai dalam mengikuti proses teknologi, tidak pembelajaran maupun memiliki dalam pengumpulan pemahaman tugas-tugas yang 3. Faktor diberikan Lingkungan. 3. pastisipasi orangtua Kurangnya media dalam menegakkan dalam peraturan yang penyampaian disepakati bersama aspirasi pihak hanya berjalan dengan orangtua siswa baik 1 samapi 3 minggu yang akan saja, minggu-minggu disampaikan selanjutnya peraturan kepada pihak mulai tidak sekolah. ditengakkan lagi dengan alasan sibuk bekerja dan tidak ada waktu. Selain anak mulai jenuh dan bosan belajar daring, anak juga mulai tidak patuh lagi dengan pelaturan yang diberikan sehingga si anak lebih patuh kepada gurunya dari pada orangtuanya sendiri 4. Tinggi rendahnya 1. Guru kurang kreatif 1. Pembelajaran yang hasil belajar yang dalam mengembangkan inovatif akan membuat menimbulkan banyak model pembelajaran yang siswa tertarik pada faktor yang inovatif pembelajaran dan mempengaruhi hasil 2. Belum adanya sosialisasi memicu munculnya belajar diantaranya dari pihak sekolah kreatifitas pada siswa. (1) faktor internal tentang pemanfaatan Kriteria desain yaitu yang berasal model pembelajaran yang pembelajaran yang dari dalam diri siswa, inovatif diharapkan disini seperti kurangnya 3. Belum adanya sarana dan adalah berpusat pada minat dan motivasi prasarana yang memadai siswa. Mendesain siswa saat pembelajaran ini harus pembelajaran diawali dengan studi matematika (2) faktor pendahuluan eksternal yaitu yang mengenai siswa. berasal dari luar diri Beberapa hal yang siswa, seperti metode perlu dipahami tentang guru yang tidak siswa yaitu menarik bagi siswa kemampuan dasar dan menyebabkan gaya belajar yang masih pembelajaran kurang banyak siswa tidak menyenangkan tertarik mengikuti antara lain : pembelajaran. a. Guru masih 2.Kurangnya menggunakan model pengetahuan orang tua pembelajaran yang tentang perkembangan monoton yaitu TIK ditambah ceramah kurangnya sosialisasi guru tentang pemanfaatan model pembelajaran yang diterapkan. 3. Pengenalan model pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah pembelajaran blended learning yang dapat diterapkan di sekolah dasar dengan cara offline ataupun hybrid learning. Pembelajaran dengan online dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam platform online seperti portal rumah belajar, google classroom, Edmodo, web, kipin school dan sebagainya
penyebab kesulitan belajar dari guru supaya optimalisasi siswa dalam siswa dapat berpikir kemampuan berfikir pemahaman belajar tingkat tinggi (HOTS) tingkat tinggi dalam serta penyelesaian 2. Siswa belum terbiasa pembelajaran soal HOTS antara mengerjakan soal HOTS didasarkan pada lain: kenyataan bahwa 1. Kurangnya sebagian siswa belum pemahaman mampu untuk konsep yang menghubungkan digunakan antara pengetahuan dalam perhitunga yang sudah dipelajari di n, sekolah dengan 2. Tidak mampu bagaimana cara memahami soal mengimplementasikan berupa narasi, dalam kehidupan 3. Salah nyata. Pembelajaran di mendeskripsikan sekolah dasar pertanyaan dari cenderung menekankan soal, pada aspek hafalan, 4. Kurangnya tanpa mengembangkan berlatih dalam pemahaman yang menyelesaikan mendalam untuk soal, diaktualisasikan. 5. Guru belum Sehingga terkesan tidak membimbing konstektual, siswa untuk pembelajaran yang mengembangkan telah siswa lakukan ide/materi seolah-olah tidak sama sehingga HOTS atau terpisah dari belum tercapai kehidupan nyata oleh siswa sehingga menjadikan 6. Siswa belum pembelajaran tersebut mampu untuk tidak bermakna karena memecahkan mereka tidak dapat masalah dan menerapkan apa yang mengambil telah mereka pelajari keputusannya apabila dihadapkan sendiri pada situasi berbeda yang mereka temui di luar kelas. 2. Proses keterampilan berpikir tingkat tinggi diperoleh dari pengalaman siswa dalam mengikuti pembelajaran , siswa agar dapat mengkontruksi dan membangun suatu pengetahuan dalam dirinya sehingga memiliki kesadaran dalam proses pembelajaran. belajar yang seperti ini membuat siswa dapat berkembang dan memiliki kemampuan bernalar. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran lebih pada kemampuan menggunakan konsep dan kemampuan mengembangkan keterampilan tingkat tinggi indikator untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOT) 6. Faktor Yang 1. Sarana dan prasarana Dalam Permendiknas Mempengaruhi yang digunakan guru nomor 16 tahun 2007, Pemanfaatan TIK belum lengkap ada empat kompetensi Oleh Guru, kendala 2. Guru tidak ada kemauan yang harus dimiliki oleh pemanfaatan TIK oleh untuk belajar dalam guru diantaranya guru adalah: memanfaatkan TIK dalam kompetensi pedagogik, 1. Tidak adanya pembelajaran. profesional, individual, akses, 3. Siswa kurang tertarik dan sosial. Yang 2. Tidak adaanya terhadap pembelajaran dimaksudkan sarana TIK, yang diberikan oleh guru kompetensi guru dalam 3. Pembelajaran penelitian ini yaitu tidak kompetensi pedagogik, mengintegrasika dalam kompetensi n TIK, pedagogik dinyatakan 4. Guru tidak bahwa seorang guru memiliki harus mampu pengetahuan menggunakan serta tentang TIK, dan memanfaatkan TIK 5. Tidak adanya guna untuk kemauan guru kepentingan untuk pembelajaran. memanfaatkan 2. kompetensi yang TIK. dimiliki oleh guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK sudah cukup baik. Namun masih diperlukan banyak bimbingan dalam mencari media dan sumber belajar dari internet. Disarankan untuk pihak sekolah agar lebih meningkatkan lagi pengadaan bimbingan mengenai TIK bisa melalui pelatihan, seminar, bahkan lokakarya, sehingga beberapa kendala dalam pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran dapat diatasi. Akibat kurangnya kemampuan menggunakan TIK menyebabkan siswa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Nama : Nana Harimulyani, S.P
Kelas : PGSD 10 (J)
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Kelas 1
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Kelas 5
Hasil eksplorasi Analisis akar
No Akar penyebab masalah penyebab masalah penyebab masalah 1. Faktor yang 1. Faktor internalnya adalah 1. Faktor internal yaitu mempengaruhi kesehatan tubuh yang tidak yang berasal dari dalam rendahnya motivasi optimal, cacat tubuh yaitu diri siswa, seperti belajar siswa penglihatan yang lemah atau kurangnya minat dan diantaranya tempat mata minus dan motivasi peserta didik belajar, fungsi fisik, pendengaran yang kurang, saat pembelajaran kecerdasan, sarana kecerdasan yang rendah, dan prasarana, minat siswa masih rendah. 2.Faktor yang waktu, kebiasaan 2.Faktor eksternalnya adalah mempengaruhi motivasi belajar, guru, orang faktor lingkungan sekolah belajar siswa adalah tua, emosional dan yaitu penggunaan media faktor keluarga dan kesehatan, serta pembelajaran yang kurang faktor sekolah. Faktor faktor teman inovatif, faktor lingkungan keluarga meliputi pola keluarga adalah orang tua asuh keluarga, relasi kurang memperhatikan antar anggota keluarga, kegiatan belajar matematika suasana rumah, siswa, suasana dirumah ekonomi keluarga dan kurang baik saat siswa latar belakang budaya belajar, kegiatan dalam keluarga. Faktor masyarakat yaitu siswa yang sekolah meliputi terlalu banyak aktivitas hubungan antara guru sehingga kegiatan belajar dan siswa, hubungan siswa menjadi terbengkalai, dengan teman sekolah dan faktor media massa serta fasilitas belajar di yaitu pengaruh penggunaan sekolah. gadget dan TV.
2. Siswa tidak 1. Guru belum Kesulitan belajar
memahami materi, mengadakan program matematika meliputi: kebingungan dalam untuk membangun 1) kesulitan memahami prinsip, dan komunikasi kepada konsep, mengalami kesulitan orang tua siswa 2) Kesulitan siswa verbal dalam 2. Orang tua siswa masih kurang hafal perkalian. menyelesaikan soal sibuk dengan 3) kesulitan dalam serta siswa malas pekerjaannya. membedakan simbol- mengerjakan latihan 3. Kesulitan siswa kurang simbol operasi hitung. soal untuk hafal perkalian. Faktor eksternal mendalami materi 4. Kesulitan dalam Kesulitan Belajar terdiri tersebut membedakan simbol- dari : simbol operasi hitung. 1) Orang tua dan Faktor eksternal keluarga, kurangnya Kesulitan Belajar terdiri perhatian orang tua dari : terhadap kebiasaan 1) Orang tua dan belajar anak di rumah, keluarga, kurangnya dan kurangnya perhatian orang tua pengetahuan orang tua. terhadap kebiasaan 2) Faktor sekolah belajar anak di rumah, meliputi, pendekatan dan kurangnya guru terhadap siswa pengetahuan orang tua. yang kurang terjalin, 2) Faktor sekolah pelaksanaan meliputi, pendekatan pembelajaran yang guru terhadap siswa dilakukan guru kurang yang kurang terjalin, menarik. pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik.
3. Hambatan-hambatan 1. Guru belum mengadakan Kerjasama orang tua
yaitu waktu, program untuk peserta didik dengan pandangan orang tua membangun komunikasi guru di sekolah masih tentang guru, Rasa kepada orang tua siswa tergolong lemah percaya diri orang 2. Orang tua siswa masih khususnya dalam hal tua masih rendah sibuk dengan komunikasi dan dan masih pekerjaannya. partisipasi orang tua terbatasnya dalam penegakan kemampuan dan disiplin sekolah. pemahaman guru Kedisiplinan siswa dan orang tua terkait dipengaruhi oleh kerjasama antara adanya paduan bentuk guru dan orang tua. kerjasama orang tua Yang mempengaruhi dengan guru di sekolah. hubungan komunikasi orang tua dan guru 1. lemahnya peran orang tua dalam pengasuhan 2. lemahnya peran sekolah
4. 1. menguras waktu 1. Akses internet terbatas Gaya mengajar guru
2. terbatasnya 2. Referensi kurang meluas belum memanfaatkan sarana dan 3. Alat yang digunakankemampuan secara prasarana kurang lengkap maksimal, cenderung 3. siswa kurang 4. Lemahnya literasi digital kurang bervariasi, fokus terhadap oleh guru. metode yang materi dipergunakan adalah 4. belum tersedianya metode ceramah, model jaringan internet pembelajaran yang dikembangkan guru kurang kreatif dan inovatif. Latihan yang diberikan kepada siswa kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan, sehingga proses pembelajaran tidak efektif. Siswa sangat ketergantungan terhadap guru dalam belajar, malas membaca bersifat hafalan yang membosankan dan tidak menarik. Selain itu juga karena akses internet terbatas sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak memuaskan. 5. Kemampuan guru 1. Siswa belum memahami Lembar Kerja Peseta dalam kalimat pada soal. Didik berbasis HOTS mengembangkan 2. Guru belum diharapkan dapat RPP, waktu yang membiasakan melatih pemikiran terbatas dan memberikan soal HOTS siswa untuk berpikir karakteristik siswa pada siswa. kritis karena siswa tidak hanya dilatih untuk mengingat, memahami dan mengaplikasikan, melainkan siswa diminta juga mampu menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasikan. Untuk mendukung pembelajaran yang melatih siswanya berpikir kritis, perlu didukung dengan kompetensi guru yang memadai tentang pemahamannya pada High Order Thinking Skills (HOTS). 6. 1. kurangnya 1. menggunakan media Penggunaan media kompetensi guru itu repot pembelajaran sangat dalam merancang 2. media itu canggih berpengaruh terhadap dan mengelola dan mahal hasil belajar siswa penggunaan media dalam muatan 3. guru tidak terampil dalam kegiatan pembelajaran IPA. menggunakan media pembelajaran Selain itu siswa juga 2. keterbatasan 4. media itu hiburan mempunyai muatan materi sedangkan belajar pengalaman yang yang tidak itu serius berbeda dalam proses sepenuhnya 5. tidak tersedia di pembelajaran mampu sekolah, menggunakan media. mengakomodir 6. kebiasaan Hal ini juga dapat kebutuhan menikmati meningkatkan pembelajaran ceramah/bicara kemampuan siswa 7. kurangnya dalam memahami materi pelajaran penghargaan dari dengan mudah melalui atasan. penggunaan media selama proses pembelajaran.