Anda di halaman 1dari 111

LK 1.

1 Identifikasi Masalah
Nama Guru: Imas Musfiroh
Asal Institusi: SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan
Identifikasi masalah pembelajaran terkait dengan penanganan siswa bermasalah dan
berkebutuhan khusus, membangun relasi dengan siswa, melakukan disiplin positif,
pemberian feedback, metode pembelajaran, masalah motivasi, materi HOTS (High Order
Thinking Skills), literasi numerasi, miskonsepsi, pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran, asesmen, interaksi dengan orang tua siswa, menggunakan model-model
pembelajaran inovatif, dan masalah terkait lainnya yang menjadi tugas keseharian guru
berdasarkan pengalaman.

Jenis Masalah yang


No. Analisis Identifikasi Masalah
Permasalahan Diidentifikasi

1 Masalah motivasi Peserta didik kurang Peserta didik menganggap fisika


tertarik dalam merupakan pelajaran yang
pembelajaran fisika menakutkan dan sulit untuk dipahami
sehingga minat peserta didik kurang
terhadap pelajaran fisika

2 Literasi Numerasi Peserta didik kurang 1. Peserta didik kurang cermat dalam
memahami soal cerita membaca dan memahami kalimat
dengan keterbatasan demi kalimat serta mengenai,
kemampuan lambang dan satuan fisika, apa
berhitungnya yang diketahui, apa yang
ditanyakan dan bagaimana cara
penyelesaiannya

2. Peserta didik memiliki keterbatasan


dalam pemahaman konsep dasar
yang diperlukan untuk memahami
prinsip-prinsip fisika. Ini dapat
mencakup kesulitan dengan operasi
berhitung. Cenderung menggunakan
handphone calculator

3 Interaksi dengan Peserta didik yang Orangtua sibuk beraktivitas dengan


orangtua siswa mengalami brokenhome kehidupannya masing-masing dan
memiliki kecenderungan mengabaikan perhatian kepada
mengalami masalah anaknya sehingga kurangnya
dalam pembelajaran komunikasi peserta didik dengan
orangtua
Jenis Masalah yang
No. Analisis Identifikasi Masalah
Permasalahan Diidentifikasi

4 Materi HOTS Peserta didik kesulitan 1. Rendahnya konsep dasar yang


mengerjakan soal-soal dimiliki peserta didik sehingga
HOTS kesulitan dalam menentukan rumus
mana yang akan digunakan karna
kemampuan siswa baru sebatas
LOTS

2. Pendidik kurang memberikan soal


HOTS

5 Pemanfaatan Pendidik belum 1. Pendidik masih mengajar bersumber


teknologi dalam memanfaatkan teknologi dari buku
pembelajaran digital dalam pengajaran
(aplikasi praktis) dikarenakan tidak 2. Pendidik belum memanfaatkan IT
mencukupinya fasilitas dalam pembelajaran
digital dan pendidik
belum menemukan 3. Keterbatasan fasilitas digital dan
aplikasi yang sesuai akses internet di sekolah dapat
menghambat penerapan metode
pembelajaran berbasis teknologi
yang sebenarnya dapat memperkaya
pembelajaran fisika

4. Jika peserta didik tidak dapat


melihat keterkaitan antara konsep
fisika dengan kehidupan sehari-hari
atau aplikasi praktis di dunia nyata,
mereka seperti kehilangan minat
dalam memahami materi tersebut

6 Fasilitas sekolah Sekolah tidak memiliki SMK memiliki keterbatasan dalam


alat praktikum, karena peralatan laboratorium dan sumber
lebih mengutamakan daya yang diperlukan untuk
peralatan yang eksperimen fisika yang efektif. Hal ini
membawahi sekolah dapat membatasi pemahaman siswa
menengah kejuruan tentang konsep fisika sehingga metode
yang sering di gunakan ceramah, dan
bahas soal saja. Dan menyimak materi
dan percobaan sederhana di link
youtube
LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Nama Mahapeserta didik: Imas Musfiroh
Asal Institusi: SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan
Pada langkah ini, melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dengan acuan dari wawancara
dan kajian literatur dalam eksplorasi penyebab masalah. Dari data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Peserta didik A. Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian teori dan
kurang tertarik 1. “Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi wawancara:
dalam Siswa SMA di Kota Singaraja dalam Mempelajari 1. Siswa kesulitan memahami fisika
pembelajaran Fisika” karena padatnya materi, pendekatan
fisika e-Journal Program Pascasarjana Universitas pembelajaran yang tidak kontekstual,
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 4 kurangnya perhatian guru, dan
Tahun 2014) kurangnya minat siswa.
 Siswa kesulitan memahami fisika karena materi 2. Faktor tambahan seperti interaksi yang
pelajaran fisika padat, menghapal dan matematis. kurang di lingkungan sekolah,
 Siswa kesulitan memahami fisika karena kemampuan dasar matematika yang
pembelajaran fisika tidak kontekstual kurang, ketertarikan pada
 Siswa tidak menyukai fisika karena guru fisika pembelajaran teori saja, dan
tidak memperhatikan siswa. pengajaran teoritis tanpa
 Siswa merasa kurang berbakat belajar fisika kontekstualisasi juga turut
namun berminat dan termotivasi belajar fisika berkontribusi pada kesulitan tersebut.
https://ejournal- 3. Solusi melibatkan perhatian terhadap
pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_ipa/article/ minat siswa, penggunaan pendekatan
download/1093/841 pembelajaran kontekstual, dan
2. “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa peningkatan interaksi dalam
pada Pembelajaran Fisika dengan Model pembelajaran fisika.
Pembelajaran ARCS”
Jurnal Genesis Indonesia (JGI)
JGI Vol. 1, No. 02, December 2022, pp.93-101
 Siswa dituntut harus mempelajari semua mata
pelajaran yang sudah ditetapkan pada
kurikulum sekolah. Padahal minat siswa
terhadap suatu mata pelajaran berperan sangat
penting demi menjaga keberlangsungan kegiatan
belajar mengajar
 Guru biasanya lebih fokus pada proses belajar
yang harus berjalan lancar, tetapi kurang
memperhatikan tujuan yang akan dicapai dari
pembelajaran tersebut
https://journal.iistr.org/index.php/JGI/article/view
/94

3. “Hubungan Minat dan Motivasi Belajar Siswa


terhadap Mata Pelajaran Fisika”
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Volume 6, Number 1, Tahun 2022, pp. 12-18
 Minat siswa yang kurang terhadap suatu
pelajaran akan membuat siswa merasa cepat
bosan dalam mengikuti pembelajaran.
 Siswa malas belajar karena kurangnya
interaksi dengan lingkungan sekolah khususnya
dalam pembelajaran fisika.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/arti
cle/view/41986/21818

Kesimpulan dari ke-3 jurnal di atas:


1. Kesulitan siswa dalam memahami fisika dapat
disebabkan oleh padatnya materi, pendekatan
pembelajaran yang tidak kontekstual, kurangnya
perhatian guru terhadap siswa, dan kurangnya
minat siswa terhadap pelajaran fisika.
2. Interaksi yang kurang di lingkungan sekolah
juga dapat menyebabkan siswa merasa malas
belajar.
3. Pentingnya memperhatikan minat siswa,
menggunakan pendekatan pembelajaran yang
kontekstual, dan meningkatkan interaksi dalam
pembelajaran fisika dapat membantu mengatasi
masalah-masalah ini.

2. Wawancara dengan rekan sejawat (guru fisika)


Nama: Mahmud Alhudhori, S.Pd
1. Kemampuan dasar matematika peserta didik
dalam operasi hitung masih kurang
2. Ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran
berupa teori saja akan membuat bosan.
3. Pengajaran pendidik yang berupa teoritis tapi
tidak dijelaskan secara kontekstual dengan
kehidupan peserta didik sehari-hari
Sumber wawancara:
https://drive.google.com/file/d/1pngVsMCw5FcMP5hYgFs
wyzOhGJnUHW20/view?usp=sharing
2 Peserta didik A. Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian teori dan
kurang 1. “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan wawancara:
memahami soal Soal Cerita Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 1. Kesulitan belajar matematika dan fisika
cerita dengan Tanah Miring Merauke” peserta didik disebabkan oleh
keterbatasan Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan kurangnya pemahaman konsep,
kemampuan Volume 6, Number 1, Tahun 2022, pp. 12-18 kesulitan merencanakan penyelesaian
berhitungnya  Kesulitan memahami masalah, subjek kurang masalah, kesalahan hitung, dan
memahami konsep pada soal sehingga subjek sulit ketidakpahaman terhadap konsep fisis
menuliskan informasi yang ada pada soal seperti dan matematis.
menuliskan apa yang diketahui dan yang 2. Perbaikan dalam pemahaman konsep
ditanyakan pada soal dengan lengkap. dan perencanaan penyelesaian masalah
 Kesulitan merencanakan penyelesaian masalah, dapat meningkatkan kemampuan
kesulitan pada tahap ini subjek mengalami peserta didik mengatasi kesulitan
kesulitan seperti subjek lupa rumus, binggung belajar tersebut, termasuk ke telitian
rumus apa yang harus digunakan dalam dalam membaca soal dan pemahaman
penyelesaian soal. konsep dasar berhitung.
 Kesulitan dalam penyelesaian masalah, subjek
kesulitan dalam mengaplikasikan apa yang
diketahui kedalam persamaan, kesulitan ketika
menyelesaikan soal yang membutuhkan
perhitungan matematis (seperti perkalian bilangan
yang memiliki koma) di karenakan kemampuan
berhitung perkalian subjek rendah
 Kesulitan meninjau kembali masalah, subjek tidak
mengecek kembali dan menelaah kembali dengan
teliti setiap langkah penyelesaian soal (jawaban),
serta tidak mengecek kembali kebenaran dari
hasil perhitungan yang telah dikerjakan. Hal
inilah yang membuat mereka tidak tau cara
untuk menyelesaikan soal cerita dalam ujian.
https://www.researchgate.net/publication/3342350
41_Analisis_Kesulitan_Peserta
didik_Dalam_Menyelesaikan_Soal_Cerita_Fisika_Pese
rta
didik_Kelas_XI_IPA_SMA_Negeri_1_Tanah_Miring_Me
rauke

2. “Analisa Profil Kesalahan Peserta Didik dalam


Mengerjakan Soal Soal Setara OSN di SMA Pradita
Dirgantara”
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, ISSN 2089-
6158 (Print) 2620-3944 (Online), Volume 10, Nomor
1, pp. 25-32 2020
 Kesulitan belajar yang terjadi pada salah satu
pokok bahasan fisika dapat menyebabkan
kesulitan selanjutnya dan mengakibatkan
kesalahan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
 Jenis kesalahan peserta didik yang meliputi
kesalahan hitung dan kesalahan penggunaan
tanda.
 Muhammad Yogi Baituleu (2019) juga melakukan
penelitian tentang profil kesalahan peserta didik
pada tingkat sekolah menengah atas dalam
mengerjakan materi hukum gravitasi Newton
menggunakan teknik observasi, tes, dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
peserta didik banyak melakukan kesalahan pada
tahap transformasi dan encoding.
https://jurnal.uns.ac.id/jmpf/article/download/425
88/35674

3. “ANALISIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL


PEMECAHAN MASALAH FISIKA BAGI PESERTA
DIDIK MAN 3 BONE“
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF), Jilid 14,
Nomor 3. Desemberl 2018
 Ketidakpahaman peserta didik terhadap konsep
fisis dan matematis menyebabkan peserta didik
mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal yang diberikan sehingga kesalahan pun
tidak dapat dihindari.
 Banyaknya kesalahan yang dilakukan peserta
didik dalam mengerjakan soal bisa menjadi
petunjuk sejauh mana penguasaan peserta didik
terhadap materi yang disampaikan pendidik.
https://ojs.unm.ac.id/JSdPF/article/view/9926/57
29

Kesimpulan dari ke-3 jurnal di atas:


1. Kesulitan belajar peserta didik dalam matematika
dan fisika disebabkan oleh beberapa faktor,
termasuk kurangnya pemahaman konsep,
kesulitan merencanakan penyelesaian masalah,
kesalahan hitung, dan ketidakpahaman terhadap
konsep fisis dan matematis.
2. Kesalahan peserta didik, seperti kesalahan
transformasi dan encoding, dapat
mengindikasikan tingkat penguasaan materi yang
disampaikan oleh pendidik. Oleh karena itu,
perbaikan dalam pemahaman konsep dan
perencanaan penyelesaian masalah dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
mengatasi kesulitan belajar tersebut.

B. Wawancara dengan rekan sejawat (guru


matematika)
Nama: Tita Nurhidayah, S.Pd
1. Peserta didik kurang teliti dalam membaca suatu
soal sehingga tidak memahami maksud soal
2. Cara penyelesaiannya, ditambah dengan
keterbatasan dalam berhitung yang konsep
dasarnya pun belum paham sehingga peserta
didik akan kesulitan dlm menjawab soal cerita
Sumber wawancara:
https://drive.google.com/file/d/1ylKJLtU94tFw
D4AHKVqCBivuOg0aImAo/view?usp=sharing
3 Peserta didik yang A. Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian teori dan
mengalami 1. “ANALISIS DAMPAK BROKEN HOME TERHADAP wawancara:
brokenhome MINAT BELAJAR SISWA SMA SANTUN UNTAN 1. Siswa dari keluarga broken home
memiliki PONTIANAK” mengalami dampak negatif pada
kecenderungan Roy Novianto, Amrazi Zakso, Izhar Salim Program prestasi akademis dan perilaku sosial
mengalami Studi Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial FKIP UNTAN di sekolah, seperti kurangnya motivasi
masalah dalam Pontianak belajar, agresifitas, dan kesulitan
pembelajaran  Siswa yang berasal dari keluarga yang mengalami berkomunikasi.
broken home, berasal dari orang tuanya bercerai. 2. Rendahnya interaksi dan perhatian
 Siswa tersebut ada yang tinggal bersama salah orang tua menjadi faktor utama dalam
satu orang tuanya dan ada siswa yang tinggal munculnya perilaku tersebut.
bersama kerabat atau keluarga orang tuanya. 3. Meskipun tidak semua anak dari
 Siswa yang berasal dari keluarga yang mengalami broken home menunjukkan perilaku
broken home mengalami dampak academic menyimpang, penting untuk
problem, siswa tersebut tidak memperhatikan saat memahami bahwa kurangnya
gurunya sedang menjelaskan, dan kesetaraan dan intensitas komunikasi
Menurut Willis (2015), broken home dapat dilihat antara orang tua dan anak dapat
dari dua aspek yaitu, keluarga yang tidak utuh yang mempengaruhi efektivitas komunikasi
disebabkan salah satu orang tua meninggal atau anak di sekolah.
bercerai, dan anak yang orang tua tidak bercerai 4. Pendekatan khusus dan mendengarkan
namun sering tidak memperlihatkan hubungan peserta didik menjadi kunci dalam
kasih sayang atau sering bertengkar. membantu mereka mengatasi dampak
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ broken home dalam pembelajaran.
viewFile/31560/75676580287

2. “Perilaku Sosial Siswa Yang Mengalami Broken


Home di Sekolah Menengah Pertama Ta’mirul
Islam Surakarta”
Jurnal Prosiding Politeknik Kesejahteraan Sosial
(Poltekesos) Bandung
 Anak yang broken home tentu memiliki perilaku
sosial yang dapat diamati disekolah. Seringkali
perilaku anak yang mengalami broken home
dapat dijumpai di sekolah.
 Perilaku seperti kurangnya motivasi belajar,
menyendiri, agresif, membolos, dan suka
menentang pendidik terkadang terjadi di
sekolah.
 Perilaku-perilaku ini yang kemudian teramati
oleh pendidik di sekolah. Tapi terkadang tidak
semua anak yang berlatar belakang broken home
melakukan perilaku sosial yang menyimpang
https://prosiding.poltekesos.ac.id/index.php/ppsik/
article/download/131/111/121

3. “PERILAKU KOMUNIKASI ANTARA GURU


DENGAN SISWA BROKEN HOME”
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 20 No. 2,
Desember 2017: 161-174 ISSN:1410-8291|e-
ISSN:2460-
0172|http://bppkibandung.id/index.php/jpk
 Perilaku komunikasi siswa broken home di sekolah
belum sepenuhnya efektif disebabkan oleh
rendahnya intensitas komunikasi antara orangtua
dan anak sehingga anak enggan untuk terbuka
kepada orangtuanya mengenai prestasi belajar
serta kurangnya kesetaraan antara anak dan
orangtua.
 Perilaku komunikasi juga sangat berpengaruh
terhadap perilaku anak di sekolah. Orangtua yang
tidak mampu membagi waktu antara pekerjaan
dan perhatian kepada anak di rumah berdampak
pada efektivitas komunikasi antara mereka.
 Ketidakpedulian yang ditunjukkan orangtua
membuat anak menjauhkan diri dan tidak
terbuka kepada orangtua.
https://www.researchgate.net/publication/3222275
21_Perilaku_Komunikasi_antara_Guru_dengan_Sisw
a_Broken_Home
Kesimpulan dari ke-3 jurnal di atas:
1. Siswa dari keluarga broken home menghadapi
dampak negatif pada prestasi akademis dan
perilaku sosial di sekolah.
2. Perilaku seperti kurangnya motivasi belajar,
agresifitas, dan kesulitan dalam berkomunikasi
terjadi akibat rendahnya interaksi dan perhatian
orang tua.
3. Tidak semua anak dari broken home
menunjukkan perilaku menyimpang, namun
kurangnya kesetaraan dan intensitas komunikasi
antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi
efektivitas komunikasi anak di sekolah.

B. Wawancara dengan rekan sejawat (guru BK)


Nama: A.Muchtarom, S.Pd
1. Peserta didik yang mengalami broken home tidak
selalu memiliki permasalahan dalam
pembelajaran, ada juga peserta didik yang hidup
dengan kondisi normal pun memiliki
permasalahan dalam pembelajaran.
2. Meskipun broken home juga menjadi salah satu
alasan peserta didik memiliki permasalahan,
seperti hilangnya motivasi belajar pada peserta
didik.
3. Jika terjadi peserta didik mengalami
permasalahan dalam belajar dikarenakan situasi
broken home
Maka kita selaku pendidik harus memiliki
pendekatan khusus terhadap peserta didik tersebut
dan selalu mendengar apa yang ia sampaikan
sampai peserta didik mampu menerima dengan
kondisi yang ada bahwa dia adalah korban broken
home.
Sumber wawancara:
https://drive.google.com/file/d/1n9UUMC2m-
KPyWrUh4OBc_GlHkX4IGg5a/view?usp=sharing
4 Peserta didik A. Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian teori dan
kesulitan 1. “Kemampuan Siswa SMA Menyelesaikan Soal wawancara:
mengerjakan soal- Fisika Bertipe Higher Order Thinking Skill 1. Peserta didik menghadapi kendala
soal HOTS (HOTS)” dalam menerapkan rumus perhitungan
Jurnal Sainsmat, Maret 2021, Halaman 53-63 Vol. dan pemecahan masalah fisika,
X, No. 1 ISSN 2086-6755 terutama dalam konteks soal High
 Peserta didik hanya mampu menuliskan rumus Order Thinking Skills (HOTS).
perhitungan yang benar tetapi kurang mampu 2. Penyebab utama melibatkan
dalam mengoperasikan rumus tersebut. penurunan literasi, ketidakpahaman
 Peserta didik belum mampu dalam membedakan, materi, ketidaknyamanan lingkungan
mengorganisir, dan menghubungkan komponen- kelas, dan faktor sosial ekonomi
komponen yang terdapat dalam permasalahan 3. Langkah-langkah untuk mengatasi
yang mereka temui (Trisnawaty, 2017) lemahnya minat peserta didik
 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan melibatkan pembelajaran ulang,
soal C4-Menganalisis yang masih dalam kategori menciptakan suasana belajar kondusif,
sedang disebabkan karena peserta didik hanya membuat rangkuman, dan
mampu dalam menuliskan informasi yang ada memanfaatkan kelompok belajar.
dalam soal termasuk rumus perhitungan yang 4. Pendekatan ini diharapkan dapat
sesuai, namun belum mampu dalam meningkatkan keterampilan siswa
mengoperasikan rumus tersebut secara matematis dalam menyelesaikan soal HOTS dan
dan sistematis. mengembangkan berpikir kritis.
https://ojs.unm.ac.id/sainsmat/article/download/3
1746/21042

2. “ANALISIS KESULITAN SISWA SMA DALAM


PENYELESAIAN SOAL HOTS PADA MATERI
USAHA DAN ENERGI DI PEKANBARU”
JOM FKIP - UR VOLUME 7 EDISI 2 JULI –
DESEMBER 2020
 Siswa mengalami kesulitan dalam materi usaha
dan energi, sehingga perlu dilakukan penelitian
mengenai soal HOTS pada materi ini untuk
menguji kemampuan siswa dan melihat lebih
jelas dimana letak kesulitan siswa.
 High Order Thinking Skills ini meliputi di
dalamnya kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan berpikirkreatif, berpikir kritis,
kemampuan berargumen, dan kemampuan
mengambil keputusan (Husna, 2018).
 Pada proses pembelajaran yang dilakukan, ada
hambatan yang dialami guru dan siswa. Salah
satu kendala yang dialami oleh siswa yaitu
mereka cenderung sulit untuk memecahkan
masalah khususnya pada pelajaran fisika, pada
pelajaran ini siswa kesulitan dalam menerima
materi yang diajarkan dan tidak dapat
memahami konsep fisika dengan baik.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/
download/27748/26738

3. “ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL


HOTS FISIKA SISWA SMA DI KOTA MAJENE”
Jurnal Fisika dan Pembelajarannya (PHYDAGOGIC)
Volume 4, Issue 1, Oktober 2021 ISSN 2654-2641
(online)
 Kemampuan siswa dalam memecahkan soal
fisika masih rendah, dikarenakan tidak
mampunya siswa dalam menyelesaikan soal
HOTS untuk mata pelajaran fisika.
 Hasil penelitian yang diperoleh mengarah pada
pentingnya guru dalam meningkatkan
pembelajaran agar siswa mampu dalam
menyelesaikan soal HOTS, khususnya pada
mata pelajaran fisika. Diharapkan guru fisika
membiasakan siswa mengerjakan soalsoal HOTS
agar dengan kebiasaan mengerjakan soal HOTS,
siswa mudah menaklukkan soal tingkat C4, C5,
dan C6, serta dapat berpikir kritis.
https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/phy/article/d
ownload/1275/654/

Kesimpulan dari ke-3 jurnal di atas:


1. Peserta didik mengalami kendala dalam
menerapkan rumus perhitungan secara
matematis dan sistematis.
2. Kesulitan juga terlihat dalam membedakan,
mengorganisir, dan menghubungkan komponen-
komponen dalam permasalahan.
3. Materi usaha dan energi menjadi fokus
kesulitan, memerlukan penelitian khusus pada
soal High Order Thinking Skills (HOTS).
4. Hambatan dalam pembelajaran fisika
melibatkan kesulitan siswa dalam menerima
materi dan pemecahan masalah.
5. Guru diharapkan memperhatikan pembelajaran
HOTS untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal fisika dan berpikir
kritis.

B. Wawancara dengan Waka.kurikulum (Guru


Penggerak)
Nama: Mulyono, M.Pd
Penyebab utama peserta didik mengalami kesulitan
dalam menjawab soal HOTS adalah :
1. Penurunan literasi Peserta didik
2. Peserta didik tidak faham dengan materi yang
diberikan
3. Peserta didik enggan membaca dalam jumlah
materi yang banyak
4. Materi yang tidak sesuai dengan keinginan
peserta didik
5. lingkungan kelas yang kurang kondusif
6. kondisi sosial ekonomi yang kurang
menguntungkan
7. hubungan yang kurang harmonis antara
pendidik dan peserta didik

Langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi


lemahnya minat peserta didik dalam mengerjakan
soal-soal HOTS :
1. Mengulangi kembali pembelajaran.
2. Membuat tempat belajar lebih kondusif.
3. Suasana yang kondusif.
4. Membuat rangkuman pembelajaran (Agar lebih
mudah saat belajar)
5. Tempat yang nyaman.
6. Membuat kelompok belajar (Agar lebih semangat
dan giat saat belajar)
7. Jangan belajar saat situasi terdesak
Sumber wawancara:
https://drive.google.com/file/d/1yc68xDQXhfn0Q7V6U9sflr
cfZw3DdT5G/view?usp=sharing
5 Pendidik belum A. Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian teori dan
memanfaatkan 1. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI wawancara:
teknologi digital PEMANFAATAN TIK OLEH GURU” 1. Kendala dalam pemanfaatan Teknologi
dalam pengajaran Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan, 30 Informasi dan Komunikasi (TIK) oleh
dikarenakan tidak Nopember 2015 guru melibatkan keterbatasan akses
mencukupinya  Banyak faktor yang berpengaruh atau dan sarana, kurangnya pengetahuan,
fasilitas digital mendukung terwujudnya proses pembelajaran kemauan, serta pembiayaan.
dan pendidik yang berkualitas dalam upaya mencapai tujuan 2. Solusi yang diajukan melibatkan
belum pendidikan. sosialisasi, pelatihan intensif, dan
menemukan  Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam dukungan kebijakan untuk
aplikasi yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan pemanfaatan TIK dalam
sesuai diampunya pembelajaran.
 Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: 3. Faktor tambahan, seperti masalah
tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, keterbatasan jaringan internet, beban
pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tambahan pada guru, keterbatasan
tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan kompetensi, dan ketidakmerataan
tidak adanya kemauan guru untuk fasilitas, juga perlu diperhatikan.
memanfaatkan TIK. 4. Peningkatan fasilitas digital diharapkan
Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan TIK melalui dukungan dari pemerintah
adalah: dilakukan sosialisasi yang terus menerus pusat, daerah, dan swasta, sementara
tentang potensi, manfaat, dan pentingnya TIK di kelompok kerja pendidik dapat
dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada berperan dalam sosialisasi dan
dukungan kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pemilihan aplikasi yang sesuai untuk
pusat, pemerintah daerah, instansi swasta tetapi pengajaran.
juga dari kepala sekolah, dilaksanakan pelatihan
yang lebih intensif
https://media.neliti.com/media/publications/28694
5-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemanfaa-
2cbdee3a.pdf

2. “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN SMA
YPPGI NABIRE”
JURNAL FATEKSA: Jurnal Teknologi dan Rekayasa,
Volume 2, No 1 Juli 2017
 Masalah tidak stabilnya jaringan internet, dirasa
sangat mengganggu berbagai perencanaan yang
telah dibuat oleh guru bidang studi mengenai
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, walaupun seluruh
area sekolah telah tercover oleh fasilitas wireless
hotspot namun tidak dapat terkoneksi ke
jaringan internet
 Guru merasa terbebani untuk bisa mengajar
dengan memanfaatkan media pengajaran, hal ini
dikarenakan dengan media pengajaran guru
dituntut harus lebih kreatif serta persiapan
pengajaran lebih matang.
 Keterbatasan tenaga operasional untuk bisa
memanfaatkan TIK, perlu adanya tenaga khusus
yang mengelola media tersebut, karena tidak
setiap guru mampu mengoperasikan media
tersebut.
 Kurangnya kompetensi guru dalam
memanfaatkan berbagai fasilitas TIK yang telah
disediakan oleh pihak sekolah hal ini terkadang
dipengaruhi oleh factor kompetensi guru yang
bersangkutan, dari segi usia terkadang guru
yang sudah berumur kesulitan untuk mengikuti
derasnya perkembangan arus teknologi
informasi dan komunikasi yang pada akhirnya
membuatnya kewalahan dalam memanfaatkan
perangkat tersebut dalam mendukung materi
yang diajarkan.
 Masalah pembiayaan, faktor pembiayaan sangat
mempengaruhi dalam penerapan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi
guna peningkatan proses pembalajaran guru di
sekolah.
https://uswim.e-
journal.id/fateksa/article/download/38/21/
3. “PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PROSES
PEMBELAJARAN MENUJU PEMBELAJARAN
ABAD 21”
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG 03 MEI 2019
 Media yang dibutuhkan sangat beragam,
sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
 Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar,
seperti komputer dan akses internet.
 Apabila jaringan kurang memadai akan
menyulitkan peserta dalam mengikuti
pembelajaran mandiri via online.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
penggunaan teknologi
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/vie
w/2977

Kesimpulan dari ke-3 jurnal di atas:


1. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi
kualitas proses pembelajaran, termasuk kendala
pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) oleh guru.
2. Kendala-kendala tersebut meliputi akses dan
sarana TIK yang terbatas,
3. Kurangnya pengetahuan dan kemauan guru
untuk memanfaatkan TIK, serta masalah
pembiayaan.
4. Solusi yang diajukan mencakup sosialisasi,
pelatihan intensif, dan dukungan kebijakan
untuk meningkatkan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran.
5. Masalah keterbatasan jaringan internet, beban
tambahan pada guru, keterbatasan kompetensi,
dan ketidakmerataan fasilitas juga menjadi
faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya
meningkatkan efektivitas pembelajaran berbasis
TIK.

B. Wawancara dengan rekan sejawat (guru TIK)


Nama: Prima Putra, S.Kom
1. Dengan tidak mencukupinya fasilitas digital
diharapkan dari kebijakan pemerintah tidak
hanya pemerintah pusat, daerah maupun swasta
untuk memfasilitasi kebutuhan kepada seluruh
sekolah agar para pendidik ataupun peserta
didik dapat memanfaatkan dan menggunakan
teknologi digital dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Pendidik belum menemukan aplikasi yang sesuai
menurut saya peran kelompok kerja pendidik
sangat berperan untuk melakukan kegiatan
sosialisasi penggunaan aplikasi yang sesuai
dalam pengajaran mata pelajaran yang diampu,
selain itu pendidik jga dapat mengikuti kegiatan
kegiatan sosialisasi atau seminar-seminar
tentang penggunaan aplikasi pembelajaran yang
dapat membantu pendidik untuk menyampaikan
pelajaran kepada peserta didik
Sumber wawancara:
https://drive.google.com/file/d/1SWLIhh-
Sf4VLjEx_NeSm68gVZOZCEfnw/view?usp=shari
ng
6 Sekolah tidak A. Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian teori dan
memiliki alat 1. “Analisis Ketersediaan Peralatan, Bahan Ajar, wawancara:
praktikum, Administrasi Laboratorium, Keterlaksanaan 1. Rendahnya frekuensi guru mengikuti
karena lebih Kegiatan Praktikum di Laboratorium Fisika” pelatihan laboratorium, kurangnya
mengutamakan Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika kelengkapan alat praktikum, dan
peralatan yang https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jipf/inde padatnya materi fisika mempengaruhi
membawahi x Vol 5 No 3 2021 dominasi metode ceramah.
sekolah Frekuensi dalam memanfaatkan laboratorium 2. Kesulitan mencapai tujuan praktikum
menengah sebagai sarana kegiatan praktikum masih sangat fisika disebabkan oleh tidak adanya
kejuruan rendah, hal tersebut terjadi karena beberapa laboran dan keterbatasan sarana
penyebab yang dialami oleh guru, sebagai berikut laboratorium.
 Frekuensi guru dalam mengikuti pelatihan 3. Guru mengatasi keterbatasan dengan
laboratorium masih terbilang rendah, menggunakan media virtual PhET
 Kelengkapan dan ketersediaan alat dan bahan sebagai alternatif.
praktikum masih kurang, 4. Hambatan lainnya termasuk kurangnya
 Materi pembelajaran Fisika cukup padat kemampuan guru dalam teknologi
sehingga guru lebih memilih mengajar digital dan beban administratif yang
menggunakan metode ceramah, tinggi, menghambat implementasi
 Tujuan dari pembelajaran fisika sulit tercapai kurikulum merdeka belajar.
melalui kegiatan praktikum, (5) tidak adanya 5. Alat praktik sangat penting, baik untuk
laboran yang menolong dalam pelaksanaan mata pelajaran fisika maupun kejuruan,
kegiatan praktikum fisika karena praktik merupakan pembuktian
https://pdfs.semanticscholar.org/b10f/c49f73ba18a empiris dari teori yang diajarkan.
1d44f299b7e23cd84f0d8186d.pdf

2. “Efektifitas pembelajaran fisika berbantuan media


virtual PhET disamping pelaksanaan lab riil
untuk melatihkan keterampilan proses sains”
SEMINAR NASIONAL FISIKA (SNF) 2017
 Ketidaktersediannya sarana laboratorium
mengharuskan pendidik mencari alternatif
lain dalam menyampaikan materi dan konsep
pembelajaran,
 Salah satu yang dapat dilakukan adalah
dengan memanfaatkan media virtual PhET,
media pembelajaran sangat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik
 Karena dengan itu, peserta didik dapat lebih
memahami maksud dari pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik.
 Jadi pemanfaatan pemanfaatan lab virtual
pada dasarnya bukanlah untuk menggantikan
peran laboratorium yang sebenarnya namun
lab virtual dijadikan sebagai penunjang dan
pelengkap atas minimnya peralatan
laboratorium yang ada di sekolah.
https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/proceedings/index.
php/snf/article/view/34/23

3. “LAVARSIP: LABORATORIUM VIRTUAL


KEARSIPAN KEBUTUHAN SISWA SMK MPLB DI
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.”
Jurnal Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa
Volume 7 Nomor 2, 2023
 Adanya kurikulum merdeka belajar membuat
siswa didorong mandiri dalam pembelajaran.
Akan tetapi sebagian guru terbebani
administrasi dan regulasi sehingga sulit
berinovasi dan belum nampak pengaruh
kurikulum merdeka belajar dalam meningkatkan
kemandirian belajar siswa secara signifikan
(Bastari, 2021).
 Selain itu, masih rendahnya kemampuan
guru dalam memanfaatkan dan
mengembangkan media berbasis teknologi
digital.
http://jurnal.ukmpenelitianuny.id/index.php/jippm
/article/view/290/183

Kesimpulan dari ke-3 jurnal di atas:


1. Rendahnya frekuensi guru mengikuti pelatihan
laboratorium, kurangnya kelengkapan alat dan
bahan praktikum, dan padatnya materi
membuat penggunaan metode ceramah lebih
dominan.
2. Kesulitan mencapai tujuan pembelajaran melalui
praktikum fisika disebabkan oleh tidak adanya
laboran yang membantu, serta ketidaktersediaan
sarana laboratorium.
3. Dalam mengatasi keterbatasan ini, guru
menggunakan alternatif seperti media virtual
PhET sebagai penunjang pembelajaran.
4. Kurangnya kemampuan guru dalam
memanfaatkan teknologi digital dan beban
administratif yang tinggi juga menjadi hambatan
dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka belajar.

B. Wawancara dengan waka.sarpras


Nama: Syamsudin, S.Pd
Alat praktik ipa sebenarnya sama pentingnya
dengan alat praktik untuk mapel kejuruan (selama
ini kita menyebutnya mapel produk). Sebab kalau
hanya teori yang diberikan membuat peserta kurang
yakin akan materi yang diberikan, sebab praktik itu
merupakan salah satu pembuktian dari teori yang
disampaikan.
Sumber wawancara:
https://drive.google.com/file/d/1N7tluz8EwJY-
zh1EY_3AEfC0FCIlAvxV/view?usp=sharing
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah
Nama Mahasiswa: Imas Musfiroh
Asal Institusi: SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan
Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan akar penyebab
masalah yang paling mendekati konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya.

akar
Hasil eksplorasi penyebab Analisis akar penyebab masalah (data Masalah terpilih yang akan
No penyebab
masalah pendukung) diselesaikan
masalah
1 MOTIVASI (MINAT FISIKA) Kurangnya  Minat siswa yang kurang 1. Penerapan media laboratorium
1. Siswa kesulitan memahami minat terhadap suatu pelajaran akan virtual (PhET) untuk
fisika karena padatnya peserta membuat siswa merasa cepat meningkatkan hasil belajar IPAS
materi, pendekatan didik dalam bosan dalam mengikuti siswa kelas X SMKN 7 Kota
pembelajaran yang tidak memahami pembelajaran. Tangerang Selatan materi energi
kontekstual, kurangnya fisika  Siswa malas belajar karena dan usaha menggunakan model
perhatian guru, dan kurangnya interaksi dengan pembelajaran Problem Based
kurangnya minat siswa. lingkungan sekolah khususnya Learning (PBL)
2. Faktor tambahan seperti dalam pembelajaran fisika.
interaksi yang kurang di “Hubungan Minat dan Motivasi Belajar 2. Upaya pemahaman konsep
lingkungan sekolah, Siswa terhadap Mata Pelajaran Fisika” belajar IPAS siswa kelas X SMKN
kemampuan dasar Jurnal Penelitian dan Pengembangan 7 Kota Tangerang Selatan materi
matematika yang kurang, Pendidikan Volume 6, Number 1, Tahun gerak bumi menggunakan model
ketertarikan pada 2022, pp. 12-18 pembelajaran Problem Based
pembelajaran teori saja, dan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph Learning (PBL)
pengajaran teoritis tanpa p/JJL/article/view/41986/21818
kontekstualisasi juga turut 3. Upaya peningkatan motivasi
berkontribusi pada kesulitan belajar IPAS siswa kelas X SMKN
tersebut. 7 Kota Tangerang Selatan materi
3. Solusi melibatkan perhatian ketidakseimbangan pada lapisan
terhadap minat siswa, bumi menggunakan model
penggunaan pendekatan pembelajaran Problem Based
pembelajaran kontekstual, Learning (PBL)
dan peningkatan interaksi
dalam pembelajaran fisika.
2 LITERASI NUMERASI Peserta  Kesulitan memahami masalah,
(SOAL CERITA didik subjek kurang memahami konsep
BERHITUNG) mengalami pada soal sehingga subjek sulit
1. Kesulitan belajar kesulitan menuliskan informasi yang ada
matematika dan fisika dalam pada soal seperti menuliskan apa
peserta didik disebabkan membaca yang diketahui dan yang
oleh kurangnya pemahaman soal dan ditanyakan pada soal dengan
konsep, kesulitan pemahaman lengkap.
merencanakan penyelesaian konsep  Kesulitan merencanakan
masalah, kesalahan hitung, dasar penyelesaian masalah, kesulitan
dan ketidakpahaman berhitung pada tahap ini subjek mengalami
terhadap konsep fisis dan kesulitan seperti subjek lupa
matematis. rumus, binggung rumus apa yang
2. Perbaikan dalam harus digunakan dalam
pemahaman konsep dan penyelesaian soal.
perencanaan penyelesaian  Kesulitan dalam penyelesaian
masalah dapat masalah, subjek kesulitan dalam
meningkatkan kemampuan mengaplikasikan apa yang
peserta didik mengatasi diketahui kedalam persamaan,
kesulitan belajar tersebut, kesulitan ketika menyelesaikan soal
termasuk ke telitian dalam yang membutuhkan perhitungan
membaca soal dan matematis (seperti perkalian
pemahaman konsep dasar bilangan yang memiliki koma) di
berhitung. karenakan kemampuan berhitung
perkalian subjek rendah
“Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Fisika Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanah Miring
Merauke”
Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Volume 6, Number 1, Tahun
2022, pp. 12-18
https://www.researchgate.net/publicatio
n/334235041_Analisis_Kesulitan_Peserta
didik_Dalam_Menyelesaikan_Soal_Cerita_
Fisika_Peserta
didik_Kelas_XI_IPA_SMA_Negeri_1_Tanah
_Miring_Merauke

3 BROKEN HOME Peserta  Anak yang broken home tentu


1. Siswa dari keluarga broken didik memiliki perilaku sosial yang dapat
home mengalami dampak mengalami diamati disekolah. Seringkali
negatif pada prestasi ketidakstabi perilaku anak yang mengalami
akademis dan perilaku lan broken home dapat dijumpai di
sosial di sekolah, seperti emosional sekolah.
kurangnya motivasi belajar, yang  Perilaku seperti kurangnya motivasi
agresifitas, dan kesulitan mengganggu belajar, menyendiri, agresif,
berkomunikasi. konsentrasi membolos, dan suka menentang
2. Rendahnya interaksi dan dan pendidik terkadang terjadi di
perhatian orang tua motivasi sekolah.
menjadi faktor utama belajar  Perilaku-perilaku ini yang
dalam munculnya perilaku kemudian teramati oleh pendidik di
tersebut. sekolah. Tapi terkadang tidak
3. Meskipun tidak semua semua anak yang berlatar belakang
anak dari broken home broken home melakukan perilaku
menunjukkan perilaku sosial yang menyimpang
menyimpang, penting “Perilaku Sosial Siswa Yang Mengalami
untuk memahami bahwa Broken Home di Sekolah Menengah
kurangnya kesetaraan dan Pertama Ta’mirul Islam Surakarta”
intensitas komunikasi Jurnal Prosiding Politeknik Kesejahteraan
antara orang tua dan anak Sosial (Poltekesos) Bandung”
dapat mempengaruhi https://prosiding.poltekesos.ac.id/index.
efektivitas komunikasi php/ppsik/article/download/131/111/1
anak di sekolah. 21
4. Pendekatan khusus dan
mendengarkan peserta
didik menjadi kunci dalam
membantu mereka
mengatasi dampak broken
home dalam pembelajaran.
4 HOTS Peserta  Siswa mengalami kesulitan dalam
1. Peserta didik menghadapi didik tidak materi usaha dan energi, sehingga
kendala dalam menerapkan memahami perlu dilakukan penelitian
rumus perhitungan dan materi dan mengenai soal HOTS pada materi
pemecahan masalah fisika, tidak ini untuk menguji kemampuan
terutama dalam konteks soal mengerti siswa dan melihat lebih jelas
High Order Thinking Skills perintah dimana letak kesulitan siswa.
(HOTS). soal  Pada proses pembelajaran yang
2. Penyebab utama melibatkan dilakukan, ada hambatan yang
penurunan literasi, dialami guru dan siswa. Salah satu
ketidakpahaman materi, kendala yang dialami oleh siswa
ketidaknyamanan yaitu mereka cenderung sulit untuk
lingkungan kelas, dan faktor memecahkan masalah khususnya
sosial ekonomi pada pelajaran fisika, pada
3. Langkah-langkah untuk pelajaran ini siswa kesulitan dalam
mengatasi lemahnya minat menerima materi yang diajarkan
peserta didik melibatkan dan tidak dapat memahami konsep
pembelajaran ulang, fisika dengan baik.
menciptakan suasana “ANALISIS KESULITAN SISWA SMA
belajar kondusif, membuat DALAM PENYELESAIAN SOAL HOTS
rangkuman, dan PADA MATERI USAHA DAN ENERGI DI
memanfaatkan kelompok PEKANBARU”
belajar. JOM FKIP - UR VOLUME 7 EDISI 2 JULI
4. Pendekatan ini diharapkan – DESEMBER 2020
dapat meningkatkan https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFK
keterampilan siswa dalam IP/article/download/27748/26738
menyelesaikan soal HOTS
dan mengembangkan
berpikir kritis.
5 TIK Kurangnya  Banyak faktor yang berpengaruh
1. Kendala dalam pemanfaatan kemauan atau mendukung terwujudnya
Teknologi Informasi dan Pendidik proses pembelajaran yang
Komunikasi (TIK) oleh guru untuk berkualitas dalam upaya mencapai
melibatkan keterbatasan memahami tujuan pendidikan.
akses dan sarana, dan  Belum semua guru memanfaatkan
kurangnya pengetahuan, mengadopsi TIK dalam menyelenggarakan
kemauan, serta pembiayaan. teknologi kegiatan pembelajaran yang
2. Solusi yang diajukan dalam diampunya
melibatkan sosialisasi, pembelajara  Kendala pemanfaatan TIK oleh guru
pelatihan intensif, dan n adalah: tidak adanya akses, tidak
dukungan kebijakan untuk adaanya sarana TIK, pembelajaran
meningkatkan pemanfaatan tidak mengintegrasikan TIK, guru
TIK dalam pembelajaran. tidak memiliki pengetahuan tentang
3. Faktor tambahan, seperti TIK, dan tidak adanya kemauan
masalah keterbatasan guru untuk memanfaatkan TIK.
jaringan internet, beban “FAKTOR-FAKTOR YANG
tambahan pada guru, MEMPENGARUHI PEMANFAATAN TIK
keterbatasan kompetensi, OLEH GURU”
dan ketidakmerataan Balai Pengembangan Media Televisi
fasilitas, juga perlu Pendidikan, 30 Nopember 2015”
diperhatikan. https://media.neliti.com/media/publicati
4. Peningkatan fasilitas digital ons/286945-faktor-faktor-yang-
diharapkan melalui mempengaruhi-pemanfaa-2cbdee3a.pdf
dukungan dari pemerintah
pusat, daerah, dan swasta,
sementara kelompok kerja
pendidik dapat berperan
dalam sosialisasi dan
pemilihan aplikasi yang
sesuai untuk pengajaran.
6 FASILITAS LAB TERATASI Kurangnya  Ketidaktersediannya sarana
DENGAN VIRTUAL LAB inisiatif laboratorium mengharuskan
1. Rendahnya frekuensi guru guru dalam pendidik mencari alternatif lain
mengikuti pelatihan melaksanak dalam menyampaikan materi dan
laboratorium, kurangnya an alternatif konsep pembelajaran,
kelengkapan alat praktikum, praktik/alat  Salah satu yang dapat dilakukan
dan padatnya materi fisika peraga adalah dengan memanfaatkan
mempengaruhi dominasi pembelajara media virtual PhET, media
metode ceramah. n pembelajaran sangat
2. Kesulitan mencapai tujuan mempengaruhi hasil belajar peserta
praktikum fisika disebabkan didik
oleh tidak adanya laboran  Karena dengan itu, peserta didik
dan keterbatasan sarana dapat lebih memahami maksud
laboratorium. dari pembelajaran yang diberikan
3. Guru mengatasi oleh pendidik.
keterbatasan dengan  Jadi pemanfaatan pemanfaatan
menggunakan media virtual lab virtual pada dasarnya
PhET sebagai alternatif. bukanlah untuk menggantikan
4. Hambatan lainnya termasuk peran laboratorium yang
kurangnya kemampuan sebenarnya namun lab virtual
guru dalam teknologi digital dijadikan sebagai penunjang dan
dan beban administratif pelengkap atas minimnya peralatan
yang tinggi, menghambat laboratorium yang ada di sekolah.
implementasi kurikulum “Efektifitas pembelajaran fisika
merdeka belajar. berbantuan media virtual PhET
5. Alat praktik sangat penting, disamping pelaksanaan lab riil untuk
baik untuk mata pelajaran melatihkan keterampilan proses sains”
fisika maupun kejuruan, SEMINAR NASIONAL FISIKA (SNF) 2017
karena praktik merupakan https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/proceedi
pembuktian empiris dari ngs/index.php/snf/article/view/34/23
teori yang diajarkan.
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Nama : Imas Musfiroh


Asal Instansi : SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan
Tugas : LK.2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah dalam Penyebab


Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran Masalah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan persoalan Tuliskanlah Renungkan, apakah Tuliskan 2-3 Apakah Apakah Menurut Anda,
yang telah penajaman persoalan tersebut terkait solusi yang kelebihan kelemahan dari apakah kelemahan
diidentifikasi / apa dengan pemilihan/ sesuai dengan dari setiap setiap alternatif tersebut dapat
ditentukan di tahap penyebab penyajian materi ajar, masalah dan alternatif solusi yang diantisipasi? Jika
sebelumnya. setiap media, metode penyebab solusi yang dipilih bisa, bagaimana
Fokuskan pada masalah pembelajaran, atau yang masalah yang dipilih caranya?
persoalan terkait yang lain. Centang pada kolom telah
pembelajaran diidentifikas yang sesuai. diidentifikasi.
i. Solusi ini
diperoleh dari
hasil kajian
metode/ lainny literatur dan
materi media wawancara
strategi a
dengan sejawat /
pakar

Sekolah tidak memiliki Keterbatasan √ √ Kajian Literatur: Kelebihan dari: Kelemahan dari: Antisipasi dari
alat praktikum, alat peraga 1. Lavarsip: 1. Media PhET: 1. Media PhET: kelemahan:
karena lebih menyebabkan Laboratorium •Interaktif dan •Ketergantungan  Memberikan
mengutamakan pembelajaran virtual kearsipanmenarik: pada teknologi persiapan dan
peralatan yang siswa di kelas •Visualisasi •Kesulitan dalam pelatihan awal
kebutuhan siswa
membawahi sekolah menjadi tidak konsep yang integrasi kepada siswa
menengah kejuruan optimal SMK MPLB di eraabstrak: kontekstual terkait penggunaan
revolusi industri
pembelajaran 4.0.” •Pengalaman •Tidak menjamin PhET. Ini dapat
Jurnal Ilmiahpraktis tanpa pemahaman membantu
Penalaran danresiko: konsep yang mengurangi
•Pengulangan mendalam ketidaknyamanan
Penelitian
dan variasi: •Kesulitan atau kesulitan
Mahasiswa Volume 7•Relevansi mengukur teknis yang
Nomor 2, 2023 dengan keterampilan mungkin dihadapi
 Adanya kehidupan proses siswa.
kurikulum merdekanyata: •Tidak cocok  Guru mensiasati
belajar membuat•Dukungan untuk semua menyimpan hp
siswa didoronguntuk berbagai mata pelajaran ketika sedang
konsep dan atau konsep membuka aplikasi
mandiri dalam
mata pelajaran: •Keterbatasan PhET agar tetap
pembelajaran. Akan•Kesempatan interaksi fisik fokus dengan
tetapi sebagianuntuk eksplorasi •Keterbatasan menggunakan
guru terbebanimandiri: keaktifan siswa leptop
administrasi dan•Memfasilitasi •Ketergantungan  Memastikan
regulasi sehinggapmahaman pada perangkat integrasi PhET
konsep yang elektronik simulasi dengan
sulit berinovasi dan
dalam: •Butuh persiapan konteks masalah
belum nampak•Memfasilitasi dan pelatihan atau tujuan PBL.
pengaruh kurikulumkolaborasi dan siswa Desain aktivitas
merdeka belajardiskusi: •Kesulitan dalam yang
dalam meningkatkan•Mendukung pemantauan menghubungkan
kemandirian belajarpembelajaran individual simulasi dengan
siswa secarajarak jauh: pemecahan
2. Model PBL: masalah dapat
signifikan (Bastari,
2. Model PBL:  Kesulitan membantu siswa
2021).  Peningkatan dalam melihat relevansi
 Selain itu, masih pemahaman Pengelolaan dan aplikasi
rendahnya konsep Waktu konsep.
kemampuan guru  Pengembanga  Kesulitan  Menyediakan
dalam n dalam umpan balik
memanfaatkan dan keterampilan Penilaian terarah dari
berpikir kritis  Ketergantunga fasilitator terkait
mengembangkan
 Peningkatan n pada penggunaan PhET
media berbasis keterampilan Fasilitator simulasi. Fasilitator
teknologi digital. kolaborasi  Tidak Cocok dapat membimbing
http://jurnal.ukmpe  Penerapan untuk Semua siswa untuk
nelitianuny.id/index. pengetahuan Materi memastikan bahwa
php/jippm/article/vi dalam Pelajaran mereka tidak hanya
ew/290/183 konteks  Kesulitan menjalankan
nyata dalam simulasi, tetapi juga
2. Pengaruh media  Peningkatan Menangani memahami konsep
PhET simulation motivasi Siswa yang di baliknya.
terhadap  Pengembanga Pasif  Menggunakan
motivasi dan n  Persiapan variasi dalam
hasil belajar keterampilan Fasilitator penggunaan media
fisika siswa SMK berpikir yang Intensif selama PBL.
Jurnal Pendidikan mandiri  Pentingnya Sementara PhET
Fisika Volume 11  Evaluasi Kelompok bisa sangat efektif,
Nomor 2 Desember kinerja yang Efektif kombinasikan
(2022), pages 89-96 holistik  Kesulitan dengan sumber
ISSN: 2301-7651  Pengembanga Mengukur daya lain, seperti
(Online) 2252-732X n Hasil Secara diskusi, studi
(Print) DOI : keterampilan Kuantitatif kasus, atau
10.24114/jpf.v11i2. pemecahan  Tidak Sesuai kegiatan
37682 masalah untuk eksperimental
 Di Indonesia  Meningkatka Pembelajaran langsung, untuk
pencapaian hasil n daya ingat Pemula memberikan
belajar masih dan retensi  Dapat Menjadi pengalaman
tergolong rendah  Persiapan Tidak Efisien pembelajaran yang
khususnya dalam untuk dunia untuk Materi holistik.
pembelajaran IPA nyata Pelajaran  Mengembangkan
 Motivasi belajar Spesifik metode penilaian
mempunyai yang memfokuskan
kontribusi serius pada pengukuran
pada pembelajaran. keterampilan proses
Siswa yang tidak yang dikembangkan
memiliki motivasi melalui penggunaan
untuk belajar tidak PhET. Ini dapat
dapat mencapai mencakup refleksi
hasil belajar dan siswa, penugasan
target belajar yang tertulis, atau
diinginkan. penilaian kinerja.
Motivasi  Mendorong
merupakan keterlibatan aktif
stimulus pada fasilitator dalam
setiap individu kegiatan dengan
dengan sengaja PhET. Fasilitator
atau tidak sengaja dapat memberikan
dalam mengerjakan arahan yang lebih
kegiatan untuk mendalam,
mencapai tujuan menjawab
tertentu pertanyaan siswa,
https://jurnal.unim dan merangsang
ed.ac.id/2012/inde diskusi reflektif.
x.php/jpf/article/vi  Menyediakan
ew/37682/pdf_1 alternatif bagi siswa
yang mungkin
3. Pengaruh hasil mengalami
belajar pendidikan kesulitan teknis
fisika siswa atau memiliki
menggunakan preferensi gaya
teknik meta- pembelajaran yang
analisis dengan berbeda.
Model  Melakukan evaluasi
PBL(Problem terus-menerus
Based Learning) terhadap
Jurnal Mentari: penggunaan PhET
Manajemen dalam konteks PBL
Pendidikan dan untuk memastikan
Teknologi Informasi bahwa alat ini
Vol.1 No.1, Sept memberikan
2022, hal.20-28 kontribusi nyata
 Menurut hasil terhadap
temuan, hasil pencapaian tujuan
belajar siswa IPA pembelajaran.
dan fisika secara
keseluruhan
berdampak positif
dengan
memanfaatkan
model
pembelajaran
PBL(Problem
Based Learning).
 Pembelajaran
berbasis
masalah/Problem
Based Learning
ampuh digunakan
sehingga dapat
memberikan hasil
yang signifikan
pada
pembelajaran,
memiliki nilai
rata-rata 0,265.
Angka ini
termasuk kedalam
kategori effect size
besar dan
memperlihatkan
dampak yang
signifikan
terhadap
pembelajaran IPA
maupun Fisika
dalam
pemanfaatan
model
pembelajaran PBL
(Problem Based
Learning).
 Hal itu
dikarenakan
mendorong siswa
untuk bekerja
secara kolaboratif
agar menemukan
solusi untuk
masalah dunia
nyata yang
sesuai dengan
karakteristik
model PBL
https://journal.pand
awan.id/mentari/art
icle/view/124/194
LK 2.2 Penentuan Solusi

Masalah yang
Penyebab
dipilih untuk Solusi yang dipilih Deskripsi Kelebihan Kekuarangan Mitigasi
Masalah
diatasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan 1 Tuliskanlah Tuliskan solusi yang dipilih dari beberapa alternatif yang Jelaskan singkat solusi yang dipilih Apakah kelebihan Apakah kelemahan Rencana mitigasi
persoalan yang apa sebelumnya telah didiskusikan dari solusi yang dari solusi yang kelemahan solusi
paling urgent penyebab dipilih dipilih
yang telah setiap
diidentifikasi masalah
sebelumnya. yang
diidentifikas
i.

Masalah: Penyebab Solusi alternatif: Penjelasan Solusi Kelebihan dari: Kelemahan dari: Antisipasi dari
Sekolah tidak Masalah: Penerapan media laboratorium virtual Dalam PBL dengan PhET simulation, 1. Media PhET: 1. Media PhET: kelemahan:
memiliki alat Keterbatasan (PhET) untuk meningkatkan hasil belajar siswa tidak hanya belajar konsep-konsep •Interaktif dan •Ketergantungan  Memberikan
praktikum, alat peraga IPAS siswa kelas X materi energi dan usaha ilmiah, tetapi juga mengembangkan menarik pada teknologi persiapan dan
keterampilan kritis seperti pemecahan
karena lebih menyebabkan menggunakan model pembelajaran Problem •Visualisasi • Tidak menjamin pelatihan awal
masalah, analisis data, dan pemikiran
mengutamaka pembelajaran Based Learning (PBL) kritis. Mereka perlu merancang dan konsep yang pemahaman kepada siswa
n peralatan siswa di kelas menjalankan eksperimen virtual, abstrak konsep yang terkait
yang menjadi tidak mengintepretasikan hasil, dan mengambil • Pengalaman mendalam penggunaan
membawahi optimal keputusan berdasarkan data yang praktis tanpa • Kesulitan PhET. Ini dapat
sekolah diperoleh. resiko mengukur membantu
menengah • Pengulangan keterampilan mengurangi
Sintak PBL 1
kejuruan dan variasi proses ketidaknyamana
Pertanyaan pemantik:
• Relevansi • Keterbatasan n atau kesulitan
Bagaimana keadaan awal ketika pemain
dengan interaksi fisik teknis yang
skateboard berada di puncak lintasan?
kehidupan • Keterbatasan mungkin
Bagaimana gerakan setelah meluncur
nyata keaktifan siswa dihadapi siswa.
lintasan? Energi apa yang terlibat pada
• Dukungan  Ketergantunga  Guru mensiasati
keadaan tersebut?
untuk berbagai n pada menyimpan hp
konsep dan perangkat ketika sedang
1. Orientasi masalah pada peserta mata pelajaran elektronik membuka
didik • Kesempatan • Butuh persiapan aplikasi PhET
 Peserta didik mengamati video yang untuk dan pelatihan agar tetap fokus
ditampilkan oleh guru eksplorasi siswa dengan
mandiri •Kesulitan dalam menggunakan
 Peserta didik mengemukakan pendapat
•Memfasilitasi pemantauan leptop
tentang video yang ditampilkan oleh
guru
pemahaman individual  Memastikan
konsep yang integrasi PhET
 Peserta didik dibagi menjadi dalam 2. Model PBL: simulasi dengan
beberapa kelompok secara •Memfasilitasi  Kesulitan konteks masalah
heterogen kolaborasi dan dalam atau tujuan PBL.
 Peserta didik menerima LKPD dari guru diskusi Pengelolaan  Menyediakan
•Mendukung Waktu umpan balik
2. Mengorganisasi peserta didik untuk pembelajaran  Kesulitan terarah dari
belajar jarak jauh dalam fasilitator terkait
• Peserta didik berkumpul sesuai dengan Penilaian penggunaan
anggota kelompok yang telah dibagi 2. Model PBL:  Ketergantunga PhET simulasi.
• Peserta didik mempelajari LKPD yang  Peningkatan n pada Fasilitator dapat
dibagikan guru pemahaman Fasilitator membimbing
• Peserta didik melaksanakan instruksi konsep  Tidak Cocok siswa untuk
yang ada dalam LKPD  Pengembangan memastikan
untuk Semua
• Peserta didik dalam kelompok melakukan keterampilan bahwa mereka
Materi
brainstorming dengan caramenggali berpikir kritis tidak hanya
Pelajaran
informasi dan klarifikasi informasi  Peningkatan  Kesulitan menjalankan
permasalahan yang terdapat dalam video keterampilan simulasi, tetapi
dalam
yang diberikan guru. kolaborasi juga memahami
Menangani
• Peserta didik menuliskan rumusan
 Penerapan Siswa yang konsep di
masalah dan jawaban sementara yang ada baliknya.
pengetahuan Pasif
di LKPD  Menggunakan
dalam konteks  Persiapan
nyata Fasilitator variasi dalam
3. Membimbing investigasi/
 Peningkatan yang Intensif penggunaan
penyelidikan individu maupun
motivasi  Pentingnya media selama
kelompok
 Pengembangan Kelompok PBL. seperti
 Peserta didik dalam kelompok untuk keterampilan yang Efektif diskusi, studi
melakukan virtual lab dengan simulasi berpikir  Kesulitan kasus, atau
PhET sesuai dengan LKPD mengenai mandiri Mengukur kegiatan
hukum kekekalan energi mekanik serta  Evaluasi Hasil Secara eksperimental
menyajikan data percobaan pada tabel kinerja holistik Kuantitatif langsung, untuk
pengamatan  Pengembangan  Tidak Sesuai memberikan
keterampilan untuk pengalaman
pemecahan Pembelajaran pembelajaran
masalah Pemula yang holistik.
 Meningkatkan  Dapat Menjadi  Mengembangkan
daya ingat dan Tidak Efisien metode penilaian
retensi untuk Materi yang
 Persiapan Pelajaran memfokuskan
untuk dunia Spesifik pada pengukuran
nyata keterampilan
 Peserta didik saling berdiskusi proses yang
dengan bimbingan guru untuk dikembangkan
menyelesaikan pertanyaan pada LKPD. melalui
 Peserta didik mengungkapkan penggunaan
gagasannya melalui diskusi kelompok PhET.
 Guru dapat
4. Mengembangkan dan menyajikan memberikan
penyelesaian masalah arahan yang
• Peserta didik menjawab pertanyaan lebih mendalam,
pada LKPD berdasarkan percobaan menjawab
virtual lab dengan simulasi PHET dan pertanyaan
diskusi serta mengembangkan siswa, dan
analisisnya untuk pemecahan masalah merangsang
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi reflektif.
diskusi  Melakukan
5. Menganalisis dan evaluasi terus-
mengevaluasi proses menerus
pemecahan masalah terhadap
• Peserta didik memberikan tanggapan penggunaan
terhadap hasil diskusi jika terdapat PhET dalam
perbedaan pendapat pada pengerjaan konteks PBL
LKPD sebagai proses pemecahan untuk
masalah. memastikan
• Peserta didik menarik kesimpulan dari bahwa alat ini
hasil pembelajaran dengan tujuan memberikan
pembelajaran. kontribusi nyata
terhadap
Sintak PBL 2 pencapaian
Pertanyaan pemantik: tujuan
Sebutkan bentuk-bentuk energi yang kamu pembelajaran.
tahu! Adakah perubahan energi yang
terjadi dari kamu sarapan sampai kamu
berangkat sekolah?
1. Orientasi masalah pada peserta
didik
 Peserta didik mengamati video yang
ditampilkan oleh guru
 Peserta didik mengemukakan
pendapat tentang video yang
ditampilkan oleh guru
 Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok secara
heterogen
 Peserta didik menerima LKPD dari
guru

2. Mengorganisasi peserta didik


untuk belajar
• Peserta didik berkumpul sesuai
dengan anggota kelompok yang telah
dibagi
• Peserta didik mempelajari LKPD
yang dibagikan guru
• Peserta didik melaksanakan instruksi
yang ada dalam LKPD
• Peserta didik dalam kelompok
menggali informasi dan klarifikasi
informasi permasalahan yang
terdapat dalam video yang diberikan
guru.
• Peserta didik menuliskan rumusan
masalah dan jawaban sementara yang
ada di LKPD

3. Membimbing investigasi/
penyelidikan individu maupun
kelompok
 Peserta didik dalam kelompok untuk
melakukan virtual lab dengan
simulasi PhET sesuai dengan LKPD
mengenai perubahan energi serta
menyajikan data percobaan pada
tabel pengamatan

 Peserta didik saling berdiskusi


dengan bimbingan guru untuk
menyelesaikan pertanyaan pada
LKPD.
 Peserta didik mengungkapkan
gagasannya melalui diskusi
kelompok

4. Mengembangkan dan menyajikan


penyelesaian masalah
• Peserta didik menjawab pertanyaan
pada LKPD berdasarkan percobaan
virtual lab dengan simulasi PHET
dan diskusi serta mengembangkan
analisisnya untuk pemecahan
masalah
• Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi

5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Peserta didik memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi jika terdapat
perbedaan pendapat pada pengerjaan
LKPD sebagai proses pemecahan
masalah.
 Peserta didik menarik kesimpulan
dari hasil pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran.
LK 2.3 Rencana Aksi

Nama Mahasiswa : Imas Musfiroh


Instansi : SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Tugas : LK.2.3 Rencana Aksi

Tujuan Bukti penilaian Kegiatan belajar dan asesmen formative


(1) (2) (3)
Apa hasil yang diinginkan? Apakah bukti penilaian Kegiatan atau aktivitas apa yang secara bertahap dapat membantu siswa memberikan bukti
Tujuan ini diturunkan dari CP/ KD yang harus ada untuk penilaian dan mencapai tujuan pembelajaran?
dokumen kurikulum dan dikaitkan membuktikan bahwa
dengan permasalahan yang siswa telah mencapai/ Kegiatan atau aktivitas apa yang dilakukan guru (dan siswa) untuk mengetahui hambatan
diidentifikasi. menuju tujuan siswa dan memantau ketercapaian tujuan?
pembelajaran?
1. Peserta didik dapat 1. Peserta didik diberikan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan 1
menjelaskan konsep hukum penilaian sikap Persiapan pembelajaran: Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Modul Ajar atau
kekekalan energi dalam 2. Peserta didik diberikan Bahan Bacaan, Lembar Kerja, Instrument Penilaian, dan Daftar Hadir
menjelaskan fenomena yang penilaian formatif A. Pendahuluan:
relevan 3. Peserta didik diberikan  Guru memberi salam dan menanyakan kondisi dan perasaan peserta didik
2. Peserta didik dapat penilaian keterampilan  Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa
menganalisis hukum  Guru mengecek kehadiran peserta didik
kekekalan energy  Guru mengingatkan materi sebelumnya
3. Peserta didik dapat  Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
mengemukakan contoh  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi minimal yang dicapai serta rubrik
yang berkaitan dengan penilaian yang harus dipenuhi oleh peserta didik.
hukum kekekalan energi  Guru memberikan pretest melalui quizizz
mekanik dalam kehidupan B. Kegiatan Inti
sehari-hari Pertanyaan pemantik:
4. Peserta didik dapat Bagaimana keadaan awal ketika pemain skateboard berada di puncak lintasan? Bagaimana
membandingkan energi gerakan setelah meluncur lintasan? Energi apa yang terlibat pada keadaan tersebut?
kinetik & energi potensial 1. Orientasi masalah pada peserta didik
pada titik tertentu  Peserta didik mengamati video yang ditampilkan oleh guru
5. Peserta didik dapat https://youtube.com/shorts/xdffa0Ou5t0?si=aTSyxkXY6oylQMCP
melakukan percobaan  Peserta didik mengemukakan pendapat tentang video yang ditampilkan oleh guru
melalui simulasi phet  Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen
tentang hubungan antara  Peserta didik menerima LKPD dari guru
Ep, Ek dan Em
6. Peserta didik dapat 2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
mempresentasikan  Peserta didik berkumpul sesuai dengan anggota kelompok yang telah dibagi
percobaan di depan kelas  Peserta didik mempelajari LKPD yang dibagikan guru
 Peserta didik melaksanakan instruksi yang ada dalam LKPD
 Peserta didik dalam kelompok melakukan brainstorming dengan cara menggali
informasi dan klarifikasi informasi permasalahan yang terdapat dalam video yang
diberikan guru.
 Peserta didik menuliskan rumusan masalah dan jawaban sementara yang ada di LKPD
3. Membimbing investigasi/ penyelidikan individu maupun kelompok
 Peserta didik dalam kelompok untuk melakukan virtual lab dengan simulasi PhET
sesuai dengan LKPD mengenai hukum kekekalan energi mekanik serta menyajikan
data percobaan pada tabel pengamatan

 Peserta didik saling berdiskusi dengan bimbingan guru untuk menyelesaikan


pertanyaan pada LKPD.
 Peserta didik mengungkapkan gagasannya melalui diskusi kelompok

4. Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian masalah


• Peserta didik menjawab pertanyaan pada LKPD berdasarkan percobaan virtual lab
dengan simulasi PHET dan diskusi serta mengembangkan analisisnya untuk
pemecahan masalah
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
• Peserta didik memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi jika terdapat perbedaan
pendapat pada pengerjaan LKPD sebagai proses pemecahan masalah.
• Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.

C. Penutup
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
yang baik
 Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan kendala dan pertanyaan
selama pembelajaran
 Guru memberikan tes formatif
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi
 Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya
 Guru memberikan penguatan kepada peserta didik sekaligus salam penutup

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan 2


Persiapan pembelajaran: Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Modul Ajar atau
Bahan Bacaan, Lembar Kerja, Instrument Penilaian, dan Daftar Hadir

A. Pendahuluan:
 Guru memberi salam dan menanyakan kondisi dan perasaan peserta didik
 Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru mengingatkan materi sebelumnya
 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
 Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan menampilkan video
apersepsi tentang “

B. Kegiatan Inti
Pertanyaan pemantik:
Sebutkan bentuk-bentuk energi yang kamu tahu! Adakah perubahan energi yang terjadi
dari kamu sarapan sampai kamu berangkat sekolah?
1. Orientasi masalah pada peserta didik
 Peserta didik mengamati video yang ditampilkan oleh guru
 Peserta didik mengemukakan pendapat tentang video yang ditampilkan oleh guru
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen
 Peserta didik menerima LKPD dari guru
2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
• Peserta didik berkumpul sesuai dengan anggota kelompok yang telah dibagi
• Peserta didik mempelajari LKPD yang dibagikan guru
• Peserta didik melaksanakan instruksi yang ada dalam LKPD
• Peserta didik dalam kelompok menggali informasi dan klarifikasi informasi
permasalahan yang terdapat dalam video yang diberikan guru.
• Peserta didik menuliskan rumusan masalah dan jawaban sementara yang ada di LKPD

3. Membimbing investigasi/ penyelidikan individu maupun kelompok


 Peserta didik dalam kelompok untuk melakukan virtual lab dengan simulasi PhET
sesuai dengan LKPD mengenai perubahan energi serta menyajikan data percobaan
pada tabel pengamatan

 Peserta didik saling berdiskusi dengan bimbingan guru untuk menyelesaikan


pertanyaan pada LKPD.
 Peserta didik mengungkapkan gagasannya melalui diskusi kelompok

4. Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian masalah


• Peserta didik menjawab pertanyaan pada LKPD berdasarkan percobaan virtual lab
dengan simulasi PHET dan diskusi serta mengembangkan analisisnya untuk
pemecahan masalah
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


 Peserta didik memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi jika terdapat perbedaan
pendapat pada pengerjaan LKPD sebagai proses pemecahan masalah.
 Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.

C. Penutup
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
 Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan kendala dan pertanyaan
selama pembelajaran
 Guru memberikan tes formatif
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi
 Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya
 Guru memberikan penguatan kepada peserta didik sekaligus salam penutup
MODUL AJAR IPAS SMK
disusun untuk memenuhi tugas PPL 1, PPG dalam jabatan
kategori 1 tahap 3 tahun 2023

disusun oleh:

Imas Musfiroh, S.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


DALAM JABATAN KATEGORI I TAHAP 3
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. Dr. HAMKA
MODUL AJAR IPAS SMK/MAK FASE E

A. Informasi Umum
Penyusun Imas Musfiroh, S.Pd
Kelas/Fase Capaian X/Fase E
Elemen/Topik Energi dan Perubahannya
Jumlah pertemuan 2 pertemuan (4 x 45 menit)
Profil Pelajar Pancasila Gotong royong, Bernalar kritis, dan Kreatif
Sarana Prasarana LCD, Proyektor, Papan Tulis, Leptop, LKPD, PhET
Simulation
Target Peserta Didik Regular/tipikal
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Metode Pembelajaran Simulasi, Diskusi & Penugasan
Pendekatan TPACK
Pembelajaran

B. Komponen Inti
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan konsep hukum kekekalan energi dalam
menjelaskan fenomena yang relevan
2. Peserta didik dapat menganalisis hukum kekekalan energy
3. Peserta didik dapat mengemukakan contoh yang berkaitan dengan hukum
kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta didik dapat membandingkan energi kinetik & energi potensial pada titik
tertentu
5. Peserta didik dapat melakukan percobaan melalui simulasi phet tentang hubungan
antara Ep, Ek dan Em
6. Peserta didik dapat mempresentasikan percobaan di depan kelas

Asesmen
1. Asesmen kognitif
2. Asesmen nonkognitif

Pemahaman Bermakna
Aspek energi dan perubahannya membahas tentang dasar- dasar pengukuran, energi
dan perubahannya berkaitan dengan segala sesuatu yang mampu membuat sebuah
benda untuk melakukan sebuah usaha dan bentuk. Energi dan perubahannya
mencakup perubahan energi kimia, listrik, panas, dan mekanik serta energi
terbarukan.

1
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan 1
Persiapan pembelajaran: Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Modul Ajar
atau Bahan Bacaan, Lembar Kerja, Instrument Penilaian, dan Daftar Hadir
a. Pendahuluan (10 menit)
 Guru memberi salam dan menanyakan kondisi dan perasaan peserta didik
 Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru mengingatkan materi sebelumnya
 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru memberikan pretest melalui quizizz (TPACK)

b. Kegiatan Inti (PBL)


Pertanyaan pemantik:
Bagaimana keadaan awal ketika pemain skateboard berada di puncak lintasan?
Bagaimana gerakan setelah meluncur lintasan? Energi apa yang terlibat pada keadaan
tersebut?
1. Orientasi masalah pada peserta didik (10 menit)
 Peserta didik mengamati video yang ditampilkan oleh guru
https://youtube.com/shorts/xdffa0Ou5t0?si=aTSyxkXY6oylQMCP (TPACK)
 Peserta didik mengemukakan pendapat tentang video yang ditampilkan oleh
guru
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen
 Peserta didik menerima LKPD dari guru

2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar (15 menit)


 Peserta didik berkumpul sesuai dengan anggota kelompok yang telah dibagi
 Peserta didik mempelajari LKPD yang dibagikan guru
 Peserta didik melaksanakan instruksi yang ada dalam LKPD
 Peserta didik dalam kelompok melakukan brainstorming dengan cara menggali
informasi dan klarifikasi informasi permasalahan yang terdapat dalam video
yang diberikan guru.
 Peserta didik menuliskan rumusan masalah dan jawaban sementara yang ada di
LKPD

3. Membimbing investigasi/ penyelidikan individu maupun kelompok (15 menit)


 Peserta didik dalam kelompok untuk melakukan virtual lab dengan simulasi
PhET sesuai dengan LKPD https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-
skate-park/latest/energy-skate-park_all.html (TPACK) mengenai hukum
kekekalan energi mekanik serta menyajikan data percobaan pada tabel
pengamatan

2
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
 Peserta didik saling berdiskusi dengan bimbingan guru untuk menyelesaikan
pertanyaan pada LKPD.
 Peserta didik mengungkapkan gagasannya melalui diskusi kelompok

4. Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian masalah (15 menit)


• Peserta didik menjawab pertanyaan pada LKPD berdasarkan percobaan virtual
lab dengan simulasi PHET (TPACK) dan diskusi serta mengembangkan
analisisnya untuk pemecahan masalah
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (15 menit)


• Peserta didik memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi jika terdapat
perbedaan pendapat pada pengerjaan LKPD sebagai proses pemecahan masalah.
• Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.

c. Penutup (10 menit)


• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
• Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan kendala dan pertanyaan
selama pembelajaran
• Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi
• Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya
• Guru memberikan penguatan kepada peserta didik sekaligus salam penutup

Refleksi Peserta Didik dan Guru


Refleksi Peserta Didik
 Bagaimana kesan anda setelah mengikuti pelajaran hari ini?
 Apa yang anda pelajari dari pembelajaran hari ini?
 Apa tantangan pembelajaran hari ini?
 Hal baik apa yang muncul selama pembelajaran?
 Apa yang perlu ditingkatkan pada pembelajaran hari ini?

3
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan 2
Persiapan pembelajaran: Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Modul Ajar
atau Bahan Bacaan, Lembar Kerja, Instrument Penilaian, dan Daftar Hadir

a. Pendahuluan (10 menit)


 Guru memberi salam dan menanyakan kondisi dan perasaan peserta didik
 Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru mengingatkan materi sebelumnya
 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

b. Kegiatan Inti (PBL)


Pertanyaan pemantik:
Sebutkan bentuk-bentuk energi yang kamu tahu! Adakah perubahan energi yang terjadi
dari kamu sarapan sampai kamu berangkat sekolah?
1. Orientasi masalah pada peserta didik (10 menit)
 Peserta didik mengamati video yang ditampilkan oleh guru
https://www.youtube.com/shorts/aJi3utgzzbw (TPACK)
 Peserta didik mengemukakan pendapat tentang video yang ditampilkan oleh guru
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen
 Peserta didik menerima LKPD dari guru

2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar (15 menit)


• Peserta didik berkumpul sesuai dengan anggota kelompok yang telah dibagi
• Peserta didik mempelajari LKPD yang dibagikan guru
• Peserta didik melaksanakan instruksi yang ada dalam LKPD
• Peserta didik dalam kelompok menggali informasi dan klarifikasi informasi
permasalahan yang terdapat dalam video yang diberikan guru.
• Peserta didik menuliskan rumusan masalah dan jawaban sementara yang ada di
LKPD

3. Membimbing investigasi/ penyelidikan individu maupun kelompok (15 menit)


 Peserta didik dalam kelompok untuk melakukan virtual lab dengan simulasi
PhET sesuai dengan LKPD https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-forms-and-
changes/latest/energy-forms-and-changes_all.html (TPACK) mengenai perubahan
energi serta menyajikan data percobaan pada tabel pengamatan

4
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
 Peserta didik saling berdiskusi dengan bimbingan guru untuk menyelesaikan
pertanyaan pada LKPD.
 Peserta didik mengungkapkan gagasannya melalui diskusi kelompok

4. Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian masalah (15 menit)


• Peserta didik menjawab pertanyaan pada LKPD berdasarkan percobaan virtual
lab dengan simulasi PhET (TPACK) dan diskusi serta mengembangkan
analisisnya untuk pemecahan masalah
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (15 menit)


 Peserta didik memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi jika terdapat
perbedaan pendapat pada pengerjaan LKPD sebagai proses pemecahan masalah.
 Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.

c. Penutup (10 menit)


• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
• Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan kendala dan pertanyaan
selama pembelajaran
• Guru memberikan tes formatif
• Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi
• Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya
• Guru memberikan penguatan kepada peserta didik sekaligus salam penutup

d. Refleksi Peserta Didik dan Guru


Refleksi Peserta Didik
 Bagaimana kesan anda setelah mengikuti pelajaran hari ini?
 Apa yang anda pelajari dari pembelajaran hari ini?
 Apa tantangan pembelajaran hari ini?
 Hal baik apa yang muncul selama pembelajaran?
 Apa yang perlu ditingkatkan pada pembelajaran hari ini?
Refleksi Guru
 Apakah pembelajaran telah berlangsung sesuai rencana?
 Apakah peserta didik yang mengalami hambatan, dapat teridentifikasi dan
terfasilitasi dengan baik?

C. Lampiran
Lembar Kerja Peserta Didik (terlampir)
Bahan bacaan pendidik dan peserta didik (terlampir)
Instrumen penilaian (terlampir)
Daftar Pustaka
5
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LAMPIRAN I

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


HUKUM KEKEKALAN ENERGI
MEKANIK

Untuk SMK/MAK Kelas X

Imas Musfiroh, S.Pd

SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan

6
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

Mata Pelajaran : IPAS

Kompetensi Keahlian :

Kelas :

Kelompok : ...........
Anggota Kelompok :
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................

Mari Mengamati Video

A. Orientasi Masalah

Bagaimana keadaan awal ketika pemain skateboard berada di puncak


lintasan? Bagaimana gerakan setelah meluncur lintasan? Energi apa yang terlibat
pada keadaan tersebut? Tuliskan dalam bentuk kalimat pertanyaan

7
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
B. Hipotesis
Tuliskan jawaban sementara (hipotesis) dari pertanyaan yang sudah kamu tuliskan
sebelumnya!

C. Tujuan
 Melalui percobaan Virtual Lab dan diskusi kelompok, peserta didik dapat
menganalisis besaran-besaran yang berpengaruh terhadap besarnya energi
potensial dan energi kinetik dengan teliti
 Melalui percobaan Virtual Lab dan diskusi kelompok , peserta didik dapat
menganalisis hubungan energy potensial, energy kinetic dan energy mekanik dengan
cermat.
 Melalui percobaan Virtual Lab dan diskusi kelompok, peserta didik dapat
menganalisis hubungan massa benda dan ketinggian benda terhadap energi
potensial dan energy kinetic benda dengan percaya diri.

D. Petunjuk Praktikum
1. Membuka Virtual Lab yaitu PHET, memilih Energy Skate Park: kemudian
memilih measure

8
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
2. Memberi tanda centang greed, reference height (untuk membaca
ketinggian) serta pie chart dan speed

3. Memilih lintasan yang berbentuk U, kemudian memilih slow motion untuk


mempermudah pengamatan gerak pemain skateboard.

4. Melakukan simulasi dengan meletakkan pemain skateboard dengan, gravitasi


10 m/s2, massa 45 kg pada grafik, dan amati yang terjadi pada ketinggian,
kelajuan, energi potensial, energi kinetik, dan total energi untuk setiap
perubahan ketinggian.

5. Melepaskan pemain dari ketinggian 6 m


6. Mengklik tombol play. Jika ingin menghentikan gerak pemain, klik tombol
pause.
7. Mengamati bagan masing – masing energi pada kotak sebelah kiri saat
pemain berada pada ketinggian tertentu (ambil ketinggian yang berbeda-
beda )
9
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
8. Menuliskan hasil pengamatan kalian pada tabel percobaan 1
9. Mengulangi percobaan untuk massa yang paling besar (65 kg) dan menuliskan
hasil pengamatan pada tabel percobaan 2

E. Tabel Pengamatan
Tabel percobaan 1. Massa 1 (45 kg)

Ketinggian Energi Energi Energi


No. Kelajuan Mekanik
Benda Potensial Kinetik

1. 6 m

2. 4 m

3. 2 m

Tabel percobaan 2. Massa 2 (60 kg)

Ketinggian Energi Energi Energi


No. Kelajuan Mekanik
Benda Potensial Kinetik

1. 6 m

2. 4 m

3. 2 m

F. Analisis Data
Setelah melakukan percobaan secara virtual, coba kerjakan soal berikut
ini:
1. Jelaskan hubungan antara massa pemain skateboard dengan energi

potensial !

10
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
2. Jelaskan hubungan antara massa pemain skateboard dengan energi kinetik !

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial


pemain skateboard !

4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi kinetik


pemain skateboard !

5. Di posisi manakah pemain skateboard memiliki :

a. Energi potensial terkecil :


b. Energi potensial terbesar :
c. Energi kinetik terkecil :
d. Energi kinetik terbesar :

6. Tuliskan hubungan matematis antara energi mekanik, energi potensial dan


energi kinetik.

Pemecahan masalah
Berdasarkan konsep yang telah kamu temukan melalui kegiatan percobaan dan
diskusi, uraikan pendapatmu tentang masalah dan hipotesis yang telah kalian
buat!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
11
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………

12
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


PERUBAHAN ENERGI

Untuk SMK/MAK Kelas X

Imas Musfiroh, S.Pd

SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan

13
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK PERUBAHAN ENERGI

Mata Pelajaran : IPAS

Kompetensi Keahlian :

Kelas :

Kelompok : ...........
Anggota Kelompok :
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik mampu menganalisis berbagai macam bentuk energi dan
perubahannya melalui kegiatan mengamati dengan benar
 Peserta didik mampu mengidentifikasi energi-energi terbarukan melalui
diskusi dengan benar

14
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Kegiatan 1
Sulit menentukan dengan tepat apa definisi energi. Sebelum kita belajar
lebih lanjut. Temukan contoh-contoh energi yang ada di lingkungan
sekitarmu. Kemudian identifikasi bentuk energinya, tuliskan pada tabel di
bawah ini!

15
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
16
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Kegiatan 2
Perhatikan video berikut ini! https://www.youtube.com/watch?v=xKI-
RKCp0k4

Energi tidak dapat dihilangkan atau dimusnahkan namun dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lainnya

Langkah Percobaan
1. Coba eksplorasi animasi phet mengenai bentuk energi dan
perubahan energi untuk membantu kalian menmukan solusi dari
permasalahan di atas!
2. Jalankan pada link berikut:
https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-forms-and-
changes/latest/energy-forms-and-changes_all.html

3. Kemudian identifikasi perubahan energi yang terjadi pada


setiap prosesnya
4. Jelaskan hasil pengmatanmu terhadap besaran-besaran yang
kamu amati
5. Variabel bebas adalah besaran yang dapat kamu ubah
sedangkan variabel terikat adalah besaran yang dipengaruhi
ketika variabel bebas diubah
6. Jelaskan kaitan antara varial bebas dan variabel berubah.
Tuliskan hasil pengmatanamu!

17
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
18
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
19
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
20
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
21
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
22
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LAMPIRAN II (Bahan Bacaan Pendidik dan Peserta Didik)

MATERI AJAR

ENERGI DAN PERUBAHANNYA

1.1.PENGERTIAN ENERGI
Apakah yang dimaksud dengan energi? Energi dibutuhkan diantaranya untuk
mengerakkan mobil, untuk memanaskan dan mendinginkan ruangan, dan menjalankan
computer. Energi yang terdapat dalam makanan menghasilkan energi bagi manusia, baik
berjalan, olahraga, bernyanyi, bekerja, belajar, berpikir, saat melamun, bahkan saat
tidurpun memerlukan energi.
Manusia, hewan, dan tumbuhan saat melakukan aktivitasnya selalu memerlukan energi.
Energi yang digunakan manusia, hewan, dan tumbuhan berasal dari berbagai makanan
dan minuman yang dikonsumsinya. Mesin-mesin dan alat elektronik dapat beroperasi
jika ada energi yang menngerakkannya. Energi yang digunakan mesin mobil berasal dari
bahan bakar berupa bensin, solar, atau dapat juga beruba bahan bakar bentuk lainnya,
sedangkan alat elektronik dapat beroperasi jika ada sumber energi listrik.
Dalam IPA, Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Misalnya
seseorang yang hendak memindahkan meja, maka orang tersebut akan mengeluarkan
energi untuk melakukan usaha memindahkan meja tersebut.

1.2.BENTUK-BENTUK ENERGI
Energi yang dimiliki oleh suatu benda bisa bermacam-macam bentuk, diantaranya energi
kinetic, energi potensial, energi mekanik, energi panas, energi listrik, energi kimia, dan
energi nuklir.

a. Energi Kinetik
Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut energi kinetic. Besar kecilnya
energi kinetic suatu benda bergantung pada massa dan kelajuan benda tersebut.
Secara matematis, energi kinetic dirumuskan sebagai :
Ek = ½ × m × v2

Dimana :
Ek = Energi kinetic (joule) m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s)

b. Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki suatu benda karena kedudukannya atau
kondisinya. Energi potensial memiliki beberapa bentuk, diantaranya : energi potensial
gravitasi, energi potensial pegas, energi potensial listrik, dan lain-lain. Energi potensial
grafitasi

23
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Gambar di atas menunjukkan bola yang sedag dilemparkan oleh seseorang. Jika kita
menganggap system terdiri dari bola dan bumi, maka gaya tarik gravitasi antara bola dan
bumi merupakan interaksi gaya antara anggta system. Jika benda bergerak menjauhi bumi,
maka energi yang tersimpan dalam system merupakan hasil interaksi gravitasi antara
benda dan bumi. Energi yang tersimpan dalam system ini disebut energi potensial gravitasi
yang disimbolkan dengan EP.
Energi potensial gravitasi dinyatakan sebagai :
EP = m × g ×h

Dimana :
EP = Energi potensial grafitasi m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) h = ketinggian benda (m)

1) Energi potensial elastis

Gambar diatas menunjukkan tali busur yang ditarik oleh pemanah, sehingga tali busur
menyimpan energi.
Energi yang tersimpan pada tali busur yang meregang disebut energi potensial elastis.
Energi potensial elastis ini dimiliki oleh benda-benda elastis, seperti karet, bola karet,
pegas, dan lainnya. Seperti halnya busur yang ditarik, pegas yang ditekan memiliki energi
potensial pegas
Besarnya energi potensial pegas dapat ditentukan menggunakan persamaan :
EP = ½ × k × x2
Dimana :
EP = Energi potensial pegas (joule) K = konstanta pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas (m)

24
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
c. Energi Mekanik
Sebuah benda yang sedang jatuh bebas memiliki dua buah energi sekaligus, yaitu energi
kinetic dan energi potensial gravitasi. Penjumlahn kedua energi tersebut dinamakan
energi mekanik. Besarnya energi mekanik yang dimiliki oleh suatu benda pada setiap
perubahan posisi selalu tetap.

d. Energi Thermal
Energi thermal didefinisikan sebagai jumlah energi potensial dan energi kinetic yang
dimiliki oleh atom-atom dan molekul-molekul yang membentuk zat. Menurut teori
kinetic molekul, benda panas memiliki energi yang lebih besar dibandingkan dengan
benda yang dingin. Energi yang berpindah dari benda sat uke benda lainnya karena
perbedaan suhu disebut kalor (heat).

e. Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik. Muatan
listrik yang diam (statis) menimbulkan energi potensial listrik, sedangkan muatan listrik
yang bergerak (dinamis) menimbulkan arus listrik dan energi magnet.

1) Energi potensial listrik


Energi potensial listrik dimiliki oleh suatu muatan jika berada pada posisi tertentu
terhadap muatan yang lain. Energi potensial listrik timbul karena adanya benda yang
bermuatan listrik.
Secara matematis, energi potensial listrik dirumuskan sebagai berikut :
EP = q × V

Dimana :
EP = Energi potensial listrik (joule) q = muatan listrik (coloumb) V = potensial listrik
(volt)

2). Energi Dalam


Energi dalam adalah energi kinetic yang dihubungkan dengan gerakan molekul- molekul,
dan energi potensial yang dihubungkan dengan getaran rotasi, dan energi listrik dari
atom-atom di dalam molekul

F. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan secara kimiawi. Makanan yang kita makan
menghasilkan energi kimia yang sagat bermanfaat bagi tubuh. Minyak bumi
mengandung energi kimia yang sangat bermanfaat untuk bahan bakar.

25
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
G. Energi Nuklir
Energi yang dihasilkan dari perubahan massa nuklir disebut energi nuklir. Reaksi fisi dan
reaksi fusi adalah dua jenis reaksi nuklir yang menghasilkan energi nuklir yang sagat
besar.
a. Reaksi Fisi
Reaksi fisi adalah pembelahan sebuah inti berat menadi dua inti yang lebih ringan.
Pembelahan ini dilakukan dengan cara inti berat ditumbuk oleh sebuah partikel, neutron.
Dalam reaksi fisi, massa total produk lebih kecil daripada massa total reaktan. Selisih mass
aini akan muncul sebagai energi.
b. Reaksi Fusi
Reaksi Fusi atau disebut juga reaksi termonuklir, adalah reaksi penggabungan dua atau
lebih inti ringan menjadi sebuah inti yang lebih berat. Biasaya pada setiap reaksi fusi
selalu diikuti dengan dihasilkannya energi.

1.3.PERUBAHAN ENERGI

Energi bersifat kekal, yang berarti bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi
lainnya. Perubahan energi yang ditunjukkan dari feomena sehari-hari dimanfaatkan oleh
manusia untuk membantu aktivitas mereka. Hal tersebut sejalan dengan hakekat sains,
yakni manusia berusaha menjelaskan fenomena yang terjadi untuk membangun
pengetahuan, fakta, atau konsep, lalu mencoba fakta tersebut, kemudian memodifikasinya
untuk keperluan umat manusia.
Energi listrik merupakan energi yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia
Karena energi listrik adalah energi yang mudah diubah ke bentuk energi lain. Perubahan
energi listrik menjadi bentuk energi lainnya, misalya :
 Energi Listrik berubah menjadi energi cahaya contoh : lampu
 Energi listrik berubah menjadi energi panas, contoh : setrika, solder, pemanas
 Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, contoh : mesin cuci, kipas angin
 Energi listrik berubah menjadi energi kimia, contoh : pengisian accu, penyepuhan

Selain itu, energi listrik juga dapat diperoleh dari perubahan bentuk energi lainnya, seperti
berikut ini :
 Energi gerak menjadi energi listrik, contoh : dynamo,
 Energi kimia menjadi energi listrik, contoh : baterai

26
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LAMPIRAN III

Instrumen Penilaian

INSTRUMEN PENILAIAN

a. Penilaian Sikap

Aspek BB MB BSH SB

Sikap

Bergotong Peserta didik kurang Peserta didik cukup Peserta didik mampu Peserta didik mampu
royong mampu berkolaborasi mampu berkolaborasi berkolaborasi dalam berkolaborasi dalam
dalam kelompok, dalam kelompok, kelompok, peduli kelompok, peduli dan
kurang peduli dan cukup peduli dan dan berbagi dalam berbagi dalam
berbagi dalam berbagi dalam melaksanakan melaksanakan
melaksanakan melaksanakan praktikum praktikum dengan
praktikum praktikum
dengan baik sangat baik

Bernalar Peserta didik kurang Peserta didik cukup Peserta didik mampu Peserta didik mampu
Kritis mampu memproses mampu memproses memproses memproses informasi,
informasi, informasi, informasi, membangun
membangun membangun membangun keterkaitan antara
keterkaitan antara keterkaitan antara keterkaitan antara berbagai informasi
berbagai informasi berbagai informasi berbagai informasi mengevaluasi dan
mengevaluasi dan mengevaluasi dan mengevaluasi dan menyimpulkannya
menyimpulkannya menyimpulkannya menyimpulkannya dengan sangat
dengan baik
baik

Keterangan :

BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan SB : Sangat Berkembang

27
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Lembar Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : IPAS

Kelas / Semester : X / Ganjil

Aspek : Energi dan Perubahannya

Nama Peserta Bernalar Kritis Bergotong royong


No.
Didik BB MB BSH SB BB MB BSH SB

1.

2.

3.

4 Dst …

b. Penilaian Test Formatif


Mata Pelajaran : Projek IPAS
Aspek : Energi dan Perubahannya
Kelas/Semester :X / Ganjil
Hari/Tanggal : .........................................

Aspek kognitif yang diukur


Jumlah Nomor
Tujuan Pembelajaran ( Nomor Soal)
soal soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Peserta didik dapat √ 1 1


menganalisis besaran-
besaran yang
berpengaruh terhadap
besarnya energi kinetik
dengan teliti

2. Peserta didik √ 1 2
dapat menganalisis
besaran- besaran yang
berpengaruh terhadap
besarnya energi kinetik
dengan teliti

28
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Aspek kognitif yang diukur
Jumlah Nomor
Tujuan Pembelajaran ( Nomor Soal)
soal soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6

3. Peserta didik √ 2 3
dapat menganalisis
hubungkan energy
potensial, energy kinetic
dan energy mekanik
dengan cermat.

4. Peserta didik dapat √ 2 4&5


menganalisis hubungan
massa benda dan
ketinggian benda
terhadap energi
potensial dan energy
kinetic benda dari
percobaan dengan
percaya diri.

29
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
INSTRUMEN PENILAIAN (ASESMEN TES KEMAMPUAN AWAL DALAM
BENTUK QUIZZIZ

Mata Pelajaran : Projek IPAS


Aspek : Energi dan Perubahannya
Kelas/Semester :X / Ganjil
Hari/Tanggal : .........................................

Soal Mengukur Kemampuan Awal

1. Terdapat sebuah bola dengan massa 3 kg, teíletak di atas lemaíi dengan ketinggian 5 m.
Berapakah eneígi potensial bola? (percepatan gíavitasi bumi = 10 m/s2)
A. 120 J
B. 130 J
C. 160 J
D. 140 J
E. 150 J

2. Buah kelapa yang masih menggantung dipohon kiía-kiía massanya 1,5 kg. Jika ketinggian
pohon kelapa teísebut 8 meteí. Beíapa eneígi potensial buah kelapa teísebut ? (percepatan
gíavitasi bumi = 10 m/s2)
A. 120 J
B. 130 J
C. 160 J
D. 140 J
E. 150 J

3. Sebuah benda massa 20 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Berapa energi kinetik benda
tersebut ?
A. 250 J
B. 350 J
C. 450 J
D. 550 J
E. 650 J

4. Sebuah mobil massanya 1 ton begerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa energi kinetik
yang dimiliki mobil tersebut ?
A. 100.000 J
B. 200.000 J
C. 300.000 J
D. 400.000 J
E. 500.000 J

30
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
5. Sebuah bola massa 500 gr terletak di atas meja ketinggiannya 150 cm dan bergerak dengan
kecepatan 4 m/s. Berapa energi mekanik benda tersebut…
A. 67,5 J
B. 77,5 J
C. 87,5 J
D. 97,7 J
E. 97,5 J

Soal Formatif

1. Sebuah pesawat yang memiliki massa m mengudara pada ketinggian h dan memiliki
energi potensial sebesar 1400 J. Pesawat kemudian mengubah ketinggiannya menjadi 2h,
maka energi potensial pesawat sekarang adalah sebesar ....
2. Benda A dan B memiliki massa sama. Benda A bergerak dengan energi kinetik 4 J dan B
dengan energi kinetik 16 J. Perbandingan kecepatan benda A dengan B adalah....
3. Perhatikan gambar lintasan dibawah ini!

Sebuah benda diluncurkan dari titik A seperti gambar diatas. Berdasarkan gambar di atas
dimanakah posisi yang memungkinkan
a. Energy kinetic terbesar dan energy kinetic terkecil
b. Energy potensial terbesar dan energy potensial terkecil
4. Pada peristiwa saat melakukan passing bola voli ke atas, berdasarkan hukum kekekalan
energy mekanik bagaimana pengaruh kecepatan serta posisi ketinggian benda berpengaruh
terhadap energi kinetic dan energy potensialnya!
5. Hukum kekekalan energi mekanik berlaku ketika kita menaiki Roller coaster. Berdasarkan
peristiwa tersebut analisislah kecepatan serta posisi ketinggian benda berpengaruh
terhadap energi kinetic dan energy potensialnya!

31
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Rubrik Asesmen Formatif :
No
Kunci Jawaban Skor
Soa l
1. Diketahui : 1
Ep1 = 1400 J
h1=h
h2 = 2h
Ditanyakan: Ep2…. ? 1
Jawab :
𝐸𝑝 1 = 𝑚𝑔ℎ1
𝐸𝑝 2 𝑚𝑔ℎ2 1

1400 = ℎ 1
𝐸𝑝 2 2ℎ

Ep2 = 2. 1400 1

Ep2 = 2800 Joule


Skor maksimum 5
2. Diketahui : 1
ma =mb = m
Ek1 = 4 J
Ek2 = 16 J
Ditanyakan: va : vb
Jawab
1
=

1
√ √ 1

√ √

1
Jadi va : vb = 1:2

Skor maksimum 5

3 a. Energy kinetic terbesar pada titik B Energy kinetic terkecil pada titik A 5
b. Energy potensial terbesar di titik B Energy potensial terkecil di titik A

32
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
4 Saat melakukan passing bola voli ke atas Kecepatan bola voli yang
dilempar ke atas makin lama makin berkurang. Makin tinggi kedudukan
bola (energi potensial gravitasi makin besar), makin kecil kecepatannya 5
(energi kinetik bola makin kecil). Saat mencapai keadaan tertinggi, bola
akan diam sehingga energi kinetik bola voli akan nol danenergi potensialnya
akan maksimum

Skor maksimum
5
5 Ketika roller coaster diam dari ketinggian tertentu, maka energi potensial
yang dimilikinya akan maksimum sedangkan energi kinetiknya akan nol. 5
Ketika roller coaster mulai bergerak menuruni lintasan, maka energi
kinetiknya akan bertambah sedangkan energi potensialnya akan berkurang
Skor maksimum 5

Total skor maksimum 25


Pedoman penskoran:
Nilai =

33
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
Daftar Pustaka

Harti Dwi, dkk. 2022. Proyek IPAS SMK/MAK Kelas X. Jakarta: PT Penerbit
Erlangga
https://www.youtube.com/watch?v=TxyW4QTZJe4
https://www.youtube.com/watch?v=L8iuE_ilWBw

34
Imas Musfiroh, S.Pd SMKN 7 Kota Tangerang Selatan
LK 2.4. Rencana Evaluasi
Nama : Imas Musfiroh
Instansi : SMKN 7 Kota Tangerang Selatan

Kebut
Metod uhan
Rencana pengembangan Hasil
e Instru
men
(1) (2) (3) (4)

Obser Lemb Pengembangan dari modul https://drive.google.com/drive/folders/1bL0s2CY8VlKsGWG


vasi ar ajar/ RPP (bagian aktivitas dan Q3RYrs5bjN7q5f9VJ?usp=sharing
pembe checkl asesmen) dengan penambahan
lajaran ist kolom keterlaksanaan/
obser ketidakterlaksanaan serta
vasi kolom catatan

Reflek Lemb Menyusun 5 pertanyaan https://drive.google.com/drive/folders/1bL0s2CY8VlKsGWG


si ar reflektif atas keterlaksnaan/ Q3RYrs5bjN7q5f9VJ?usp=sharing
Reflek ketidakterlaksanaan rencana
si aksi
berisi
daftar
perta
nyaan
reflek
tif

Asesm Instru Berisi Asesmen Formatif Sikap, https://drive.google.com/drive/folders/1bL0s2CY8VlKsGWG


en men Keterampilan dan Kognitif Q3RYrs5bjN7q5f9VJ?usp=sharing
Asesm
en
Forma
tif

Prakti LKPD Berisi Lembar Kegiatan Kerja https://drive.google.com/drive/folders/1bL0s2CY8VlKsGWG


kum Peserta Didik Q3RYrs5bjN7q5f9VJ?usp=sharing
Virtual
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK

KETERLAKSANAAN
NO KEGIATAN PESERTA DIDIK
YA TIDAK
1 Mendengarkan atau memperhatikan guru
2 Bertanya
3 Menjawab pertanyaan dari guru
4 Berdiskusi dengan teman satu kelompok
5 Mengeluarkan gagasan
6 Bekerjasama dalam berdiskusi
7 Menghargai pendapat
8 Menjelaskan
9 Menuliskan hasil diskusi
10 Menyimpulkan

LEMBAR OBSERVASI GURU

No
Aspek yang diamati : Pelaksanaan Pembelajaran Ya Tidak Catatan

A. Kegiatan Pendahuluan
1. Orientasi
a. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam.
b. Menyampaikan rencana kegiatan baik, individual,
kerja kelompok, dan melakukan observasi.
2. Motivasi
a. Mengajukan pertanyaan yang menantang untuk
memotivasi.
b. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
3. Apersepsi
a. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai peserta
didik
b. Mengaitkan materi dengan materi pembelajaran
sebelumnya
c. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan
materi pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Penguasaan materi pembelajaran
a. Menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
No
Aspek yang diamati : Pelaksanaan Pembelajaran Ya Tidak Catatan

b. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang


relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

c. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan


tepat.
d. Menyajikan materi secara sistematis (mudah kesulit,
dari konkrit ke abstrak)

2. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik


a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
b. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan
c. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan
pendapat
d. Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar
e. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

f. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan


tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant
effect)
g. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
Pelaksanaan pembelajaran secara runtut sesuai
3.
sintak model pendekatan saintifik*)
Problem-based Learning (PBL)
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber belajar yang bervariasi.
b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran
c. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar
d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran
e. Menghasilkan kesan yang menarik
5 Pengelolaan kelas dan pelibatan peserta didik
No
Aspek yang diamati : Pelaksanaan Pembelajaran Ya Tidak Catatan

a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui


interaksi guru, peserta didik. sumber belajar.
b. Merespon positif dengan sikap terbuka terhadap
partisipasi peserta didik
c. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
d. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta
didik dalam belajar
Penggunaan Bahasa yang benar dan tepat dalam
6
pembelajaran
a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
C. Kegiatan Penutup
1. Proses rangkuman, refleksi, dan tindak lanjut
a. Memfasilitasi dan membimbing peserta didik
merangkum materi pelajaran.
b. Memfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran

c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan


arahan kegiatan berikutnya dan tugas perbaikan dan
pengayaan secara individu atau kelompok.
2. PelaksanaanPenilaian Hasil Belajar
a. Melaksanakan Penilaian Sikap melalui observasi
b. Melaksanakan Penilaian Pengetahuan melalui tes
lisan, tulisan
c. Melaksanakan Penilaian Keterampilan; penilaian
kinerja, projek, produk dan portofolio
Lembar Refleksi Siswa

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Apakah Anda terlibat aktif dalam pembelajaran ini?
2. Apakah suasana pembelajaran membuat Anda bersemangat
untuk belajar dan tahu lebih banyak?
3. Apakah pembelajaran kali ini membekali anda sebagai
peserta didik yang baik?

4. Apakah guru pada pembelajaran ini membantu anda


dalam belajar dan berproses?

5. Apakah keterampilan anda bertambah pada


pembelajaran ini?

6. Apakah hasil pembelajaran dari kegiatan menambah


daya kreasi?

Masukan / pendapat lain untuk pembelajaran ini :


INSTRUMEN PENILAIAN

a. Penilaian Sikap

Aspek BB MB BSH SB

Sikap

Bergotong Peserta didik kurang Peserta didik cukup Peserta didik mampu Peserta didik mampu
royong mampu berkolaborasi mampu berkolaborasi berkolaborasi dalam berkolaborasi dalam
dalam kelompok, dalam kelompok, kelompok, peduli kelompok, peduli dan
kurang peduli dan cukup peduli dan dan berbagi dalam berbagi dalam
berbagi dalam berbagi dalam melaksanakan melaksanakan
melaksanakan melaksanakan praktikum dengan praktikum dengan
praktikum praktikum baik sangat baik

Bernalar Peserta didik kurang Peserta didik cukup Peserta didik mampu Peserta didik mampu
Kritis mampu memproses mampu memproses memproses memproses informasi,
informasi, informasi, informasi, membangun
membangun membangun membangun keterkaitan antara
keterkaitan antara keterkaitan antara keterkaitan antara berbagai informasi
berbagai informasi berbagai informasi berbagai informasi mengevaluasi dan
mengevaluasi dan mengevaluasi dan mengevaluasi dan menyimpulkannya
menyimpulkannya menyimpulkannya menyimpulkannya dengan sangat
dengan baik
baik

Keterangan :

BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan SB : Sangat Berkembang


Lembar Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : IPAS

Kelas / Semester : X / Ganjil

Aspek : Energi dan Perubahannya

Nama Peserta Bernalar Kritis Bergotong royong


No.
Didik BB MB BSH SB BB MB BSH SB

1.

2.

3.

4 Dst …

b. Penilaian Test Formatif


Mata Pelajaran : Projek IPAS
Aspek : Energi dan Perubahannya
Kelas/Semester :X / Ganjil
Hari/Tanggal : .........................................
Aspek kognitif yang diukur
Jumlah Nomor
Tujuan Pembelajaran ( Nomor Soal)
soal soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Peserta didik dapat √ 1 1


menganalisis besaran-
besaran yang
berpengaruh terhadap
besarnya energi kinetik
dengan teliti

2. Peserta didik √ 1 2
dapat menganalisis
besaran- besaran yang
berpengaruh terhadap
besarnya energi kinetik
dengan teliti

3. Peserta didik √ 2 3
dapat menganalisis
hubungkan energy
potensial, energy kinetic
dan energy mekanik
Aspek kognitif yang diukur
Jumlah Nomor
Tujuan Pembelajaran ( Nomor Soal)
soal soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6

dengan cermat.

4. Peserta didik dapat √ 2 4&5


menganalisis hubungan
massa benda dan
ketinggian benda
terhadap energi
potensial dan energy
kinetic benda dari
percobaan dengan
percaya diri.
INSTRUMEN PENILAIAN (ASESMEN TES KEMAMPUAN AWAL DALAM
BENTUK QUIZZIZ

Mata Pelajaran : Projek IPAS


Aspek : Energi dan Perubahannya
Kelas/Semester :X / Ganjil
Hari/Tanggal : .........................................

Soal Mengukur Kemampuan Awal (Numerasi)

1. Terdapat sebuah bola dengan massa 3 kg, teíletak di atas lemari dengan ketinggian 5
m. Berapakah energi potensial bola? (percepatan gravitasi bumi = 10 m/s2)
A. 120 J
B. 130 J
C. 160 J
D. 140 J
E. 150 J

2. Buah kelapa yang masih menggantung dipohon kira-kira massanya 1,5 kg. Jika
ketinggian pohon kelapa tersebut 8 meteri. Berapa energi potensial buah kelapa tersebut ?
(percepatan gíavitasi bumi = 10 m/s2)
A. 120 J
B. 130 J
C. 160 J
D. 140 J
E. 150 J

3. Sebuah benda massa 20 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Berapa energi kinetik
benda tersebut ?
A. 250 J
B. 350 J
C. 450 J
D. 550 J
E. 650 J

4. Sebuah mobil massanya 1 ton begerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa energi
kinetik yang dimiliki mobil tersebut ?
A. 100.000 J
B. 200.000 J
C. 300.000 J
D. 400.000 J
E. 500.000 J

5. Sebuah bola massa 500 gr terletak di atas meja ketinggiannya 150 cm dan bergerak
dengan kecepatan 4 m/s. Berapa energi mekanik benda tersebut…
A. 67,5 J
B. 77,5 J
C. 87,5 J
D. 97,7 J
E. 97,5 J

Soal Formatif

1. Sebuah pesawat yang memiliki massa m mengudara pada ketinggian h dan memiliki
energi potensial sebesar 1400 J. Pesawat kemudian mengubah ketinggiannya menjadi 2h,
maka energi potensial pesawat sekarang adalah sebesar .... (Numerasi)
2. Benda A dan B memiliki massa sama. Benda A bergerak dengan energi kinetik 4 J dan B
dengan energi kinetik 16 J. Perbandingan kecepatan benda A dengan B adalah....
(Numerasi)
3. Perhatikan gambar lintasan dibawah ini! (Literasi)

Sebuah benda diluncurkan dari titik A seperti gambar diatas. Berdasarkan gambar di atas
dimanakah posisi yang memungkinkan
a. Energy kinetic terbesar dan energy kinetic terkecil
b. Energy potensial terbesar dan energy potensial terkecil
4. Pada peristiwa saat melakukan passing bola voli ke atas, berdasarkan hukum kekekalan
energy mekanik bagaimana pengaruh kecepatan serta posisi ketinggian benda
berpengaruh terhadap energi kinetic dan energy potensialnya! (Literasi)
5. Hukum kekekalan energi mekanik berlaku ketika kita menaiki Roller coaster.
Berdasarkan peristiwa tersebut analisislah kecepatan serta posisi ketinggian benda
berpengaruh terhadap energi kinetic dan energy potensialnya! (Literasi)
Rubrik Asesmen Formatif :
No
Kunci Jawaban Skor
Soa l
1. Diketahui : 1
Ep1 = 1400 J
h1=h
h2 = 2h
Ditanyakan: Ep2…. ? 1
Jawab :
𝐸𝑝 1 = 𝑚𝑔ℎ1
𝐸𝑝 2 𝑚𝑔ℎ2 1

1400 = ℎ 1
𝐸𝑝 2 2ℎ

Ep2 = 2. 1400 1

Ep2 = 2800 Joule


Skor maksimum 5
2. Diketahui : 1
ma =mb = m
Ek1 = 4 J
Ek2 = 16 J
Ditanyakan: va : vb
Jawab
1
=

1
√ √ 1

√ √

1
Jadi va : vb = 1:2

Skor maksimum 5

3 a. Energy kinetic terbesar pada titik B Energy kinetic terkecil pada titik A 5
b. Energy potensial terbesar di titik B Energy potensial terkecil di titik A

4 Saat melakukan passing bola voli ke atas Kecepatan bola voli yang
dilempar ke atas makin lama makin berkurang. Makin tinggi kedudukan
bola (energi potensial gravitasi makin besar), makin kecil kecepatannya 5
(energi kinetik bola makin kecil). Saat mencapai keadaan tertinggi, bola
akan diam sehingga energi kinetik bola voli akan nol danenergi potensialnya
akan maksimum

Skor maksimum
5
5 Ketika roller coaster diam dari ketinggian tertentu, maka energi potensial
yang dimilikinya akan maksimum sedangkan energi kinetiknya akan nol. 5
Ketika roller coaster mulai bergerak menuruni lintasan, maka energi
kinetiknya akan bertambah sedangkan energi potensialnya akan berkurang
Skor maksimum 5

Total skor maksimum 25


Pedoman penskoran:
Nilai =
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK

Untuk SMK/MAK Kelas X

Imas Musfiroh, S.Pd

SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

Mata Pelajaran : IPAS

Kompetensi Keahlian :

Kelas :

Kelompok : ...........
Anggota Kelompok :
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................

Mari Mengamati Video

A. Orientasi Masalah

 Bagaimana keadaan awal ketika pemain skateboard berada di puncak


lintasan? Bagaimana gerakan setelah meluncur lintasan? Energi apa
yang terlibat pada keadaan tersebut? Tuliskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan https://youtube.com/shorts/xdffa0Ou5t0?si=aTSyxkXY6oylQMCP
B. Hipotesis
Tuliskan jawaban sementara (hipotesis) dari pertanyaan yang sudah kamu tuliskan
sebelumnya!

C. Tujuan
 Melalui percobaan Virtual Lab dan diskusi kelompok, peserta didik dapat
menganalisis besaran-besaran yang berpengaruh terhadap besarnya energi
potensial dan energi kinetik dengan teliti
 Melalui percobaan Virtual Lab dan diskusi kelompok , peserta didik dapat
menganalisis hubungan energy potensial, energy kinetic dan energy mekanik dengan
cermat.
 Melalui percobaan Virtual Lab dan diskusi kelompok, peserta didik dapat
menganalisis hubungan massa benda dan ketinggian benda terhadap energi
potensial dan energy kinetic benda dengan percaya diri.

D. Petunjuk Praktikum
1. Membuka Virtual Lab yaitu PHET, memilih Energy Skate Park: kemudian
memilih measure
2. Memberi tanda centang greed, reference height (untuk membaca
ketinggian) serta pie chart dan speed

3. Memilih lintasan yang berbentuk U, kemudian memilih slow motion untuk


mempermudah pengamatan gerak pemain skateboard.

4. Melakukan simulasi dengan meletakkan pemain skateboard dengan, gravitasi


10 m/s2, massa 45 kg pada grafik, dan amati yang terjadi pada ketinggian,
kelajuan, energi potensial, energi kinetik, dan total energi untuk setiap
perubahan ketinggian.

5. Melepaskan pemain dari ketinggian 6 m


6. Mengklik tombol play. Jika ingin menghentikan gerak pemain, klik tombol
pause.
7. Mengamati bagan masing – masing energi pada kotak sebelah kiri saat
pemain berada pada ketinggian tertentu (ambil ketinggian yang berbeda-
beda )
8. Menuliskan hasil pengamatan kalian pada tabel percobaan 1
9. Mengulangi percobaan untuk massa yang paling besar (65 kg) dan menuliskan
hasil pengamatan pada tabel percobaan 2

E. Tabel Pengamatan
Tabel percobaan 1. Massa 1 (45 kg)

Ketinggian Energi Energi Energi


No. Kelajuan Mekanik
Benda Potensial Kinetik

1. 6 m

2. 4 m

3. 2 m

Tabel percobaan 2. Massa 2 (60 kg)

Ketinggian Energi Energi Energi


No. Kelajuan Mekanik
Benda Potensial Kinetik

1. 6 m

2. 4 m

3. 2 m

F. Analisis Data
Setelah melakukan percobaan secara virtual, coba kerjakan soal berikut
ini:
1. Jelaskan hubungan antara massa pemain skateboard dengan energi

potensial !
2. Jelaskan hubungan antara massa pemain skateboard dengan energi kinetik !

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial


pemain skateboard !

4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi kinetik


pemain skateboard !

5. Di posisi manakah pemain skateboard memiliki :

a. Energi potensial terkecil :


b. Energi potensial terbesar :
c. Energi kinetik terkecil :
d. Energi kinetik terbesar :

6. Tuliskan hubungan matematis antara energi mekanik, energi potensial dan


energi kinetik.

Pemecahan masalah
Berdasarkan konsep yang telah kamu temukan melalui kegiatan percobaan dan
diskusi, uraikan pendapatmu tentang masalah dan hipotesis yang telah kalian
buat!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


PERUBAHAN ENERGI

Untuk SMK/MAK Kelas X

Imas Musfiroh, S.Pd

SMK Negeri 7 Kota Tangerang Selatan


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK PERUBAHAN ENERGI

Mata Pelajaran : IPAS

Kompetensi Keahlian :

Kelas :

Kelompok : ...........
Anggota Kelompok :
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik mampu menganalisis berbagai macam bentuk energi dan
perubahannya melalui kegiatan mengamati dengan benar
 Peserta didik mampu mengidentifikasi energi-energi terbarukan melalui
diskusi dengan benar
Kegiatan 1
Sulit menentukan dengan tepat apa definisi energi. Sebelum kita belajar
lebih lanjut. Temukan contoh-contoh energi yang ada di lingkungan
sekitarmu. Kemudian identifikasi bentuk energinya, tuliskan pada tabel di
bawah ini!
Kegiatan 2
Perhatikan video berikut ini! https://www.youtube.com/watch?v=xKI-
RKCp0k4

Energi tidak dapat dihilangkan atau dimusnahkan namun dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lainnya

Langkah Percobaan
1. Coba eksplorasi animasi phet mengenai bentuk energi dan
perubahan energi untuk membantu kalian menmukan solusi dari
permasalahan di atas!
2. Jalankan pada link berikut:
https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-forms-and-
changes/latest/energy-forms-and-changes_all.html

3. Kemudian identifikasi perubahan energi yang terjadi pada


setiap prosesnya
4. Jelaskan hasil pengmatanmu terhadap besaran-besaran yang
kamu amati
5. Variabel bebas adalah besaran yang dapat kamu ubah
sedangkan variabel terikat adalah besaran yang dipengaruhi
ketika variabel bebas diubah
6. Jelaskan kaitan antara varial bebas dan variabel berubah.
Tuliskan hasil pengmatanamu!

Anda mungkin juga menyukai