Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Ardiano, S.Pd
Asal Institusi : SMAN 1 Dusun Tengah
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda
dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan
topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/ Kepala Sekolah/ Pengawas Sekolah/ Rekan Sejawat di
Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah
merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah

1 Materi Hots dari 33 Berdasarkan ekplorasi penyebab Berdasarkan Analisis eksplorasi


siswa kelas 12 masalah Materi Hots dari 33 siswa penyebab masalah, kajian literatur
MIPA3 ada beberapa kelas 12 MIPA3 ada beberapa siswa dapat di simpulkan bahwa:
kesulitan memahami soal Hots,
siswa kesulitan 1. Kurangnya Pembelajaran
sehingga kesulitan menjawab soal
memahami soal yang Berfokus pada Konsep
dalam bentuk analisis. Kesulitan siswa
Hots, sehingga Analisis: Sistem pendidikan yang
dalam memahami dan menjawab soal
tidak memberikan penekanan yang
kesulitan menjawab HOTS (Higher Order Thinking Skills)
cukup pada pengembangan
soal dalam bentuk dapat dipengaruhi oleh beberapa
keterampilan analisis mungkin
analisis faktor.
membuat siswa kurang terlatih
dalam memahami dan menerapkan
1. Berikut adalah beberapa kajian konsep dasar analisis.
literatur yang mengidentifikasi 2. Kurikulum yang Terlalu
faktor-faktor tersebut: Padat: Kurikulum yang terlalu
padat dengan materi dapat
a. Kurangnya Pemahaman menyebabkan kurangnya waktu
Konsep Dasar: Siswa mungkin yang dialokasikan untuk
mengalami kesulitan karena mendalami konsep-konsep dasar,
kurangnya pemahaman konsep termasuk analisis.
dasar yang diperlukan untuk 3. Pengajaran yang Tidak
menganalisis soal HOTS. Interaktif: Metode pengajaran
Pemahaman yang kuat terhadap yang cenderung pasif, di mana
dasar konsep subjek merupakan siswa hanya mendengarkan kuliah
fondasi penting untuk tanpa berpartisipasi aktif dalam
menjawab pertanyaan yang kegiatan analisis, dapat
lebih kompleks. menghambat pemahaman konsep
b. Kurangnya Keterampilan dasar analisis.
Berpikir Kritis: Soal HOTS 4. Kurangnya Keterlibatan
biasanya memerlukan Siswa: Jika siswa tidak merasa
keterampilan berpikir kritis terlibat atau tidak melihat relevansi
yang lebih tinggi, seperti konsep analisis dalam kehidupan
analisis, evaluasi, dan sintesis sehari-hari mereka, mereka
informasi. Siswa mungkin mungkin kehilangan motivasi
belum terlatih atau kurang untuk memahaminya secara
terampil dalam mengaplikasikan mendalam.
keterampilan ini. 5. Kesulitan Guru dalam
c. Kurangnya Latihan Soal Mengkomunikasikan Konsep
HOTS: Siswa yang tidak Analisis: Pengajar yang mungkin
terbiasa dengan jenis soal mengalami kesulitan dalam
HOTS mungkin kesulitan dalam menjelaskan konsep analisis secara
mengidentifikasi pola dan jelas dan menarik dapat
strategi yang diperlukan. menyebabkan siswa merasa
Latihan rutin dengan jenis soal bingung atau kehilangan minat.
ini dapat membantu siswa 6. Kurangnya Sumber
memahami formatnya dan Belajar yang Memadai: Akses
meningkatkan keterampilan terbatas terhadap sumber belajar
analisis mereka. yang mendukung konsep analisis
d. Pengajaran yang Kurang juga dapat menjadi kendala. Siswa
Mendukung: Pengajar yang mungkin kesulitan memahami
tidak memadukan metode konsep tersebut tanpa dukungan
pengajaran yang mendorong bahan bacaan atau materi
keterlibatan siswa dan
penerapan konsep dalam situasi pembelajaran yang memadai.
nyata mungkin tidak 7. Ketidaksesuaian Metode
memberikan dukungan yang Pembelajaran dengan Gaya
cukup bagi siswa untuk Belajar Siswa: Setiap siswa
mengembangkan keterampilan memiliki gaya belajar yang
analisis yang dibutuhkan. berbeda. Jika metode pengajaran
e. Kurangnya Motivasi: Motivasi tidak sesuai dengan gaya belajar
memainkan peran penting siswa, hal ini dapat menyulitkan
dalam kemampuan siswa untuk mereka dalam memahami konsep
mengatasi kesulitan. Jika siswa dasar analisis.
tidak merasa termotivasi untuk
mengembangkan keterampilan Hasil wawancara antara kepala
analisis, mereka mungkin sekolah dan teman Sejawat
cenderung menghindari atau Mengenai Analisis eksplorasi
mengalihkan perhatian dari
penyebab masalah :
tugas-tugas yang memerlukan
pemikiran tingkat tinggi.
f. Ketidakjelasan Instruksi: 1. Kurangnya pemahaman dan
Soal HOTS seringkali pengetahuan guru tentang
memerlukan pemahaman materi dan soal hots, sehingga
instruksi yang mendalam. Jika penerapan soal hots disekolah
instruksi tidak jelas atau siswa sekolah belum optimal.
tidak memahaminya
sepenuhnya, mereka mungkin
kesulitan menjawab soal 2. Guru belum terbiasa
dengan benar. menggunakan literasi dan
pemahaman soal berbentuk
2. Berdasarkan hasil eksplorasi Hots.
penyebab masalah wawancara
dengan kepala sekolah tentang
Materi Hots dari 33 siswa kelas 12
MIPA3 ada beberapa siswa
kesulitan memahami soal Hots,
sehingga kesulitan menjawab soal
dalam bentuk analisis.
3. Wawancara Kepala sekolah H.
Haryono, S.Pd dan Wawancara
teman sejawat ibu Katerina, S.Pd
2 Motivasi Berdasarkan ekplorasi Motivasi Analisis eksplorasi penyebab
Belajar siswa, masih Belajar siswa, masih belum terlihat masalah Dari kajian literatur dapat
belum terlihat adanya kemauan belajar siswa hampir di simpulkan:
adanya kemauan sebagian siswa yang belum termotivasi 1. Motivasi peserta didik di
untuk belajar mata pelajaran PPKn
belajar siswa hampir pengaruhi oleh adanya factor
sebagian siswa yang 1. Motivasi belajar pada internal dan eksternal peserta
belum termotivasi hakikatnya adalah dorongan didik
untuk belajar mata internal : 2. Guru belum memberikan
pelajaran PPKn - Tingkat motivasi siswa motivasi kepada siswa
dapat mempengaruhi 3. Siswa tidak menyukai cara
sejauh mana mereka pembelajran guru
terlibat dalam
4. Siswa tidak menyukai mata
pembelajaran. Siswa yang
memiliki motivasi tinggi Pelajaran atau materi tertentu
cenderung lebih tekun dan 5. Masalah Kondisi Ekonomi
berusaha untuk memahami Keluarga
konsep-konsep pelajaran. 6. Kurangnya perhatian orang tua
- Kemampuan Kognitif:
Perbedaan dalam 7. Kurangnya kualitas pengajaran
kemampuan kognitif, guru sehingga siswa kurang
seperti kemampuan berminat dalam proses belajar
berpikir logis, analitis, dan
mengajar didalam kelas.
kreatif, dapat
mempengaruhi kemampuan
siswa dalam memahami
materi pelajaran,
menyelesaikan tugas, dan
merespon pertanyaan
tingkat tinggi.
- Gaya Belajar: Setiap siswa
memiliki gaya belajar yang
berbeda. Beberapa siswa
dapat lebih efektif belajar
melalui pendekatan visual,
sementara yang lain lebih
suka pembelajaran auditif
atau kinestetik. Memahami
gaya belajar dapat
membantu siswa
memaksimalkan potensi
mereka.
2. Motivasi belajar pada
hakikatnya adalah dorongan
eksternal :
a. Dukungan Keluarga:
Tingkat dukungan dan
keterlibatan keluarga dalam
pendidikan siswa dapat
berpengaruh pada motivasi
dan prestasi belajar.
Keluarga yang mendukung
memberikan lingkungan
yang positif bagi
perkembangan siswa.
b. Kondisi Ekonomi: Kondisi
ekonomi keluarga dapat
memengaruhi akses siswa
terhadap sumber daya
pendidikan, seperti buku,
peralatan, dan aktivitas
ekstrakurikuler. Kesulitan
ekonomi dapat menjadi
distraksi dan menyulitkan
siswa untuk fokus pada
pembelajaran.
c. Kualiatas Pengnajaran
:Pengaruh guru dan metode
pengajaran di sekolah dapat
memainkan peran kunci
dalam pengalaman belajar
siswa. Guru yang berkualitas
dan metode pengajaran yang
menarik dapat meningkatkan
motivasi dan pemahaman
siswa
pada siswa dengan indikator-
indikator yang mendukung.
Dorongan semacam inilah yang
memiliki peran besar untuk
keberhasilan seseorang dalam
belajar (Rohman & Karimah,
2018) (Rutnawati, 2020)
(Cahyono, Hamda, &
Prahastiwi, 2022).

3. Menurut pakar Mengutip buku


Teori Motivasi dan
Pengukurannya: Analisis di
Bidang Pendidikan oleh
Hamzah (2021), motivasi
adalah dorongan dasar yang
mampu menggerakkan
seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau perbuatan.

Berdasarkan ekplorasi hasil wawancara


Motivasi Belajar siswa, masih belum
terlihat adanya kemauan belajar siswa
hampir sebagian siswa yang belum
termotivasi untuk belajar mata
pelajaran PPKn

3. Wawancara Kepala sekolah H. Berdasarkan hasil wawancara


Haryono, S.Pd Analisis eksplorasi penyebab
masalah :
a. Motivasi siswa terdapat dalam
dirinya sendiri, kalau dalam 1. Faktor Internal
dirinya ada tujuan belajar maka 2. Faktor Eksternal
siswa tersebut ada motivasi 3. Guru belum maksimal dalam
untuk mencapainya menyampaikan metode
b. Guru dalam penyampaian pebelajaran
materi/ kegiatan pembelajaran
harus menarik secara
keseluruhan baik penampilan,
gaya bicara, serta model dan
metode yang digunakan harus
dapat membangkitkan semangat
peserta didik.
3 Pemanfaatan Rowntree dalam Miftah (2015), Berdasarkan kajian literatur dapat
teknologi dalam Faturrahman dan Sutikno (2010) di analisis bahwa:
pembelajaran Guru mengemukakan enam fungsi media
belum dalam pembelajaran, yaitu: 1. Guru belum memanfaatkan
mengoftimalkan (1) meningkatkan motivasi belajar teknologi sehingga siswa kurang
pemanfaatan peserta didik, bersemangat dalam belajar
teknologi informasi (2) mengingatkan kembali peserta 2. Guru belum mendapatkan
dalam pembelajaran didik atas materi ajar yang telah pelatihan yang memadai dan
dipelajari sebelumnya, terstruktur dalam pengembangan
(3) menyediakan rangsangan belajar, TIK
(4) meningkatkan keaktifan peserta
didik dalam merespon materi ajar,
(5) memberikan umpan balik dengan
cepat, dan
(6) menyediakan berbagai latihan yang
sesuai dengan materi ajar bagi peserta
didik.
Yaumi, M. (2018) dan Hamalik dalam
Arsyad (2015) mengemukakan bahwa
penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan ketertarikan peserta
didik terhadap media pembelajaran
yang baru, meningkatkan motivasi dan
stimulus peserta didik terhadap
kegiatan belajar, dan bahkan membawa
berbagai pengaruh psikologis terhadap
peserta didik.
2. Wawancara Kepala sekolah H.
Haryono, S.Pd menurut beliau:
1. Guru diwajibkan untuk bisa
memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran karena pembelajaran saat
ini yang menarik bagi siswa berbasis
teknologi dan merupakan sudah
tuntutan jaman supaya tidak
ketinggalan.
4 Menggunakan Berdasarkan Hasil eksplorasi penyebab Analisis penyebab:
model-model masalah Menggunakan model-model 1. Guru belum memiliki
pembelajran inovatif pembelajran inovatif Guru belum inovasi dalam menerapkan
Guru belum berinovasi dalam menerapakan model model pembelajaran
berinovasi dalam model pembelajaran 2. Pelatihan dan
menerapakan model 1. Guru yang memiliki inovasi akan Pengembangan
model pembelajaran menerapkan model dan strategi Profesional: Memberikan
pelatihan dan
mengajar yang bervariasi. Beberapa
pengembangan profesional
model pembelajaran untuk kepada guru tentang model-
meningkatkan kompetensi siswa model pembelajaran
adalah model CTL, Kooperatif dan inovatif dapat membantu
kuantum (Tibahary & Muliana, 2018). mereka memahami konsep-
Selain itu, strategi PPR, bermain peran, konsep baru dan cara
TGT dan ARCS serta simulasi dan mengintegrasikannya
dalam pembelajaran sehari-
penggunaan media cerita, flash, komik
hari.
dan media cincin juga meningkatkan 3. Pendekatan Kolaboratif:
kemampuan siswa (Hidayatullah et al., Mendorong kolaborasi
2017). antara guru-guru dalam tim
atau melibatkan guru-guru
dalam komunitas
pembelajaran profesional
dapat memberikan platform
untuk berbagi ide,
pengalaman, dan dukungan
terkait penerapan model-
model pembelajaran
inovatif.
5 Metode Variasi Metode Dan Media Analisis penyebab masalah:
pembelajaran Guru Pembelajaran Dalam Kegiatan Belajar 1. Guru kurang bervariasi
dalam menerapkan Mengajar menggunakan metode
 May 2023
metode pembelajaran pembelajaran sehingga siswa
 Al-Madrasah Jurnal Pendidikan
kurang bervariasi Madrasah Ibtidaiyah bosan dan malas mengikuti
pembelajaran
DOI: 10.35931/am.v7i2.1828 2. Guru belum mampu
Hasil penelitian ini mengungkapkan menggunakan metode yang
bahwa: bervariatif sehingga lebih
menarik dan membangkitkan
(1) Seorang guru perlu menggunakan
minat belajar siswa
beberapa metode (metode variatif) dan
3. Guru belum maksimal
Media Variatif dalam menyampaikan
menggunakan media
pembelajaran terhadap satu pertemuan.
pembelajaran yang sesuai
(2) Metode Variatif menjadikan dengan media pembelajaran
penyajian pembelajaran akan lebih
menarik dan jauh lebih hidup, sehingga
dapat membangkitkan semangat
belajar siswa.

(3) Metode variatif perlu ditunjang


dengan media pembelajaran yang
sesuai dengan metode yang dipilih dan
juga materi yang akan diajarkan.

Anda mungkin juga menyukai