Anda di halaman 1dari 26

LK 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari
sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.

Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya.
Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran.
Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/
lab/ bengkel.

Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama.
Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa,
mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan
yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b)
Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu
atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta
didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran
membaca.

Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta
siswa membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman
bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca
sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi
dan/ atau metode pembelajaran.

Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas
sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis.
Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran
terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak
waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan
mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom,
tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah).

Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait
manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang
mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya
boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan
pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.

Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait
kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional.
Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD
proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah
disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan
tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian
yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan
secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk
dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.

Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi
diketahui penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan
metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat
dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3)
memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta
teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang
relatif sama.

Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk
kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Masalah dalam
Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan persoalan Tuliskanlah Renungkan, apakah persoalan Tuliskan 2-3 Apakah Apakah Menurut Anda, apakah
yang telah penajaman tersebut terkait dengan solusi yang sesuai kelebihan dari kelemahan kelemahan tersebut
diidentifikasi / apa penyebab pemilihan/ penyajian materi dengan masalah setiap dari setiap dapat diantisipasi?
ditentukan di tahap setiap ajar, media, metode dan penyebab alternatif alternatif Jika bisa, bagaimana
sebelumnya. Fokuskan masalah yang pembelajaran, atau yang lain. masalah yang solusi yang solusi yang caranya?
pada persoalan terkait diidentifikasi. Centang pada kolom yang sesuai. telah dipilih dipilih
pembelajaran diidentifikasi.
Solusi ini
diperoleh dari
hasil kajian
literatur dan
metode/
materi media lainnya wawancara
strategi dengan sejawat /
pakar

1. Rendahnya 1. Guru V V Hasil Kajian Literatur Kelebihan Kelemahan Untuk mengantisipasi


kemampuanHOTS mengajar Menurut Setiawati kelemahan dari model
peserta masih pembelajaran PBL
dkk (2019), dalam sebagai suatu Di samping
didik terhadap konvesional strategi keunggulan, berkaitan dengan,
2. Rendahnya mengukur manakala siswa tidak
materi pembelajaran, model
penguasaan kemampuan model pembelajaran memiliki minat atau tidak
pembelajaran pada berpikir tingkat pembelajaran mempunyai
berdasarkan
mata siswa kepercayaan
tinggi atau berdasarkan masalah juga
pelajaran terhadap memiliki bahwa masalah yang
perkalian berpikir kritis masalah dipelajari sulit
matematika kelas V kelemahan
dan menggunakan memiliki diantaranya: untukdipecahkan, maka
tentang FPB. instrumen beberapa Manakala siswa mereka akan merasa
pembagian penilaian berupa keunggulan, di tidak memiliki enggan untuk mencoba,
minat atau tidak maka guru mendampingi
dasar, soal-soal HOTS antaranya:
mempunyai dan
sehingga (Setiawati et al., Pemecahan kepercayaan menyampaikan kepada
masalah
kemampuan 2019). bahwa masalah siswa tentang pentingnya
(problem
siswa untuk yang dipelajari materi tersebut untuk
solving)
memahami Guru sebagai sulit untuk kehidupannya di
merupakan
pendidik dituntut dipecahkan, masa mendatang.
konsep FPB teknik yang
untuk lebih aktif dan cukup bagus maka mereka
kurang mampu dalam akan merasa
untuk lebih
3. Hasil membuat soal-soal memahami isi enggan untuk
evaluasi yang dapat mencoba.
pelajaran.
pembelajaran mengungkap kognitif Pemecahan Keberhasilan
sisiwa tentang tingkat tinggi/ HOTS. strategi
masalah
materi FPB Hal ini sejalan pembelajaran
(problem solving)
berbasis HOTS dengan pendapat melalui
dapat menantang
masih rendah Salirawati (2017) problem
kemampuan
4. Pembelajaran yaitu, perkembangan siswa serta solving
cara berpikir peserta memberikan membutuhkan
tidak optimal
didik yang maju cukup waktu
pada masa kepuasan untuk
harus juga diikuti untuk
pandemi
dengan persiapan.
sehingga menemukan
perkembangan Tanpa
pemahaman pengetahuan baru
siswa kemampuan dan bagi siswa.
pemahaman guru pemahaman
mengenai Pemecahan
dalam membuat soal mengapa
perkalian dan masalah
yang mampu mereka
pembagian di (problem solving)
mengungkap berusaha untuk
kelas dapat
sebelumnya kemampuan meningkatkan
pengetahuan tipe memecahkan
Kurang aktivitas belajar
HOTS, seperti Nur masalah yang
siswa.
Izzati, sedang
yangmenyebab Pemecahan
Pembimbingan Guru dipelajari,
kan masalah
pemebelajaran dalam...373 soal yang (problem solving) maka mereka
FPB terkendala mengungkap dapatmembantu
Keterbatasan kemampuan aplikasi siswa
dan
penalaran(Salirawati,bagaimana
2017) mentransfer
5. guru dan
pengetahuan
siswa mereka untuk
dalam Solusi tidak akan
memahami
menggunakan Permasalahan masalah dalam belajar apa yang
aplikasizoom/G Metode kehidupan nyata. mereka ingin
pelajari.
meetpadamasa Pelaksanaan Pemecahan
pandemi masalah
Pemantapan (problem
pemahaman solving) dapat
peserta didik membantu
terhadap hakekat siswa
soal kategori untuk
HOTS, ciri- mengembangk
cirinya dan an
fungsi soal pengetahuan
kategori barunya dan
HOTS bertanggung
jawab dalam
Pembimbingan pembelajaran
peserta didik dalam yang mereka
menyelesaikan dan lakukan.
mengembangkan Di samping
soal kategori HOTS itu,
Evaluasi pelaksanaan pemecahan
kegiatan . masalah itu juga
pelaksanaan dapat mendorong
Pemaparan untuk melakukan
materi, evaluasi sendiri
baik terhadap
pemberian hasil maupun
contoh dan proses belajarnya.
non Melalui
contoh, diskusi
dan tanya jawab pemecahan
masalah (problem
Pembimbingan
solving) bisa
intensif,
memperlihatkan
tanya-jawab,
kepada siswa
presentasi
bahwa setiap
peserta
mata pelajaran
Penyebaran angket
(matematikan,
evaluasi kepada
IPA, dan lain
peserta
sebagainya), pada
dasarnya
Nur Izzati1, Rindi merupakan cara
Antika2, Susanti3, berpikir
Nur Asma Riani dan sesuatu
Siregar4 yang
1,2,3,4Pendidikan harusdimengerti
Matematika, oleh
Universitas Maritim siswa, bukan
Raja Ali Haji, hanya sekedar
Indonesia belajar dari guru
1nurizzati@umrah.a atau dari buku-
c.id, buku saja.
2rindiantika@umrah
Pemecahan
.ac.id,
masalah
3shanty@umrah.ac.i (problem
d, solving)
4nur_asmariani@um dianggap lebih
rah.ac.id
menyenangkan
dan disukai siswa.
Hasil kajian literatur Pemecahan
Tentang alternative
solusi Guru mengajar masalah
masih konvesional. (problem
Menurut Noer solving)
(2009), dapat
pembelajaran mengembangkan
matematika secara kemampuan
umum terbiasa siswa
dengan urutan untuk
langkah-langkah berpikir
pembelajaran kritis
sebagai berikut : (1)
diajarkan dan
teori/definisi/teore mengembangkan
ma; (2) diberikan kemampuan
contoh-contoh; (3) mereka untuk
diberikan latihan menyesuaikan
soal. Dengan kondisi
yang demikian, dengan
kemampuan kreatif pengetahuan
siswa kurang baru.
berkembang. Dari Pemecahan
kenyataan yang masalah
ditemukan di (problem solving)
lapangan, maka dapat
harus ada upaya memberikan
memperbaiki proses kesempatan pada
pembelajaran. Salah siswa untuk
satu upaya yang mengaplikasikan
dapat dilakukan pengetahuan
adalah melakukan yang
inovasi dalam mereka miliki
pembelajaran. dalam dunia
nyata.
Ausubel seperti Pemecahan
dirujuk oleh masalah
Ruseffendi (1991) (problem
juga menyarankan solving) dapat
sebaiknya dalam mengembangk
pembelajaran an
digunakan
pendekatan yang
mengunakan metode
pemecahan masalah,
inquiri, dan metode
belajar yang dapat
menumbuhkan
kemampuan berpikir minat siswa
kreatif dan kritis. untuk secara
Dengan adanya terus-menerus
perbaikan metode belajar
dan cara menyajikan sekalipun
materi pelajaran, belajar
diharapkan pada pendidikan
kemampuan berpikir formal telah
kreatif dan kritis berakhir.
siswa dapat
ditingkatkan.
Sebuah model
pembelajaran
yang didasari
oleh pandang
ankonstruktivisme
adalah Pembelajaran
Berbasis Masalah
(PBM). Pembelajaran
ini memberikan
suatu lingkungan
pembelajaran
dengan masalah yang
menjadi basisnya,
artinya pembelajaran
dimulai dengan
masalah yang harus
dipecahkan.

JURNAL
PENDIDIKAN
MATEMATIKA,
VOLUME 5. NO.1.
JANUARI 2011
SH Noer -Jurnal
pendidikan
matematika, 2011-
ejournal.unsri.ac.id

Menurut Nataliya
(2015), permainan
congklak terbukti
efektif dalam
pembelajaran
berhitung.
Permainan ini dapat
dijadikan media
pembelajaran
matematika yang
menarik bagi siswa
SD. Permainan ini
mampu
mengembangkan
kesabaran, ketelitian,
serta bagaimana
siswa terlatih untuk
mengatur strategi
(Heryanti, 2014).
Pemanfaatan
permainan congklak
juga memberi efek
positif dalam
menanamkan konsep
bilangan pada anak
usia taman kanak-
kanak (Li’anah &
Setyowati, 2014).
Permainan ini
ternyata juga dapat
digunakan dalam
pembelajaran materi
Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) dan
Kelipatan
Persekutuan Terkecil
(KPK). Kedua materi
ini merupakan salah
satu materi yang
sulit dipahami siswa
karena konsepnya
yang cukup rumit
disbanding materi
bilangan yang
sebelumnya telah
diperoleh siswa

Transformasi: Jurnal
Pengabdian
Masyarakat, 15 (1),
2019
:14-22 p-ISSN
1858-3571 | e-
ISSN 2580-9628 14
PEMANFAATAN
PERMAINAN
TRADISIONAL
UNTUK MEDIA
PEMBELAJARAN:
CONGKLAK
BILANGAN SEBAGAI
INOVASI
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR
Ana Muslihatun,
Lutfianisa
Hasil kajian literatur
Alternatif solusi
tentang keterbatasan
guru dan siswa
dalam menggunakan
aplikasi zoom/G
meet pada masa
pandemi.
Menurut Nenohail.
Dkk (2022), aplikasi
zoom
merupakansebuah
layanan konferensi
video berbasiskan
komputasi awan
(Zoom cloud
meetings), suatu
aplikasi alternative
yang sangat
bermanfaat untuk
perangkat lunak
pertemuan virtual
berbasis cloud,
karena dapat
digunakan dengan
perangkat seluler.
Aplikasi ini
memudahkan
pengguna untuk
bertatap muka
secara virtual
menggunakan video,
suara ataupun
keduanya Saat ini
diklaim bahwa lebih
dari 170.000
organisasi sudah
menggunakan zoom
cloud meeting,
karena sifatnya yang
fleksibel dan
platform intuitif
(Pratiwi, Afandi dan
Wahyuni, 2019).
Karena itu pelatihan
penggunaan aplikasi
zoom bagi pegawai,
dan guru-guru
Sekolah Dasar
nampaknya bisa
menjadi alternatif
solusi bagi masalah
yang sedang
dihadapi.

Jurnal Pengabdian
Masyarakat Volume
05, Nomor 01,
Februari 2022
ISSN :2622-6766
(online) 23
PELATIHAN
PENGGUNAAN
APLIKASI ZOOM
DALAM
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI
SEKOLAH DASAR
INPRES MAULAFA
KOTA KUPANG
Juliana M. H.
Nenohai1), Patrisius
A. Udil2), Irna K. S.
Blegur*3)
Pendidikan
Matematika, FKIP
Universitas Nusa
Cendana 1), 2),
3) Email:
irnablegur@staf.und
ana.ac.id*
Dikirim: 20 Februari
2022 Direvisi: 27
Februari 2022
Diterbitkan: 28
Februari 20

Hasil Wawancara
dengan guru
Alternatif solusi
tentang rendahnya
pemahaman peserta
didik terhadap
materi pembelajaran
berbasis HOTS pada
mata pelajaran
matematika kelas V
tentang FPB dan KPK
diantaranya :
1. Siswa diberikan
bimbingan ekstra
dalam hal numerasi
dasar dan literasi
sampai siswa benar-
benar memahami
konsep dasar dan
konsep tematik.

1. Tingginya V V Kelebihan dari 2). Kelemahan Untuk mengantisipasi


pengaruh hiburan Hasil kajianModel kelemahan dari
2. Rendahnya
(TV dan Youtube), literatur Pembelajaran Di samping model
ketertarikan peserta didik PBL pembelajaran PBL
keunggulan,
siswa terhadap terbiasa model berkaitandengan,
dengan HP (Hand Alternatif solusi
pembelajaran 1. Keunggulan pembelajaran manakala siswa tidak
Phone), dan game. tentang
menggunakan
Model tingginya sebagai suatu berdasarkan memiliki minat atau
media audio-visual masalah juga
pembelajaran yang pengaruh strategi memiliki tidak mempunyai
digunakan guru hiburan (TV pembelajaran, kelemahan kepercayaan
pada materi belum tepat dan Youtube), model diantaranya: bahwa masalah yang
pelajaran IPA Media yang pembelajaran Manakala siswa dipelajari sulit untuk
digunakan guru
peserta didik tidak memiliki
tentang Suhu dan terbiasa dengan berdasarkan
belum tepat minat atau tidak dipecahkan, maka
Kalor masalah
Rendahnya HP (Hand mempunyai mereka akan merasa
memilikibeberapa
kemampuan Phone), dan keunggulan, di
kepercayaan enggan untuk
siswa game. Menurut bahwa masalah
antaranya:
terhadap yang dipelajari mencoba, maka guru
pembelajaran Suhu
Isni. Dkk Pemecahan sulit untuk mendampingi
dan Kalor (2021), masalah dipecahkan, dan
Menyarankan (problem maka mereka menyampaikan
kegiatan solving) akan merasa kepada siswa tentang
pembelajaran enggan untuk
merupakan mencoba. manfaat/pentingnya
yang teknik yang Keberhasilan materi tersebut untuk
menyenangka cukup bagus strategi kehidupannya di masa
n agar anak pembelajaran
untuk lebih
tidak bosan melalui mendatang.Berdasark
memahami isi problem an hasil analisis
dan tetap
pelajaran. solving terhadap eksplorasi
Pemecahan membutuhkan alternatif solusi dari
termotivasi masalah cukup waktu kajian literatur, hasil
walaupun (problem solving) untuk
dapat menantang persiapan. wawancara dengan
belajar dari kemampuan Tanpa guru, kepala sekolah
rumah. Juga siswa serta dan pengawas bina,
merancang memberikan pemahaman diperoleh maka
program kepuasan untuk mengapa
diperoleh alternatif
pembelajaran mereka
menemukan berusaha untuk solusi sebagai berikut
yang dapat pengetahuan baru :
meningkatkan bagi siswa. memecahkan Pembelajaran
kreativitas Pemecahan masalah yang
serta masalah sedang digunakan adalah
menemukan (problem solving) dipelajari, maka pendekatan dengan
dapat mereka tidak metode pemecahan
ketertarikan meningkatkan akan belajar apa masalah
anak pada hal aktivitas belajar yang mereka
tertentu seperti siswa. ingin pelajari. (pembelajaran
karya seni, Pemecahan berbasis masalah)/PBL
musik, tari, masalah (Problem Based
(problem solving) Learning)
olahraga, dan dapat membantu
lainnya.
siswa
bagaimana
mentransfer
pengetahuan
Mengajar mereka untuk
memahami
keterampilan masalah dalam
di luar jam kehidupan nyata.
sekolah, Pemecahan
seperti masalah
menggambar, (problem solving)
dapat membantu
bermain
siswa
peran, untuk
membuat mengembangkan
pengetahuan
karya sastra barunya dan
seperti puisi bertanggung
sederhana, jawab dalam
pantun pembelajaran
sederhana, yang mereka
pantun, dan lakukan. Di
cerita pendek, samping itu,
lalu menyanyi pemecahan
dan masalah itu juga
mengenalkan dapat mendorong
alat musik, untuk melakukan
evaluasi sendiri
melakukan baik terhadap
gerak tari, hasil maupun
belajar Bahasa proses belajarnya.
Inggris, Melalui
membaca
pemecahan
buku cerita,
masalah (problem
mengaji, dan solving) bisa
mengenal memperlihatkan
macam kepada siswa
olahraga. bahwa setiap
mata pelajaran
(matematikan,
IPA, dan lain
sebagainya), pada
dasarnya
Program merupakan cara
mengajar berpikir dan
keterampilan sesuatu yang
harus dimengerti
oleh
tersebut siswa, bukan
bertujuan hanya sekedar
belajar dari guru
untuk atau dari buku-
mengalihkan buku
ketertarikan saja.
anak-anak yang Pemecahan
awalnya masalah
(problem solving)
terpaku pada dianggap
gadget dan fitur lebihmenyenangk
aplikasi an dan disukai
didalamnya siswa.
menjadi pada Pemecahan
hal- hal baru
yang lebih masalah
menyenangkan (problem
dan lebih solving)
berguna, juga
bertujuan dapat
untuk mengembangk
menumbuhkan an kemampuan
kembali
interaksi sosial siswa
pada anak agar untuk
siap untuk berpikir
bersosialisasi kritis
dengan
lingkungan
dan
sekitar apabila
mengembangk
pandemi ini
berakhir. Selain an kemampuan
mereka untuk
iu, program menyesuaikan
mengajar
keterampilan dengan
ini juga pengetahuan
dilakukan agar baru.
anak dan orang Pemecahan
tua dapat masalah
menemukan (problem solving)
dapat
serta memberikan
mengetahui kesempatan pada
ketertarikan siswa untuk
anak terhadap mengaplikasikan
apa yang kelak pengetahuan
yang
bisa dijadikan mereka miliki
hobi ketika dalam dunia
anak bosan di nyata.
rumah. Pemecahan
masalah
(problem solving)
dapat
mengembangkan
minat siswa
“Keluarga untuk secara
disarankan terus-menerus
belajar
untuk lebih sekalipun
memperhatikan belajar
penggunaan pada pendidikan
formal telah
gadget pada berakhir.
anak saat
dirumah
dengan
caramemberika
n batasan
waktu untuk
bermain gadget
pada anak saat
dirumah
dengan
melakukan hal
yang menarik
seperti
mengajak
bermain diluar
rumah, ajak
anak untuk
lebih banyak
beraktivitas
(olahraga,
bermain musik,
dll), dan
bersosialisasi
dengan teman
sebayanya”
(Setianingsih,
dkk 2018).
Kajian
Literatur
Menurut

IMade
Sudarmawan.
Ida Bagus
Gede Surya
Abadi, Made
Putra,

Rendahnya
kompetensi
pengetahuan
IPA siswa yang

disebabkan
oleh kurang
optimalnya
penggunaan
model

pembelajaran
menyebabkan
siswa sulit
untuk
memahami

pembelajaran.
Berkenaan
dengan hal
tersebut,
penelitian

ini bertujuan
untuk
menganalisis
pengaruh yang

signifikan
model
pembelajaran
SETS
Berbantuan
Media Audio
Visual terhadap
kompetensi
pengetahuan
IPA kelas V
SD.Model
Pembelajaran
SETS
Berbantuan
Media Audio
VisualTerhadap
Kompetensi
Pengetahuan
IPA.
Sudarmawan,
Abadi, Putra
(2020)

Jurnal
EDUTECH
Universitas
Pendidikan
Ganesha. Vol.
08 No. (2) pp.
171-182

https://
ejournal.undiks
ha.ac.id/
index.php/JE

Berdasarkan hasil
kajian literatur,
hasil wawancara
dengan guru,
kepala sekolah dan
pengawas
bina, maka diperoleh
alternatif solusi
sebagai berikut :
1. Pendekatan
Saintifik
TPACK
2. Model : Problem
Based
Learning (PBL)
3. Metode yang
digunakan
ceramah, diskusi, dan
penugasan
4. Teknik:
a. Orientasi Peserta
Didik Terhadap
Masalah
b.
Mengorganisasikan
Peserta Didik
c. Membimbing
Penyelidikan
Individu
d. Menganalisis dan
Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
5. Media/Alat, PPT,
Video

Hasil Kajian Literatur


Model
pembelajaran
yang cocok
diterapkan dalam
pembelajaran IPA
adalah model
pembelajaran
kooperatif tipe
NHT (Number
Head Together).
Penerapan model
pembelajaran
kooperatif tipe
NHT sebagai salah
satu tipe model
pembelajaran
kooperatif akan
dapat
memberikan
ruang siswa untuk
belajar bersama
anggota
kelompoknya.
Shoimin
(2013:107-108)
mengatakan
bahwa model NHT
(Number Head
Together)
mengacu pada
belajar kelompok
siswa, masing-
masing anggota
memiliki bagian
tugas
(pertanyaan)
dengan penerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
NHT Berbantuan
Media Audio
Visual untuk
meningkatkan
Hasil Belajar IPA
nomor yang
berbeda beda.
Sehingga siswa
mendapat
kesempatan yang
sama untuk
menunjang timnya
guna memperoleh
nilai yang
maksimal
sehingga
termotivasi untuk
belajar. Hal
tersebut didukung
oleh pernyataan
Miftahul Huda
(2014:203) bahwa
NHT (Number
Head Together)
merupakan varian
dari diskusi
kelompok.https://
ejournal.undiksha.
ac.id/index.php/JE
AR/index

Journal of Education
Action Research
Volume 2, Number 4
Tahun Terbit 2018,
pp. 318-325
P-ISSN: 2580-4790
E-ISSN:
2549-3272
Open Access:
https://
ejournal.undiksha.ac.
id/index.php/JEAR/
index

Anda mungkin juga menyukai