Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Erik Febrianasari, S. Pd
Asal Institusi : SMAS Mataram Tempursari Lumajang
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi
penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi
penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
● Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
● Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
● Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
● Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
● Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
● Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
● Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
● Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
● Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai
langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah
tersebut.
● Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda
dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
No Masalah yang telah Hasil eksplorasi Analisis eksplorasi
diidentifikasi penyebab masalah penyebab masalah
1 Rendahnya pemahaman Kajian Literatur: Setelah melakukan
siswa dalam analisis terhadap kajian
mengerjakan soal-soal 1. Permasalahan pokok yang literatur dan wawancara
HOTS pada materi terjadi di beberapa SMA dapat diidentifikasi
recount text (writing di kota Padang adalah faktor-faktor penyebab
skills) kompetensi pedagogik rendahnya pemahaman
guru Bahasa Inggris pada siswa dalam
aspek pengembangan mengerjakan soal-soal
evaluasi hasil pelajar yang HOTS pada materi
masih bersifat recount text (writing
skills):
konvensional. Adapun
1. Kurang keterampilan
penyebab permasalahan
pedagogic guru.
tersebut dapat
2. Kurangnya
dirumuskan dalam tiga
pemahaman guru
hal, yaitu:
tentang konsep
1) kurangnya
penilaian berbasis
keterampilan pedagogik
HOTS.
guru
3. Kemampuan guru
tentang evaluasi hasil
yang belum
belajar, 2) kurangnya
memadai dalam
pemahaman guru tentang
membuat soal
konsep
ulangan berbasis
penilaian berbasis HOTS
HOTS.
dan 3) kemampuan guru
4. Guru kurang
yang belum memadai
menggunakan model
dalam
dan media
membuat soal ulangan
pembelajaran yang
berbasis HOTS. Oleh
inovatif.
karena itu perlu diadakan
5. Siswa belum
pelatihan pembuatan soal
menguasai kosakata
Bahasa Inggris berbasis
6. Siswa tidak
HOTS bagi guru-guru
memahami materi
Bahasa Inggris yang
7. Siswa tidak mengerti
menawarkan solusi
perintah soal
terhadap permasalahan
8. Siswa kurang terlatih
guru. (Fitrawati, 2022)
dalam mengerjakan
soal-soal HOTS
2. Dalam pembelajaran yang
menerapkan kurikulum
2013 siswa diharapkan
memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau
yang dikenal juga dengan
istilah HOTS (High Order
Thinking Skills) karena
dengan penerapan HOTS
dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hal positif
seperti keberanian
menghadapi soal sulit,
terbentuknya kerjasama
antar siswa yang
baik,adanya interaksi siswa
dengan siswa maupun
siswa dengan guru yang
lebih tinggi, aktivitas
belajar yang lebih baik,
serta karakter siswa yang
baik dalam hal disiplin,
ketekunan, tanggung
jawab, teliti dan sikap
terbuka (Widodo dan
Srikadarwati, 2013).
Penyebab sulitnya siswa
menjawab soal HOTS
adalah siswa tidak
memahami kosakata
bahasa inggris, siswa tidak
memahami materi yang
diberikan guru dan siswa
tidak mengerti perintah
soal. Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi hal
tersebut adalah guru diberi
pelatihan mengenai
pembuatan soal HOTS,
guru menggunakan metode
pembelajaran yang lebih
inovatif, guru menjelaskan
soal hots dan cara
pemecahannya. (Rizki &
Junaidi, 2022)

3. Penilaian HOTS adalah


Soal-soal yang pada
umumnya mengukur
kemampuan pada ranah
menganalisis
(analyzing-C4),
mengevaluasi
(evaluating-C5), dan
mengkreasi (creating-C6).
Karakteristik HOTS yaitu:
mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi,
berbasis permasalahan
kontekstual, tidak rutin
(tidak akrab), dan
menggunakan bentuk soal
yang beragam. Hasil studi
PISA menjelaskan bahwa
faktor penyebab
rendahnya prestasi peserta
didik di Indonesia yaitu
kurang terlatih dalam
menyelesaikan soal-soal
kontekstual, menuntut
penalaran, argumentasi dan
kreativitas, kesulitan
memahami informasi yang
kompleks, teori, analisis,
dan pemecahan masalah.
Strategi penyusunan
soal-soal HOTS dilakukan
dengan melibatkan seluruh
komponen stakeholder di
bidang pendidikan mulai
dari tingkat pusat sampai
ke daerah, dan satuan
pendidikan, sesuai dengan
tugas pokok dan
kewenangan
masing-masing. Guru harus
memiliki pengetahuan dan
keahlian untuk menunjang
pekerjaannya, sehingga
dapat mengembangkan
keterampilan berpikir
tingkat tinggi peserta didik.
(Fanani, 2018)
Wawancara:
1. Waka Kurikulum (Luluk
Ekawati, S. Pd)
menjelaskan bahwa hasil
penilaian formatif maupun
sumatif anak-anak
berkaitan dengan soal-soal
HOTS masih sangat
rendah, ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor:
- Guru belum terbiasa
memberikan contoh
soal-soal HOTS.
- Guru lebih banyak
memberikan materi
secara ceramah
sehingga siswa kurang
memperhatikan
pelajaran sehingga
kesulitan mengerjakan
soal.
- Siswa kurang
memahami materi
yang diberikan guru
- Siswa kurang aktif
dalam pembelajaran

2. Siswa kelas X-B (Daniel


Avisena) menyampaikan
bahwa tidak mengerti arti
kata bahasa inggris dan
belum memahami materi.

2 Rendahnya motivasi Kajian Literatur: Setelah melakukan


belajar siswa dalam analisis terhadap kajian
berbicara bahasa inggris 1. Beberapa fenomena literatur dan wawancara
(speaking skills) tentang keterbatasan dapat diidentifikasi
kemampuan warga belajar faktor-faktor penyebab
terhadap kemampuan motivasi belajar siswa
berbicara menggunakan dalam speaking skills
Bahasa inggris (speaking rendah:
skills) baik di tingkat 1. Guru lebih sering
sekolah maupun tingkat menggunakan
perguruan tinggi masih bahasa indonesia
terjadi. Bahkan, yang dalam mengajar
lebih ekstrim lagi adalah bahasa inggris
adanya guru mata
pelajaran bahasa Inggris 2. Faktor dalam diri
sendiri yang tidak bisa siswa: yaitu faktor
berbicara bahasa Inggris biologis yang
di depan siswanya atau meliputi usia,
sesama guru bahasa kematangan berpikir,
Inggris. Fenomena ini kesehatan dan
adalah sebuah lain-lain. Sementara
kemungkinan yang terjadi faktor luar diri siswa
sehingga banyak jumlah adalah faktor
siswa yang enggan keluarga yang terdiri
berbicara bahasa Inggris dari: suasana rumah
baik dengan rekan sekelas tangga, keadaan
maupun diluar itu. Selain ekonomi orang tua,
itu ada beberapa faktor latar belakang
dari dalam diri siswa kebudayaan yang
adalah seperti: faktor sama dan berbeda.
biologis yang meliputi 3. Minimnya
usia, kematangan berpikir, pengetahuan bahasa
kesehatan dan lain-lain. inggris, masih
Sementara faktor luar diri minimnya
siswa adalah faktor perbendaharaan
keluarga yang terdiri dari: kosakata, kurangnya
suasana rumah tangga, latihan komunikasi
keadaan ekonomi orang berbahasa inggris
tua, latar belakang dalam kehidupan
kebudayaan yang sama sehari-hari,
dan berbeda. rendahnya kualitas
tugas- tugas siswa,
Faktor media dan kurang tepatnya
pembelajaran teknik yang
video (audiovisual) dan digunakan guru.
motivasi belajar 4. Siswa tidak percaya
keterampilan berbicara diri berbicara
bahasa Inggris diduga menggunakan
adalah paling kuat bahasa inggris.
mempengaruhi 5. Persepsi salah siswa
keterampilan berbicaranya mengenai bahasa
karena setiap kesulitan inggris yang bukan
yang dihadapi siswa saat merupakan bahasa
belajar maka terbantu asli negaranya.
dengan media yang ada
sehingga kecil
kemungkinan bagi siswa
tidak termotivasi. Media
yang dipergunakan
dalam penelitian ini
adalah media audiovisual
yakni Video tentang
bagaimana orang asing
dan orang pribumi (guru,
siswa, masyarakat,
pegawai, buruh dan
lain-lain) berbicara bahasa
Inggris. (Aisyah, 2021)

2. Conversation adalah salah


satu komponen bahasa
yang masih menjadi
kendala bagi siswa untuk
dipelajari. Kita bisa
mengetahui dari
pencapaian siswa. Nilai
yang mereka dapatkan
masih rendah jika
dibandingkan dengan
komponen- komponen
bahasa lain seperti reading
dan writing. Rendahnya
kemampuan berbicara
siswa dalam bahasa
inggris dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain
: minimnya pengetahuan
bahasa inggris siswa,
masih minimnya
perbendaharaan kosakata
siswa, kurangnya latihan
komunikasi berbahasa
inggris siswa dalam
kehidupan sehari-hari,
rendahnya aktivitas
memahami bahasa inggris
siswa, rendahnya kualitas
tugas- tugas siswa, dan
kurang tepatnya teknik
yang digunakan guru.
Salah satu teknik yang
bisa diterapkan untuk
meningkatkan
kemampuan berbicara
siswa adalah melalui
aplikasi Practice English
Speaking Talk. Practice
English Speaking Talk
adalah metode yang
sangat menarik dalam
proses pembelajaran. Oleh
karena itu metode ini
bertujuan agar pelajar atau
siswa mampu memahami
target bahasa, berbicara
dengan pengucapan yang
dapat diterima dan benar
secara gramatikal, dan
mampu memahami materi
yang dipresentasikan.
(Rahmat, 2023)

3. Bahasa Inggris berperan


terhadap perkembangan
teknologi yang terus
mengalami kemajuan.
Oleh karena itu perlu
adanya inovasi yang dapat
membantu siswa dalam
hal penguasaan bahasa
inggris. Dalam
penguasaan bahasa inggris
terutama kemampuan
speaking ada beberapa
kendala yang dihadapi
siswa yakni, kurangnya
kosakata, tata bahasa,
kurangnya rasa
kepercayaan diri
dikarenakan pengucapan
yang tidak jelas serta
media ajar yang tidak
menarik. Pemanfaatan dari
media sosial youtube
dirasa efektif sebagai
media untuk melatih
kemampuan speaking
sehingga pembelajaran di
kelas karena lebih
menyenangkan.
Pembelajaran
menggunakan media
youtube dapat memotivasi
siswa dalam penguasaan
bahasa serta video
pembelajarannya dapat di
akses di mana saja dan
kapan saja. Dengan
demikian, perlunya
kesiapan guru serta siswa
dalam menghadapi era
perkembangan teknologi
serta mampu
memanfaatkannya.
(Andika, 2022)

Wawancara:
1. Rekan sejawat pengajar
Bahasa Inggris Tingkat
Lanjut (Windha Ghulai, S.
Pd) menjelaskan bahwa
kendala terbesar dalam
mengajar bahasa inggris
khususnya speaking skills
adalah:
1. Siswa tidak
menguasai kosakata
2. Siswa tidak percaya
diri berbicara bahasa
inggris
3. Siswa tidak mau
belajar dengan
maksimal karena
beranggapan bukan
bahasa negaranya.
4. Guru kurang
menggunakan media
pembelajaran yang
menarik

2. Siswa kelas X-B (Ahmad


Faisal), menyampaikan
bahwa kesulitan belajar
bahasa inggris karena
kurangnya kosakata yang
dimiliki dan sering merasa
bosan karena
pembelajaran yang kurang
menarik.

Anda mungkin juga menyukai