Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

RENDAHNYA KEMAMPUAN MENULIS DAN MOTIVASI BELAJAR


PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI
SMP NEGERI 1 SUSUT

Disusun Oleh :
MADE SUSY ARYANI, S.Pd

UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
Judul Studi kasus : Rendahnya Kemampuan Menulis dan Motivasi Belajar Peserta
Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1
Susut

A. Deskripsi Studi kasus


Pada saat pelaksanaan praktek pembelajaran di sekolah, saya dapat mengidentifikasi
kendala-kendala yang perlu diperbaiki antara lain: pertama kemampuan menulis peserta
didik dalam pelajaran bahasa Indonesia yang masih rendah, hal ini diketahui pada saat
penugasan beberapa peserta didik tampak bingung saat memilih kata-kata yang tepat
dalam menulis, malas untuk menemukan jawaban sendiri dan menuangkan jawaban
mereka dalam tulisan. Berikutnya yang kedua adalah rendahnya keaktifan dan motivasi
peserta didik dalam belajar, hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya peserta didik yang
merespon pertanyaan guru, peserta didik menganggap bahasa Indonesia itu monoton dan
sulit dipahami. Ketiga adalah rendahnya konsentrasi peserta didik dalam belajar, hal ini
dipengaruhi peserta didik kerapkali bermain dengan gawai/Hp mereka.
Berdasarkan paparan di atas penting untuk dikaji dan diberikan solusi lebih lanjut
karena apabila dibiarkan akan berdampak terhadap pembelajaran baik dalam prosesnya
maupun hasil belajar peserta didik. Rendahnya partisipasi peserta didik juga akan
menimbulkan lingkungan belajar yang kurang kondusif.

B. Analisis Situasi
Pada saat penyusunan perencananan pembelajaran khususnya pada materi teks
deskripsi, saya belum dapat mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik peserta didik
sehingga membuat perbedaan perlakukan pembelajaran di kelas. Situasi ini cendrung
berulang saya lakukan tanpa penah melakukan refleksi dan evaluasi secara berkelanjutan
sebagai bagian dari proses pembelajaran secara utuh. Dari permasalahan dan situasi
tersebut, saya menyadari tidak ada perubahan belajar pada peserta didik, cenderung pasif,
kurang motivasi diri untuk mengikuti pembelajaran.
Menyadari kondisi ini saya mencoba mengidentifikasi permasalahan yang dimulai
dengan menyusun perencanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta seperti
kesiapan belajar, minat dan gaya belajar peserta didik. Langkah awal dimulai dengan
menentukan tujuan pembelajaran dari capaian pembelajaran, memetakan kebutuhan
belajar, menyusun strategi pembelajaran serta merancang penilaian. Dalam menyusun
strategi pembelajaran saya memodifikasi penggunaan audio-visual berupa tayangan
video pembelajaran dari Youtube, kemudian saya juga memvariasikan pembelajaran
dengan Aplikasi Padlet, sehingga mereka dapat berinteraksi dengan teknologi digital dan
hasil pekerjaan yang ditulis serta skor capaian mereka dapat dilihat langsung.
Dalam menyusun perencanaan dan evaluasi pembelajaran saya melakukan kolaborasi
bersama khusus rekan sejawat (MGMP Sekolah Bahasa Indonesia), waka kurikulum
serta bapak kepala sekolah untuk menilai serta melakukan perbaikan perencanaan yang
saya buat. Tentunya peserta didik menjadi prioritas utama perbaikan proses
pembelajarannya
Pada proses merancang perencanaan dan evaluasi pembelajaran saya menghadapi
tantangan dan hambatan seperti menentukan tujuan pembelajaran agar sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, memilih strategi pembelajaran yang tepat dan efektif agar
terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik serta menyusun instrumen
yang tepat agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan

C. Alternatif Solusi
Adapun langkah nyata yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dan permasalahan
yang muncul pada saat merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran yang pertama
mengetahui karakteristik peserta didik dengan membuat kesepakatan bersama yang berisi
poin penting dalam proses pembelajaran terkait hal yang tidak dan boleh dilakukan
selama proses pembelajaran.
Kedua yaitu menggunakan variasi yang baru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan games interaktif dengan menggunakan gawai/Hp sehingga peserta didik
dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain games, dengan menggunakan
aplikasi canva dan padlet sebagai media pembelajaran dan juga LKPD maupun
pertanyaan pemantik dapat dikerjakan peserta didik dimanapun dan kapanpun dengan
tampilan yang lebih menarik.
Ketiga yaitu upaya untuk mengarahkan peserta didik untuk melakukan tahapan sesuai
dengan model pembelajaran PBL yang dipilih sehingga tujuan pembelajaran tersebut
dapat tercapai. Langkah-langkah PBL yang diambil dalam pembelajaran memiliki lima
sintaks. Pertama yaitu mengorientasi masalah dengan menayangkan video pembelajaran,
yang kedua mengorganisasi dengan membentuk peserta didik menjadi beberapa
kelompok. Selanjutnya ketiga membimbing penyelidikan dimana peserta didik
melaksanakan pengumpulan informasi dan penyelidikan dari masalah yang ditemukan.
Keempat mengembangkan dan menyajikan hasil karya masing-masing kelompok peserta
didik dan yang terakhir kelima menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan
masalah yang telah diselesaikan.
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, guru menggunakan rubrik penilaian yang
harus diselesaikan. Penilaian bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam hal pengetahuan, pemahaman dan sampai penyimpulan. Dalam penerapan model
pembelajaran diintergrasikan dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan
berhubungan dengan lingkungan nyata peserta didik
Dengan mengambil langkah-langkah tersebut maka tantangan dan hambatan dalam
merancang dan melakukan pembelajaran dapat diatasi. Peserta didik akan lebih fokus
mengikuti pembelajaran karena mereka ikut berpartisipasi aktif sehingga tujuan
pembelajaran yang dirancang diawal dapat tercapai.

D. Evaluasi
Hasil dan dampak nyata setelah melakukan langkah-langkah dalam proses
pembelajaran yaitu peserta didik menjadi lebih fokus dan berpartisipasi aktif secara
langsung dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat pada saat peserta didik
mengerjakan masalah yang diberikan oleh guru pada masing-masing kelompok. Setiap
peserta didik mendapatkan bagian atau tugas yang harus diselesaikan, sehingga secara
tidak langsung dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan rasa disiplin, tanggung jawab dan bekerja sama.
Terjadi peningkatan minat dan motivasi peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung dari sebelumnya yang saya ketahui dan rasakan setelah menggunakan media
interaktif. Media interaktif menjadi pemantik motivasi belajar karena peserta didik
tertarik dan pembelajaran secara penuh berpihak kepada peserta didik. Aplikasi Padlet
memberikan ruang ekspresi belajar dengan menjawab dan menuliskan langsung atas
pertanyaan yang diberikan oleh guru dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga
hasil belajar untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai