Anda di halaman 1dari 7

MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE )

MENGGUNAKAN METODE STAR ( Situasi, Tantangan, Aksi dan Refleksi )

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TAYANGAN VIDEO DAN


CARD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PADA GRAMMAR DAN
READING COMPREHENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 PROBOLINGGO

DISUSUN OLEH :

Nama : Yuana Putri Anjarwati, S.S

Prodi : Bahasa Inggris

Instansi : SMP Negeri 6 Probolinggo

No. UKG : 201501325515

NIM : D23571089

PPG DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

TAHUN 2024
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan.
Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena
pendidikan yang tinggi dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas (Walid, 2017).
Masalah kontekstual dalam pembelajaran bahasa inggris identik dengan memahami dan
menganalisis melalui kemampuan literasi peserta didik. Menciptakan konsep pembelajaran yang
inovatif, interaktif, komunikatif dan menciptakan pengalaman belajar bermakna bagi peserta
didik merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pembelajaran yang masih berpusat pada pendidik sehingga peserta didik kurang minat membaca.
Menurut Y. Herliani (2020), hal-hal yang perlu dibenahi saat literasi adalah Sistem pembelajaran
yang berjalan belum menjadi wahana dalam memicu siswa memiliki minat baca yang tinggi.
Dengan menerapkan kurikulum merdeka, selaras dengan pembelajaran abad 21 yang terintegrasi
antara kemampuan pendidik dengan pemanfaatan teknologi serta kreativitas dalam
melaksanakan pembelajaran dan pembentukan karakter anak bangsa yang terbentuk dengan
profil pelajar Pancasila. Motivasi belajar peserta didik yang kurang, kemampuan memahami
materi pada keterampilan speaking, reading, listening dan writing serta struktur kalimat
/grammar, perbendaharaan kata yang dimiliki oleh peserta didik yang kurang sering kali
menghambat proses belajar. Permendikbud Nomor 22 Tahun2016 tentang standar proses
pendidikanmenyatakanbahwa“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam menciptakan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kemampuan kecerdasan ,kepribadian, pengendalian diri, spiritual, akhlak
mulia, keagamaan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
kemampuan pendidik dalam memberikan materi serta penerapan model pembelajaran inovatif
masih belum maksimal, pemanfaatan teknologi masih belum optimal dalam penyajian materi
pembelajaran karena pendidik masih cenderung menggunakan metode klasik. Oleh sebab itu
untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik, pendidik perlu melakukan pembelajaran
yang menggunakan media teknologi kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Dengan pemilihan metode, media dan strategi belajar yang tepat, proses pembelajaran akan
berjalan dengan lancar dan hasil belajar peserta didik bisa lebih baik sebagai imbas dari keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang diberikan.
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif, kondusif serta nyaman tentu
tidak luput dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh seorang pendidik utamanya saat
inovasi pembelajaran diimplementasikan. Keberagaman kemampuan peserta didik serta motivasi
dalam belajar bahasa inggris yang kurang, menyebabkan peserta didik tidak maksimal dalam
mengikuti proses pembelajaran, peserta didik yang cenderung pasif dan mengalami kebingungan
saat belajar dengan menggunakan media kartu yang berisi potongan kata untuk disusun menjadi
kalimat past tense, walaupun sudah disediakan daftar kosakata terkait kata yang akan disusun.
Menurut Maharani & Kristin (2017:4), Keaktifan belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh
siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa ikut serta berperan aktif dalam
pembelajaran dikelas, sehingga siswa tersebut memperoleh pengalaman, pengetahuan,
pemahaman danaspek-aspek lainya tentang apa yang telah dilakukan. Kegiatan diskusi yang
dilakukan secara kelompok masih belum berjalan maksimal, hal ini disebabkan oleh kemampuan
peserta didik dalam diskusi secara kolaboratif masih didominasi oleh peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih pada aspek pemahaman materi. Kecenderungan peserta didik untuk
melakukan kegiatan yang kurang relevan selama proses pembelajaran utamanya saat penayangan
video, hal ini terjadi karena kemampuan dalam memahami isi bacaan dan kurang terbiasanya
peserta didik mendengarkan percakapan dalam bahasa inggris. Pada proses penilaian atau
asesmen seorang pendidik juga menemukan beberapa tantangan terutama pada aspek
perkembangan pengetahuan dan sikap. Gagne (1974) mengemukakan bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar, terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni:
kemampuan dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. Pada
penilaian kelompok masih terdapat kelompok yang mendapatkan nilai lebih kecil dari kelompok
lain yaitu skor 78 pada materi recount text, terbukti dengan kelompok tersebut masih harus
diberi arahan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, peserta didik yang kurang responsive
saat proses diskusi baik pada materi reading menjadi penyebabnya. Adanya peningkatan pada
aspek penilaian individu yang ditunjukkan dengan hasil nilai tes formatif dari kegiatan
sebelumnya ( PPL 1) dengan metode yang sama akan tetapi media dan strategi yang berbeda
peserta didik mendapatkan nilai 73 – 75 kurang lebih 35 % dari jumlah siswa baik pada materi
recount text maupun materi grammar kalimat lampau / past tense. Sedangkan pada penilaian
individu terutama aspek sikap, terdapat peningkatan karena siswa yang kurang aktif hanya 10 %
dan mendapatkan nilai C , 80 % mendapat nilai B dan 10 % mendapat nilai A untuk kegiatan
diskusi saat materi kalimat lampau / past tense mapun recount text, siswa yang mendapat nilai C
peserta didik tersebut melakukan kegiatan yang kurang relevan misalnya melakukan corat coret
dikertas, memperhatikan hal lainnya tanpa berusaha membantu temannya baik saat mengamati
video maupun menyelesaian tugas.
Dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian yang telah dilakukan menggambarkan
penilaian yang komprehensif, yang ditunjukkan dengan selama proses diskusi kelompok
sebagian besar peserta didik berusaha untuk melakukan kegiatan sesuai dengan instruksi yang
terdapat di LKPD. Dengan adanya pembagian tugas antar kelompok peserta didik mampu
menyelesaikan LKPD yang diberikan sesuai waktu yang ditentukan, serta mampu
mempresentasikan hasil diskusi dalam bahasa Inggris di depan kelas. Berdasarkan tantangan
tersebut diatas,upaya yang harus dilakukan pendidik dalam meningkatkan kompetensi peserta
didik dalam membaca, seorang pendidik harus terus belajar menjadi fasilitator yang baik didalam
kelas, mempelajari metode mengajar yang baru dan inovatif, serta meningkatkan kompetensi dan
menciptakan hubungan baik dengan peserta didik. Keberhasilan sebuah pembelajaran disekolah
tidak luput dari peran serta aktif seorang pendidik yang berperan sebagai fasilitator kegiatan
pembelajaran, peserta didik pada kelas 8 sebagai pelaku proses pmbelajaran, orang tua sebagai
pendukung proses perkembangan peserta didik, kepala sekolah sebagai stakeholder yang
mempunyai wewenang untuk memberikan fasilitas pada proses pembelajaran serta rekan sejawat
yang mampu memerikan motivasi dan informasi terkait pembelajaran.

PEMBAHASAN
Seorang pendidik dituntut untuk dapat menemukan solusi terhadap berbagai macam
tantangan yang dihadapi selama proses pembelajaran. Solusi yang digunakan diharapkan dapat
memunculkan ide kreatif dan inovatif yang memicu munculnya semangat belajar pada diri
peserta didik. Langkah solusi terbaik yang dialakukan pendidik untuk menghadapi tantangan
tersebut diatas pada aspek penilaian antara lain dengan memberikan pendampingan dengan
memberikan arahan dan memberikan penjelasan tambahan terkait tugas kepada kelompok atau
peserta didik yang memiliki pemahaman kurang, memberikan banyak referensi kalimat dalam
bentuk past tense serta memberikan beberapa contoh soal terkait bentuk kalimat lampau,
memberikan beberapa contoh teks terkait recount dalam bentuk sederhana baik berupa bacaan
maupun video animasi yang dipergunakan pada pertemuan selanjutnya, selain itu juga pendidikk
dapat memberikan latihan – latihan dengan menyusun kalimat dan paragraph secara continue
dengan berbagai jenis teks lainnya maupun bentuk tenses yang lain, dengan memberikan banyak
kosakata yang dapat dimanfaatkan untuk dapat dihafalkan dan diterapkan oleh peserta didik serta
memberikan beberapa pertanyaan terkait isi bacaan yang berisi tentang 5 W dan 1 H untuk
menggali pemahaman peserta didik terkait bacaan.
Tidak hanya pada aspek penilaian pada aspek penerapan inovasi seorang pendidik juga
menghadapi tantangan selama proses pembelajaran, hal ini juga menuntut pendidik untuk
mampu menemukan solusi agar tercipta pembelajaran yang nyaman dan meneyenangkan.
Berdasarkan tantangan yang telah disebutkan sebelumnya maka Langkah yang dilakukan antara
lain dengan memberikan motivasi pada peserta didik tersebut untuk berusaha mengerjakan tugas
yang diberikan, memberikan motivasi pada peserta didik yang memiliki pemahaman lebih untuk
membantu temannya dalam memahami materi yang diberikan, memberikan arahan kepada
kelompok atau individu yang mengalami kesulitan dalam menyusun potongan paragraph menjadi
paragraph yang utuh, serta memberikan arahan kepada peserta didik saat kegiatan yang berkaitan
dengan grammar.
Strategi yang diterapkan untuk melaksanakan proses pembelajaran penuliss
menggunakan strategi kooperatif yang mana peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil yang
terdiri 4 orang dalam setiap kelompoknya serta mendapatkan tugas yang berbeda utuk masing
masinguntuk dikerjakan bersama-sama. Pendapat lain mengemukakan bahwa Problem Based
Learning (PBL) adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk
belajar. Yaitu, sebelum pebelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi
suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan
sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar
mereka dapat memecahkan masalah tersebut (Pusdiklat, 2004). Proses pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning serta
menggunakan strategi Kooperatif. Menurut Rusman (2012: 148) dalam sistem pembelajaran
guru dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaran yang tepat, mampu memilih dan
menggunakan fasilitas pembelajaran, mampu memilih dan menggunakan alat evaluasi, mampu
mengelola pembel-ajaran di kelas maupun di laboratorium, menguasai materi, dan memahami
karakter siswa.
Kegiatan pembelajaran pada materi grammar kalimat bentuk lampau atau past tense
dengan sintax Problem Based Learning yakni :
Pada materi kalimat lampau / past tense pendidik memberikan 2 permasalahn yang harus
diselesaikan oleh peserta didik secara kelompok kecil. Dengan sintax PBL sebagai berikut:
1. Orientasi peserta didik pada masalah;
1. Guru memberikan pertanyaan pemantik:
Apakah kalian sudah mengetahui macam – macam tenses?
Apakah kalian mengetahui pattern of past tense?
Apakah kalian tahu adverb of time yang digunakan kalimat past tense ?
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil. Masing – masing
kelompok berisi 4 siswa
2. Guru memberi pertanyaan apakah siswa memiliki kesulitan terkait :
 Membuat kalimat dari bentuk present tense menjadi bentuk past tense.
 Mengidentifikasi perubahan kata kerja dasar/verb 1 menjadi bentuk lampau/verb 2
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
1. Peserta didik mengambil amplop yang berisi 2 kalimat sederhana dalam bahasa
indonesia.
2. Peserta didik secara berkelompok menyusun potongan kata menjadi sebuah
kalimat utuh yang benar dari bentuk present tense menjadi bentuk past tense.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
1) Peserta didik mempresentasikan di depan kelas dengan cara menempelkaan hasil
diskusinya di papan tempel yang telah disediakan.
2) Guru dan peserta didik lainnya memberikan tanggapan atas hasil diskusi.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1) Guru menanyakan kesulitan-kesulitan peserta didik yang ditemui selama pembelajaran.
2) Guru bersama dengan Peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
3) Guru memberikan asesmen formatif kepada Peserta didik berkaitan dengan
materi secara mandiri dalam bentuk tes tertulis (essay test) (terlampir)
Pada materi recount text saya memberikan sebuah amplop yang berisi 1 permasalahan
yang harus diselesaikan oleh siswa secara kelompok kecil. Dengan sintax PBL sebagai berikut:
1. Orientasi peserta didik pada masalah;
Guru memberikan pertanyaan pemantik:
Apakah kalian sudah mengetahui macam – macam teks ?
Apakah kalian mengetahui generic structure dari masing-masing teks yang telah
disebutkan?
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil. Masing – masing
kelompok berisi 4 siswa
b. Guru memberi pertanyaan apakah peserta didik memiliki kesulitan terkait :
Mengidentifikasi structure teks recount
Mengidentifikasi language features teks recount
Mengidentifikasi social Fuction teks recount
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
a. Peserta didik menyusun potongan paragraph yang dibagikan menjadi sebuah paragraph
pendek yang bermakna.
b. Peserta didik menempelkan hasil diskusinya di LK yang telah disediakan.
c. Peserta didik mengamati pengalaman seseorang yang ditayangkan oleh guru melalui
vidio pendek
d. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan masalah (yaitu mengidentifikasi tittle
of text, structure of text,social function of text, purpose of text dan language features
dari teks recount yang ditayangkan oleh guru ) (Lembar diskusi terlampir)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
a. Peserta didik mempresentasikan di depan kelas tentang hasil diskusinya untuk ditanggapi
oleh guru dan teman-temannya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
a. Guru menanyakan kesulitan-kesulitan peserta didik yang ditemui selama pembelajaran.
b. Guru bersama dengan Peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
c. Guru memberikan asesmen formatif kepada Peserta didik berkaitan dengan
materi secara mandiri dalam bentuk tes tertulis (essay test) (terlampir)
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi Kooperatif
dengan menggunakan video pembelajaran berbasis youtube, kartu dan LKPD. Untuk materi yang
dipergunakan reading comprehensive dengan sub materi recount text dan materi grammar
dengan sub materi kalimat lampau atau past tense. Pada aspek penilaian menggunakan lembar
observasi sikap untuk penilaian individu dan lembar penilaian pengetahuan untuk penilaian
kelompok dan individu.

KESIMPULAN
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk melakukan perbaikan ataupun
inovasi akan menciptakan dampak pada perilaku atau pola pikir dari peserta didik oleh sebab itu
pendidik sebaiknya melakukan refleksi setelah melakukan proses pembelajaran baik dari guru
atau pendidik maupun dari peserta didik. Dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang
dilakukan oleh penulis pada aspek penilaian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
peserta didik pada aspek pengetahuan pada keterampilan reading comprehensive maupun
grammar hal ini ditunjukkan dengan terdapat peningkatan nilai pada tiap kelompok,
meningkatnya pemahaman pada peserta didik yang ditunjukkan dengan hasil diskusi setiap
kelompoknya mendapatkan skor rata-rata 80-90 dan mengalami peningkatan kurang lebih 85%
dari keseluruhan kelompok dari skor sebelumnya, peserta didik dapat memahami kalimat dalam
bentuk past tense secara mudah melalui kegiatan berkelompok, peserta didik dapat
mengidentifikasi dan menentukan struktur dari sebuah teks recount dengan benar, menentukan
unsur kebahasaan yang digunakan dalam sebuah teks recount, melalui kegiatan membaca,
peserta didik mampu menentukan isi teks recount dan menjawab pertanyaan (tes formatif)
dengan benar.
Langkah yang dilakukan oleh pendidik mendapatkan respon positif pada kegiatan yang
dilakukan terkait strategi yang diterapkan, hal ini di tunjukkan hasil dari lembar refleksi yang
dibagikan ke peserta didik. Peserta didik dengan secara spontan menyampaikan bahwa mereka
merasa senang karena dengan kegiatan pembelajaran melalui diskusi, mereka yang awalnya
kurang paham tentang materi past tense dan recount text menjadi lebih mudah memahami karena
terbantu teman yang memiliki kemapuan lebih berkenan untuk memberikan penjelasan, peserta
didik merasa bangga karena dengan batas waktu yang diberikan, mereka mampu membagi
tugas dan bertanggung jawab yang rata kepada temannya untuk menyelesaikan semua tugas
yang terdapat di LKPD secara cepat, peserta didik mulai muncul keberanian dan rasa percaya
dirinya untuk menyampaikan hasil diskusi didepan kelas, hasil penilaian untuk kegiatan
pembelajaran yang telah saya lakukan sudah mencapai tujuan pembelajaran yang saya tetapkan
hal ini ditunjukkan dengan hasil diskusi peserta didik yang telah mampu mengerjakan LKPD
sesuai waktu yang ditetapkan dan mampu mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
Proses pembelajaran yang terlaksana di satuan pendidikan tentu saja memiliki beberapa
factor pendukung keberhasilan antara lain kesiapan media, instrument dan perangkat ajar.
Kemampuan guru dalam membawakan suasana dalam kelas merupakan factor utama yang harus
diperhatikan. Peserta didik juga berperan penting dalam menjaga ketertiban serta keaktifan
dalam kelas sehingga pembelajaran bisa berhasil dengan optimal. Proses pembelajaran tidak
luput juga dari sebuah ketidak berhasilan, factor yang menyebabkan hal tersebut bisa dari peserta
didik karena kurangnya motivasi dalam belajar serta kurang berkembangnya kemampuan guru
dalam berinovasi untuk menunjang kompetensinya.

. DAFTAR PUSTAKA

 Pamungkas, A. D., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2018). Meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa melalui model pembelajaran problem based learning (PBL) pada siswa kelas 4
SD. Naturalistic: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 3(1), 287-
293.
 Asiyah, A., Topano, A., & Walid, A. (2021). Pengaruh problem based learning (PBL)
terhadap kemampuan pemecahan masalah Dan hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 10
Kota Bengkulu. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 717-727.
 Poerwanti, E. (2015). Konsep dasar asesmen pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya.
 Wulandari, B., & Surjono, H. D. (2013). Pengaruh problem-based learning terhadap hasil
belajar ditinjau dari motivasi belajar PLC di SMK. Jurnal pendidikan vokasi, 3(2).
 Muhson, A. (2009). Peningkatan minat belajar dan pemahaman mahasiswa melalui
penerapan problem-based learning. Jurnal Kependidikan penelitian inovasi
pembelajaran, 39(2).

Anda mungkin juga menyukai