Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA

AUDIO VISUAL DENGAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV

SDMUHAMMADIYAH BATUKAMBING

OLEH

FARIS ALFARIZI PRIBADI

(19004102)

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

dalam Kusdaryani dan Trimo (2009:15) tentang Sistem Pendidikan

Nasional: disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Secara umum sekolah dasar diselenggarakan dengan tujuan

untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan

pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam

masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan

menengah. Dalam pelaksanaan pembelajaran, tugas utama seorang guru

adalah mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik mencapai taraf

kecerdasan, ketinggian budi pekerti, dan keterampilan yang optimal.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan guru harus

menguasai berbagai kemampuan dan keahlian. Guru dituntut mengusai

materi pelajaran dan mampu menyajikannya dengan baik serta mampu

menilai kinerjanya. Selain harus menguasai materi pembelajaran

seorang guru

2
juga harus mampu menciptakan kreativitas dalam pembelajaran baik

dalam menggunakan media pembelajaran atau juga penggunaan model

pembelajaran dalam proses pembelajaran hal demikian dimaksudkan

agar pembelajaran tidak monoton dan membosankan sehingga siswa

akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan

kedatangan guru pun akan dirindukan.

Berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar,

atau belum terwujudnya keterampilan proses dan pembelajaran yang

menekankan pada peran aktif peserta didik, inti persoalannya adalah

pada masalah ―ketuntasan belajar yakni pencapaian taraf pengusaan

minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan.

Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab

menyangkut masa depan peserta didik, terutama mereka yang

mengalami kesulitan belajar (Kusdaryani dan Trimo, 2009:142).

Pada siswa sekolah dasar sifat kekanak-kanakan pada anak didik

masih nampak sekali, terlihat saat pembelajaran sedang berlangsung,

masih banyak siswa yang bermain sendiri atau berbicara dengan teman

sebangkunya. Kegiatan ini tidak hanya terjadi pada kelas rendah tetapi

juga pada kelas tingggi. Akibatnya materi yang diajarkan tidak dapat

disampaikan secara maksimal, sehingga saat diadakan evaluasi hasil

belajar kurang dari KKM yang ditentukan. Padahal pembelajaran yang

aktif dan kreatif sangatlah penting saat pembelajaran, agar siswa

menjadi semangat dan tidak cepat bosan. Pembelajaran yang aktif dan

kreatif bisa

3
dengan penggunaan model atau media yang menarik. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan media audio visual.

Berdasarkan pengamatan yang dilihat dari permasalahan di

sekolah dasar peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan karena mata pelajaran ini banyak memuat fakta,

konsep, prinsip atau hukum yang berkaitan dengan permasalahan di

masyarakat, dengan adanya keterbatasan mengingat atau

mengungkapkan kembali fakta, konsep, prinsip atau hukum yang

telah dipelajari dapat menjadikan siswa mengalami kesulitan untuk

mengimplementasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. Selain itu, ketidak mampuan siswa mengutarakan

kembali informasi yang telah diperolehnya dapat menjadi cerminan

dari rendahnya hasil belajar siswa.

Berhasil tidaknya siswa terhadap materi yang diajarkan dapat

dilihat dari perolehan nilai dalam evaluasi yang dilaksanakan. Jika siswa

mencapai nilai sesuai dengan batas ketentuan, maka dapat dikatakan

proses belajar mengajar telah berhasil. Sebaliknya jika siswa tidak dapat

mencapai nilai minimal batas ketentuan, maka proses pembelajaran

belum berhasil.

Salah satu permasalahan yang sering terjadi selama proses

pembelajaran yaitu kurang terlibatnya siswa dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga suasana kelas jadi membosankan dan kegiatan

belajar menjadi tidak nyaman. Berdasarkan observasi awal melalui

observasi, persentase keaktifan siswa selama pembelajaran hanya

4
mencapai 25 %

5
dari 27 siswa. Saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan

berpendapat, kebanyakan siswa hanya diam saja, berpura-pura menulis,

menulis, dan selalu menghindari kontak mata dengan guru sampai

akhirnya guru menunjuk salah seorang dari mereka. Siswa yang mau

bertanya, berpendapat, ataupun menjawab pertanyaan selama kegiatan

belajar mengajar selalu sama dan jumlahnya tidak pernah bertambah.

Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru

sangat berpengaruh terhadap hasil proses pembelajaran. Proses untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan

komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan yang sesuai dengan waktu yang tersedia

maka dikembangkan bentuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa. Seperti

yang diketahui guru bahwa siswa merupakan perhatian utama dalam

proses belajar mengajar. Pemikiran yang kongkrit mengenai metode dan

implementasi media pembelajaran yang tepat perlu digunakan, demi

membentuk proses kegiatan belajar mengajar yang dapat membuat siswa

mampu menerima setiap pelajaran.

Sementara itu, untuk mendukung proses pembelajaran

diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kerumitan bahan pelajaran

dapat disederhanakan dengan bantuan media. Untuk peningkatan

kualitas proses pembelajaran salah satunya adalah dengan

memfasilitasi siswa

6
dengan media pembelajaran tertentu. Salah satu contohnya adalah

dengan menggunakan media pembelajaran yang sifatnya interaktif

misalnya dengan menggunakan media audio visual.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat di

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Siswa merasa bosan dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru.

2. Guru kurang efektif dalam proses belajar mengajar khususnya dalam

pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Guru kurang memperhatikan media pembelajaran yang digunakan dalam

proses belajar mengajar.

4. Belum terlibatnya siswa dalam pembelajaran karena pembelajaran masih

didominasi oleh guru, siswa hanya bisa menerima apa yang guru berikan

sehingga siswa belum bisa menyampaikan pendapatnya dalam

pembelajaran.

C. PembatasanMasalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah penulis paparkan,

maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu terkait

rendahnya hasil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan media

audio visual pada materi Contoh Organisasi Dilingkungan Sekolah dan

Masyarakat di SD Muhammadiyah Batukambing.

D. Rumusan Masalah

7
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan antara penggunaan media audio visual dengan

hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah Batukambing?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis atau

memecahkan masalah atau memberi jawab atas pertanyaan penelitian.

Sesuai dengan judul dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana hubungan antara penggunaan media audio

visual dengan hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah

Batukambing .

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pencapaian tujuan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah

ada dan dapat memberi gambaran mengenai pengaruh media audio visual

terhadap hasil belajar, bahwa pembelajaran yang kreatif dan aktif itu

sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam KBM (Kegiatan

Belajar Mengajar).

2. Manfaat praktis

8
a. Bagi siswa : Dapat mendorong siswa untuk aktif dalam

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan proses pembelajaran.

Siswa dapat belajar dengan semangat kerjasama dan dapat tercipta

suasana pembelajaran yang menyenangkan, serta memotivasi siswa

untuk meningkatkan daya tarik terhadap pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

b. Bagi Guru : Sebagai motivasi meningkatkan kreativitas dan

ketrampilan yang bervariasi, yang dapat memperbaiki sistem

pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.

c. Sekolah: Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan, untuk

meningkatkan kerja sama antar guru yang berdampak positif dalam

meningkatkan kinerja sekolah dan sebagai sumber informasi dan

referensi kajian dalam pengambilan keputusan menyangkut

peningkatan profesionalisme guru dan pencapaian kualitas pendidikan

sekolah.

d. Bagi peneliti: Melakukan kajian lebih lanjut dan mendalam dalam

merancang penggunaan media audio visual untuk diterapkan pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Sebagai refensi dan

pengembangan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. ―Belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperolah

suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam inetraksi dengan lingkungannyaǁ Wardani

(2005:2.17) Menurut Kusdaryani dan Trimo (2009: 120) ―Belajar

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleksǁ. Belajar adalah

proses penambahan pengetahuan yang dikemukakan oleh Najib Sulhan

(2006:5).

Berdasarkan beberapa definisi mengenai belajar diatas dapat

disimpulkan dari rumusan-rumusan tersebut bahwa belajar merupakan

suatu proses, kegiatan, dan perilaku siswa yang kompleks agar terjadi

perubahan kemampuan pada diri siswa untuk menjadi mampu dan bisa

terampil.

2. Hasil Belajar

Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2009:10-12) belajar

merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.

Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Menurut Gagne

10
belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi

internal, dan hasil belajar. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah

laku secara keseluruhan. Dikemukakan Wardani (2005:2.6) prinsip ini

mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya satu atau dua aspek

saja. Perubahan tingkah laku itu meliputi aspek tingkah laku kognitif,

konatif, afektif, atau motorik.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah

mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan

sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan

suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni

perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya,

maupun aspek sikapnya. kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah proses pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotor setelah menerima pengalaman belajar, Hasil belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan pada aspek kognitif

yang merupakan kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan.

Caroll dalam Kusdaryani dan Trimo (2009: 143) menyebutkan

sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: (a) waktu yang

tersedia, (b) usaha individu, (c) bakat, (d) kualitas pembelajaran, dan (e)

kemampuan untuk memanfaatkan proses pembelajaranǁ. Jika dilihat dari

salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas

pembelajaran dan kemampuan memanfaatkan proses pembelajaran.

11
Kualitas pembelajaran yang baik salah satunya adalah dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka peneliti

menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh

seseorang setelah seseorang tersebut melakukan suatu pembelajaran sesuai

dengan tujuan pendidikan yang didapatnya.

3. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan tahap lanjut pendidikan

bela negara, pendidikan ini diselenggarakan untuk membekali para peserta

didik selaku calon pemimpin di masa depan dengan kesadaran bela negara

serta kemampuan berfikir secara komprehensif integral dalam ketahanan

nasional (Zainul 2007:1.32). Kesadaran bela negara ini berwujud sebagai

kerelaan dan kesediaan melakukan upaya untuk kelangsungan hidup

bangsa dan negara melalui bidang profesinya. Kesadaran bela negara ini

mengandung kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan

bernegara, keyakinan akan pancasila dan UUD 1945, kerelaan berkorban

bagi bangsa dan negara serta sikap dan perilaku awal bela negara, (yang

diperoleh melalui pendidikan pendahuluan bela negara dan Pendidikan

Kewarganegaraan).

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang menfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk warga

negara indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamankan

12
oleh pancasila dan UUD 1945 serta membentuk sikap perilaku cinta tanah

air yang bersediakan kebudayaan dan filsafat bangsa pancasila.

4. Media Audio Visual

a. Pengertian Media Pembelajaran

Gagne dalam Sadiman (2009:6) menyatakan ―bahwa media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajarǁ. Sementara itu, Briggs dalam Sadiman

dkk (2009:6) berpendapat ―bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku,

film, kaset, film bingkai, adalah contoh-contohnya.

Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat

merangsang timbulnya proses/ diaolog mental pada diri siswa. Dengan

kata lain, terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara

tidak langsung tentunya antara siswa dengan penyalur pesan (guru)

dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar telah

terjadi, Kusdaryani dan Trimo (2009: 240).

Beberapa definisi mengenai media di atas dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru

pada saat proses belajar mengajar agar dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan siswa sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar yang kondusif.

13
b. Jenis-Jenis Media

Djamarah (2010:124) mengklasifikasikan media pembelajaran

menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Media Auditif adalah media yang hanya mengendalikan

kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan

hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli.

2. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam

seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai) foto, gambar

atau lukisan, dan cetakan.

3. Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur suara

dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang

lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan

kedua.

c. Manfaat media pembelajaran:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan atau

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motifasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan

kemungkinan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai dengan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu.

14
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,

kunjungan-kunjungan ke museum kebun binatang.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada

banyak jenis media pembelajaran, namun peneliti hanya memilih

media pembelajaran yang berupa media audio visual, karena

pemanfaatannya untuk dilihat dan didengar. Siswa dapat memahami

meteri pembelajaran dengan indera pengdengaran dan penglihatan

sekaligus. Oleh karena itu, dengan media Audio visual ini guru dapat

menyuguhkan pengalaman- pengalaman yang konkrit kepada siswa

yang sulit jika materi tersebut diceritakan. Dengan guru menggunakan

metode ceramah dan di iringi dengan media audio visual, siswa bisa

memahami banyak hal dengan materi yang disampaikan oleh guru

dengan media audio visual.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata,

yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah

pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama

menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi

hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah

suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum

sempurna. Dan terdapat hipotesis, yaitu :


15
a. Hipotesis alternatif (Ha), adanya hubungan yang positif antara penggunaan

media audiovisual terhadap hasil belajar siswa.

b. Hipotesis nihil (Ho), Tidak ada hubungan yang positif antara penggunaan

media audiovisual terhadap motivasi belajar siswa.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini peneliti merumuskan sebagai

berikut :

a. Hipotesis kerja Alternative (Ha) : Ada hubungan positif dalam penggunaan

penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar PKN kelas IV SD

Muhammadiyah Batukambing.

b. Hipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada hubungan positif dalam penggunaan

penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar PKN kelas IV SD

Muhammadiyah Batukambing

C. Kerangka Berfikir

Sebagai tenaga pendidik, guru selalu menemukan masalah yang sering

terjadi pada siswa dalam hal ini yang paling sering menonjol adalah masalah

hasil belajar siswa yang rendah. Guru perlu menyelidiki dan menemukan letak

kekurangan-kekurangan dalam mengajarkan materi, kemudian setelah

diketahui maka guru harus memberikan suatu tindakan-tindakan untuk

mengatasi masalah hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan hasil

observasi di SD Muahammadiyah Batukambing pada siswa Kelas IV selalu

mengalami hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Hanya 25% dari 32 siswa yang dapat memenuhi KKM. Hal

ini disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang efektif, monoton, dan

tidak menarik.
16
Untuk mengatasi masalah ini peneliti akan menerapkan penggunaan media

audio visual tersebut terhadap hasil belajar siswa. Karena media audio visual

ini berfungsi untuk membangkitkan minat, mendorong keinginan, daya tarik,

dan motivasi untuk belajar siswa dan memberikan pengalaman yang integral

(utuh, menyatu) dari yang konkrit hingga abstrak.

Hal ini dapat berhasil mencapai tujuan yang diinginkan jika dapat

memilih dan menggunakan media yang tepat dalam setiap proses

pembelajaran dan sesuai dengan materi yang diberikan dan sesuai dengan

perkembangan siswa. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama ini

dilakukan oleh guru dengan mono metode yaitu metode ceramah. Guru

menerangkan teori- teori di depan kelas dan peserta didik hanya

mendengarkan saja. Pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan satu arah.

Pembelajaran dengan metode tersebut ternyata kurang maksimal. Siswa masih

kesulitan dalam memahami organisasi dilingkungan sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan kenyataan di atas, dibutuhkan suatu pembaharuan dalam

mengajar. Penggunan media audiovisual sebagai media dalam pembelajaran

untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep contoh-contoh organisasi

dilingkungan sekolah dan masyarakat.

17
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dapat dibuat paradigma berfikir

sebagai berkut:
Guru belum Hasil
KONDISI AWAL menggunakan belajar
media audio siswa

-pretest

Menggunakan pengguna
TINDAKAN an media
media audio audio
visual

KONDISI AKHIR Meningkatnya hasil belajar siswa

Gambar Kerangka Berfikir 1.1

18
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penlitian ini adalah Kuantitatif karena hasil dari penlitian akan dihitung dengan
Statistik.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian pada semester dua Tahun Pelajaran 2021 di SD

Muhammadiyah Batukambing, kelas IV dan waktu pelaksanaannya yaitu pada

bulan April 2021.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini tidak menggunakan sampel dan sampling, tetapi hanya

menggunakan populasi. Jadi penelitian ini dinamakan penelitian populasi.

Menurut Soegeng (2006: 70) “Penelitian populasi adalah penelitian yang

mengenai seluruh populasinya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

siswa kelas IV SD Muhammadiyah Batukambing.

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam menyimpulkan datanya agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160).

Media atau instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa:
1. Panduan wawancara

19
2. Buku catatan
3. Alat rekam
4. Angket

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Data


Primer, yaitu saya akan mendapatkan dan mengolah data secara Langsung dari
objek penelitian ini.
Dan teknik yang akan saya gunakan adalah Angket untuk data variabel
tentang penggunaan media audio visual dengan hasil belajar.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini untuk mengungkap tentang hubungan antara penggunaan media


audio visual dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Batukambing. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi
product moment. Teknik ini merupakan alat uji yang digunakan untuk menguji
hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua variabel.

Product Moment :
rXY = Koefisien Korelasi X dan Y

= Produk dari X dan Y

= Kuadrat dari Variabel X

= Kuadrat dari Variabel Y

N = Jumlah Responden

20
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul Ittihad. 2007 Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas

Terbuka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik VI..

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati dan Mujiono.2009 Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta

Utama.

Djamarah, Saipul Bahri & Aswan Zain,2010. Strategi Belajar Mengajar, Edisi

Revisi

Jakarta : Rineka Cipta,

Wardani. 2005. Psikologi Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka.

Sadiman Arief Dkk. 2009 Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan

Pemafaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudibyo, Bambang. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang

Standar

Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP

Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

21

Anda mungkin juga menyukai