Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK SEJARAH KELAS X DI SMA N

59 JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi

Persyaratan mencapai

Gelar kesarjanaan

NAMA : Bouteflika Fahlevi

NPM : 201815500231
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2020

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.

Karena pendidikan merupakan suatu usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran ataupun cara lain yang dikenal oleh

masyarakat. Pendidikan juga sebagai bagian usaha manusia untuk meningkatkan

taraf kesejahteraan serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

terlihat dari bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan

memanfaatkan sumber daya manusa, dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas

pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat terutama peserta didik.

Peserta didik merupakan suatu komponen atau pasukan dalam sistem

pendidikan, yang mengikuti proses belajar mengajar dalam suatu lembaga


pendidikan, sehingga peserta didik menjadi manusia yang berkualitas. Peserta

didik juga sebagai subjek otonom, yang ingin diakui keberadaanya. Selaku pribadi

yang otonom, maka memiliki ciri-ciri dan ciri khas yaitu selalu mengembangkan

diri

Belajar dan perkembangan peserta didik sendirilah yang mengalami,

melakukan dan menghayati. Sebaliknya, pendidikan adalah proses interaksi yang

bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dan peserta didik, yang bertujuan

meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara

umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu tindakan yang

memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.

Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan

tindakan sehari-hari. Dari sisi peserta didik sebagai pelaku belajar dan dari sisi

guru sebagai pendidik, ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan

guru dengan peserta didik adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku

pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan yang akan dicapai baik guru

maupun peserta didik mempunyai tujuan tersediri. Meskipun demikian, tujuan

guru dan peserta didik tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.

Dari segi lama waktu tindakan, guru mendidik dan mempunyai waktu mengajar

terbatas, artinya sesuai lama studi jenjang sekolah. Sebaliknya, tindakan peserta

didik adalah belajar yaitu sepanjang hayat atau sekurang-kurangnya terus belajar

walaupun sudah lulus sekolah. Dari segi proses, belajar dan perkembangan

merupakan proses internal peserta didik. Agar peserta didik mampu mencapai
tujuan akhirnya guru dituntut menjadi pendamping dan motivator yang baik, serta

mampu menciptakan suasana belajar yang baik.

Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya

belajar. Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental

peserta didik. Salah satu upaya untuk meningkatkan mental dan mutu pendidikan

di sekolah adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran. Berbagai metode

pembelajaran sudah sepatutya perlu dicoba agar proses pembelajaran berjalan

dengan lancer serta semakin berkembang, sesuai pesatnya perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi.

Guru sebagai seseorang yang menempati posisi strategis dalam proses

pembelajaran dituntut untuk mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam

dunia pendidikan serta memiliki kewajiban dalam menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Namun kenyataanya, permasalahan pembelajaran

masih ditemukan, baik yang bersumber pada guru maupun peserta didik.

Penyampaian materi yang terkesan monoton masih menggunakan metode

ceramah dan membaca. Penggunaan media pembelajaran masih belum

dimanfaatkan dengan baik dan agar bisa menarik perhatian peserta didik saat

pembeljaran berlangsung. Sedangkan permasalahan yang dialami terlihat dari

banyaknya peserta didik yang tidak menyukai matapelajaran Sejarah karena

materi yang terlalu banyak mencatat dan menghafal.

Kemudian penyampaian materi saat pembelajaran menggunakan metode

ceramah, metode tersebut tidak efektif untuk penyampaian materi ke peserta

didik. Pada saat pembelajaran Sejarah berlangsung terdapat beberapa peserta didik
yang kurang memperhatikan penjelasan guru seperti mengobrol dan sibuk sendiri

dengan hal yang berada disekitarnya. Hal tersebut membuktikan bahwa masih

rendahnya fokus peserta didik terhadap matapelajaran Sejarah.

Untuk mengatasi masalah diatas dapat digunakan media pembelajaran agar

pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bervariasi, mengatasi sikap peserta

didik agar lebih aktif terhadap matapeajaran Sejarah. Menurut Munadi (2007:7)

pengertian audio visual adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar dan

mengajar secara efektif dan efisien,

Permasalahan tersebut diatas dapat terselesaikan bila media pembelajaran

yang digunakan dapat mengaktifkan peserta didik saat belajar. Guru dapat

memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan menarik peserta didik aktif

dan bersungguh-sungguh saat kegiatan pembelajaran, salah satunya yaitu

menggunakan media audio visual.

Berdasarkan masalah yang ada, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar

Peserta didik Sejarah Kelas X Di SMAN 59 Jakarta”

B. Identifikasi Masalah

Berikut ini adalah masalah-masalah yang dapat penulis identifikasikan yang

terkait dengan penelitian ini:


1. Dampak media audio visual terhadap kemampuan berimajinasi dan

mendeskripsikan Sejarah terhadap peserta didik

2. Pengaruh dampak positif perkembangan teknologi bagi peserta didik

3. Pengaruh dampak media audio visual terhadap hasil belajar dan

minat peserta didik dalam matapelajaran Sejarah

4. Sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai mempengaruhi

proses belajar Sejarah

C. Pembatasan Masalah

Agar lebih terarah, penulis membatasi permasalahan diatas yaitu pada

pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar peserta didik Sejarah kelas

x di SMAN 59 Jakarta

D. Rumusan Masalah

Adapun pokok permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini

adalah lebih ditekankan kepada masalah-masalah yang terjadi di pembelajaran

Sejarah di SMAN 59 JAKARTA, dari pokok pembahasan itu, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh penggunaan

media audio visual dalam pembelajaran Sejarah?

E. Tujuan Penelitian
Dalam rumusan masalah di atas tujuan yang diharapkan di penelitian

ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media

audio visual dalam pembelajaran Sejarah.

F. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan bagi Guru bidang studi Sejarah sebagai bahan

masukkan dalam mengajar, khususnya dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta didik di sekolah

2. Sebagai acuan penerapan dan pemanfaatan media belajar khusunya

media audio visual dalam alat untuk mencapai tujuan pembelajaran

sebagaiman dalam kurikulum belajar.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun secara berurutan berdasarkan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS

Landasan teori, mengenai pengertian media pembelajaran

secara umum, lalu diuraikan pula media audio visual,


tujuan penggunaan audio visual, manfaat media audio

visual

BAB II METODE PENELITIAN

Metode penelitian, meliputi pendekatan dan jenis

penelitian, populasi dan sample penelitian. Dalam bab ini peneliti

memaparkan metode teknik pengumpulan data, diskusi dan sampel

dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi mengenai pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil

penelitian yang dilakukan oleh penulis

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran yang berkaitan dengan analisis

dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-

bab sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Musfiqon (2012:26) menyatakan Kata media berasal dari

bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,

‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan.

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,

atau kejadian yang membangun kondisi dan membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap Gerlach

dan Ely, (2006:5). Disamping sebagai sistem penyampai dan

pengantar, media sering diganti dengan kata mediator

Menurut Fleming (2010:234), adalah penyebab atau alat

yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya,


dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau

peranannya, yaitu mengatur hubungan efektif antara dua pihak

utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran, mediator dapat

mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang

melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan

yang paling canggih, dapat disebut media.

Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau

mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Lain halnya menurut

Heinich (2004:23) mengemukakan istilah medium sebagai

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang

diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media

komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau

informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-

maksud pengajaran maka media tersebut disebut media

pembelajaran.

Seringkali kata media pembelajaran sering digunakan

secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi

seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:40) dimana ia

melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancer dengan

hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu disebut

media komunikasi.
Pengertian media ada dua macam, yaitu dalam arti sempit

dan luas. Dalam arti sempit bahwa media itu berwujud: Grafik,

foto, alat mekanik, dan elektronik yang digunakan untuk

menangkap, memproses dan menyampaikan informasi. Adapun

dalam arti luas, media diartikan sebagai kegiatan yang dapat

menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik

dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru

menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely dalam Musfiqon,

(2012:3). Sebagaimana yang disampaikan dalam UNESCO,

(2006:5) bahwa media memberikan berbagai alternatif pilihan bagi

pengajar untuk dapat menyajikan materi yang tidak dapat diakses

secara langsung, misalnya media memungkinkan guru untuk

menyajikan materi yang berbahaya atau sekolah belum mampu

mengadakan sarana yang memadai untuk melaksanakan praktikum

yang sebenarnya.

Istilah media bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan

kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris

art) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”)

Media dan pembelajaran adalah dua hal yang saling

membutuhkan dan berkaitan dengan kata lain media merupakan

sebuah sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar dan mengajar

disekolah, serta menunjang keberhasilan belajar peserta didik


Menurut Miarso (2004:10) bahwa pembelajaran merupakan

istilah yang digunakan untuk menunjukan usaha pendidikan yang

dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang diterapkan

terlebih dahulu sebelum proses dapat dilaksanakan serta

pelaksaannya terkendali. Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dan interaksi sebagai bentuk usaha pendidikan dengan

mengkondisikan terjadinya proses belajar dalam diri pesserta didik.

Pendapat ini kemudian dipertegar oleh Sanaky (2013:4)

menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi antara

pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Hal serupa disampaikan Suryani dan Agung (2012:4)

bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam

pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta

sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan

belajar (peserta didik). Sejalan dengan itu, media pembelajaran

dapat digunakan sebagai media utama yang digunakan untuk

keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelakan secara

verbal Musfiqon, (2012:9)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa media adalah segala bentuk dan saluran penyampai

pesan/informasi dari sumber pesan ke penerima pesan yang dapat

merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian dan

kemampuan peserta didik. sehingga peserta didik mampu


memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai

dengan tujuan informasi yang disampaikan. Media juga sebagai

perantara pengajar untuk menyajikan segala sesuatu yang tidak

dapat dilihat langsung oleh peserta didik, tetapi dapat digambarkan

secara tidak langsung melalui media.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

berlangsung suatu sistem, maka media pembelajaran sangat

penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa

media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran

sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara

optimal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik, (2010:6) bahwa

guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pembelajaran yang meliputi:

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih

mengefektifkan proses belajar dan mengajar

2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan

3. Seluk-beluk proses belajar

4. Hubungan antara metode mengajar dan media

pendidikan

5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam

pengajaran
6. Pemilihan dan penggunaan media

7. Berbagai jenis alat dan teknik media

pembelajaran

8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran

9. Usaha inovasi dalam media pendidikan

b. Tujuan Media Pembelajaran

Menurut Sanaky (2013:8) tujuan media sebagai alat bantu

pembelajaran adalah untuk:

1. Mempermudah proses pembelajaran di kelas

2. Meningkatkan efisiensi prose pembelajaran

3. Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan t

ujuan belajar

4. Membantu konsentrasi peserta didik dalam proses

pembelajaran

Adapun tujuan media menurut Smaldino dkk (2008:8)

adalah untuk mefasilitasi komunikasi dan pembelajaran. Lebih

lanjut, Asyhar, (2011:8) mengemukakan bahwa cara komunikasi

mempengaruhi daya ingat peserta didik. Komunikasi yang terjalin

tanpa penggunaan media dan hanya mengandalkan verbal saja,

menyebabkan daya ingat peserta didik dalam waktu 3 jam hanya

70%. Apabila menggunakan media visual tanpa komunikasi verbal

daya ingat peserta didik menigkat menjadi 72%, sedangkan dengan


media visual dan komunikasi verbal daya ingat peserta didik

mampu mencapai 85%. Hal tersebut sejalan dengan yang

disampaikan Asyhaar (2011:8) bahwa penggunaan media dapat

meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik terhadap materi

pembelajaran

c. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan yang

ditata dan diciptakan oleh guru Suryani dan Agung S (2012:9).

Adapun Sanaky (2013:9) berpendapat bahwa media

pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan :

1. Menghindarkan objek sebenarnya

2. Membantu tiruan dari objek sebenarnya

3. Membuat konsep abstrak ke konsep lebih konkrit

4. Menyamakan persepsi

5. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan

jarak

6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten

7. Memberi suasana belajar yang menyenangkan

dan menarik sehingga tujuan pembelajaran tercapai


Fungsi media pembelajaran menurut Asyhar (2011:10) terdiri dari fungsi

semantic, manipulatif, fiksatif, distributif, sosiokultural, dan psikologis.

1. Fungsi Semantik

Fungsi semantik berkaitan dengan arti suatu kata atau istilah.

Istilah dan simbol sering kali ditemukan di berbagai mater pelajaran.

Khusunya kimia, fisika dan matematika. Simbol, istilah, sifat sesuatu,

konsep, proses dan lain-lain hanya dapat diucapkan secara verbal, dapat

memungkinkan peserta didik memiliki pemahaman yang salah mengenai

suatu istilah. Dengan demikian, media dibutuhkan untuk mengatasi

masalah komunikasi yang rumit.

Media pembelajaran memiliki fungsi semantik, artinya media

pembelajaran berfungsi mengkonkretkan ide dan memberikan kejelasan

agar pengetahuan dan pengalaman belajar dapat lebih jelas dan mudah

dipahami.

2. Fungsi Manipulatif

Media memiliki fungsi manipulatif, artinya media berfungsi

memanipulasi benda dan peristiwa sesuai kondisi, situasi, tujuan, dan

sasarannya. Manipulasi dapat diartikan berbagai cara yang dapat dilakukan

untuk menggambarkan suatu benda yang tidak dapat terjangkau atau

dihadirkan ketika proses pembelajaran berlangsung

3. Fungsi Fiksatif

Fungsi Fiksatif adalah fungsi media dalam menangkap,

menyimpan, dan menampilkan kembali objek atau kejadian yang sudah


lama terjadi. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, media video memiliki

fungsi fiksatif dalam menampilkan kembali video pidato proklamasi

Republik Indonesia kepada peserta didik. Dengan media pembelajaran

peserta didik dapat mengetahui kejadian yang tidak terjadi ketika

pembelajaran berlangsung

4. Fungsi Distributif

Fungsi distributif yaitu terkait dengan kemampuan media

mengatasi batas-batas ruang dan waktu, serta mengatasi keterbatasan

indrawi manusia. Misalnya, dalam pembelajaran di perguruan tinggi yang

diselenggarakan di aula atau ruangan dengan kapasitas besar, penggunaan

media untuk presentasi seperti PowerPoint yang diproyeksikan proyektor

dapat memudahkan seluruh peserta didik menyimak materi dan tidak

hanya terfokus pada komunikasi verbal. Penggunaan media televisi dan

berbagai platform pembelajaran jarak jauh yang tersedia di internet juga

mengatasi keterbatasan indrawi manusia dalam pembelajaran. Misalnya

seorang guru sedang mengikuti pelatihan kurikulum 2006 di Jakarta,

sedangkan guru tersebut harus mengajar di Pangkal pinang, dengan

menggunakan media pembelajaran jarak jauh, guru tersebut dapat bertatap

muka melalui video conference meskipun secara fisik tidak dapat bertemu

langsung.

5. Fungsi Sosiokultural

Media pembelajaran memiliki fungsi sosiokultural, yaitu untuk

mengakomodasi perbedaan sosiokultural yang ada diantara peserta didik.


Misalnya, pada pembelajaran IPS, guru dapat menjelaskan mengenai suku

bangsa melalui media video sehingga lebih mencakup banyak materi.

Peserta didik dapat mengetahui lebih banyak dalam waktu singkat

dibandingkan penjelasan verbal. Disini fungsi media dapat menanamkan

nilai-nilai toleransi dan keharmonisan terkait sosiokultural.

6. Fungsi Psikologis

Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi dari segi psikologis

yaitu fungsi atensi, afektif, kognitif, psikomotorik, imajinatif, dan

motivasi.

a. Fungsi atensi : Fungsi media pembelajaran dalam menarik

peserta didik

b. Fungsi afektif : fungsi media pembelajaran dalam membangun

perasaan, emosi, penerimaan, dan penolakan peserta didik terhadap

pembelajaran

c. Fungsi kognitif : fungsi media pembelajaran dalam memberikan

pengetahuan dan pemahaman baru

d. Fungsi psikomotorik : fungsi media dalam membantu peserta

didik menguasai keterampilan dan kecakapan motoric, seperti

fasilitas laboratorium, atau video senam sebagai pengganti

instruktur dalam pelajaran olahraga

e. Fungsi imajinatif : fungsi media pembelajaran dalam

membangun daya imajinasi peserta didik, misalnya, film animasi

dan media interaktif untuk anak usia dini dengan media tersebut
dapat terbayangkan peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dalam

cerita, dongeng yang mengandung muatan postif. Imajinasi yang

diarahkan dengan media pembelajaran dan dapat melahirkan karya-

karya kreatif dan inovatif

f. Fungsi motivasi : fungsi media pembelajaran dalam

membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Media

pembelajaran yang membuat pembelajaran lebih menarik,

menghilangkan rasa tertekan dan kebosanan dapat memotivasi

peserta didik untuk lebih giat dalam belajar

d. Manfaat Media Pembelajaran

Encyclopedia of Education Research dalam Hamalik Sundayana

(2014:14) mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai

berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan

mengurangi verbalisme

2. Menarik perhatian siswa

3. Meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan

belajar

4. Memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan

kegiatan mandiri pada peserta didik

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan,

terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari


6. Membantu perkembangan kemampuan berbahasa

7. Menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran

Sejalan dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2009,40) bahwa media

bermanfaat untuk membantu pengajaran lebih menarik sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, memperjelas makna bahan

pengajaran agar lebih mudah dipahami sehingga pengajar menguasai tujuan

pengajaran dengan baik, menjadikan metode pembelajaran lebih bervariasi,

dengan mengkombinasikan komunikasi verbal dari guru dengan media lain

sehingga peserta didik tidak bosan, serta membuat peserta didik lebih banyak

terlibat dalam kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga berbagai

aktivitas lainnya, seperti mengamati, mendemonstrasikan, presentasi, dan lain-lain

Dengan demikian, dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran bagi guru dan

peserta didik adalah sebagai berikut.

1. Manfaat media pembelajaran bagi guru adalah:

a) Membantu menarik perhatian dan memotivasi peserta didik

untuk belajar

b) Memiliki pedoman, arahan dan urutan pengajaran yang

sistematis

c) Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian materi

pelajaran

d) Membantu menyajikan materi lebih konkret, terutama materi

pelajaran yang ae) strak seperti matematika, fisika, dan lain-lain


e) Memiliki variasi metode dan media yang digunakan agar

pembelajaran tidak membosankan

f) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tanpa

tekanan

g) Membantu efisiensi waktu dengan menyajikan inti informasi

secara sistematis dan mudah disampaikan

h) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar

2. Manfaat media pembelajaran bagi peserta didik adalah:

a) Merangsang rasa ingin tahu untuk belajar

b) Memotivasi peserta didik untuk belajar baik dikelas maupun

mandiri

c) Memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran untuk

disajikan secara sistematis melalui media

d) Memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak

membosankan sehingga lebih fokus pada pembelajaran

e) Memberikan peserta didik kesadaran memilih media

pembelajaran terbaik untuk belajar melalui variasi media yang

disajikan

2. Hakikat Media Audio Visual

a. Media Berbasis Visual

Media visual menurut (Kustandi dan Sutjipto, 2011:22) tak

jauh beda dengan media berbasis cetak. Perasamaan mendasarnya


juga merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan

materi pembelajaran lainnya yang memiliki karakteristik sebagai

berikut:

1) Visual diamati berdasarkan ruang

2) Visual juga menampilkan komunikasi satu arah dan

reseptif

3) Visual juga ditampilkan statis

4) Persepsi visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-

prinsip kebahasaan media berbasis teks

5) Media visual juga berorientasi pada peserta didik

6) Informasi dapat didata ulang dan diatur oleh pemakai

Media berbasis visual (Image atau perumpamaan)

memegang peran sangat penting dalam proses belajar. Media audio

visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui

kolaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.

Visual dapat menumbuhkan minat peserta didik dan dapat

memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia

nyata. Agar menjadi efektif visual sebaiknya ditempatkan pada

konteks yang bermakna dan peserta didik harus berinteraksi

dengan visual (Image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses

informasi.
Bentuk visual bisa berupa: (a) gambar representasi seperti

gambar lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya

sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan

konsep, organisasi, dan struktur isi materi; (c) peta yang

menunjukkan hubungan-hubungan ruang antar unsur-unsur dalam

isi materi; (d) grafik seperti table, grafik, dan bagan yang

menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan

seperangkat gambar atau angka-angka.

b. Pengertian Media Audio Visual

Menurut Sukiman (2012:184) media audio visual adalah

media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran

dan pengelihatan. Sedangkan menurut Yudhi Munadi (2013:56)

sependapat dengan pernyataan diatas, bahwa media audio visual

adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan

pengelihatan sekaligus dalam satu proses.

Berdasarkan pengertian diatas, maka media pembelajaran

audio visual dapat dinyatakan sebagai alat secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang berupa perangkat

keras, yang memberikan penekanan pada pengalaman konkrit atau

nonverbal melalui mata dan telinga dalam proses belajar. Media

audio visual dapat diklasifikasikan sebagai media video. Video

tersebut dapat diputar dengan bantuan perangkat keras dan


perangkat lunak. Video atau gambar hidup merupakan gambar-

gambar dalam bingkai, dimana bingkai demi bingkai

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanisme sehingga

pada layar terlihat gambar hidup. Media ini pada umumnya

digunakan untuk tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan.

Video yang digunakan dalam kelas adalah video pembelajaran

bukan semata-mata sebagai hiburan belaka.

Video memang wajar digunakan dalam kelas, karena bukn

saja memberikan fakta-fakta, tetapi juga menjawab persoalan dan

untuk mengerti tentang materi yang akan dipelajari.

c. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Karakteristik media audio visual adalah memiliki unsur suara dan

unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,

karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media

audio dan media visual. Miarso, (2013:34). Media audio visual terdiri atas:

1) Audio Visual Diam

Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti: film bingkai suara (sound slide) adalah suatu

film berukuran 33 mm, yang biasanya dibungkus bingkai

berukuran 2x2 inci tersebut dari karton atau plastic. Sebagai

suatu program film bingkai yang bervariasi. Panjang

pendek film bingkai tergantung dengan tujuan yang ingin


dicapai dan materi yang ingin disajikan. Ada program yang

selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang sampai satu

jam atau lebih, namun yang lazim satu film bingkai

bersuara (sound slide) lamanya berkisar antara 10-20 menit.

Dilihat ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya,

program film bingkai bersuara termasuk dalam kelompok

media audio, sedangkan program suara termasuk dalam

kelompok media audio visual.

Gabungan slide film bingkai dengan tape audio adalah jenis

sistem multimedia ini serbaguna, mudah digunakan dan

cukup efektif untuk pembelajaran. Jika di desain dengan

baik, sistem multimedia gabungan slide dan tape dapat

membawa dampak yang dramatis dan tentu meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat

digunakan pada berbagai tujuan pembelajaran yang

melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau

mendorong lainnya respon emosional

Slide bersuara merupakan sesuatu inovasi dalam

pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media

pembelajaran dan efektif membantu perserta didik dalam

memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit

(mengkonkritkan sesuatu yang bersifat abstrak). Dengan


menggunakan slide bersuara sehingga media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin

banyak indera peserta didik yang terlibat (visual audio).

Dengan semakin banyaknya indera yang terlibat

maka peserta didik lebih mudah memahami suatu konsep

(pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat

dibuat dengan menggunakan gabungan berbagai aplikasi

komputer seperti: Power Point dan windows movie maker.

Slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a) Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih

menarik

b) Dapat digunakan secara klasikal maupun individu

c) Isi gambar berurutan dapat dilihat berulang-ulang secara

dapat diputar kembali, sesuai dengan gambar yang

diinginkan

d) Pemakaian tidak terikat oleh waktu

e) Gambar dapat di diskusikan tanpa terkait waktu serta

dapat dibandingkan satu dengan yang lain tanpa melepas

film dari proyektor

f) Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai

dengan isi dan tujuan pemakaian

g) Sangat praktis dan menyenangkan

h) Relatif tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali


i) Pertunjukkan gambar dapat dipercepat atau diperlambat

2) Audio Visual Gerak

Yaitu media yang dapat menampilkan unsu suara

dan gambar yang bergerak seperti:

a) Film Suara

Film sebagai media audio visual adalah film

yang bersuara. Slide atau film strip yang ditambah

dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap,

karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab

itu slide atau film strip termasuk audio visual atau

media visual diam dan suara. Film yang dimaksud

adalah sebagai alat audio visual untuk pelajaran,

penerangan dan penyuluhan banyak hal-hal yang

dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang

sejarah masuknya Islam ke Nusantara, kejadian

dalam Alam, sejarah tata cara kehidupan di negara

asing hingga sejarah kehidupan orang-orang besar

dan sebagainya. Film merupakan media yang

memiliki kemampuan besar dalam membantu

proses belajar mengajar. Ada 3 macam ukuran file

yaitu 8mm, 16mm, dan 33mm. Jenis pertama

biasanya untuk keluarga. Tipe 16mm tepat untuk


dipakai di sekolah sedangkan yang terakhir biasanya

untuk komersil. Suara disiapkan tersendiri dalam

rekaman yang biasanya terpisah. Sebuah film terdiri

dari ribuan gambar. Film yang baik adalah film

yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik

dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari.

b) Video / CD

Video sebagai media audio visual yang

menampilkan gerak, semakin lama semakin populer

dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa

bersifat fakta maupun fiktif dan bersifat informatif

maupun edukatif serta instruksional. Sebagian besar

tugas fil dapat digantikan oleh video. Tapi tidak

berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan

film. Media video merupakan salah satu jenis media

audio visual, selain film yang banyak

dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa

dikemas dalam bentuk Video Compact Disc (DVD)

c) Film Televisi

Selain film, televisi adalah media yang

menyampaikan peran proses pembelajaran secara

audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat

dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi


tergolong ke dalam media massa televisi

sesungguhnya adalah pelengkapan elektronik yang

pada dasarnya sama dengan film, yakni dapat

didengar atau dilihat. Media ini berperan sebagai

gambar hidup dan sebagai radio yang dapat dilihat

dan didengar bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai