KAMPUS
DISUSUN OLEH :
NIM :232104025
KELAS :A
SEMESTER :I
DOSEN PENGAMPU :
NATALIA LASE,S.Pd.,M.Pd
UNIVERSITAS NIAS
T.A 2021/2022
ABSTRAK
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Sampel Penelitian dan Metode Pembuatan Sampul
C. Metode Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran dan memperjelas penyampaian pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada
murid agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sejalan dengan pengertian
media pembelajaran diatas, Arsyad dalam Nugroho (2015: 10) mengemukakan bahwa
“media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya”.
Menurut Arief dalam Putri (2017: 2) menjelaskan bahwa “proses belajar mengajar pada
dasarnya penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan dengan cara atau
media tertentu”. Hal ini berarti bahwa media mempunyai peranan yang penting dalam proses
pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya penggunaan media didalam kelas maupun luar kelas
harus diterapkan khususnya oleh guru. Namun, dari hasil observasi di SMK negeri 1
Gunungsitoli Utara, penerapan media pembelajaran belum dilaksanakan secara maksimal dan
efisien.
Hal ini terlihat saat guru mengajar dan menyampaikan materi pembelajaran cenderung
menggunakan buku paket dan papan tulis saja dan murid tentu hanya akan membaca dan
mengerjakan soal-soal didalamnya jika beri tugas oleh guru.
Selain itu, Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian murid
dan lebih merangsang kegiatan belajar sehingga murid akan bergairah dalam belajar
sebagaimana yang dikemukakan sadiman dalam Sundayana(2016:7-8) tentang fungsi media
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra,
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber
belajar,
d. Pembelajaran dapat lebih menarik
e. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
Melihat kondisi yang terjadi di lapangan dapat kita ketahui bahwa terdapat kesenjangan
antara kondisi ideal yang seharusnya terjadi disekolah dengan kondisi yang terjadi disekolah.
Sehubungan minimnya penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar maka peneliti
menganggap perlu mengkaji “Pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa
di SMK negeri 1 Gunungsitoli Utara”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang pengaruh
media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK negeri 1 Gunungsitoli Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi tentang media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.
2. Manfaat praktis
A. Kajian Pustaka
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,
antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai
setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad Ashar, 2005 : 15).
Bovee (Sundayana, 2016) menyebutkan bahwa “media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan.” “media pembelajaran pada hakikatnya
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.” Asri (Nugroho, 2015) Djamarah
dan Zain mengemukakan bahwa “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai penylaur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”.
Sementara Nugroho (2015) “media pembelajaran adalah segala sesuatu sumber belajar
yang digunakan oleh guru atau pengajar dalam proses belajar mengajar”. Sedangkan
Arsyad mengartikan “media sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal”.
Adapun Sadiman, dkk mengemukakan bahwa “ media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik
latar dan peralatan”.
Berdasarkan pengertian media yang dikemukakan oleh para ahli, maka peneliti
menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran dan memperjelas penyampaian pesan yang ingin
disampaikan oleh guru kepada siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
2. Pengertian Pembelajaran
a) Bagi guru/pengajar
Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi.
Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film
slide, film, video, dan lain sebagainya.
3). Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi:
Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain
sebagainya.
Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain
sebagainya.
1. Media grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Jenis-jenis media grafik, antara lain:
Gambar/foto
Sketsa
Diagram
Bagan/chart
Gfarik(graphs)
Kartun
Poster
Peta dan globe
Papan flanel/flannel board
Papan buletin(bulletin board)
2. Media audio
Media audio berkaitan dengan pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, yaitu:
radio
alat perekam pita magnetik
laboratorium bahasa
film bingkai
film rangkai
media transparansi. Media transparansi atau overhead transparency (OHT) sering kali
disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP. Media transparansi adalah media
visual proyeksi, yang dibuat atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik.
Proyektor tak tembus pandang
Mikrofis
Film
Film gelang. Film gelang adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm
atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan
berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. Lama putarnya berkisar antara 3-
4 menit. Guru harus memberi narasi/komentar sendiri pada film bisu sementara film
berputar.
C. Ciri-ciri media pembelajaran
Menurut Arsyad Azhar ciri-ciri umum yang terkandung dalam media yaitu :
Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware
(perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan
panca indera.
Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software
(perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio, televisi), kelompok
besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya
: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder)
Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu
Gerlack dan Erly dalam Sundayana (2016:17-18) mengemukakan ada tiga ciri media, yaitu
sebagai berikut :
1) Ciri fiksatif
Ciri fiksatif yaitu ciri suatu media tentang kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
dan merekonsruksi suatu peristiwa atau obyek.
2) Ciri manipulatif
Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengmbilan gambar time
lapse recording.
3) Ciri distributif
Ciri distributif yaitu dimana dimungkinkan suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.
Evalusi media pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat
tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
1. Macam-macam evaluasi
Sadiman, dkk (2011: 182), mengemukakan 2 macam evaluasi media pembelajaran, antara
lain:
Evaluasi formatif, adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dan
efisiensi penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Evaluasi sumatif, adalah kelanjutan dari evaluasi formatif, yaitu media yang telah
diperbaiki dan disempurnakan, kemudia diteliti kembali apakah media tersebut layatk
digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
2. Tahapan dalam mengevaluasi media pembelajaran
Sadiman, dkk , mengemukakan tiga tahapan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:
Evaluasi satu lawan satu (one to one), pada tahapan ini dipilih dua orang atau lebih yang
dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat. Kemudian sajikan media kepada
siswa secara individual. Kedua siswa yang dipilih tersebut satu diantaranya mempunyai
kemampuan dibawah rata-rata, dan satunya lagi diatas rata-rata.
Evaluasi kelompok kecil (small group evoluation), Pada tahap ini media perlu dicobakan
pada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Kalau kurang dari 10
siswa, maka data yang anda peroleh kurang bisa menggambaarkan populasi target.
Apabila lebih dari 20, maka kurang bermanfaat untuk evaluasi kelompok kecil.
Evaluasi lapangan (field evaluation), Merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif.
Yang perlu anda lakukan adalah memperoleh situasi yang semirip mungkin dengan
situasi sebenarnya. Setelah melalui 2 tahap sebelumnya, tentunya ini mendekati
sempurna.Pilih 30 orang siswa dengan karakteristik sesuai dengan karakteristik populasi
sasaran. Namun hindari efek halo (hallo effect); situasi yang muncul apabila media kita
cobakan pada kelompok responden yang salah.
F. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
1. Pemilihan media pembelajaran
Dalam memilih media pembelajaran tentu ada beberapa hal atau pertimbangan yang
harus diperhatikan. Menurut Sungkono(2008:72) hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tujuan pembelajaran. Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
Keefektifan, dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Peserta didik, ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media
pembelajaran terkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai
dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berfikirnya, pengalamannya,
menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik
kelas dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual,
kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Dimana
lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan
media dalam kegiatan pembelajaran.
Ketersediaan, apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau belum, apakah
media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media, ada beberapa alternatif
yang bisa diambil, salah satunya yaitu membuat sendiri.
Kualitas teknis, media yang dipilih harus memiliki kualitas yang baik dan memenuhi
syarat untuk digunakan.
Biaya pengadaan, dalam membuat media tentu memerlukan biaya yang untuk membeli
bahan-bahan dan alat akan digunakan.
Fleksibilitas (lentur) dan kenyamanan media.
Kemampuan orang yang menggunakannya. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam
pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran
1) Langkah-langkah pemilihan media pembelajaran
Adapun langkah-langkah dalam memilih media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Langkah 1: penerangan atau pembelajaran, apakah media yang akan
digunakan untuk keperluan informasi atau pembelajaran. Jika untuk
keperluan informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk
dievaluasi, jika untuk pembelajaran maka harus menunjukkan
kemampuannya sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.
Langkah 2: tentukan transmisi pesan, dalam kegiatan trasnmisi pesan kita
dapat menentukan pilihan apakah dalam proses pembelajaran aka digunakan
alat bantu pengajaran atau media pembelajaran. Alat bantu pengajaran alat
yang didesain, dikembangkan, dan diproduksi untuk memperjelas tenaga
pendidik dalam mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media
yang memungkinkan terjadinya interaksi antara produk pengembang media
dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai
penyampai materi pembelajaran digantikan oleh media.
Langkah 3: tentukan Karakteristik Pelajaran, Asumsi kita bahwa kita telah
menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah melakukan analisis
tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi
dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor.
Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.
Langkah 4: klasifikasi media, media dapat diklasifikasikan sesuai dengan
ciri khusus masing-masing media. Berdasarkan persepsi dria manusia
normal media dapat diklasifikasikan menjadi media audio, media video, dan
audio visual. Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya media dapat
dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan gerak) dan media non
proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan
berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua yaitu media
yang berada di dalam ruang kelas dan media-media yang berada di luar
ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan bila dibandingkan dengan media lainnya.
Langkah 5: analisis karakteristik masing-masing media, media pembelajaran
yang banyak macamnya perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pertimbangan
pula dari aspek ekonomi dan ketersediaannya. Dari berbagai alternatif
kemudian dipilih media yang paling tepat.
2. Motivasi Belajar
A. Pengertian motivasi belajar
“Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan perilaku, pada umunya dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung”(Kurniawan, 2015:97-98).
Donald (Sardiman, 2016:73), “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandainya dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan.”
Sementara Utomo (20018:26) menyatakan bahwa “motivasi adalah proses
mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka
mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.”
Sedangkan Afif dalam Sadiman (2015:59) “motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
mnejamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar ,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”
Suryabrata (2016:70) mengemukakan bahwa “ motif adalah keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu
tujuan tertentu.” “ motif adalah faktor yang membangkitkan dan mengarahkan
perilaku”(Slameto, 2015:171)
Adapun Bernard dalam Wahyuningrum (2015:24) menyatakan bahwa “motivasi
sebagai fenomena yang dapat dilibatkan dalam peragsangan tindakan kearah tujuan-tujuan
tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali kearah tujuan-tujuan
tertentu” Kurniawan berpendapat “belajar adalah proses aktif internal individu dimana melalui
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah
laku yang relatif permanen”. Menurut Gagne menjelaskan bahwa “belajar adalah proses
internal dan melibatkan unsur kognitif”.
Maslow (1994) mengemukakan pendapatnya jika keadaan manusia ada dalam kondisi untuk
mengejar kebutuhan yang berkelanjutan. Bila ada satu kebutuhan sudah terpenuhi, maka
kebutuhan tersebut akan langsung digantikan dengan kebutuhan baru yang lain. Maslow juga
mengatakan jika manusia memiliki lima kebutuhan pokok yakni :
Kebutuhan fisiologikal
Kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman
Kebutuhan sosial yang meliputi memberi dan menerima, rasa saling memiliki dan
persahabatan. Semua orang berkeinginan menjadi anggota dari sebuah kelompok sosial,
ingin memiliki teman dan juga pasangan.
Kebutuhan harga diri atau esteem need. Kebutuhan harga diri seperti cara meningkatkan
harga diri mencakup dua jenis yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
seperti harga diri, otonomi, kepercayaan diri dan juga kompetensi. Faktor eksternal
meliputi reputasi seperti kebutuhan agar bisa diakui, dikenali dan juga status.
Kebutuhan aktualisasi diri: Kebutuhan melakukan sebuah pekerjaan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang atau kelompok untuk
melaksanakan proses belajar.
B. Fungsi motivasi dalam belajar
Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Tinggi rendahnya
motivasi belajar yang dimiliki siswa akan ditunjukan pada hasil belajar. Hasil belajar yang
optimal apabila ada motivasi yang tinggi dalam belajar. Semakin tepat motivasi yang dimiliki
semakin berhasil pula peserta didik tersebut dalam meraih hasil belajar yang diinginkan.
Sependapat dengan Nana Syaodih Sukmadinatayang mengatakan bahwa, “ Belajar perlu
didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah serta tidak konstan akan
menyababkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil
belajar”.
Ngalim Purwanto (2002: 71) berpendapat mengenai motivasi seseorang dinyatakan dengan
berbagai kata, seperti: hasrat, kehendak, maksud, minat, tekad, kemauan, dorongan, kebutuhan,
kehendak, cita-cita, dan kehausan. Jadi fungsi motivasi dalam belajar dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang dapat timbul pada proses belajar dan
menjamin kelangsungan dalam pembelajarannya.
Maka motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa
indikator. Adapun beberapa indikator tersebut adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya
penghargaan dalam belajar, adannya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan
belajar yang kondusif.
C. Macam-macam motivasi
Sardiman (2016:86-91) menjelaskan macam-macam motivasi sebagai berikut:
Motivasi belajar siswa adalah kekuatan dalam diri siswa (energy) yang mendorong siswa
melakukan usaha-usaha mencapai tujuan belajar, disamping itu menunjukkan adanya orientasi
siswa/arah tingkah laku siswa pada pencapaian tujuan belajar. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar diantaranya yaitu:
1. Cita-Cita atau Aspirasi Siswa. Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil
seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat
membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain selanjutnya. Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita
dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh
perkembangan kepribadian.
2. Kemampuan Siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan
mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran mengucapkan huruf “r”
misalnya, dapat diatasi dengan drill / melatih ucapan “r” yang benar. Latihan berulang
kali menyebabkan terbentuknya kemampuan mengucapkan “r”, atau mengucapkan huruf-
huruf lain, maka keinginan anak untuk membaca akan terpenuhi. Keberhasilan membaca
suatu buku bacaan akan menambahkan kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan
tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara perlahan-lahan terjadilah
kegemaran membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang benar.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3. Kondisi Siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan
gembira akan mudah memutuskan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar. Anak
yang marah-marah akan suka memutuskan perhatian pada penjelasan pelajaran.
Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Siswa
tersebut dengan senang hati membaca buku-buku pelajaran agar memperoleh nilai lapor
baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa
berpengaruh pada motivasi belajar.
4. Kondisi Lingkungan. Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat
tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan
mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan
siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan
sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya.
Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
5. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Siswa memiliki perasaan,
perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman
hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku
belajar. Lingkunangan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal,
dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat
kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan
tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pembelajaran yang masih berkembang jiwa
raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi
dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru professional diharapkan mampu
memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di sekitar
sekolah untuk memotivasi siswa dalam belajar.
6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi
di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
METODE PENELITIAN
D. Instrumen Penelitian
Insrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan yaitu buku, pena, dan recorder menggunakan hp
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Menurut salah satu guru di SMKN 1 Gunungsitoli Utara yaitu bapak Boni S.
Zega,S.Pd.,M.A guru mata pelajaran PPKn memaparkan bahwa pengaruh media
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa sangat berpengaruh besar, sehingga
meningkatkan semangat siswa dalam berkreativitas dan mampu mengolah serta menerima
dengan baik proses pembelajaran.
Guru memanfaatkan media pembelajaran yang mudah dimengerti dan diterima oleh
siswa suapaya proses pembelajaran dapat diterima dengan baik dan mendapatkan feedback
yang baik kepada guru. Adapun contoh dari pada penggunaan media pembelajaran di SMKN
1 Gunungsitoli Utara ini adalah pada siswa kelas X jurusan perkantoran pada mata pelajaran
PPKn, guru menggunakan media pembelajaran audio visual yaitu dengan menggunakan layar
infokus untuk melihat gambar dari video tersebut serta speaker untuk mendengar suara dari
video tersebut.
“Kebetulan pada saat itu kami sedang mempelajari tentang sejarah kemerdekaan negara
Indonesia, maka saya menggunakan video untuk semakin memperjelas bagaimana saja proses
dari merdeka nya negara Indonesia”, ujar bapak Boni Zega sebagai guru PPKn di sekolah
tersebut.
Adapun guru yang sudah kami wawancarai selain guru PPkn tersebut adalah guru di
Jurusan OTKP yaitu bapak Tolona Harefa, S.E beliau juga memaparkan bahwa pengaruh
penggunaan media pembelajaran di Jurusan OTKP benar benar sangat berpengaruh. Bahkan,
para siswa kelihatan senang dalam menggunakan media pembelajaran dimana mereka tidak
lagi kebingungan pada materi yang kurang mereka mengerti, melainkan mereka dengan
sangat mudah menerima dan memahami pelajaran tersebut dengan baik.
B. Pembahasan
Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar berupa wahana yang mengandung
materi pembelajaran dan menyalurkannya dengan cara yang lebih efektif dan efisien,
sehingga mampu merangsang siswa agar dapat menyerapnya dengan lebih
baik. Media adalah istilah umum yang dapat mencakup bidang apa saja.
Tujuan dari media pembelajaran
Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam
menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih
mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa.
Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai ciri-ciri :
1. Ciri fikasatif
2. Ciri manipulative
3. Ciri distributive
4. Berbentuk hardware maupun software
5. Mampu digunakan baik itu secara masal, kelompok besar/kecil maupun
perorangan.
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
1. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
3. Tersedia umpan balik (feedback)
Manfaat media pembelajaran bagi siswa, yaitu: dapat meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa sehingga siswa dapat berpikir dan menganalisis materi pelajaran yang
diberikan oleh guru dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan
dan siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah.
Peranan media pembelajaran dalam proses pembelajaran bagi guru
Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam memperkaya
wawasan siswa, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka dapat menjadi
bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa.
Alasan guru harus menggunakan media dalam proses pembelajaran
Pada bagian proses pembelajaran tentunya seorang guru harus menggunakan berbagai
sumber belajar dan media pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahai materi,
selain itu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menarik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Gunungsitoli
Utara sangat berpengaruh dan menghasilkan feedback dan respon yang baik dari siswa.
2. Proses pembelajaran di SMKN 1 Gunungsitoli Utara sangat efektif dan efisien sehingga
memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Saran
1. Bagi murid, tingkatkan lagi motivasi belajar baik dari dalam diri maupun dari luar,
pilihlah lingkungan belajar yang baik sehingga membawa dampak positif terhadap
prestasi belajar.
2. Bagi guru, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik sehingga
murid akan lebih semangat dalam belajar dan penyampaian pembelajaran akan lebi
berwarna dan berkesan.
3. Bagi sekolah, diharapkan sekolah menyediakan fasilitas belajar khususnya media
pembelajaran untuk menunjang penyampaian pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Wakhidati Nurrohmah. 2017. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar
Bahasa Arab Siswa Madrasah Tsanawiyah.
Sundayana, rostina. 2016. Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Bandung:
alfabeta. Sardiman. 2016. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pres
Kristanto Andi. 2016. Media Pembelajaran. Jawa Timur : Bintang Surabaya Nur Nasution ,