Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET

“KESULITAN SISWA DALAM MENINGKATKAN PRESENTASI BELAJARNYA”

DOSEN PENGAMPU : Drs. DESMAN TELAUMBANUA, M,Pd

NAMA : HENDRI GULO

NIM : 232104019

MATA KULIAH/SEM : PENGANTAR PENDIDIKAN – 1/I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NIAS
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, yang senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mini riset yang berjudulkan
“KESULITAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN PRESENTASI
BELAJARNYA ”. Adapun maksud dan tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Penngantar pendidikan, dan penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah bapak Desman Telaumbannua, M,Pd yang telah membimbing dalam
pembuatan laporan mini riset ini. Laporan ini benar adanya dan tidak ada rekayasa di
dalamnya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan berupa saran atau kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini untuk kedepannya menjadi lebih baik. Dan penulis juga berharap laporan ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca dan dapat di implementasikan pada kehidupan khususnya
dunia pendidikan.

Gunungsitoli, 15 Januari 2024

Hendri Gulo
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................

A. Pengertian Motivasi Belajar....................................................................................


B. Pengertian Belajar....................................................................................................
C. Fungsi Motivasi Belajar...........................................................................................
D. Faktor Motivasi Belajar...........................................................................................
E. Peran Orangtua Dalam Memberikan Motivasi Belajar...........................................

BAB III METODE.............................................................................................................

A. Metode Observasi....................................................................................................

BAB V PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan tentang KESULITAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN
PRESENTASI BELAJARNYA tidak terlepas dari objek yang menjadi sasarannya, yaitu
manusia karena manusia adalah makhluk yang bisa mengamati sesuatu dan hasil dari
pengamatan itu adalah ilmu pengetahuan, dengan pengetahuan dapat dirumuskan ilmu baru
yang akan digunakan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjangkau jauh di
luar kemampuan fisiknya.1 dengan kata lain motivasi dapat menjadikan seseorang untuk lebih
tekun dalam belajar, sehingga dapat melahirkan prestasi yang baik karena adanya dorongan
untuk untuk mencapai yang di cita-citakan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa yang
akan datang. Pemberian motivasi kepada siswa tidak lepas dari peran serta orang tua dalam
menanamkan arti pendidikan kepada anaknya karena sesungguhnya pendidikan adalah
masalah penting yang selalu aktual sepanjang zaman. Karena pendidikan, orang menjadi
.maju, dengan akal, ilmu pengetahuan, dan teknologi, pendidikan anak dalam keluarganya
Pendidikan dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat pada dasarnya
adalah untuk membekali anak agar dapat hidup layak dan lebih baik, sehingga anak dapat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa yang menjadi bekal hidupnya di masa yang
akan datang. Seorang anak yang dibekali dengan ilmu agama akan berbeda dengan anak yang
tidak dibekali dengan ilmu agama yang memadai. Peranan orang tua untuk mendorong
motivasi belajar anak, baik motivasi yang muncul selain karena adanya pengaruh dari luar
sebagai motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi perilaku seseorang, juga terdapat keinginan
dari dalam diri seseorang dalam melakukan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan tententu
yang disebut motivasi intrinsik. Untuk terwujudnya kedua jenis motivasi tersebut sehingga
dapat berjalan secara bersamaan, maka akan mendorong aktifitas ke arah suatu tujuan,
sebagai orang tua harus memaksimalkan perannya dalam menumbuhkan motivasi belajar
anak tersebut ke dalam diri anak dalam belajar. Namun yang menjadi kendala sekarang ini,
masih banyak banyak orang tua yang belum memahami pentingnya pendidikan diterapkan
dalam diri anak apalagi kebanyakan orang tua yang tinggal di daerah terpencil misalnya
masih menginginkan seorang anak untuk membantu pekerjaan orang tua baik di kebun
maupun di rumah, sehingga anak tidak memiliki banyak waktu untuk mengulang pelajaran
yang di dapat dari sekolah. Sehubungan dengan kegiatan belajar anak, masih banyak orang
1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. VI; Jakarta Bumi Aksara, 2006), hal. 6
tua yang belum memaksimalkan peranannya dalam menumbuhkan motivasi belajar kepada
anak dan bahkan masih ada orang tua yang belum memahami betapa pentingnya memberikan
motivasi kepada anak karena mereka sendiri tidak paham akan pendidikan itu sendiri.
Padahal berhasil atau tidaknya seorang anak dalam belajar manakala memiliki motivasi
dalam belajar. Karena hal tersebut, maka terdapat dua fungsi motivasi dalam kegiatan belajar
yang harus diperhatikan, yaitu mendorong anak untuk beraktifitas, dan motivasi sebagai
pengarah.2 Untuk membiasakan anak dalam belajar orang tua tidak boleh lepas tangan dalam
memberikan pengertian kepada seorang anak mengenai pentingnya belajar dalam menatah
kehidupan di masa yang akan datang yang penuh dengan tantangan. Sebagai pendorong bagi
anak untuk beraktifitas, maka motivasi dapat membuat anak bersemangat dalam mengerjakan
tugas, ingin cepat menyelesaikan tugas, dan berharap memperoleh nilai maksimal dari
tugasnya. Keberadaan orang tua tidak terlepas dari ketergantungan anak kepada orang tua.
Pada usia anak, orang tua dianggap sebagai sosok yang patut dipatuhi, sehingga seorang anak
merasakan akan mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua apabila menjadi anak
penurut, karena itu, seharusnya orang tua dalam hal ini mempergunakan kesempatan untuk
membimbing anak dalam belajar walaupun dengan kemampuan seadanya sesuai dengan
kondisi pendidikan orang tua itu sendiri. Paling tidak memberi kebiasaan kepada anak untuk
menanamkan hasrat dalam dirinya akan pentingnya belajar sejak dini, agar mendapatkan
kehidupan yang lebih layak.
Adanya motivasi belajar dalam diri siswa yang didukung oleh orang tua sebagai
pendidik yang utama, maka diharapakan kepada orang tua untuk menyadari bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk mengantar
anaknya dalam mencapai kedewasaannya. Usaha sadar yang dimaksud adalah usaha yang
terencana dan terorganisir, sedangkan orang dewasa yang bertanggung jawab atas pendidikan
anak adalah orang tua di lingkungan rumah tangga, guru di lingkungan sekolah, dan tokoh
masyarakat dalam lingkungan 5 masyarakat. Tanggung jawab dalam pendidikan tersebut
diarahkan untuk mengantar anak mencapai tingkat kedewasaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan orangtua dalam memotivasi anak siswa
sekolah menegah pertama belajar?
2. Apakah ada pengaruh motivasi orangtua terhadap hasil belajar anak siswa sekolah
menengah pertama?

2
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), (Cet. I; Jakarta: Kecana, 2008), hal. 251
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan orangtua dalam memotivasi anak
siswa sekolah menegah pertama belajar.
2. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh motivasi orangtua terhadap hasil belajar
anak siswa sekolah menengah pertama
D. Manfaat
Manfaat Teoritis
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan secara praktis sebagi hasil dari pengamatan
langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi
di perguruan tinggi khususnya bidang ilmu kependidikan.
2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan secara umum
dan khususnya ilmu kependidikan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya
suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri
pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi,
ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. 3Tetapi menurut
Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa
dalam melakuka kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil
belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri
secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham
Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan
eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan,

3
M. Sobry Sutikno, Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, Internet;
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html, Diakses
tanggal 01 Januari 2019
sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi. Jadi motivasi belajar
adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh,
yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi
dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), motivasi adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Bisa dikatakan motivasi adalah suatu energi penggerak, pengarah dan
memperkuat tingkah laku. Motivasi sendiri terbagi dua yaitu motivasi intrinsik, yaitu
motivasi yang timbul dari dalam individu untuk berbuat sesuatu. Selanjutnya ada motivasi
ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbulnya dari luar individu. Dalam proses belajar, motivasi
mempunyai peranan yang sangat penting untuk membangkitkan semangat belajar siswa. Dan
agar kegiatan belajar mengajar itu memberikan hasil yang efektif maka perlu adanya usaha
untuk membangkitkannya. Dengan begitu, akan terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan
pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Maka dari itulah, dalam hal ini seorang guru
dituntut mampu menciptakan situasi belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswa
untuk aktif dan kreatif dalam belajar. Lalu bagaimana dengan definisi dan pengertian
motivasi belajar secara umum, motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat yang
muncul dari diri siswa atas dasar keinginannya sendiri. Yaitu suatu daya penggerak dalam
diri siswa untuk melakukan kegiatan yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan

belajar. Motivasi belajar dapat dilihat dari karakter tingkah laku siswa yang menyangkut
minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan tekun mencapai tujuan. Cotoh dan bentuk bentuk
motivasi belajar diantaranya adalah pujian, memberi angka, hadiah, gerakan tubuh, memberi
tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, hukuman.4
B. Pengertian Belajar
Menurut Wingkel dalam Darsono (2004:4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis
dalam interaksi dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Djamarah (2002:13) mengemukakan bahwa
belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interakasi dengan lingkungannya menyangkut
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Slamet dalam Djamarah (2002:13) merumuskan juga tentang pengertian belajar yaitu
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

4
wikepedia
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil individu sendiri dalam interasksi dengan
lingkungan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan,
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
C. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Nasution (1982:77) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepas
energi.
2. Menentukan arah perbuatan , yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Sudirman (2008:83) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat

Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan cara perbuatan

Yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberakan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan

Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan
tersebut.
Hamlick (2003:161:) juga mengemukakan tiga fungsi motivasi,yaitu:

a.Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan tanpa motivasi maka tidak akan
timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b.Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakan perbutan kearah pencapaian


tujuan yang diinginkan.

c.Motivasi berfungsi penggerak

Motivasi ini berfungsi sebagi mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan. Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai
penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.

Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang lebih baik
dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan usaha yang
tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik. McClelland
dan Atkinson dalam Sri Esti (1989: 161) mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting
untuk psikologis pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung untuk
berjuang mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau
gagal. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar
siswa tersebut.
D. Faktor Motivasi Belajar
Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor internal dan eksternal.
a) Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa sendiri)
1) Faktor Fisik
Faktor fisik yang dimaksud meliputi : nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi- fungsi fisik
(terutama panca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan akan mengakibatkan kelesuan,
cepat mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Kondisi fisik yang seperti itu sangat
berpengaruh terhadap proses belajar siswa di sekolah. Dengan kekurangan gizi, siswa akan
rentan terhadap penyakit, yang menyebabkan menurunnya kemampuan belajar, berfikir atau
berkonsentrasi. Keadaan fungsi- fungsi jasmani seperti panca indera (mata dan telinga)
dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar. Panca indera yang baik akan
mempermudah siswa dalam mengiti proses belajar di sekolah.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor yang mendorong aktivitas belajar menurut
Arden N. Frandsen (Farozin, 2011 :48) adalah sebagai berikut :
1. Rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang lebih luas,
2. Sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju,
3. Keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman- teman,
4. Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru,
5. Keinginan untuk mendapat rasa aman apabila menguasai pelajaran,
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.
Sedangkan faktor psikis yang menghambat adalah sebgai berikut :
1. Tingkat kecerdasan yang lemah
2. Gangguan emosional, seperti : merasa tidak aman, tercekam rasa takut, cemas, dan
gelisah.
3. Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk, seperti : tidak menyenangi mata pelajaran
tertentu, malas belajar, tidak memiliki waktu belajar yang teratur, dan kurang terbiasa
membaca buku mata pelajaran. Kedua faktor yang telah dipaparkan merupakan faktor
dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.
b) Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
1) Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial yang dimaksud, seperti : keadaan udara (cuaca panas atau dingin),
waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana
dan prasarana atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor dapat saling mendukung maka
proses belajar akan berjalan dengan baik.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadir
secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar akan berlangsung
dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara yang menyenangkan, seperti bersikap
ramah, memberi perhatian pada semua siswa, serta selalu membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Pada saat dirumah siswa tetap mendapat perhatian dari orang tua, baik
perhatian material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan
mempermudah siswa belajar di rumah.
dengan adanya : guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling/konselor, pimpinan
sekolah, dan semua komponen sekolah yang akomodatif, orang tua dan anggota keluarga
yang mendukung kegiatan belajar siswa, metode pembelajaran yang sesuai, materi pelajaran
yang diberikan sesuai dengan seharusnya dipelajari dan dikuasai siswa, dan penggunaan
media pembelajaran.
E. Peran Orangtua Dalam Memberikan Motivasi Belajar
Orang tua harus memiliki peran yang baik bagi anak-anaknya untuk dapat berprestasi.
Orang tua yang baik harus dapat membangkitkan motivasi atau dorongan berprestasi pada
anak-anaknya. Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan
semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang anak yang
belajar tanpa motivasi atau kurang motivasi tidak akan berhasil dengan maksimal. Ada
beberapa peranan orang tua untuk menumbuhkan motivasi belajar anak, yaitu (1) membentuk
kebiasaan belajar yang baik. Ajarkan kepada anak cara belajar yang baik, dengan cara ini
anak diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulang-ulang pelajaran ataupun
menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung, (2) memberikan perhatian
maksimal ke anak, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya,
dan sudah sepantasnya anak yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun, (3) memberikan hadiah untuk anak-anaknya yang
berprestasi. Hal ini akan sangat memacu anak untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi
anak yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli anak
yang telah berprestasi disekolahnya, baik dalam akademik maupun non akademik. Hadiah
deberikan untuk memberikan rasa senang kepada anak, sebab merasa dihargai karena
prestasinya yang baik, (4) hukuman diberikan kepada anak yang mendapatkan nilai buruk.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar anak tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal,
mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik,
seperti dipukul atau dicubit. Para orang tua juga harus menemani atau mendampingi anak saat
belajar, memberi pengarahan, peringatan, dan melakukan kontrol atas aktivitas anak,
memberi dukungan kepada anak, memberi penghargaan terhadap anak, menjadi teladan bagi
anak-anak.5 Peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar dapat dilakukan melalui
berbagai upaya yang konkrit tersebut, yaitu pernyataan penghargaan secara verbal,
menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan, menimbulkan rasa ingin tahu,
memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa, menjadikan tahap dini dalam belajar
mudah bagi siswa, menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar,
gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang
telah dipahami, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya, menggunakan simulasi dan permainan, memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, mengurangi akibat yang tidak
menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, memahami iklim sosial dalam
sekolah, memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat, memperpadukan motif-motif yang
kuat, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, merumuskan tujuan-tujuan sementara,
memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai, membuat suasana persaingan yang sehat di
antara para siswa, mengembangkan persaingan dengan diri sendiri, serta memberikan contoh
5
M. Sobry Sutikno, Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
yang positif.6 Berbagai cara dapat ditempuh oleh orang tua untuk memberi motivasi belajar
kepada anak, asalkan orang tua tersebut mau berusaha membimbing dan membina anaknya
dengan serius dan bersungguh-sungguh. Langkah-langkah seperti yang tersebut di atas dapat
menjadi pedoman bagi orang tua untuk mengupayakan dan membangkitkan motivasi belajar
dalam diri seorang anak. Jelaslah, bahwa orang tua sebagai pendidik pertama, utama, dan
kodrati, memegang peranan penting terhadap kelangsungan belajar anak. Karena itu, orang
tua dituntut untuk senantiasa memotivasi anaknya untuk belajar.

6
Hamzah B. Uno,Teori motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, h. 34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan dari narasi transkrip hasil wawancara diatas bahwa motivasi
dapat membangkitkan. mendorong seseorang, menggerakkan , mengarahkan seseorang pada
tujuan nya lebih cepat. Dari cerita diatas, nisa mengembangkan kemampuan nya dengan
dorangan orangtuanya. Nisa mendapatkan motivasi internal(dalam dirinya) kemauan dirinya
dan motivasi eksternal(keluarga). Cinta dan kasih sayang orangtua merupakan motivasi bagi
dirinya sehingga ia selalu bersemangat dalam belajar dan mengejar prestasi dan dia pun
memperolehnya. Jadi memang benar bahwa faktor yang mempengaruhi anak dalam
berprestasi itu adalah karena adanya motivasi. Seperti yang dikemukakakn oleh Hamlick
(2003:161:) juga mengemukakan tiga fungsi motivasi,yaitu:

a.Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan tanpa motivasi maka tidak akan
timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b.Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakan perbutan kearah pencapaian


tujuan yang diinginkan.

c.Motivasi berfungsi penggerak

Motivasi ini berfungsi sebagi mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan. Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai
penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.

Peran orangtua, sekolah dan masyarakat sangat penting, seperti yang dialami nisa ia
menjadi termotivasi dengan hal-hal yang dilakukan ibunya menyiapkan sarapan setiap pagi,
menemani dirinya saat belajar begitu juga dengan ayahnya yang selalu mengajak liburan
disaat libur telah tiba. Peran orang tua untuk menumbuhkan motivasi belajar anak, yaitu (1)
membentuk kebiasaan belajar yang baik. Ajarkan kepada anak cara belajar yang baik, dengan
cara ini anak diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulang-ulang pelajaran ataupun
menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung, (2) memberikan perhatian
maksimal ke anak, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya,
dan sudah sepantasnya anak yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun, (3) memberikan hadiah untuk anak-anaknya yang
berprestasi. Hal ini akan sangat memacu anak untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi
anak yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli anak
yang telah berprestasi disekolahnya, baik dalam akademik maupun non akademik. Hadiah
deberikan untuk memberikan rasa senang kepada anak, sebab merasa dihargai karena
prestasinya yang baik, (4) hukuman diberikan kepada anak yang mendapatkan nilai buruk.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar anak tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal,
mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik,
seperti dipukul atau dicubit. Ketika nisa mendapatkan nilai ulangan yang jelek ia mendapat
hukuman dari ibunya, uang jajan dikurangi dan hp disita. Ketika nisa juara 1 di sekolahnya ia
mendapat liburan dan hadiah dari ayahnya.

B. Saran

Semoga laporan mini riset psikologi ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
Anak-anak indonesia masih banyak yang kurang mendapatkan motivasi dari orangtuanya
dikarenakan faktor ekonomi yang rendah sekali, jangankan memikirkan untuk belajar
memikirkan untuk makan saja rasanya leher merasa tercekik kira-kira begitu dari tangisan
anak indonesia. Maka beruntunglah kita yang masih mengenyam pendidikan hingga saat ini
dan merasakan motivasi dari orang-orang sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

M. Sobry Sutikno, Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, Internet;
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-
siswa.html, Diakses tanggal 01 Januari 2019

Daradjat,Zakiah.2006.ilmu pendidikan islam.bumi aksara:jakarta

Sanjaya,wina.2008.kurikulum dan pembelajaran.kecana:jakarta

Wikipedia

b.uno,hamzah.1985.teori motivasi dan pengukuran analisis dibidang pendidikan.uinsuka


express : yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai