Disusun Oleh:
Kelompok 12
UNIVERSITAS TIDAR
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita semua masih diberikan kesempatan yang luar biasa
dengan keadaan sehat wal-afiat tanpa halangan suatu apapun dalam penyusunan makalah
“Implikasi Karakterstik Peserta Didik Terhadap Penyelengaraan Pendidikan di Tingkat SD
dan SMP” ini untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban kami dalam proses pembelajaran
mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ika Sukmawati, S.Pd., M.Pd. yang
telah meluangkan waktu dan mebimbing kami dalam menulis makalah ini dengan sebaik-
baiknya, dan juga tidak lupa kepada teman-teman yang sudah memberikan saran dan
masukan baik berupa meteri maupun teori, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Penulis tentunya menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu saran dan masukan atupun kritikan dari semua pihak
sangatlah kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini sesuai dengan yang
semestinya, sehingga diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan juga menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. KARAKTERISTIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR (SD)......................................................3
B. TUGAS.........................................................................................................................................5
TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PENDIDIKAN..................................................................................................................................5
C.KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MASA REMAJA.............................8
D.IMPLIKASI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA REMAJA dalam PENDIDIKAN.....9
BAB 3..................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
1.1 Kesimpulan..........................................................................................................................17
1.2 Saran....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari segi pendidikan kususnya dalam peroses pembelajaran, yang paling
penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan intlektualnya) hasus
dipupuk dan dikembangkan agar setiap peserta didik dapat mencapai tingkat perkembangan
yang optimal. Untuk itu sangat di perlukan kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan
berkembngnya kemampuan intlektual tersebut.
Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berjalan secara kontinyu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan
perubahan, yakni perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi.Yusuf (2005:15)
mengemukakan pengertian perkembangan, yaitu perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai akhir hayat. Sementara itu,
Agustiani (2006:27) berpendapat bahwa dalam perspektif perkembangan sepanjang rentang
kehidupan, perkembangan dilihat sebagai pola-pola ganda yang meliputi perubahan terhadap
tingkah laku dan individu yang berbeda pada kurun waktu yang berbeda pula.
1
4. Bagaimana implikasi perkembangan peserta didik terhadap pendidikan di tingkat
SD?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik perkembangan pserta didik di tingkat SD
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
5.Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik,
tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
3.Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus
sepbagai mulai menonjolnya bakat- bakat khusus.Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan
guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
untuk menyelesaikannya.
Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan
itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka
membuat peraturan sendiri.Setiap fase perkembangan anak menunjukkan karakteristik yang
berbeda- beda. Demikian pula pada anak usia SD mempunyai karakteristik tersendiri.
Menurut M.Sumantri (2004) karakteristik anak pada usia SD adalah:
1.Senang Bermain
3
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal
pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika,
dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK)
2.Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam,
sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena
itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah
atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan
anak sebagai siksaan.
4
B. TUGAS
TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PENDIDIKAN
Dilihat dari perkembangan dan fisik motorik, anak SD dituntut untuk menguasi
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan aktivitas fisik motorik.Nabi Muhammad
saw bersabda: ” ajarilah putra- putrimu berenang memanjat” (HR At-Tahatwi). Dalam hadis
lain beliau juga bersabda ” mengajari anak -anakmu berenang dan memanah adalah
kewajiban,” beliau lalu berkata” ajari anakmu memanah latihlah berkuda sampai mereka
lancar” (HR. Bukhari).
Menurut Hasan (2006:), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk melatih
keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga anak dapat
meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat bermain musik, menari
bahkan dapat membuat kerajinan tangan. Perkembangan dan fisik motorik anak SD dapat
dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki perempuan,
bahkan guru di tuntut untuk menciptkaan budaya lingkundan teman sebaya yang
mengajarkan keterampilan fisik dengan cara mencoba membantu seseorang yang mengalami
hambatan dalam tugas-tugas perkembangan ini.Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-
hal sebagai berikut:
a.Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi
gemuk.
c.Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
a.Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai berselang seling
dengan activitas tenang.
b.Perlu melatih fisik anak, melalui permainan sepak bola atau permainan lain berenang, dsb.
5
c.Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain kegaiatan-kegiatan
harus seimbang.
Para pendidik membutuhkan cara pengajaran yang lebih terbuka, lansung memberikan
kesempatan anak berperan mengoptimalkan perkembangan fisik dan perceptual mereka.
Dengan cara ini anak dapat lebih bersemangat dan timbul rasa senang dalam menjalani
aktivitas pembelajaran. Sehingga berdampak positif juga bagi perkembangan mereka. Cara
pembelajaran yang diharapakan dengan : program pengajaran yang fleksibel dan tidak kaku
serta membedakan perbedaan individu, tidak monoton dan verbalistik yang di beri banyak
variasi ( terdapat eksperimen, praktek, observasi,dll ), dan menggunakan berbagai media
sehingga anak dapat berperan aktif secara mental dan perseptualnya. Di harapkan dengan
cara ini anak dapat lebih berkembang, aktif dan membantu timbulnya suasana yang
menyenangkan selama proses belajar. Karena anak lebih butuh banyak aktivitas yang
membantu perkembangan mereka.
2.Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Untuk
dapat melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti menjaga
kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.Memperhatikan
hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan kesulitan dan permasalahan siswa
serta memberikan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok. Hal ini
bertujuan agar anak mencapai keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri sebagai
organisme yang sedang tumbuh secara optimal.
Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Anak
(siswa) SD mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara
teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses
pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya.Pemenuhan tugas perkembangan ini
membawa implikasi terhadap penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan
tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama
teman sebaya. Guru harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada
lingkungan sekolah dan masyarakat.
Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2006), dalam mencapai tugas
perkembangan perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut perbedaan peran
jenis kelamin selama anak Sekolah Dasar. Tubuh anak wanita sebagaimana anak laki-laki
tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat dan besar. Baru mulai usia
9 atau 10 tahun terdapat perbedaan anatomi antara anak laki-laki dengan anak
wanita.Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelaminnya,telah diawali dalam
asuhan keluarga. Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui pergaulan dalam
6
budaya teman sebaya. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi
perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini.
7
3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan
pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun
konsep.
4) Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-
nilai sehinga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan
menjadi pegangan bagi dirinya.
c) Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan
sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas smber daya manusia
(SDM). Oleh karena itu, pemerintah menetapkan peleksanaan program wajib
belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Program wajib belajar ini bertujuan
untuk meningkatkan pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7-
15 tahun untuk memperoleh pendidikan serta untuk meningkatan kualitas
sumber daya manusia indonesia hinga mencapai minimal kelas 3 SMP.
Jenis penyelengaraan pendidikan pada jennjang sekolah dasar (SD) baik negri maupun
swasta, SD kecil, SD Pamong, SD Luar biasa,SD Terpadu, dan Madrasah Ibtidaiah (MI) baik
negri maupun swasta.(Suhada Idad:2017)(
8
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat
terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam
aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu
mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami
penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.
Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan
dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa
permasalahan utama yang dialami oleh remaja. Menurut Zulkifli (2006) remaja dapat
dibagi dalam 2 periode yaitu:
Periode Masa Puber usia 12 -16 tahun
1. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya:
· Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
· Anak mulai bersikap kritis.
2. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
· Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
· Memperhatikan penampilan
· Sikapnya tidak menentu/plin-plan
· Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
9
akhirnya menjadi suatu permasalahan lingkungan pun memberikan pengaruhnya pada
saat itu.
Pemahaman dan pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan
secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan
pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling efektif dan
strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para pendidik, khususnya
para guru, banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
Diantara usaha-usaha pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya
untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang timbul pada masa
remaja, dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya
dan para guru khususnya:
1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi
siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran anatomi, fisi-ologi
dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru yang dapat me-
nyelenggarakan penjelasannya dengan penuh dignity. Tujuan dari usaha tersebut ada-lah
untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian
dengan perkembangan fisik dan psikomotorik remaja.
2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi
secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus
(aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersang-
kutan. Terutama pada masa penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi.
Upaya tersebut bertujuan untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang
mungkin timbul bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan
sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyela-raskan
system nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap
dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya. Tujuannya adalah
untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian
dengan perkembangan perilaku social, moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan
keagamaan.
10
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang
mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan
kepribadian, seyogyanya seorang guru memberikan tugas-tugas yang dapat
menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil ke-
putusan /tindakan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.
11
menyadari benar-benar bahwa perkembangan
intelektual anak berada ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menciptakan interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
2. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang
yang ahli dan berpengalaman
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sangat menun-jang perkembangan
intelaktual anak.
3. Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik
mlalui kegiatan olah raga maupun menyediakan gizi yang
cukup sangat penting bagi perkembangan berfikir peserta didik
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik
melalui media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan pe-serta didik ber
pendapat atau mengemukakan ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan
intelek -
tual peserta didik.
2. Faktor Fisik Teerhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikan sarana dan prasarana yang
ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada peserta didik. Misalnya tempat didik
yang kurang sesuai, ruangan
yang gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan ke-
sehatan
Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup. Penting juga untuk me
njaga supaya fisik tetap sehat adanya jam-jam olahraga bagi peserta didik di luar jam pel
ajaran. Misalnya me -
lalui kegiatan ekstra kurikuler kelompok olahraga, bela diri dan seje-nisnya.
3. Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan faktor-faktor
diantaranya perubahan jasmani, perubahan dalam
hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya
dalam teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan peru-bahan dalam
hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu perbedaan
individual dalam perkembangan emosi sangat dimungkinkan terjadi,
bahkan diramalkan pasti dapat terjadi.
Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya
ditangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan
pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh
pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak memperlihatkan kegelisahann
ya maupun ikut terbawa emosinya dalam menghadapi emosi remaja.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi
luapan emosi peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak terlalu
penting. Mengurangi pembatasan dan tututan terhadap remaja harus
disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya memberi tugas yang dapat
12
diselesaikan dan jangan memberi tugas dan peraturan
yang tidak mungkin di lakukan.
4. Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun
psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi
sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang
dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka
melepaskan diri dari orang tau dan mengarahkan perhatiannya pada lingkuan di luar
keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya.
Lingkunga teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas untuk
mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan hubungan sosial
peserta didik. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan
tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-anak belum
menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak
akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai
titik tolak untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik:
1. Sekolah harus merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
2. Saling menghargai merupakan kunci yang dapat digunakan untuk
menanggulangi masalah-masalah yang timbul dalam hubungan
dengan peserta didik yang bertabiat apapun.
3. Pola pengajaran yang demokratis merupakan alternatif yang sangat
bermanfaat bagi guru.
5. Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu
“performance” yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi
masih memerlukan latihan dan pendidikan agar “suatu performance”
dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal
ini memberikan pemahaman bahwa bakat
khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance” atau
perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan
latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum
maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di
kalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara la
in:
1. Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk mengembangkan bakat-
bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan psikolog -
is maupun fisiologis.
2. Dilakukan usaha menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang
13
tinggi sertakegigihan dalam melakukanusaha dikalangan anak dan remaja, baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang
terkait secara
terpadu.
3. Dikembangkannya program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga
pendidikanformal (sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif
kepada pesertadidik yang memiliki bakat khusus menojol.
6. Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana
dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas
komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Persoalan
nya adalah bagaimana untuk menjadi pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikas
i yang baik? Beberapa hal dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang
yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan, diantaranya : .
1. Memberi penjelasan dalam menyampaikan informasi kepada
peserta didik yang berkaitan dengan iptek, hendaknya:
- Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama
lainnya.
- Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-
hal yang benar dan menghindari penjelasan yang salah baik
disengaja maupun tidak.
- Memberi penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga
sehingga semua peserta didik dapat menangkapnya dengan baik.
- Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan
mengusahakan berbicara dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh peserta didik.
- Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti
dan tidak tegas.
- Memeriksakembali penjelasan apakah semua peserta didik
telah mengerti terhadap informasi yang disampaikannya.
2. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu
pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan “tingkat rendah”. Pertanyaan tingkat tinggi
adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran abstrak, sedangkan
pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang menyangkut fakta,
pengetahuan sederhana, dan penerapan pengertian.
Hal yang perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya
dengan kegiatan ini adalah :
- Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan maksud agar peserta
didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang ditanyakan.
- Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan
bahan pelajaran.
14
- Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.
- Merespon pertanyaan dengan baik.
. Memberikan umpan balik dengan umpan balik akan diketahui
apakah komunikasi dua arah sudah tercapai dengan baik atau
belum. Umpan balik ini berlaku baik dari pengajar kepada peserta didik atau sebaliknya.
Karakeristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut:
Satuan pendidikan pada tingkat SMP meliputi SMP Negri dan Swasta,
Madrasah Tsanawiyah (MTS) NEGERI DAN SWASTA , SMP kecil, SMP
terbuka, SMP luar biasa, SMP terpadu, dan pendidikan luar sekolah (Paket B,
Ujian persamaan SMP, Diniyah Wustho, dan Pondok Pesantren).
15
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Implikasi perkembangan kepribadian masa anak-anak dan remaja dalam
pendidikan pun tidak dapat terlepas dari lingkungan remaja tersebut. Dimulai dari
lingkungan keluarga sampai lingkungan masyarakat sangat memberikan andil besar
dalam implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam
pendidikan.Implikasinya tidak hanya terdapat pada lingkungan saja melainkan ada
faktor dari dalam diri si anak seperti perkembangannya,emosiaonal,genetik,dan lain-
lain.Untuk itu kita sebagai dewasa harus mengerti dan mengupas tuntas tentang
pribadi dari masing-masing anak secalah detail dan keseluruhan.
1.2 Saran
Apabila dalam kenyataannya terdapat ketidakselarasan dalam perkembangan
kepribadian remaja yang akhirnya menjadi suatu permasalahan lingkungan pun
memberikan pengaruhnya pada saat itu.Untuk itu perlu diadakannya kerjasama semua
pihak agar tercipta keselarasan individu yang baik peserta didik usia Sekolah Dasar
maupun Sekolah Menegah Pertama.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, F., Shah, A. A., & Hameed, A. (2006). Industrial applications of microbial
lipases. Enzyme and Microbial technology, 39(2), 235-251.
Yusuf, S., Hawken, S., Ounpuu, S., Bautista, L., Franzosi, M. G., Commerford, P., ...
& Tanomsup, S. (2005). Obesity and the risk of myocardial infarction in 27 000 participants
from 52 countries: a case-control study. The Lancet, 366(9497), 1640-1649.
iii