Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penyusun untuk menyelesaikan masalah ini. Atas rahmat dan hidayah-nya lah penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “UPAYA GURU DALAM MEMBANTU
MURID SD MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SECARA
OPTIMAL SERTA MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS MURID SD ”
dengan tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Nanik Yuliati,
M.Pd., selaku dosen mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penyusun. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan diterima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan kecerdasan setiap siswa dipengaruhi oleh gurunya, dan peran serta
pengaruh guru dalam bidang pendidikan menentukan besar kecilnya kualitas suatu
bangsa. Kehadiran guru di kelas selama proses pembelajaran mengontrol seberapa
terlibat siswa. Siswa tidak akan memahami mata pelajaran yang ditawarkan jika guru
hanya memberikan pekerjaan rumah tanpa memberikan penjelasan atau contoh yang
jelas.
Guru merupakan unsur manusia dalam proses belajar mengajar, yang berperan
dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia pembangunan masa depan.
Akibatnya, salah satu komponen di bidang pendidikan harus berpartisipasi aktif dan
memantapkan posisinya sebagai tenaga profesional sejalan dengan tuntutan masyarakat
yang semakin meningkat. Dalam pengertian tertentu, dapat dikatakan bahwa setiap
guru bertanggung jawab untuk membawa muridnya ke tingkat kedewasaan tertentu.
Setiap orang berkembang pada kecepatan dan tingkat perkembangan fisik dan
mental tertentu. Baik yang cepat maupun yang lambat ada di antara mereka. Setiap
orang melewati tahap perkembangan yang berbeda sepanjang hidupnya, termasuk masa
bayi, masa kanak-kanak, anak-anak, remaja, dewasa, dan usia tua. Menurut uraian yang
diberikan, fase perkembangan adalah suatu wilayah perkembangan yang terjadi selama
hidup seseorang dan ditandai oleh ciri-ciri atau pola perilaku tertentu.
1
Guru di kelas harus bertindak sebagai pemandu yang membantu siswa dalam
proses penemuan diri dan pertumbuhan pribadi. Seorang guru perlu memiliki
pemahaman yang mendalam tentang berbagai konsep untuk menemukan dan
menumbuhkan kreativitas siswa, termasuk apa itu kreativitas, bagaimana
perkembangan psikologis siswa, dan strategi pengajaran yang terbaik.
Selain itu, guru harus menyadari bahwa setiap anak memiliki kapasitas
kreativitas yang unik tergantung pada proses psikologis yang mendasarinya. Akibatnya,
sekolah, dan khususnya instruktur, dapat mendorong atau menghambat pertumbuhan
kreatif siswa.
Berdasrakan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
2
BAB II. PEMBAHASAN
2. Kognisi
Aspek perkembangan kognitif adalah perubahan yang berkaitan dengan
bakat kognitif anak, khususnya kapasitas mereka untuk berpikir dan
memecahkan masalah. Anak-anak di sekolah dasar menunjukkan ciri-ciri
3
pemikiran yang khas. Mereka berpikir secara berbeda dari orang dewasa dan
anak kecil.
Orang dewasa dan anak-anak memiliki cara berbeda dalam mengatur
pengetahuan yang mereka pelajari dan cara mengamati dunia di sekitar mereka.
Salah satu teori perkembangan kognitif yang paling terkenal adalah teori
perkembangan Piaget.
Menurut teori Piaget, anak-anak di sekolah dasar, atau kira-kira berusia
7 hingga 11 tahun, berada dalam tahap operasional konkret, tahap ketiga dari
tahap perkembangan kognitif yang dicetuskannya. Anak-anak dianggap mampu
menalar logis tentang segala sesuatu yang konkret pada tingkat ini, tetapi
mereka tidak dianggap mampu menalar tentang sesuatu yang abstrak
(Trianingsih, 2016).
Anak-anak di sekolah dasar akan berkembang secara kognitif dengan
cepat. Anak-anak akan mulai belajar bagaimana merumuskan gagasan,
mengenali hubungan, dan menyelesaikan masalah dalam skenario dunia nyata.
2011 (Slavin). Untuk memfasilitasi kemampuan anak dalam bernalar secara
rasional dan memecahkan masalah, guru harus dapat menyediakan lingkungan
belajar yang nyata bagi mereka. 2016 (Trianingsih).
3. Perkembangan sosio-emosional.
Hubungan anak dengan teman sekelasnya menjadi lebih intens
sepanjang era ini, dan ketergantungan mereka pada keluarga berkurang. Anak-
anak lebih suka bermain dan bercakap-cakap di lingkungan sosialnya pada masa
ini karena hubungan dan kontak sosial lebih baik dari sebelumnya.
Dari pembenaran tersebut dapat disimpulkan bahwa teman sebaya
berperan penting dalam perkembangan sosial anak karena melalui teman sebaya,
anak dapat belajar tentang dunia anak di luar rumah dan mendapatkan informasi
tentangnya (Murni, 2017).
Anak-anak juga mulai mengembangkan gagasan mereka sendiri tentang
siapa mereka sebagai anggota kelompok sosial selain keluarga mereka selama
tahap ini. Interaksi sosial anak-anak dengan orang dewasa di luar keluarga
mereka memiliki dampak yang signifikan terhadap seberapa percaya diri
mereka.
4
Anak-anak akan mengembangkan rasa percaya diri jika mereka tidak
mampu menyelesaikan hal-hal seperti teman-temannya. Peran guru dalam
kegiatan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan rasa percaya diri
dan motivasi anak untuk bekerja dengan kemampuan terbaiknya.
4. Perkembangan Bahasa
Dalam pertemuan sosial, bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Sejak
awal tahun sekolah dasar hingga akhir masa puber, perkembangan bahasa anak
akan mengalami kemajuan. Bahasa anak-anak berkembang sangat cepat antara
usia 7-8 (akhir sekolah dasar). Meskipun ia terkadang bermasalah dan membuat
kesalahan, anak tersebut memiliki pemahaman tentang tata bahasa dan mampu
memperbaikinya. Anak-anak telah belajar bagaimana mendengarkan dengan
baik. Kemampuan mendengarkan cerita dan kemudian menceritakannya
kembali dalam urutan dan susunan yang logis merupakan keterampilan yang
dimiliki anak. Anak muda itu telah menyatakan minatnya pada puisi dan mampu
mengomunikasikan emosi dan pikirannya melalui puisi.
Anak-anak memiliki kapasitas untuk memahami beberapa arti dan
menambah humor pada kata-kata. (Surna.2014). Pengaruh lingkungan
merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi bagaimana anak di sekolah
dasar meningkatkan kemampuan berbahasanya. Anak-anak di sekolah dasar
telah banyak menimba ilmu dari orang lain di lingkungan terdekatnya, terutama
dari keluarga mereka. Karena bahasa anak pada hakikatnya akan dipengaruhi
oleh lingkungannya, maka sebaiknya orang tua dan masyarakat menggunakan
bahasa yang lebih selektif dan baik ketika berada di sekitar anak (Adriana tahun
2008).
8
2.3 Definisi Peran Guru
Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi
juga sebagai pembelajar. Guru memiliki pekerjaan yang sangat penting; tidaklah cukup
bagi mereka untuk hanya menyampaikan pengetahuan; mereka juga perlu melayani
sebagai pendidik, pembimbing, dan pembimbing. Inilah yang dimaksud ketika siswa
merujuk pada guru dalam konteks pembelajaran. Guru harus memiliki berbagai
keterampilan di samping kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi pendidik
profesional. Kompetensi pada tingkat pribadi, profesional, dan sosial. Kualitas
instruktur menentukan seberapa banyak pendidikan suatu bangsa dapat dianggap maju.
Memiliki kemampuan mengajar atau pedagogik untuk mengajar dan menyampaikan
suatu proses pendidikan agar siswa dapat memahami, memahami, bahkan
menyemangati siswa, merupakan salah satu syarat bagi seorang guru.
Guru berperan sebagai role model bagi siswa. Sementara murid juga berfungsi
sebagai cermin guru. Dimana murid akan diberikan contoh penampilan, tingkah laku,
tutur kata, cara bersikap, dan cara mendidik. Guru sering muncul begitu saja,
memberikan pekerjaan rumah, lalu pergi kembali ke kamarnya atau melakukan
kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan tugas mengajarnya.
Jika ini terus terjadi, standar pendidikan akan sama dengan lima atau sepuluh
tahun mendatang. Bahkan guru dapat dibatasi dalam apa yang dapat dikutuknya, siswa
yang tidak memahami materi pelajaran atau mereka yang mendapat nilai di bawah
standar. Ada beberapa persoalan pendidikan, salah satunya adalah ketidakefektifan
posisi guru sebagai pembelajar dari waktu ke waktu.
Peran seorang guru pada hakekatnya terdiri dari empat aspek, yaitu:
9
2. Peran Guru di Keluarga
Dalam keluarganya sendiri, guru juga berfungsi sebagai pengelola dan
pendidik. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang memiliki visi dan tujuan yang jelas
merupakan tonggak keluarga yang kuat.
Sekolah Dasar
Untuk membantu anak tumbuh dan sesukses mungkin dalam tanggung jawab
perkembangannya, guru dapat memainkan berbagai peran, termasuk peran yang
tercantum di bawah ini.
10
mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, dan (3)
mencontohkan kehidupan demokrasi atau persahabatan yang sehat bagi mereka (LN,
2014).
b. Guru harus berakhlak mulia, berwawasan luas, dan profesional. Mereka juga
harus dapat mengatur materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak-anak
menganggapnya menarik dan bermakna.
11
c. Guru memasukkan prinsip-prinsip agama ke dalam mata pelajaran yang mereka
ajarkan sehingga siswa mengembangkan pandangan yang baik tentang prinsip-
prinsip agama.
e. Bekerja sama dengan orang tua untuk mengajarkan siswa tentang iman dan
taqwa mereka (LN, 2014).
Sikap penyidik juga merupakan salah satu unsur yang paling menentukan dalam
menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar, terutama dalam hal
pengembangan kemampuan dan kreativitas siswa di dalam kelas. Setiap guru
diharapkan berperan aktif sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator sesuai dengan
kualifikasinya. Karena anak-anak membutuhkan ketiga peran tersebut untuk
12
mengembangkan minat, bakat, dan kreativitasnya dalam berbagai sektor, baik di dalam
maupun di luar kelas, di dalam keluarga, dan di lingkungan sosialnya.
Ketika mengajar sains, guru harus menjadi komunikator efektif yang dapat
mengembangkan dan mentransfer berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan
kepada siswanya melalui berbagai metode pengajaran yang memungkinkan siswa
menginternalisasi, menyerap nilai, dan memperoleh pengetahuan dan keterampilannya
sendiri.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana guru dapat membantu siswa
meningkatkan bakat mereka, yaitu :
1. Perhatian
Setiap orang berbeda, sehingga setiap bakat layak mendapat pertimbangan
khusus. Tanpa kita ketahui, ternyata banyak murid yang berjuang untuk
mendapatkan perhatian profesornya.
Banyak murid merasa bahwa guru mereka tidak peduli dengan mereka, yang
menurunkan prestasi. Permasalahan siswa tentunya sangat membebani pikiran
mereka, sehingga membuat mereka sulit termotivasi untuk mengasah bakatnya.
Siswa sebenarnya membutuhkan perhatian, inspirasi, dan bantuan guru,
yang biasanya diberikan melalui kegiatan bimbingan belajar. Guru yang kami ajak
bicara mengatakan bahwa dalam situasi ini, guru harus dapat memperhatikan setiap
anak sehingga mereka mengetahui apa yang terjadi dengan mereka, terlepas dari
apakah siswa membutuhkan bantuan mereka.
Namun, sebaiknya setiap atau semua siswa mendapat perhatian karena
mereka yakin bahwa setiap siswa memiliki kesulitan dalam mengembangkan
keterampilan unik mereka. Bahkan jika seorang siswa telah mencapai kesuksesan
besar, itu tidak berarti bahwa mereka bebas dari masalah.
13
2. Kerjasama (Orangtua dan Guru)
Dalam hal pendidikan anak, orang tua dan guru pada hakikatnya memiliki
tujuan yang sama: mendidik, membimbing, mengasuh, dan membimbing anak
hingga dewasa. Jika siswa memiliki bakat, guru akan senang melihat mereka. Orang
tua juga akan senang dan lebih bangga dengan anak-anak mereka jika mereka
memiliki bakat dan prestasi yang sangat baik. Alhasil, baik orang tua maupun
pengajar ingin menyekolahkan anaknya. Tentu, harus ada interaksi yang kuat antara
instruktur dan orang tua untuk memenuhi tujuan tersebut.
Karena guru dan orang tua adalah dua orang yang bekerja secara langsung
dengan siswa setiap hari, komunikasi yang baik di antara mereka sangatlah penting.
Pengembangan bakat siswa tidak akan berjalan dengan baik jika guru dan orang tua
tidak bekerja sama secara efektif. Siswa akan terinspirasi untuk selalu memenuhi
tanggung jawabnya sebagai siswa, antara lain belajar dengan cermat dan aktif
mengembangkan keterampilannya, jika orang tua dan pengajar bekerja sama.
5. Memberikan Penguatan
Ketika siswa menanggapi secara positif perilaku tertentu, perilaku tersebut
didorong untuk diulang. Hal ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk
mengembangkan bakatnya dengan memberikan penguatan dalam bentuk perhatian
dan bentuk penghargaan lainnya. Meningkatkan perhatian siswa,
mempercepat/mempermudah proses pembelajaran, membangkitkan dan
mempertahankan motivasi, serta membimbing cara berpikir yang sehat adalah
tujuan pemberian penguatan kepada siswa dalam rangka mengembangkan bakatnya.
6. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang berlangsung
di luar kelas dan dirancang untuk membantu siswa berkembang sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minatnya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh guru
dan/atau anggota staf kependidikan lainnya yang berkualifikasi dan disetujui.
Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk membantu anak-anak menemukan
keterampilan mereka. Anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keterampilan
dan kelemahan mereka. Mengingat lingkungan sekitar tempat ekstrakurikuler akan
lebih berkembang.
15
Menurut Davis, ciri-ciri yang harus dimiliki guru untuk menumbuhkan
kreativitas siswa meliputi minat belajar, kompetensi dalam mengajar, keadilan dan
ketidakberpihakan, sikap kooperatif yang demokratis, fleksibilitas, rasa humor,
penggunaan penghargaan dan pujian, perhatian terhadap masalah anak, serta memiliki
penampilan dan sikap yang menarik (dalam Munandar, 2009). Guru mungkin dapat
menginstruksikan siswa dalam penggunaan kemampuan khusus mata pelajaran seperti
aritmatika, bahasa, atau sains, tetapi mereka tidak dapat mengajarkan kreativitas atau
keinginan intrinsik. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa motivasi intrinsik dan
kreativitas paling baik dikomunikasikan melalui contoh-contoh dan dengan
membangun lingkungan kelas yang memotivasi.
Guru harus fokus pada teknik mengajar yang menumbuhkan kreativitas siswa
setelah memahami filosofi mengajar. Memberi siswa pilihan untuk memilih topik atau
kegiatan yang akan diselesaikan untuk memecahkan suatu masalah adalah salah satu
cara guru dapat mendorong inovasi siswa. Kebutuhan kedua adalah bahwa siswa
berpartisipasi dalam evaluasi pekerjaan mereka sendiri. Ketiga, ketika siswa berhasil
16
memecahkan suatu masalah, guru memberikan hadiah yang tidak berwujud (nonmateri)
seperti kata-kata pujian, senyuman, atau anggukan.
(1) Guru harus mengaitkan topik dengan keprihatinan atau masalah besar,
(2) Guru harus mengintegrasikan beberapa bidang akademik ke dalam satu bidang studi
utama,
(3) Guru memberikan pengajaran yang mendalam kepada siswa dalam satu topik
pembelajaran,
(4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk meneliti suatu mata pelajaran yang
dipilihnya sendiri,
(5) Guru mendorong pembelajaran mandiri,
(6) Instruktur menumbuhkan kapasitas siswa untuk pemikiran yang rumit dan abstrak,
(7) Guru meningkatkan teknik penelitian,
(8) Memadukan pengetahuan dasar dengan penalaran yang canggih dan abstrak,
(9) Dorong anak-anak untuk memunculkan konsep segar
(10) Mendorong siswa untuk menciptakan sesuatu dengan menggunakan metode,
substansi, dan bentuk baru,
(11) Mendorong anak untuk tumbuh dalam kesadaran diri,
17
(12) Mengevaluasi kinerja siswa dengan menggunakan kriteria yang tepat dan tepat,
baik dengan evaluasi diri atau menggunakan metode standar.
2. Komunikasi
Siswa yang tidak terbiasa berbicara tidak dapat mengomunikasikan
keinginannya, yang menyebabkan mereka cenderung menjadi orang yang tertutup.
4. Perasaan
Anak-anak sering mengomunikasikan emosi mereka dengan detail yang
sangat jelas. Dia bisa menangis, marah, atau tertawa gembira tergantung bagaimana
18
perasaannya. Ada anak yang terkadang tidak bisa mengatur emosinya. Sebagai
seorang guru, tunjukkan ekspresi wajah yang berbeda yang menyampaikan emosi
yang berbeda kepada siswa saat mendiskusikannya masing-masing, seperti
kemarahan, kegembiraan, kesedihan, kekecewaan, atau ketidaksabaran.
5. Kepedulian
Anak-anak belajar untuk bersikap baik kepada orang lain. Ajari anak Anda
untuk mengucapkan "selamat ulang tahun" saat seorang teman berulang tahun,
misalnya. Ajari anak-anak untuk berbagi sebagian dari barang-barang mereka
dengan mereka yang kurang beruntung jika ada. Alternatifnya, jika sobat sakit,
minta dia untuk mengirimkan hadiah dan undang dia untuk
menjenguk/mengunjungi temannya.
6. Berbagi
Manusia adalah makhluk sosial. Betapapun hebatnya seseorang, dia tidak
bisa bertahan hidup sendirian. Oleh karena itu, anak-anak terbiasa ingin berbagi.
Dia harus menyadari bahwa dia tidak sendirian di dunia; dukungan dibutuhkan oleh
individu lain yang keadaannya mungkin berbeda dengan dirinya. Dengan riang
meminjamkan atau berbagi mainan, bertukar makanan di sekolah, dan aktivitas
lainnya, Anda bisa mengajarkan anak untuk tidak materialistis.
19
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sesuai dengan beberapa uraian di atas, sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena
sekolah merupakan setting terpenting berikutnya setelah rumah untuk membantu anak
mencapai potensinya secara maksimal. Selain itu, penting untuk memiliki pemahaman yang
kuat tentang berbagai tanggung jawab yang terkait dengan perkembangan anak sehingga
hambatan dalam kemajuan tersebut dapat dihindari dan ditangani dengan tepat.
Hal ini dimaksudkan agar guru atau wali kelas dan siswa dapat lebih mendalam
mendiskusikan tantangan guru dalam membantu siswa menemukan kemampuan dan minatnya
serta tumbuh menjadi pribadi yang berbeda. Dengan kata lain, tidak ada dua orang yang sama.
Meskipun orang mungkin mirip satu sama lain secara fisik, mereka berbeda secara mendasar
dalam hal bakat, minat, kemampuan, dan karakteristik lainnya. Selain itu, karena setiap orang
adalah entitas yang sedang berkembang, perkembangan dua orang tidak akan pernah sama.
Karena perbedaan ini, instruktur harus berfungsi sebagai pemandu daripada mencoba
memaksakan keterampilan siswanya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Fatma, Neviryani, Irda. (2020). Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1), 51-59.
Ina Magdalena, dkk. (2020). Peran Guru dalam Mengembangkan Bakat Siswa. Pandawa :
Jurnal Pendidikan dan Dakwah. 2(1), 61-69.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa
Nurhasanah, Jamilah, Zahra, dan Fitirani. (2021). Peranan Guru Kelas Sebagai
Pembimbing Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Suloh. 6(1), 35-42.
Puspitasari, Q. D., & Wibowo, A. (2022). Peran Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas
Siswa Kelas IV di SD Negeri Plebengan Bambanglipuro. Pelita : Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Pembelajaran Indonesia, 1(1), 1–7. Retrieved from
https://journal.actual-insight.com/index.php/pelita/article/view/105
21