Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN PERSERTA DIDIK

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, EMOSI,


SOSIAL, BAHASA DAN MORAL

TUGAS MAKALAH

Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas mata Kuliah Profesi Pendidikan di


Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh :

Kelompok 4

Wayan Windyawati (A22122004)


Firna Amanda (A22122077)

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

Februari, 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aspek-aspek
perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, bahasa dan moral” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Hayyatun Mawaddah, S.Pd, M.Pd. Pada mata kuliah Perkembangan Perseta Didik.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi
perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, bahasa dan moral para pembaca dan juga
penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati kami memohon
maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada hal yang kurang berkenan di hati para
pembaca sekalian. Semoga para pembaca mendapatkan banyak manfaat setelah
membaca makalah ini.

Palu, 10 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ……... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

2.1 Karakteristik Perkembangan Perserta Didik……………………….……… 3

2.2 karakteristik Perkembangan Perserta Didik Tingkat TK/SD/SMP/SMA….. 10

2.3 Problematika Perkembangan Perserta Didik………………………………..11

BAB III PENUTUP .................................................................................................15

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15

3.2 Saran ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai makhluk hidup, manusia tumbuh dan berkembang progresif
Perkembangan kehidupan manusia merupakan suatu proses yang terus menerus
dari konsepsi (konsepsi) sampai kematian. Jadi perkembangan terus berlanjut
sepanjang hidup. Hal ini mulai dipahami sebagai perspektif perkembangan
seumur hidup Pria Paul Baltes berpendapat bahwa perspektif siklus hidup
perspektif) mengasumsikan bahwa pembangunan manusia adalah seumur
hidup, multidimensi, multiarah, plastis, multidisiplin dan juga kontekstual
adalah proses yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan dan pengaturan
terhadap tagihan. Oleh karena itu dalam siklus pengembangan ini Kehidupan
manusia melewati tahap-tahap perkembangan disebut tugas perkembangan.
Kosep perkembangan perserta didik seperti kognitif, linguistik, fisik-
motorik, sosial, emosional dan moral. Aspek kemampuan kognitif pemikiran
anak, aspek bahasa yang berhubungan dengan kemampuan anak Rekaman dan
ekspresi bahasa, aspek fisik dan motorik yang terkait dengan kemampuan anak
mengkoordinasikan otot besar dan hangat aspek sosio-emosional yang halus
terkait dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dalam lingkungan sosial
mereka dan aspek moral yang berkaitan dengan keterampilan anak untuk
mengontrol perilakunya. Semua hal ini memiliki kriteria tertentu disebut tugas
perkembangan yang dapat dicapai langkah demi langkah, dan membutuhkan
stimulasi yang memadai.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bangaimana karakteristik dan aspek-aspek perkembangan perserta didik?
2. Bagaimana karakteristik perkembangan perserta didik tingkat
TK/SD/SMP/SMA/SMK?
3. Bagaimana problematika perkembangan perserta didik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik dan aspek-aspek perkembangan perserta
didik.
2. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan pada perserta didik tingkat
TK/SD/SMP/SMA/SMK.
3. Untuk mengetahui probkematika perkembangan perserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik dan Aspek-Aspek Perkembangan Perserta d


idik

1. Karakteristik perkembangan perserta didik


Karakteristik anak masing-masing berbeda-beda, guru perlu
memahami karakteristik awal anak didik sehingga ia dapat dengan mudah
untuk mengelola segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran
termasuk juga pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan
bagaimana menata pengajaran, Kemampuan yang dimiliki mereka
sehingga komponen pengajaran dapat sesuai dengan karakteristik dari
siswa yang akhirnya pembelajaran tersebut dapat lebih bermakna.
Berdasarkan pada kemampuan ini dapat ditentukan dari mana pengajaran
harus dimulai dan di batas mana pengajaran tersebut dapat di akhiri. Jadi,
pengajaran berlangsung dari kemampuan awal sampai ke kemampuan
akhir (tujuan akhir) itulah yang menj adi tanggung jawab pengajar.
Guru harus mengenal karakteristik peserta didik, karena dengan
mengenal karakteristik peserta didik membantu guru dalam mengantarkan
mereka untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. Selanjutnya guru harus
mampu memahami karakter peserta didik. Memahami karakter peserta
didik butuh kesungguhan dan keterlibatan hati dan pikiran guru sehingga
dia dapat memahami karakternya dengan baik dan benar. Tujuan yang
diinginkan dari memahami karakteristik awal siswa adalah untuk

3
mengkondisikan apa yang harus diajarkan, bagaimana mengkondisikan
siswa belajar sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi
pengajaran. Variabel ini didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas
individu siswa. Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat, minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal
yang telah dimilikinya. Setiap manusia memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan
perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara
pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola
aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Karena itu,
upaya memahami perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau
disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri. Guru bukan hanya
memahami karakteristik anak secara individu, ia perlu memahami
karakteristik anak secara klompok.
Empat pokok hal dominan dari karakteristik siswa yang harus
dipahami oleh guru yaitu :
a. Kemampuan dasar seperti kemampuan kognitif atau intelektual.
b. Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dll.
c. Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dll.
d. Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan,dll.

Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik


mempunyai tujuan yaitu :

a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan


kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti
program pembelajaran tertentu.

4
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan
peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program
pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu
yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta
didik.

Seorang guru jika ingin mengetahui karakteristik kemampuan awal


dari peserta didik, dapat dilakukan dengan pemberian tes (pre-test). Tes
yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan
kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi
dan memberikan kuesioner kepada peserta didik, guru yang mengetahui
kemampuan peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa
mengampu pelajaran tersebut. Teknik untuk mengidentifikasi
karakteristik siswa adalah dengan menggunakan kuesioner, interview,
observasi dan tes Latar belakang siswa.

Guru perlu mempertimbangkan dalam mempersiapkan materi yang


akan disajikan, di antaranya yaitu faktor akademis dan faktor sosial :

a) Faktor akademis factor akademis yang akan dikaji meliputi jumlah


siswa yang dihadapi di dalam kelas, rasio guru dan siswa menentukan
kesuksesan belajar, indeks prestasi, tingkat inteligensi siswa juga tidak
kalah penting.
b) Faktor sosial faktor kematangan dan ekonomi siswa sangat
berpengaruh pada factor sosial siswa. Aspek-aspek yang diungkap
dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar
kemampuan berfikir, minat dll. Factor sosial ini dalam hubungannya
dengan masyarakat serta berbagai kegiatan lainnya yang
mempengaruhi cara bersosialisasi dengan orang lain.

5
2. Aspek-aspek perkembangan perserta didik
Ada beberapa aspek-aspek perkembangan perserta didik, yaitu sebagai
berikut:
1. Aspek perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu perkembangan
manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Salah satu tokoh yang
penting yang mengkaji dan meneliti perkembangan kognitif anak
adalah Jean Piaget. Piaget menyatakan bahwa cara berfikir anak
bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa
karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif.
Menurut penelitianya tahap-tahap perkembangan individu serta
perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki
struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan Ketika ia masih
kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan kognitif anak, yaitu tahap
sensori-motor, pra-oprasional, oprasional konkrit,dan oprasional
formal.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencangkup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan mengabungkan beberapa
ide, gagasan, metode atau prosdur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut.

6
2. Aspek perkembangan fisik
Secara umum, fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik
adalah perkembangan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam
kandungan hingga ia dewasa atau mencapi tingkat kematangan
pertumbuhannya. Proses pertumbuhannya adalah menjadi penjang
(pertumbuhan vertical) dan menjadi lebar (pertumbuhan horizontal)
dalam suatu proprosi bentuk tubuh.
Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya
pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dengan sel sperma yang
kemudian berkembang menjadi embrio. Masa sebelum lahir
merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-
organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem
saraf yang paling lengkap. Kelahiran pada dasarnya merupakan
pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi
telah mampu berfunngsi secara mandiri.
Pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan
menyempurnakan struktur dan fungsi dari fisik perserta didik. Setiap
bagian fisik seseorang atau individu akan terus mengalami perubahan
karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan
mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara langsung
pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan anak dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan
fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya
sendiri. Dan bagaimana ia memandang orang lain. Pertumbuhan fisik
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor nutrisi yang telah
terasa pengaruhnya sejak bayi belim lahir dan sesudah lahir, faktor

7
perawatan yang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti
kasih saying atau cinta kasiih.

3. Aspek perkembangan psikomotori


Perkembangan psikomotorik dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, psikomotor secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan
dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses mental.
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan yang mengontrol
gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara
susunana saraf pusat, saraf tepi dan otot. Perkembangan motorik
meliputi dua tahapan, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Kemampuan motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau Sebagian besar atau seluruh angota tubuh yang di
pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Kemampuan motorik
halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan
fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.
4. Aspek perkembangan afektif
Perkembangan afektif mencnagkup emosi atau perasaan yang
dimiliki oleh setiap perserta didik. Emosi adalah suatu keadaan
perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar
dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan
berhubungan dengan kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah
maupu yang kuat. Keadaan yang afektif yang dimaksud adalah
perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu
situasi tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen, terkejut,
tidak puas, tidak senang, dan sebagainya. Keadaan emosi pada setiap
anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga

8
emosinya tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda
fisiknya.

5. Aspek perkembangan sosial


Syamsu yusuf menyatakan bahhwa perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi
meleburkan diri menjadi satu-kesatuan yang saling berkomunikasi
dan Kerjasama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial,
dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan
orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkunganya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak anak memasuki usia enam bulan. Disaat itu mereka
telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan
dirinya, yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai
mampu membedakan arti senyum, marah, tidak senang, terkejut, dan
kasih sayang.
6. Aspek perkembangan Bahasa
Pertumbuhan bahasa pada seorang anak memiliki beberapa
tahap mulai daari tahap praliguistik, kemudian berlanjut pada t ahap
linguistic. Perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam
menguasai kosa-kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya
dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya.

9
2.2 Karakteristik Perkembangan Perserta Didik Tingkat TK
/SD /SMP /SMA /SMK

Di Indonesia, ada lima jenjang Pendidikan secara umum, yaitu :

1) Taman kanak-kanak (TK)


Tk adalah jenjang Pendidikan anak usia dini. Usia taman kanak-kanak
(prasekolah) merupakan fase perkembangan individu 4-6 tahun. Pada
jenjang ini usia perserta didik 4-6 tahun. Karakteristik perkembangan :
a. Anak cenderung menunjukan gerakan-gerakan motorik yang cukup
gesit dan lincah (anak lebih aktif).
b. Memiliki rasa ingin tahu serta sikap antusias tinggi
c. Berinisiatif dalam mencari pengalaman baru
d. Semakin menunjukkan minat terhadap teman
e. Suka bermain
f. Mulai memahami perasaan orang lain bila disakiti sehingga anak
belajar mengendalikan emosinya.
2) Sekolah Dasar (SD)
SD adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang
ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Karakteristik perkembangan :
Pada jenjang ini, anak-anak masih suka untuk bermain bersama kawan-
kawannya, tetapi dalam jangkauan yang lebih luas. Anak mulai rajin
berusaha untuk mencapai kemauannya dengan cara mengembangkan pola
pikir dan nalarnya. Selain itu, karakteristik fisiknya yaitu berupa

10
tumbuhnya gigi baru dan untuk sebagian anak mulai timbul gejala
berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin (mulainya masa pubertas).
3) Sekolah Menegahah Pertama (SMP)
Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari
kelas 7 sampai kelas 9. Pelajar sekolah menengah pertama umumnya
berusia 13-15 tahun. Karakteristik perkembangan : Pada jenjang ini, anak-
anak cenderung masih memiliki emosi yang labil. Sosial anak juga mulai
berkembang di mana anak ingin bergaul dengan teman sebayanya.
Kemampuan berpikirnya lebih meningkat daripada anak SD. Sebagai ciri
fisik, terjadi perubahan fisik yang cukup signifikan akibat pubertas,
termasuk perubahan tinggi dan berat badan.

4) Sekolah Menegah Atas (SMA)


Pada jenjang ini, rentang usia peserta didik yaitu 16-19 tahun
Karakteristik perkembangan : Peserta didik sudah mulai berfikir kritis
sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih
menganggapnya sebagai anak kecil; remaja sudah memiliki pola pikir
sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak; mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar
berinstropeksi; tidak bergantung pada orang tua, mengembangkan
keterempilan intelektual, berperilaku tanggung jawab; memperoleh
hubungan yang lebih matang dengan sebaya; kepribadian peserta didik
pada masa ini lebih ideal.

2.3 Problematika Perkembangan Perserta didik

11
Masalah yang ditemukan peneliti yaitu pada pekembangan peserta
didik, peneliti menemukan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan
perkembagan peserta didik yaitu:
a. Siswa yang mengganggu temannya pada saat pembelajaran berlangsung
Hal tersebut terjadi karena pendidik mengalami perkembangan
khususnya pada perkembangan bermain peserta didik, artinya mereka
sedang berada pada fase ingin selalu bermain-main dan mengganggap
sekolah masih sebagai tempat bermain. Hal ini tentunya menjadi masalah
karena selain mengganggu proses pembelajaran di kelas hal ini juga akan
mengalihkan perhatian siswa lain akibat adanya beberapa siswa yang
membuat gaduh di kelas, pada permasalahan ini yang dirugikan juga
adalah teman sebangkunya, siswa akan merasa terganggu sehingga fokus
belajarnya akan teralihkan.
Untuk permasalahan ini alternatif solusi yang dapat diberikan menurut
peneliti yaitu, guru atau pendidik dapat menggunakan berbagai
pendekatan seperti pendekatan behaviorostik, artinya guru dapat
meberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang berperilaku baik
pada saat pembelajaran berangsung, reward tersebut dapat diberikan pada
akhir pembelajaran sehingga nantinya siswa akan terpacu untuk bersikap
baik pada saat pebelajaran. Selain dari mengguakan pendekatan
behavioristik guru juga dapat mengguakan pendekatan humanistik, yaitu
guru dapat melakukan pendekatan kepada siswa seperti bertanya langsung
kepada siswa bahwa hal apa yang membuat siswa tersebut berbuat tidak
baik dan menggangu temannya pada saat pembelajaran berlangsung di
kelas, karena pada dasarnya perbuatan mengganggu ini dapat diartikan
bahwa siswa tidak senang terhadap sesuatu.
b. Kesulitan Anak Dalam Bersosialisasi
Anak yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman
sebayanya atau orang sekitarnya perlu mendapatkan perhatian yang serius,

12
sebab jika dibiarkan nantinya akan menjadi masalah yang kompleks.
Kesulitan anak dalam bersosialisasi ini dapat disebkan oleh beberapa
faktor dimana memuat faktor eksternal maupun internal.
Berdasarkan bentuk permasalahan yang telah terjadi di atas, guru atau
pendidik dapat mencari alternatif solusi yang dapat diberikan. Peneliti
mengungkapkan alernatif solusi yang dapat diberikan yaitu antara lain:
pertama, guru dapat melakukan pendekatan individual atau personal pada
beberapa siswa yang dirasa kemampuan sosialisasinya kurang, guru dapat
bertanya langsung kepada siswa apa yang menjadi penghambat
sosialisasinya. Selain itu, guru juga dapat berpartisipasi dengan orang tua
siswa dengan menanyakan apakah karakter siswa yang enggan ber
sosialisasi juga terjadi di rumah atau hannya di sekolah saja, selain itu,
guru juga dapat meyakinkan siswa bahwa keberadaannya di terima oleh
orang sekitar dan teman-temannya, lalu ajak siswa merasakan bahwa
siswa tersebut bisa bersosialisan dan bermain seperti siswa yang lain.
c. Emosi Siswa Yang Belum Stabil
Emosi merupakan suatu hal yang penting bagi diri manusia, emosi
merupakan bentuk apesiasi perasaan pada diri manusia. Anak usia dini
sering menghadapi permasalahan mengontrol emosi.
Hal ini dapat diketahui pada saat pembelajaran, dimana ada seorang
siswa yang terlihat marah, yang disebabkan karena pada saat guru
memberikan pertanyaan kepada siswa, siswa saling berebut dengan siswa
lainnya tetapi guru memberikan kesempatan tersebut kepada siswa yang
lainnya, akhirnya siswa 1 ini marah karena merasa guru tidak adil
kepadanya, wajah siswa ini langsung terlihat muram. Dari observasi ini
peneliti meyakini bahwa siswa belum mampu mengendalikan emosi nya
dengan baik.
Berdasarkan problematika yang terjadi di atas pendidik harus
mempunyai alternatif solusi agar permasalahan tersebut dapat teratasi,

13
dimana alternatif solusi yang dapat diberikan atas permasalahan ini yaitu;
guru atau pendidik dapat mengajarkan anak untuk mengelola emosiya
seperti memberi contoh yang baik kepada anak, dalam hal ini keluarga
menjadi peran utama karena anak akan mencontoh perbuatan atau tingkah
laku dari orang terdekatnya terlebih dahulu. Selain itu, guru dapat
memberikan pembelajaran melalui latihan, sebagai contoh: guru dapat
mengajarkan anak bermain drama, karena dengan bermain drama siswa
akan berlatih dalam mengontrol emosinya melalui pertunjukkan drama.
d. Pola Pikir Perserta Didik
Pola pikir dikenal dengan mindset artinya otak dan akal menerima dan
memproses informasi yang masuk melalui indra. Pola pikir peserta didik
dapat berubah-ubah dan dapat diubah. Merubah pola pikir seseorang bisa
dilakukan dengan cara terlebih dahulu merubah kepercayaan atau
keyakinannya masing-masing.
Hal ini disebabkan karena pola pikir peserta didik yang cenderung
masih bisa dikatakan kurang, maksud dari pola pikir peserta didik ini
yaitu, pola pikir peserta didik yang masih kekanak-kanakan. Pada saat
proses pembelajaran di kelas berlangsung terdapat beberapa siswa yang
membuat keributan ketika guru menerangkan materi pembelajaran,
sehingga teman-temannya merasa terganggu. permasalahan tersebut
termasuk dalam problematika pendidikan dimana pola pikir peserta didik
yang masih sangat kekanak-kanakan dan perbuatan kurang baik yang
dilakukan peserta didik sehingga dapat merugikan teman-teman di
sekitarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut alternatif solusi yang dapat
diberikan guru menurut peneliti yaitu, pendidik hendaknya memberikan
perhatian yang merata kepada siswa pada saat pembelajaran di kelas
berlangsung, selain itu guru juga dapat menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam-macam variasi seperti diselipkan candaan

14
pada saat proses pembelajaran sehingga nantinya pembelajaran tidak
cenderung monoton sehingga siswa tidak bosan pada saat pembelajaran
berlangsung.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku
yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan
dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam
mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami
perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan
karakteristik siswa itu sendiri.
Ada beberapa aspek-aspek perkembangan perserta didik, yaitu aspek
perkembangan kognitif, aspek perkembangan fisik, aspek perkembangan
psikomotori, aspek perkembangan afektif, aspek perkembangan social, aspek
perkembangan bahasa
3.2 Saran

15
Demikian materi yang dapat kami bahas dalam makalah ini, tentunya
dalam makalah ini masih banyak kesalahan karena terbatasnya pengetahuan
atau resensi yang ada hubungannya dengan makalah yang kami susun.
Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca dan dosen untuk memberikan
saran dan kritikannya yang membangun kepada kami, demi mencapai
kesempurnaan dalam makaalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kami dan khususnya kepada seluruh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, P. Wisnu dkk. 2017. Perkembangan Perserta Didik Pada Setiap Jenjang
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Hamuni, dkk. 2022. Perkembangan Perserta Didik. Jawa Tengah: EUREKA MEDIA
AKSARA

Missa, S. 2015. Aspek-aspek Perkembangan Perserta Didik. Semarang: Aneka Ilmu.

Setiawan, A, dkk. (2022). “Jurnal Pembelajaran Dan Pengembangan Matematika


(PEMATIK)”. Problematika Perserta Didik Dalam Pembelajaran Dan
Alternatif Solusi Pada Peserta Didik Di SDN Kowel 3 2(2): 224-236.

16
17

Anda mungkin juga menyukai