Anda di halaman 1dari 14

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan & Bimbingan

Peserta Didik

Dosen Pengampu :
Rien Anitra, M.Pd
Disusun

Etika Husnul Khairun Nisa 11308502150025


Larasati 11308502150040
Muhammad Sidiq Nur 11308502150046
Nadya Islami 11308502150050

Program Studi Pendidikan Matematika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singkawang


Tahun Akademik 2016/2017
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT., berkat rahmat dan izin-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Karakteristik Perkembangan Anak Usia
Sekolah sebagai tugas mata kuliah Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan peserta didik pada usia
pendidikan sekolah.

Terima kasih tak terhingga kami dedikasikan kepada berbagai pihak yang
telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Terima kasih tak terhingga kami
kepada Ibu Rien Anitra, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.

Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang
lebih baik dimasa mendatang. Besar harapan kami semoga makalah ini membawa
manfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya

Singkawang, Oktober 2016

Penulis

i|
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Pengertian Anak Usia Sekolah..........................................................................2
B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah ........................................................2
1. Perkembangan Fisik-Motorik ....................................................................3
2. Perkembangan Intelektual ..........................................................................4
3. Perkembangan Bahasa ...............................................................................4
4. Perkembangan Emosi.................................................................................5
5. Perkembangan Sosial .................................................................................6
6. Perkembangan Kesadaran Beragama .........................................................7
C. Hubungan Antara Aspek Perkembangan Siswa Dengan Pembelajaran ...........7
1. Hubungan Perkembangan Fisik-Motorik dengan Pembelajaran ...............7
2. Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Pembelajaran .....................8
3. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Pembelajaran ..........................8
4. Hubungan Perkembangan Emosi dengan Pembelajaran............................9
5. Hubungan Perkembangan Sosial dengan Pembelajaran ............................9
6. Hubungan Perkembangan Kesadaran Beragama dengan Pembelajaran ....9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................10
A. Kesimpulan .....................................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii
Lampiran ...................................................................................................................

ii |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang berada di kelas awal adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak
yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya
Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah yang perlu diketahui
para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat
Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran
yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang
pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Pada makalah ini juga akan di paparkan mengenai beberapa pengajaran
pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan di sekolah dasar, dan
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia sekolah dasar. Yang
diantaranya adalah pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual. Yang
pasti sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada usia
sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang tersebut, diperoleh permasalahan antara lain:
1. Bagaimana karakteristik perkembangan anak usia sekolah?
2. Bagaimana perkembangan fisik-motorik?
3. Bagaimana perkembangan intelektual?
4. Bagaimana perkembangan bahasa?
5. Bagaimana perkembangan emosi?
6. Bagaimana perkembangan sosial?
7. Bagaimana perkembangan kesadaran beragama?
8. Bagaimana hubungan antara aspek perkembangan siswa dengan
pembelajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak usia sekolah
2. Untuk mengetahui perkembangan fisik-motorik
3. Untuk mengetahui perkembangan intelektual
4. Untuk mengetahui perkembangan bahasa
5. Untuk mengetahui perkembangan emosi
6. Untuk mengetahui perkembangan sosial
7. Untuk mengetahuiperkembangan kesadaran agama
8. Untuk mengetahui hubungan antara aspek siswa dengan dengan
pembelajaran

1|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas
tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan
khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak
usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6-12
tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga
(Supraptini, 2004). Anak usia sekolah biasa disebut anak usia pertengahan.
Periode usia tengah merupakan periode usia 6-12 tahun (Santrock, 2008).
Periode usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan umur yaitu tahap awal 6-7
tahun, tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra remaja 10-12 tahun (DeLaune &
Ladner, 2002; Potter & Perry, 2005). Kemampuan kemandirian anak dalam
periode ini di luar lingkungan rumah terutama di sekolah akan terasa semakin
besar. Beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya dan anak
sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada.
Rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri dalam menghadapi tugas sudah
mulai terwujud, sehingga ketika anak mengalami kegagalan sering kali
dijumpai reaksi seperti kemarahan dan kegelisahan (Hidayat, 2005)
Tidak seperti bayi dan anak usia pra-sekolah, anak-anak dalam usia
sekolah dinilai sudah mampu untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai sosial.
Anak usia sekolah menurut Erikson Wong (2009) berada dalam fase industri.
Anak mulai mengarahkan energi untuk meningkatkan pengetahuan dari
kemampuan yang ada (Santrock, 2008). Anak belajar berkompetisi dan bekerja
sama dari aturan yang diberikan. Anak mulai ingin bekerja untuk menghasilkan
sesuatu dengan mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan keterlibatan
dalam pekerjaan yang berguna secara sosial (Santrock, 2008; Wong, 2009).
Dalam fase ini, perkembangan anak membutuhkan peningkatan pemisahan dari
orang tua dan kemampuan menemukan penerimaan dalam kelompok yang
sebaya serta berperan dalam merundingkan masalah dan tantangan yang
berasal dari dunia luar (Nursalam, 2005).

B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah memiliki perubahan dari periode sebelumnya. Harapan
dan tuntutan baru dengan adanya lingkungan yang baru dengan masuk sekolah
dasar saat usia 6 atau 7 tahun (Hurlock, 2004). Anak usia sekolah mengalami
beberapa perubahan sampai akhir dari periode masa kanak-kanak dimana anak
mulai matang secara seksual pada usia 12 tahun (Hurlock, 2004; Santrock,
2008; Wong, 2009). Dalam tahap perkembangan anak di usia sekolah, anak
lebih banyak mengembangkan kemampuannya dalam interaksi sosial, belajar
tentang nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk

2|
mengambil bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih
khusus juga mulai muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri,
keterampilan serta belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya (Hidayat,
2005). Adapun beberapa tahap perkembangannya yaitu:

1. Perkembangan Fisik-Motorik
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik.
Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Fase
atau usia sekolah dasar (7-12) tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas
motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus
maupun kasar.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun
keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan belajar peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau
motorik anak yang sudah siap untuk menerima pelajaran keterampilan,
maka sekolah perlu memfasilitasi perkembangan motorik anak itu secara
fungsional. Upaya-upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan
fisik-motorik secara fungsional tersebut, diantaranya sebagai berikut:
a) Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi
perkembangan atau kehidupan anak seperti mengetik, menjahit,
merupa, atau kerajinan tangan lainnya.
b) Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para
siswa, yang sejenisnya disesuaikan dengan usia siswa
c) Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki
keahlian dalam bidang-bidang tersebut diatas.
d) Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyeleng-
garaan pelajaran tersebut
Menurut Hurlock (1978) pencapaian kemampuan-kemampuan
tersebut kemudian mengarah pada pembentukan keterampilan (skill).
Keterampilan yang dipelajari dengan baik akhirnya akan menimbulkan
kebiasaan. Perkembangan psikomotorik berhubungan erat dengan perilaku
individu. Pada aspek sosial, masa remaja adalah masa mencari jati diri.
Keterampilan sosial berkembang pada konteks remaja ketika ia
berinteraksi dengan orang lain terutama dengan teman sebayanya.
Percakapan mengenai topik-topik tertentu dalam pergaulan membantu
siswa melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang yang selanjutnya
mengembangkan cara berpikirnya. Sedangkan pada aspek moral dan
emosi, masa remaja adalah masa-masa yang sensitif dan reaktif bahkan

3|
ada yang cenderung temperamental. Kondisi ini diakibatkan oleh
lingkungan yang tidak baik.

2. Perkembangan Intelektual
Dalam pandangan Piaget, perkembangan kognitif pada hakekatnya
adalah perkembangan kemampuan penalaran logis. Baginya, berpikir
dalam proses kognitif tersebut lebih penting daripada sekedar mengerti.
Pada masa remaja, peserta didik mulai mengembangkan cara berpikirnya.
Peserta didik mulai berpikir secara hipotesis dalam menyelesaikan
masalah yaitu mencari sumber permasalahan, mengkaji dan mencari
alternative pemecahannya. Sistem persekolahan dan keadaan social
ekonomi mempengaruhi terjadinya perbedaan pada perkembangan
kognitif anak didik, demikian pula dengan budaya, sistem nilai, dan
harapan dalam masyarakat. Adapun karakteristik perkembangan
intelektual pada usia sekolah, yaitu:
Anak SD sudah mereaksi rangsangan intelektual/ melaksanakan
tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif (CALISTUNG).
Anak SD sudah mulai berpikir konkret dan rasional (AUD:
berpikirnya masih imajinatif/angan-angan saja/khayal).
Tanda-tanda anak SD berpikir konkret: mengelompokkan benda
berdasar ciri yg sama, menyusun/mengasosiasikan angka-angka
bilangan, dan memecahkan masalah sederhana.
Untuk mengembangkan daya kreativitasnya, maka perlu diberi
peluang bertanya/berpendapat.
Upaya sekolah untuk memfasilitasinya adalah menyelenggarakan
kegiatan kompetisi bagi siswa terkait perkembangan kognitif, misal:
cerdas-cermat, mengarang, menggambar, menulis puisi, dll.
Pengembangan intelektual siswa.
Mengasah ketajaman pancaindra untuk menerima masukan dari luar
(information gathering).
Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi.
Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation).
Mengabstraksi, restrukturalisasi, membuat ringkasan (integrating).
Menyimpulkan, menduga, elaborasi (generating).
Identifikasi ciri penting (analyzing).
Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan (organizing).
Mengingat dengan berbagai cara (remembering).

3. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat vital dalam perkembangan kognitif.
Konsep-konsep permasalahan yang dikaji akan lebih mudah dimengerti

4|
dengan bantuan bahasa. Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan atau
tulisan dengan mempergunakan tanda (coding), huruf (alphabetic),
bilangan (numerical atau digital), sinar atau cahaya yang dapat merupakan
kata-kata (word) atau kalimat (sentences). Mungkin pula berbentuk
gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik (gestures) dan mimic
serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnya.
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran
dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak
dengan meng-gunakan kata-kata, simbol, lambang, gambar, atau lukisan.
Melalui bahasa setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam
sekitar, ilmu penge-tahuan dan nilai-nilai moral atau agama.
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya
kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal
masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir
anak telah dapat menguasai sekitar 5000 kata. Dengan dikuasainya
keterampilan membaca dan berko-munikasi dengan orang lain, anak sudah
gemar membaca atau mendengar cerita yang bersifat kritis. Pada masa ini
tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan waktu dan
soal-akibat.
Di sekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan
diberikannya mata pelajaran bahasa indonesia (bahkan disekolah-sekolah
tertentu diberikan bahasa inggris). Dengan diberikannya pelajaran bahasa
disekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya
sebagai alat untuk:
a) Berkomunikasi secara baik dengan orang lain
b) Mengekspresikan pikiran,perasaan,sikap atau pendapatnya
c) Memahami isi dari setiap bahan bacaaan yang dibacanya.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan
berkomunikasi anak melalui tulisan, sebagai cara untuk mengekspresikan
perasaan, gagasan, atau pikirannya maka sebaiknya kepada anak
dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal yang
terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada
umumnya, seperti menyusun autobiografi, kehidupan keluarga, cara-cara
memelihara lingkungan, cita-cita, dan belajar untuk mencapai sukses.

4. Perkembangan Emosi
Pada usia sekolah (khususnya dikelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, 6) anak
mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah
diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai
belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.
Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan
latihan.

5|
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apalagi anak dikem-
bangkan dilingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka
perkembangan emosi anak cendrung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila
kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau
kurang kontrol maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil
atau tidak sehat.
Karakteristik emosi yang stabil/sehat
a) Menunjukkan wajah ceria
b) Mau bergaul dengan teman secara baik
c) Bergairah dalam belajar
d) Dapat berkonsentrasi dalam belajar
e) Bersikap menghargai orang lain & diri sendiri
Karakteristik emosi yang tidak stabil/tidak sehat
a) Menunjukkan wajah murung
b) Mudah tersinggung
c) Tidak mau bergaul dengan orang lain
d) Suka marah
e) Suka mengganggu teman
f) Tidak percaya diri
Upaya guru untuk menciptakan suasana belajar yg kondusif
a) Mengembangkan suasana kelas yg bebas dari ketegangan (sikap
ramah, tidak galak).
b) Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga
diri (guru menghargai pendapat siswa, karya siswa, tidak
mencemooh pekerjaan siswa/ tidak ada istilah anak emas/anak
tiri).
c) Memberikan nilai yg objektif.
d) Menciptakan kondisi kelas yg tertib, bersih, dan sehat.

5. Perkembangan Sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan
dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi
dan moral agama. Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh keluarga,
teman sebaya dan guru.
Perkembangan sosial pada anak usia SD ditandai adanya perluasan
hubungan (teman/ group).
Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri kepada
teman/lingkungannya.
Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan diri dengan
teman/lingkungan
Sekolah harus bisa memfasilitasi perkembangan sosial dengan cara
memberikan tugas-tugas kelompok (baik tugas fisik maupun
nonfisik).
Melalui tugas kelompok tanamkan sikap bekerja sama, saling
menghormati pendapat teman, tenggang rasa, dan bertanggung jawab.

6|
6. Perkembangan Kesadaran Beragama
Pada masa Sekolah kesadaran beragama ditandai dengan ciri:
Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai
pengertian.
Pandangan dan paham ketuhanan diperoleh secara rasional sesuai
logika.
Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan
kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
Pengenalan terhadap Tuhan sebaiknya ditonjolkan sifat Tuhan yg
Maha Pengasih, Maha Penyayang, bukan ditonjolkan sifat
menghukum dan mengazab
Sampai usia 10 tahun, kesadaran beragama anak hanya merupakan
hasil sosialisasi orang tua, guru, dan lingkungan.
Usia 10 tahun ke atas semakin bertambah kesadaran akan fungsi
agama baginya. Oleh karena itu, anak mulai menerima nilai agama
lebih tinggi dari nilai yang lainnya.
Periode usia SD merupakan masa pembentukan nilai agama.
Kualitas keagamaan anak dipengaruhi oleh proses pembentukan &
pendidikan yg diterimanya.
Pendidikan agama di SD menjadi perhatian semua kalangan. Semua
guru wajib memberikan teladan.
Pendidikan agama di SD merupakan dasar bagi pembinaan sikap
positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak
anak.

Upaya memfasilitasi perkembangan agama anak


Dalam kaitannya pemberian materi agama kepada anak, di samping
mengembangkan pemahaman juga perlu pelatihan/pembiasaan yg
menyangkut ibadah dan akhlak.
Contoh: TK membaca iqrok, SD membaca Al-Quran
TK hafalan surat pendek, SD melanjutkan
TK sebatas materi shalat, SD dengan artinya
Perlu pembiasaan ibadah sosial yang menyangkut akhlak terhadap
sesama (hormat orang tua, menolong orang yg memerlukan,
menyayangi fakir miskin, memelihara kebersihan, jujur, dan amanah.
Diperkenalkannya hukum agama (halal-haram, wajib-sunah).

C. Hubungan Antara Aspek Perkembangan Siswa Dengan Pembelajaran


1. Hubungan Perkembangan Fisik-Motorik dengan Pembelajaran
Perkembangan motorik sangat berpengaruh terhadap proses belajar-
mengajar. Perkembangan fisik yang normal adalah salah satu faktor
penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan,
maupun keterampilan.
Pada masa usia dasar, kematangan perkembangan motorik ini pada
umumnya telah dicapai, oleh karena itu mereka sudah siap menerima
pelajaran keterampilan. Untuk memfasilitasi perkembangan motorik atau

7|
keterampilan ini, maka sekolah perlu menyiapkan guru khusus di bidang
keterampilan.

2. Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Pembelajaran


Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi
dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola
pikir atau daya nalarnya. Kepada siswa sudah dapat diberikan dasar-dasar
keilmuan seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa,
pihak sekolah dalam hal ini guru-guru sebaiknya memberikan kesempatan
pada siswanya untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar
atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang dibacanya atau yang telah
dijelaskan oleh guru. Untuk mengembangkan kemampuan intelektual atau
keterampilan berpikir siswa, baik sekali apabila guru merujuk pada
pendapat Jones et.al yaitu tentang core thinking skills antara lain sebagai
berikut:
a) Mengasah ketajaman panca indra untuk menerima masukan informasi
dari luar
b) Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi
c) Mengevaluasi, melakukan penilaian
d) Mengabstraksi, restrukturisasi, membuat ringkasan
e) Menyimpulkan, menduga, elaborasi. Berkaitan dengan produk
hafalan, diupayakan agar anak dapat melakukan penyimpulan
f) Mengidentifikasi ciri penting
g) Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan
h) Mengingat, dengan strategi antara lain pengulangan, memberi makna,
membuat catatan, melakukan asosiasi pengalaman sehari-hari.

3. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Pembelajaran


Pembelajaran bahasa disekolah sengaja untuk menambah
pengetahuan kata-katanya, mengejar dan menyusun struktur kalimat,
peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali
pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan
mempergunakannya untuk:
1) Berkomunikasi dengan orang lain
2) Menyatakan isi hatinya (perasaannya)
3) Memahami keterangan (informasi yang diterima)
4) Berpikir (menyatakan pendapat atau gagasannya)
5) Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan
keyakinan.

8|
4. Hubungan Perkembangan Sosial dengan Pembelajaran
Berkat diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan
diri dengan kelompok teman sebayanya atau dengan lingkungan masya-
rakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkem-
bangan sosial ini dapat dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelom-
pok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun yang membutuhkan
fikiran

5. Hubungan Perkembangan Emosi dengan Pembelajaran


Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif akan
memengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap
aktivitas belajar seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku-
buku, aktif dalam berdiskusi dan lain sebagainya.
Mengingat hal tersebut, sebaiknya guru mempunyai kepedulian untuk
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, atau kondusif bagi
terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif serta mempunyai
kepedulian untuk membantu memecahkan masalah yang dialami peserta
didik.

6. Hubungan Perkembangan Keagamaan dengan Pembelajaran


Disamping pemberian materi agama kepada anak, guru juga harus
membiasakan latihan keagamaan yang menyangkut ibadah dan akhlak.
Disamping pemberian materi ibadah, perlu juga dibiasakan melaksanakan
ibadah sosial, yaitu menyangkut akhlak terhadap sesama manusia. Yang
ketiga perlu pula diajarkan tentang hukum-hukum agama contohnya halal-
haramnya sesuatu dan wajib-sunnah yang menyangkut ibadah.

9|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas
tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan
khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak
usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6-12
tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga. Periode
usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan umur yaitu tahap awal 6-7 tahun,
tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra-remaja 10-12 tahun.
Ada beberapa tahap perkembangan yaitu:
1. Perkembangan Fisik Motorik
2. Perkembangan Intelektual
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan Emosi
5. Perkembangan sosial
6. Perkembangan kesadaran Beraagama

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun bahasanya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.

10 |
DAFTAR PUSTAKA
Surakhmad, Prof.Dr. Winarno M.Sc,Ed, Psikologi Perkembangan, PT. Karya
Unipress, Jakarta: 1980

Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, CV Sinar Baru, Bandung:


1990

http://profesormakalah.blogspot.co.id/2015/01/karakteristik-perkembangan-anak-
usia.html, diakses pada tanggal 27 September 2016 pukul 15:48 WIB.

http://remajasampit.blogspot.co.id/2012/02/karakteristik-perkembangan-usia-
sekolah.html, diakses pada tanggal 1 Oktober 2016 pukul 20:17 WIB.

iii |

Anda mungkin juga menyukai