Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan persamaan. Pertukaran tersebut dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa seperti : isyarat , ungkapan emosional , berbicara atau bahasa tulisan , tetapi dilakukan dengan melalui bicara. Komunikasi dapat berbentuk verbal , non verbal dan abstrak. Komunikasi verbal seperti, ekspresi vokal dalam bentuk tertawa, merintih, berteriak atau menangis. Komunikasi nonverbal yang sering disebut sebagai bahasa tubuh, seperti isyarat, gerak gerik, lenggang lenggok, ekspresi wajah, postur tubuh dan reaksi terhadap sesuatu, sedangkan komunikasi abstrak seperti permainan, ekspresi artistik (seni) , simbol , photo grafi dan cara memilih pakaian. Hanya karena komunikasi abstrak memungkinkan menggunakan penguasaan dan pengontrolan kesadaran melebihi komunikasi verbal, maka komunikasi abstrak kurang dapat dipercaya untuk menunjukkan perasaan yang sebenarnya, Khususnya dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Komunikasi nonverbal merupakan kata yang popular saat ini. Melalui gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan volume bicara, bahkan keheningan pesan dapat disampaikan. Sehingga dibutuhkan kemampuan mengendalikan dan menyampaikan komunikasi secara verbal dan non verbal. Komunikasi non verbal, bersifat bahasa dan pesan-pesan disampaikan dalam bentuk non verbal. Sifat-sifat bahasa ini termasuk pola nada suara, jeda ( tenggang waktu ), intonasi, kecepatan, volume, dan tekanan dalam berbicara ( Cassell, 1980 ). Komunikasi nonverbal begitu

kompleks sehingga diperlukan pengetahuan untuk membaca gerak-gerik, sosok tubuh atau ekspresi wajah, bahkan melalui status atau kekuasaan. Dalam komunikasi non verbal terdapat tujuan-tujuan. Ada tiga tujuan mengenai fungsi komunikasi nonverbal. Pertama, meningkatkan pemahaman mengenai sifat dan fungsi komunikasi nonverbal. Kedua, meningkatkan pemahaman terhadap diri sendir maupun orang lain sebagai komunikator non verbal. Ketiga, meningkatkan kemampuan

berkomunikasi secara efektif sebagai pengirim dan penerima pesan-pesan nonverbal. Untuk itu makalah ini dibuat agar membantu kita mencapai tujuan-tujuan tersebut. Anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain, anak akan membutuhkan orang lain sebagai tempat untuk mendapatkan afeksi serta memberikan afeksi, kebutuhan kebutuhan tersebut akan terpenuhi apabila anak dapat berprilaku sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, sehingga dapat diterima oleh lingkungan. Salah satu syarat yang dapat diterima oleh lingkungan adalah kepercayaan diri dalam diri anak itu, dimana kematangan sosial adalah salah satu tugas perkembangan seseorang yang terlihat adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri secara wajar dalam kelompok atau lingkungan sosial yang berbeda. Berbicara tentang lambat dengan nada yang mantap dan menjeda pada saat yang dapat menimbulkan kesan berwibawa. Terutama pada anak-anak, mereka akan memberi respon dengan perhatian terhadap seseorang yang berbicara lambat, tenang dan dengan suara yang mantap. Perilaku setuju seringkali berupa : menganggukan kepala, menggunakan kontak mata langsung dan minta ulang. Sedang perilaku tidak setuju, berupa : mengetuk-ngetuk jari / tangan / kaki, berpaling dan berbicara, mungkin dari kontak mata atau memotong pembicaraan. Menentukan tata cara berkomunikasi Salah satu bagian dari keberhasialan dalam wawancara adalah tergantung pada keadaan fisik dan psikologis si pewancara itu sendiri. Perkenalan yang tepat, penjelasan peranan,

menerangkan alasan wawancara serta menjamin kebebasan dan rahasia. 1. Komunikasi dengan keluarga Komunikasi dengan keluarga merupakan proses segi tiga antara perawat orang tua dan anak. Walaupun orang tua merupakan fokus penting dalam berkomunikasi segi tiga. Saudara kandung, sanak keluraga lainnya dan pengasuhnya juga merupakan bagian dari proses komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bahasa non verbal? 2. Bagaimana cara mempelajari bahasa non verbal? 3. Apa saja macam- macam bahasa non verbal pada anak? 4. Apa saja manfaat bahasa non verbal pada anak? 5. Bagaimana pengaruh penggunaan bahasa non verbal pada anak?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu bahasa non verbal 2. Untuk mengetahui bagaimana cara mempelajari bahasa non verbal 3. Untuk mengetahui apa saja bahasa non verbal yang biasa digunakan oleh anak 4. Untuk mengetahui apa manfaat bahasa non verbal pada anak 5. Untuk mengetahui apa saja pengaruh bahasa non verbal pada anak

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Non Verbal


Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.1 Klasifikasi pesan nonverbal: Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut: Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna:

kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator
1

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya,hlm 40

memandang objek penelitiannya baik atau buruk; b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan intensitas

keterlibatan dalam situasi situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah: a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif; b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah; c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal
5

yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

B. Teori Perkembangan anak


Teori perkembangan Piaget Rata-rata anak tumbuh 2,5 inchi dalam tinggi dan tambah berat antara 5 hingga 7 pon setahun pada masa awal anak. Ketika anak usia prasekolah bertumbuh maikn besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa awal anak-anak ialah perkembangan otak dan system syaraf yang ber kelanjutan. Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat daripada bagian tubuh yang lain. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syarat yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Anak prasekolah tidak perlu lagi melakukan suatu upaya hanya untuk sekedar berdiri tegak dan bergerak ke sekitar. Ketika anak menggerakan kaki mereka dengan lebih percaya diri dan membawa diri

mereka ke tujuan yang lebih khusus, proses bergerak ke sekitar di dalam lingkungannya lebih otomatis.2 Keterampilan motorik kasar pada usia 3 tahun, anak-anak masih suka akan gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat dan berlari kesana-kemari. Sedangkan keterampilan motorik halus pada usia 3 tahun, anak-anak masih timbul dari kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda, secara menengejutkan dapat membangun menara tinggi yang terbuat dari balok. Dunia kognitif anak masa prasekolah ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Selama tahap perkembangan sensiomotorik Piaget, anak mengembangkan kemampuan untuk menorganisasikan dan

mengkoordinasikan sensasi dan persepsi dengan gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam tahap praoperasional, konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk. Pemikiran

praoperasional tidak lain dari masa tunggu yang longgar bagi pemikiran operasional konkret, walaupun label praoperasional menekankan bahwa anak pada tahap ini belum berfikir secara operasional. Tahap pemikiran praoperasional Piaget; Subtahap fungsi simbolis Merupakan subtahap pertama pemikiran praopersional yang terjadi kira-kira antara usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.

Santrock, John W, Life Span Development, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm 225

Egosentrisme Merupakan suatu ciri pemikiran praoperasional yang menonjol. Egosentrisme ialah ketidakmampuan untuk membedakan antara persfektif seseorang dengan persfektif orang lain. Animisme Merupakan bentuk lain dari pemikiran operasional, keyakinan bahwa objek yang tidak bergerak memiliki kualitas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Subtahap pemikiran intuitif Merupakan subtahap kedua pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 4 hingga 7 tahun. Pada subtahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban atas semua pertanyaannya. Pemahaman anak-anak berusia muda kadang-kadang melampaui kemampuan bericara mereka. Seorang anak berusia 3 tahun yang tertawa gembira ketika angin musim panas yang keras menerpa rambut dan menggelitik kulitnya berkomentar angin membelitku. Dari sudut anak kecil pernyataan tersebut tidak salah. Mereka menggunakan cara anak kecil dalam merasakan dan memahami dunia mereka pada masa perkembangannya. Ketika anak bergerak melampaui pengucapan dua kata, ada bukti yang kuat bahwa mereka mengetahui aturan-aturan morfologi. Anak mulai menggunakan kata-kata majemuk dalam bentuk possessive benda, menaruh akhiran kata kerja, akhiran yang tepat pada kata dan menggunakan proposisi. Bukti yang sama bahwa anak belajar dan secara aktif menggunakan aturan bias ditemukan pada level sintaks.

Teori Perkembangan Vygotsky Dalam pandangan Vygotsky, struktur mental atau kognitif anak terbentuk dari hubungan di antara fungsi-fungsi mental. Hubungan antara bahasa dan pemikiran di yakini sangat penting dalam kaitan ini (Langer, 1969; Vygotsky, 1962). Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pemikiran pada mulanya berkembang sendiri-sendiri, tetapi akhirnya menyatu. Ada dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa yaitu: 1) Semua fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau social. Anak-anak harus menggunakan bahasa dan

mengkomunikasikannya kepada orang lain sebelum mereka berfokus ke dalam proses-proses mental mereka sendiri. 2) Anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal dan

menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan berbicara secara eksternal ke internal berlangsung. Teori Vygotsky menantang gagasan-gagasan Piaget tentang bahasa dan pemikiran. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa, bahkan dalam bentuknya yang paling awal adalah berbasis social, sementara Piaget menekankan pada percakapan anak-anak bersifat egosentrisme dan berorientasi nonsosial. Anak-anak berbicara kepada diri mereka untuk mengatur perilakunya dan untuk mengarahkan diri mereka (Duchan, 1991). Sebaliknya, Piaget menekankan bahwa percakapan anak kecil yang egosentrisme mencerminkan ketidakmatangan social dan kognitif mereka.3

Santrock, John W, Life Span Development, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm 241

C. Komunikasi Pada Anak Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu

memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.

A. Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang

1. Usia Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti baba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non

10

verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.

2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.

Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan

11

dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.

3. Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

B. Cara komunikasi dengan anak

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau

12

tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

2. Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.

3. Memfasilitasi

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak.

13

4. Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

6. Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi

ini sangat

penting dalam

menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.

7. Penggunaan skala

Penggunaan

skala

atau

peringkat

ini

digunakan

dalam

mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.

14

8. Menulis

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.

9. Menggambar

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.

10. Bermain Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.

D.

Penguasaan Bahasa Tubuh Yang Baik Pada Anak


Terkadang seorang Ibu seringkali lebih fokus mengajari anaknya yang masih balita berbicara. Baik mengenal nama atau menyebutkan nama benda. Mengajarkan berbicara memang penting untuk dilakukan tetapi mengajarkan bahasa tubuh juga tidak kalah penting.

Misalnya, gerakan menunjuk, cium jauh atau melambaikan tangan. Dengan begitu ia bisa mengetahui banyak bahasa tubuh yang kita lakukan. Sebuah penelitian mengungkapkan anak berusia 14 bulan yang mengetahui banyak bahasa tubuh akan memiliki banyak perbendaharaan
15

kata dan lebih siap masuk ke sekolah taman kanak-kanak (TK).

Jika kita melihat seorang anak balita yang mengacungkan tangan, hal itu menggambarkan bahwa ia sudah mengerti cara berkomunikasi dengan baik. Berkomunikasi itu tidak selalu berbicara dan bahasa tubuh itu lebih baik. Bahasa tubuh juga merupakan isyarat penting dalam kemampuan balita terhadap pembentukan kalimat. Anak akan belajar mengkombinasi satu kata ditambah dengan gerakan sebagai kata kedua.

Peneliti dari Universitas Chicago, AS, mengungkapkan pengajaran gerak tubuh ini memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Kunci dari banyaknya perbendaharaan kata yang dimiliki anak adalah bagaimana orang tua mereka berbicara atau mengajarkan bahasa tubuh saat masih anak masih kecil.

Untuk membuktikannya, dua orang peneliti psikologi, Susan GoldinMeadow dan Meredith Rowe, mengunjungi 50 rumah di daerah Chicago. Mereka mengambil sampel keluarga yang berasal dari berbagai tingkatan ekonomi dan memiliki anak berusia 14 bulan. Mereka merekam dalam video selama 90 menit, dan menghitung seberapa banyak orang tua mengajarkan bahasa tubuh dan berbicara. Para peneliti juga menghitung jika si anak melakukan gerakan spesifik.

Hal itu bukan berupa bahasa bayi, dan orang tua tidak harus secara formal mengajarkan anak mereka. Sebagai gantinya, orang tua sering melakukan gerakan tubuh untuk menunjuk sesuatu atau mengilustrasikan konsep.

Peneliti juga menemukan perbedaan jumlah perbendaharaan antara anak yang berasal dari keluarga mampu dan kekurangan. Keluarga yang

16

berpenghasilan tinggi lebih sering menunjukkan bahasa tubuh, dan sang anak rata-rata mengetahui 25 arti dari bahasa tubuh itu selama 90 menit bercengkrama bersama. Sedangkan anak yang berasal dari keluarga tidak mampu hanya mengerti rata-rata 13 bahasa tubuh.

"Sebenarnya, bukan jaminan orang tua yang berpenghasilan tinggi lebih banyak menggunakan bahasa tubuh," kata Peggy McCardle, salah satu staf di National Institute of Child Health and Human Development, Amerika.

"Dengan lebih banyak variasi gerakan tubuh yang dilakukan akan memunculkan lebih banyak makna. Dan, hal itu membuat anak-anak mengerti dan belajar dengan sendirinya," ujar McCardle.

E. Cara Mempelajari Bahasa Tubuh pada Anak

A. Pemahaman tentang bahasa tubuh


Pemahaman tentang bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal, pertama kali di tulis oleh Charles Darwin pada 1872 dalam buku The Expresion of Emoticon in Men and Animals. Pada saat itu, masih amat jarang dilakukan sebuah penelitian tentang bahasa tubuh. Baru pada 1960an, hasil penelitian mulai gencar dipublikasikan oleh L.A. Camras, L. Lambrecht, dan G. F. Michel. Puncaknya pada tahun 1970, Julius Fast menerbitkan buku tentang bahsa tubuh merupakan rangkuman hasil penelitian beberapa ahli komunikasi nonverbal kala itu. Sejak saat itu, penelitian tentang body language berkembang pesat. Mempelajari bahasa tubuh tidaklah sulit. Kita hanya dituntut untuk lebih peka dalam melihat perubahan tubuh seorang ketika itu mendapat masukan atau stimulus, baik dari dalam maupun dari luar

tubuhnya.Perubahan emosi seseorang akan terlihat dengan sangat jelas dari perubahan posisi dan gerak tubuhnya. Perubahan mimik muka, cara duduk, serta perubahan- perubahan lainnya, hampir tidak dapat dimanipulasi.
17

Dalam mempelajari bahasa tubuh kita tetap harus ekstra waspada. Jika kita sudah yakin dengan analisis kita, bisa jadi analisis tersebut salah. Hali ini bisa saja disebabkan oleh kebiasaan ataupunbudaya yang berlaku ditempat tersebut.

B. Bahasa Tubuh bayi atau anak Sehari- hari Bahasa Tubuh Bayi untuk Mengetahui Keinginannya
Bayi yang berusia beberapa bulan memang belum bisa berbicara, sehingga salah satu komunikasinya hanya melalui tangisan dan bahasa tubuh. Tapi orangtua bisa mempelajari bahasa tubuh si bayi untuk mengetahui keinginannya. Bayi memang memiliki cara berkomunikasi yang unik dengan orangtua atau orang-orang disekitarnya.

Orangtua bisa mempelajari bahasa tubuh dari si mungil, yaitu:

Menendang kakinya Kondisi ini berarti bayi terkesima atau tertarik dengan sesuatu, misalnya ketika ia melihat sesuatu yang menakjubkan atau mecipratkan air di bak mandinya.

Memalingkan mukanya Kondisi ini bisa berarti bayi membutuhkan sedikit waktu untuk mengetahui apa yang terjadi, terutama sesuatu yang dilihatnya. Atau bisa juga bayi membutuhkan waktu untuk ruang pribadinya.

Mengucek atau menutup matanya Kondisi ini bisa berarti ia berusaha untuk bermain ciluk ba atau permainan lain untuk memikat orang lain. Hal lainnya adalah bayi bersiap untuk pergi tidur ketika ia sudah merasa lelah.

18

Memilin-milin rambutnya Kondisi ini bisa berarti ia sedang berusaha membuat dirinya merasa lebih baik. Selain itu melakukan gerakan berulang juga bisa berarti untuk menutupi rasa gugupnya, seperti karena ada pengasuh baru atau dilingkungan baru yang terlalu bising untuknya.

Meregangkan lengan atau tangannya Kondisi ini berarti bayi dalam suasana hati yang baik, santai dan bersiap untuk melihat sekelilingnya, tapi sebaiknya tetap perhatikan ekspresi wajahnya.

Bayi melengkungkan punggungnya Kondisi ini bisa berarti ia sedang marah, rewel, kesal dengan suatu hal atau mengalami sakit yang belum bisa diungkapkannya.

Menarik-narik telinganya Kondisi ini berarti ia mengalami kesulitan dalam melakukan sesuatu, misalnya sebagai tanda susunya terlalu panas, perutnya kembung atau ia perlu bersendawa. Arti lainnya adalah ia merasa tidak nyaman akibat sakit seperti infeksi telinga, sakit tenggorokan atau gangguan di hidungnya.

Bahasa Tubuh Anak Berbohong Hampir setiap orang pernah berbohong, termasuk seorang anak, baik disadari maupun tidak, baik direncanakan ataupun

spontan.Sebenarnya tidaklah sulit untuk mengetahui apakah seorang anak berbohong atau tidak. Bahaha tubuh, secara spontan dan sering tidak disadari, akan membeberkan kebohongan tersebut. Hal ini terjadi karena seorang anak yang sedang berbohong lebih mementingkan ucapannya dari pada yang apa terjadi pada tubuhnya.

19

Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar komunikasi nonverbal, terdapat persamaan hasil tentang tanda- tanda orang yang berbohong. Tanda- tanda tersebut bersifat universal dan sangat sulit untuk dimanipulasi. Artinya, kasusnya hampir sama untuk semua orang dibelahan bumi manapun. Namun, ada beberapa pengecualian, bergantung dari budaya yang melingkupinya. Salah satu cara untuk mengekang kebiasaan berbohong pada anak adalah untuk melihat tanda-tanda ketika ia berbohong. Namanya juga anak anak, ketika mulai belajar berbohong, walaupun bagaimana rapinya mereka menutupi kebohongannya, ia bukanlah profesional. Karena pada dasarnya mereka masih polos. Anak-anak bisa menjadi pembohong yang baik dan licik seperti orang dewasa, tapi seorang ibu atau ayah pasti dapat merubahnya sebelum menjadi kebiasaan sampai tua. Berikut adalah tandatanda anak Anda berbohong:

Pandangan

terbatas

atau

menghindari

kontak

mata

Ketika anak-anak terjebak dalam kebohongan, mereka sering membuang pandangan dan melakukan sedikit kontak mata dengan Anda. Mereka mungkin juga menatap jauh sambil menghindari mencoba tersenyum untuk mengacaukan fokus anda anak cerita yang ia sampaikan.

Posisi Tubuh Cara di mana anak-anak memposisikan tubuh mereka tidak seperti biasanya. Mereka mungkin duduk tegak sambil berbicara, menyilangkan tangan mereka atau tiba-tiba melakukan gerak tubuh kikuk ketika mereka gugup dan sedang menipu.

Meremas-remas Tangan Gelisah dan meremas-remas tangan dapat menunjukkan bahwa anak Anda

20

berbohong. Gerakan ini dikatakan untuk mengekspresikan rasa bersalah dan keprihatinan, mereka bersalah karena berbohong dan khawatir tentang hukuman yang akan mereka terima. Anak-anak dapat juga

menyembunyikan tangan di belakang punggung mereka atau menduduki tangannya.

Menggaruk Telinga Kecuali anak Anda memiliki kondisi telinga gatal, tiba-tiba menggaruk telinga ketika menjawab pertanyaan adalah tanda bahwa anak Anda mungkin telah berbohong. Selain dari menggaruk, ada beberapa anak yang telinganya merah ketika mereka malu atau gugup saat berbohong.

Menyentuh dan menggaruk Kepala Anak-anak dapat menyentuh kepala mereka dan mengacaukan rambut mereka ketika berbohong. Beberapa orang berpikir mereka akan terlihat bingung atau bersalah dengan menggaruk kepala mereka, tapi biasanya reaksinya tanpa sadar.

Berkedip berlebihan atau Tidak Berkedip Berkedip terlalu banyak atau tidak sama sekali dapat menunjukkan seorang anak berbohong. Mereka dapat berkedip berlebihan dari saraf atau tidak sama sekali karena mereka sangat berkonsentrasi membayangkan kebohongan.

Menjilat atau Menggigit Bibir Dalam upaya untuk tidak bicara terlalu banyak, anak-anak dapat menjilat atau menggigit bibir mereka saat berbicara kepada Anda. Dan ketika mereka tidak sengaja mengatakan kebenaran, gerakan tangan anak-anak refleks menutup mulut mereka.

Pengulangan

21

Anak mungkin mengulang beberapa kali sehingga Anda akan percaya bahwa mereka benar-benar tidak memukul adik mereka. Permohonan mereka bisa meyakinkan, tetapi mereka mungkin berbohong. Kadangkadang anak-anak akan meniru Anda atau mengulangi apa yang Anda katakan.

Berbicara terlalu banyak Ketika mereka terjebak dalam kebohongan mereka dapat bertindak luar biasa bersemangat dan terlalu banyak bicara. Sebagai upaya agar kebohongannya dipercaya.

Mengubah Nada suara mereka Ketika anak-anak diperintahkan untuk mengatakan kebenaran, mereka memilih untuk berbicara perlahan dan diam-diam sambil. Perubahan nada atau tempo bicara mereka mungkin menunjukkan mereka berbohong kepada Anda.

F. Pengaruh Perkembangan Anak Terhadap Komunikasi Non Verbal


Komunikasi merupakan satu-satunya cara untuk menyampaikan sebuah pesan yang akan disampaikan. Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi. Dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasi akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia. Metode, fasilitas dan perangkatnya pun sudah berkembang maju

22

sedemikian modernnya sehingga sekarang dunia seakan tidak ada batas lagi, manusia dapat berhubungan satu-sama lain dengan begitu mudah dan cepatnya. Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan. Komunikasi non verbal merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal yaitu penggunaan expresi wajah marah ataupun bahagia tanpa menggunakan kata-kata. Salah satu bentuk komunikasi yang banyak berpengaruh terhadap efektifitas pembicaraan adalah komunikasi non-verbal (tanpa kata). Adakalanya komunikasi seseorang kurang memahami makna dan pengaruh

non-verbal

terhadap

suksesnya

pembicaraan.

Komunikasi Antar Manusia, atau seringkali dalam beberapa literatur disebut Human Communication, merupakan kegiatan penyampaian informasi, berita, pesan, atau amanah dari seseorang kepada orang lain dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan itu dapat diterima, dimengerti, diikuti dan diaplikasikan, bahkan menjadi milik bersama antara sumber dan penerima. Kegiatan komunikasi dilaksanakan dengan menggunakan lambang atau kode. Kode yang sebagian besar digunakan dalam komunikasi adalah kode yang diucapkan atau ditulis (kode yang berhubungan dengan penggunaan kata-kata). Tetapi sesungguhnya masih ada kode lain yang sangat penting peranannya dalam komunikasi, yaitu kode non-verbal, atau kode tanpa kata.

23

Sewaktu kita mengadakan pembicaraan dengan seseorang, cara yang terbaik yang dapat kita perbuat, ialah mencoba membangkitkan dengan perantaraan lambang-lambang lisan atau visual, dengan arti atau makna serta pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki oleh pendengar atau penerima. Hanya bunyi dan tanda-tanda yang dapat kita sampaikan. Karena setiap orang mempunyai suatu perbendaharaan tanda-tanda dan bunyi yang berlain-lainan, maka dengan mudah dapat kita pahami, bahwa tidak mungkin ada dua orang yang mempunyai arti-arti yang sama atau serupa betul. Karena itu, apa yang dikeluarkan atau disampaikan seseorang sebagai suatu komunikasi, mungkin sekali sedikit berlainan, malah kadang-kadang jauh menyimpang bagi orang yang mendengarkan atau menerimanya. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh seseorang komunikator demi suksesnya komunikasi. Disini penulis akan meneliti tentang bentuk komunikasi non verbal yang digunakan atau sering diterapakan pada anak tunarungu. Meskipun anak tunarungu tidak dapat mendengar dan berbicara akan tetapi mereka mempunyai symbol untuk mengutarakan isi hatinya atau untuk menyampaikan pesan kepada orang lain dengan bahasa tubuhnya sendiri.

G. Manfaat Komunikasi Non Verbal Pada Perkembangan Anak Fungsi pesan nonverbal:
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal: 1) Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.

24

2) Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala. 3) Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda memuji prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata Hebat, kau memang hebat. 4) Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. 5) Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau

menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja. Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal

Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal sangat signifikan. Yaitu: a) Factor-faktor komunikasi nonverbal sangat menentukan kita makna dalam atau

interpersonal.

Ketika

mengobrol

berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banya membaca pikiran kita lewat petunjukpetunjuk nonverbal. b) Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal. c) Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. d) Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan
25

yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi. e) Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal. f) Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).

BAB III PENUTUP

26

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesanpesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Tidak hanya orang dewasa saja, namun anak- anak pun juga mengenal apa itu bahasa non verbal, juga mempraktekannya dalam kehidupan sehari- hari. Terkadang anak menggunakan bahasa non verbal apabila ia tidak bisa menyampaikan keinginannya atau sulitnya menyampaikan keinginannya karena alasan malu. Bahasa tubuh pada anak dapat membantu kita menafsirkan apa yang anak ingin sampaikan, bahkan kita dapat mengetahui apakah seorang anak berkata jujur atau tidak dari bahasa tubuhnya. Komunikasi nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan komunikasi verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.

DAFTAR PUSTAKA

27

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Djoko M.B.A. Komunikasi Bisnis, Jakarta: Erlangga, 2006. Eka Putra, Dianata. Membaca Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh, Bandung: Kaifa, 2009. http://id.shvoong.com/social-sciences/2152781-komunikasi-non-verbal-dalamkomunikasi/#ixzz1tLZwW8YH (Diakses tanggal 30 April 2012) http://seputarduniaanak.blogspot.com/2010/09/tanda-tanda-anak-berbohong.html (Diakses tanggal 05 Mei 2012) http://www.unicef.org/indonesia/id/14_Modul_13_Bahasa_Tubuh_dan_Intonasi.p df (Diakases tanggal 07 Mei 2012) http://maulidahabsyi.blogspot.com/2010/05/menyimak-bahasa-tubuh-anak.html (Diakses tanggal 07 Mei 2012)

28

Anda mungkin juga menyukai