Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Teori Praktik Pemahaman Individu Teknik Non Test

“Home Visit”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Dosen pengampu: Rizal Adicita M,Pd

Disusun Oleh:

Dhimas Ulya Rahman Pamungkas

(2101000083)

SEMESTER III
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN TEGAL
(STKIP NU KABUPATEN TEGAL)
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji kehadirat Allah SWT,


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Home Visit” guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah dasar-dasar bimbingan konseling. Sholawat serta salam
tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Rizal Adicita M,Pd selaku
dosen pengampu yang telah mengarahkan kami dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki,
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Slawi, 31 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan......................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Dan Manfaat....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Home Visit.................................................................................3


B. Tujuan Home Visit.......................................................................................4
C. Komponen Home Visit................................................................................4
D. Teknik Home Visit.......................................................................................5
E. Pelaksanaan Kegiatan Home Visit...............................................................6
F. Esensi Home Visit......................................................................................10
G. Menganalisis Hasil Home Visit.................................................................11
H. Administrasi Home Visit...........................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Home visit atau kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung bimbingan


dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan
ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan keluarga lain. 1 Menurut
Prayitno kunjungan rumah atau home visit bisa bermakna upaya mendeteksi
kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau klien yang
menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan bimbingan
dan konseling.2

Guru memiliki peranan yang penting dalam membentuk watak dan


karakter individu siswa. Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan kunjungan
rumah (home visit) sangat erat hubungannya dengan manajemen bimbingan dan
konseling di sekolah erat kaitannya dengan tingkat pemahaman dan penguasaan
guru dalam penyelenggaraan layanan kunjungan rumah secara asal-asalan, tidak
dibangun di atas landasan yang memiliki manajemen yang baik (Yusri, 2013).

Keberadaan home visit semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan yang


berperan dalam mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa
dalam proses belajar. Adanya home visit di sekolah akan memberi dampak baik
secara langsung maupun tidak langsung yang akhirnya akan kembali pada
keberhasilan pendidikan. Home visit ini dibimbing sesuai dengan perkembangan
sikap dan proses pembelajaran sesuai dengan tingkat dan situasi kehidupan
psikologi siswa, karena anak pada saat menderita kesulitan sangat peka terhadap
pengaruh kejiwaan dari pribadi penolongnya, termasuk dalam hal motivasi
(Arifin, 1995 dalam Hidayati dan Sri, 2012).

B. Rumusan Masalah
1
Dewa Ketut Sukardi. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
11.
2
Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), 228

1
Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:

A. Pengertian Home Visit


B. Tujuan Home Visit
C. Komponen Home Visit
D. Teknik Home Visit
E. Pelaksanaan Kegiatan Home Visit
F. Esensi Home Visit
G. Menganalisis Hasil Home Visit
H. Administrasi Home Visit
C. Tujuan Dan Manfaat
A. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengertian home visit
B. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tujuan home visit
C. Mahasiswa diharapkan dapat memahami komponen home visit
D. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui teknik home visit
E. Mahasiswa diharapkan dapat memahami pelaksanaan kegiatan home visit
F. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui esensi home visi
G. Mahasiswa diharapkan dapat memahami menganalisis hasil home visit
H. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahi administrasi home visit

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Home Visit
Home Visit (kunjungan rumah) merupakan upaya untuk mendeteksi yaitu
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa
(klien atau konseli) melalui kunjungan ke rumahnya 3 Jadi, home visit atau
kunjungan rumah dapat penulis simpulkan, suatu kunjungan rumah untuk
memperoleh informasi secara lebih detail dan kongkrit dengan bantuan informasi
dari orang tua atau kelurga terdekat di rumahnya. Home visit atau kunjungan
rumah adalah kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua atau
keluarganya.4 Maka, home visit atau kunjungan rumah untuk memperoleh data
dan informasi dari orang tua dan kelurganya melalui pertemuan dengan guru BK
dalam menutaskan permasalahan peserta didik. Menurut Prayitno home visit dapat
bermakna upaya mendeteksi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan
individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab konselor dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa home
visit merupakan salah satu teknik pengumpulan data klien yang dilakukan oleh
konselor dengan cara mengunjungi tempat tinggal klien, yang tujuannya untuk
memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalahan klien
sehingga home visit yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang
berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan
klien. Data atau keterangan meliputi :
1) Kondisi rumah tangga dan orang tua.
2) Fasilitas belajar yang ada dirumah.
3) Hubungan antar anggota keluarga.
4) Sikap dan kebiasaan anak di rumah.

3
Sukardi, Ketut, op. cit, hlm. 91.
4
Febriana, op. cit, hlm. 23.

3
5) Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak
dan pengentasan masalah anak.
B. Tujuan home visit
Tujuan home visit dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan umum
Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang
lebih lengkap dan akurat tentang klien berkenaan dengan masalah yang
dihadapinya, serta digalangkannya komitmen orang tua dan anggota keluarga
lainnya dalam rangka penanggulangan masalah klien.
2) Tujuan khusus
Secara khusus tujuan kunjungan rumah berkenaan dengan fungsi-fungsi
bimbingan. Misalnya dalam kaitannya dengan fungsi pemahaman, kunjungan
rumah bertujuan untuk lebih memahami kondisi klien, kondisi rumah dan
keluarga. Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya dari
ini dapat
mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut untuk mewujudkan fungsi
pengembangan dan pemeliharaan serta advokasi.
Jadi dengan melakukan home visit akan mempermudah konselor dalam
menyelesaikan masalah klien dan penanganan masalah klien akan cepat teratasi
karena penyelesaian masalah klien dilakukan secara kompleks yaitu dari klien,
keluarga, dan lingkungan sosial klien sehingga kedua tujuan home visit diatas
akan tercapai.
C. komponen home visit
Ada tiga komponen pokok berkenaan dengan home visit yaitu:
a. Kasus.
Kunjungan rumah difokuskan pada penanganan kasus yang dialami oleh
klien yang terkait dengan faktor-faktor keluarga. Kasus klien terlebih dahulu
dianalisis, difahami, disikapi, dan diberikan perlakuan awal tertentu dan
selanjutnya diberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang memadai.
Perlakuan awal terhadap kasus dilakukan melalui kunjungan rumah, hasil
kunjungan rumah dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

4
b. Keluarga.
Keluarga yang menjadi fokus kunjungan rumah meliputi kondisi-kondisi
yang menyangkut:
a) Orang tua atau wali klien
b) Anggota keluarga yang lain.
c) Orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga
d) Kondisi fisik rumah, isinya, dan lingkungannya.
e) Kondisi ekonomi dan hubungan sosioemosional yang terjadi dalam keluarga.
Semua kondisi-kondisi yang berkenaan dengan keluarga diatas, dianalisis
dan dicermati dalam kaitannya diri dan permasalahan kasus klien. Selanjutnya
keterkaitan kondisi-kondisi tersebut ditindak lanjuti.
c. Konselor (pembimbing).
Konselor atau pembimbing bertindak sebagai perencana, pelaksanaan dan
sekaligus pengguna hasil-hasil kunjungan rumah.5Dalam pelaksanaan home visit
ini dapat diperjelas bahwa penanganan masalah yang dialami oleh klien dilakukan
oleh keluarga klien, atas arahan dan pemahaman yang diberikan konselor.
Keluarga klien akan dikembangkan kemampuannya mengenai wawasan,
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap oleh konselor pada saat proses
pelaksanaan home visit berlangsung.
D. Teknik home visit
Hal-hal yang terkait dengan teknik home visit adalah:
1) Format, kunjungan rumah dapat dilakukan mengikuti format lapangan dan
politik.
2) Materi, dalam merencanakan kunjungan rumah, konselor mempersiapkan
berbagai informasi umum dan data tentang klien (siswa) yang layak diketahui
oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya dengan catatan tidak melanggar
asas kerahasiaan klien dan semata-mata untuk pendalaman masalah dan
penuntasan penanganan.

5
Ibid, 230.

5
3) Peran klien (siswa), Keikutsertaan (peran) siswa dalam kegiatan kunjungan
rumah, diwajibkan melalui persetujuaannya terhadap penyelenggaraan
kunjungan rumah.
4) Kegiatan, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh konselor dalam kunjungan
rumah adalah melakukan wawancara, observasi, atas izin pemilik rumah.
5) Undangan terhadap keluarga, Apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan,
kunjungan rumah dapat diganti dengan undangan terhadap keluarga.
6) Waktu dan tempat. Kapan maupun berapa lama kunjungan rumah dilakukan
tergantung kepada perkembangan proses pelayanan terhadap siswa.
7) Evaluasi, untuk mengetahui hasil kunjungan rumah harus dilakukan evaluasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik home visit yakni: format yang
dilakukan dengan lapangan dan politik, materi dan perencanaan data kongkrit dan
bersifat rahasia, peran siswa yang bisa membantu mendapat data informasi,
kegiatan yang dilakukan konselor terstruktur dengan baik, undangan dalam
kunjungan rumah apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan, waktu dan
tempat yang sesuai untuk pelaksanaan home visit serta tahap inti dengan evaluasi
hasil home visit.
E. Pelaksanaan Kegiatan Home Visit
Tahapan pelaksanaan kegiatan home visit antara lain:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, BK akan:
1) Menetapkan kasus dan siswa yang membutuhkan layanan home Visit atau
kunjungan rumah
2) Meyakinkan siswa yang bermasalah sesuai kasus yang ditentukan
pentingnya home visit.
3) Menyiapkan data dan informasi pokok yang perlu diikomunikasikan
dengan orang tua atau wali siswa.
4) Menetapkan materi home visit dan data yang perlu dipecahkan dan
peranan masing-masing anggota keluarga yang akan ditemui.
5) Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Pelaksanaan

6
Pada tahap pelaksanaan, guru BK akan :
Bertemu dengan orang tua atau wali siswa, membahas permasalahan siswa
1) Melengkapi data
2) Membuat komitmen dengan orang tua atau wali siswa
3) Menyelenggarakan konseling keluarga apabila memungkinkan
4) Merekam dan menyimpulkan hasil kegiatan
5) Menyelenggarakan konseling keluarga apabila memungkinkan
6) Merekam dan menyimpulkan hasil kegiatan
c. Evaluasi
Pada tahap evaluasi guru BK akan :
1) Mengevaluasi proses pelaksanaan dan keakuratan hasil kunjungan rumah
2) Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil kunjungan rumah serta
komitmen orang tua atau wali siswa.
3) Mengevaluasi penggunaan data hasil kunjungan rumah untuk
menyelesaikan masalah siswa
d. Analisis Hasil Evaluasi
Pada tahap ini guru BK akan melakukan analisis terhadap efektifitas
penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap pemecahan masalah siswa.
e. Tindak Lanjut
Pada tahap ini guru BK akan:
1) Mempertimbangkan kembali home visit ulang atau lanjutan
2) Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil
home visit yang lebih lengkap dan akurat
f. Laporan
Pada tahap ini guru BK akan :
1) Menyusun laporan kegiatan home visit
2) Menyampaikan hasil home visit kepada kepala sekolah dan guru di
sekolah
3) Mendokumentasikan laporan home visit.
Maka, dapat disimpulkan pelaksanaan kunjungan rumah yang
dilaksanakan oleh guru BK dapat pula dilakukan semacam “konferensi kasus”

7
diikuti oleh segenap anggota keluarga. Hal ini diharapakan dapat membantu
pemecahan permasalahan siswa dengan penekanan asas kerahasian. Konfrensi
kasus menganalisis berbagai masalah siswa secara baik, terinci dan sebab
terjadinya, sangkut pautnya antara berbagai permasalahan serta berbagai
kemungkinan pemecahannya dan faktor-faktor yang menunjang proses
pemecahan masalah tersebut.
F. Esensi Home Visit
Setiap sekolah berkeinginan peserta didiknya menjadi lulusan yang
terbaik. Untuk mencapai cita-cita tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan. Ada hal-hal tertentu yang menjadi problem dan hambatan dalam
mewujudkan cita-cita tersebut. Menjalin hubungan atau komunikasi dengan
orangtua peserta didik dan masyarakat merupakan salah satu upaya mengatasi
problem dan hambatan tersebut.
Adanya home visit akan membantu sekolah dalam menyelesaikan berbagai
masalah yang berkaitan dengan peserta didik di sekolah. Partisipasi orangtua
peserta didik sangat penting sekali bagi sekolah dalam rangka mengatasi berbagai
masalah yang terjadi antara sekolah dengan peserta didik. Oleh sebab itu, home
visit memiliki fungsi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada
peserta didik. Kemudian masalah tersebut dikomunikasikan kepada orangtua
peserta didik di rumah. Komunikasi ini akan sangat membantu dalam pemantauan
perkembangan peserta didik terhadap proses pendidikannya di sekolah.
Di samping home visit akan membantu sekolah dalam menyelesaikan
berbagai masalah yang berkaitan dengan peserta didik di sekolah. Home visit juga
memiliki program kegiatan rutinitas baik tahunan maupun program semester yang
juga memerlukan partisipasi orangtua peserta didik. Contoh kegiatan sekolah yang
melibatkan orangtua peserta didik diantaranya; sekolah memberi kesempatan
kepada orangtua peserta didik (dalam rapat komite sekolah/madrasah) untuk
memberikan saran dan masukan terhadap program-program sekolah yang akan
dilaksanakan.
Pada hakekatnya kegiatan home visit ini adalah salah satu usaha
menciptakan suasana pendidikan yang kondusif, harmonis antara pihak sekolah

8
dan orangtua peserta didik. Dengan ada home visit ini, maka tindakan pendidikan
terhadap peserta didik akan memiliki arah yang sama antara pendidikan yang ada
di sekolah dengan kehidupan peserta didik sehari-hari di rumah. Arah pendidikan
yang sama ini akan menjadikan pendidikan di sekolah selalu terdukung dengan
kondisi peserta didik di rumah.
Kegiatan home visit akan memunculkan kerja sama antara pihak sekolah
dan orangtua peserta didik dalam proses pendidikan. Adanya kerjasama antara
sekolah dengan orangtua peserta didik ini sesuai dengan teori belajar
Behaviorisme yang memandang bahwa belajar semata-mata melatih refleks-
refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu,
(Sudrajat; 2008:1).
Selain itu, home visit juga dapat dijadikan fasilitator untuk menjalin
kerjasama yang baik, dalam berbagai hal. Kerjasama itu dapat berupa
pemanfaatan kemampuan orangtua peserta didik, agar bermanfaat bagi
perkembangan pendidikan di sekolah. Pemanfaatan tersebut di sesuaikan dengan
kemampuan orangtua peserta didik masing-masing. Istilah lain menurut Gorton
sebagai pendekatan keterlibatan orangtua yang bernilai guna bagi peningkatan
dalam pendidikan, (Gorton;1976:348).
Pendapat Gorton ini menunjukkan bahwa orangtua peserta didik memiliki
peran penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana peneliti
mencatat bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak di sekolah
berpengaruh positif pada hal-hal berikut:
1) Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri
sendiri
2) Meningkatkan capaian prestasi akademik.
3) Meningkatkan hubungan orangtua-anak.
4) Membantu orangtua bersikap positif terhadap sekolah.
5) Menjadikan orangtua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap
pembelajaran di sekolah, (Mustofa 2008:3).

9
Di samping peran orangtua peserta didik home visit juga membutuhkan
peran serta guru dalam upaya menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah
dan orangtua peserta didik. peran guru tersebut antara lain:
1) Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orangtua atau wali
tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi.
2) Bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak
bersekolah, mengajak dan memasukkannya ke sekolah.
3) Menjelaskan manfaat dan tujuan program sekolah kepada orangtua peserta
didik.
4) Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai
bagian dari kurikulum,seperti mengujungi museum, memperingati hari-
hari besar keagamaan dan Nasional.
5) Mengajak orangtua dan anggota masyarakat terlibat di kelas.
6) Mengkomunikasikan program kepada orangtua atau wali peserta didik,
komite sekolah serta pemimpin dan anggota masyarakat.
7) Bekerjasama dengan para orangtua untuk menjadi penyuluh program
sekolah dilingkungan sekolah dan masyarakat, (IDP;2008:4).
Ditambahkan oleh Bafadhal bahwa: dalam menjalin hubungan yang
harmonis, sekolah membutuhkan peran orangtua juga masyarakat. Hubungan
sekolah dengan masyarakat akan sangat membantu sekolah dalam hal:
1. Sekolah dapat dengan mudah mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam
memajukan program pendidikan seperti dalam bentuk sebagai berikut:
a. Masyarakat membantu menyediakan fasilitas-fasilitas pendidikan yang
diperlukan oleh sekolah.
b. Orangtua memberikan informasi pada guru tentang potensi yang dimiliki oleh
anaknya.
c. Orangtua menciptakan lingkungan rumah tangga yang memberikan
pendidikan kepada anaknya.
2. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat
maka masyarakat khususnya orangtua akan selalu mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan pendidikan yang diperoleh anaknya di sekolah. Dengan

10
informasi tersebut orangtua dapat lebih lanjut memberikan pendidikan yang
sesuai bagi anaknya di masa depan,(Bafadhol; 2004:57-58).
Ada tiga alasan utama melibatkan orangtua peserta didik dalam
pendidikan di sekolah. Pertama, melalui keterlibatan orangtua akan mempunyai
pengetahuan lebih banyak mengenai urusanurusan sekolah. Kedua, lewat
keterlibatan yang dilakukan orangtua peserta didik, sekolah akan memperoleh
gagasan keahlian, yang semuanya akan membantu sekolah ke arah lebih baik.
Ketiga, dengan keterlibatan orangtua peserta didik akan berada dalam posisi yang
jauh lebih baik untuk mengevaluasi sekolah secara adil dan efektif, (Gorton;
1976:348-349).
Untuk mengetahui potensi keterlibatan orangtua peserta didik dalam
pengembangan pendidikan, hendaknya mengetahui lebih dekat orangtua peserta
didik diantaranya dengan kunjungan ke rumah orangtua peserta didik tersebut
sebagai salah satu bentuk prinsip hubungan sekolah dan masyarakat.
(Elsbree;1959:430)
G. Menganalisis Hasil Home Visit
Pada program home visit terdapat kegiatan evaluasi yang terdiri dari dua macam,
pertama evaluasi pada saat pelaksanaan program home visit, kedua adalah
evaluasi hasil pada saat sesudah pelaksanaan program home visit. Kedua evaluasi
ini dilakukan oleh guru BK. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa proses evaluasi program home visit antara lain:
a. Pada tahap menganalisis hasil home visit terdapat dua macam yaitu
menganalisis proses dan menganalisis hasil. Menganalisis proses dilakukan
untuk memantau program home visit dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang ada, sedangkan menganalisis hasil guna untuk melihat hasil dari
pelaksanaan program home visit yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik.
b. Guru BK menganalisis jalannya pelaksanaan program home visit serta
hasilnya. Beliau juga bertanggung jawab kepada kepala sekolah dengan
menyerahkan laporan hasil home visit yang sudah dilaksanakan.
c. Kepala sekolah menyampaikan lagi hasil dari home visit kepada orang tua
siswa pada saat pertemuan dengan orang tua menjelang ujian.

11
d. Tindak lanjut dari hasil home visit dilakukan dengan layanan bimbingan
belajar yang dilakukan oleh sekolah, serta komunikasi yang baik antara orang
tua, guru BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran untuk mengatasi masalah
anak.
Tohirin (2007:249) menyatakan bahwa guru BK/konselor harus menyusun
laporan kegiatan home visit, menyampaikan laporan home visit kepada berbagai
pihak yang terkait dan mendokumentasikan laporan kunjungan rumah. Hal
tersebut juga dilakukan oleh guru bk disekolah. Guru bk yang melakukan kegiatan
menyusun laporan kegiatan home visit yang telah diterima dari guru pembimbing
yang telah melaksanakan kunjungan ke orang tua siswa. Selanjutnya
menyampaikannya kepada kepala sekolah untuk nantinya disampaikan kepada
orang tua siswa atau wali murid. Poin penting disini adalah keterbukaan antara
semua pihak. Hasil home visit dapat diketahui oleh pihak sekolah maupun orang
tua siswa.
H. Administrasi Home Visit
Dalam administrasi home visit beberapa perlengkapan yang perlu dipenuhi
guru bimbingan dan konseling sebelum pelaksanaan home visit, yaitu surat
pelaksanaan atau penugasan. Surat pelaksanaan atau penugasan Home visit
didapatkan dari pimpinan (kepala sekolah) yang mana mengetahui akan
dilaksanakan kunjungan rumah.
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Prayitno & Erman A. (2015) bahwa
menyiapkan kelengkapan administrasi merupakan hal yang penting dalam
perencanaan home visit.6 Berdasarkan dengan tahapan proses perencanaan yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling bermuara pada aktivitas, aksi,
tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, bukan sekedar aktivitas, tapi suatu
kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan, (Usman dalam
Mamonto & dkk, 2018).

6
Prayitno dan Erman A. (2015). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling . Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Home visit atau kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan
ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan keluarga lain.
Keberadaan home visit semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan yang
berperan dalam mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa
dalam proses belajar. Adanya home visit di sekolah akan memberi dampak baik
secara langsung maupun tidak langsung yang akhirnya akan kembali pada
keberhasilan pendidikan.
B. Saran
Perlu tambahan referensi dan waktu yang tepat dalam penyusunan
makalah ini. Kurangnya pemahaman mahasiswa dalam mengambil materi yang
diberikan dalam maakaalah ini, atas ketidak lengkapannya selaku pembuat
meminta maaf sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta:Rineka


Cipta, 2008), 11.

Prayitno dan Erman A. (2015). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling . Jakarta:PT.


Rineka Cipta.

Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali


Pres, 2014), 228

Sukardi, Ketut, op. cit, hlm. 91.

Febriana, op. cit, hlm. 23.

Ibid, 230.

14

Anda mungkin juga menyukai