1. Waktu.
Waktu adalah suatu hal yang tidak bisa dibeli, tidak bisa dibuat, atau dijual,
namun individu sering menemukan masalah krisis waktu. Berdasarkan perspektif
objektif, waktu adalah wadah yang sangat besar untuk semua peristiwa. Individu
memiliki waktu psikologis sendiri dengan dimensi ketepatan waktu, perencanaan,
kesadaran waktu luang ,ketidaksabaran, dan kesesuaian waktu (Zadrian Ardi, 2019).
2. Keseimbangan Perspektif terhadap Waktu.
Para peneliti dibidang kesehatan mental memyarankan bahwa individu yang
bermental sehat mempu untuk mengadopsi waktu persepsi dengan seimbang, dimana
komponen masa lalu ,sekarang dan masa depan dapat menyatu dengan fleksibel
tergantung kepada situasi dan kebutuhan (Thornicroft et al., 2016; Van Bost et al., 2019,
dalam Zadrian Ardi, 2019).
3. Penggunaan Waktu.
Cara pandang individu terhadap waktu dapat mempengaruhi kondisi
kesejahteraan psikologis secara keseluruhan. Kondisi pendapatan atau penghasilan yang
tinggi sering kali dikaitkan dengan kepuasan hidup yang tinggi, namun tidak berbanding
lurus dengan kondisi kebahagiaan saat itu. Hal ini terjadi karena individu dengan
pendapatan tinggi cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja
dibandingkan dengan melakukan rekreasi dan bersantai, sehingga waktu kerja dan
pendapatan seringkali berbanding lurus dengan ketegangan dan tingkat stress yang tinggi
(Zadrian Ardi, 2019).
Ardi, Zadrian. 2019. Buku Ajar Kesehatan Mental. Jakarta : Ikatan Konselor Indonesia (IKI).
Carr ,A. 2013. Positive Psychology. The Scienc of Happines and Human Strenghts : Routledge.
Decy, E. L., Olafesen, A. H., & Ryan, R. M. 2017. Self-Determination Theory in Work
Organizations : The State of a Science. Annual Review of Organizational Psychology and
Organizational Behavior, 4, 19-43.