DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
Nama Kelompok :
1. Guntur Dwi Prasetyo ~ 211170006
2. Mega Febrina ~ 211170016
3. Winda Tesalonika Manalu ~ 211170020
4. Putri Cahya Mega M.J ~ 211170021
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konseling Karir yang berjudul Teori
Pengambilan Keputusan (Teori Tiedemen – Miller).
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami Bapak Ahmad Yanizon, M.Pd., Kons. Yang
telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Kata Pengantar................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
ISI.................................................................................................................................................................5
A. Konsep-Konsep Dasar Teori Pengambilan Keputusan Karir (Teori Tiedemen-Miller)......................5
B. Karakteristik Teori............................................................................................................................6
C. Kekuatan dan Kelemahan..............................................................................................................14
D. Penerapan dalam Layanan BK........................................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar
Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling sebelumnya, dalam makalah
ini saya akan menguraikan berbagai hal yang menjadi alasan mempelajari perkembangan
karir seperti halnya teori perkembangan Tiedemen.
Pada saat struktur kognitif individu berkembang, dorongan untuk mencapai
diferensiasi pun terbentuk, secara fisiologis ataupun psikologis. Perkembangan karir pada
dasarnya merupakan sebuah proses belajar karena proses pembuatan keputusan
melibatkan apa yang sudah dipelajari oleh individu tentang karir.
Perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan kognitif ketika individu
mengatasi egonya yang relevan. Perkembangan ego merupakan faktor yang sangat
penting dalam proses perkembangan karir apalagi individu kebayakan sering
menggunakan egonya dalam pengambilan keputusan.
Akhirnya masing-masing individu dalam pengambilan keputusan karir tergantung
pada lingkungan sekitarnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, kami ingin membahas
lebih lanjut tentang Teori Tiedemen-Miller.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep-konsep dasar teori pengambilan keputusan karir (Teori Tiedemen-
Miller)?
2. Apa karakteristik teori?
3. Apa saja kekuatan dan kelemahan dari teori pengambilan keputusan (teori Tiedemen
– Miller)?
4. Bagaimana penerapan dalam layanan BK?
C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konseling Karir.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar teori pengambilan keputusan karir (teori
Tiedemen-Miller).
3. Mengetahui karakteristik teori Tiedemen-Miller.
4. Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori Tiedemen-Miller.
5. Mengetahui penerapan teori Tiedemen-Miller dalam layanan BK.
4
BAB II
ISI
5
individu, tergantung pada potensi biologis dan struktur social lingkungannya. Pada saat
struktur kognitif individu berkembang, dorongan untuk mencapai diferensiasi pun
terbentuk, secara fisiologis ataupun psikologis. Aktivitas dalam lingkungan individu,
termasuk pendidikan formal, memberikan stimulasi eksternal.
Menurut Erikson pada tahun 1950 (dalam Yanthy Sameer, 2012) salah satu tujuan
utama diferensiasi adalah untuk mengatasi krisis trust-mistrust atau kepercayaan-
ketidakpercayaan yang terkait dengan dunia kerja. Tiedeman dan O’Hara pada tahun
1963 (dalam Yanthy Sameer, 2012) berasumsi bahwa masyarakat dan individu senantiasa
berusaha ke arah satu tujuan yang sama untuk saling memberikan apa itu makna pada
masing-masing individu yang lain. Pada esensinya, individu berusaha untuk berintegrasi
ke dalam masyarakat khususnya di dalam suatu karir untuk mendapatkan penerimaan
oleh para anggota bidang karir tersebut namun tetap mempertahankan sebagian dari
individualitasnya. Jika keunikan individu memperoleh kesesuaian dengan keunikan dunia
kerja, integrasi, sintesis, keberhasilan, dan kepuasan akan menyertainya. Menurut
Tiedeman, teori pemilihan okupasi dan perkembangan vokasional belum mengeksplorasi
bagaimana proses evolusi diferensiasi dan integrasi dapat diaplikasikan pada
perkembangan karir. Oleh karena itu, Tiedeman telah mengkonseptualisasikan sebuah
pola atau paradigma problem solving sebagai mekanisme pembuatan keputusan karir.
O’Hara pada tahun 1968 dan A. W. Miller pada tahun 1968 (dalam Yanthy Sameer,
2012) menekankan prinsip-prinsip belajar sebagai dasar untuk keputusan vokasional yang
efektif. O’Hara mengemukakan bahwa perkembangan karir pada dasarnya merupakan
sebuah proses belajar. Karena proses pembuatan keputusan melibatkan apa yang sudah
dipelajari oleh individu tentang karir, maka tingkat belajarnya itu akan menentukan
keefektifan pilihan-pilihannya. Menurut O’Hara, tujuan vokasional akan terumuskan
dengan baik apabila persyaratan-persyaratan pendidikan akademik terkait erat dengan
persyaratan vokasional.
Dalam hal-hal tertentu, individu sebaiknya belajar mengeksplorasi dunia kerja dengan
mempelajari kosa kata dan symbol-simbol okupasional yang menandai produk-produk
atau pekerjaan tertentu. Dengan cara ini, individu dapat belajar membeda-bedakan dan
mengintegrasikan berbagai informasi okupasional. Menurut O’Hara, pengenalan terhadap
terminology dan orientasi okupasional akan lebih menjamin terbentuknya respon-respon
vokasional yang memadai.
B. Karakteristik Teori
Dalam teorinya David V. Tiedeman (Dewa Ketut Sukardi, 1987:89) mengemukakan
bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu merupakan suatu
rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang dibuat individu pada tahap-tahap
kehidupannya masa lalu. Ewin Tri (2012) mengemukakan bahwa pembuatan keputusan
menurut David V. Tiedeman dibagi menjadi dua periode, yaitu periode antisipasi
(anticipation) dan periode implementasi (implementation). Kedua periode ini merupakan
6
inti dari suatu perkembangan karir. Perkembangan pekerjaan itu diorientasikan dari
keputusan mengenai sekolah, kerja, dan kehidupannya.
1. Periode Antisipasi (The Period of Anticipation)
Richard S. Sharf (1992:307) membagi antisipasi dalam membuat keputusan karir
menjadi empat proses, yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan, dan klarifikasi. Miller
dan Tiedeman pada tahun 1989 menegaskan bahwa tahapan tersebut sebagai panduan
(guideline) dalam mengantisipasi suatu keputusan.
a. Eksplorasi
Eksplorasi yang dimaksud adalah penjelajahan terhadap kemungkinan alternative
keputusan yang akan diambil. Melalui eksplorasi ini, individu mengetahui dengan
jelas konsekuensi apa yang akan dialami jika mengambil keputusannya tersebut.
b. Kristalisasi
Tiedeman dan O’Hara (Richard S. Sharf, 1992:308) berasumsi bahwa kristalisasi
merupakan sebuah stabilisasi dari representasi berpikir. Pada tahap ini, pemikiran
dan perasaan mulai terpadu dan teratur. Keyakinan atas pilihan yang akan diambil
menguat. Definisi tentang alternatif pilihan semakin jelas.
c. Pemilihan
Sama halnya dengan perkembangan kristalisasi, proses pemilihan pun terjadi.
Masalah-masalah individu berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu
mulai mengorganisir dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai
pilihan karir masa depan. Sehingga pada tahap ini individu percaya atas
pilihannya.
d. Klarifikasi
Ketika seorang individu membuat keputusan lalu melakukannya, mungkin dalam
perjalanannya ada yang lancar mungkin ada yang mempertanyakan seharusnya
individu tersebut melakukan eksplorasi kembali, kristalisasi, lalu melakukan
pemilihan alternatif kembali dan seterusnya.
2. Periode Implementasi dan Penyesuaian (The Period of Implementation and
Adjusment)
Periode implementasi dan penyesuaian ini oleh David V. Tiedeman digolongkan
menjadi tiga tahap, yaitu tahap induksi (induction), tahap transisi (trantition), dan
tahap mempertahankan (maintenance).
a. Tahap Induksi
Tahap ini dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang diteliti. Individu
mengorganisir karir dari tujuan individu ke dalam interaksi yang berhubungan
dengan masyarakat (misalnya melanjutkan sekolah atau pekerjaan). Selama tahap
ini, individu mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah
dicapainya. Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternative menjadi
suatu bagian. Dalam arti lain, tujuan individu dan dunia kerja bersimilasi dengan
posisinya sebagai salah satu aspek yang memungkinkan mendorongnya untuk
berhasil.
7
b. Tahap Transisi
Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan adalah disesuaikan kepada penetapan
tujuan karir yang diambilnya. Walaupun telah diperoleh kepercayaan bahwa
seseorang akan berhasil terhadap pembuatan keputusan karirnya, akan tetapi
seorang individu masih mengalami tahap transisi berbagai keputusan yang telah
diambilnya, yaitu adanya berbagai kemungkinan bahwa individu akan
menyimpang arah.
c. Tahap Mempertahankan
Pada tahap mempertahankan, individu memelihara keputusan karir yang telah
diambilnya. Prospek terhadap segala usahanya telah menuju kepada status di
masa mendatang dan seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.
9
2. Objektivitas
self dan
kelompok karir
diperoleh.
3. Terjadi
identifikasi
terhadap
seorang
anggota
kelompok karir.
4. Kepuasan
dengan suatu
tindakan
tercapai,
sekurang-
kurangnya
untuk
sementara.
Klarifikasi 1. Periode ini ditandai
dengan klarifikasi lebih
lanjut tentang self
dalam posisi yang
dipilih.
2. Pertimbangan lebih
lanjut tentang posisi
yang diantisipasi
mengurangi keraguan
terhadap keputusan
karir.
3. Keyakinan yang lebih
kuat terhadap
keputusan karir
dikembangkan.
4. Ini mengakhiri tahap
antisipasi atau
preokupasi.
Dari table diatas dijelaskan bahwa Dalam teorinya D. Tiedeman mengemukakan suatu
keputusan untuk memilih suatu pekerjaan tertentu, merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, terjadi titik-titik keputusan penting bila individu-individu
menghadapi seleksi masuk pekerjaan untuk pertama kalinya perubahan dalam pekerjaan-
pekerjaan atau perubahan dalam rencana-rencana pendidikan akibat dari keputusan-
keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap kehidupannya terdahulu (Yanthy
Sameer, 2012). Pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan periode antisipasi
10
dan periode implementasi, dan kedua periode ini merupakan inti dari suatu
perkembangan pekerjaan. Keputusan yang telah ditetapkan individu terhadap suatu
lapangan kerja memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap keharmonisan hidupnya
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Menurut D.Tiedeman (dalam Yanthy
Sameer, 2012) pengambilan keputusan dibagi menjadi dua periode, yaitu periode
antisipasi dan implementasi.
1. Periode Antisipasi
Dalam periode antisipasi ini adalah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap
eksplorasi, kristalisasi
a) Tahap eksplorasi
1) Berpikir agak temporer dan induktif.
2) Kemungkinan tindakan dipertimbangkan berulang-ulang.
3) Melalui imaginasi, individu mengalami berbagai aktivitas dengan mengaitkan
perasaan self dalam struktur atau premis tertentu.
4) Melalui proyeksi, individu mencari tujuan-tujuan tentatif.
5) Terdapat fokus pada perilaku masa depan dengan beberapa alternatif tindakan.
6) Merefleksikan aspirasi, kemampuan, minat, dan implikasi sosial di masa
depan yang terkait dengan pilihan karir.
b) Tahap Kristalisasi
1) Asesmen terhadap berbagai alternatif terus dilakukan.
2) Mempertimbangkan beberapa alternatif.
3) Muncul beberapa alternatif pilihan.
4) Pilihan-pilihan tentatif mungkin direevaluasi dalam proses penilaian dan
pengurutan.
5) Tujuan menjadi lebih pasti dan terbentuk tetapi ada kemungkinan untuk
diubah.
6) Terdapat langkah yang pasti menuju stabilitas pemikiran.
Stabilnya pemikiran yaitu dengan penilaian diri dari berbagai kemungkinan, maka
terjadilah suatu pola dalam bentuk alternatif dan segala konsekwensinya disebut
11
kristalisasi. Pertimbangan yang bermanfaat atau tidak bermanfaat, kerugian dan
nilai dari tiap-tiap alternative, mengakibatkan timbulnya kristalisasi. Pada tahap
ini segala alternative kemungkinan pekerjaan yang dicapai sudah cukup jelas.
Contoh: Pengambilan keputusan karir pada masa awal remaja berumur 9 sampai
dengan 11 tahun.
c) Tahap Pemilihan
1) Memilih satu tujuan yang pasti.
2) Terfokus pada perilaku tertentu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
d) Tahap Klarifikasi
1) Periode ini ditandai dengan klarifikasi lebih lanjut tentang self dalam posisi
yang dipilih.
2) Pertimbangan lebih lanjut tentang posisi yang diantisipasi mengurangi
keraguan terhadap keputusan karir.
3) Keyakinan yang lebih kuat terhadap keputusan karir dikembangkan.
4) Ini mengakhiri tahap antisipasi atau preokupasi.
Dalam tahap ini individu meneliti kesempatan yang lebih luas dan mendalam,
sehingga tahap ini mengemukakan sesuatu (dalam khayalan) yang lebih baik dan
sempurna untuk masa mendatang, sehingga menghasilkan kemampuan bertindak
yang nyata dan terarah. Contoh: siswa SMA sudah bisa mengambil keputusan
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja.
12
4) Terdapat kemajuan dalam pencapaian tujuan individu tetapi dalam kerangka
totalitas karir dengan tujuan sosialnya.
Tahap ini dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang diteliti. Individu
mengorganisasi lapangan kerja yang bersumber dari tujuan-tujuan tertentu
kedalam interaksi dengan masyarakat. Selama tahap induksi ini, seseorang
mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah dicapainya.
Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternative menjadi satu bagian.
Contoh: individu sudah mampu mengidentifikasi karir apa yang akan
diambil/dijalaninya.
b) Tahap Reformasi
1) Kelompok karir memberikan pengakuan dan penerimaan sebagai anggota
kelompok.
2) Terdapat ketegasan di pihak individu di dalam maupun di luar kelompok karir,
yang diperkuat oleh kondisi baru.
3) Terdapat tindakan asertif dalam bentuk upaya meyakinkan orang lain agar
menyesuaikan dengan pandangan diri individu dan ke arah penerimaan yang
lebih baik terhadap tujuan yang sudah dimodifikasi.
Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan disesuaikan dengan penetapan tujuan
yang diambilnya. Dalam tahap ini adanya kemungkinan bahwa individu akan
menyimpang arah. Contoh: keputusan karir bisa mengalami perubahan dalam
proses keputusan karir individu.
c) Tahap Integrasi
1) Kompromi dalam tujuan dapat dicapai oleh individu pada saat dia berinteraksi
dengan kelompok karir.
2) Objektivitas self dan kelompok karir diperoleh.
3) Terjadi identifikasi terhadap seorang anggota kelompok karir.
4) Kepuasan dengan suatu tindakan tercapai, sekurang-kurangnya untuk
sementara.
Dalam tahap ini, individu memelihara atau mempertahankan keputusan yang telah
diambilnya. Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status dimasa
mendatang dan untuk seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.
Contoh: individu melakukan kompromi untuk menentukan keputusan karir yang
akan diambil atau dijalani.
13
a. Meningkatnya kesadaran diri (self-awareness) sebagai faktor yang penting dan
diperlukan dalam proses pembuatan keputusan.
b. Perhatian diarahkan pada upaya mempengaruhi perubahan dan pertumbuhan
melalui penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam sistem
sosial sebuah karir.
c. Adaptasi dengan lingkungan kerja untuk mendapatkan afiliasi yang bermakna
dengan kelompok sebaya juga mendapat penekanan.
d. Teori ini mempunyai dampak yang penting terhadap proses pembuatan keputusan.
2. Kelemahan dari teori ini (Yanthy Sameer, 2012) antara lain:
a. Dukungan data empiriknya masih sangat terbatas
b. Ketiadaan instrument yang cukup untuk teori ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Tiedemen sangat kompleks, seperti quasi-matematika dan hal ini sangat sulit
untuk dimengerti. Meskipun demikian, ada kesamaan permasalahan serius yang akan
menjadi sistem operasionalnya. Pemilihan karir merupakan aspek yang penting dalam
kehidupan individu di berbagai aktivitas yang sesuai konsep individu tentang diri klien,
dimulai dari pengalaman interaksi sosial dan mengidentifikasi karir yang akan
diambilnya. Adanya ketidaksamaan beberapa teorii dalam peninjauan untuk melihat
bagaimana teori-teori tersebut saling berhubungan. Teori perkembangan karir ini bersifat
tidak incidental akan tetapi melalui proses belajar, hubungan relasi dan sosial.
B. Saran
Teori perkembangan memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga konselor sebagai
pengguna teori harus dapat mengaplikasikannya dan mengkolaborasikan dengan teori
yang lain sehingga diharapkan dapat membantu peserta didik dalam menentukan pilihan
karir dengan tepat.
15